2014201056
1. Definisi
Menurut Tarwoto & Wartonah (2015), menyatakan bahwa eliminasi merupakan proses pembuangan
sisa-sisa metabolisme tubuh baik yang melalui ginjal berupa urin maupun melalui gastrointestinal
yang berupa fekal. Eliminasi fekal (defekasi) adalah pengeluaran feses dari anus dan rectum.
Defekasi juga disebut bowel movement atau pergerakan usus (Kozier et al.,2011). Sedangkan
menurut (NANDA 2012), eliminasi fekal adalah kondisi dimana seseorang mengalami perubahan
pola yang normal dalam berdefekasi dengan karakteristik tidak terkontrolnya buang air besar.
Perubahan eliminasi dapat terjadi karena penyakit gastrointestinal atau penyakit di system tubuh yang
lain. Usus berespons terhadap perubahan bahkan perubahan kecil dalam kebiasaan individu
yangnbiasa atau perubahan olahraga (Rosdahl & Kowalski, 2012)
Menurut Tarwoto & Wartonah (2010), Sistem tubuh yang memiliki peran dalam eliminasi fekal
adalah sistem gastrointestinal bawah yang meliputi:
1) Usus Halus
Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung yang terletak diantara sfingter pilorus lambung
dengan katup ileosekal yang merupakanbagian awal usus besar, posisinya terletak di sentral bawah
abdomen yangdidukung oleh lapisan mesenterika (berbentuk seperti kipas) yangmemungkinkan usus
halus ini mengalami perubahan bentuk (seperti berkelok-kelok). Mesenterika ini dilapisi pembuluh
darah, persarafan, dan saluran limfa yang menyuplai kebutuhan dinding usus. Usus halus memiliki
saluran paling panjang dari saluran pencernaan dengan panjang sekitar 3 meter dengan lebar 2,5 cm,
walaupun setiap orang memiliki ukuran yang berbeda-beda. Usus halus sering disebut dengan usus
kecil karena ukuran diameternya lebih kecil jika dibandingkan dengan usus besar. Usus halus ini
terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (±3,6 m). Fungsi
usus halus adalah menerima sekresi hati dan pankreas, mengabsorbsi saripati makanan, dan
menyalurkan sisa hasil metabolisme ke usus besar.
3) Rektum
Rektum merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses
akan ditampung terlebih dahulu pada bagian rektum. Apabila feses sudah siap
dibuang, maka otot sfingterrektum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot sfingter yang
menyusun rektum ada 2 yaitu otot polos dan otot lurik.
Menurut Potter & Perry (2010), banyak faktor yang mempengaruhi proses eliminasi fekal.
Pengetahuan akan faktor-faktor tersebut akan membantu mengantisipasi cara yang dibutuhkan untuk
mempertahankan pola eliminasi normal. Faktor yang mempengaruhi eliminasi fekal antara lain:
1) Umur
Pada bayi, makanan akan lebih cepat melewati sitem pencernaan bayi karena gerakan peristaltik yang
cepat. Sedangkan pada lansia adanya perubahan pola fungsi digestif dan absorpsi nutrisi lansia lebih
disebabkan oleh sistem kardiovaskular dan neurogis lansia, daripada sistem pencernaan itu sendiri
(Potter & Perry, 2010).
2) Diet
Diet atau pola atau jenis makanan yang dikonsumsi dapat mempengaruhi proses defekasi. Makanan
yang memiliki kandungan serat tinggi dapat membantu proses percepatan defekasi dan jumlah yang
dikonsumsi pun dapat memengaruhi (Hidayat, 2008).
3) Asupan cairan
Pemasukan cairan yang kurang akan menyebabkan feses menjadi lebih keras, disebabkan oleh
absorpsi cairan yang meningkat (Tarwoto & Wartonah, 2010).
4) Aktivitas fisik
Aktivitas dapat mempengaruhi proses defekasi karena melalui aktivitas tonus otot abdomen, pelvis,
dan diafragma dapat membantukelancaran proses defekasi, sehingga proses gerakan peristaltik pada
daerah kolon dapat bertambah baik dan memudahkan dalam membantu proses kelancaran proses
defekasi (Hidayat, 2008).
5) Pengobatan
Pengobatan dapat memengaruhi proses defekasi, dapatmengakibatkan diare dan konstipasi, seperti
penggunaan laksansia atauantasida yang terlalu sering (Hidayat, 2008).
6) Penyakit
Beberapa penyakit dapat memengaruhi proses defekasi, biasanya penyakit-penyakit yang
berhubungan langsung pada sistem pencernaan,seperti gastroenteristis atau penyakit infeksi lainnya
(Hidayat, 2008).
7) Nyeri
Adanya nyeri dapat memengaruhi kemampuan/keinginan untuk berdefekasi, seperti pada beberapa
kasus hemoroid, fraktur ospubis, danepisiotomy akan mengurangi keinginan untuk buang air besar
(Tarwoto & Wartonah, 2010).
8) Faktor psikologis
Stress emosional mengganggu fungsi hampir seluruh sistem pecernaan tubuh (Tarwoto & Wartonah,
2010).
9) Kebiasaan diri
Kebiasaan eliminasi seseorang akan memengaruhi fungsi usus. Sebagian besar orang dapat
menggunakan fasilitas toilet sendiri dirumahnya, hal tersebut dirasa lebih efektif dan praktis (Tarwoto
& Wartonah, 2010).
10) Kehamilan
Pada saat kehamilan berkembang, ukuran janin bertambah dan menimbulkan tekanan pada rectum
(Tarwoto & Wartonah, 2010).
a. Etiologi
a. Pola diet tidak adekuat/tidak sempurnaMakanan adalah faktor utama yang mempengaruhi
eliminasi feses.
b. Cairan, pemasukan cairan juga mempengaruhi eliminasi feses. Meningkatnya stressKurang
aktifitas, kurang berolahraga, berbaring lama.
c. Obat-obatan, beberapa obat memiliki efek samping yang dapat berpengeruh
terhadapeliminasi yang normal.
d. Usia/umur, tidak hanya mempengaruhi karakteristik feses, tapi juga pengontrolannya
b. Proses terjadi
Setiap harinya, sekitar 750 cc chyme masuk ke kolon dari ileum. Dikolon, chyme tersebut
mengalami proses absorbsi air, natrium, dan klorida Absorbsi ini dibantu dengan adanya
gerakan peristaltik usus. Dari 750 chyme tersebut, sekitar 150-200 cc mengalami proses
reabsorbsi. Chyme yangtidak direabsorbsi menjadi bentuk semisolid yang disebut feses
(Asmadi,2008. Selain itu, dalam saluran cerna banyak terdapat bakteri. Bakteri tersebut
mengadakan fermentasi zat makanan yang tidak dicerna. Proses fermentasi akan
menghasilkan gas yang dikeluarkan melalui anus setiap harinya, yang kita kenal dengan
istilah flatus. Misalnya, karbohidrat saat difermentasi akan menjadi hidrogen,
karbondioksida, dan gas metan. Apabila terjadi gangguan pencernaan karbohidrat, maka akan
ada banyak gas yang terbentuk saat fermentasi. Akibatnya, seseorang akan merasa kembung.
Protein, setelah mengalami proses fermentasi oleh bakteri, akan menghasilkan asam amino,
indole, statole, dan hydrogen sulfide. Oleh karenannya, apabila terjadi gangguan pencernaan
protein, maka flatus dan fesesnya menjadi sangat bau (Asmadi, 2008).
c. Manifestasi Klinis
1) Konstipasi
- Pengeluaran feses yang sulit, keras, dan mengejan
- BAB kurang dari 3x dalam seminggu
2) Diare
- Nyeri atau kejang pada abdomen
- Kadang disertai darah atau mukus
- Mual atau muntah
3) Inkontinensia Fekal
- Feses keluar untuk waktu tertentu
Feses bersifat iritan
- Iritasi pada sekitar anus atau bokong
d. Komplikasi
Komplikasi eliminasi fekal (Saryono & Widianti, 2010):
1). Konstipasi yaitu menurunnya frekuensi BAB disertai dengan pengeluaran feses yang sulit,
keras dan mengejan. Kondisi ini terjadi karena feses berada di intestinal lebih lama, sehingga
banyak air diserap. Penyebabnya kebiasaan BAB tidak teratur, diet tidak adekuat,
meningkatnya stress psikologi, kurang aktivitas, bat-obatan (kodein, morfin, anti kolinergik,
zat besi), penggunaan obat pencahar/laksatif, usia, peristaltic menurun dan otot-otot
elastisitas perut menurun sehingga menimbulkan konstipasi.
2). Impaksi merupakan akibat konstipasi yang tidak teratur, sehingga tumpukan feses yang
keras di rectum tidak bias dikeluarkan, impaction berat, tumpukan feses sampai pada kolon
sigmoid. Penyebabnya pasien dalam keadaan lemah, bingung, tidak sadar, konstipasi
berulang kali dan pemeriksaan yang dapat menimbulkan konstipasi.
3). Diare seiring dengan cairan dan feses yang tidak berbentuk.
4). Inkontinensia fekal keadaan tidak mampu menontrol BAB dan udara dari anus, BAB
encer dan jumlahnya banyak. Umumnya disertai dengan gangguan fungsi sprinkter anal,
penyakit neuromuskuler, truma spinal cord dan tumor springster anal eksternal.
5). Flatulens menumpuknya gas pada lumen intestinal, dinding usus meregang dan distended,
merasa penuh, nyeri dank ram. Biasanya gas keluar melalui mulut (sendawa) atau anus
(flatus). Hal-hal yang menyebabkan peningkatan gas di usus adalah pemecahan makanan
oleh bakteri yang menghasilkan gas metan, pembusukan di usus yang menghasilkan CO2.
6). Hemoroid yaitu dilatasi vena pada dinding rectum (bias internal atau eksternal). Hal ini
terjadi pada defekasi yang keras, kehamilan, gagal jantung dan penyakit hati menahun.
Perdarahan dapat terjadi dengan mudah jika dinding pembuluh darah teregang. Jika
terjadiinflamasi dan pengerasan, maka pasien merasa panas dan gatal. Kadang-kadang BAB
dilupakan oleh pasien, karena saat BAB menimbulkan nyeri. Akibatnya pasien mengalami
konstipasi.
2) Kolonoskopi
Kolonoskopi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui terjadinya
gangguan atau kelainan pada usus besar (kolon) dan rektum yang sering
menimbulkan gejala berupa sakit perut, darah pada tinja, diare kronis,
gangguan buang air besar atau gambaran abnormal di usus pada pemeriksaan
foto Rontgen dan CT scan.
Pemeriksaan Penunjang
1). Spesimen Feses
Inspeksi warna , bentuk , bau , kandungan feses ( ambil sekitar 2,5cm feses
atau 20-30 ml feses jika feses cair )
- Pengukuran Antropometri
1. BB ideal ( TB : -100% ) ±10%
2. Lingkar pergelangan tangan
3. Lingkar lengan atas
- Wanita : 28,5 cm
- Pria : 28,3 cm
4. Lipatan kulit otot trisep
- Wanita : 16,5 – 18 cm
- Pria : 12,5 – 16,5 cm
d. Intepretasi hasil
Interpretasi hasil penghitungan IMT menurut Depkes 2002 dalam Asmadi (2008) :
6. Penatalaksanaan Medis
2) Data Objektif
- Susah BAB
- Kurangnya minat terhadap makanan
- Gangguan konstipasi
3) Diagnosa Keperawatan
Pengkajian keperawatan akan fungsi usus klien memberikan data yang dapat
mengindikasikan masalah eliminasi yang aktula atau potensial, atau masalah yang
disebabkan oleh perubahan eliminasi. Pada contoh yang didiskusikan pada rencana
asuhan keperawatan. Contoh diagnosis yang diberikan pada klien dengan masalah
eliminasi meliputi:
a)Inkontinensia usus
b)Konstopasi
c)Resiko konstipasi
d)Konstipasi dipersepsikan
e)Diare
f)Defisit perawatan diri akan kebutuhan untuk ke kamar mandi.
b. Perencanaan
1) Prioritas Diagnosa Keperawatan
a) Rencana Tujuan
b) Kriteria Hasil
1. Rencana Tindakan
c. Pelaksanaan
d. Evaluasi
Hidayat, A & Musrifatul, U 2015. “Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, edisi 2”.
Jakarta: Salemba Medika
https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/17953/132500114.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Intervensi Keperawatan Indoneisa:
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat
PPNI.
8. WOC
Lembar Pengesahan
Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
Mengetahui Mengetahui
Mahasiswa Pembimbing Akademik
2014201056
1. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 24 Januari 2022 pukul 09.00 di ruang
Tanjung II RSUD. Dr. Pirngadi Medan dengan metode observasi, wawancara,
pemeriksaan fisik dan dokumentasi (rekam medis)
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Pasien
Pasien Penanggung
(Suami)
Nama : Ny. D Tn. A
Umur : 33 Tahun 35 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Laki-Laki
Status Perkawinan: Kawin Kawin
Suku /Bangsa : Indonesia Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Petani
Alamat : Jl. Kiwi , Mandala. Kota Deli Jl. Kiwi , Mandala. Kota Deli
Alamat Terdekat : - -
Nomor Telepon : 087678xxxxxx 089876xxxxxx
Nomor Register : - -
Tanggal MRS : 24 Januari 2022 24 Januari 2022
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama masuk rumah sakit
Pasien mengatakan lemas dan sakit perut karena pasien susah BAB.
6) Genogram
c. Pola Kebiasaan
1) Bernafas
Sebelum Pengkajian: pernafasan pasien lancar
Saat Pengkajian : □ t.a.k (tidak ada keluhan), □ sesak saat menarik nafas,
□ sesak saat mengeluarkan nafas, □ nyeri waktu
bernafas,
□ batuk, □ dada berdebar
Data lain :
………………………………………………………..
6) Kebersihan diri
Sebelum Pengkajian: pasien sangat bersih dalam merawat diri
Saat Pengkajian : Mandi, frekuensi ( 2x/hari), tempat ( kamar mandi ),
□ memakai sabun,
Cuci rambut, frekuensi (1x/hari), □ memakai shampoo,
Pemeliharaan mulut dan gigi, frekuensi sikat gigi
(2x/hari, □ sebelum, □sesudah makan), □ memakai
pasta gigi.
Berpakaian, frekuensi ganti baju (2x/hari)
Kebersihan kuku: □ bersih, □ kotor, keadaan kuku:
□ panjang, □ pendek,
Kemampuan membersihkan diri □ mandiri, □ dibantu
(oleh…………..)
Data lain :……………………………………………
………………………………………………………
9) Rasa aman
Sebelum Pengkajian: pasien merasakan aman
Saat Pengkajian : □ cemas, penyebab ( susah BAB )
□ takut, penyebab……………………………………..
Data lain :………………………………………………
…………………………………………………………..
13) Belajar
Sebelum Pengkajian: Pasien berusaha belajar untuk memahami penyakit yang
sedang dideritanya
Saat Pengkajian : Hal-hal yang perlu dipelajari berhubungan dengan
penyakitnya ( berusaha memakan makanan yang leih
banyak serat dan cairan seperti papaya )
Pemahaman pasien terhadap penyakitnya ( pasien
kurang memahami penyakitnya )
14) Ibadah
Sebelum Pengkajian: pasien mengatakan sering ntuk beribadah
Saat Pengkajian : Agama /kepercayaan yg dianut ( islam )
Kebiasaan beribadah ( sering )
Data
lain……………………………………………………..
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) Kesadaran : □ composmentis/sadar penuh, □ somnolen, □ koma
Data lainnya…………………………………………
b) Bangun Tubuh : □ kurus, □ sedang, □ gemuk
Data lainnya…………………………………………
c) Postur Tubuh : □ tegak, □ lordosis, □ kifosis, □ skoliosis,
Data lainnya…………………………………………
d) Cara Berjalan : □ lancar terkoordinir, □ terganggu,
Data lainnya……………….…………………………
e) Gerak Motorik : □ normal, □ tergangu,
Data lainnya…………………………………………
f) Keadaan Kulit
Warna : □ normal, □ ikterus, □ sianosis, □ pucat/anemis
Turgor : □ elastis, □ kurang elastis, □ jelek
Kebersihan: □ bersih, □ kurang bersih, □ kotor
Luka : □ tidak ada,
□ ada : □ terbuka, □ tertutup
Lokasi…………………………………………………
Luas luka………………………………………………
Warna…………………………………………………
Pus………………………………………………………
Hiperemi ………………………………………………
Jaringan…………………………………………………
Gambar :
Depan Belakang
3) Mata
a) Konjungtiva : □ merah muda, □ anemis/pucat, □ ikterus/kuning
b) Sklera : □ putih, □ ikterus
c) Kelopak mata : □ oedema, □ benjolan, □ lingkaran hitam
d) Pupil : □ reflek pupil baik, □ pupil isokor, □ pupil midriasis
□ Bola mata menonjol
Data lainnya………………………………………………………………
4) Hidung
a) Keadaan : □ Bersih, □ Secret, □ Darah, □ Polip
b) Penciuman : □ Baik, □ Terganggu
c) Nyeri : □ nyeri tekan, □ Sinusitis, Lokasi………………………………...
d) Luka, □ Tidak ada,
□ Ada : Lokasi………………………………………………………
Luas luka……………………………………………………
Warna……………………………………………………….
Data lainnya……………………………………………………………….
5) Telinga
a) Keadaan : □ Bersih, □ Secret, □ Darah
b) Nyeri : □ tidak nyeri, □ nyeri tekan
c) Pendengaran, □ baik/normal, □ terganggu…………………………………
d) Pemeriksaan □ test rinne ( Normal )
□ test webber ( Normal )
□ test swabach ( Normal )
Data lainnya………………………………………………………………
6) Mulut
a) Mukosa bibir : □ mukosa lembab, □ bibir sianosis, □ pucat, □ kering
b) Gusi : □ tidak berdarah, □ berdarah
c) Gigi : □ gigi lengkap, □ gigi bersih, □ caries/karang gigi, □ berlubang
d) Lidah : □ bersih, □ kotor,
e) Tonsil : □ normal, □ hyperemia pada tonsil, □tonsil membesar, □faring
radang
Data lainnya…………………………………………………………………
7) Leher
a) Inspeksi
Keadaan : □ baik/normal, □ Pembengkakan kelenjar tiroid, □ distensi
vena jugularis, □ kaku kuduk
b) Palpasi : □ kelenjar limfe membesar, □kelenjar parotis membesar,
□Pembengkakan kelenjar tiroid, □deviasi trakea, □teraba massa/tumor……
Data lainnya…………………………………………………………………
8) Thorax
a) Inspeksi
Bentuk : □ simetris, □ asimetris
Gerakan dada: □ bebas, □ terbatas, □ retraksi dada, □ palpitasi
Payudara : □ simetris, □ asimetris
□ Nyeri…………………………………………………………
□ Bengkak………………………………………………………
□ Luka, Lokasi…………………………………………………
Luas……………………………………………………
Warna………………………………………………….
Pus ……………………………………………………
Lain-lain………………………………………………
b) Palpasi
Pengembangan dada : □ simetris, □ asimetris
Vibrasi tactile premitus : □ simetris, □ asimetris
Nyeri tekan: ………………………………………………………….
c) Perkusi
Suara paru : □ Sonor/resonan, □ dullnes, □ hypersonor
d) Auskultasi
Suara paru : □ vesikuler/normal, □ ronchi, □ wheezing □ rales
Suara jantung: □ Regular, □S1-S2 tunggal, □ Murmur, □ Gallop
Data lainnya………………………………………………………………
9) Abdomen
a) Inspeksi
Pemeriksaan : □ distensi abdomen, □ ascites
Luka, □ tidak ada, □ ada, Lokasi…………………………….………
Luas……………………………………………………
Warna………………………………………………….
Pus …………………………………………………….
Lain-lain……………………………………………….
b) Auskultasi
Peristaltic usus: 9x/mnt
c) Palpasi : □ hepatomegali, □ apendiksitis, □ distensi abdomen, □ ascites,
□massa, □ nyeri tekan, lokasi……………………………………………….
d) Perkusi : □ tympani, □ dullnes, □ hipertympani
Data lainnya……………………………………………………………….
10) Genetalia
a) Keadaan : □ Bersih, □ Keputihan, □ Darah
b) Letak Uretra : □ Normal, □ Epispadia, □ Hipospadia
c) Prosedur invasife : □ Tidak
□ Ya, Terpasang dower catheter,……………………….
Data lainnya………………………………………………………………….
11) Anus
Keadaan : □ Bersih, □ Hemoroid
Data lainnya………………………………………………………………….
12) Ekstremitas
a) Ektremitas Atas
□pergerakan bebas, □ deformitas, □ Oedema, □ Sianosis pada
ujung kuku, □Clubbing finger, □ CRT ……..detik
□ Luka, Lokasi………………………………………………………….
Luas luka………………………………………………..........
Warna………………………………………………………....
Pus…………………………………………………………….
Hiperemi ………………………………………………..........
Jaringan……………………………………………………….
□ Terpasang infuse,…………………………………………………….
Data lainnya…………………………………………………………….
b) Ektremitas Bawah
□pergerakan bebas, □ deformitas, □ Oedema, □ Sianosis pada
ujung kuku, □Clubbing finger, □ CRT ……..detik
□ Luka, Lokasi………………………………………………………….
Luas luka………………………………………………..........
Warna………………………………………………………....
Pus…………………………………………………………….
Hiperemi ………………………………………………..........
Jaringan……………………………………………………….
□ Terpasang infuse,………………………………………………….....
Data lainnya…………………………………………………………….
555 333
Data lainnya………………………………………………………….............
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
No. Hari/ Jenis Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
Tanggal/Jam Pemeriksaan Lab
1 Specimen feses Warna : kuning noormal
Senin , 24 Bau : seperti feses
Januari 2022 Bentuk : cair
09.00 wita
2) Pemeriksaan Radiologi
3) Pemeriksaan lain-lain
a) Pemeriksaan EKG
c) Dll…..
f. Analisa data
h. Analisa Masalah
P : Susah Buang Air Besar
E : Gangguan Eliminasi Fekal
S : Pasien terlihat mengedan saat mengeluarkan feses
Proses Terjadinya : Pasien BAB 1-2x se hari , pasien mengaatakan susah
buang air besar dan mengedan saat mengelurkan feses
Akibat jika tidak ditanggulangi : akan terus menerus merasakan sakit pada
abdomen dan susah BAB
1. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan eliminasi Fekal; konstipasi berhubungan
dengan tidak adanya sel ganglion parasimpatik pada
dinding usus pasien ditandai dengan distensi abdomen,
bising usus 9 x/menit, dan lingkar abdomen 37
cm,volume BAB sedikit, pasien terlihat mengedan
dengan kuat jika ingin BAB, pasien mengeluh bahwa
susah untuk mengeluarkan feses, dan pasien BAB 1-2
kali perhari.
2. Perencanaan
a. Prioritas masalah
b. Rencana Keperawatan
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan Keperawatan Pada Pasien Ny. D Dengan Pemenuhan Kebutuhan
Eliminasi Fekal ( Resiko Konstipasi )
Di ruang Tanjung II RSUD Dr. Pirngadi . Medan Tanggal 24 Jannuari 2022 s/d
28 Januari 2022
DS : Pasien masih
10.00 WITA Pemberian merasakan lemas dan
makanan yang mengedan
banyak nutrisi
dan bergizi DO : Pasien mampu
mengeluarkan feses
tanpa mengedan
dengan keras lagi
4. Evaluasi
(dilakukan sesuai dengan rencana tujuan)
Mengetahui Mengetahui
Mahasiswa Pembimbing Akademik
LAPORAN PENDAHULUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
A. Tinjauan Teori
1. Definisi Oksigenasi
Oksigenasi merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel-sel tubuh. Secara
normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas.
Masuknya oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi kardiovaskuler
dan keadaan hematologi (Wartonah & Tarwoto 2003).
a. Faktor Predisposisi
1. Faktor Fisiologis.
2. Faktor Perkembangan.
3. Faktor Perilaku.
4. Faktor Lingkungan.
b. Faktor Presiptasi
1. Gangguan Jantung.
2. Kapasitas darah untuk membawa oksigen.
3. Faktor perkembangan.
4. Perilaku atau gaya hidup.
b. Proses Terjadi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan
ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak
dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas
sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi
(penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan
menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses
ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume
sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat
mempengaruhi pertukaran gas.
c. Manifestasi Klinis
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
a. Data Mayor
1. Batuk tak efektif atau tidak ada batuk
2. Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi jalan nafas
b. Data Minor
1. Bunyi nafas abnormal
2. Frekuensi, irama, kedalaman pernafasan abnormal
d. Komplikasi
Penurunan Kesadaran, memungkinkan terjadi karena penderita
tidak terbangun secara utuh sehingga tidak mampu memberikan
respons yang normal.
Hipoksia adalah kondisi kurangnya pasokan oksigen desel dan
jaringan tubuh untuk menjalankan fungsi normalnya. Hipoksia
merupakan kondisi berbahaya karena dapat mengganggu fungsi
otak, hati dan organ lainnya dengan cepat.
Disorientasi, meliputi disorientasi waktu, tempat, dan orang.
Pasien tidak mampu mengenali kondisi atau suasana yang ada.
2. Penatalaksanaan Medis
a. Pemantauan Hemodinamika
b. Pengobatan bronkodilator
c. Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokte, missal:
nebulezer. Kanula nasal, masker untuk membantu pemberian oksigen jika
diperlukan,
d. Penggunaan ventilator mekanik
e. Fisoterapi dada
f. Tinjauan teori askep kebutuhan dasar
B. Tinjauan Teori Askep Kebutuhan Dasar
a. Pengkajian
1. Data Subjektif
Kaji riwayat dari gejala-gejala: nyeri dada, dispneu, batuk
a. Terapi obat-obatan yang sekarang atau dahulu
b. Riwat medical atau bedah
c. Kaji faktor yang berhubungan
d. Adanya faktor penyebab atau penunjang (merokok, alergi, trauma
tumpul, atau terbuka, pembedahan atau nyeri, asma, faktor
lingkungan, infeksi.
2. Data Objektif
a. Kaji batasan karakteristik
b. Status mental
c. Pernafasan
d. Pemeriksaan fisik
e. Adanya sputum
f. Batuk
b. Diagnosa Keperawatan
Dalam NANDA (North American Nursing Diagnosis Association) tahun 2017,
diagnosis keperawatan terkait masalah oksigenasi yaitu : ketidakefektifan bersihan
jalan napas
a. Definisi
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah ketidakmampuan membersihkan
sekresi atau obstruksi dari saluran napas unuk mempertahankan bersihan jalan
napas.
b. Batasan karakteristik
1. Batuk yang tidak efektif
2. Dipsnea
3. Gelisah
4. Kesulitan verbalisasi
5. Mata terbuka lebar
6. Ortopnea
7. Penurunan bunyi napas
8. Perubahan frekuensi napas
9. Perubahan pola napas
10. Sianosis
11. Sputum dalam jumlah yang berlebihan
12. Suara napas tambahan
13. Tidak ada batuk
c. Faktor berhubungan
1. Lingkungan
a. Perokok
b. Peroko pasif
c. Terpajan asap
2. Obstruksi jalan napas
a. Adanya jalan napas bantuan
b. Benda asing dalam jalan napas
c. Eksudat dalam alveoli
d. Hiperplasia pada dinding bronkus
e. Mukus berlebihan
f. Penyakit paru obstruksi kronis
g. Sekresi yang tertahan
h. Spasme jalan napas
3. Fisiologis
a. Asma
b. Disfungsi neuromuscular
c. Infeksi
d. Jalan napas alergik
c. Intervensi Keperawatan
Intervensi adalah rencana keperawatan yang direncanakan kepada klien sesuai
dengan diagnosa yang ditegakkan sehingga kebutuhan klien dapat terpenuhi
(Wilkinson, 2014). Penerapan intervensi keperawatan terkait masalah oksigenasi bisa
merujuk pada intervensi yang diterapkan secara umum pada klien pada gangguang
oksigenasi. Akan tetapi, pada khasus-khasus tertentu penerapan diagnosis tersebut
tentulah harus disesuaikan dengan kasus yang dihadapi. Secara umum perencanaan
untuk diagnosis diatas adalah sebagai berikut :
Pemberian nebulizer
dapat membantu
mencairkan mucus
Kolaborasi dalam atau secret pada
pemberian organ pernafasan
nebulizer. sehingga bersihan
jalan nafas menjadi
bersihn.
d. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah fase ketika perawat mengimplementasi atau
melaksanakan intervensi atau perencanaan keperawatan yang telah direncanakan
(Wilkinson, 2014). Kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai
dengan rencana keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif
(intelektual), kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam
melakukan tindakan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada
kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan,
strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Barbara Kozier, 2010).
e. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah fase kelima atau terakhir dalam proses
keperawatan, dimana evaluasi yang dilakukan adalah menilai apakah intervensi yang
diimplementasikan dapat mengatasi masalah keperawatab yang terjadi (Wilkinson,
2014). Dalam melakukan evaluasi perawat melakukan penilaian akhir kondisi pasien
apakah sudah sesuai dengan kriteria hasil dalam diagnose ketidaakefektifan bersihan
jalan napasnatau tidak sehingga bias direncanakan planning berikutnya apabila
masalah keperawatan yang terjadi tidak teratasi.
