PENGELOLAAN KASUS
Sistem tubuh yang memiliki peran dalam eliminasi fekal adalah sistem
gastrointestinal bawah yang meliputi usus halus, usus besar, rektum dan anus
(Hidayat, 2006).
1. Usus Halus
Universitas Sumatera Utara
yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (±3,6 m).
(Tarwoto & Wartonah, 2010).
Adapun fungsi dari usus halus adalah menerima sekresi hati dan
pankreas, mengabsorbsi saripati makanan, dan menyalurkan sisa hasil
metabolisme ke usus besar. Pada usus halus hanya terjadi pencernaan
secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh
usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke
usus halus. Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah sebagai
berikut (Tarwoto & Wartonah, 2010):
Universitas Sumatera Utara
Fungsi kolon adalah (Tarwoto & Wartonah, 2010) :
Universitas Sumatera Utara
terjadi gangguan pencernaan protein, maka flatus dan fesesnya menjadi sangat
bau (Asmadi, 2008).
4. Proses Defekasi
Universitas Sumatera Utara
b. Refleks defekasi parasimpatis
b. Diet
c. Asupan cairan
Universitas Sumatera Utara
d. Aktivitas
e. Pengobatan
f. Gaya hidup
Kebiasaan untuk melatih pola buang air besar sejak kecil secara
teratur, fasilitas buang air besar, dan kebiasaan menahan buang air besar.
Kebiasaan atau gaya hidup dapat memengaruhi proses defekasi. Hal ini
dapat terlihat pada seseorang yang memiliki gaya hidup sehat/kebiasaan
melakukan buang air besar di tempat yang bersih atau toilet. Maka, ketika
orang tersebut buang air besar di tempat yang terbuka atau tempat yang
kotor, ia mengalami kesulitan dalam proses defekasi (Hidayat, 2006).
g. Penyakit
h. Nyeri
Universitas Sumatera Utara
i. Kerusakan Sensoris dan Motoris
Tanda Klinis :
Universitas Sumatera Utara
Kemungkinan Penyebab :
c. Diare
Universitas Sumatera Utara
Tanda Klinis :
Kemungkinan Penyebab:
Tanda Klinis:
Universitas Sumatera Utara
Kemungkinan Penyebab:
f. Hemoroid
Universitas Sumatera Utara
2) Keadaan feses
No Keadaan Normal Abnormal Penyebab
1. Warna Bayi : Putih, Kurangnya kadar
Kuning hitam/tar, empedu,
atau perdarahan
merah. saluran cerna
bagian atas, atau
perdarahan
saluran cerna
bagian bawah.
Dewasa : Pucat Malabsorbsi
Coklat. berlemak. lemak.
2. Bau Khas feses Amis dan Darah dan
dan perubahan infeksi.
dipengaruhi bau.
oleh
makanan.
3. Konsistensi Lunak dan Cair Diare dan
berbentuk. absorbsi kurang.
4. Bentuk Sesuai Kecil, Obstruksi dan
diameter bentuknya peristaltik yang
rektum. seperti cepat.
pensil.
5. Konsituen Makanan Darah, Internal
yang tidak pus, benda bleeding, infeksi,
dicerna, asing, tertelan benda,
bakteri yang mukus, iritasi, atau
mati, lemak, atau inflamasi.
pigmen cacing.
empedu,
mukosa
usus, air.
Universitas Sumatera Utara
3) Faktor yang mempengaruhi eliminasi fekal
4) Pemeriksaan fisik
a. Imobilisasi
b. Menurunnya aktivitas fisik
c. Ileus
d. Stress
e. Kurang privasi
f. Menurunnya mobilitas intestinal
g. Perubahan atau pembatasan diet.
Universitas Sumatera Utara
Kemungkinan data yang ditemukan :
a. Anemia.
b. Hipotiroidisme.
c. Dialisa ginjal.
d. Pembedahan abdomen.
e. Paralisis.
f. Cedera spinal cord.
g. Imobilisasi yang lama.
