Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK LAPANGAN KEPERAWATAN DASAR

KONSTIPASI (GANGGUAN ELIMINASI) DI WILAYAH PUSKESMAS TAMBAN

NAMA : AKHSIN MUZADI


NIM : 11409719006

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM VI/TANJUNGPURA
BANJARMASIN 2020
LAPORAN PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN KDM I DI WILAYAH PUSKESMAS TAMBAN,


TELAH DI SETUJUI OLEH PEMBIMBING AKADEMIK.

Banjarmasin, 8 September 2020

Mengetahui

PEMBIMBING AKADEMIK MAHASISWA

Despiyadi, S.Kep.Ns Akhsin Muzadi

NIK: 056637120 NIM: 11409719006


I. KONSEP TEORI
A. Definisi
Konstipasi adalah suatu penurunan defekasi yang normal pada
seseorang, disertai dengan kesulitan keluarnyafeses yang tidak lengkap
atau keluarnya feses yang sangat keras dan kering (Wilkinson, 2006').
Konstipasi adalah kesulitan atau kelambatan pasase feses yang
menyangkut konsistensi tinja dan frekuensi berhajat. Konstipasi dikatakan
akut jika lamanya 1 sampai 4 minggu, sedangkan dikatakan kronik jika
lamanya lebihdari 1 bulan (Masjoer, 2000)
Konstipasi sering diartikan sebagai kurangnya frekuensi buang air
besar, biasanya kurang dari 3 kali per minggu dengan feses yang kecil-
kecil dan keras dan kadang-kadang disertai kesulitan sampai rasa sakit
saat buang air besar (NIDDK, 2000).

B. Anatomi dan Fisiologi


Sistem pencernaan merupakan saluran dengan panjang lebih
kurang 9 m yang dimulai dari mulut, esofagus, lambung, usus dan anus,
yang secara garis besar berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi yang akan di alirkan ke dalam aliran
darah dan membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
1. Anatomi sistem pencernaan
a. Mulut
Proses pencernaan dimulai di mulut, di mana pencernaan kimia
dan mekanik terjadi. Di dalam mulut terdapat organ aksesori yang
membantu pencernaan makanan, yaitu lidah, gigi, dan kelenjar air
liur. Mulut berfungsi untuk mengunyah makanan menjadi lebih
halus dan lunak agar lebih mudah untuk ditelan dan dicerna.
b. Kerongkongan (esophagus)
Esofagus (kerongkongan) adalah saluran penghubung antara
mulut dengan lambung, yang letaknya di antara tenggorokan dan
lambung. Kerongkongan sebagai jalan untuk makanan yang telah
dikunyah dari mulut menuju lambung.
c. Lambung
Lambung adalah organ berbentuk huruf “J”, yang ukurannya
sekitar dua kepalan tangan. Lambung terletak di antara esofagus
dan usus halus di perut bagian atas. Lambung memiliki tiga fungsi
utama dalam sistem pencernaan, yaitu untuk menyimpan
makanan dan cairan yang tertelan, untuk mencampur makanan
dan cairan pencernaan yang diproduksinya, dan perlahan-lahan
mengosongkan isinya ke dalam usus kecil.
d. Usus halus
Usus halus berbentuk tabung tipis sekitar satu inci dengan
panjang sekitar 10 meter. Usus halus terletak hanya lebih rendah
daripada lambung dan memakan sebagian besar ruang di rongga
perut. Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum (usus 12
jari), jejunum (bagian tengah melingkar), dan ileum (bagian
terakhir).
e. Usus besar
Usus besar berbentuk seperti huruf U terbalik yang panjangnya
sekitar 5-6 meter. Terdapat tiga bagian utama usus besar yaitu
sekum (cecum), kolon dan rektum (rectum). Fungsi utama usus
besar adalah membuang air dan garam yang tidak dapat dicerna
dan membentuk limbah padatan yang dapat dikeluarkan.
f. Anus
Anus berfungsi untuk proses defekasi feses dan mengatur
keluarnya fases. Defekasi adalah proses membuang kotoran sisa
pencernaan dalam bentuk feses. Hasil akhir dari sistem
pencernaan makanan berupa fases atau kotoran.
2. Fungsi sistem pencernaan
a. Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut.
b. Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara
mekanik oleh gigi. Makanan kemudian bercampur dengan saliva
sebelum ditelan(menelan).
c. Peristalsis adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang
menggerakkan makanan tertelan melalui saluran pencernaan.
d. Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi
molekul kecil sehingga absorpsi dapat berlangsung.
e. Absorpsi adalah penggerakan produk akhir penccernaan dari
lumen saluran pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik
sehingga dapat digunakan oleh tubuh.
f. Defaksi adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna,
juga bakteri, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.