Huda Nurafid Amin, Kusuma Hardhi.2015. Nanda Nic-Nok Jilid 3. Yogyakarta: Mediaction.
NANDA-I. (2017). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC.
Wilkinson Jusith M., Ahem Nancy R. (2009). Buku Suka Diagnosa Keperawatan. Jakarta :
ECG Medical publisher.
Lembar Pengesahan
Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Kebutuhan Oksigenasi
Mengetahui Mengetahui
Mahasiswa Pembimbing Akademik
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Pasien
Pasien Penanggung
(hubungan dg penanggung)
Nama : Ny R Tn L
Umur : 30 Tahun 35 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah Menikah
Suku /Bangsa : Indonesia Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SMA D-3
Pekerjaan : - Peagawai Swasta
Alamat : Jl. Gatot Subroto Jl. Gatot Subroto
Alamat Terdekat : - -
Nomor Telepon : 083153427890 085134765234
Nomor Register : 760XXX -
Tanggal MRS : 22 Januari 2022 -
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama masuk rumah sakit
Pasien mengatakan batuk selama 5 hari dan disertai dengan sesak napas
2. Keluhan utama saat pengkajian
Pasien mengatakan masih batuk dan merasa sesak napas
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan batuk selama 5 hari disertai dengan sesak napas, pasien
sudah berobat ke dokter pribadi namun batuk dan sesak yang dirasakan tak
kunjung sembuh, kemudian pada tanggal 22 Januari 2022 pukul 05:00 WITA
pasien datang ke IGD RSU Dewi Canti. Setelah dilakukan pemeriksaan di
IGD kemudian pasien dipindahkan ke ruang Mahadewa untuk memperoleh
perawatan yang lebih intensif. Pada tanggal 24 Januari 2022 pukul 08:00
WITA dilakukan pengkajian keperawatan pada pasien, dimana pasien
mengeluh masih batuk dan pilek. Hasil pemeriksaan TTV : TD : 110/90
Mmhg, S : 36 celcius, N : 80 x/mnt, RR : 18x/mnt
o
6. Kebersihan diri
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan masih bisa menjaga kebersihan dirinya
secara mandiri.
Saat Pengkajian : Mandi, frekuensi (2x/hari), tempat (Kamar mandi),
☑ memakai sabun,
Cuci rambut, frekuensi (-x/hari), 🗵 memakai shampoo, Pemeliharaan mulut dan
gigi, frekuensi sikat gigi (2x/hari, 🗵 sebelum, ☑sesudah makan), ☑ memakai
pasta gigi.
Berpakaian, frekuensi ganti baju (1x/hari)
Kebersihan kuku: ☑ bersih, 🗵 kotor, keadaan kuku:
🗵 panjang, ☑ pendek,
Kemampuan membersihkan diri ☑ mandiri, 🗵 dibantu (oleh -)
Data lain : -
7. Pengaturan suhu tubuh
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan tidak pernah menderita demam.
8. Rasa nyaman
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan sedikit merasa gelisah karena napasnya
sesak.
Saat Pengkajian : 🗵Merasa tidak nyaman gatal, area gatal (-)
🗵Merasa tidak nyaman nyeri, skala nyeri(-), intensitas nyeri (-), kualitas
nyeri(-),
Lokasi nyeri (-), waktu (-),
penyebab nyeri -
Data lain : -
9. Rasa aman
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan sempat khawatir dengan kondisinya
karena sering merasa mules.
Saat Pengkajia : Pasien mengatakan saat ini mencari hiburan dengan menonton
TV atau video call dengan anaknya yang sedang dirumah diasuh oleh neneknya.
Data lain : -
13. Belajar
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan kurang mengerti dengan kondisinya
yang di derita
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan sudah mengetahui penyakitnya
namun tidak mengetahui terkait penyakitnya dan bagaimana mencegah datangnya
kekambuhan pada penyakit yang dideritanya. Saat ditanya terkait penyakitnya,
pasien dan keluarga tampak bingung dan bertanya-tanya kepada masyarakat
terkait cara mencegah kekampuhan penyakitnya.
14. Ibadah
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan beragama Hindu, dimana biasa
sembahyang 2x sehari di rumah dan ketika ada acara suci di pura
Saat Pengkajian : Agama /kepercayaan yg dianut Hindu
Data lain : pasien mengatakan karena merasa lemas maka hanya berdoa dalam
hati, namun suami pasien selalu sembahyang di rumah ataupun di rumah sakit.
d. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Kesadaran : ☑ composmentis/sadar penuh, □ somnolen, □ koma
Data lainnya…………………………………………
b. Bangun Tubuh : □ kurus, ☑ sedang, □ gemuk
Data lainnya…………………………………………
c. Postur Tubuh : ☑ tegak, □ lordosis, □ kifosis, □ skoliosis,
Data lainnya…………………………………………
d. Cara Berjalan : ☑ lancar terkoordinir, □ terganggu,
Data lainnya……………….…………………………
e. Gerak Motorik : ☑ normal, □ tergangu,
Data lainnya…………………………………………
f. Keadaan Kulit
Warna : ☑ normal, □ ikterus, □ sianosis, □ pucat/anemis
Turgor : ☑ elastis, □ kurang elastis, □ jelek
Kebersihan: ☑ bersih, □ kurang bersih, □ kotor
Luka : ☑ tidak ada,
□ ada : □ terbuka, □ tertutup
Lokasi…………………………………………………
Luas luka………………………………………………
Warna…………………………………………………
Pus………………………………………………………
Hiperemi ………………………………………………
Jaringan…………………………………………………
Gambar :
Depan Belakang
5. Telinga
a) Keadaan : ☑ Bersih, □ Secret, □ Darah
b) Nyeri : ☑ tidak nyeri, □ nyeri tekan
c) Pendengaran, ☑ baik/normal, □ terganggu…………………………………
d) Pemeriksaan 🗵 test rinne……………………………………………………
🗵 test webber………………………………………………….
🗵 test swabach…………………………………………………
Data lainnya : -
6. Mulut
a. Mukosa bibir : ☑ mukosa lembab, □ bibir sianosis, □ pucat, □ kering
b. Gusi : ☑ tidak berdarah, □ berdarah
c. Gigi : ☑ gigi lengkap, □ gigi bersih, □ caries/karang gigi, □ berlubang
d. Lidah : ☑ bersih, □ kotor,
e. Tonsil : ☑ normal, □ hyperemia pada tonsil, □tonsil membesar, □faring radang
Data lainnya : -
7. Leher
a. Inspeksi
Keadaan : ☑ baik/normal, □ Pembengkakan kelenjar tiroid, □ distensi
vena jugularis, □ kaku kuduk
b. Palpasi : 🗵 kelenjar limfe membesar, 🗵kelenjar parotis membesar,
🗵Pembengkakan kelenjar tiroid, 🗵deviasi trakea, 🗵teraba
massa/tumor……
Data lainnya : -
8. Thorax
a. Inspeksi
Bentuk : ☑ simetris, □ asimetris
Gerakan dada: ☑ bebas, □ terbatas, □ retraksi dada, □ palpitasi
Payudara : ☑ simetris, □ asimetris
🗵 Nyeri…………………………………………………………
🗵 Bengkak………………………………………………………
🗵 Luka, Lokasi…………………………………………………
Luas……………………………………………………
Warna………………………………………………….
Pus ……………………………………………………
Lain-lain -
b. Palpasi
Pengembangan dada : ☑ simetris, □ asimetris
Vibrasi tactile premitus : ☑ simetris, □ asimetris
Nyeri tekan: -
c. Perkusi
Suara paru : ☑ Sonor/resonan, □ dullnes, □ hypersonor
d. Auskultasi
Suara paru : □vesikuler/normal, ☑ ronchi, □ wheezing □ rales
Suara jantung: ☑ Regular, □S1-S2 tunggal, □ Murmur, □ Gallop
Data lainnya -
9. Abdomen
a. Inspeksi
Pemeriksaan : 🗵distensi abdomen, □ ascites
Luka, ☑ tidak ada, □ ada, Lokasi…………………………….………
Luas……………………………………………………
Warna………………………………………………….
Pus …………………………………………………….
Lain-lain……………………………………………….
b. Auskultasi
Peristaltic usus: 10x/mnt
c. Palpasi : 🗵 hepatomegali, 🗵 apendiksitis, 🗵 distensi abdomen, 🗵 ascites,
🗵massa, 🗵 nyeri tekan,
lokasi……………………………………………….
d. Perkusi : ☑ tympani, □ dullnes, □ hipertympani
Data lainnya -
10. Genetalia
a. Keadaan : ☑ Bersih, □ Keputihan, □ Darah
b. Letak Uretra : ☑ Normal, □ Epispadia, □ Hipospadia
c. Prosedur invasife : ☑ Tidak
□ Ya, Terpasang dower catheter,……………………….
Data lainnya -
11. Anus
Keadaan : ☑ Bersih, □ Hemoroid
Data lainnya -
12. Ekstremitas
a) Ektremitas Atas
☑pergerakan bebas, □ deformitas, □ Oedema, □ Sianosis pada
ujung kuku, □Clubbing finger, □ CRT 3 detik
🗵 Luka, Lokasi………………………………………………………….
Luas luka………………………………………………..........
Warna………………………………………………………....
Pus…………………………………………………………….
Hiperemi ………………………………………………..........
Jaringan……………………………………………………….
☑ Terpasang infuse ditangan kiri dengan cairan infus RL 20 tts/m
Data lainnya -
b) Ektremitas Bawah
☑pergerakan bebas, □ deformitas, □ Oedema, □ Sianosis pada
ujung kuku, □Clubbing finger, □ CRT 3 detik
🗵 Luka, Lokasi………………………………………………………….
Luas luka………………………………………………..........
Warna………………………………………………………....
Pus…………………………………………………………….
Hiperemi ………………………………………………..........
Jaringan……………………………………………………….
🗵 Terpasang infuse,………………………………………………….....
Data lainnya -
c) Kekuatan Otot
5 5
5 5
Data lainnya -
e. Pemeriksaan Penunjang
2. Pemeriksaan Laboratorium
No Hari/Tanggal/ Jenis Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
. Jam Pemeriksaa
n Lab
3. Pemeriksaan Radiologi
4. Pemeriksaan lain-lain : -
f. Analisa data
3. Perencanaan
a. Prioritas masalah
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan
nafas ditandai dengan pasien mengatakan batuk berdahak, pilek, terdapat
secret pada hidung, terdengar ronchi pada paru bagian kiri, RR = 18 x/m.
b. Rencana Keperawatan
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan Keperawatan Pada Pasien Ny R Dengan Gangguan Kebutuhan
Oksigenasi
Di RSU Dewi Canti Tanggal 24 s/d 25 Januari 2022
DS : dokter
4. Melakukan pengatakan akan
kolaborasi meresepkan obat
dengan dokter nebuliser untuk
dalam pasien.
13: 53 pemberian DO : pemberian
WITA nebulizer. nebulizer sudah
disetujui oleh
dokter
DS : pasien
mengatakan
merasa nyaman
setelah diberikan
5. Memberikan
nebulizer.
nebulizer
DO : masih
kepada pasien.
terdengar ronchi
pada paru bagian
kiri
2 Selasa, Ketidakefektifan 1. Mengkaji frekuensi DS : pasien
25/01/22 bersihan jalan nafas batuk, nafas dan mngatakan batuk
pukul berhubungan auskultasi paru sudah berkurang
07:00 dengan obstruksi secara rutin. namun masih
WITA jalan nafas ditandai sedikit pilek
dengan pasien DO : Terlihat
mengatakan batuk secret pada hidung
berdahak, pilek, dan terdengar
terdapat secret pada ronchi pada paru
hidung, terdengar kiri
08:00 ronchi pada paru 2. Memberikan
WITA bagian kiri, RR = nebulizer DS : pasien
18 x/m. sesuai program mngatakan merasa
dokter. nyaman setelah
diberikan nebulizer
dan merasa mudah
bernafas
DO : pasien dapat
mengeluarkan
secret dengan
nyaman namun
masih terdengar
sedikit ronchi pada
paru bagian kiri
09:30
WITA 3. Memberikan DS : pasien
fisioterapi mngatakan merasa
dada pada nyaman ketika
pasien. diberikan
fisioterapi dada
DO : pasien dapat
batuk dengan
mudah setelah
diberikan
fisioterapi dada.
Terdengar
vesikuler disemua
11:15 lapang dada
WITA
4. Mengingatkan DS : pasien dan
kembali terkait keluarga
batuk efektif. mengatakan bahwa
masih mengingat
terkait cara batuk
efektif.
DO : pasien dan
keluarga mampu
memperagakan
kembali secara
14:10 mandiri cara
WITA melakukan batuk
efektif.
5. Mengkaji
frekuensi DS : pasien
batuk, nafas mngatakan batuk
dan auskultasi sudah berkurang.
paru secara DO : terdengar
rutin. vesikuler pada
semua lapang paru
5. Evaluasi
(dilakukan sesuai dengan rencana tujuan)
Evaluasi Keperawatan Pada Ny R Dengan Gangguan Kebutuhan
Oksigenasi
Di RSU Dewi Canti Tanggal 24 s/d 25 2022
A : Masalah belum
teratasi.
P : Lanjutkan semua
intervensi.
2 Selasa, 25/01/22 Ketidakefektifan bersihan jalan S : Pasien mengatakan
pukul 14:32 nafas berhubungan dengan obstruksi batuk dan pilek sudah
WITA jalan nafas ditandai dengan pasien berkurang dan masih
mengatakan batuk berdahak, pilek, mengingat dan melakukan
terdapat secret pada hidung, batuk efektif secara
terdengar ronchi pada paru bagian mandiri.
kiri, RR = 18 x/m.
O : Pasien tampak
membaik, batuk sudah
berkurang, terdengar
vesikuler disemua lapang
baru, dan pasien tampak
sudah dapat melakukan
batuk efektif secara
mandiri.
A : Masalah teratasi.
P : Hentikan intervensi.
A : Masalah teratasi.
P : Hentikan intervensi.
Lembar Pengesahan
Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Kebutuhan Oksigenasi
Mengetahui Mengetahui
Mahasiswa Pembimbing Akademik
OLEH :
Pande Ni Putu Novita Sinta Rahayu
2014201055
Sarjana Keperawatan
Tingkat II Semester 3
A. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air.
Mulut merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang
berakhir di anus. Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan.
Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan
oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Makanan dipotong-
potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang
(molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna.
Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan
tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah
juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah
protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai
secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
B. Tenggorokan
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan.
Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe
yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan
terhadap infeksi.
C. Kerongkongan ( Esofagus )
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang
dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung.
Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses
peristaltic
D. Lambung
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara
ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang
melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
1. Lendir Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam
lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan
kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
2. Asam klorida (HCl) Asam klorida menciptakan suasana yang sangat
asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman
lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap
infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
3. Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein).
E. Usus halus
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan
pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui
vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan
air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna).
Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna
protein, gula dan lemak. 14 Lapisan usus halus terdiri dari lapisan mukosa
(sebelah dalam), lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang dan
lapisan serosa. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
F. Usus besar
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus 16
besar terdiri dari kolon asendens (kanan), kolon transversum, kolon
desendens (kiri), kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum) Banyaknya
bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa
bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar
juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini
penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik
bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar.
Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan
air, dan terjadilah diare.
G. Usus buntu (sekum)
Usus buntu atau sekum adalah suatu kantung yang terhubung pada
usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar.
H. Umbai cacing (Apenddix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu.
Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing
I. Pancreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua
fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon
penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan
berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari). Pankraes terdiri
dari 2 jaringan dasar yaitu asini yang berfungsi menghasilkan enzim-enzim
pencernaan dan pulau pankreas yang berfungsi menghasilkan hormon.
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan
melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas
akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik
memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan
dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah
mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar
sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara
menetralkan asam lambung.
J. Hati
Organ ini berperan penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa
fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein
plasma, dan penetralan obat. Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam
dinding usus yang kaya akan pembuluh 19 darah yang kecil-kecil
(kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung
dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati
sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil
di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah. Hati melakukan proses
tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat
gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
K. Empedu
Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7- 10 cm dan
berwarna hijau gelap (bukan karena warna jaringannya, melainkan karena
warna cairan empedu yang dikandungnya). Organ ini terhubungkan
dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu. Empedu
memiliki 2 fungsi penting yaitu membantu pencernaan dan penyerapan
lemak serta bererperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh,
terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah
merah dan kelebihan kolesterol.
6. Penatalaksanaan Medis
a. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pemberian nutrisi melalui oral
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan nutrisinya secara mandiri sehingga harus
dibantu oleh perawat.
2. Pemberian nutrisi melalui NGT
Merupakan tindakan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui oral sehingga pasien harus diberi
nutrisi melalui selang yang dimasukan melalui mulut hingga lambung.
b. Penatalaksanaan Medis
1. Kolaborasi dalam pemberian obat antiemetic
2. Delegatif dalam pemberian infuse dan vitamin
3. Pemberian nutrisi melalui parental
c. Penatalaksanaan cairan
Digunakan untuk mutrisi parental pada pasien yang tidak mau makan, tidak
boleh makan, dan tidak bisa makan secara normal
B. Tinjauan Teori Askep
a. Pengkajian
1. Data Subjektif
1. Pasien mengatakan masih lemas, mual dan muntah
2. Pasien mengatakan mengalami diare dengan konsistensi cair dan volume
bab 4x sehari
3. Pasien mengatakan nafsu makan berkurang hanya menghabiskan 3 sendok
makan bubur
2. Data Objektif
1. Pasien terlihat lemas dan raut wajah terlihat pucat
2. Mukosa bibir pasien tampak kering
3. Pasien tampak tidak dapat menghabiskan makanannya dan hanya habis 3
sendok makan
4. Dengan hasil TTV
TD : 120/80mmHg
S : 36,7°C
N : 80x/menit
RR : 18x/menit
b. Diagnosa Keperawatan
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh yang berhubungan
dengan kurangnya asupan makanan yang ditandai dengan pasien menolak makan,
pasien tampak muntah dan mengatakan merasa mual, pasien hanya mampu
menghabiskan ¼ porsi dan terjadi penurunan berat badan sebanyak 20% dari berat
badan sebelum sakit
c. Perencanaan
1. Prioritas Diagnosa Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Rencana Asuhan Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
1. Rencana tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam maka
diharapkan kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi dan bab dengan
konsistensi dan volume dalam rentang normal
2. Kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam maka
diharapkan kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi dan bab dengan
konsistensi dan volume dalam rentang normal
1. Tidak mual dan muntah
2. Tidak diare
3. Konsistensi dan volume bab dalam rentang normal
4. Nafsu makan meningkat normal
3. Rencana tindakan
a. Kaji TTV
b. Observasi rasa lemas,mual muntah dan diare
c. Berikan support pada pasien untuk makan dengan prinsip sedikit
namun sering.
d. Timbang BB pasien secara berkala.
e. Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan terapi anti mual.
d. Pelaksanaan (pengertian)
Implementasi keperawatan adalah fase ketika perawat mengimplementasi atau
melaksanakan intervensi atau perencanaan keperawatan yang telah direncanakan.
Kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan rencana
keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif (intelektual),
kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan
tindakan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan
klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi
implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi.
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan
yang telah di susun pada tahap perencanaan.Ukuran intervensi keperawatan yang
diberikan kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk
memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk
mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.Untuk kesuksesan
pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan rencana keperawatan,
perawat harus mempunyai kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan dalam
hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses
pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor
lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi
keperawatan, dan kegiatan komunikasi
e. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah fase kelima atau terakhir dalam proses
keperawatan, dimana evaluasi yang dilakukan adalah menilai apakah intervensi
yang diimplementasikan dapat mengatasi masalah keperawatab yang terjadi.
Dalam melakukan evaluasi perawat melakukan penilaian akhir kondisi pasien
apakah sudah sesuai dengan kriteria hasil dalam diagnose ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh atau tidak sehingga bisa direncanakan
tindakan berikutnya apabila masalah keperawatan yang terjadi tidak teratasi.
Daftar Pustaka
Alimul, Aziz. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika
Kharisma, Rima Zona. (2018). Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta : Universitas Esa Unggul.
NANDA-I. (2017). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC.
Nurarif, Amin Huda.,Kusuma, Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosis Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : Yogyakarta Mediaction Publishing.
Wilkinson, Judith. (2014). Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.
WOC
Lembar Pengesahan
Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Kebutuhan Cairan dan Nutrisi
Mengetahui Mengetahui
Mahasiswa Pembimbing Akademik
( Pande Ni Putu Novita Sinta Rahayu) ( Ns. Ni Nyoman Nuartini , S.Kep., M.Kes )
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny.A dengan PEMENUHAN
KEBUTUHAN CAIRAN dan NUTRISI DI RUANGAN CENDRAWASIH RSUD
WANGAYA TANGGAL 24 JANUARI s/d 26 JANUARI 2022
Oleh :
Pande Ni Putu Novita Sinta Rahayu
2014202055
Sarjana Keperawatan
Tingkat II Semester 3
2. Pengumpulan data
a. Identitas Pasien
Pasien Penanggung
(hubungan dg penanggung)
Nama : Ny. A Tn.B
Umur : 45 Tahun 50 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah Menikah
Suku/Bangsa : Indonesia Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Alamat : Br Dlodpangkung Sukawati Br Dlodpangkung
Sukawati
Alamat Terdekat : - -
Nomor telepon : 087860xxxxx 08123xxxxxx
Nomor Register : - -
Tanggal MRS : - -
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama Masuk Rumah Sakit
Pasien mengatakan merasa lemas, mual dan muntah sebanyak 2 kali serta
pasien mengatakan diare dengan BAB cair ± 4 kali.
2. Keluhan Utama saat pengkajian
Pasien mengatakan masih diare dengan BAB cair sebnayak 3x serta masih
merasa lemas, mual, dan nafsu makan berkurang
3. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan awalnya pasien mengalami muntah dan diare sejak
tanggal 23 Januari 2022, pada keesokan harinya tanggal 24 januari pukul
04.00 WITA pasien dibawa kerumah sakit. Pasien diantarkan oleh
suaminya ke IGD RSUD Wangaya, saat di IGD pasien diberikan tindakan
pemeriksaan oleh dokter dengan hasil pemeriksaan TTV yang di dapat :
TD : 120/80 mmHg, S : 36,7°C, N : 80x/menit, RR : 18x/menit
4. Riwayat penyakit sebelumnya
Pasien mengatakan belum pernah masuk rumah sakit dan tidak memiliki
riwayat penyakit sebelumnya
5. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak memiliki Riwayat penyakit keluarga
6. Genogram
c. Pola Kebiasaan
1. Bernafas
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan tidak ada masalah saat bernafas
Saat Pengkajian : 🗹t.a.k (tidak ada keluhan), 🗷sesak saat menarik nafas,
🗷sesak saat mengeluarkan nafas, 🗷nyeri waktu bernafas, 🗷batuk, 🗷dada
berdedar
Data lain : -
9. Rasa aman
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan sempat khawatir dengan
kondisinya karena sering merasa mules
Saat Pengkajian : 🗵 cemas, penyebab karena sering merasa mules, 🗵
takut, penyebab (-)
Data lain : pasien mengatakan saat ini tidak merasa cemas karena sudah
berada dirumah sakit dan kondisi tubuhnya sudah dirasa membaik
disbanding sebelumnya
12. Rekreasi
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan biasanya saat malam hari akan
berkumpul dengan keluarga. Selain itu pasien dan keluarga biasanya pergi
berlibur ke rumah orang tua pasien di desa sebelah.
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan saat ini mencari hiburan dengan
menonton TV atau video call dengan anaknya yang sedang dirumah diasuh
oleh neneknya.
13. Belajar
Sebelum Pengkajian : pasien mengatakan kurang mengerti dengan
penyakit yang di derita
Saat Pengkajian : pasien mengatakan sekarang sudah memahami terkait
penyakitnya karena sudah diberikan pemahaman oleh dokter dan perawat.
Pasien mengatakan kemungkinan penyebab diare karena sempat makan
makanan yang sudah dipanasi selama 3 hari.
