PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu melakukan komunikasi pada anak dan
remaja.
2. Tujuan khusus
Mahasiswa diharapkan mampu :
a. Menjelaskan konsep komunikasi
b. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi komunikasi pada
anak dan remaja
c. Mengetahui cara berkomunikasi sesuai tumbuh kembang
d. Memahami dan mengaplikasikan tahapan komunikasi pada
anak dan remaja
e. Menerapkan tehnik komunikasi pada anak dan remaja
f. Mengaplikasikan komunikasi terapeutik pada anak dan
remaja.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Komunikasi
4
3. Komunikasi Abstrak
Komunikasi abstrak seperti permainan, ekspresi artistik (seni),
simbol, photografi dan cara memilih pakaian. Hanya karena komunikasi
abstrak memungkinkan menggunakan penguasaan dan pengontrolan
kesadaran melebihi komunikasi verbal (bersifat subjektif), maka
komunikasi abstrak kurang dapat dipercaya untuk menunjukkan perasaan
yang sebenarnya, khususnya dalam berkomunikasi dengan anak – anak.
Salah satu bagian dari keberhasilan dalam wawancara adalah
tergantung pada keadaan fisik dan psikologis si pewawancara itu
sendiri.perkenalan yang tepat, penjelasan peranan, menerangkan alas an
wawancara serta menjamin kebebasan dan rahasia. Untuk
mempermudah kelangsungan berkomunikasi dengan anak, maka
perawat tidak dapat melepas pendekatan pada keluarga. Untuk itu agar
intervensi tindakan keperawatan dapat dilaksanakan dengan baik, maka
sebelum berkomunikasi dengan anak perawat harus berkomunikasi
dengan keluarga.
5
a.Storytelling (Saling bercerita)
Tunjukkan pikiran anak dan upayakan untuk mengubah persepsi
anak atau rasa takutnya dengan menceritakan kembali suatu cerita
yang berbeda (pendekatan yang lebih terapeutik dibandingkan
bercerita). Mulailah dengan meminta anak menceritakan sebuah cerita
tentang sesuatu, ikuti dengan cerita lain yang diceritakan perawat
yang hampir sama dengan cerita anak tetapi dengan perbedaan yang
membantu anak dalam area masalah.
b.Menggambar
Merupakan salah satu bentuk komunikasi paling dapat diterima
baik non verbal (dari melihat gambar) maupun verbal (dari cerita
anak tentang gambar).Gambar anak menceritakan semua tentang
mereka, karena gambar ini adalah proyeksi diri mereka dari dalam.
c.Dreams (Mimpi)
Tunjukkan dengan sering pikiran – pikiran dan perasaan yang
tidak disadari dan ditekan.Minta anak untuk menceritakan tentang
mimpi atau mimpi buruk.Gali bersamanya tentang kemungkinan arti
mimpi.
d.Permainan peringkat
Gunakan beberapa tipe skala peringkat (angka, wajah sedih, sampai
senang) untuk rentang kejadian atau perasaan.
e.Melengkapi Kalimat
Libatkan pertanyaan sebagian dan minta anak untuk
melengkapinya. f. Magis
Gunakan trik magis sederhana untuk membantu membuat
hubungan dengan anak, dorong kepatuhan dengan intervensi
kesehatan, dan berikan distraksi efektif selama prosedur yang
menyakitkan. yang diinginkan.
9
4. Usia Remaja / Adolescence
Fase remaja adalah masa transisi atau peralihan dari akhir masa kanak
– kanak menuju masa dewasa. Dengan demikian, pola pikir dan tingkah
lakunya merupakan peralihan dari anak – anak menjadi orang dewasa
juga. Anak harus diberi kesempatan untuk belajar memecahkan masalah
secara positif. Apabila anak merasa cemas atau stres, jelaskan bahwa ia
dapat mengajak bicara teman sebayanya dan atau orang dewasa yang ia
percaya, termasuk perawat yang selalu bersedia menemani dan
mendengarkan keluhannya.
Menghargai keberadaan identitas diri dan harga dirinya merupakan
hal yang prinsip untuk diperhatikan dalam berkomunikasi. Luangkan
waktu bersama dan tunjukkan ekspresi wajah yang bersahabat dengannya,
jangan memotong pembicaraan saat ia sedang mengekspresikan perasaan
dan pikirannya, menghargai pandangan remaja serta menerima
perbedaan. Hindari perkataan yang menyinggung harga dirinya, hindari
mengkritik atau
menghakimi, hindari pertanyaan yang menyelidiki atau
mengintrogasi. Kita harus menghormati privasinya dan beri dukungan
atas hal yang telah dicapainya secara positif dengan selalu memberikan
reinforcement positif.