C. Etiologi
Penyebab umum konstipasi yang dikutip dari Potter dan Perry, 2005
adalah sebagai berikut:
1. Kebiasaan defekasi yang tidak teratur
2. Klien yang mengonsumsi diet rendah serat dalam bentuk hewani
(misalnya daging, produk"produk susu, telur) dankarbohidrat murni
(makanan penutup yang berat). Asupan cairan yang rendah juga
memperlambat peristaltik.
3. Tirah baring yang panjang atau kurangnya olahraga yang teratur
menyebabkan konstipasi.
4. Obat-obatan tertentu (tranquilizer, antikolinergis, antihipersensitif,
opioid, antasida dengan aluminium)
5. Lansia mengalami perlambatan peristaltic , kehilangan elastisitas otot
abdomen, dan penurunan sekresi mukosa usus.Lansia sering
mengonsumsi makanan rendah serat
6. Kondisi neurologis yang menghambat implus saraf ke kolon (misalnya
cedera pada medula spinalis, tumor) dapatmenyebabkan konstipasi.

D. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala yang umumditemukan pada sebagian besar
atau kadang"kadang beberapa penderitanya adalah sebagai berikut:
1. Perut terasa begah, penuh, dan bahkan terasa kaku karena tumpukan
tinja.
2. Tinja menjadi lebih keras, panas, dan berwarna lebih gelap daripada
biasanya, dan jumlahnya lebih sedikit daripada biasanya (bahkan
dapat berbentuk bulat-bulat kecil bila sudah parah)
3. Pada saat buang air besar tinja sulit dikeluarkan atau dibuang,
kadang-kadang harus mengejan ataupun menekan-nekan perut
terlebih dahulu supaya dapat mengeluarkan tinja.
4. Terdengar bunyi-bunyian dalam perut.
5. 0enurunnya frekuensi buang air besar, dan meningkatnya waktu
transit buang air besar (biasanya buang air besar menjadi 3 hari
sekali atau lebih).

E. Patofisiologi
Patofisiologi konstipasi masih belum dipahami. Konstipasi diyakini,
berhubungan dengan pengaruh dari sepertiga fungsi utama kolon : (1)
transpor mukosa, (2) aktifitas mioelektrik, atau (3) proses defekasi.
Dorongan untuk defekasi secara normal dirangsang oleh distensi rektal
melalui empat tahap kerja : rangsangan refleks penyekat rektoanal,
relaksasi otot sfingter internal, relaksasi otot sfingter external dan otot
dalam region pelvik, dan peningkatan tekanan intra-abdomen. Gangguan
salah satu dari empat proses ini dapat menimbulkan konstipasi.
Apabila dorongan untuk defekasi diabaikan, membran mukosa
rektal dan muskulatur menjadi tidak peka terhadap adanya massa fekal,
dan akibatnya rangsangan yang lebih kuat diperlukan untuk
menghasilkan dorongan peristaktik tertentu agar terjadi defekasi. Efek
awal retensi fekal ini adalah untuk menimbulkan kepekaan kolon, dimana
pada tahap ini sering mengalami spasme, khususnya setelah makan,
sehingga menimbulkan nyeri kolik midabdominal atau abdomen bawah.
Setelah proses ini berlangsung sampai beberapa tahun, kolon kehilangan
tonus dan menjadi sangat tidak responsif terhadap rangsangan normal,
akhirnya terjadi konstipasi. Atoni usus juga terjadi pada proses penuaan,
dan hal ini dapat diakibatkan oleh penggunaan laksatif yang berlebihan.

F. Pathway

https://www.scribd.com/doc/122928027/Pathway-Konstipasi
G. Pemeriksan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium dikaitkan dengan upaya mendeteksi faktor
risiko konstipasi seperti gula darah,kadar hormon tiroid, elektrolit,
anemia akibat keluarnya darah dari dubur.
2. Anoskopi dianjurkan untuk menemukan hubungan abnormal pada
saluran cerna, tukak, wasir, dan tumor.
3. Foto polos perut harus dikerjakan pada penderita konstipasi untuk
mendeteksi adanya pemadatan tinja atau tinjakeras yang menyumbat
bahkan melubangi usus.
4. Kolonoskopi dilakukan jika ada penurunan berat badan, anemia,
keluarnya darah dari dubur atau riwayat keluarga dengan kanker usus
besar(Dipiro et al, 2005)