14. Ibadah
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan beragama Hindu, dimana biasa
sembahyang 2x sehari di rumah dan ketika ada acara suci di pura
Saat Pengkajian : Agama /kepercayaan yg dianut Hindu
Data lain : Pasien mengatakan karena merasa lemas maka hanya berdoa
dalam hati, namun suami pasien selalu sembahyang di rumah ataupun di
rumah sakit.
d. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Kesadaran : ☑ composmentis/sadar penuh, □ somnolen, □ koma
b. Bangun Tubuh : □ kurus, ☑ sedang, □ gemuk
c. Postur Tubuh : ☑ tegak, □ lordosis, □ kifosis, □ skoliosis,
d. Cara Berjalan : ☑ lancar terkoordinir, □ terganggu
e. Gerak Motorik : ☑ normal, □ tergangu
f. Keadaan Kulit
Warna : ☑ normal, □ ikterus, □ sianosis, □ pucat/anemis
Tugor : ☑ elastis, □ kurang elastis, □ jelek
Kebersihan : ☑ bersih, □ kurang bersih, □ kotor
Luka : ☑ tidak ada, □ ada : □ terbuka, □ tertutup
Gambar : Depan Belakang
g. Gejala Kardinal
TD :120/80mmHg
S : 36,7°C
N : 80x/menit
RR : 18x/menit
h. Ukuran lain
Sebelum sakit BB : 55kg, TB 165cm
Saat sakit BB : 58kg, TB 165cm, IMT : 20.20kg/m²
2. Kepala
a) Kulit kepala ☑ bersih, □ kotor : □ ketombe, □ kutu
b) Rambut : ☑ rontok, □ jagung, □ merah
c) Nyeri tekan, lokasi (-)
d) Luka : Lokasi (-), Luas luka (-), Warna (-)
Gambar
Data lainnya : (-)
3. Mata
a. Konjungtiva : ☑ merah muda, □ anemis/pucat, □ ikterus/kuning
b. Sklera : ☑ putih, □ icterus
c. Kelopak mata : 🗵oedema, □ benjolan, □ lingkaran hitam
d. Pupil : ☑ reflek pupil baik, □ pupil isokor, □ pupil midriasis
□ Bola mata menonjol
Data lainnya : normal, tidak ada kelainan
4. Hidung
a. Keadaan : ☑ Bersih, □ Secret, □ Darah, □ Polip
b. Penciuman : ☑ Baik, □ Terganggu
c. Nyeri : 🗵nyeri tekan, □ Sinusitis,
d. Luka, ☑ Tidak ada, □ Ada : Lokasi (-)
Luas luka (-)
Warna : (-)
Data lainnya : normal
5. Telinga
a. Keadaan : ☑ Bersih, □ Secret, □ Darah
b. Nyeri : ☑ tidak nyeri, □ nyeri tekan
c. Pendengaran, ☑ baik/normal, □ terganggu
d. Pemeriksaan 🗵 test rinne 🗵 test webber 🗵 test swabach
Data lainnya : -
6. Mulut
a. Mukosa bibir : ☑ mukosa lembab, □ bibir sianosis, □ pucat, □ kering
b. Gusi : ☑ tidak berdarah, □ berdarah
c. Gigi : ☑ gigi lengkap, □ gigi bersih, □ caries/karang gigi, □ berlubang
d. Lidah : ☑ bersih, □ kotor,
e. Tonsil : ☑ normal, □ hyperemia pada tonsil, □tonsil membesar, □faring
radang
Data lainnya : -
7. Leher
a. Inspeksi
Keadaan : ☑ baik/normal, □ Pembengkakan kelenjar tiroid, □ distensi vena
jugularis, □ kaku kuduk
b. Palpasi : 🗵 kelenjar limfe membesar, 🗵kelenjar parotis membesar,
🗵Pembengkakan kelenjar tiroid, 🗵deviasi trakea, 🗵teraba massa/tumor
Data lainnya : -
8. Thorax
a. Inspeksi
Bentuk : ☑ simetris, □ asimetris
Gerakan dada: ☑ bebas, □ terbatas, □ retraksi dada, □ palpitasi
Payudara : ☑ simetris, □ asimetris
🗵 Nyeri
🗵Bengkak
🗵 Luka, Lokasi
Luas
Warna
Pus
Lain-lain –
b. Palpasi
Pengembangan dada : ☑ simetris, □ asimetris
Vibrasi tactile premitus : ☑ simetris, □ asimetris
Nyeri tekan: -
c. Perkusi
Suara paru : ☑ Sonor/resonan, □ dullnes, □ hypersonor
d. Auskultasi
Suara paru : ☑ vesikuler/normal, □ ronchi, □ wheezing □ rales
Suara jantung: ☑ Regular, □S1-S2 tunggal, □ Murmur, □ Gallop
9. Abdomen
a. Inspeksi
Pemeriksaan : 🗵distensi abdomen, □ ascites
Luka, ☑ tidak ada, □ ada,
Lokasi
Luas
Warna
Pus
Lain-lain
b. Auskultasi
Peristaltic usus: 35 x/mnt
c. Palpasi : □ hepatomegali, □ apendiksitis, □ distensi abdomen, □ ascites,
□massa, 🗵nyeri tekan, lokasi……………………………………………….
d. Perkusi : ☑ tympani, □ dullnes, □ hipertympani
e. Data lainnya
10. Genetalia
a. Keadaan : ☑ Bersih, □ Keputihan, □ Darah
b. Letak Uretra : ☑ Normal, □ Epispadia, □ Hipospadia
c. Prosedur invasife : ☑ Tidak □ Ya, Terpasang dower catheter
Data lainnya -
11. Anus
a. Keadaan : ☑ Bersih, □ Hemoroid
Data lainnya -
12. Ekstremitas
a. Ektremitas Atas
☑pergerakan bebas, □ deformitas, □ Oedema, □ Sianosis pada ujung kuku,
□Clubbing finger, □ CRT 3 detik
🗵 Luka
☑ Terpasang infus RL ditangan kiri
Data lainnya –
b. Ektremitas Bawah
☑pergerakan bebas, □ deformitas, □ Oedema, □ Sianosis pada ujung kuku,
□Clubbing finger, □ CRT 3 detik
🗵 Luka, Lokasi
🗵 Terpasang infuse
Data lainnya -
c) Kekuatan Otot
555 555
555 555
e. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
No Hari/Tanggal/Jam Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
Lab
1. ……………… ………………….. …………… ………
2. Pemeriksaan radiologi
No Hari/Tanggal/Jam Jenis Hasil Pemeriksaan Kesan
Pemeriksaan
1. ……….. ………………….. ……………… ………
3. Pemeriksaan lain-lain
a. Pemeriksaan EKG (-)
b. Pemeriksaan Diagnostik (-)
c. Dll…
f. Analisa Data
Analisa Data Pasien Ny.A dengan Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan
Nutrisi di Ruang Cendrawasih RSUD Wangaya Tanggal 24 s/d 26
Januari 2022
h. Analisa Masalah
1. P : Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
E : Kurang asupan makanan
S : Pasien mengatakan lemas, tidak nafsu makan, hanya mampu
menghabiskan ¼ porsi , merasa mual dan muntah 2 kali dan
mengalami penurunan berat badan sebanyak 7kg
Proses terjadinya :
Pasien mengalami ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh karena kurangnya asupan makanan sehingga pasien
merasa lemas, mual dan muntah serta menimbulkan rasa kurang nafsu
makan dan penurunan berat badan
Akibat jika tidak ditanggulangi :
Jika tidak ditangani maka pasien akan terus merasa lemas,mual
dan muntah serta kekurangan asupan makanan dan penurunan berat
badan
2. Diagnosa Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurangnya asupan makanan ditandai pasien mengatakan lemas,
merasa tidak nafsu makan, makanan habis ¼ porsi, merasa mual dan
muntah 2 kali dan mengalami penurunan BB sebanyak 7 kg. Dengan
hasil TTV :
TD : 120/80mmHg
S : 36,7°C
N : 80x/menit
RR : 18x/menit
3. Perencanaan
a. Prioritas Masalah Keperawatan ( berdasarkan Virginia Handerson)
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
b. Rencana Keperawatan / Nursing Care Plan
RENCANA KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. A dengan PEMENUHAN
KEBUTUHAN CAIRAN DAN NUTRISI DI RUANGAN CENDRAWASIH RSUD
WANGAYA TANGGAL 24 s/d 26 JANUARI 2022
Hari/Tgl/ Diagnosa Rencana Rencana Rasional
jam Keperawatan Tujuan Tindakan
Senin Ketidakseimbang Setelah 1. Kaji TTV 1. Mengetahui
24 Januari an Nutrisi Kurang dilakukan 2. Observasi keadaan umum
2022 Dari Kebutuhan tindakan rasa klien
17.00 Wita Tubuh yang keperawatan lemas,mua 2. Mengetahui
berhubungan selama 2x24 l muntah perkembangan
dengan kurangnya jam maka dan diare klien
asupan makanan diharapkan 3. Berikan 3. Membantu
DS : kebutuhan support menaikan berat
1. Pasien nutrisi pasien pada badan klian
mengatakan dapat pasien 4. Memantau
masih terpenuhi dan untuk perkembangan
lemas,mual bab dengan makan berat badan klien
dan muntah konsistensi dengan 5. Pemberian antimual
2. Pasien dan volume prinsip sangat dianjurkan
mengatakan dalam rentang sedikit diberikan pada
mengalami normal. namun pasien dengan
diare dengan Dengan sering. kondisi mual yang
konsistensi kriteria hasil: 4. Timbang hebat karena
cair dan 1. Tidak BB pasien mempengaruhi
volume bab mual dan secara napsu makan pasien
4x sehari muntah berkala.
3. Pasien 2. Tidak 5. Kolaborasi
mengatakan diare dengan
nafsu makan 3. Konsisten dokter
berkurang si dan dalam
hanya volume memberika
menghabiskan bab dalam n terapi
3 sendok rentang anti mual.
makan bubur normal
4. Nafsu
makan
meningka
t normal
4. Pelaksanaan
PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny.A DENGAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN CAIRAN DAN NUTRISI DI RUANGAN CENDRAWASIH RSUD
WANGAYA TANGGAL 25 s/d 26 JANUARI 2022
5. Evaluasi
(dilakukan sesuai rencana tujuan)
O:
Obat sudah diminum
oleh pasien
Pasien sudah membaik
dan raut wajah tampak
normal
Pasien tampak
kooperatif
BB pasien : 55,5 kg
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien
(dilakukan setiap hari)
O :
Pasien tampak lemas dan
raut wajah terlihat pucat
Obat sudah diminum
oleh pasien
Dengan hasil TTV :
TD: 120/80mmHg
S : 36,7°C
N : 80x/menit
RR : 18x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2 Rabu Ketidakseimbangan Nutrisi S :
26 Januari Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Pasien mengatakan sudah
2022 yang berhubungan dengan tidak lemas, mual dan
kurangnya asupan makanan muntah serta sudah tidak
diare
Pasien mengatakan sudah
terbiasa untuk makan
sedikit namun sering
sesuai anjuran perawat
Pasien mengatakan tidak
merasa pusing ketika
berdiri.
O:
Obat sudah diminum
oleh pasien
Pasien sudah membaik
dan raut wajah tampak
normal
Pasien tampak kooperatif
BB pasien : 55,5 kg
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien
Lembar Pengesahan
Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Kebutuhan Cairan dan Nutrisi
Mengetahui Mengetahui
Mahasiswa Pembimbing Akademik
( Pande Ni Putu Novita Sinta Rahayu) ( Ns. Ni Nyoman Nuartini , S.Kep., M.Kes )
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
An. S DENGAN MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN
ISTIRAHAT-TIDUR DI RUANG BONI
PUSKEMAS KLUNGKUNG 1
Tanggal 25-27 Januari 2022
Oleh :
Ni Putu Ririn Meliyaningsih
2014201053
Sarjana Keperawatan TK 2
Kelas A
2. Anatomi Fisiologis
Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan
meknisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan
pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh
system pengaktivasi retikularis yang merupakan system yang mengatur seluruh
tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan
tidur. Pusat pengaturan kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon dan
bagian atas pons(Potter & Perry, 2005).
Selain itu, reticular activating system (RAS) dapat memberi rangsangan visual,
pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks
serebri termasuk rangsangan emosi dan proses piker. Dalam keadaan sadar,
neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti neropineprin.
Demikian juga pada saat tidur, disebabkan adanya pelepasan serum serotonin
dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu bulbar
synchorizing regional (BSR), sedangkan bangun tergantung dari keseimbangan
implus yang diterima di pusat otak dan system limbik. Dengan demikian, system
pada batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS
dan BSR (Potter & Perry, 2005).
3. Factor Predisposisi ( pendukung ) dan presipitasi (pencetus)
a. Predisposisi
Aktivitas
Aktivitas fisik dalam semua pergerakan tubuh yang di hasilkan oleh
pergerakan otot skeletal dan menghasilkan pengeluaran energi. Adapun
beberapa faktor pendukung dalam melakukan aktivitas seperti :
1) Faktor Biologis
Dalam usia anak-anak cenderung lebih aktif daripada anak muda atau
remaja. Secara alamiah anak cenderung aktif bermain karena tertarik pada
alur permainan.
2) Faktor Demografis
a) Perasaan berkompetisi, sukses dan berprestasi.
b) Sikap positif terhadap aktivitas fisik dan menikmati selama aktivitas
fisik berlangsung terutama pada perempuan.
c) Kepercayaan pada kemampuan seseorang untuk aktif secara fisik
(self- efficacy).
3) Faktor Sosial
Partisipasi aktivitas fisik dipengaruhi (positif dan negatif) oleh faktor
pendukung sosial dan orang-orang terdekat seperti, teman, guru, ahli
kesehatan, pelatih olahraga profesional atau instruktur.
4) Faktor Lingkungan
Faktor Lingkungan yang mampu memberikan efek yang positif pada
keikutsertaan anak dalam aktivitas fisik, diantaranya :
a) Akses untuk program dan fasilitas tersedia seperti, lapangan, taman
bermain, dan area untuk aktivitas fisik.
b) Adanya area berjalan dan jalan bersepeda untuk ke sekolah.
c) Adanya waktu untuk bermain di tempat terbuka
d) Perbedaan struktur bangunan yang secara tidak langsung mempengaruhi
kebiasaan aktivitas fisik di perkotaan dan pedesaan.
Istirahat – tidur
Terdapat beberapa faktor pendukung yang mempengaruhi tidur.
Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur setiap orang berbeda-beda. Ada
yang kebutuhannya terpenuhi dengan baik, ada pula yang mengalami
gangguan. Seseorang bisa tidur ataupun tidak dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya status kesehatan, lingkungan, stress psikologis, diet,
gaya hidup, dan obat-obatan. Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur
seseorang, namun banyak juga keadaan sakit menjadikan pasien kurang
tidur. Selain itu keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dapat
mempercepat terjadinya proses tidur.
b. Presipitasi
Ada 2 faktor yang mempengaruhi presipitasi yang mempengaruhi gangguan
aktivitas dan gangguan istirhat-tidur yaitu :
a) Faktor Eksternal
Ancaman terhadap integritas fisik meliputi keterbatasan fisiologis akan
terjadi atau penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup
sehari-hari.
b) Faktor Internal
Stresor psikososial merupakan setiap keadaan atau peristiwa yang
menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga orang itu
terpaksa mengadakan adaptasi.
c. Manifestasi Klinis
Pasien yang mengalami gangguan pola tidur biasanya akan menunjukkan
gejala dan tanda mayor maupun minor, seperti berikut :
a. Gejala dan tanda Mayor
1. Secara subjektif pasien mengeluh sulit tidur, mengeluh sering
terjaga, mengeluh tidak puas tidur, mengeluh pola tidur berubah,
dan mengeluh istirahat tidur tidak cukup.
2. Secara objektif tidak tersedia gejala mayor dari gangguan pola
tidur
b. Gejala tanda Minor
1. Secara subjektif pasien mengeluh kemapuan beraktivitas menurun
2. Secara objektif yaitu adanya kehitaman di daerah sekita mata,
konjungtiva pasien tampak merah, wajah pasien tampak
mengantuk
( Wahit Iqbal Mubarak et al., 2015 )
d. Komplikasi
Komplikasi yang diderita oleh klien adalah gangguan pola tidur yang akan
mengakibatkian pasien lemas dan mengantuk, mudah marah, sulit
berkonsentrasi saat beraktivitas, kelainan bentuk tulang, kelainan hormone,
kebiasann tidur yang buruk dan juga konsumsi alcohol.
5. Pemeriksaan diagnostic/pemeriksaan penunjang
a. Jenis Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Remelda (2008) untuk mendiagnosis seseorang mengalami gangguan
atau tidak dapat dilakukan pemeriksaan melalui penilaian, yang meliputi :
1. Pola tidur penderita
2. Pemakaian obat-obatan, alcohol atau obat terlarang
3. Tingkatan stress psikis
4. Riwayat medis
5. Aktivitas fisik
Tidur dapat diukur menggunakan alat Polisomnografi, alat ini akan
merekam :
Elektroensefalogram (EEG)
Elektromiogram (EMG)
Elektrookulogram (EOG)
b. Parameter yang diperiksa
1. Observasi
2. Pengukuran
3. Pemeriksaan Fisik
6. Penatalaksaan Medis
a. Penatalaksaan Terapi
1. Terapi Non Farmakologi
Terapi ini digunakan sebelum penggunaan obat-obatan, dengan cara :
a. Terapi relaksasi
Terapi ini ditunjukkan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang
dapat menggangu tidur, biasa dilakukan dengan teknik pengaturan
pernapasan, aromaterapi, peningkatan spiritual dan pengendalian
emosi.
b. Terapi tidur yang bersih
Terapi ini ditunjukkan untuk menciptakan suasana tidur yang bersih
dan nyaman. Dimulai dari kebersihan penderita diikuti kebersihan
tempat tidur dan suasana kamar yang dibuat nyaman untuk tidur
c. Terapi pengaturan tidur
Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti
irama sirkardian tidur normal penderita.
d. Terapi psikologi/psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat
yang menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh
tenaga ahli atau dokter psikiatri.
b. Penatalaksaan operatif
Terapi Farmakologi
Menurut Ramelda (2008), untuk tindakan medis pada pasien gangguan tidur
yaitu dengan cara pemberian obat golongan hipnotik-sedatif misalnya:
Benzodiazepin (Diazepam, Lorazepam, Triazolam, Klordiazepoksid) tetapi
efek samping dari obat tersebut mengakibatkan Inkoordinsi motorik, gangguan
fungsi mental dan psikomotor, gangguan koordinasi berpikir, mulut kering,
dan sebagainya.
3. Perencanaan
1. Prioritas diagnose keperawatan
Gangguan pola tidur berhubungan dengan kebisingan lingkungan dan nyeri
pada abdomen.
2. Rencana tindakan
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
DX
1. Setelah dilakukan 1. Mengajarkan pasien 1. Memberikan
intervendi dan orang terdekat informasi dasar
keperawatan mengenai faktor yang dalam menentukan
selama ..x24 jam berkontribusi rencana perawatan.
maka diharapkan terjadinya gangguan
pola tidur pasien pola tidur (misalnya,
meningkat dengan fisiologis, psikologis,
kriteria hasil : pola hidup,
1. Keluhan sulit perubahan shift kerja
menurun yang sering,
2. Keluhan sering perubahan zona
terjaga waktu yang cepat,
menurun jam kerja yang
3. Keluhan tidak panjang dan
nyaman dengan berlebihan, dan faktor
lingkungan lingkungan lainnya).
menurun 2. menyesuaikan
4. Kemampuan lingkungan
beraktivitas (misalnya, cahaya, 2. Mengurangi
meningkat kebisingan, suhu, gangguan saat tidur
5. Keluhan kasur dan tempat
penyebab tidur) untuk
gangguan tidur meningkatkan tidur.
menurun 3. Berkolaborasi
pemberian obat untuk
mengatasi penyebab
gangguan tidur 3. Mengurangi
penyebab gangguan
tidur.
4. Pelaksanaan
implementasi diberikan sesuai dengan intervensi
5. Evaluasi
S : Klien mengatakan sudah bisa tidur dengan nyenyak dan tidur dengan cukup
O : Klien tidak tampak lemah, tidak ada kantung mata dan lingkar hitam
A : Diagnosa I teratasi
P : Hentikan intervensi
WOC
A. TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 25 Januari pukul 10.00 di Ruang Boni,
Puskesmas Klungkung 1, dengan metode observasi, wawancara, pemeriksaan
fisik, dan dokumentasi (rekam medis)
B. Pengumpulan Data
1. Identitas pasien
Pasien Penanggung (ibu px)
Nama : An. S Ny. T
Umur : 7 tahun 32 tahun
Jenis kelamin : Perempuan Perempuan
Status kawin : Belum kawin Kawin
Suku / Bangsa : Bali / Indonesia Bali/Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SD Tamat SMA
Pekerjaan : Pelajar Ibu Rumah Tangga
Alamat : Br. Sangging-Klungkung Br.Sangging,Klngkng
Alamat Terdekat -
No Telepon : - 089768xxxxx
No Register : - -
Tanggal MRS : 24 Januari 2022 -
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama masuk rumah sakit
Seorang anak datang ke Puskesmas Klungkung dengan keluhan nyeri saat
berkemih. Saat anamnesis orang tua mengatakan anak mengalami nyeri
saat berkemih sejak 2 hari yang lalu, ada riwayat demam tapi tidak tinggi,
anak mengeluh sering kecing dan mengeluh tidak bisa tahan kencing, ada
riwayat nyeri suprapubik dan nyeri abdominal sehingga menggangu pola
istirahat-tidur.
b. Keluhan utama saat pengkajian
ibu pasien mengatakan gangguan pola tidur akibat nyeri pada abdominal
terus menerus
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan nyeri pada perut terus menerus, dan tidak dapatnya
istirahat yang cukup. Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan
didapatkan hasil :
N : 70x/ menit, S : 37,8 . Keadaan umum sakit sedang, kesadaran baik.
Abdomen datar ikut gerak napas, tidak teraba massa abdomen, tidak ada
balotemen pada pemeriksaan ginjal. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Darah Rutin sbb: Leukosit: 14.000/m3, Hemoglobin : 13,3 g/dL,
Hematokrit: 39%, Trombosit: 225.000/m3, LED 15 /jam, Kimia darah:
Ureum : 40 mg/dL, Kreatinin: 0,4 mg/dL.
d. Riwayat penyakit sebelumnya
Sebelumnya pasien belum pernah mengalami penyakit ini, dan tidak
pernah sampai dirawat inap.
e. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keluarga berupa hipertensi atau diabetes
f. Genogram
3. Pola Kebiasaan
1. Bernafas
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan tidak ada keluhan saat
bernapas, pasien dapat bernapas secara normal dan tanpa alat bantu
Saat Pengkajian : Tidak ada keluhan
2. Makan dan Minum
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan biasa makan 3x sehari dan
biasa minum 6-8 gelas perhari
Saat pengkajian : Frekuensi makan (3x/hari), jenis makanan (nasi
putih), makanan pantangan (yang mengandung tinggi gula seperti daging),
alergi makanan (-), porsi makan sehari (1 porsi), minuman yg biasa
diminum (air putih), alcohol (- gelas/hari), merokok (- bgks/hari), jumlah
minum sehari (6-8gelas/hari)
3. Eliminasi
Sebelum Pengkajian : Pasien tidak mengalami gangguan eliminasi
Saat Pengkajian : BAB frekuensi (1 x/hari), √ teratur, konsistensi
(lembek),Warna (kuning kecoklatan), Bau (khas feses) tidak ada
darah/lender BAK frekuensi (4-10x/hari), warna (kuning), Bau (khas
urine), jumlah/volume (- cc/kencing), nyeri saat kencing,
4. Gerak dan Aktivitas
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan dapat beraktivitas serta
melakukan aktivitas secara mandiri
Saat Pengkajian : Jenis kegiatan utama duduk dan berbaring, aktivitas
yang biasa dilakukan aktivitas yang bersifat ringan, aktivitas yang tidak
bisa dilakukan aktivitas yang bersifat berat, penyebab tidak bisa
beraktivitas yaitu karena nyeri perut yang dirasakan.
Data lain : Masih bisa beraktivitas namun aktivitas yang bersifat
ringan
5. Istirahat dan Tidur
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan sering susah tidur akibat nyeri
yang dirasakan
Saat Pengkajian : jumlah jam tidur ( 4-6 jam/hari), pasien sering
terjaga, susah tidur, tidur siang ( 30 menit – 1 jam / hari )
6. Kebersihan Diri
Sebelum pengkajian : pasien bisa mandi 2x sehari
Saat Pengkajian : Mandi, frekuensi (2x/hari), tempat (kamar mandi),
memakai sabun, cuci rambut, frekuensi (2x/hari), memakai shampoo,
Pemeliharaan mulut dan gigi, frekuensi sikat gigi (2x/hari, sebelum dan
sesudah makan), memakai pasta gigi. Berpakaian, frekuensi ganti baju
(2x/hari) Kebersihan kuku: bersih
Keadaan kuku:pendek.
Kemampuan membersihkan diri : dibantu (oleh ibu)
7. Pengaturan suhu tubuh
Sebelum Pengkajian : suhu tubuh pasien normal
Saat Pengkajian : pasien tidak merasa panas, berkeringat, suhu tubuh
pasien normal.
8. Rasa Nyaman
Sebelum pengkajian : pasien merasa tidak nyaman akibat nyeri yang
dirasakannya
Saat Pengkajian : Pasien merasa tidak nyaman akibat nyeri, skala
nyeri 4, itensitas nyeri ( hilang timbul ), nyeri terasa tertusuk-tusuk, Lokasi
nyeri (abdomen, suprapubik), waktu (setiap saat), penyebab nyeri adalah
adanya infeksi saluran kemih
9. Rasa Aman
Sebelum Pengkajian : pasien tidak merasa nyaman akibat nyeri
Saat Pengkajian : pasien merasa cemas akibat rasa sakit dan nyeri
saat kencing
10. Data Sosial
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan hubungan pasien dengan
keluarga ataupun orang terdekat sangat harmonis / baik
Saat Pengkajian :jenis keluarga ( inti ), peran dalam keluarga (anak),
keharmonisan keluarga ( harmonis), hubungan dengan tetangga ( baik),
lingkungan rumah (baik), kemampuan ekonomi (mencukupi), hubungan
dengan pasien dan perawat (baik).
11. Prestasi dan produktivitas
Sebelum Pengkajian : Pasien masih sekolah SD
Saat Pengkajian :
Prestasi yang pernah dicapai -
Pengaruh pekerjaan terhadap penyakit -
Pengaruh penyakit terhadap produktivitas –
12. Rekreasi
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan biasa berekreasi ke tetangga
maupun jalan-jalan
Saat Pengkajian : Hobi pasien menggambar, Kebiasaan rekreasi
renang, dan bersepeda
13. Belajar
Sebelum Pengkajian : Pasien belum terlalu paham dengan penyakitnya
Saat Pengkajian : Hal-hal yang perlu dipelajari berhubungan dengan
penyakitnya menjaga pola makan dan menjaga kebersihan yang ada pada
makanan
14. Ibadah
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan biasa sembahyang setiap hari
di tempat suci dirumah
Saat Pengkajian : Agama /kepercayaan yg dianut Hindu, Kebiasaan
beribadah setiap hari di tempat suci
4. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran Umum
5. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
No. Hari/Tanggal/ Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Jam Lab Pemeriksaan
C. Analisis Data
Analisa Data Pasien An. S Dengan Gangguan Pola Tidur Akibat Nyeri Di
Puskesmas Klungkung Tanggal 25-27 Januari 2022
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri pada abdomen ditandai
dengan pasien mengatakan nyeri perut terus-menerus.
3. Perencanaan
a. Prioritas masalah
Prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan keluhan utama pasien
gangguan pola tidur
b. Rencana Keperawatan
Rencana Keperawatan Pada Pasien An. S Dengan Gangguan Pola Tidur
Di Ruang Boni Puskesmas Klungkung Tanggal 25 s/d 27 Januari 2022
N Hari/Tgl/ Diagnosa Rencana Tujuan Rencana Rasional
o Jam Keperawat Tindakan
an
1. Kamis, 25 Gangguan Setelah dilakukan 1. Monitor 1.
Januari pola tidur tindakan 3x24 jam makanan Mengurangi
2022 berhubung diharapkan nyeri sebelum tidur waktu
13.00 an dengan berkurang dan pola dan intake keterjagaan pada
nyeri pada tidur normal. minuman malam hari
abdomen Dengan kriteria hasil yang dapat
ditandai : mengganggu 2. Untuk
dengan - Jumlah jam tidur tidur mengetahui
pasien dalam batas normal 2. keadaan umum
mengataka - Pola tidur, Mengobserva pasien
n nyeri kualitas dalam batas si tanda-tanda 3.
perut normal vital Meningkatkan
terus- - Nyeri mulai 3. agar pasien bisa
menerus. membaik Menggunakan tidur di malam
alat bantu hari
tidur (mis : air
hangat untuk
mandi, bahan
bacaan, 4. Mengurangi
pijatan di nyeri pada
punggung, abdomen
susu atau 5. Mengurangi
music yang gangguan pada
lembut, dll) saat tidur
4.
Kalaborasi
pemberian 6. Memberikan
obat nyeri informasi dasar
5. mengenai
Sesuaikan gangguan
lingkungan aktivitas dan
(misalnya, istirahat-tidur
cahaya,
kebisingan,
suhu, kasur
dan tempat
tidur) untuk
meningkatkan
tidur.
6. Ajarkan
pasien dan
orang terdekat
mengenai
faktor yang
berkontribusi
terjadinya
gangguan
pola tidur
(misalnya,
fisiologis,
psikologis,
pola hidup,
dan faktor
lingkungan
lainnya).