Cara berkomunikasi dengan remaja :
a. Pertanyaan “Bagaimana jika”
Dorong anak untuk menggali situasi potensial dan
untuk mempertimbangkan pilihan pemecahan masalah yang berbeda.
b.Tiga Harapan
Libatkan pertanyaan “Bila kamu memiliki tiga hal di dunia ini, hal apa
sajakah itu ?”Bila anak menjawab, “Semua harapan saya menjadi
kenyataan”, Tanya kepadanya harapan khusus tersebut.
c.Writing (Menulis)
Merupakan pendekatan komunikasi untuk anak yang lebih besar
dan orang dewasa. Saran khusus mencakup teknik menulis. Remaja
biasanya rentan terhadap egosentris dam sulit untuk dikendalikan.
Oleh karena itu, orang terdekat harus tau bagaimana cara membina
hubungan
10
yang baik denngan remaja. Dalam berkomunikasi, orang tua ingin
segera membantu menyelesaikan masalah remaja, ada hal-hal
yang orang tua yang sering lakukan.
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Pada Anak Dan
Remaja 1. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka komunikasi
berlangsung secara efektif.
2. Pengetahuan
Semakin banyak pengetahuan yang didapat maka komunikasi
berlangsung secara efektif.
3. Sikap
Sikap mempengaruhi dalam berkomunikasi. Bila komunikan bersifat
pasif tertutup maka komunikasi tidak berlangsung secara efektif.
4. Usia tumbuh kembang status kesehatan anak
Bila ingin berkomunikasi, maka harus disesuaikan dengan tingkat usia
agar komunikasi tersebut berlangsung secara efektif.
5. Saluran
Saluran sangat penting dalam berkomunikasi agar pesan dapat
tersampaikan ke komunikan dengan baik.
11
(Perawat menjelaskan tentang tindakan yang
akan dilakukan ).
Pasien : (Pasien hanya menganggukkan kepala. ).
Perawat : “Dek Desi tenang saja ya , selama saya periksa....!”
(Perawat menyiapkan alat....).“Permisi ya. dek saya mau
mengukur suhu tubuh adek dulu!” (sambil tersenyum
ramah kepada pasien ).
Perawat : “Baiklah.... Dek”.(Perawat tersenyum.....). (Beberapa
menit kemudian.....).
Perawat : “Hmm.... baiklah dek saya sudah melakukan pengukuran
suhu tubuh Adek”. “ Sekarang kita periksa tekanan darah
Adek ya!” (sambil mempersiapkan tensi ).
Pasien : “Baiklah ....Sus ”.
(Beberapa menit kemudian. .).
( dokter melakukan tindakan pemeriksaan gigi).
dokter : Adek, bisa dibuka mulutnya sebentar ?
Pasien : Ia dok bisa.....
Tahap Terminasi
23
Keluarga : Apakah ada cara lain untuk mengobati anak saya dok?
dokter : Maaf Ibu, tapi sepertinya tidak bisa karena keadaan
gigi
anak ibu sudah sangat parah. Ibu, mungkin pada proses
pencabutan gigi ada rasa tidak nyaman pada anak ibu.
Jika anak ibu bersedia untuk dicabut giginya, Ibu bisa
datang kembali minggu depan. Bagaimana Dek Desi,
kalau adek mau nanti saya buatkan balon untuk adek ?
Pasien : Ia dok bisa (dengan suara rendah)
Keluarga : dok, bagaimana untuk pencegahannya
?
dokter : Untuk Pencegahannya bisa dilakukan penambalan
sementara pada gigi anak ibu. Akan tetapi gigi anak Ibu
tidak bisa ditambal sekarang karena kondisinya yang
cukup parah. Apakah Ibu bersedia untuk menunggu ?
Keluarga : Ia dok bisa......
Pasien & Keluarga : “Terima kasih....dok. .”.
(Pasien dan keluarga menjawab serentak.)
dokter : Ia sama – sama. Semoga apa yang saya lakukan
dapat bermanfaat bagi Ibu khususnya untuk adek.
Keluarga : Baiklah Sus, kami permisi dulu,
Assalamuallaikum dokter : Walaikumsalam
DAFTAR PUSTAKA
Damaiyanti, Mukhripah, S.kp. 2008. Komunikasi Terapeutik dalam
Praktik Keperawatan, Penerbit PT Refika Aditama: Bandung.
Ernawati Dalami, S.kp., et all. (2009). Komunikasi Keperawatan, Penerbit :Trans
Info Media: Jakarta Timur
Mundakir..2006. Komunikasi Keperawatan Aplikasi dalam Pelayanan, Penerbit
Graha Ilmu : Yogyakarta.
Wiryanto, DR., (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Cetakan Ketiga, Penerbit :
PT Grasindo: Jakarta.
24