Anda di halaman 1dari 33

S elamat Datang

M ahas iswa!

Komunikas
i
Terapeutik
N s . A des ulis tyawati, S .K ep.,
MH
Komunikasi
dengan
lansia
Menurut Kamus Besar
Komunikasi terapeutik Bahasa Indonesia (KBBI),
adalah komunikasi yang Komunikasi terapeutik berasal dari dua kata, yaitu komunikasi
dan terapeutik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
dilakukan dalam tujuan (KBBI), terapeutik adalah berkaitan dengan terapi. Jadi,
terapi atau perawatan. komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan
yang berkaitan dengan terapi.

Dikutip dari Medical Dictionary,


Komunikasi terapeutik adalah interaksi antara perawat
profesional dan pasien yang bertujuan untuk meningkatkan
kenyamanan, keamanan, kepercayaan, atau kesehatan dan
kes ejahteraan pas ien.

Dilansir dari buku Komunikasi


Untuk Peraw at (2003) oleh
I ndraw ati
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang
direncanakan secara sadar, bertujuan, dan kegiatannya
dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Karakteristik
komunikasi terapeutik
Dikutip dari buku Komunikasi Dalam
Keperaw atan (2003) oleh Arwani, terdapat tiga
hal mendasar mengenai karakteristik
terapeutik, yaitu:
Keikhlasan, perawat harus mampu bertindak secara ikhlas
agar mampu berkomunikasi dengan pasien secara tepat
dalam proses perawatan.
Empati, perawat harus bisa memahami dan
merasakan bagaimana perasaan yang dialami pasien
dalam proses perawatan.
Kehangatan, hubungan yang saling membantu yang dibuat
untuk memberikan pasien ruang untuk bercerita secara
bebas dalam proses perawatan.
Tujuan
Komunikasi
Terapeutik
Menurut Purwanto dalam buku Damaiyanti berjudul
Asuhan Keperawatan Jiwa (2012), tujuan
komunikasi terapeutik yaitu:
Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban
perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk
mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang
diperlukan.
Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan
yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya.
Memengaruhi orang lain, lingkungan fisik, dan dirinya sendiri.
Tahap Komunikasi
Terapeutik
Dilansir dari buku Principles and Practice of Psychiatric Nursing (1998) karya Stuart dan Sundeen,
memaparkan bahwa komunikasi terapeutik terdiri dari empat tahap. Tahap-tahap tersebut
yaitu:

Tahap Tahap orientasi Tahap kerja Tahap terminasi


pre- atau Tahap ini merupakan Tahap ini merupakan
interaksi inti dari pros es tahap akhir dari
perkenalan
komunikas i terapeutik pros es komunikas i
Tahap ini merupakan Tahap ini dimulas i yang dilakukan terapeutik.
tahap persiapan s aat perawat dan perawat kepada Perawat dan pas ien
perawat sebelum pasien bertemu untuk pasien. Perawat diharapkan
bertemu dan pertama kalinya. dituntut mampu meninjau kembali
berkomunikas i deng an Perawat berkenalan memberikan pros es yang telah
pas ien. Perawat perlu dengan pas ien. Tug as dukung an dan dilalui dan dicapai.
menilai dirinya perawat pada tahap bantuan kepada
s eberapa kemampuan ini untuk membang un pasien.
yang dimilikinya hubung an saling
dalam menjalankan percaya dengan
komunikas i pasien.
terapeutik.
Komunikasi
dengan
Kelompok
Keluarga dengan
Lansia
Komunikasi keluarga pada
lansiadalam situasi individu harus mengaplikasikan ketrampilan komunikasi
Dalam komunikasi dengan lansia harus diperhatikan faktor fisik, psikologi,
(lingkungan
yang tepat. disamping itu juga memerlukan pemikiran penuh serta
memperhatikan
waktu yang
tepat. a). Ketrampilan
komunikasiListening/Pendengaran yang
baik yaitu :
Mendengarkan dengan perhatian
telinga kita
Memahami dengan sepenuh hati,
keikhlasan dengan hati yang jernih.
Memikirkan secara menyeluruh dengan
pikiran jernih
kita.
b). Tekhnik komunikasi keluarg a deng an lansia

1.Tekhnik komunikas i deng an peng g unaan bahas a yang baik.

Kecepatan dan tekanan suara yang tepat dengan menyesuaikan


pada topik pembicaraan dan kebutuhan lansia,berbicara dengan
lansia yang dimensia dengan pelan.tetapi berbicara dengan lansia
demensia yang kurang mendengar dengan lebih keras hati-hati
karena tekanan suara yang tidak tepat akan merubah arti
pembicaraan,Pertanyaan yang tepat kurang pertanyaan yang lansia
menjawab ya atau tidak.