2. Jumat, 26 Gangguan Setelah dilakukan 1. Monitor 1. Mengurangi
Januari pola tidur tindakan 3x24 jam makanan waktu
2022 berhubun diharapkan nyeri sebelum keterjagaan
gan berkurang dan pola tidur dan pada malam
dengan tidur normal. intake hari
nyeri pada Dengan kriteria hasil minuman
abdomen : yang dapat
ditandai - Jumlah jam tidur menggangg 2. Untuk
dengan dalam batas normal u tidur mengetah
pasien - Pola tidur, 2. Mengobser ui
mengatak kualitas dalam batas vasi tanda- keadaan
an nyeri normal tanda vital umum
perut - Nyeri mulai 3. Menganjurk pasien
terus- membaik an pasien 3. Meningk
menerus untuk tidur atkan
dengan agar
posisi yang pasien
nyaman, bisa tidur
seperti di malam
posisi sim hari dan
4. Kalaborasi pasien
pemberian merasa
obat nyeri lebih
5. Menganjurk nyman
an pasien 4. Mengura
untuk lebih ngi nyeri
banyak pada
minum di abdomen
siang hari 5. Mengura
daripada di ngi
malam hari gangguan
pada saat
tidur
6. Menganju
rkan
pasien
untuk 6. Mengura
tidak ngi
banyak gangguan
tidur pada tidur pada
siang hari saat
malam
hari
4. Pelaksanaan
DO :
Pasien masi tampak
lemas dan tampak
sayu
Kamis, 25 1 Kalaborasi DS: Pasien sudah
januari 2022 pemberian obat minum obat nyeri
14.00 nyeri
DO : obat sudah
masuk dan tidak ada
tanda – tanda alergi
Jumat, 26 1 Mengobservasi DS : -
Januari 2022 tanda-tanda vital
Pukul 11.15 DO :
wita S : 35,5
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
TD : 100/70
mmHg
DO :
-obat sudah masuk
dan tidak ada tanda
alergi
Jumat, 26 1 Menganjurkan DS :
Januari 2022 pasien untuk lebih -Pasien mengatakan
Pukul 15.30 banyak minum di akan lebih banyak
siang hari daripada minum pada malam
dimalam hari hari
DO :
-Pasien tampak
paham
DO :
-pasien tampak
mengerti
3 Sabtu, 27 1 Monitor makanan DS :
. Januari 2022 sebelum tidur dan Pasien
09.00 intake minuman mengatakan
yang dapat sudah
mengganggu tidur membatasi
intake cairan
terutama pada
malam hari.
DO : Pasien
tampak lebih
segar
Sabtu, 27 1 Mengobservasi DS : -
januari 2022 tanda tanda vital
Pukul 09.10 DO :
- S : 35,5
- N : 80x/menit
- RR : 20x/menit
- TD : 100/70
mmHg
Sabtu, 27 1 Menganjurkan DS :
Januari 2022 pasien unruk tetap Pasien mengatakan
10.00 menerapkan pola sudah berolahraga
hidup sehat, seperti DO :
berolahraga Pasien tampak
bersemangat
Sabtu, 27 1 Kolaborasi DS :
Januari 2022 pemberian obat -Pasien sudah
11.00 nyeri minum obat nyeri
-pasien mengatakan
nyeri berkurang
DO
Obat sudah masuk
dan tidak ada tanda
tanda alergi
Sabtu, 27 1 Menganjurkan DS :
januari 2022 pasien untuk Pasien mengatakan
18.00 menggunakan linen sudah mengganti
dan baju tidur yang linen
bersih DO :
Pasien tampak
nyaman dan aman
Sabtu, 27 1 Sesuaikan DS :
Januari 2022 lingkungan Pasien mengatakan
Pukul : 19.00 ( misalnya, cahaya, sudah bisa tidur
kebisingan, suhu, nyenyak
Kasur, dan tempat
tidur ) untuk DO
meningkatkan tidur Pasien tampak lebih
baik dari
sebelumnya.
5. Evaluasi
(dilakukan sesuai dengan rencana tujuan )
P:
Pertahankan kondisi pasien
6. Catatan Perkembangan
Catatan PerKembangan Pada Pasien An S Dengan Gangguan Pola
Tidur
Di Ruang Boni Puskesmas Klungkung Tanggal 25 s/d 27 Januari 2022
O :
Pasien tampak belum bisa tidur
dengan nyenyak
Pasien tampak lemas dan mata
pasien tampak sayu
TTV :
S : 36,5
Gangguan pola tidur N : 80x/menit
berhubungan dengan nyeri RR : 20x/menit TD : 80/60 mmHg
pada abdomen ditandai
2 dengan pasien mengatakan A :
nyeri perut terus-menerus Tujuan belum tercapai
P:
Jumat, 26 Lanjutkan intervensi
Januari 2022 keperawatan
P:
Lanjutkan intervensi
keperawatan
S :
Pasien mengatakan nyeri
berkurang
Pasien mengatakan tidur sudah
nyenyak
Pasien mengatakan sudah dapat
beraktivitas seperti olahraga
O:
Pasien tampak lebih baik dari
sebelumnya
Pasien tampak bersemangat
TTV :
S : 35,5
N : 78x/menit
RR : 20x/menit
TD : 120/70 mmHg
A:
Tujuan tercapai
P:
Pertahankan kondisi pasien
Lembar Pengesahan
Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Kebutuhan Pemenuhan Istirahat Tidur
Mengetahui Mengetahui
Mahasiswa Pembimbing Akademik
NI PUTU DIAN NANDITA PUTRI
NIM 2014201057
DAFTAR PUSTAKA
Syaifuddin, H.2010. ILMU BIOMEDIK DASAR I : ANATOMI FISIOOGI. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Bulechek. (2016). Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi 6. Singapore: Elsevier.
Moorhead, S. 2013. Nursing Outcomes Classification (Terjemahan). Indonesia : Elsevier Inc
A. Azis Alimun H. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan, Buku 1, Buku 2. Jakarta: Salemba Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
WOC
A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 26 Januari 2022 pukul 12.00 di Ruang
Melati Rumah Sakit Bhakti Rahayu dengan metode observasi, wawancara, pemeriksaan
fisik dan dokumentasi (rekam medis)
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Pasien
Pasien Penanggung
(Suami)
Nama : Ny.D Tn.J
Umur : 48 tahun 49 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah Menikah
Suku /Bangsa : Indonesia Indonesia
Agama : Hindu Kristen
Pendidikan : S1 S2
Pekerjaan : PNS PNS
Alamat : Jalan Permai indah no.1 Kuta Jalan Permai indah no.1
Kuta
Alamat Terdekat :-
Nomor Telepon : 087564332889 081235225762
Nomor Register : 786445
Tanggal MRS : 24 Januari 2022
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama masuk rumah sakit
Pasien mengeluh sangat cemas dan takut dengan kondisinya.
2. Keluhan utama saat pengkajian
Pasien mengatakan sangat cemas dan takut dengan kondisinya. Pasien merasa
gelisah, tidak bisa tidur, pasien juga mengatakan nyeri di kepala.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Saat dilakukan pengkajian merasa cemas dan gelisah akibat nyeri di kepala.
4. Riwayat penyakit sebelumnya
Ny.D mengatakan mengidap hipertensi sejak 6 bulan yang lalu.
5. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga Ny.D mengatakan tidak memiliki riwayat Hipertensi
6. Genogram
c. Pola Kebiasaan
1. Bernafas
Sebelum Pengkajian : Pasien bernafas normal
Saat Pengkajian : dada berdebar
2. Makan dan minum
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan biasa makan 3x sehari, 1 porsi
habis. Makanan yang biasa dikonsumsi pasien berupa nasi sayur dan lauk.
Pasien minum air putih 5-6 (1500) gelas perhari.
Saat Pengkajian : frekuensi makan (2x/hari), jenis makanan (lauk pauk dan
sayuran), makanan pantangan (mengurangi makanan yang mengandung
garam), alergi makanan (-), porsi makan sehari (1/4 porsi), minuman yg biasa
diminum (air mineral), alcohol (- gelas/hari), merokok (- bgks/hari), jumlah
minum sehari (5-6 gelas/hari)
3. Eliminasi
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan sebelum sakit biasa BAB lancar
dan tidak ada gangguan 1x/hari setiap pagi, BAK lancar kurang lebih
sebanyak 5-6x/hari, Volume BAK (500CC/kencing)
8. Rasa nyaman
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan mengatakan merasa nyeri di
kepala
Saat Pengkajian : Merasa tidak nyaman nyeri, skala nyeri(6), intensitas
nyeri (sedang), kualitas nyeri(hilang timbul),
Lokasi nyeri (kepala), waktu (-),
penyebab nyeri hipertensi
9. Rasa aman
Sebelum Pengkajian : Pasien megatakan merasa khawatir dan cemas
Saat Pengkajian : cemas, penyebab penyakit yang dideritanya
10. Data sosial
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan memiliki hubungan yang
harmonis dengan keluarga maupun tetangga
Saat Pengkajian : Jenis keluarga (inti), peran dalam keluarga (Istri dan
ibu),
Keharmonisan keluarga : harmonis
Hubungan dengan tetangga baik
Lingkungan rumah : kondisi lingkungan rumah baik
Kemampuan ekonomi keluarga menegah ke atas
Hubungan dengan pasien lain baik
Hubungan dengan perawat baik
11. Prestasi dan produktivitas
Sebelum Pengkajian : Pasien melakukan pekerjaan rumah dan kantor
dengan baik
Saat Pengkajian : Pengaruh penyakit terhadap produktivitas
Pasien menjadi cemas dan waktu tidur sedikit terganggu
12. Rekreasi
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan setiap akhir pekan
menghabiskan waktu bersama keluarga dengan pergi jalan-jalan
Saat Pengkajian : Kebiasaan rekreasi pasien terhambat karena cemas
akibat penyakit yang di deritanya.
13. Belajar
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan memiliki sedikit pengetahuan
tentang penyakitnya
Saat Pengkajian : Hal-hal yang perlu dipelajari berhubungan dengan
penyakitnya adalah mulai mengurangi makanan yang mengandung garam.
14. Ibadah
Sebelum Pengkajian : Pasien beragama hindu mengatakan beribadah di
rumah setiap hari
Saat Pengkajian : Agama /kepercayaan yg dianut hindu
Kebiasaan beribadah di rumah setiap hari
d. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Kesadaran : composmentis/sadar penuh
b. Bangun Tubuh : sedang
c. Postur Tubuh : tegak
d. Cara Berjalan : lancar terkoordinir
e. Gerak Motorik : normal
f. Keadaan Kulit
Warna : normal
Turgor : elastis
Kebersihan: bersih
Luka : tidak ada
g. Gejala Kardinal : TD : 150/90mmhg
N :100 x/mnt
S :36,5 C
o
5. Telinga
a) Keadaan : Bersih
b) Nyeri : tidak nyeri
c) Pendengaran, baik/normal
6. Mulut
a. Mukosa bibir : mukosa lembab
b. Gusi : tidak berdarah
c. Gigi : gigi lengkap dan bersih
d. Lidah : bersih
e. Tonsil : normal
7. Leher
a. Inspeksi
Keadaan : baik/normal
b. Palpasi : keadaan normal
8. Thorax
a. Inspeksi
Bentuk : simetris
Gerakan dada: bebas
Payudara : simetris
Nyeri : tidak ada
Bengkak : tidak ada
Luka : tidak ada
b. Palpasi
Pengembangan dada : simetris
Vibrasi tactile premitus : -
Nyeri tekan: tidak ada
c. Perkusi
Suara paru : Sonor/resonan
d. Auskultasi
Suara paru : vesikuler/normal
Suara jantung: Regular
9. Abdomen
a. Inspeksi
Pemeriksaan : simetris
Luka, tidak ada
b. Auskultasi
Peristaltic usus: 15 x/mnt
c. Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan
d. Perkusi : tympani
10. Genetalia
a. Keadaan : Bersih
b. Letak Uretra : Normal
11. Anus
Keadaan : Bersih
12. Ekstremitas
a) Ektremitas Atas
Pergerakan terbatas karena tangan kanan terpasang infuse
Luka : Tidak ada
b) Ektremitas Bawah
Pergerakan bebas
Tidak Ada luka
c) Kekuatan Otot
e. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
No Hari/Tanggal/Jam Jenis Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
. Pemeriksaan
Lab
a. Analisa data
c. Analisa Masalah
P : Ansietas
E : Hipertensi
S : Merasa cemas, khawatir, tampak gelisah dan tegang.
Proses Terjadinya : Dikarenakan pasien mengidap hipertensi hal tersebut
mengalami ansietas sehingga menganggu rasa nyaman.
Akibat jika tidak ditanggulangi : Ansietas dalam jangka panjang dapat
memiliki efek sebaliknya yaitu seperti depresi, gangguan pola tidur, dan
nyeri kronis.
2. Diagnosa Keperawatan
Ansietas akibat dari hipertensi dibuktikan dengan Pasien mengatakan merasa
cemas, khawatir, tampak gelisah dan tegang akibat penyakit hipertensi yang di
deritanya.
3. Perencanaan
a. Prioritas masalah
Ansietas
b. Rencana Keperawatan
4. Motivasi 3. Di
klien dapatkannya
melakukan cara lain yang
teknik sehat yang akan
relaksasi membantu
setiap kali klien untuk
ansietas mencari cara
muncul yang adaptif
dalam
mengurangi
atau
menghilangkan
ansietasnya.
4. Untuk
memotivasi
klien sembuh.
4. Pelaksanaan
3.Mengajarkan
11.00 pasien teknik
relaksasi (tarik DS : Pasien
nafas dalam) mengatakan merasa
cemas dan jantung
berdebar
DO : Wajah pasien
terlihat tegang dan
4. Memotivasi klien takut
untuk melakukan
11.30 teknik relaksasi DS : Pasien
setiap ansietas mengatakan merasa
muncul. putus asa setiap
ansietas muncul
DO : Pasien terlihat
murung dan putus asa.
1. Membina
hubungan saling
percaya dengan
Kamis, 27 klien. DS : Pasien
2. Januari 2022 I mengatakan masih
14.00 merasa tidak percaya
diri akibat penyakit
yang dideritanya
DO : Pasien terlihat
masih cemas dan
2. Membantu klien gelisah sesekali
mengenal ansietas melamun.
14.30 DS :Pasien
mengatakan masih
bingung terkait
penyakit yang
3.Mengajarkan dideritanya
pasien teknik DO : Pasien terlihat
relaksasi (tarik bingung
nafas dalam)
15.00 DS : Pasien
mengatakan merasa
sedikit tenang dan
nyaman
4. Memotivasi klien
DO : Wajah pasien
untuk melakukan
terlihat lebih tenang
teknik relaksasi
dan rileks
setiap ansietas
15.30 muncul.
DS : Pasien
mengatakan masih
1. Membina merasa sedikit putus
hubungan saling asa setiap ansietas
percaya dengan muncul
klien. DO : Pasien terlihat
masih murung dan
Jumat, 28 putus asa.
Januari 2022
09.00 DS : Pasien
3. I 2. Membantu klien mengatakan senang
mengenal ansietas terhadap perawatan
yang dilakukan
DO : Pasien terlihat
senang
09.30
3.Mengajarkan DS :Pasien
pasien teknik mengatakan sudah
relaksasi (tarik mengenal ansietas
nafas dalam) DO : Pasien kooperatif
terhadap tindakan
keperawatan yang
10.00 dilakukan
4. Memotivasi klien
untuk melakukan DS : Pasien
teknik relaksasi mengatakan merasa
setiap ansietas tenang dan nyaman
muncul. DO : Wajah pasien
terlihat tenang dan
10.30 rileks
DS : Pasien
mengatakan
mengetahui teknik
relaksasi saat ansietas
muncul
DO : Pasien terlihat
bersemangat dan dapat
melakukan teknik
relaksasi secara
mandiri.
5. Evaluasi
(dilakukan sesuai dengan rencana tujuan)
Evaluasi Keperawatan Pada Pasien Pasien Ny. D Dengan keluhan
Ansietas Di Rs Bhakti Rahayu Tanggal 26 Januari 2022 s/d 28 Januari
2022
S:
Klien mengatakan takut terhadap
penyakitnya.
O:
Kontak mata
buruk.
Klien sesekali
melamun.
2. Kamis, 27 Januari Ansietas Wajah tampak tegang dan gelisah.
2022 Td : 140/90 mmHg, N: 96x/menit,
15.30 RR: 32x/menit,
S: 36,5 ̊C.
A:
Masalah belum teratasi
- Klien masih tampak tegang.
P : Intervensi dilanjutkan
- Motivasi klien untuk melakukan teknik
relaksasi
S:
Pasien mengatakan sudah tidak khawatir
terhadap penyakitnya
O:
Kontak mata kooperatif, Wajah pasien
tampak tenang dan rileks
Td : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
RR : 18x/menit
A:
Tujuan tercapai
P:
Hentikan intervensi
Lembar Pengesahan
Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Kebutuhan rasa Nyaman
Mengetahui Mengetahui
Mahasiswa Pembimbing Akademik
2. Gastritis Kronik.
Disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi mukosa
lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya
akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel
pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya
akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu
bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser
c. Manifestasi Klinis Gastritis
a. Manifestasi Klinis Gastritis Akut
a. Nyeri pada ulu hati
b. Mual dan muntah
c. Perut kembung
d. Anoreksia
b. Manifestasi Klinis Gastritis Kronis
a. Nyeri menetap pada epigastrium
b. Anoreksia
c. Perasaan penuh di dalam perut
d. Mual dan muntah
e. Hematemesis melena (perdarahan pada saluran cerna)
d. Komplikasi
terjadinya pendarahan
syok
perforasi
peradangan selaput perut
kanker lambung
d. Interpretasi Hasil
a. Pada hasil positif terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah,
magenta, merah muda, oranye tua mengindikasikan adanya H.pylori
b. Spesimen yang mengandung darah maka akan memberikan warna dari darah
tersebut di seputar spesimen saja. Warna darah ini mudah dibedakan dengan
perubahan warna karena hasil positif
c. Jika gel tetap berwarna kuning setelah tes dilakukan maka hasil = NEGATIF.
d. Tes dapat disimpan pada suhu kamar selama 24 jam, jika hasil tetap
NEGATIF, diperpanjang penyimpanannya sampai 72 jam. Jika tetap tidak
terjadi perubahan warna, maka hasil = NEGATIF.
5. Penatalaksanaan Medis
a. Penatalaksanaan Terapi
Berdasarkan buku Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Sistem Pencernaan yang disusun oleh Mardalena (2015), penatalaksanaan
medis pada pasien gastritis, baik gastritis akut maupun gastritis kronis
ialah sebagai berikut:
1. Gastritis akut
a. Pantang minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala menghilang,
ubah menjadi diit yang tidak mengiritasi.
b. Jika gejala menetap, mungkin di perlukan cairan IV.
c. Jika terdapat pendarahan, penatalaksanaan nya serupa dengan hemoragi
yang terjadi pada saluran gastrointestinal bagian atas.
16
d. Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan
netralkan asam dengan antasida umum, misalnya alumunium hidroksida.
e. Jika korosi parah, hindari muntah dan bilas lambung untuk
menghindari bahaya perforasi.
2. Gastritis Kronik
a. Modifikasi diit, istirahat, reduksi stress, farmakoterapi.
b. Helicobacter pylori mungkin diatasi dengan antibiotic (misalnya
tetrasiklin atau amoksisilin) dan garam bismuth (pepto bismol).
1. Konsep Nyeri
a.Definisi
Nyeri akut dideskripsikan sebagai nyeri yang terjadi setelah cedera akut,
penyakit atau intervensi bedah dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai
berat) serta berlangsung singkat (kurang dari enam bulan) dan menghilang
dengan atau tanpa pengobatan setelah pulih pada area yang rusak (Mubarak, et
al., 2015). Nyeri akut pada gastritis pada umumnya ditandai dengan adanya
nyeri pada ulu hati. Nyeri ulu hati merupakan gejala dari suatu penyakit yang
terjadi akibat adanya peradangan pada mukosa lambung. Keluhan nyeri ulu hati
adalah keluhan fisik subjektif yang dirasakan oleh pasien di daerah epigastrium.
Epigastrium adalah bagian abdomen bagian atas. Nyeri pada daerah epigastrium
adalah nyeri yang berhubungan dengan rasa tajam dan terlokalisasi yang
dirasakan oleh seseorang pada daerah tengah atas perut
b. Klasifikasi Nyeri
1. Klasifikasi nyeri berdasarkan durasinya adalah sebagai brikut :
a. Nyeri Akut
Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul setelah adanya
penyakit, cedera akut, intervensi bedah dengan proses nyeri yang cepat
dan intensitas nyeri yang bervariasi seperti ringan, sedang sampai
berat. Neri ini berlangsung dalam waktu yang singkat. (Andarmoyo,
2013). Nyeri akut berdurasi kurang lebih 6 bulan yang akan
menghilang secara sendirinya tabpa melalui pengobatan setelah area
yang rusak kembali pulih (Prasetyo, 2010).
b. Nyeri Kronis
Nyeri kronis merupakkan nyeri yang intermiten dan menetap
selama suatu waktu. Nyeri berlangsung dalam waktu yang lama
dengan intensitas bervariasi dan berlangsung lebih dari 6 bulan.
(McCaffery, 1986 dalam Potter & Perry 2005).
2. Pengukuran Intensitas Nyeri
1. Skala Wajah atau Wong-Bakeer Face Pain Ranting Scale
a. Eksprsi wajah 0 : tidak mrasakan nyeri
b. Eksprsi wajah 1 : hanya sedikit nyeri
c. Eksprsi wajah 2 : sedikit lebih nyeri
d. Eksprsi wajah 3 : jauh lebih nyeri
e. Eksprsi wajah 4 : sangat nyeri
f. Eksprsi wajah 5 : nyeri yang sangat luar biasa
3. Penatalaksaan
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri,
meliputi tindakan non farmakologis dan tindakan farmakologis.
1. Tindakan non farmakologis
a. Relaksasi gengggam jari, adalah sebuah teknik relaksasi yang berhubungan dengan
jari tangan serta aliran energy didalam tubuh kita. Teknik ini dilakukan dengan cara
menggenggam jari sambil menarik napas dalam-dalam (relaksasi) sehingga dapat
mengurangi ketegangan fisik dan emosi, karena genggaman jari akan menghangatkan
titik-titik keluar dan masuk energy pada meridian (energy channel) yang terletak pada
jari tangan kita. Titik-titik refleksi pada tangan akan memberikan rangsangan secara
refleks (spontan) pada saat menggenggam. Rangsangan tersebut akan mengalir
semacam gelombang listrik menuju otak. Gelombang tersebut diterima dan diproses
dengan cepat oleh otak, lalu diteruskan menuju saraf organ tubuh yang mengalami
gangguan, sehingga sumbatan dijalur energy menjadi lancer
b. Distraksi, merupakan metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan
perhatian pada hal-hal lain sehingga klien akan lupa terhadap nyeri yang dialami
c. Relaksasi, merupakan kebiasaan mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik
relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri,
stress fisik dan emosi pada nyeri. Ada tiga hal utama yang diperlukan dalam relaksasi
yaitu posisi yang tepat, pikiran beristirahat, lingkungan yang tenang. Posisi tubuh
disokong (misal, bantal menyokong leher), persendian fleksi dan otot-otot tidak
tertarik (misal tangan dan kaki tidak disilangkan). Untuk menenangkan pikiran klien
dianjurkan pelanpelan memandang sekeliling ruangan. Untuk melestarikan wajah
klien dianjurkan untuk tersenyum dan membiarkan geraham bawah kendor. Teknik
relaksasi sebagai berikut :
a. Klien menarik napas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara
b. Perlahan-lahan udara dihembuskan sambil membiarkan tubuh menjadi kendor dan
merasakan nyaman
c. Klien bernapas beberapa kali dengan irama normal
d. Klien menarik napas dalam lagi dan menghembuskan pelanpelan. Anjurkan klien
untuk mengkonsentrasikan pikiran klien pada kakinya yang terasa ringan dan hangat
e. Klien mengulang langkah 4 dan mengkonsentrasikan pikiran pada lengan, perut,
punggung dan kelompok otot-otot yang lain
f. Setelah merasa rileks, klien dianjurkan untuk bernapas secara pelan-pelan. Bila nyeri
hebat, anjurkan klien bernapas dangkal dan cepat.
2. Tindakan farmakologis
a. Analgesik merupakan metode yang paling umum untuk mengatasi nyeri. Ada tiga
jenis analgesik, yakni: non narkotik dan obat antiinflamasinonsteroid (NSAID),
analgesik narkotik atau opiate, obat tambahan atau koanalgesik.
b. Antipiretik, pengobatan serangan akut dengan Colchicine 0,6 mg (pemberian oral),
Colchicine 1,0 – 3,000 mg (dalam NaCl intravena) tiap 8 jam sekali untuk mencegah
fagositosis dari Kristal asam urat oleh netrofil sampai nyeri berkurang,
Phenilbutazone, Indomethacin, Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat
asam urat dan mencegah serangan.
B. Tinjauan Teori Askep Kebutuhan Dasar Pemenuhan Rasa Aman dan Nyaman
a. Pengkajian
1. Data Subyektif
1. Pasien mengatakan Mengeluh tidak nyaman
2. Mengeluh Nyeri
3. Mengeluh ingin muntah
4. Tidak berminat makan
2. Data Obyektif ( Tidak ada)
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan cedera biologis (kerusakan mukosa
lambung)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat karena mual dan muntah.
3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan
muntah.
4. Nyeri akut berhubungan dengan cedera biologis (kerusakan mukosa
lambung).
5. Intoleransi aktivitas berhubungan kelemahan fisik.
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kekurangan informasi.
c. Perencanaan
1. Gastritis ( Asam Lambung)
Prioritas: Gastritis ( Asam Lambung)
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:
Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Potter, P.A dan Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik, edisi 4, Volume 1. Jakarta: EGC
WOC
Lembar Pengesahan
Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Mengetahui Mengetahui
Mahasiswa Pembimbing Akademik
C. TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 25 Januari 2022 pukul 07.00 di
RSUP Sanglah Di Ruang Jepun dengan metode observasi, wawancara,
pemeriksaan fisik dan dokumentasi (rekam medis).
2. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Pasien
Pasien Penanggung
(Orang Tua)
Nama : Ny. D Ny. A
Umur : 20 th 47 th
Jenis Kelamin : Perempuan Perempuan
Status Perkawinan : Belum Kawin Kawin
Suku /Bangsa : Indonesia Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Mahasiswa IRT
Alamat : Jl. Tukad Badung No.5x Jl. Tukad Badung
No.5x
Alamat Terdekat : - -
Nomor Telepon : 081916382905 08164736902
Nomor Register : 14.545.66 -
Tanggal MRS : senin,24 januari 2022 -
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama masuk rumah sakit
klien mengatakan nyeri pada bagian ulu hati, mual ,muntah dan batuk
2. Keluhan utama saat pengkajian
Pasien mengatakan sangat nyeri dan takut dengan kondisinya. Pasien merasa
gelisah, tidak bisa tidur, pasien juga mengatakan ingin mual dank lien
mengatakan mengidap penyakit gastritis akut sejak 2 bulan yang lalu
3. Riwayat Penyakit Sekarang
sebelum masuk rumah sakit, klien mengatakan dirinya bekerja sebagai
pegawai sehingga pola makan klien tidak teratur dan suka makanan yang
pedas.
4. Riwayat penyakit sebelumnya
klien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit karena operasi Caesar, dan
tidak memiliki riwayat penyakit lain seperti hipertensi, DM.
5. Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga
6. Genogram
a. Pola Kebiasaan
1. Bernafas
Sebelum Pengkajian : Ibu pasien mengatakan pasien tidak memiliki
kesulitan dalam bernapas
Saat Pengkajian : □ t.a.k (tidak ada keluhan), □ sesak saat menarik nafas,
□ sesak saat mengeluarkan nafas, □ nyeri waktu bernafas,
□ batuk, □ dada berdebar
Data lain : Tidak Ada Data Lainn
Saat Pengkajian : Jenis kegiatan utama (-), aktivitas yang biasa dilakukan makan
dan minum, aktivitas yang tidak bisa dilakukan Berdiri,BAB/BAK penyebab
tidak bisa beraktivitas Terdapat nyeri akut
Data lain : -
5. Istirahat dan tidur
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan istirahatnya cukup dan teratur yaitu 8-
9 jam/hari.
13. Belajar
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan memiliki sedikit pengetahuan tentang
penyakitnya
14. Ibadah
Sebelum Pengkajian : Ibu pasien mengatakan anaknya sering beribadah
Saat Pengkajian : Agama /kepercayaan yg dianut Islam
Kebiasaan beribadah dirumah setiap hari
Data lain : tidak ada data lainn
b. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Kesadaran : □ composmentis/sadar penuh, □ somnolen, □ koma
Data lainnya…………………………………………
b. Bangun Tubuh : □ kurus, □ sedang, □ gemuk
Data lainnya…………………………………………
c. Postur Tubuh : □ tegak, □ lordosis, □ kifosis, □ skoliosis,
Data lainnya…………………………………………
d. Cara Berjalan : □ lancar terkoordinir, □ terganggu,
Data lainnya: karena nyeri yang diderita
e. Gerak Motorik : □ normal, □ tergangu,
Data lainnya…………………………………………
f. Keadaan Kulit
Warna : □ normal, □ ikterus, □ sianosis, □ pucat/anemis
Turgor : □ elastis, □ kurang elastis, □ jelek
Kebersihan: □ bersih, □ kurang bersih, □ kotor
Luka : □ tidak ada,
□ ada : □ terbuka, □ tertutup
Lokasi…………………………………………………
Luas luka………………………………………………
Warna…………………………………………………
Pus………………………………………………………
Hiperemi ………………………………………………
Jaringan…………………………………………………
Gambar :
Depan Belakang
Data lainnya…………………………………………………………………
3. Mata
a. Konjungtiva : □ merah muda, □ anemis/pucat, □ ikterus/kuning
b. Sklera : □ putih, □ ikterus
c. Kelopak mata : □ oedema, □ benjolan, □ lingkaran hitam
d. Pupil : □ reflek pupil baik, □ pupil isokor, □ pupil midriasis
□ Bola mata menonjol
Data lainnya………………………………………………………………
4. Hidung
a. Keadaan : □ Bersih, □ Secret, □ Darah, □ Polip
b. Penciuman : □ Baik, □ Terganggu
c. Nyeri : □ nyeri tekan, □ Sinusitis, Lokasi………………………………...
d. Luka, □ Tidak ada,
□ Ada : Lokasi………………………………………………………
Luas luka……………………………………………………
Warna……………………………………………………….
Data lainnya……………………………………………………………….
5. Telinga
a) Keadaan : □ Bersih, □ Secret, □ Darah
b) Nyeri : □ tidak nyeri, □ nyeri tekan
c) Pendengaran, □ baik/normal, □ terganggu…………………………………
d) Pemeriksaan □ test rinne……………………………………………………
□ test webber………………………………………………….
□ test swabach…………………………………………………
Data lainnya: Tidak Ada data lainn
6. Mulut
a. Mukosa bibir : □ mukosa lembab, □ bibir sianosis, □ pucat, □ kering
b. Gusi : □ tidak berdarah, □ berdarah
c. Gigi : □ gigi lengkap, □ gigi bersih, □ caries/karang gigi, □ berlubang
d. Lidah : □ bersih, □ kotor,
e. Tonsil : □ normal, □ hyperemia pada tonsil, □tonsil membesar, □faring radang
Data lainnya…………………………………………………………………
7. Leher
a. Inspeksi
Keadaan : □ baik/normal, □ Pembengkakan kelenjar tiroid, □ distensi vena
jugularis, □ kaku kuduk
b. Palpasi : □ kelenjar limfe membesar, □kelenjar parotis membesar,
□Pembengkakan kelenjar tiroid, □deviasi trakea, □teraba massa/tumor……
Data lainnya…………………………………………………………………
8. Thorax
a. Inspeksi
Bentuk : □ simetris, □ asimetris
Gerakan dada: □ bebas, □ terbatas, □ retraksi dada, □ palpitasi
Payudara : □ simetris, □ asimetris
□ Nyeri Tidak ada
□ Bengkak Tidak ada
□ Luka, Lokasi…………………………………………………
Luas……………………………………………………
Warna………………………………………………….
Pus ……………………………………………………
Lain-lain………………………………………………
b. Palpasi
Pengembangan dada : □ simetris, □ asimetris
Vibrasi tactile premitus : □ simetris, □ asimetris
Nyeri tekan: ………………………………………………………….
c. Perkusi
Suara paru : □ Sonor/resonan, □ dullnes, □ hypersonor
d. Auskultasi
Suara paru : □ vesikuler/normal, □ ronchi, □ wheezing □ rales
Suara jantung: □ Regular, □S1-S2 tunggal, □ Murmur, □ Gallop
Data lainnya………………………………………………………………
9. Abdomen
a. Inspeksi
Pemeriksaan : □ distensi abdomen, □ ascites
Luka, □ tidak ada, □ ada, Lokasi…………………………….………
Luas……………………………………………………
Warna………………………………………………….
Pus …………………………………………………….
Lain-lain……………………………………………….
b. Auskultasi
Peristaltic usus: 15x/mnt
c. Palpasi : □ hepatomegali, □ apendiksitis, □ distensi abdomen, □ ascites, □massa,
□ nyeri tekan, lokasi……………………………………………….
d. Perkusi : □ tympani, □ dullnes, □ hipertympani
Data lainnya……………………………………………………………….
10. Genetalia
a. Keadaan : □ Bersih, □ Keputihan, □ Darah
b. Letak Uretra : □ Normal, □ Epispadia, □ Hipospadia
c. Prosedur invasife : □ Tidak
□ Ya, Terpasang dower catheter,……………………….
Data lainnya………………………………………………………………….
11. Anus
Keadaan : □ Bersih, □ Hemoroid
Data lainnya………………………………………………………………….
12. Ekstremitas
a) Ektremitas Atas
□pergerakan bebas, □ deformitas, □ Oedema, □ Sianosis pada ujung kuku,
□Clubbing finger, □ CRT ……..detik
□ Luka, Lokasi………………………………………………………….
Luas luka………………………………………………..........
Warna………………………………………………………....
Pus…………………………………………………………….
Hiperemi ………………………………………………..........
Jaringan……………………………………………………….
□ Terpasang infuse,…………………………………………………….
Data lainnya : pergerakan terbatas
b) Ektremitas Bawah
□pergerakan bebas, □ deformitas, □ Oedema, □ Sianosis pada ujung kuku,
□Clubbing finger, □ CRT ……..detik
□ Luka, Lokasi………………………………………………………….
Luas luka………………………………………………..........
Warna………………………………………………………....
Pus…………………………………………………………….
Hiperemi ………………………………………………..........
Jaringan……………………………………………………….
□ Terpasang infuse,………………………………………………….....
Data lainnya…………………………………………………………….
c) Kekuatan Otot
555 555
555
555
Data lainnya………………………………………………………….............
c. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
No Hari/Tanggal/Jam Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
. Lab Pemeriksaan
Kuning
Jernih
1.010 –
1.020
6.0 –
8.0
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
a. Analisa data
Analisa Data Pasien Ny. D dengan keluhan Gastritis di RSUP Sanglah
Tanggal 25 Januari 2022
d. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut akibat dari Gastritis dibuktikan dengan Pasien mengatakan merasa
cemas, nyeri, khawatir, tampak gelisah dan tegang akibat penyakit gastritis yang
di deritanya.
e. Perencanann
N Hari/Tgl/ Diagnosa Rencana Rencana Rasional
o Jam Keperawata Tujuan Tindakan
n
1. Selasa, 26 Gastritis 1. Nyeri klien 1. Identifikasi 1. Dengan
Januari berkurang lokasi, mengidentifik
2022 09.00 setelah karakteristik, a si dapat
dilakukan durasi, frekuensi, membantu
tindakan kualitas dan perawat
asuhan intensitas nyeri untuk
keperawata berfokus pada
n selama penyebab
3x24 jam nyeri dan
dengan manajemenny
Kriteria a
Hasil :
2. Keluhan 2. Identifikasi
nyeri skala nyeri
menurun, 2. Dengan
dalam mengetahu
rentang i skala
skala 1-3 nyeri klien
3. Sikap dapat
protektif membantu
menurun 3. Identifika perawat
4. Kemampua si respon untuk
n nyeri non mengetahu
menggenali verbal i tingkat
penyebab nyeri klien
nyeri
meningkat 4. Ajarkan
5. Kemampua teknik 3. Dengan
n non mengident
mengontrol farmakolo ifika si
nyeri gis untuk respon
meningkat menguran nyeri non
6. Kemampua gi rasa verbal
n nyeri klien
menggunak dapat
a n teknik mengetahu
non 5. Jelaskan i seberapa
farmakologi tujuan kuat nyeri
s meningkat dan yang
7. Gelisah manfaat dirasakan
menurun teknik oleh klien
8. Keluhan napas
sulit tidur
menurun
4. Pemberian
teknik
nonfarmak
olog is
dapat
membantu
klien
dalam
menguran
gi
kecemasan
nyeri
5. Dengan
menjelask
an tujuan
dan
manfaat
dapat
membantu
klien dan
keluarga
dalam
pentingny
a
informasi
mengontro
l nyeri dan
menemuka
n
dukungan
keluarga
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan Keperawatan Pada Pasien Ny. D Dengan keluhan
Gastritis , Nyeri Akut
Di RSUP Sanglah Tanggal 25 Januari 2022 s/d 27 Januari 2022
No Hari/Tgl/Jam No. Tindakan Keperawatan Evaluasi Respon Paraf
Diagnosa
Keperawatan
1. Selasa, 25 I 1. Identifikasi lokasi, 5. DS : Pasien
Januari 2022 karakteristik, mengeluh
10.00 durasi, frekuensi, merasa
kualitas dan nyeri di ulu
intensitas nyeri hati akibat
penyakit
yang
dideritanya
10.30 DO : Pasien terlihat
2. Identifikasi cemas dan gelisah.
skala nyeri
6. DS : Pasien
mengatakan
nyeri terkait
penyakit
11.00 yang
dideritanya
3. Identifikasi (skala nyeri
respon nyeri non 7)
verbal DO : Pasien terlihat
memegangi perut
nya
11.30 7. DS : Pasien
mengatakan
merasa
cemas dan
jantung
4. Ajarkan teknik berdebar
non DO : Wajah pasien
farmakologis terlihat tegang dan
untuk takut
2. Rabu, 26 I mengurangi rasa
Januari 2022
nyeri dan
14.00
Jelaskan tujuan
dan manfaat
teknik napas DS : Pasien
mengatakan merasa
14.30
putus asa setiap
nyeri gastritis
muncul
1. Identifikasi DO : Pasien terlihat
kualitas nyeri murung dan putus
asa.
15.00
DS : Pasien
mengeluh
mengatakan masih
2. Identifikasi merasa nyeri akibat
skala nyeri penyakit yang
15.30 dideritanya
DO : Pasien terlihat
masih cemas dan
gelisah sesekali
melamun.
DS : Pasien
1. Identifikasi mengatakan masih
respon nyeri merasa sedikit
non-verbal putus asa setiap
10.30 nyeri muncul
DO : Pasien terlihat
masih murung dan
putus asa.
DS : Pasien
2. Membantu mengatakan
pasien mengenal senang terhadap
tentang gastritis perawatan yang
dilakukan
DO : Pasien terlihat
senang
3. Identifikasi DS :Pasien
skala nyeri mengatakan sudah
mengenal nyeri
akut pada gastritis
DO : Pasien
kooperatif terhadap
4. Menjelaskan tindakan
tujuan dan keperawatan yang
manfaat dari dilakukan
teknik relaksasi
DS : Pasien
mengatakan merasa
tenang dan nyaman
DO : Wajah pasien
terlihat tenang dan
rileks
DS : Pasien
mengatakan
mengetahui teknik
relaksasi saat nyeri
akut muncul
DO : Pasien terlihat
bersemangat dan
dapat melakukan
teknik relaksasi
secara mandiri.
1. Evaluasi
(dilakukan sesuai dengan rencana tujuan)
S:
Klien mengatakan nyeri terasa jika
bergerak
O:
Kontak mata
kooperatif.
Klien sesekali
melamun.
2. Rabu, 26 Januari Wajah tampak tegang dan gelisah.
2022 Nyeri akut pada Td : 140/90 mmHg, N: 96x/menit,
15.30 Gastritis RR: 39x/menit,
S: 36,5 ̊C.
A:
Masalah belum teratasi
- Klien masih tampak tegang.
P : Intervensi dilanjutkan
- Motivasi klien untuk melakukan teknik
relaksasi
S:
Pasien mengatakan sudah tidak merasa
nyeri terhadap penyakitnya
O:
Wajah pasien tampak tenang dan rileks
Td : 120/80 mmHg
N : 85x/menit
RR : 21x/menit
A:
Tujuan tercapai
P:
Hentikan intervensi
Kamis, 27 Januari
3. 2022 Nyeri Akut pada
10.30 Gastritis
Lembar Pengesahan
Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Mengetahui Mengetahui
Mahasiswa Pembimbing Akademik
OLEH:
EVILIA HORIZA
2014201059
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2022
d. Intepretasi hasil
Intepretasi hasil akan menyatakan bahwa pemeriksaan yang didapatkan
adanya perubahan pada bagian yang diperiksa.
6. Penatalaksanaan Medis
a. Penatalaksanaan Terapi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2011), terapi oksigen adalah tindakan
pemberian oksigen melebihi pengambilan oksigen melalui atmosfir atau FiO 2
2. Data Objektif
Pasien tampak mengalami batuk tidak efektif
Pasien tampak memproduksi sputum berlebih
Ronkhi
Penggunaan otot bantu pernapasan
Pola napas abnormal
PCO dan PO meningkat/menurun
2 2
b. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d sekresi yang tertahan d/d batuk tidak efektif,
ronkhi dan sputum berlebih
b. Pola napas tidak efektif b/d hambatan upaya nafas d/d dispnea, penggunaan otot bantu
pernapasan dan pola napas abnormal
c. Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi d/d bunyi napas
tambahan dan dispnea
3. Perencanaan
1. Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
2. Pola napas tidak efektif
3. Gangguan pertukaran gas
3. Rencana Tindakan
h. Monitor saturasi oksigen
Rasional: untuk mengetahui menurunnya saturasi oksigen atau
meningkatnya PCO dimana ini menunjukan perlunya penanganan
2
4. Pelaksanaan (Pengertian)
Pelaksanaan atau Implementasikan merupakan serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dalam status kesehatan baik
yang mengggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Tujuan dari
pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang
mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan
kesehatan dan memfasilitasi koping. (Krisanty, et al. 2009).
5. Evaluasi
Evaluasi masalah kebutuhan oksigen secara umum dapat dinilai dari
adanya kemampuan untuk (Andarmoyo, 2012) :
a. Mempertahankan jalan napas secara efektif ditunjukan dengan kemampuan untuk
bernapas, jalan
b. napas bersih, tidak ada sumbatan, frekuensi, irama, dan kedalaman napas normal,
serta tidak ditemukan tanda hipoksia.
c. Mempertahankan pola napas secara efektif ditunjukan dengan adanya kemampuan
untuk bernapas, frekuensi, irama, dan kedalaman napas normal, tidak ditemukan tanda
hipoksia, serta kemampuan paru berkembang dengan baik.
d. Mempertahankan pertukaran gas secara efektif ditunjukan dengan adanya kemampuan
untuk bernapas, jalan napas bersih, tidak ditemukan dispnea pada usaha napas,
inspirasi dan ekspirasi dalam batas normal, serta saturasi dan PCO2 dalam keadaan
normal
Daftar Pustaka
Potter, P.A., Perry, A.G., Stockert, P.A., Hall, A.M. (2013) Fundamentals of nursing.
8th ed. St. Louis, Missuouri: Elsevier Mosby
Hermand, T.H dan S.K. (2018). Nanda-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi
2018-2020 (Edisi 11). Jakarta : EGC
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonsesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
WOC
A. TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 24 pukul 10:30 wita di ruang
dahlia RSUD tabanan dengan metode observasi, wawancara, pemeriksaan fisik
dan dokumentasi (rekam medis)
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Pasien
Pasien Penanggung
(Anak)
Nama : Tn.A Ny. S
Umur : 52 Tahun 26 Tahun
Jenis Kelamin : Laki Laki Perempuan
Status Perkawinan : Menikah menikah
Suku /Bangsa : Indonesia indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SMA Sarjana
Pekerjaan : Wiraswasta PNS
Alamat : jl pahlawan no 4,tabanan jl pahlawan no 4
Alamat Terdekat :jl pahlawan no 4, tabanan jl pahlawan no 4
Nomor Telepon : 081243456011 085244679812
Nomor Register : 11342 -
Tanggal MRS : 24 Januari 2022 -
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama masuk rumah sakit
Pasien mengatakan mengalami kesulitan bernafas serta nyeri dada sejak 3 hari
yang lalu
2. Keluhan utama saat pengkajian
Bunyi nafas pasien terdengar ronkhi
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 3 hari yang lalu pasien mengalami kesulitan bernafas, oleh karena itu
keluarga pasien membawa pasien ke UGD Karena kondisi pasien tersebut RR:
30x/m
4. Riwayat penyakit sebelumnya
Pasien mengatakan pernah di rawat di rumah sakit 1 tahun yang lalu karena
riwayat gagal jantung
5. Riwayat penyakit keluarga
Pasien tidak memiliki penyakit keluarga atau turun temurun
6. Genogram
1). Bernafas
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan sering mengalami sesak napas saat
melakukan aktivitas sehari-hari.
Saat Pengkajian : □ t.a.k (tidak ada keluhan), 🗹sesak saat menarik nafas,
□sesak saat mengeluarkan nafas, 🗹nyeri waktu bernafas,
🗹batuk, □ dada berdebar
Data lain : -
2). Makan dan minum
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan mengalami penurunan nafsu
makan dan minum.
Saat Pengkajian : frekuensi makan (2x/hari), jenis makanan (Nasi merah atau
Bubur), makanan pantangan (makanan kaleng dan gula), alergi makanan (tidak
ada), porsi makan sehari (2 porsi), minuman yg biasa diminum (Air putih dan
Kopi), alcohol (……gelas/hari), merokok (………..bgks/hari), jumlah minum
sehari (3 gelas/hari)
□ mual,
□muntah (3x/hari, volume 20cc, konsistensi cair ),
🗹 nafsu makan menurun,
□ sulit mengunyah/menelan : -
□ sonde/NGT (……….x, kebutuhan…….kalori)
3). Eliminasi
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan pada
eliminasi.
Saat Pengkajian : BAB frekuensi (1x/hari), 🗹 teratur, □ tidak teratur
konsistensi (lembek ),Warna (coklat),
Bau (tidak sedap)□ ada darah/lendir , □ konstipasi/obstipasi
BAK frekuensi (2-3x/hari), warna (kuning),
Bau (pesing), jumlah/volume (150cc/kencing),
🗹 lancar, □ seret, □ darah, □ nyeri saat kencing,
□ terpasang dower kateter
1. Pemeriksaan Fisik
1). Keadaan Umum
a). Kesadaran : 🗹 composmentis/sadar penuh, □ somnolen, □ koma
Data lainnya…………………………………………
b). Bangun Tubuh : □ kurus, 🗹 sedang, □ gemuk
Data lainnya…………………………………………
c). Postur Tubuh : □ tegak, □ lordosis, 🗹 kifosis, □ skoliosis,
Data lainnya…………………………………………
d). Cara Berjalan : 🗹 lancar terkoordinir, □ terganggu,
Data lainnya……………….…………………………
e). Gerak Motorik : 🗹 normal, □ tergangu,
Data lainnya…………………………………………
f). Keadaan Kulit
Warna : □ normal, □ ikterus, □ sianosis, 🗹 pucat/anemis
Turgor : □ elastis, 🗹 kurang elastis, □ jelek
Kebersihan: 🗹 bersih, □ kurang bersih, □ kotor
Luka : 🗹 tidak ada,
□ ada : □ terbuka, □ tertutup
Lokasi…………………………………………………
Luas luka………………………………………………
Warna…………………………………………………
Pus………………………………………………………
Hiperemi ………………………………………………
Jaringan…………………………………………………
Gambar :
Depan Belakang
g). Gejala Kardinal : TD : 130/80 mmhg
N : 90.x/mnt
S : 36,5 C
o
Data lainnya…………………………………………………………………
3). Mata
a). Konjungtiva : 🗹 merah muda, □ anemis/pucat, □ ikterus/kuning
b). Sklera : 🗹 putih, □ ikterus
c). Kelopak mata : □ oedema, □ benjolan, 🗹 lingkaran hitam
d). Pupil : 🗹 reflek pupil baik, □ pupil isokor, □ pupil midriasis
□ Bola mata menonjol
Data lainnya : -
4). Hidung
a). Keadaan : 🗹 Bersih, □ Secret, □ Darah, □ Polip
b). Penciuman : 🗹 Baik, □ Terganggu
c). Nyeri : □ nyeri tekan, □ Sinusitis, Lokasi………………………………...
d). Luka, 🗹 Tidak ada,
□ Ada : Lokasi………………………………………………………
Luas luka……………………………………………………
Warna……………………………………………………….
Data lainnya : -
5). Telinga
a) Keadaan : 🗹 Bersih, □ Secret, □ Darah
b) Nyeri : 🗹 tidak nyeri, □ nyeri tekan
c) Pendengaran, 🗹 baik/normal, □ terganggu…………………………………
d) Pemeriksaan □ test rinne……………………………………………………
□ test webber………………………………………………….
□ test swabach…………………………………………………
Data lainnya : -
6). Mulut
a). Mukosa bibir : □ mukosa lembab, □ bibir sianosis, 🗹 pucat, □ kering
b). Gusi : 🗹 tidak berdarah, □ berdarah
c). Gigi : □ gigi lengkap, 🗹gigi bersih, □ caries/karang gigi, 🗹 berlubang
d). Lidah : 🗹 bersih, □ kotor,
e). Tonsil : 🗹 normal, □ hyperemia pada tonsil, □tonsil membesar, □faring
radang
Data lainnya : -
7). Leher
a). Inspeksi
Keadaan : 🗹 baik/normal, □ Pembengkakan kelenjar tiroid, □ distensi
vena jugularis, □ kaku kuduk
1. Palpasi : 🗹 kelenjar limfe membesar, □kelenjar parotis membesar,
□Pembengkakan kelenjar tiroid, □deviasi trakea, □teraba massa/tumor……
Data lainnya : -
8). Thorax
a). Inspeksi
Bentuk : 🗹simetris, □ asimetris
Gerakan dada: □ bebas, □ terbatas, 🗹retraksi dada, □ palpitasi
Payudara : 🗹 simetris, □ asimetris
□ Nyeri…………………………………………………………
□ Bengkak………………………………………………………
□ Luka, Lokasi…………………………………………………
Luas……………………………………………………
Warna………………………………………………….
Pus ……………………………………………………
Lain-lain………………………………………………
b). Palpasi
Pengembangan dada : 🗹 simetris, □asimetris
Vibrasi tactile premitus : □ simetris, 🗹asimetris
Nyeri tekan: ada nyeri tekan
c). Perkusi
Suara paru : □ Sonor/resonan, 🗹 dullnes, □ hypersonor
d). Auskultasi
Suara paru : □ vesikuler/normal, 🗹 ronchi, □ wheezing □ rales
Suara jantung: 🗹 Regular, □S1-S2 tunggal, □ Murmur, □ Gallop
Data lainnya………………………………………………………………
9). Abdomen
a). Inspeksi
Pemeriksaan : □ distensi abdomen, □ ascites
Luka, 🗹 tidak ada, □ ada, Lokasi…………………………….………
Luas……………………………………………………
Warna………………………………………………….
Pus …………………………………………………….
Lain-lain……………………………………………….
b). Auskultasi
Peristaltic usus: 25 x/mnt
c). Palpasi : □ hepatomegali, □ apendiksitis, □ distensi abdomen, □ ascites,
□massa, □ nyeri tekan, lokasi……………………………………………….
d). Perkusi : 🗹 tympani, □ dullnes, □ hipertympani
Data lainnya……………………………………………………………….
10). Genetalia
a). Keadaan : 🗹 Bersih, □ Keputihan, □ Darah
b). Letak Uretra : □ Normal, □ Epispadia, □ Hipospadia
c). Prosedur invasife : 🗹 Tidak
□ Ya, Terpasang dower catheter,……………………….
Data lainnya : -
11). Anus
Keadaan : 🗹 Bersih, □ Hemoroid
Data lainnya : -
12). Ekstremitas
a) Ektremitas Atas
🗹 pergerakan bebas, □ deformitas, □ Oedema, □ Sianosis pada
ujung kuku, □Clubbing finger, □ CRT ……..detik
□ Luka, Lokasi………………………………………………………….
Luas luka………………………………………………..........
Warna………………………………………………………....
Pus…………………………………………………………….
Hiperemi ………………………………………………..........
Jaringan……………………………………………………….
🗹 Terpasang infuse,RL (ringer laktat)
Data lainnya : -
b) Ektremitas Bawah
🗹 pergerakan bebas, □ deformitas, □ Oedema, □ Sianosis pada
ujung kuku, □Clubbing finger, □ CRT ……..detik
□ Luka, Lokasi………………………………………………………….
Luas luka………………………………………………..........
Warna………………………………………………………....
Pus…………………………………………………………….
Hiperemi ………………………………………………..........
Jaringan……………………………………………………….
□ Terpasang infuse,………………………………………………….....
Data lainnya : -
c) Kekuatan Otot
555 555
c. Analisa data
Analisa Data Pasien Tn.A dengan Pemenuhan kebutuhan oksigenasi di
ruang dahlia RSUD Tanggal 24-26 Januari 2022
e. Analisa Masalah
P : pola nafas tidak efektif
E : Hiperventilasi
S :Pola nafas tidak efektif dengan RR: 30x/m pasien tampak
kesulitan bernafas
Proses Terjadinya :
Akibat jika tidak ditanggulangi :
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif b/d hiperventilasi d/d pola nafas tidak efektif dengan
RR:30x/m pasien tampak kesulitan bernafas
3. Perencanaan
a. Prioritas masalah (berdasarkan pola nafas tidak efektif)
b. Rencana Keperawatan
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan Keperawatan Pada Pasien Tn.A Dengan Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi
Di Ruang Dahlia RSUD Tabanan Tanggal 24s/d26 Januari 2022
DO:Pasien tampak
nyaman dengan
posisinya
DO: TTV
TD: 120/80 mmhg
S: 36,5C
N: 79x/m
RR: 25x/m
13:00 Dx1 -Memposisikan DS: Pasien
semi-fowler mengatakan nyaman
dengan posisi semi-
fowler
DO:Pasien tampak
nyaman dengan
posisinya
DS:Suara ronkhi
menghilang
DO:Pasien tampak
nyaman dan tenang
5. Evaluasi
(dilakukan sesuai dengan rencana tujuan)
P: Hentikan intervensi
(Dilakukan setiap hari)
P: Lanjutkan intervensi
2 Rabu 25 januari Pola nafas tidak S:Sesak dan nyeri dada sudah menurun
2022 efektif
O: suara ronkhi berkurang
Hasil TTV: TD: 120/80 mmhg
S: 36,5C
N: 79x/m
RR: 25x/m
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
Lembar Pengesahan
Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Kebutuhan Oksigenasi
Mengetahui Mengetahui
Mahasiswa Pembimbing Akademik
OLEH:
EVITA SHERLYA PUTRI
NIM: 2014201060
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MAKAN
DAN MINUM PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KETIDAKSEIMBANGAN
NUTRISI: KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH
1. Tinjauan teori
1. Definisi
Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan
tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi
dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang
terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit. ( Tarwoto & Wartonah 2010). Nutrisi adalah zat penyusun bahan makanan
yang diperlukan tubuh untuk metabolisme yaitu karbohidrat, protein, lemak, air,
vitamin, dan mineral (seperti beras,gula,susu,daging,telut,sayuran, nutrisi merupakan
komponen kesehatan dasar dan sangat penting bagi tubuh untuk pertumbuhan dan
perkembangan yang normal mempertahankan dan memperbaiki jaringan
tubuh,metabolisme sel dan fungsi organ (Niman,2017).