H. Penatalaksanaan
1. Pengobatan non-farmakologis
a. Latihan usus besar
Melatih usus besar adalah suatu bentuk latihan perilaku yang
disarankan pada penderita konstipasi yang tidak jelas
penyebabnya. Penderita dianjurkan mengadakan waktu secara
teratur setiap hari untuk memanfaatkan gerakan usus besarnya.
dianjurkan waktu ini adalah 5-10 menit setelah makan, sehingga
dapat memanfaatkan reflek gastro-kolon untuk BAB. Diharapkan
kebiasaan ini dapat menyebabkan penderita tanggap terhadap
tanda-tanda dan rangsanguntuk BAB, dan tidak menahan atau
menunda dorongan untuk BAB ini.
b. Diet
Peran diet penting untuk mengatasi konstipasi terutama pada
golongan usia lanjut. Diet serat meningkatkan massa dan berat
feses serta mempersingkat waktu transit di usus. Untuk
mendukung manfaat serat ini, diharpkan cukup asupan cairan
sekitar 6-8 gelas sehari, bila tidak ada kontraindikasi untuk asupan
cairan.
c. Olahraga
cukup aktivitas atau mobilitas dan olahraga membantu mengatasi
konstipasi jalan kaki atau lari-lari kecil yangdilakukan sesuai
dengan umur dan kemampuan pasien.
2. Pengobatan farmakologis
Ada 4 tipe golongan obat pencahar:
a. Memperbesar dan melunakkan massa feses, antara lain: Cereal,
Methyl selulose, Psilium
b. Melunakkan dan melicinkan feses, obat ini bekerja dengan
menurunkan tegangan permukaan feses, sehinggamempermudah
penyerapan air. Contohnya : minyak kastor, golongan dochusate
c. Golongan osmotik yang tidak diserap, sehingga cukup aman untuk
digunakan, misalnya pada penderita gagal ginjal, antara lain :
sorbitol, laktulose, gliserin
d. Perangsang peristaltik, sehingga meningkatkan motilitas usus
besar. Golongan ini yang banyak dipakai. Perlu diperhatikan
bahwa pencahar golongan ini bisa dipakai untuk jangka panjang,
dapat merusak pleksusmesenterikus dan berakibat dismotilitas
kolon. Contohnya : Bisakodil, Fenolptalein
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. DATA DEMOGRAFI
a. Biodata klien
Nama, usia/tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, suku/bangsa,
agama, pekerjaan, diagnosa medis, no. RM, tanggal masuk,
tanggal pengkajian.
b. Identitas penanggung jawab
2. KELUHAN UTAMA
3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pengkajian meliputi tindakan pertama yang pernah diberikan
pada keluhan utama.
b. Riwayat kesehatan lalu
Pengkajian mengenai riwayat penyakit dahulu yang
berhubungan dengan penyakit yang dialami saat ini
c. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam susunan keluarga adalah riwayat penyakit yang pernah
diderita atau penyakit turunan dan menular yang pernah diderita
atau anggota keluarga.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
b. Vital sign
c. Head to toe
5. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
6. DATA PENUNJANG

B. DIAGNOSA
Konstipasi berhubungan dengan pola defekasi tidak teratur.
C. INTERVENSI

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

Konstipasi Setelah dilakukan 1. Pantau tanda- 1. Untuk mengetahui


berhubungan tindakan keperawatan tanda vital perkembangan
dengan pola selama 1 x 24 jam, 2. Tentukan pola kesehatan pasien dan
defekasi tidak masalah keperawatan defekasi bagi memudahkan dalam
teratur. diharapkan teratasi kliendan latih pemberian therapi.
dengan indicator : klien untuk 2. Untuk mengembalikan
a. Defekasi dapat menjalankannya. keteraturan pola
dilakukan satu 3. Atiur waktu yang defekasi klien.
kali sehari. tepat untuk 3. Untuk memfasilitasi
b. Konsistensi feses defekasi klien refleks defekasi
lembut seperti sesudah 4. Nutrisi serat tinggi untuk
c. Eliminasi feses makan. melancarkan eliminasi
tanpa perlu 4. Berikan cakupan fekal
mengejan nutrisi berserat 5. Untuk melunakkan
berlebihan sesuai dengan eliminasi feses.
indikasi
5. Berikan cairan jika
tidak kontraindikasi
2-3 liter per hari
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KONSTIPASI (GANGGUAN ELIMINASI)
DI WILAYAH PUSKESMAS TAMBAN

NAMA : AKHSIN MUZADI


NIM : 11409719006

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM VI/TANJUNGPURA
BANJARMASIN 2020
LAPORAN PERSETUJUAN

NAMA : AKHSIN MUZADI


NIM : 11409719006
KELAS : 1A

SAYA YANG BERTANDA TANGAN DIBAWAH INI TELAH MENYELESAIKAN


LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN
ELIMINASI (KONSTIPASI).

