PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi adalah bagian yang penting dalam kehidupan dan menyatu dengan
kehidupan kita. Setiap saat, manusia selalu berkomunikasi dan menggunakannya dalam
berinteraksi dengan manusia lain. Kata-kata yang diucapkan seseorang adalah
komunikasi, diamnya seseorang adalah komunikasi, tertawanya seseorang adalah
komunikasi, dan menangisnya seseorang adalah komunikasi. Dengan berkomunikasi,
kehidupan kita akan interaktif dan menjadi lebih dinamis. Komunikasi dalam aktivitas
keperawatan adalah hal yang paling mendasar dan menjadi alat kerja utama bagi setiap
perawat untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan karena perawat secara terus-
menerus selama 24 jam bersama pasien.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
D. Manfaat
Dapat memberikan informasi yang jelas kepada sesama mahasiswa yang sedang
melakukan pembelajaran tentang materi Komunikasi Pada Pasien Gangguan Fisik dan
Gangguan Jiwa dalam mata kuliah Komunikasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
rehabilitasi dengan tujuan mengembalikan pasien ke kondisi semula atau setidaknya
mendekati kondisi normal.
Gangguan fisik adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai kekurangan
pada fisiknya atau terganggunya system organ, sensorik, dan motorik didalam tubuh.
4
kerusakan saraf penghantar impuls menuju otak. Kerusakan di tingkat persepsi
antara lain dialami klien dengan kerusakan otak. Semua ini mengakibatkan
penurunan visus hingga dapat menyebabkan kebutaan, baik parsial maupun total.
Akibat kerusakan visual, kemampuan menangkap rangsang ketika berkomunikasi
sangat bergantung pada pendengaran dan sentuhan.
Oleh karena itu, komunikasi yang dilakukan harus mengoptimalkan fungsi
pendengaran dan sentuhan karena fungsi penglihatan sedapat mungkin harus
digantikan oleh informasi yang dapat ditransfer melalui indra yang lain.
a) Teknik Komunikasi
Berikut adalah teknik-teknik yang diperhatikan selama berkomunikasi
dengan klien yang mengalami gangguan penglihatan:
Sedapat mungkin ambil posisi yang dapat dilihat klien bila ia mengalami
kebutaan parsial atau sampaikan secara verbal keberadaan / kehadiran
perawat ketika anda berada didekatnya.
Identifikasi diri anda dengan menyebutkan nama (dan peran) anda
Berbicara menggunakan nada suara normal karena kondisi klien tidak
memungkinkanya menerima pesan verbal secara visual. Nada suara anda
memegang peranan besar dan bermakna bagi klien.
Terangkan alasan anda menyentuh atau mengucapkan kata – kata
sebelum melakukan sentuhan pada klien.
Informasikan kepada klien ketika anda akan meninggalkanya / memutus
komunikasi.
Orientasikan klien dengan suara – suara yang terdengar disekitarnya.
Orientasikan klien pada lingkunganya bila klien dipindah ke lingkungan
/ ruangan yang baru.
b) Syarat-Syarat Komunikasi
Dalam melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien dengan gangguan
sensori penglihatan, perawat dituntut untuk menjadi komunikator yang baik
sehingga terjalin hubungan terapeutik yang efektif antara perawat dan klien,
untuk itu syarat yang harus dimiliki oleh perawat dalam berkomunikasi
dengan pasien dengan gangguan sensori penglihatan adalah :
5
Adanya kesiapan artinya pesan atau informasi, cara penyampaian, dan
saluarannya harus dipersiapkan terlebih dahulu secara matang.
Kesungguhan artinya apapun ujud dari pesan atau informasi tersebut
tetap harus disampaikan secara sungguh-sungguh atau serius.
Ketulusan artinya sebelum individu memberikan informasi atau pesan
kepada indiviu lain pemberi informasi harus merasa yakin bahwa apa
yang disampaikan itu merupakan sesuatu yang baik dan memang perlu
serta berguna untuk sipasien.
Kepercayaan diri artinya jika perawat mempunyai kepercayaan diri
maka hal ini akan sangat berpengaruh pada cara penyampaiannya
kepada pasien.
Ketenangan artinya sebaik apapun dan sejelek apapun yang akan
disampaikan, perawat harus bersifat tenang, tidak emosi maupun
memancing emosi pasien, karena dengan adanya ketenangan maka
iinformasi akan lebih jelas baik dan lancar.
Keramahan artinya bahwa keramahan ini merupakan kunci sukses dari
kegiatan komunikasi, karena dengan keramahan yang tulus tanpa dibuat-
buat akan menimbulkan perasaan tenang, senang dan aman bagi
penerima.
Kesederhanaan artinya di dalam penyampaian informasi, sebaiknya
dibuat sederhana baik bahasa, pengungkapan dan penyampaiannya.
Meskipun informasi itu panjang dan rumit akan tetapi kalau diberikan
secara sederhana, berurutan dan jelas maka akan memberikan kejelasan
informasi dengan baik.
6
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat atau menggunakan tulisan atau
gambar.
a. Pada saat berkomunikasi dengan klien gangguan wicara, hal - hal berikut
perlu di perhatikan:
b. Perawat benar - benar dapat memperhatikan mimik dan gerak bibir klien.
c. Usahakan memperjelas hal yang disampaikan dengan mengulang kembali
kata kata yang diucapkan klien.
d. Mengendalikan pembicaraan supaya tidak membahas terlalu banyak topik.
e. Mengendalikan pembicaraan sehingga menjadi lebih rileks dan pelan.
f. Memperhatikan setiap detail komunikasi sehingga pesan dapat diterima
dengan baik.
g. Apabila perlu, gunakan bahasa tulisan dan simbol.
h. Apabila memungkinkan, hadirkan orang yang terbiasa berkomunikasi lisan
dengan klien untuk menjadi mediator komunikasi.
7
dan yang menjadi pertama kali berfungsi pada waktu sadar. Maka perawat
harus berhati - hati tidak mengatakan sesuatu pada klien yang tidak sadar
atau pada jarak pendengaran, hal hal yang tidak akan mereka katakan pada
klien yang sepenuhnya sadar.
b. Ambil asumsi bahwa klien dapat mendengar pembicaraan kita. Usahakan
mengucapkan kata dengan menggunakan nada normal dan memperhatikan
materi ucapan yang kita sampaikan di dekat klien.
c. Ucapkan kata - kata sebelum menyentuh klien. Sentuhan diyakini dapat
menjadi salah satu bentuk komunikasi yang sangat efektif pada klien dengan
penurunan kesadaran.
d. Upayakan mempertahankan lingkungan setenang mungkin untuk membantu
klien pada komunikasi yang dilakukan.
8
C. Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Pasien dengan Gangguan Fisik
komunikasi terapeutik dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan
macam-macam gangguan kebutuhan dasar manusia akibat masalah fisik (gangguan
sistem tubuh) dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia dan gangguan kejiwaan
dengan menggunakan tahap-tahap proses keperawatan mulai pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
9
5. Menerapkan komunikasi pada tahap evaluasi klien dengan gangguan kejiwaan
(kecemasan).
c) Menerapkan komunikasi dalam asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
kebutuhan dasar manusia dampak gangguan fisik (gangguan sistem tubuh).
1. Menerapkan komunikasi tahap pengkajian pada klien dengan gangguan
kebutuhan dasar manusia (oksigen) :
Telah kita pahami bahwa pengkajian adalah tahap pertama dalam
melakukan asuhan keperawatan. Pada pasien dengan gangguan kebutuhan
oksigen tujuan keperawatan diarahkan untuk memberikan oksigen tubuh agar
individu dapat melangsungkan kehidupannya. Sebelum menerapkan komunikasi
terapeutik pada pasien dengan gangguan oksigen dan agar komunikasi dapat
efektif, diharapkan Anda memahami aspek-aspek yang penting dikaji pada
pasien.
a) Riwayat kesehatan/perawatan
10
arteri, tes fungsi paru, dan sputum. Semua pemeriksaan ini memerlukan
kemampuan perawat dalam berkomunikasi.
Perawat:
Perawat:
11
kepada pasien agar mereka kooperatif dan dapat memberikan persetujuan terkait
tindakan yang direncanakan.
Perawat:
Perawat:
“Saya akan mulai mengajarkan bagaimana cara bernapas dan batuk yang efektif.
Apakah ibu sudah siap?”
12
Contoh komunikasi tahap evaluasi:
Perawat:
“Setelah dilakukan nebulizer, jalan napas ibu telah kembali terbuka sehingga tidak
ada lagi suara napas yang keluar saat ibu bernapas.”
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Klien yang mengalami gangguan penglihatan bisa terjadi akibat adanya kerusakan
organ penglihatan sehingga komunikasi yang dilakukan harus mengoptimalkan
fungsi pendengaran dan sentuhan karena fungsi penglihatan sedapat mungkin
harus digantikan oleh informasi yang dapat ditransfer melalui indra yang
lain. Selain itu perlu menggunakan strategi dan memperhatikan hal-hal tertentu
agar komunikasi yang terjadi dapat berjalan lancar.
b. Pada klien dengan gangguan pendengaran, media komunikasi yang paling sering
digunakan adalah media visual. Kondisi visual menjadi sangat penting bagi klien,
sehingga dalam melakukan komunikasi, upayakan supaya sikap dan gerakan
dapat ditangkap oleh indra visualnya.
c. Gangguan wicara dapat terjadi akibat kerusakan organ lingual, kerusakan pita
suara, ataupun gangguan persyarafan. Berkomunikasi dengan klien dengan
gangguan wicara memerlukan kesabaran supaya pesan dapat dikirim dan
ditangkap dengan benar. Klien yang mengalami gangguan wicara umumnya telah
belajar berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat atau menggunakan
tulisan dan gambar.
d. Penerapan strategi pelaksanaan pada klien dengan gangguan fisik yaitu gangguan
penglihatan dapat diberikan kepada klien itu sendiri dan diberikan kepada orang
tua klien.
B. Saran
Ketika berkomunikasi dengan klien yang mengalami gangguan fisik seperti
gangguan penglihatan, pendengaran dan wicara diperlukan pemahaman dan kesabaran
terhadap klien serta perlu strategi komunikasi dan mempertimbangkan media yang
digunakan yang disesuaikan dengan kondisi klien, agar pesan tetap dapat diterima.
14
DAFTAR PUSTAKA
15