Jenis-Jenis Nutrisi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2014) jenis-jenis nutrisi yang diperlukan pada tubuh
adalah :
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber utama tubuh. Selama proses pencernaan
karbohidrat akan terurai dalam bentuk glukosa yang kemudian dimanfaatkan
tubuh dan kelebihan glukosa akan disimpan di hati dan jaringan otot dalam
bentuk glikogen, lemak akan disimpan di sekitar perut, ginjal, dan di bawah
perut. Sumber karbohidrat berasal dari makanan pokok, umumnya berasal dari
tumbuh-tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu, singkong. Sementara itu,
karbohidrat pada hewani berbentuk glikogen. Metabolisme karbohidrat
merupakan sumber energiutama tubuh. Hampir 80% energi dihasilkan dari
karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat akan dihasilkan 4 kilokalori(kkal).
Fungsi karbohidrat :
1. Sumber energi yang murah.
2. Sumber energi utama bagi otak dan saraf.
3. Cadangan untuk tenaga tubuh.
4. Pengaturan metabolisme lemak. 5 ) Efisiensipenggunaan protein.
5. Memberiakan rasa kenyang.
2. Protein
Protein merupakan unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan
senyawa-senyawa penting seperti enzim, hormon, dan antibodi. Protein adalah
senyawa kompleks, tersusun atas asam amino atau peptida. Bentuk sederhana dari
protein adalah asam amino pada manusia terkandung 22 jenis asam amino yang
berbeda. Setiap 1 gram protein akan menghasilkan 4 kkal. Setelah asam amino
diserap di usus dan masuk ke aliran darah menuju ke hati, selanjutnya akan
disebar ke seluruh jaringan tubuh dan dimanfaatkan untuk mengganti sel-sel yang
rusak, pembentukan protein plasma darah, serta pembentukan enzim dan hormon.
Beberapa sumber protein berkulitas tinggi adalah :susu, daging, telur, hati, udang,
kerang, ayam. Beberapa sumber protein nabati adalah : jagung, kedelai, kacang
hijau, tepung terigu.
Fungsi protein :
1. Dalam bentuk albumin berperan dalam keseimbangan cairan, yaitu
dengan meningkatkan tekanan osmotik koloid serta keseimbangan asam
basa.
2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh.
3. Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon.
4. Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak.
5. Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat menyimpan
dan meneruskan sifat-sifat keturunan.
3. Lemak
Sumber lemak dapat berasal dari hewan disebut dengan lemak hewani, misalnya
daging sapi, kambing, telur, ikan. Sumber lemak yang berasal dari tumbuhan
disebut lemak nabati seperti kacang-kacangan, kelapa, dan alpukat.
Fungsi lemak :
1. Sebagai sumber energi, memberikan kalori di mana dalam 1 gram lemak
pada peristiwa oksidasi akan menghasilkan kalori sebanyak 9 kkal.
2. Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh usus.
3. Untuk aktivitas enzim seperti fosfolipid.
4. Penyusun hormon seperti biosintesis hormon steroid.
4. Vitamin
Vitamin merupakan komponen organik yang dibutuhakan tubuh dalam jumlah
kecil dan tidak dapat diproduksi dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalm
proses metabolisme dalam fungsinya sebagai katalisator. Vitamin dapat dibagi
dalam dua kelas besar yaitu vitamin larut dalam air (B1, B2, B3, B5, B6, B12 Dan
vitamin C ) jenis vitamin ini dapat larut dalam air sehingga kelebihannya akan
dibuang melalui urine dan vitamin yang larut dalam lemak ( A, D, E, Dan K).
Vitamin yang larut dalam air, seperti vitamin B dan vitamin C mudah diabsorpsi
dalam epitelium mukosa usus melalui proses difusi, kecuali vitamin B12 yang
hanya dapat diabsorpsi dengan bantuan instrinsik faktor yang dihasilkan oleh sel
parietal lambung. Vitamin B12 diabsorpsi pada ileum terminal. Sementara itu,
vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E, dan K Akan diabsorpsi
dengan bantuan garam- garam empedu dan lipase. Vitamin A, D, E, K, dan B12
yang diabsorpsi dari darah disimpan dalam hati dan kemudian dipergunakan
kembali jika dibutuhkan tubuh.
5. Mineral
Mineral adalah ion anorganik esensial untuk tubuh karena peranannya sebagai
katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dan vitamin tidak menghasilkan
energi,tetapi merupakan elemen kimia yang berperan dalam memertahankan
proses tubuh.
Fungsi mineral :
1. Penentuan konsentrasi osmotik cairan tubuh, misalnya natrium dan
klorida yang berperan dalam mempertahankan cairan ekstrasel. Kalsium
sangat penting dalam mempertahankan konsentrasi osmotik intrasel.
2. Proses fisiologi, variasi kombinasi dari ion-ion berperan dalam berbagai
proses fisiologi, seperti mempertahankan transmembran ootensial,
pembentukan dan mempertahankan tulang, konstraksi otot, pembentukan
hormon, pembentukan darah dan sistem penyangga.
6. Air
Merupakan media transpor nutrisi dan sangata penting dalam kehidupan sel-sel
tubuh. setiap hari, sekitar 2 liter air masuk ke dalam tubuh manusia melalui
minum, sedangkan cairan digestif yang diproduksi oleh berbagai organ saluran
pencernaan sekitar 8-9 liter sehingga sekitar 10- 11 liter cairan beredar dalam
tubuh. Namun demikian, dari 10-11 liter cairan yang masuk, hanya 50-200 ml
yang dikeluarkan melalui feses selebihnya direabsorpsi. Absorpsi air terjadi pada
usus halus dan usus besar(kolon) dan terjadi melalui proses difusi.
Karakteristik Status Nutrisi
Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI)
dan Ideal Body Image Weight(IBW).
1. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran dari gambaran
berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total
lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan
(over weight) dan obesitas.
Indeks Masa Tubuh =
Tabel: batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia
Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat sedang 17,0 ─ 18,5
Norma
18,5 ─ 25,0
l
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
(Sumber: Depkes 2002, dalam Asmadi, 2008)
2. Ideal Body Weight (IBW)
Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan perhitungan berat badan
optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi
badan dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu.
Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100] –
[10% (Tinggi badan – 100)]
(Sumber: Repository USU)
Secara umum penilaian status gizi dapat dikelompokan menjadi 2(dua) yaitu
penilaian status gizi langsung dan status gizi tidak langsung.
a. Penilaian Status Gizi Secara Langsung
Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat penilaian yaitu:
biokimia, biofisik, klinis dan antropometri.
b. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu survey
konsumsi makanan, statistik vital dan factor ekologi.
2. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalahsistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran
darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa
proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi
organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung
empedu.
1. Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari
mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang
terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam,
asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih
rumit, terdiri dari berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh
gigibelakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah
dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan
tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga
mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan
menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan
berlanjut secara otomatis.
2. Tenggorokan (Faring)
Tenggorokan (faring) adalah penghubung antara mulut dan kerongkongan.
Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak
mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini
terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang
rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.
3. Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus adalah sebuah tube yang panjang. Sepertiga bagian atas adalah terdiri
dari otot yang bertulang dan sisanya adalah otot yang licin. Permukaannya diliputi
selaput mukosa yang mengeluarkan secret mukoid yang berguna untuk
perlindungan.
4. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kacang
keledai.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk
cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter
menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik
untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung
menghasilkan 3 zat penting :
1. Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap
kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
kepada terbentuknya tukak lambung.
2. Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh
pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan
sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
3. Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
5. Usus Halus
Usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum yang panjangnya
kira-kira 6 meter dengan diameter 2,5 cm. Usus besar terdiri dari rectum, colon dan
rectum yang kemudian bermuara pada anus. Panjang usus besar sekitar 1,5 meter
dengan diameter kira-kira 6 cm. Usus menerima makanan yang sudah berbentuk
chime (setengah padat) dari lambung untuk mengabsorbsi air, nutrient, potassium,
bikarbonat dan enzim.
Chyme bergerak karena adanya peristaltik usus dan akan berkumpul menjadi
feses di usus besar. Dari makan sampai mencapai rectum normalnya diperlukan
waktu 12 jam. Gerakan colon dibagi menjadi 3 bagian yaitu, pertama houstral
shuffing adalah gerakan mencampur chyme untuk membantu mengabsorbsi air,
kedua kontraksi haustrl yaitu gerakan untuk mendorong materi air dan semi padat
sepanjang colon, ketiga gerakan peristaltic yaitu gerakan maju ke anus yang berupa
gelombang. Makanan yang sudah melewati usus halus : Chyme, akan tiba di rectum
4 hari setelah ditelan, jumlah chime yang direabsorbsi kurang lebih 350 ml.
6. Usus Besar
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus
buntu dan rektum. Fungsi utama organini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :
1. Kolon asendens (kanan)
2. Kolon transversum
3. Kolon desendens (kiri)
4. Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna
beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti
vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit
serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus
besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan
air, dan terjadilah diare.
7. Rektum dan Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah
kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di
tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh
dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar
(BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam
rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan
limbahkeluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit)
dansebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh
otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar -
BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
1. Faktor Predisposisi dan presipitasi
1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsusmsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami
kebutuhan gizi.
2. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat
hal ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat
pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.
3. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan
dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada
wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.
4. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpaengaruh terhadap luas permukaan tubuh,
semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga
kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu,
masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mampu mencukupi
kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi
perekonomian rendah.
6. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang nafsu
makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.
7. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan
Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi
individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai
simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan
daging menyimbulkan kekuatan).
. Gangguan terkait KDM
a.ETIOLOGI
Tidak mampu memasukan,mencerna,mengabsorsi makanan karena faktor
biologi,psikologi atau ekonomi.
1. Gaya hidup yang berlebihan
Kebiasaan makanan yang baik perlu diterapkan pada usia foddierlusia
menginjak 1 tahun. Kebiasaan makanan lansia menghindari yang penting untuk
dimakan.
2. Jenis kelamin
Metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan wanita
pada laki-laki dibutuhkan BMRIO Kkal/kg/bb/jam dan pada wanita
kkal/kg/bb/jam.
3. Tinggi badan dan berat badan
Tinggi badan dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh,
semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran
panas,sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi besar
4. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat
5. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan
makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.
6. Alkohol dan obat
Penggunaan alkohol dan obat yang berlebihan memberi konstribusi pada
defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelanjakan untuk alkohol dari pada
makanan. Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan
zat gizi esensial. Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi yang tersimpan dan
mengurangi absorsi zat gizi inteostine.
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan
nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, JantungKoroner,
Kanker, Anoreksia Nervosa.
Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :
1. Berat badan 10-20% dibawah normal
2. Tinggi badan dibawah ideal
3. Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standard
4. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
5. Adanya penurunan albumin serum
6. Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab:
1. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker.
2. Disfagia karena adanya kelainan persarafan
3. Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
4. Nafsu makan menurun
Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebihan.
Tanda klinis :
1. Berat badan lebih dari 10% berat ideal
2. Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
3. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
4. Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab :
1. Perubahan pola makan
2. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih
dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan
kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat
gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi
yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan
rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan
tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane
mukosa, konjungtiva dan lain- lain.
1. Protein Calorie Malnutrition (PCM/PEM)
Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kurangnya kualitas dan kuantitas
konsumsi nutrisi, dengan kategori sebagai berikut :
1. PCM/ PEM ringan : BB < 80 % BB Normal sesuai umur.
2. PCM/ PEM sedang : BB 60 % BB Normal sesuai umur s/d 80 % BB
Normal.
3. PCM/ PEM berat : BB < 60 % BB Normal sesuai umur.
2. Kwashiorkor
Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat pada bayi
ketika sudah tidak mendapatkan asi. Defisiensi dapat berakibat :
retardasi mental, kemunduran pertumbuhan, apatis, edema, otot-otot tidak
tumbuh, depigmentasi kulit, dermatitis.
Diabetes mellitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin
atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai
masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas,
serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering
disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat
ini,penyakit jantung koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya
hidupyang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.
Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
Anoreksia nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandai dengan adanya kontipasi, pembengkakan badan, nyeri
abdomen, kedinginan.
b. PROSES TERJADI
Pasien tampak kurang nafsu makan diakibatkan oleh gangguan sensasi rasa,
pasien mengalami mual dan muntah sehingga mempengaruhi pemenuhan
kebutuhan nutrisi kurangnya asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
metabolis pasien menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh.
c. MANIFESTASI KLINIS
Manisfestasi klinis atau tanda dan gejala nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
antara lain :
1. Subjektif
1. Kram abdomen
2. Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit
3. Melaporkan perubahan sensasi rasa
4. Kesalahan imformasi
5. Kesalahan persepsi
2. Objektif
1. Berat badan 20% atau lebih di bawah rentang berat badan ideal
2. Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
3. Membran mukosa pucat
4. Tidak tertarik untuk makan
5. Diare
6. Kehilangan rambut yang berlebihan
7. Bising usus hiperaktif
8. Kurangnya minat pada makanan
9. Ketidak mampuan memakan makanan
10. Sariawan rongga mulut
d. KOMPLIKASI
Masalah masalah yang mempengaruhi gangguan nutrisi :
1. Kekurangan atau kelebihan nutrisi (malnutrisi)
2. Kekurangan nutrisi (marasmus)
3. Kekurangan protein (kuashiorkor)
1. PEMERIKSAAN PENUNJANG ATAU DIAGNOSTIK TERKAIT KDM
a. Pengukuran antropometri :
1. BB ideal : (TB-100) kurang lebih 100
2. Lingkar pergelangan tangan
3. Lingkar lengan atas atau LLA
Nilai normal WANITA : 28,5 cm
PRIA : 28,3 cm
Lipatan kulit pada otot trisep ( TSF )
Nilai normal wanita : 16,5 – 18 cm
Pria : 12,5 – 16,5 cm
b. Pemeriksaan laboratorium :
1. Albumin ( N: 4-5,5 MG/100 ML)
2. Transferin ( N : 170-25 MG/100 ML)
3. HB ( 12 MG/%)
c. Klinis :
Metode ini didasarkan atas perubahan yang terjadi yang digunakan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti : kulit,
rambut, mata.
e. Diet
1. Makanan yang berasal dari sumber
1. Protein hewani ( daging sapi, ayam, ikan, telur, susu )
2. Protein nabati ( semua jenis kacang – kacangan dan hasil olahan seperti
tempe, tahu ) dan makanan
2. Makanan yang mengandung tinggi serat
3. Sayuran ( wortel, brokoli, bayam )
4. Buah-buahan ( apel, pir, pisang )
2. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Nutrisi enternal.
Metode pemberian makanan alternatif untuk memastikan kecukupan nutrisi
meliputi metode enternal (melalui sistem pencernaan). Nutrisi enternal juga
disebut sebagai nutrisi enternal total ( TEN ) diberikan apabila clien tudak mampu
menelan makanan atau mengalami gangguan pada saluran pencernaan atas dalam
transport makanan ke usus halus terganggu.
2. Nutrisi parentral
Nutrisi parentrak (PN) juga disebut sebagai nutrisi parentral total (TPN) atau
hiperalimentasi intravena, diberikan jika saluran gastro intestina tidak berfungsi
karena terdapat gangguan dalam kontinuitas fungsinya atau karena kemampuan
penyerapan terganggu. Nutrisi parentral di berikan secara intra vena seperti melalui
kateter vena central ke vena keva superior,makanan parentral adalah larutan
dekstrosa,air,lemak,protein,elektrolit,vitamin unsur renik .
1. Berikan penyuluhan akan pentingnya gizi bagi tubuh
2. Berikan lingkungan yang nyaman dan bersih
3. Berikan diet yang sesuai dengan kebutuhan tubuh
4. Membantu dalam penentuan kebutuhan nutrisi
3. Obat-Obatan
1. Promethazine, 25mg dewasa 2x/hari
2. Tiamin (vitamin B1)
3. paracetamol 500mg
B. Tinjauan Teori Askep Kebutuhan Dasar
A. Pengkajian
1. Data Subjektif
pasien mengatakan nafsu makannya menurun dan badan terasa lemas serta
mual,muntah dan pusing
2. Data Objektif
pasien tampak pucat,penurunan berat badan, mukosa bibir kering, konjungtiva
pucat,bising usus hiperaktif
1. Diagnosa Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
faktor fisiologis ditandai dengan pasien mengatakan lemas, mudah lelah, nafsu
makan menurun disertai mual,muntah dan pusing, pasien tampak pucat, konjungtiva
pucat, mukosa bibir kering.
2. Perencanaan
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria
Hasil
1 Ketidakseimbangan Setelah NIC Manajemen nutrisi
nutrisi : kurang dari dilakukan 1.Mengetahui status
Manajemen Nutrisi:
kabutuhan tubuh asuhan 1.Tentukan status gizi pasien gizi pasien dan
berhubungan dengan keperawatan kemampuannya
dan kemampuan untuk
mual muntahdan tidak selama 3x memenuhi kebutuhan nutrisi untuk memenuhi
nafsu makan. kunjungan nutrisi
2.Bantu pasien dalam
Diharapkan menentukan pedoman yang 2.Agar klien mampu
pemenuhan cocok dalam memenuhi untuk mmenuhi
kebutuhan nutrisi dan preferensi nutrisi
pasien 3.Tentukan jumlah kalori 3.Mengetahui
tercukupi yang dibutuhkan. 4.Anjurkan jumlah kalori yang
dengan pasien mengkonsumsi dibutuhkan klien.
kriteria hasil: makanan tinggi zat besi atau
4.Zat besi dapat
NOC Fe seperti sayuran hijaumembantu tubuh
Manajemen 5.Pastikan makanan disajikan sebagai zat
Nutrisi : dengan cara yang menarik penambah darah
pada suhu yang cocok untuk sehingga mencegah
-Intakenutrisi
tercukupi dikonsumsi. terjadinya anemia
-Asupan 6.Ciptakan lingkungan yang atau kekurangan
darah.
makanan dan optimal pada saat
cairan mengkonsumsi makanan. 5.Untuk
tercukupi meningkatkan nafsu
NIC
makan klien
Monitor Nausea Management 1.Kaji
Nutrisi : 6. Lingkungan yang
frekuensi mual,
baik dapat
-Asupan durasi,tingkat
mendukung nafsu
nutrisi keparahan,faktor
makan klien
terpenuhi frekuensi,presipitasi yang
Nausea dan menyebabkan mual. NIC Nausea
Management
vomiting 2.Anjurkan pasien
1.Penting untuk
severity : makan sedikit tapi sering
mengetahui
-Penurunan 3.Anjurkan pasien makan karateristik mual dan
frekuensi selagi hangat factor yang
terjadinya 4.Mengendalikan faktor menyebabkan mual.
mual dan lingkungan yang
muntah 2.Makan sedikit
memungkinkan
Weight Body membangkitkan mual seperti demi sedikit dapat
meningkat kan
Mass : bau yang tidak
intake nurtisi
menyenangkan
-Pasien
3.Makanan dalam
mengalami 5.Mengajari teknik non-
kondisi hangat dapat
peningkatan farmakologi untuk
menurunkan rasa
berat badan mengontrol mual seperti
dengan teknik relaksasi tarik mual sehingga
intake nutrisi dapat
nafas dalam.
ditingkatkan
NIC
4. Lingkungan yang
Weight Managemenet nyaman dapat
1.Hitung berat badan klien mengurangi
2.Diskusikan pada klien keinginan untuk
mengenai hubungan antara muntah
asupan makanan dan 5.Mengontrol mual
penurunan berat badan muntah
NIC Weight
Management
1.Untuk mengetahui
berat badan ideal
2.Untuk
mengajarkan klien
tentang hubungan
asupan Makanan
dengan penurunan
berat badan
D. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang
lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam
Potter & Perry, 1997). Dalam tahap ini perawat harus mengetahui bahaya fisik dan
perlindungan kepada pasien, teknik komunikasi, teknik kemampuan dan prosedur
tindakan, dalam tahap pelaksanaan ada 2 tindakan yaitu kolaborasi dan mandiri.
E. Evaluasi
Evaluasi perkembangan pasien dan hasilnya tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh
mana tujuan perawatan yang dapat dicapai
Evaluasi terhadap asuhan keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan yaitu:
1. Intake nutrisi tercukupi
2. Asupan makanan dan cairan tercukupi
3. Asupan nutrisi terpenuhi
4. Penurunan frekuensi terjadinya mual dan muntah
5. Pasien mengalami peningkatan berat badan
F. DAFTAR PUSTAKA
Bulechek et al. 2013. Nursing Intervensi Classification (NIC Edisi Ke-enam.
Singapore: Elsevier
Nanda. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017
Edisi 10 editor T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC.
Niman, S. (2017). Pengantar Ilmu Gizi Untuk Keperawatan (1st ed.). Jakarta:
Trans Info Media.
Moorhead et al.2013. Nursing Outcome Classification (NOC Edisi Ke-lima.
Singapore: Elsevier
Wartonah, Tarwoto. 2010. Kebutuhan Dasar manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
G. WOC
ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PADA PASIEN NY.A DENGAN GANGGUAN
KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI: KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH DI
RUMAH NY.A BR.TEGEH KURI DENPASAR PADA TANGGAL 24-26 JANUARI
2022
OLEH:
EVITA SHERLYA PUTRI
NIM. 2014201060
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 24 Januari 2022 pukul 17.00 wita di
rumah Ny.A Br. Tegeh Kuri Denpasar dengan metode observasi, wawancara,
pemeriksaan fisik dan dokumentasi (rekam medis)
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Pasien
Pasien Penanggung
(Suami)
Nama : Ny.A Tn.B
Umur : 49 Tahun 50 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah Menikah
Suku /Bangsa : Indonesia Indnesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SMP SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja Wiraswasta
Alamat : br tegeh kuri denpasar br tegeh kuri
denpasar
Alamat Terdekat :
Nomor Telepon : 087743434294 085735665393
Nomor Register : -
Tanggal MRS : -
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama saat pengkajian
Ny.L mengeluh mual dan muntah sejak tanggal 10 September 2021 yang lalu
dan mengatakan tidak nafsu makan, badan terasa lemas dan pusing.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Saat pengkajian pasien mengeluh lemas,pusing mual dan muntah sejak tanggal
10 September 2021. Pasien mengatakan tidak nafsu makan,terdapat sariawan
pada rongga mulut, susah menelan dan pasien mengatakan mengalami
gangguan sensasi rasa. Pasien mengatakan hanya mampu menghabiskan
kurang dari ½ porsi makanannya. Dari pemeriksaan didapatkan hasil Tekanan
darah : 100/70 mmHg, Nadi : 80x/menit, Respirasi : 20x/menit,Suhu 37 C.
o
3. Eliminasi
Sebelum Pengkajian : pasien mengatakan pola eliminasi BAB maupun BAK
tidak bermasalah
Saat Pengkajian : BAB frekuensi (1-2x/hari),tidak teratur
konsistensi (cair),Warna (khas feses),
Bau (khas feses)tidak ada darah/lendir , tidak mengalami
konstipasi/obstipasi
BAK frekuensi (3-4x/hari), warna (kuning),
Bau (khas urine), jumlah/volume (150cc/kencing),
urine lancar, tidak ada darah, maupun nyeri saat kencing.
Saat Pengkajian : pasien mengatakan jenis kegiatan utama saat ini berbaring
dan duduk, aktivitas yang biasa dilakukan berbaring, duduk, mengobrol dengan
suami, aktivitas seperti berdiri dan berjalan masih dibantu, penyebab tidak bisa
beraktivitas pasien merasa lemas dan pusing.
5. Istirahat dan tidur
Sebelum Pengkajian : pasien mengatakan sebelum sakit tidak mengalami
gangguan pola tidur dan tidak pernah terjaga pada malam hari.
Saat Pengkajian : pasien mangatakan jumlah jam tidur (±7 jam/hari),susah
tidur karena mual, tidak ada penggunaan obat tidur ,tidur siang (± 2 jam/hari).
6. Kebersihan diri
Sebelum Pengkajian : pasien mengatakan sebelumnya mampu untuk merawat
dan menjaga kebersihan dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain, seperti keramas
3xseminggu, mandi dan menggosok gigi 2xsehari.
Saat Pengkajian : Mandi, frekuensi (1x/hari), tempat (kamar mandi) dengan
memakai sabun,
Cuci rambut, frekuensi (2x/minggu), dengan memakai shampoo,
Pemeliharaan mulut dan gigi, frekuensi sikat gigi (2x/hari, sesudah makan),
memakai pasta gigi.
Berpakaian, frekuensi ganti baju (1x/hari)
Kebersihan kuku: bersih, dan pendek,
Kemampuan membersihkan diri secara mandiri
7. Pengaturan suhu tubuh
Sebelum Pengkajian : pasien mengatakan pada tanggal 1 september 2021 suhu
tubuhnya 38,6 C
o
Saat Pengkajian : pasien mengatakan tubuhnya terasa panas, lemas dan pusing,
sedikit berkerinagat, Suhu : 37 C
o
8. Rasa nyaman
Sebelum Pengkajian : pasien mengatakan merasa nyaman dalam beraktifitas
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan tidak nyaman karena mual dan muntah
serta pusing tidak ada nyeri maupun gatal.
9. Rasa aman
Sebelum Pengkajian : pasien mengatakan tidak ada rasa cemas / takut
Saat Pengkajian : pasien mengatakan cemas akibat penyakitnya
12. Rekreasi
Sebelum Pengkajian : pasien mengatakan hiburan yang diperoleh adalah
dengan cara menonton televisi, mendengarkan lagu dan bencengkrama dengan
keluarga dan tetangga sekitar.
Saat Pengkajian :pasien mengatakan masih bisa mendapatkan hiburan dengan
cara menonton televisi, mendengarkan lagu dan bencengkrama dengan keluarga
13. Belajar
Sebelum Pengkajian : pasien mengatakan belum mengetahui dengan jelas
mengenai penyakitnya dan pola makan yang baik
Saat Pengkajian : pasien mengatakan sudah mulai memahami terkait
penyakitnya dan pola makan yang dianjurkan.
14. Ibadah
Sebelum Pengkajian : pasien mengatakan rutin melakukan ibadah setiap hari
dirumahnya
Gambar
3. Mata
a. Konjungtiva : pucat
b. Sklera : putih
c. Kelopak mata : normal
d. Pupil : reflek pupil baik
4. Hidung
a. Keadaan : Bersih
b. Penciuman : Baik
c. Nyeri : tidak ada
d. Luka : Tidak ada,
5. Telinga
a) Keadaan : Bersih
b) Nyeri : tidak ada nyeri
c) Pendengaran : baik/normal
d) Pemeriksaan : pasien menolak untuk pemeriksaan terhadap test rinne, test
webber, test swabach
6. Mulut
a. Mukosa bibir : mukosa kering
b. Gusi : tidak berdarah
c. Gigi : gigi lengkap,bersih dan tidak berlubang
d. Lidah : kotor
e. Tonsil :normal
f. Luka sariawan pada rongga mulut
7. Leher
a. Inspeksi
Keadaan : baik/normal
Palpasi : tidak ada pembesahan kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar
parotis, tidak ada Pembengkakan kelenjar tiroid, tidak teraba massa/tumor……
8. Thorax
a. Inspeksi
Bentuk : simetris
Gerakan dada: bebas
Payudara : simetris, tidak ada nyeri,luka maupum pembengkakan
b. Palpasi
Pengembangan dada : simetris
Vibrasi tactile premitus : simetris
Nyeri tekan: tidak ada
c. Perkusi
Suara paru : Sonor
d. Auskultasi
Suara paru : vesikuler/normal
Suara jantung: Regular
9. Abdomen
a. Inspeksi
Pemeriksaan : tidak ada distensi abdomen
Luka : tidak ada
b. Auskultasi
Peristaltic usus:20x/mnt
c. Palpasi : tidak ada hepatomegali,apendiksitis,distensi abdomen,ascites,
ataupun massa, dan tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi : tympani
10. Genetalia
a) Keadaan : Bersih,
b) Letak Uretra : Normal
c) Prosedur invasife : Tidak
11. Anus
Keadaan : tidak ada Hemoroid
12. Ekstremitas
a) Ektremitas Atas
pergerakan bebas, tidak ada deformitas, Oedema, maupun Sianosis pada ujung
kuku, CRT <2 detik tidak terdapat luka luka,
b) Ektremitas Bawah
pergerakan bebas, tidak ada deformitas, Oedema, maupun sianosis pada ujung
kuku, CRT < 2 detik, tidak terdapat luka.
c) Kekuatan Otot
555 555
555 555
e. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Tidak ada
2. Pemeriksaan Radiologi
Tidak ada
3. Pemeriksaan lain-lain
a. Pemeriksaan EKG : Tidak ada
b. Pemeriksaan Diagnostik CAG: Tidak ada
c. Dll…..