Berikan kesempatan orang lan untuk berbicara hindari untuk


mendominasi ,pembicara sebaiknya mendorontg lansia untuk
berperan aktif,Merubah topik pembicaaraan dengan jitu
menggunakan objek sekitar untuk topik pembicaraan bila lansia
tidak interest lagi
Contoh :

Siapa yang membelikan pakaian bapak/ibu yang


bagus ini?Gunakan kata-kata yang sederhana
dan konkrit gunakan makan satu buah setelah
makan dari pada menggunakan makanan yang
berserat Gunakan kalimat yang simple dan
pendek satu pesan untuk satu kalimat.
2. Teknik nonverbal komunikas i

Perilaku : ramah tamah, sopan dan


menghormati, cegah supaya tidak acuh tak
acuh, perbedaan.
K ontak mata : jag a tetap kontak mata.
Expresi wajah : mereflexsikan peraaan
yang sebenarnya.
Pos tur dan tubuh : meng ang g uk, g erakan
tubuh yang tepat, meletakan kurs i deng an
tepat.
S entuhan : memeg ang tang an, menjbat
tang an.
3. Teknik untuk meningkatkan komunikasi dengan lansia.

Memulai kontak saling memperkenalkan nama dan


berjabat tangan.
Bila hanya menyentuh tangannya hanya untuk mengucapaka
pesan-pesan verbal dan merupak metode primer yang non
verbal. Jelaskan tujuan dari wawancara dan hubungan dengan
intervensi keperawatan yang akan diberikan.
Muali pertanyaan tentang topik-topik yang tidak mengancam.
Gunakan pertanyaan terbuka dan belajar mendengar yang
efektif. Secara periodic mengklarifikasi pesan.
Mempertahankan kontak mata dan mendengar yang baik
dan mendorong untuk berfokus pada informasi.
Jangan berespon yang menonjolkan rasa simpati.
Bertanya tentang keadaan mental merupakan pertanyaan
yang mengancam dan akan mengakiri interview.
M inta ijin bila ing in bertanya s ecara formal.
c.) Ling kung an wawancara.

Pos is i duduk
berhadapan Jaga
privasi.
Penerangan yang cukup dan cegah latar belakang
yang silam
Kurangi keramaian dan berisik
Komunikasi dengan lansia kita mencoba untuk
mengerti dan menjaga kita mengekspresikan diri kita
sendiri efek dari komunikasi adalah pengaruh timbal
balik seperti cermin.
Masalah
Komunikasi
yang Umum
Terjadi Pada
Lansia
01 Gangguan neurology serring
menyebabkan gangguan bicara dan Kendala-kendala
berkomunikasi dapat juga karena dan hambatan
pengobatan medis, mulut yang
kering dan lain-lain.. dalam
berkomunikasi
0 2 Penurunan daya pikir sering
menyebabkan gangguan dalam dengan lansia
mendengarkan, mengingat dan
respon pada pertanyaan seseorang.
0 3 Perawat sering memanggil
dengan “nenekn, “sayangn, dan lain-
lain. Hal tersebut membuat
tersinggung harga dirinya dianjurkan
memanggil nama panggilannya.

0 4 Dianjurkan menegur dan


mendengarkan dengan penuh perhatian.
0 5 Perbedaan budaya hambatan Kendala-kendala
komunikasi, dan sulit menjalin
hubungan saling percaya.Gangguan dan hambatan
sensoris dalam pendengarannya dalam
berkomunikasi
0 6 Gangguan fisik yang menyebabkan sulit
berfokus dalam pembicaraan misalnya focus pada dengan lansia
rasa sakit, haus, lapar, capai, kandung kemih penuh,
udara yang tidak enak, dan lain-lain.

7.“Overloadn dari sensoris :terlalu


banyak informasi dalam satu waktu atau
banyak orang berkomunikasi dalam
yang sama sehingga kognitif berkurang.

8.Gangguan penglihatan sehingga sulit


menginterprestasikan pesan-pesan non-
verbal.
0 9 Hambatan pada pribadi :
Kendala-kendala
penurunan sensoris, dan hambatan
ketidaknyamanan fisik, efek
pengobatan dan kondisi patologi,
dalam
gangguan fungsi psikososial, karena berkomunikasi
depresi atau dimensia, gangguan
kontak dengan realita.
dengan lansia

10 Hambatan dalam suasana/lingkungan


tempat w aw ancara : ribut/ berisik,
terlalu banyak informasi dalam waktu
yang sama, terlalu banyak orang yang
ikut bicara, peerbedaan budaya,
perbedaan, bahasa, prejudice, dan
strereotipes
Perumusan Diagnosa
Keperawatan Pada
Lansia Dengan
Masalah Komunikasi
A. Gangguan komunikasi verbal b.d
degenerasi tulang-tulang
pendengaran bagian dalam
DIAGNOSA
ditandai dengan : KEPERAWATA
1. DS : N
Keluarga klien mengatakan bahwa :