Banjarmasin, 8 September 2020

Mengetahui
PEMBIMBING AKADEMIK MAHASISWA

Despiyadi, S.Kep.Ns Akhsin Muzadi


NIK: 056637120 NIM: 11409719006
1. DATA DEMOGRAFI
a. Biodata klien
1) Nama : Ny. P
2) Usia/tanggal lahir : 28 tahun/ 17 Maret 1992
3) Jenis kelamin : Permpuan
4) Alamat : Kec. Tamban Desa.
Purwosari 1 Rt. 8 Rw. 3
5) Suku/bangsa : Jawa
6) Agama : Islam
7) Pekerjaan : PNS
8) Diagnosa medis :-
9) No. RM :-
10) Tanggal masuk :-
11) Tanggal pengkajian : 7 September 2020
b. Identitas penanggung jawab
1) Nama : Tn. S
2) Usia : 60 tahun/ 5 Desember 1960
3) Jenis kelamin : Laki-laki
4) Pekerjaan : Petani
5) Hubungan dengan klien : Orang tua

2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan tidak bisa BAB selama 1 minggu

3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien atas nama Ny. P mengatakan tidak bisa BAB sejak
1 minggu yang lalu. Biasanya pasien BAB 2 hari sekali, pasien
mengatakan tidak nafsu makan, pasien juga mengtakan mudah
lelah saat beraktivitas.
b. Riwayat kesehatan lalu
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit berat ataupun
riwayat alergi.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga tidak ada yg mempunyai penyakit keturunan
seperti diabetes mellitus, hipertensi serta penyakit menular seperti
hepatitis atau TBC

P : Pasien : meninggal

: Perempuan : tinggal serumah

: Laki-laki

4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
Emosi pasien stabil, pasien tidak nafsu makan, klien tampak
lemah dan klien merasa letih dalam melakukan aktivitas.
b. Vital sign
Suhu : 37⁰C Respirasi : 22x/menit
Tekanan darah : 130/80 mmHg Nadi : 70 x/menit
c. Head to toe
1) Kepala : Rambut pasien terlihat baik,warna hitam pekat, tidak
kusam dan tidak terjadi kerontokan
2) Mata : Skelera dan konjungtiva tampak normal,gerakan bola
mata normal, tidak ada tanda infeksi,serta tidak ada alat bantu
penglihatan
3) Hidung : Terlihat bersih, tidak ada serumen atau mimisan
tidak ada polip serta tidak ada napas cuping hidung
4) Mulut : Mukosa bibir tampak pucat, kebersihan mulut baik
5) Telinga : Normal dan tidak ada serumen, serta tidak ada
kelainan.
6) Dada : Tidak terdengar suara jantung tambahan, irama dan
frekuensi jantung normal. Dada simetris baik kiri maupun
kanan, tidak ada suara ronchy.
7) Abdomen : I : pembesaran abdomen
P : perut terasa keras, ada impaksi feses
P : redup
A : bising usus tidak terdengar
8) Kulit : Kulit cukup lembab dan tidak ada tanda-tanda ruam
kulit.

5. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


a. Pola oksigenasi
Sebelum sakit : pasien bernafas secara normal, tidak pernah
sesak nafas
Saat dikaji : pasien bernafas secara normal, tidak sesak RR 22
x/ menit
b. Pola nutrisi
Sebelum sakit : pasien makan 3x sehari minum 3-4 gelas/hari
Saat dikaji : pasien makan 2x sehari dengan porsi sedikit,
minum 2-3 gelas/ hari
c. Pola eliminasi
Sebelum sakit : pasien 2 hari sekali
Saat dikaji : pasien belum BAB selama 1 minggu
d. Pola aktivitas/ bekerja
Sebelum sakit : pasien melakukan aktivitas secara mandiri dan
bekerja
Saat dikaji : pasien melakukan aktifitas secara mandiri, tapi
pasien mudah letih bila beraktifitas terlalu lama.
e. Pola istirahat
Sebelum sakit : pasien istirahat/ tidur 8 jam/hari
Saat dikaji : pasien istirahat/ tidur 8 jam/hari
f. Pola personal hygine
Sebelum sakit : pasien biasa mandi 2xsehari dengan air bersih
dan sabun
Saat dikaji : pasien mandi 2x sehari dengan air bersih dan
sabun
g. Pola spiritual
Sebelum sakit : pasien beribadah sesuai agamanya
Saat dikaji : pasien beribadah sesuai agamanya
ANALISIS DATA