B. ANALISA DATA
C. Pelaksanaan
Pelaksanaan Keperawtan Pada Pasien Ny.A Dengan Gangguan
Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh
NO Hari/Tgl/Jam Diagnosa Tindakan Evaluasi Paraf
Keperawatan Keparawatan Respon
1 Senin/24 Januari2022/17.00 Ketidakseimbangan 1.Menentukan DS:
nutrisi: kurang dari status gizi pasien -Pasien
kebutuhan tubuh dan kemampuan mengatakan
berhubungan untuk memenuhi berat
denganmual muntah kebutuhan nutrisi badannya
dan tidak nafsu dengan cara turun
makan penilaian status
17.15 wita gizi secara DO :
langsung yaitu TB:160 cm
antopometri. BB awal :
67kg
BB saat
pengkajian :
58kg
Penurunan bb
2.Membantu 13,4%
pasien dalam BMI : 22,6
menentukan
17.30 wita pedoman yang DS :
cocok dalam -Pasien
memenuhi nutrisi mengatakan
dan preferensi mengerti
seperti dengan tentang
memberikan pedoman
17.40 wita pedomanPiramida yang cocok
Makanan untuk
Panduan. memenuhi
nutrisi
DO :
17.50 wita - Pasien
tampak
3.Menganjurkan memahami
pasien pedoman
mengkonsumsi makanan yang
makanan tinggi dijelaskan
zat besi atau Fe
seperti sayuran
hijau
DS:
-Pasien
mengatakan
4.Memastikan akan
makanan disajikan mengonsumsi
dengan cara yang makanan yang
menarik pada suhu tinggi zat besi
yang cocok untuk sepertisayuran
dikonsumsi. hijau
DO : -
DS:
5.Menciptakan
-Pasien
lingkungan yang
mengatakan
optimal pada saat
mualnya
mengkonsumsi
berkurang jika
makanan.
makanan yang
disajikan
hangat
DO:-
DS:-
DO:
Lingkungan
pasien tampak
bersih
2 Selasa/25Januari 2022/17.00 Ketidakseimbangan 1.Mengkaji DS:
nutrisi: kurang dari frekuensi mual, -Pasien
kebutuhan tubuh durasi, tingkat mengatakan
berhubungan keparahan, faktor mual dan
17.15 wita denganmual muntah frekuensi, muntah 3-4x
dan tidak nafsu presipitasi yang sehari
makan menyebabkan -Pasien
mual. merasa mual
ketika
mencium
aroma tidak
17.30 wita sedap dan
2.Menganjurkan pada saat
pasien makan makan
sedikit tapi sering DO:-
DS:
-Pasien
mengatakan
hanya bisa
makan sedikit
17.45 wita 3.Menganjurkan DO:
pasien makan -Pasien
selagi hangat tampak makan
dengan porsi
sedikit tapi
17.50 wita sering
DS:
-Pasien
mengatakan
mualnya
berkurang jika
4.Mengendalikan makanan yang
faktor lingkungan disajikan
yang hangat
memungkinkan DO:
membangkitkan -Pasien
mual seperti bau tampak makan
yang tidak makanan yang
menyenangkan disajikan
dalam
keadaan
5.Mengajari hangat
teknik non-
farmakologi untuk
mengontrol mual DS:-
seperti dengan -Pasien
teknik relaksasi merasa mual
tarik nafas dalam. ketika
mencium
aroma tidak
sedap dan
pada saat
makan
DO:-
DS:-
DO:
-Pasien
tampak
melakukan
tehnik nafas
dalam ketika
mual
3 Rabu/26 Januari 2022/17.00 Ketidakseimbangan 1.Menghitung DS:-
nutrisi: kurang dari berat badan klien DO:
kebutuhan tubuh -TB:160 cm
berhubungan -BB: 58kg
denganmual muntah -BBI: 22,6kg
dan tidak nafsu -Beratbadan
17.30 wita makan pasienbelum
mengalami
peningkatan.
2.Mendiskusikan DS:
pada klien -Pasien
mengenai mengatakan
hubungan antara sudah paham
asupan makanan terkait
dan penurunan pentingnya
berat badan asupan nutrisi
bagi tubuh
DO:-
D. Evaluasi (Catatan Perkembangan Keperawatan Pada Pasien)
Evaluasi Keperawtan Pada Pasien Ny.A Dengan Gangguan Ketidakseimbangan
Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh Di Rumah Ny.A Br Tegeh Kuri Denpasar
No Hari/Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1 Senin/24 Januari 2022/17.00 Ketidakseimbangan nutrisi: S :
wita kurang dari kebutuhan tubuh -Pasien mengatakan akan
berhubungan denganmual muntah mengonsumsi makanan
dan tidak nafsu makan. yang tinggi zat besi
seperti sayuran hijau
-Pasien mengatakan
mengerti tentang
pedoman yang cocok
untuk memenuhi nutrisi
O:
-KU lemas
-TD :100/70mmhg
-N :80.x/mnt
-S :37oC
-RR :20x/mnt
- BB awal : 67 kg
- BB saat sakit : 58 kg
2 Ketidakseimbangan nutrisi: (menurun 13,4 % dari
Selasa/25 Januari 2022/17.00
kurang dari kebutuhan tubuh berat badan awal)
wita
berhubungan denganmual muntah -BMI : 22,6 (BB normal)
dan tidak nafsu makan. -Bising usus hiperaktif
(20x/menit)
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
3 Ketidakseimbangan nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan denganmual muntah S :
Rabu/26 Januari 2022/17.00
dan tidak nafsu makan. -Pasien masih
wita
mengalami mual muntah
terutama ketika makan
-Pasien mengatakan
mulai makan sedikit
sedikit
O:
-Frekuensi mual 3-4 kali
-mual muntah terjadi
dengan tingkat
keparahan yang tinggi
-pasien tampak
melakukan tehnik
relaksasi
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
S:
-pasien mengatakan
memahami terkait
penkesyang diberikan.
O :
TB: 160 cm
-BB: 58kg
-BBI: 22,6
-Beratbadan
pasienbelum mengalami
peningkatan.
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Evaluasi :
Evaluasi Keperawtan Pada Pasien Ny.A Dengan Gangguan Ketidakseimbangan
Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh Di Rumah Ny.A Br Tegeh Kuri Denpasar
No Hari/Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1 Kamis/27 Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari S:
Januari 2022/18.00 kebutuhan tubuh berhubungan dengan - Pasien mengatakan
mual muntah dan tidak nafsu makan. mual dan muntah
berkurang
- Pasien mengatakan
dapat makan dengan
porsi kecil tapi sering
- Pasien mengatakan
memahami terkait HE
yang diberikan
O:
- Frekuensi munal
muntah pasien
berkurang 1-2x sehari
- Pasien tampak
makan dengan porsi
sedikit tapi sering
- Pasien tampak
memahami HE yang
diberikan
- TB : 160 cm
- BB : 56 kg
- BBI : 22,6
- TD : 110/60 mmHg
- N : 84x/menit
- RR : 20x/menit
- S : 36,5 c
O
A:Tujuan :
-Manajemen nutrisi teratasi
-Nausea manajemen teratasi
sebagian
-Weight manajemen teratasi
sebagian
P : Tingkatkan kondisi
pasien
Lembar Pengesahan
Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Kebutuhan Pemenuhan Cairan dan Nutrisi
Mengetahui Mengetahui
Mahasiswa Pembimbing Akademik
OLEH :
NI PUTU RICA RESILIYA YUMIATI
2014201052
FAKULTAS KESEHATAN
PRORAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN 2022
Hipotalamus adalah area kecil tapi penting di otak yang dibentuk oleh
berbagai nukleus dan serabut saraf. Melalui koneksi neuronalnya, hipotalmus terlibat
dalam banyak fungsi kompleks organisme seperti kontrol sistem vegetatif,
homeostasis organisme, termoregulasi, dan juga dalam menyesuaikan perilaku
emosional.
Hipotalamus terlibat dalam berbagai kegiatan sehari-hari seperti makan atau
minum, mengendalikan suhu tubuh dan pemeliharaan energi, dan dalam proses
menghafal. Hipotalamus juga memodulasi sistem endokrin melalui hubungannya
dengan kelenjar hipofisis. Deskripsi anatomi yang tepat bersama dengan karakterisasi
yang benar dari struktur komponen sangat penting untuk memahami fungsinya.
Hipotalamus adalah wilayah otak yang terdiri dari banyak nukleus kecil
dengan beragam fungsi. Terletak di atas otak tengah dan di bawah talamus,
hipotalamus membentuk diensefalon ventral. Diensefalon adalah daerah embriologis
dari tabung saraf vertebrata yang menimbulkan struktur otak depan posterior. Dengan
mensintesis dan mensekresi neurohormon, inti dari hipotalamus bertindak sebagai
saluran antara sistem saraf dan endokrin melalui kelenjar hipofisis, mengatur fungsi
homeostatis seperti rasa lapar, haus, suhu tubuh, dan ritme sirkadian.
Hipotalamus mempunyai pusat-pusat pengendalian untuk beberapa jenis
kegiatan tak sadar dari badan yang salah satunya menyangkut tidur dan bangun.
Cedera pada hopotalamus dapat mengakibatkan seseorang tidur dalam jangka waktu
panjang atau koma. Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang
otak, yaitu Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region
(BSR). RAS dibagian batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat
mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran, memberi stimulus visual, pendengaran,
nyeri dan sensori raba serta emosi dan proses berfikir. Pada saat sadar RAS
melepaskan katekolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin
dari BSR.
b. Fisiologi
Tidur terjadi dalam siklus yang diselingi periode terjaga. Siklus tidur/terjaga
umumnya mengikuti irama circadian atau 24 jam dalam siklus siang/malam. Selain
siklus tidur/terjaga, tidur terjadi dalam tahapan yang berlangsung dalam suatu kondisi
siklis. Ada lima tahapan tidur. Tahap 1 hingga tahap 4 mengacu pada tidur dengan
gerakan mata tidak cepat (NREM- Non Rapid Eye Movement) dan berkisar dari
kedaan tidur sangat ringan di tahap 1 hingga keadaan tidur nyenyak di tahap 3 dan 4.
Selama tidur NREM, seseorang biasanya mengalami penurunan suhu, denyut, tekanan
darah, pernapasan, dan ketegangan otot. Penurunan tuntutan fungsi tubuh dianggap
melakukan tindakan responsif, baik secara fisiologi maupun psikologi. Tahap 5
disebut tidur dengan gerak mata cepat (REM- Rapid Eye Movement). Tahap tidur
REM dikarakterisasikan dengan meningkatnya level aktivitas dibandingkan pada
tahap NREM. Manfaat tidur REM berkaitan dengan perbaikan dalam proses mental
dan kesehatan emosi.
1) Non Rapid Eye Movement (NREM)
Terjadi kurang lebih 90 menit pertama setelah tertidur. Terbagi menjadi empat
tahapan yaitu:
a. Tahap I
Merupakan tahap transisi dari keadaan sadar menjadi tidur. Berlangsung
beberapa menit saja, dan gelombang otak menjadi lambat. Tahap I ini ditandai
dengan:
1. Mata menjadi kabur dan rileks.
2. Seluruh otot menjadi lemas.
3. Kedua bola mata bergerak ke kiri dan ke kanan.
4. Tanda-tanda vital dan metabolisme menurun.
5. EEG: penurunan Voltasi gelombang-gelombang Alfa.
6. Dapat terbangun dengan mudah.
7. Bila terbangun terasa sedang bermimpi.
b. Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Berlangsung
10-20 menit, semakin rileks, mudah terjaga, dan gelombang otak menjadi lebih
lambat. Tahap II ini ditandai dengan:
1. Kedua Bola mata berhenti bergerak.
2. Suhu tubuh menurun.
3. Tonus otot perlahan-lahan berkurang.
4. Tanda-tanda vital turun dengan jelas.
5. EEG: Timbul gelombang beta Frekuensi 15-18 siklus / detik yang disebut
gelombang tidur.
c. Tahap III
Merupakan awal tahap tidur nyenyak. Tahap ini berlangsung 15-30 menit.
Tahap III ini ditandai dengan:
1. Relaksasi otot menyeluruh.
2. Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur.
3. EEG: perubahan gelombang Beta menjadi 1-2 siklus / detik.
4. Sulit dibangunkan dan digerakkan.
d. Tahap IV
Tahap Tidur Nyenyak, berlangsung sekitar 15-30 menit. Tahap ini ditandai
dengan:
1. Jarang bergerak dan sangat sulit dibangunkan.
2. Tanda-tanda vital secara signifikan lebih rendah dari pada jam bangun pagi.
3. Tonus Otot menurun (relaksasi total).
4. Denyut jantung dan pernapasan menurun sekitar 20-30 %.
5. EEG: hanya terlihat gelombang delta yang lambat dengan frekwensi 1-2
siklus/detik.
6. Gerak bola mata mulai meningkat.
7. Terjadi mimpi dan terkadang tidur sambil berjalan serta enuresis
(mengompol).
2) Rapid Eye Movement (REM)
Tahap tidur yang sangat nyenyak. Pada orang dewasa REM terjadi 20-25 %
dari tidurnya.
a. Tahap REM ditandai dengan:
1. Bola mata bergerak dengan kecepatan lebih tinggi dari tahap-tahap
sebelumnya.
2. Mimpi yang berwarna dan nyata muncul.
3. Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah tidur dimulai.
4. Terjadi kejang otot kecil, otot besar imobilisasi.
5. Ditandai oleh respons otonom yaitu denyut jantung dan pernapasan yang
berfluktuasi, serta peningkatan tekanan darah yang berfluktuasi.
6. Metabolisme meningkat.
7. Lebih sulit dibangunkan.
8. Sekresi ambung meningkat.
9. Durasi tidur REM meningkat dengan setiap siklus dan rata-rata 20 menit.
b. Karakteristik tidur REM
1. Mata: Cepat tertutup dan terbuka.
2. Otot-otot: Kejang otot kecil, otot besar immobilisasi.
3. Pernapasan: tidur teratur, kadang dengan apnea.
4. Nadi: Cepat dan ireguler.
5. Tekanan darah: Meningkat atau fluktuasi.
6. Sekresi gaster: Meningkat.
7. Metabolisme: Meningkat, temperatur tubuh naik.
8. Gelombang otak: EEG aktif.
9. Siklus tidur: Sulit dibangunkan.
3. Faktor Predisposisi (pendukung) dan Presipitasi (pencetus)
Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur setiap orang berbeda-beda. Ada yang
kebutuhannya yang terpenuhi dengan baik. Ada pula yang mengalami gangguan.
Seseorang bisa tidur ataupun tidak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
sebagai berikut :
1. Status Kesehatan
Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia dapat tidur
dengan nyenyak . Tetapi pada orang yang sakit dan rasa nyeri, maka kebutuhan
istirahat dan tidurnya tidak dapat dipenuhi dengan baik
sehingga ia tidak dapat tidur dengan nyenyak. Misalnya , pada klien yang
menderita gangguan pada system persendian. Dalam kondisi yang
mengalami nyeri pada sendi tidak akan dapat istirahat atau tidur.
2. Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur.
Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur
dengan nyenyak. Sebaliknya lingkungan yang rebut, bising, dan gaduh
akan menghambat seseorang untuk tidur khususnya lansia.
3. Stress Psikologis
Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini
disebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norepinefrin darah melalui
system saraf simpatis. Zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM.
4. Diet
Makanan yang banyak mengandung L- Triptofan seperti keju,susu,
dagingmdan ikan tuna dapat menyebabkan seseorang mudah tidur.
Sebaliknya, minuman yang mengandung kafein maupun alcohol akan
mengganggu tidur.
5. Gaya Hidup
Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur sesorang . Kelelahan tingkat
menengah orang dapat tidur dengan nyenyak. Sedangkan pada kelelahan yang
berlebihan akan menyebabkan periode tidur REM lebih pendek.
6. Obat – Obatan
Obat – obatan yang dikonsumsi seseorang ada yang berefek menyebabkan
tidur, ada pula yang sebaliknya mengganggu tidur. Misalnya, obat golongan
amfetamin akan menurunkan tidur REM.
7. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal . Namun demikian , keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak
dapat tidur.
8. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk
tetap bangun dan waspada menahan kantuk.
9. Kelelahan
Kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.
10. Kecemasan
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis
sehingga mengganggu tidurnya.
11. Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal ,seseorang yang tahan minum
alcohol dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.
4. Gangguan terkait KDM
a. Etiologi
1) Gangguan fisik
2) Kondisi medis
3) Obat-obatan
4) Gangguan kejiwaan
5) Kondisi lingkungan
6) Pecandu alcohol
7) Faktor genetic
b. Proses terjadi
Terdapat lima tahapan tidur. Tahap 1 hingga tahap 4 mengacu pada tidur
dengan gerakan mata tidak cepat (NREM- Non Rapid Eye Movement) dan
berkisar dari kedaan tidur sangat ringan di tahap 1 hingga keadaan tidur
nyenyak di tahap 3 dan 4. Selama tidur NREM, seseorang biasanya
mengalami penurunan suhu, denyut, tekanan darah, pernapasan, dan
ketegangan otot. Penurunan tuntutan fungsi tubuh dianggap melakukan
tindakan responsif, baik secara fisiologi maupun psikologi. Tahap 5 disebut
tidur dengan gerak mata cepat (REM- Rapid Eye Movement). Tahap tidur
REM dikarakterisasikan dengan meningkatnya level aktivitas dibandingkan
pada tahap NREM.
c. Manisfestasi klinis
1. Disomnia
a) Gangguan tidur intrinsic
- Insomsia psikofisologis.
- Narkolepsi.
- Syndrome apnea tidur obstruktif.
- Gangguan gerakan ekstremitas periodic.
b) Gangguan tidur ekstrisik
-Hygiene tidur yang tidak adekuat.
- Sindrom tidur yang tidak adekuat.
- Gangguan tidur tergantung hipnotik.
- Gangguan tidur tergantung hipnotik.
c) Gangguan tidur irama sirkandian
- Sindrom perubahan waktu tidur (jot log).
- Gangguan tidur karena jam kerja.
- Sindrom fase tidur tertunda.
2. Parasomnia
a) Gangguan terjaga
- Berjalan dalam tidur.
- Teror tidur.
b) Gangguan transisi tidur-bangun.
- Berbicara dalam tidur.
- Kram tungkai nocturnal.
c) Parasomnia biasanya berkaitan dengan tidur REM.
- Mimpi buruk.
- Gangguan perilaku tidur REM.
d) Parasomnia yang lain
- Bruksisme tiur (menggeretak gigi).
- Enuresis tidur (ngompol).
- Sindrom kematian bayi mendadak.
3. Gangguan Tidur Yang Berhubungan Dengan Gangguan Medis/Psikitrik.
- Gangguan alam perasaan.
- Gangguan dengan gangguan neurologis.
Berhubungan dengan gangguan neurologis.
- Demensia.
- Parkinsomnia
Berhubungan dengan gangguan medis lainnya.
- Iskemia jantung nocturnal
- Penyakit paru obsruktif menahun.
7. Pelaksanaan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatuskesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
8. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah tahap kelima atau tahap terakhir dari seluruh proses
keperawatan. Tahap evaluasi keperawatan adalah tahap penilaian dari hasil proses
keperawatan dan untuk menilai dari seluruh pelaksanaan proses keperawatan. Tahap
evaluasi keperawatan ini dapat menilai sejauh mana keberhasilan yang dicapai dan
seberapa besar kegagalan yang terjadi. Dari hasil evaluasi, tenaga kesehatan dapat menilai
pencapaian dari tujuan serta dari hasil evaluasi ini, tenaga kesehatan akan menjadikan
hasil evaluasi ini sebagai bahan koreksi dan catatan untuk perbaikan tindakan yang harus
dilakukan. Evaluasi keperawatan disusun dengan menggunakan SOAP yang operasional,
seperti:
1. S (Subjektif) adalah ungkapan perasaan maupun keluhan yang disampaikan
ibu maupun keluarga setelah dilakukan tindakan keperawatan secara subjektif.
2. O (Objektif) adalah pengamatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
melalui sikap ibu ketika dan setelah dilakukan tindakan keperawatan.
3. A (Assesment) adalah analisa tenaga kesehatan setelah mengetahui respon
subjektif dan objektif ibu yang dibandingkan dengan tujuan dan kriteria hasil yang
ada pada rencana keperawatan.
4. P (Planning) adalah perencanaan untuk tindakan selanjutnya yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan setelah melakukan analisa atau assessment.
C. Daftar Pustaka
https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/18010/132500022.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Kebutuhan-
dasar-manusia-komprehensif.pdf
Vaughans, Bennita W. 2011. Keperawatan Dasar. Yogyakarta : Rapha Publishing.
WOC
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
Tn. I DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT
DAN TIDUR DI RUANG JEPUN RUMAH SAKIT ITEKES BALI TANGGAL
26 JANUARI 2022
A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 26 Januari 2022 pukul 09.00 pagi di ruang
jepun rumah sakit itekes bali dengan metode observasi, wawancara, pemeriksaan fisik
dan dokumentasi (rekam medis)
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas pasien
Pasien Penanggung
(hubungan dg
penanggung)
Nama : Tn. I Ny. R
Umur : 82 Tahun 24 Tahun
Jenis kelamin : Laki – Laki Perempuan
Status perkawinan : Menikah Belum menikah
Suku /Bangsa : Bali/Indonesia Bali/Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SD Sarjana
Pekerjaan : Petani Pegawai swasta
Alamat : Br. Adegan, Desa Ped, Nusa Penida Ped,
Nusa penida
Alamat Terdekat : Br. Adegan, Desa Ped, Nusa Penida -
Nomer Telepon : 081239xxxxxx 085997xxxxxx
Nomer Register : -
Tanggal MRS : 26 Januari 2022
b. Riwayat Kesehatan
1). Keluhan utama masuk rumah sakit
Tn. I mengeluh susah tidur sejak 2 bulan yang lalu, klien mengeluhkan
sulit tidur di malam hari dan klien sering berkeringat pada malam hari
di atas jam 01.00
2). Keluhan utama saat pengkajian
Klien tampak kurang tidur dengan wajah lemas dan tampak kantung mata pada
mata pasien.
3). Riwayat penyakit sekarang
Klien mengalami TB paru sehingga klien harus melakukan
pengobatan dan konsumsi obat dan menimbulkan efek samping
yang menyebabkan klien susah tidur. Klien mengatakan saat ini gangguan pola
tidur pasien sangat menggangu aktivitas. Karena pasien tidak dapat beraktivitas
dengan baik jika pasien mengalami kurang tidur dan pasien
merasa lemas.
4). Riwayat penyakit sebelumnya
Klien tidak pernah mempunyai penyakit masa lalu. Klien mengatakan, saat ini
klien sedang mengikuti pengobatan di RS dan mengkonsumsi obat rutin Tb paru
selama 6 bulan dan sudah mengkonsumsi obat tersebut selama 2 bulan. Klien
mengatakan bahwa dulu tidak ada dilakukan imunisasi
5). Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan orang tua sudahnya meninggal, saudara kandung sehat dan
tidak ada penyakit, klien juga mengatakan tidak ada penyakit keturunan, Klien
mengatakan ayah dan ibu dan istri klien sudah meninggal dunia Klien mengatakan
penyebab meninggal karena sakit tua
6). Genogram
-
c. Pola Kebiasaan
1). Bernafas
Tidak adanya keluhan, pasien dapat bernafas dengan baik
2). Makan dan Minum
a. Frekuensi makan/hari : 3 kali sehari
b. Nafsu/selera makan : kurang untuk selera makan
c. Nyeri ulu hati : tidak ada nyeri ulu hati
d. Alergi : tidak ada alergi makanan
e. Masalah makan dan minum : tidak ada masalah
3). Eliminasi
- BAB
a. Pola BAB : tidak menentu
b. Karakteristik feses : padat dan kuning
c. Riwayat perdarahan : tidak ada riwayat perdarahan
d. Diare : tidak mengalami diare
e. Penggunaan laksatif : tidak menggunakan laksatif
- BAK
a. Pola BAK : 5-6/hari
b. Karakter urine : bening, tidak berbau
c. Nyeri/rasa terbakar/ kesulitan BAK : tidak ada
d. Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : tidak ada
e. Penggunaan diuretik : tidak ada
4). Gerak dan Aktivitas
a. Mandi : klien dapat mandi sendiri dengan baik
b. Makan : klien dapat makan dengan baik
c. Eliminasi : klien dapat berkemih dengan baik
5). Istirahat dan Tidur
Tn. I mulai tidur pukul 22.00 WIB. Klien mengatakan sering
terbangun pada pukul 01.00 karena klien berkeringat, klien
mencoba untuk tidur kembali akan tetapi klien sulit untuk tidur
kembali. Waktu tidur klien hanya 4-5 jam/hari.