a. klien susah mendengar rangsang berupa


suara
b. klien susah mendengar atau menerima pesan
c. klien tidak mengerti thd pembicaraan orang
d. klien mudah tersinggung dan curiga
A. Gangguan komunikasi verbal b.d
degenerasi tulang-tulang
pendengaran bagian dalam
DIAGNOSA
ditandai dengan : KEPERAWATA
N
2. DO :

a. lambat respon thd rangsang suara


b. klien N ampak bing ung jika diajak bicara
c. klien meminta untuk mengulangi pembicaraan atau
pesan
d.klien tidak mendengar secara jelas angka-angka
yang disebutkan
B. Harga Diri b.d Fungsi
Pendengaran Menurun Ditandai DIAGNOSA
dengan : KEPERAWATA
1. DS
N
:
Keluarga klien mengatakan
bahwa :
a. K lien s enang
menyendiri
b. K lien menarik diri dari
ling kung an
c. K lien tidak mau kumpul
bers ama keluarga
B. Harga Diri b.d Fungsi
Pendengaran Menurun Ditandai
DIAGNOSA
dengan : KEPERAWATA
N
2.DO
:
a. klien suka duduk menyendiri
b. klien mengekspresikan
persaan
kesepian
c. klien menarik diri dari
ling kung an
d. klien mengekspresikan
perasaan kesepian
C. Kurang aktivitas b.d menarik
diri lingkungan ditandai dengan :
DIAGNOSA
KEPERAWATA
1. DS
: N
Keluarga klien mengatakan bahwa :

a.Klien sulit mengikuti perintah untuk


melakukan aktivitas di rumah
b.Klien tidak mau mengikuti kegiatan sehari-hari
di masyarakat
C. Kurang aktivitas b.d menarik
diri lingkungan ditandai dengan :
DIAGNOSA
KEPERAWATA
N
2.DS :

a. klien lebih banyak tidur


b. klien Nampak gelisah atau bosan
c. sebagian besar waktu klien digunakan untuk
istirahat
Perencanaan Tindakan
Keperawatan Pada
Lansia Dengan
Masalah Komunikasi
1.
Tujuan
RENC A NA
a. Komunikasi verbal klien berjalan
baik
Kriteria hasil KEPERA W A TA N
Dalam 1 hari klien dapat :

1.Menerima pesan melalui


metode alternative
2.Mengerti apa yang
diungkapkan
3.Memperlihatkan suatu
peningkatan kemampuan untuk
berkomunikasi
4.Menggunakan alat bantu dengar
dengan
1.
Tujuan
RENC A NA
b. Klien dapat menerima keadaan dirinya

Kriteria hasil
KEPERA W A TA N
Secara bertahap klien dapat :

1.Mengenai perasaan yang


menyebabkan perilaku menarik diri
2.Berhubungan sosial dengan orang lain
3.Mendapat dukungan keluarga
mengembangkan kemampuan klien
untuk b.d orang lain
4.Membina hubungan saling percaya
dengan
perawat
1.
Tujuan
RENC A NA
c. Klien dapat melakukan aktivitas
tanpa kesulitan

Kriteria hasil KEPERA W A TA N


Secara bertahap klien dapat :

1.Menceritakan perasaan-perasaan
bosan
2.Melaporkan adanya peningkatan
dalam aktivitas yang menyenangkan
3.Menceritakan metoda koping thd
perasaan marah atau depresi
yang disebabkan oleh
kebosanan
R E N C A N A KEPERAWATAN
2 . I ntervens i / rencana tindakan
a.gangguan komunikasi verbal
Tindakan / intervensi

1.Kaji tingkat kemampuan klien dalam


penerimaan pesan
2.Periksa apakah ada serumen yang menganggu
pendengaran
3.Bicara dengan pelan dan jelas
4.Gunakan alat tulis pada waktu menyampaikan
pesan
5.Beri dan ajarkan klien pada penggunaan alat
bantu dengar
6.Pastikan alat bantu dengar berfungsi dengan baik
R E N C A N A KEPERAWATAN
2 . I ntervens i / rencana tindakan
b.Harga Diri Rendah
Tindakan / intervensi

1.Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan


tanda- tandanya
2.Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
perasaan penyebab klien tidak mau bergaul / menarik diri
3.Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri,
tanda- tanda serta penyebab yang mungkin
4.Beri pujian thd kemampuan klien mengungkapkan perasaan
5.Diskusikan tentang keuntungan dari berhubungan dan
kerugian dari perilaku menarik diri
6.Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain
7.Bina hubungan saling percaya dengan klien
R E N C A N A KEPERAWATAN
2 . I ntervens i / rencana tindakan
c.Kurang aktivitas
Tindakan /intervensi

1.Beri motivasi untuk dapat saling berbagi perasaan


dan pengalaman
2.Bantu klien untuk mengatasi perasaan
marah dari berduka
3.Variasikan rutinitas sehari-hari
4.Libatkan individu dalam merencanakan rutinitas
sehari- hari
5.Rencanakan suatu aktivitas sehari-hari
6.Berikan alat bantu dalam melakukan aktivitas
Terimakasih!
A pakah ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai