DAN LANSIA
DOSEN PEMBIMBING :
SORAYA SKM.,M.KES
DISUSUN OLEH :
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan buku ajar ini. Shalawat
beriringan salam juga penulis sampaikan kepada nabi Muhammad SAW yang
telah berjasa membawa perubahan pada umat manusia yaitu dari zaman
kebodohan ke zaman yang serba canggih seperti sekarang ini.
Dalam penyusunan buku ajar ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan
baik dalam hal isi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca demi terbentuk pola
pikir yang lebih baik dalam penulisan buku selanjutnya.
Pada kesempatan ini, penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku ini sehingga buku ini
dapat diterbitkan. Semoga menjadi amalan yang menjadi pahala berlipat ganda di
akhirat nanti. Aamiinn Yaa Rabbal Alamiinn..
ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar..……………….……..……………………………..…………… ii
BAB I……………………………………………………………………………. 1
PENDAHULUAN…………………………...………………………………...… 2
Latar belakang........................................................................................................ 2
BAB II………………………………………………………………………...…. 4
1. Teori Komunikasi…………………………………………………………..… 5
2. Komunikasi Pada Klien Dewasa……………………………………………... 9
A. Prinsip Komunikasi Terapeutik Pada Klien Dewasa ............................... 10
B. Model Komunikasi Pada Klien Dewasa ................................................. 10
C. Sikap Komunikasi Pada Klien Dewasa…………………………….…... 18
D. Teknik Komunikasi Pada Klien Dewasa ................................................. 20
3. Komunikasi Pada Klien Lansia……………………………………………... 27
A. Teknik Komunikasi Terapeutik Pada Klien Lansia………………….… 27
B. Strategi Komunikasi Pada Klin Lansia dan Keluarganya…………… 27
KESIMPULAN………………………………………………………………… 32
Daftar Pustaka
iii
BAB I
1
2
PENDAHULUAN
Latar belakang
Tujuan Pembelajaran
pada klien dewasa dan lansia serta dapat menerapkan komunikasi terapeutik pada
klien dewasa dan lansia.
Manfaat
4
5
1. Teori Komunikasi
Sementara itu, Littlejohn dan Foss (2008) menyatakan bahwa teori pada
dasarnya memliki 4 (empat) pengertian. Keempat pengertian tersebut adalah: (1)
teori adalah abstraksi, (2) teori merupakan susunan atau himpunan, (3) teori
adalah interpretasi tentang sesuatu hal, dan (4) teori juga berisikan rekomendasi
tentang suatu tindakan. Dari pengertian-pengertian tersebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa teori pada dasarnya merupakan “konseptualisasi atau
penjelasan logis dan faktual tentang suatu fenomena”.
7
Dalam banyak kasus, hal yang dialihkan itu kemudian menjadi milik atau
bagian bersama. Oleh karena itu, komunikasi juga menuntut adanya
partisipasi.” (Ayer, 1955).
11. Menghubungkan/menggabungkan “Komunikasi adalah suatu proses yang
menghubungkan satu bagian dalam kehidupan dengan bagian lainnya.”
(Ruesch, 1957).
12. Kebersamaan “Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari
yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki
oleh dua orang atau lebih.” (Gode, 1959).
13. Saluran/alat/jalur “Komunikasi adalah alat pengiriman pesan-pesan
kemiliteran perintah/order, dan lain-lain, seperti telegraf, telepon, radio, kurir,
dan lain-lain.” (American College Dictionary).
14. Replikasi memori “Komunikasi adalah proses yang mengarahkan perhatian
seseorang dengan tujuan mereplikasi memori.” (Cartier dan Harwood, 1953).
15. Tanggapan diskriminatif “Komunikasi adalah tanggapan diskriminatif dari
suatu organisme terhadap suatu stimulus.” (Stevens, 1950).
16. Stimuli “Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai penyampaian
informasi yang berisikan stimuli diskriminatif, dari suatu sumber terhadap
penerima.” (Newcomb, 1966).
17. Punya tujuan/kesengajaan “Komunikasi pada dasarnya penyampaian pesan
yang disengaja dari sumber terhadap penerima dengan tujuan mempengaruhi
tingkah laku pihak penerima.” (Miller, 1966). SKOM4204/MODUL 1
1.23
18. Waktu/situasi “Proses komunikasi merupakan suatu transisi dari suatu
keseluruhan struktur situasi ke situasi yang lain sesuai pola yang diinginkan.”
(Sondel, 1956).
19. Kekuasaan/kekuatan “Komunikasi adalah suatu mekanisme yang
menimbulkan kekuatan/kekuasaan.” (Schacter, 1951).
9
pesan menjadi lebih besar, akibat pengguna persepsi dan lingkungan yang lebih
kompleks. Contoh : seseorang yang meludah didepan atau didekat orang
seseorang kadang kala di persepsikan sebagai rasa tidak suka atau benci terhadap
orang tersebut, atau orang yang meludah tersebut tidak bermaksud sebagaimana
dipersepsikan orang lain. Situasi diatas selanjutnya menimbulkan konflik antar
individu atau kelompok.
PASIEN : Baik sus, saya rasa keadaan saya sekarang sudah lebih baik,
tidak seperti dulu.
PERAWAT : Baguslah bu,baiklah saya akan menjelaskan kepada ibu, cara
mencegah agar penyakit maag ibu tidak kambuh lagi.
Ibu,sebaiknya ibu menjaga pola makan ibu,agar teratur serta
hindari makanan yang pedas dan asam karena makanan
tersebut dapat mengakibatkan iritasi lambung dan
meningkatkan kadar asam lambung bu.
PERAWAT : Apakah ibu sudah mengerti atau perlu saya jelaskan lagi?
PASIEN : Saya rasa saya sudah mengerti sus, terima kasih sus.
12
Pada kasus ini lebih tepat apabila diterapkan dimensi suka (hue)
dalam kadar tertentu, sebatas untuk sarana penyampaian pesan profesional.
Model ini ditekankan pada pentingnya hubungan dalam membantu klien pada
pelayanan kesehatan secara langsung.
13
1) Relationship,
2) Transaksi, dan
3) Konteks.
menerima setiap orang berbeda satu dengan yang lain. Berdasarkan pada hal
tertentu diatas, model konsep komunikasi yang tepat dan dapat diterapkan
pada klien dewasa adalah model komunikasi ini menunjukan hubungan
relationship yang memperhatikan karakteristik dari klien dan melibatkan
pengirim dan penerima, serta adanya umpan balik untuk mengevalusi tujuan
komunikasi.
• Model konsep komunikasi yang sesuai untuk klien dewasa adalah model
interaksi king dan model komunikasi kesehatan yang menekankan
hubungan relationship yang saling member dan menerima serta adanya
feedback untuk mengevaluasi apakah informasi yang disampaikan sesuai
dengan yang ingin dicapai.
Klien dewasa yang menjalani perawatan di rumah sakit dapat merasa tidak
berdaya, dan tidak aman ketika berada dihadapan pribadi-pribadi yang mengatur
sikap dan perilakunya. Status kemandirian mereka berubah menjadi bergantung
pada aturan dan ketetapan pihak lain. Hal ini dapat menjadi suasanya yang
dirasanya sebagai ancaman. Akumulasi perasaan ini dapat terungkap dalam
bentuk sikap emosional dan agresif. Dengan dilakukan komunikasi yang sesuai
dengan konteks pasien sebagai orang dewasa oleh para professional,pasien
dewasa akan mampu bergerak lebih jauh dari imobilitas bio psikososialnya untuk
mencapai penerimaan terhadap maslahnya.
4. Mengulang
Teknik mengulang dalam komunikasi keperawatan yang digunakan perawat
umumnya bertujuan untuk memberikan umpan balik kepada pasien agar pasien
mengetahui bahwa perawat memahami apa yang disampaikan oleh pasien
sehingga komunikasi dapat terus berlanjut.
21
Teknik ini dilakukan dengan cara mengulang kembali apa yang dikatakan oleh
pasien dengan menggunakan kata-kata perawat sendiri. Misalnya, pasien
mengatakan, “Perut saya perih”. Perawat menjawab, “Apakah Ibu memiliki
sejarah sakit maag?”.
5. Klarifikasi
Teknik klarifikasi dalam komunikasi keperawatan adalah teknik yang
digunakan untuk mengecek kembali atau memeriksa apakah pasien benar-
benar memahami apa yang dibicarakan dengan tepat atau memahami lebih baik
lagi mengenai topik yang dibicarakan.
6. Memfokuskan
Teknik dalam komunikasi keperawatan berikutnya adalah memfokuskan
pembicaraan antara pasien dan perawat. Teknik ini dilakukan dengan cara
memberikan perhatian pada satu topik gagasan atau bahkan hanya satu kata
saja. Misalnya, “Pada skala 1 sampai 10, bagaimanakah rasa sakit yang Anda
alami di kaki Anda?”.
7. Merefleksikan
Teknik refleksi pertama kali diterapkan dalam komunikasi pendidikan
atau komunikasi pembelajaran terkait dengan interaksi antara guru dan peserta
didik.
22
9. Diam
Makna diam dalam komunikasi khususnya komunikasi keperawatan mengacu
pada waktu yang disediakan bagi perawat dan pasien untuk mengamati satu
sama lain, memikirkan apa dan bagaimana mengatakan sesuatu, dan menyadari
apa yang telah dikomunikasikan secara verbal. Perawat handaknya
memberikan kesempatan kepada pasien untuk berpikir dan mengekspresikan
dirinya.
Namun perlu dipahami pula bahwa teknik membuka diri perawat ini harus
dilakukan dengan sesuai dan relevan dengan pasien agar pasien juga tetap
fokus pada proses interaksi yang tengah berlangsung.
16. Konfrontasi
Konfrontasi adalah salah satu teknik komunikasi dalam konseling yang juga
dapat diterapkan dalam komunikasi keperawatan. Teknik komunikasi yang
satu ini digunakan untuk membantu pasien agar lebih memperhatikan
ketidakkonsistenan dalam perasaan, sikap, kepercayaan, dan perilakunya.
17. Menyimpulkan
Teknik dalam komunikasi keperawatan yang terakhir adalah menyimpulkan.
Yang dimaksud dengan menyimpulkan adalah mengumpulkan seluruh
informasi dari percakapan yang telah dilakukan antara pasien dan perawat.
Teknik ini merupakan teknik untuk membantu pasien memahami apa yang
telah dibicarakan.
26
2.Pendekatan Psikis
3.Pendekatan Sosial
4.Pendekatan Spiritual
31
32
KESIMPULAN
Saran