6). Kebersihan diri
a. Kebersihan tubuh : mandi 1 kali sehari
b. Kebersihan gigi dan mulut : gigi kuning dan kurang
bersih
c. Kebersihan kuku : bersih dan pendek
7). Pengaturan Suhu Tubuh
Sebelum pengkajian dan saat pengkajian, Pasien mengatakan tidak ada gangguan
suhu tubuh, pasien tidak tampak berkeringat
8). Rasa Nyaman
Sebelum pengkajian dan saat pengkajian, Pasien mengatakan aktivitas sebelumnya
tidak terganggu dan pasien merasa nyaman
9). Rasa aman
Sebelumnya pasien mengtakan baik-baik saja dan merasa aman, saat dikaji pasien
merasakan sedikit kecemasan
10). Data sosial
Sebelum pengkajian dan saat pengkajian keluarga pasien mengatakan hubuungan
pasien dengan keluarga dan tetangga baik, kondisi lingkungan rumah juga baik,
kemampuan ekonomi keluarga sedang
11). Prestasi dan Produktivitas
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiki prestasi , keluarga pasien juga
mengatakan tidak ada pengaruh pekerjaan terhadap penyakit yang diderita oleh pasien
12). Rekreasi
Sebelum pengkajian dan saat pengkajian keluarga pasien mengatakan jika ada waktu
luang pasien menghabiskan waktu bersama keluarga dirumah
13). Belajar
Sebelum pengkajian pasien mengatakan kurang mengerti dengan pennyakit yang
dialami saat ini dan setelah pengkajian pasien mengerti akan penyakit yang diderita
14). Ibadah
Sebelumnya pasien mengatakan biasa sembahnyang 3x sehari ti tempat suci yang ada
dirumah, pasien juga mengatakan dia beragama hindu dan saat sakit pasien hanya bisa
berdoa diatas tempat tidur
d. Pemeriksaan Fisik
1). Keadaan Umum
a. Kesadaran : CM (composmentis)
b. Bangun Tubuh : Sedang
c. Postur Tubuh : Kifosis
d. Cara Berjalan : Terganggu
e. Gerak Motorik : Terganggu
f. Keadaan Kulit : keadaan kulit pucat, kurang bersih, tidak adanya luka
g. Gejala Kardinal
- TD : 130 / 90 mmHg
- N : 80 x/menit
- S : 37,5 °C
- RR : 28 x/menit
h. Ukuran Lain
- BB : 54 kg
- TB : 168 cm
- LL : -
2). Kepala
a. Bentuk : oval, dan tidak ada benjolan
b. Kulit kepala: Berminyak, tidak ada iritasi
c. Nyeri tekan : Tidak adanya nyeri tekan
d. Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rambut tidak merata, ada yang hitam
& putih
e. Bau : Rambut tidak berbau
f. Warna kulit : kuning langsat
3). Mata
a. Kelengkapan mata : mata simetris kiri dan kanan
b. Palpebra : tidak ada kelainan & infeksi
c. Konjungtiva dan sklera : konjungtiva anemis dan normal
4). Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasal : simetris
b. Lubang hidung : simetris & bersih
c. Nyeri tekan : tidak adanya nyeri tekan
5). Telinga
a. Bentuk telinga : simetris kiri dan kanan
b. Ukuran telinga : simetris kiri dan kanan
c. Lubang telinga : cukup bersih dan tidak ada kelainan
d. Pendengaran : baik
6) Mulut
a. Keadaan bibir : mukosa bibir lembab
b. Keadaan gusi dan gigi : tidak ada perdarahan, gigi kuning, lengkap
c. Lidah : bersih
7) Leher
a. Posisi trachea : simetris
b. Thyroid : tidak ada pembesaran kelenjar
c. Suara : suara jelas
d. Denyut nadi kronis : teraba dan tidak menonjol
8). Thorax
- Payudara
a. Ukuran dan bentuk : simetris kiri dan kanan
b. Warna payudara dan aerola : sawo matang dan aerola hitam
c. Kondisi payudara dan puting : normal
d. Aksila dan clavicula : tidak terdapat benjolan
- Pemeriksaan paru
a. Palpasi getaran suara : tidak dilakukan pemeriksaan
b. Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
c. Auskultasi : tidak dilakukan pemeriksaan
- Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi : tidak dilakukan pemeriksaan
b. Palpasi : tidak dilakukan pemeriksaan
c. Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
d. Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan
- Thorax
a. Inspeksi thoraks : simetris antara kanan dan kiri, gerakan bebas
b. Pernafasan : Normal
c. Tanda kesulitan bernafas : tidak ada tanda kesulitan
bernafas
9). Abdomen
a. Inspeksi : tidak adanya luka
b. Auskultasi : peristaltic usus 20x/menit
c. Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
d. Perkusi : tympani
10). Genetalia
a. Keadaan : Bersih
b. Letak uretra : Normal
c. Prosedur invasife : Tidak
11). Anus
a. Anus dalam keadan bersih
12). Eksremitas
a. Ekstremitas atas : simetris kanan kiri, tidak ada kelainan
b. Ekstremitas bawah : simetris kanan kiri, tidak ada kelainan
c. Klien tidak mengalami kelainan ekstremitas atas dan
bawah.
e. Pemeriksaan fisik
1). Pemeriksaan Laboratorium : -
2). Pemeriksaan Radiologi : -
B. TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
b. Analisa data
3. Perencanaan
a. Prioritas masalah
Tujuan : Klien dapat beristirahat tidur dengan baik
Kriteria Hasil :
a. Klien dapat tidur 6-8 jam setiap malam
b. Secara verbal mengatakan dapat lebih rileks dan lebih segar
b.Rencana Keperawatan
Rencana Keperawatan Pada Pasien Tn. I Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
Istirahat Dan Tidur Di Ruang Jepun Rumah Sakit Itekes Bali Tanggal, 26 Januari 2022
No Hari/Tgl/Jam Diagnosa Rencana Rencana Rasional
Keperawatan Tujuan Tindakan
1 Rabu, 26 Gangguan Setelah 1. Ajarkan teknik 1. Membantu
Januari pola tidur dilakukan relaksasi. pasien agar
2022 /10.00 asuhan 2. Jelaskan lebih nyaman.
keperawatan pentingnya tidur 2. Memberikan
selama 3x24 yang adekuat. informasi
jam diharapkan 3. Fasilitasi untuk kepada pasien
gangguan pola mempertahankan dan keluarga
tidur pasien aktivitas sebelum pasien.
teratasi dengan tidur (membaca). 3.
kriteria hasil: 4. Ciptakan Meningkatkan
- Pasien tidur lingkungan yang tidur.
6-8 jam perhari nyaman. 4. Agar periode
- Tidak ada 5.Kolaborasi tidur tidak
tanda-tanda pemberian obat terganggu dan
kurang tidur tidur. rileks.
(wajah sayu, 6.Diskusikan 5. Mengurangi
lingkar hitam dengan pasien dan gangguan tidur.
dimata, lesu, keluarga tentang 6.
menguap) teknik tidur Meningkatkan
- Pola tidur, pasien. pola tidur yang
kualitas dalam 7. Instruksikan baik secara
batas normal untuk memonitor mandiri
-Perasaan tidur pasien. 7. Mengetahui
segar setelah perkembangan
tidur atau pola tidur
istirahat pasien
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan Keperawatan Pada Pasien Tn. I Dengan Gangguan Pemenuhan
Kebutuhan Istirahat Dan Tidur Di Ruang Jepun Rumah Sakit Itekes Bali
Tanggal, 26 Januari 2022
No Hari/Tgl/Jam No Diagnosa Tindakan Evaluasi Respon Paraf
Keperawatan Keperawatan
1 Rabu, 26 1 Menjelaskan DS: pasien
Januari 2022 / pentingnya tidur mengatakan sudah
10.00 yang adekuat mengerti tentang
pentingnya tidur
yang adekuat
DO: pasien tampak
mampu menjelaskan
kembali apa yang
telah dijelaskan
Menginstrusikan
keluarga untuk DS: keluarga pasien
monitor tidur pasien mengatakan pasien
masih terbangun saat
tidur dan tidak dapat
melanjutkan tidur
kembali
DO: lingkar mata
pasien tampak hitam,
wajah sayu, dan
masih sering
Memberikan menguap
fasilitas untuk
mempertahankan DS: pasien
aktivitas sebelum mengatakan belum
tidur (seperti mampu melakukan
membaca) aktivitas sebelum
tidur
Menciptakan DO:-
lingkungan yang
nyaman
Menginstrusikan DS: Pasien
keluarga untuk mengatakan tidak
monitor tidur pasien terbiasa tidur dengan
menyalakan lampu
(menghormati pasien
lain)
DO:-
DS: Pasien
mengatakan sudah
sedikit terbiasa tidur
Memberikan dengan menyalakan
fasilitas untuk lampu (menghormati
mempertahankan pasien lain)
aktivitas sebelum
tidur (seperti DO: Lampu kamar
membaca) tampak selalu hidup
DS: keluarga pasien
mengatakan pasien
sudah tidak
terbangun saat tidur
dan kebutuhan tidur
Menciptakan pasien sudah
lingkungan yang terpenuhi
nyaman
DO: lingkar hitam
pada mata pasien
sudah memudar,
pasien sudah tidak
menguap lagi
DS: pasien
mengatakan merasa
senang membaca
Koran sebelum tidur
karena sangat
membantu pasien
untuk menjadi
kantuk
DO:-
DS: Pasien
mengatakan sudah
terbiasa tidur dengan
menyalakan lampu
(menghormati pasien
lain)
DO: Lampu kamar
tampak selalu hidup
5. Evaluasi
(dilakukan sesuai dengan rencana tujuan)
Lembar Pengesahan
Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Kebutuhan Istirahat dan Tidur
Mengetahui Mengetahui
Mahasiswa Pembimbing Akademi
Oleh :
I Putu Gde Agus Kesuma Putra
NIM : 2014201061
A. Tinjauan Teori
Definisi Nutrisi
Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi
didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan
mineral (A. P. Potter & Perry, 2010).
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit
termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-
bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan zat-zat tersebut untuk aktivitaas penting
dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. (Tarwoto dan Wartonah, 2006).
Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan adalah keadaan ketika seorang individu
mengalami atau beresiko mengalami penambahan berat badan yang berhubungan dengan
asupan yang melebihi kebutuhan metabolic. ( Lynda Juall Carpenito, 2006)
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan adalah suatu keadaan ketika individu tidak
puasa mengalami atau beresiko mengalami penurunan berat badan yang berhubungan dengan
asupan yang tidak adekuat atau metabolism nutrient yang tidak adekuat untuk kebutuhan
metabolic ( Lynda Juall Carpenito ,2006)
Anatomi Fisiologis
Mulut merupakan jalan masuk menuju system pencernaan dan berisi organ aksesori yang
berfungsi dalam proses awal pencernaan. Makanan yang masuk kedalam mulut dipotong
menjadi bagian-bagian kecil dan bercampur dengan saliva untuk membentuk bolus makanan
yang dapat di telan. Didalam mulut enzim petialin atau amylase mengubah karbohidrat
menjadi maltose dan polisakarida. Nutrisi yang telah di cerna oleh berbagai getah pencernaan
yaitu ludah, getah pancreas, dan sukus enterikus menjadi bentuk yang sederhana. Akhirnya
siap untuk di absorpsi di dalam usus halus melalui dua saluran yaitu pembuluh kapiler darah
dan saluran limfe divili usus halus dan oleh vena porta dibawa ke hati untuk mengalami
beberapa perubahan.
Kekurangan nutrisi dapat disebabkan oleh gangguan system gastrointestinal, anoreksia, dan
kesulitan menelan. Sehingga intake nutrisi menurun. Apabila ketidak cukupan zat gizi ini
berlangsung lama maka persediaan atau cadangan jaringan akan digunakan untuk memenuhi
ketidak cukupan itu. Jika keadaan ini tidak ditangani maka akan terjadi kemerosotan jaringan
yang ditandai dengan penurunan berat badan, perubahan biokimia yang dapat di deteksi
dengan pemeriksaan laboratorium, perubahan fungsi serta perubahan anatomi.
Proses terjadi
Ditinjau dari segi klinis, bahwa penyakit malnutrisi pada dasarnya dapat terjadi akibat
keempat faktor risiko berikut :
1. Penurunan Asupan Nutrisi
Kurangnya asupan nutrisi sering kali terjadi akibat diet yang tidak seimbang. Selain itu,
kurangnya asupan nutrisi juga dapat terjadi pada penyakit kronik. Hal ini terjadi melalui
penurunan nafsu makan akibat proses inflamasi yang terjadi.
2. Penurunan Absorpsi Makronutrien maupun Mikronutrien
Pada pasien yang mengalami gangguan pencernaan maupun pasien pasca pembedahan regio
abdomen, malabsorpsi dapat terjadi dan menjadi faktor risiko utama untuk penurunan berat
badan dan malnutrisi.
3. Peningkatan Kehilangan (Loss) Nutrisi atau Kebutuhan Nutrisi
Pada kondisi tertentu seperti pasien luka bakar, pasien dengan fistula enterokutan, diare
kronis akibat buruknya sanitasi, malnutrisi sangat rentan terjadi akibat hilangnya
makronutrien maupun mikronutrien tertentu.
4. Peningkatan Total Energy Expenditure (TEE)
Total energy expenditure merupakan jumlah kalori yang dibakar dalam sehari. Hal ini dapat
meningkat pada kondisi penyakit tertentu, misalnya pada pasien luka bakar atau trauma berat.
Manifestasi Klinis
Tanda dan Gejala :
- Gigi tidak lengkap
- Nafsu makan menurun
- Lesu
- Tidak semangat
- BB berkurang
- Perut terasa kembung
- Susah menelan
- Mual dan muntah
- Berkurangnya indra pengecap, mengakibatkan tidak dapat merasakan
- Asam lambung menurun
- Penyerapan makanan di usus menurun
Komplikasi
Komplikasi malnutrisi terjadi pada seluruh organ tubuh, mengingat asupan nutrisi dan energi
adalah kebutuhan dasar dari seluruh proses biokimiawi yang ada di dalam tubuh, seperti
anemia dan hipoglikemia (penurunan kadar gula darah) Ensefalopati (kerusakan jaringan
otak) Hipoalbuminemia (kekurangan protein albumin darah) Gangguan fungsi organ, seperti
gagal ginjal dan penyakit jantung.
Pemeriksaan Penunjang
Jenis pemeriksaan Diagnostik :
- Pemeriksaan Laboratorium
1. Albumin (N = 4 - 5,5 mg/100 ml)
2. Transferin (N = 170 – 25 mg/100 ml)
3. Hemoglobin (N = 12 mg%)
4. BUN (N = 10 – 20 mg/100 ml)
5. Ekskresi Kreatin untuk 24 jam (N = Laki-laki = 0,6 – 1,3 mg/100 ml, Wanita N = 0,5 – 1,0
mg/100 ml)
Interpretasi Hasil
Interpretasi hasil penghitungan IMT menurut Depkes 2002 dalam Asmadi (2008) :
•IMT < 17,0 : kurus (kekurangan berat badan tingkat berat).
•IMT 17,0 - 18,5 : kurus (kekurangan berat badan tingkat sedang).
•IMT 18,5 – 25,0 : normal.
•IMT 25,0 – 27,0 : gemuk (kelebihan berat badan tingkat ringan).
•IMT > 27,0 : gemuk (kelebihan berat badan tingkat berat)
Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan Terapi
1. Pemberian nutrisi melalui oral
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi secara mandiri dengan membantu memberi nutrisi melalui oral.
2. Pemberian nutrisi melalui NGT
Merupakan tindakan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
nutrisi melalui oral dengan member makan melalui pipa lambung.
Penatalaksanaan Operatif
1. Kolaborasi dalam pemberian obat antiemetic
2. Delegatif dalam pemberian infuse dan vitamin
3. Pemberian nutrisi melalui parental
Penatalaksanaan Cairan
Digunakan untuk nutrisi parental pada pasien yang tidak mau makan , tidak boleh makan ,
dan tidak bisa makan peroral.
Pengkajian
1. Data Subjektif
- Kram abdomen
- Nyeri abdomen
- Menolak makanan
- Tidak mampu mencerna
- Perubahan sensasi rasa
- Merasa cepat kenyang
2. Data Obyektif
- Pembuluh kapiler rapuh
- Diare
- Kekurangan makanan
- Kehilangan rambut berlebih
- Tonus otot buruk
- Rongga mulut terluka
- Bising usus hiperaktif
- Kurangnya minat terhadap makanan
Diagnosa Keperawatan
Menurut north american nursing diagnosis association (NANDA), diagnosis keperawatan
terkait masalah nutrisi dibagi menjadi 3 (kozier,2004) :
1. Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh Yang berhubungan dengan
(NANDA, 2012):
- Faktor biologis
- Faktor ekonomi
- Kemampuan untuk mengabsorpsi nutrient
- Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
- Ketidakmampuan menelan makanan
- Faktor psikologis
Perencanaan
1. Prioritas Diagnosa Keperawatan
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang ditandai dengan adanya
gangguan vertigo disertai mual dan muntah
2. Kriteria Hasil
a. Pasien tidak merasakan pusing seperti berputar lagi
b. Tidak terjadi penurunan berat badan
c. Pasien tidak lemas lagi
3. Rencana Tindakan
a. Pemeriksaan TTV
b. Rasional : untuk mengetahui keadaan pasien secara umum
a. Menimbang BB pasien
b. Rasional : untuk mengetahui peningkatan BB dari pasien di setiap harinya
a. Pemasangan NGT
b. Rasional : Mempermudah pemberian cairan nutrisi
Pelaksanaan
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah di
susun pada tahap perencanaan.Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien
terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan
untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul
dikemudian hari.
Evaluasi
1. Terjadi peningkatan berat badan sesuai batasan waktu,
2. Peningkatan status nutrisi,
3. Teridentifikasinya kebutuhan nutrisi dan berat badan yang terkontrol
4. Perencanaan control berat badan untuk yang akan datang.
5. Tidak terjadinya penurunan berat badan yang berlebihan.
https://www.alomedika.com/penyakit/endokrinologi/malnutrisi/etiologi
https://www.academia.edu/37802222/
Asuhan_Keperawatan_Gangguan_Kebutuhan_Nutrisi_Irene_Ndun
https://studylibid.com/doc/4280149/laporan-pendahuluan-.-konsep-kebutuhan-nutrisi
WOC
A. TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 26 Januari 2022 pukul 10.00
WITA di ruang Mahottama RSUD BANGLI dengan metode observasi,
wawancara, pemeriksaan fisik dan dokumentasi (rekam medis)
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Pasien
Pasien Penanggung
( Saudara Kandung)
Nama : Tn.N Tn. K
Umur : 60 Tahun 59 Tahun
Jenis Kelamin : Laki – Laki Laki – Laki
Status Perkawinan : Kawin Kawin
Suku /Bangsa : Indonesia Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Petani Pedagang
Alamat : Bangli, Bali Bangli, Bali
Alamat Terdekat : Tembuku Tembuku
Nomor Telepon : 087456xxxxxx 085678xxxxx
Nomor Register :- -
Tanggal MRS : 26 Januari 2022 26 Januari 2022
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama masuk rumah sakit
Pasien mengatakan megalami pusing seperti berputar dan pasien juga mngeluh
mual dan muntah-muntah.
Pasien mengatakan kepalanya pusing sekali seperti berputar dan juga pasien
merasakan mual.
Pasien datang ke IGD RSUD Bangli dengan keluhan pusing berputar dan disertai
dengan mual dan muntah , kemudian dilakukan tindakan pemeriksaan oleh
dokter dan didiagnosa mengalami Vertigo Parifer , kemudian pada tanggal 26
Januari 2022 pasien dipindahkan ke ruangan Mahottama. Saat ini pasien
mengatakan masih merasakan pusing berputar , mual dan disertai muntah
sebanyak ± 5 kali, pasien juga masih merasa lemas , nafsu makan pasien
menurun , pasien hanya menghabiskan ½ porsi bubur.
Pasien mengatakan pernah masuk rumah sakit juga dan memiliki riwayat
penyakit yang sama.
6. Genogram
c. Pola Kebiasaan
1. Bernafas
Sebelum Pengkajian Pernafasan Lancar
Saat Pengkajian : □ t.a.k (tidak ada keluhan), □ sesak saat menarik nafas,
□ sesak saat mengeluarkan nafas, □ nyeri waktu bernafas,
□ batuk, □ dada berdebar
Data lain :………………………………………………………..
13. Belajar
Sebelum Pengkajian : Pasien sangat sering belajar untuk memahami penyakit
yang sedang diderita nya.
Saat Pengkajian : Hal-hal yang perlu dipelajari berhubungan dengan
penyakitnya adalah pasien harus lebih mengurangi kegiatan yang
mengakibatkan kelelahan yang berhubungan dengan penykitnya.
Pemahaman pasien terhadap penyakitnya adalah kurangnya pemahaman pada
pasien yang mengakibatkan kelelahan.
14. Ibadah
Sebelum Pengkajian : Pasien sangat senang jika beribadah dan sangat sering
melakukannya.
Saat Pengkajian : Agama /kepercayaan yg dianut Hindu
Kebiasaan beribadah sering
Data lain……………………………………………………..
d. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Kesadaran : □ composmentis/sadar penuh, □ somnolen, □ koma
Data lainnya…………………………………………
b. Bangun Tubuh : □ kurus, □ sedang, □ gemuk
Data lainnya…………………………………………
c. Postur Tubuh : □ tegak, □ lordosis, □ kifosis, □ skoliosis,
Data lainnya…………………………………………
d. Cara Berjalan : □ lancar terkoordinir, □ terganggu,
Data lainnya……………….…………………………
e. Gerak Motorik : □ normal, □ tergangu,
Data lainnya…………………………………………
f. Keadaan Kulit
Warna : □ normal, □ ikterus, □ sianosis, □ pucat/anemis
Turgor : □ elastis, □ kurang elastis, □ jelek
Kebersihan: □ bersih, □ kurang bersih, □ kotor
Luka : □ tidak ada,
□ ada : □ terbuka, □ tertutup
Lokasi……………………………………………..
Luas luka………………………………………….
Warna………………………………………………
Pus…………………………………………………..
Hiperemi ………………………………………………
Jaringan…………………………………………………
Gambar :
Depan Belakang
g. Gejala Kardinal : TD : 140/90.mmhg
N : 102x/mnt
S : 36,5 C
o
2. Kepala
a) Kulit kepala □ bersih, □ kotor : □ ketombe, □ kutu
b) Rambut : □ rontok, □ jagung, □ merah
c) Nyeri tekan, lokasi………………………………………………………
d) Luka : Lokasi……………………………………………………………
Luas luka…………………………………………………………
Warna……………………………………………………………..
Gambar
Data lainnya…………………………………………………………………
3. Mata
a. Konjungtiva : □ merah muda, □ anemis/pucat, □ ikterus/kuning
b. Sklera : □ putih, □ ikterus
c. Kelopak mata : □ oedema, □ benjolan, □ lingkaran hitam
d. Pupil : □ reflek pupil baik, □ pupil isokor, □ pupil midriasis
□ Bola mata menonjol
Data lainnya………………………………………………………………
4. Hidung
a. Keadaan : □ Bersih, □ Secret, □ Darah, □ Polip
b. Penciuman : □ Baik, □ Terganggu
c. Nyeri : □ nyeri tekan, □ Sinusitis, Lokasi………………………………...
d. Luka, □ Tidak ada,
□ Ada : Lokasi………………………………………………………
Luas luka……………………………………………………
Warna……………………………………………………….
Data lainnya……………………………………………………………….
5. Telinga
a) Keadaan : □ Bersih, □ Secret, □ Darah
b) Nyeri : □ tidak nyeri, □ nyeri tekan
c) Pendengaran, □ baik/normal, □ terganggu…………………………………
d) Pemeriksaan □ test rinne……………………………………………………
□ test webber : Normal
□ test swabach…………………………………………………
Data lainnya………………………………………………………………
6. Mulut
a. Mukosa bibir : □ mukosa lembab, □ bibir sianosis, □ pucat, □ kering
b. Gusi : □ tidak berdarah, □ berdarah
c. Gigi : □ gigi lengkap, □ gigi bersih, □ caries/karang gigi, □ berlubang
d. Lidah : □ bersih, □ kotor,
e. Tonsil : □ normal, □ hyperemia pada tonsil, □tonsil membesar, □faring radang
Data lainnya…………………………………………………………………
7. Leher
a. Inspeksi
Keadaan : □ baik/normal, □ Pembengkakan kelenjar tiroid, □ distensi vena
jugularis, □ kaku kuduk
b. Palpasi : □ kelenjar limfe membesar, □kelenjar parotis membesar,
□Pembengkakan kelenjar tiroid, □deviasi trakea, □teraba massa/tumor……
Data lainnya…………………………………………………………………
8. Thorax
a. Inspeksi
Bentuk : □ simetris, □ asimetris
Gerakan dada: □ bebas, □ terbatas, □ retraksi dada, □ palpitasi
Payudara : □ simetris, □ asimetris
□ Nyeri…………………………………………………………
□ Bengkak………………………………………………………
□ Luka, Lokasi…………………………………………………
Luas……………………………………………………
Warna………………………………………………….
Pus ……………………………………………………
Lain-lain………………………………………………
b. Palpasi
Pengembangan dada : □ simetris, □ asimetris
Vibrasi tactile premitus : □ simetris, □ asimetris
Nyeri tekan: ………………………………………………………….
c. Perkusi
Suara paru : □ Sonor/resonan, □ dullnes, □ hypersonor
d. Auskultasi
Suara paru : □ vesikuler/normal, □ ronchi, □ wheezing □ rales
Suara jantung: □ Regular, □S1-S2 tunggal, □ Murmur, □ Gallop
Data lainnya………………………………………………………………
9. Abdomen
a. Inspeksi
Pemeriksaan : □ distensi abdomen, □ ascites
Luka, □ tidak ada, □ ada, Lokasi…………………………….………
Luas……………………………………………………
Warna………………………………………………….
Pus …………………………………………………….
Lain-lain……………………………………………….
b. Auskultasi
Peristaltic usus:5-34x/mnt
c. Palpasi : □ hepatomegali, □ apendiksitis, □ distensi abdomen, □ ascites, □massa,
□ nyeri tekan, lokasi……………………………………………….
d. Perkusi : □ tympani, □ dullnes, □ hipertympani
Data lainnya……………………………………………………………….
10. Genetalia
a. Keadaan : □ Bersih, □ Keputihan, □ Darah
b. Letak Uretra : □ Normal, □ Epispadia, □ Hipospadia
c. Prosedur invasife : □ Tidak
□ Ya, Terpasang dower catheter,……………………….
Data lainnya………………………………………………………………….
11. Anus
Keadaan : □ Bersih, □ Hemoroid
Data lainnya………………………………………………………………….
12. Ekstremitas
a) Ektremitas Atas
□pergerakan bebas, □ deformitas, □ Oedema, □ Sianosis pada ujung kuku,
□Clubbing finger, □ CRT ……..detik
□ Luka, Lokasi………………………………………………………….
Luas luka………………………………………………..........
Warna………………………………………………………....
Pus…………………………………………………………….
Hiperemi ………………………………………………..........
Jaringan……………………………………………………….
□ Terpasang infuse,…………………………………………………….
Data lainnya…………………………………………………………….
b) Ektremitas Bawah
□pergerakan bebas, □ deformitas, □ Oedema, □ Sianosis pada ujung kuku,
□Clubbing finger, □ CRT ……..detik
□ Luka, Lokasi………………………………………………………….
Luas luka………………………………………………..........
Warna………………………………………………………....
Pus…………………………………………………………….
Hiperemi ………………………………………………..........
Jaringan……………………………………………………….
□ Terpasang infuse,………………………………………………….....
Data lainnya…………………………………………………………….
e. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
No. Hari/Tanggal/ Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai
Jam Lab Pemeriksaan Normal
2. Pemeriksaan Radiologi
3. Pemeriksaan lain-lain
a. Pemeriksaan EKG
c. Dll…..
f. Analisa data
h. Analisa Masalah
P : kekurangan volume cairan
E : Penurunan kadar cairan
S : Pasien masih terlihat pucat dan lemas , pasien masih mengalami mual
dan muntah. hasil TTV : TD : 140/90mmhg. RR : 22x/ mnt. S : 36,5 c
N : 102x/ mnt
Proses Terjadinya : kekurangan cairan yang mengakibatkan lemas , lesu d
Pada tubuh kita.
Akibat jika tidak ditanggulangi : pasien akan mengalami lemas , sakit
kepala yang berkepanjangan
2. Diagnosa Keperawatan
a). Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan
adanya gangguan penyakit vertigo disertai mual dan muntah.
3. Perencanaan
a. Prioritas masalah
b. Rencana Keperawatan
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan Keperawatan Pada Pasien Tn. N Dengan ketidak seimbangan
nutrisi ditandai dengan gangguan Vertigo disertai dengan mual dan muntah
Di ruang Mahottama RSUD Bangli Tanggal 26 Januari 2022 s/d 28 Januari 2022
DS : Pasien mengatakan
masih lemas dan lesu
15.00 Wita Mengecek
cairan pada DO : pasien mampu
pasien meminum banyak air putih
maupun air jahe hangat
demi mencukupi cairan
yang kurang
DO : Pasien tampak
meringis
5. Evaluasi
(dilakukan sesuai dengan rencana tujuan)
P: lanjutkan tindakan
keperawatan selanjutnya.
A: Pasien mampu
mengatasi lemah dan lesu
yang dirasakan
P:Tindakan keperawatan
dilanjutkan
Lembar Pengesahan
Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Kebutuhan Pemenuhan Cairan dan Nutrisi
Mengetahui Mengetahui
Mahasiswa Pembimbing Akademik