Data fokus Penyebab Masalah

Ds: Pola defaksi tidak Konstipasi


Pasien mengatakan tidak teratur
bisa BAB selama 1
minggu, kebiasaan BAB 2
hari sekali
Do:
Inspeksi : pembesaran
abdomen
Palpasi : perut terasa
keras, ada impaksi feses
Perkusi : redup
Auskultasi : bising usus
tidak terdengar
Suhu : 37⁰C
Respirasi : 22x/menit
Nadi : 70 x/menit
Tekanan darah : 130/80
mmHg
RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


keperawatan

Konstipasi b/d Setelah dilakukan 1. Pantau tanda- 1. Untuk mengetahui


pola defekasi tindakan tanda vital perkembangan
tidak teratur. keperawatan kesehatan pasien
2. Tentukan pola
selama 1 x 24 jam, dan memudahkan
masalah defekasi bagi dalam pemberian
keperawatan klien dan latih therapi.
diharapkan teratasi klien untuk 2. Untuk
dengan indicator : menjalankannya. mengembalikan
a. Defekasi dapat keteraturan pola
3. Atur waktu yang
dilakukan satu defekasi klien.
tepat untuk
kali sehari. 3. Untuk memfasilitasi
defekasi klien
b. Konsistensi refleks defekasi
seperti sesudah
feses lembut 4. Nutrisi serat tinggi
makan.
c. Eliminasi feses untuk melancarkan
tanpa perlu 4. Berikan cakupan eliminasi fekal
mengejan nutrisi berserat 5. Untuk melunakkan
berlebihan sesuai dengan eliminasi feses.
indikasi

5. Berikan cairan jika


tidak kontraindikasi
2-3 liter per hari
IMPLEMENTASI

No Hari/Tanggal Diagnosa Jam Implementasi

1 Senin, 7 Konstipasi b/d 13.00 1. Pantau tanda-tanda


September 2020 pola defekasi vital.
tidak teratur. Suhu : 37⁰C
Respirasi : 22x/menit
Nadi : 70 x/menit
Tekanan darah :
130/80 mmHg
2. Tentukan pola
defekasi bagi klien
dan latih klien
untuk
menjalankannya.
3. Atiur waktu yang
tepat untuk defekasi
klien seperti
sesudah makan.
4. Berikan cakupan
nutrisi berserat
sesuai dengan
indikasi
5. Berikan cairan jika
tidak kontraindikasi 2-
3 liter per hari
CATATAN PERKEMBANGAN

No Hari/Tanggal Diagnosa Jam Evaluasi

1 Selasa, 8 Konstipasi b/d pola 19.00 S: Pasien mengatakan


September defekasi tidak sudah bisa BAB
2020 teratur. Suhu : 37⁰C
Respirasi : 22x/menit
Nadi : 70 x/menit
Tekanan darah : 130/80
mmHg
O: Klien sudah bisa BAB
dengan lancar, pasien
lebih segar.
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi

FORMAT PENCAPAIAN KOMPETENSI

Nama: Akhsin Muzadi


NIM : 1140971906
No Hari/tanggal Ketrampilan tindakan Tanda tangan pembimbing

1 Selasa, 8 1. Pengukuran TTV


September 2020 2. Mengatur waktu yang
tepat untuk defekasi
klien seperti sesudah
makan.
3. Memberikan cakupan
nutrisi berserat sesuai
dengan indikasi
4. Memberikan cairan jika
tidak kontraindikasi 2-3
liter per hari

Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA

Erika Yunita Kusuma W, E. R. (2015). ASKEP KONSTIPASI KDM 2. Dipetik


September 9, 2020, dari Academia.edu:
https://www.academia.edu/8686126/ASKEP_KONSTIPASI_KDM_2

Mahardani, R. (2016, Mei 17). LP KONSTIPASI. Dipetik September 9, 2020, dari


Scribd.com: https://www.scribd.com/doc/312916978/LP-KONSTIPASI-docx

R'a, M. U. (2014). ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) KONSTIPASI. Dipetik


September 9, 2020, dari Scribd.com:
https://www.scribd.com/doc/227447609/ASUHAN-KEPERAWATAN

Sintya, S. A. (2010). ASKEP Konstipasi (Sistem Pencernaan). Dipetik September


9, 2020, dari Academia.edu:
https://www.academia.edu/28137077/ASKEP_Konstipasi_Sistem_Pencernaan

Anda mungkin juga menyukai