Universitas Sumatera Utara
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :
a. Peradangan bowel.
b. Pembedahan saluran pencernaan bawah.
c. Gastritis/enteritis.
3. Gangguan eliminasi fekal : inkontinensia.
Universitas Sumatera Utara
7.3 Perencanaan Keperawatan
INTERVENSI RASIONAL
Catat dan kaji kembali warna, Pengkajian dasar untuk
konsistensi, jumlah, dan waktu mengetahui adanya masalah
buang air besar. bowel
Kaji dan catat pergerakan usus Deteksi dini penyebab
konstipasi
Jika terjadi fecal imfaction: Membantu mengeluarkan feses.
1. Lakukan pengeluaran
manual
2. Lakukan gliserin
klisma
Konsultasikan dengan dokter Meningkatkan eliminasi
tentang :
1. Pemberian laksatif
2. Enema
3. Pengobatan
Berikan cairan adekuat Membantu feses lebih lunak
Berikan makanan tinggi serat Menurunkan konstipasi
dan hindari yang banyak
mengandung gas dengan
konsultasi bagian gizi.
Bantuan klien dalam Meningkatkan pergerakan usus
melakukan aktivitas pasif dan
aktif
Universitas Sumatera Utara
Berikan pendidikan kesehatan Mengurangi/menghindari
tentang: inkontinensia
1. Personal hygiene
2. Kebiasaan diet
3. Cairan dan makanan
yang mengandung es
4. Aktivitas
5. Kebiasaan buang air
besar
INTERVENSI RASIONAL
Monitor/ kaji kembali Dasar memonitor kondisi
konsistensi, warna, bau feses,
pergerakan usus, cek berat
badan setiap hari.
Monitor dan cek elektrolit, Mengkaji status dehidrasi
intake dan output cairan
Kolaborasi dengan dokter Mengurangi kerja usus
pemberian cairan IV, oral, dan
makanan lunak.
Berikan antidiare, tingkatkan Mempertahankan status hidrasi
intake cairan
Cek kulit bagian perineal dan Frekuensi buang air besar yang
jaga dari gangguan integritas menigkat menyebabkan iritasi
kulit sekitar anus.
Kolaborasi dengan ahli diet Menurunkan stimulasi bowel
tentang diet rendah serat dan
Universitas Sumatera Utara
lunak.
Hindari stress dan lakukan Stress meningkatkan stimulus
istirahat cukup bowel
Berikan pendidikan kesehatan Meningkatkan pengetahuan
tentang : dan mencegah diare.
1. Cairan
2. Diet
3. Obat-obatan
4. Perubahan gaya hidup
INTERVENSI RASIONAL
Tentukan penyebab Memberikan data dasar untuk
inkontinensia memberikan asuhan
keperawatan
Kaji penurunan masalah ADL Pasien terganggu ADL karena
yang berhubungan dengan takut buang air besar
masalah inkontinensia
Kaji jumlah dan karakteristik Menentukan pola inkontinensia
inkontinensia
Atur pola makan dan sampai Membantu mengontrol buang
berapa lama terjadinya buang air besar
air besar
Lakukan bowel training dengan Membantu mengontrol buang
kolaborasi fisioterapis air besar
Lakukan latihan otot panggul Menguatkan otot dasar pelvis
Berikan pengobatan dengan Mengontrol frekuensi buang air
kolaborasi dengan dokter besar
Universitas Sumatera Utara
B. Asuhan Keperawatan Kasus
1. PENGKAJIAN
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Anak Y
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 1 bulan 5 hari
Status Perkawinan : -
Agama : Protestan
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Alamat : Jln. Smpg Sicanang Blok II Medan
Tanggal Masuk RS : 9 juni 2013
No.Register : 00.88.60.31
Ruangan/Kamar : R.IX Bedah Anak
Golongan Darah : -
Tanggal Pengkajian : 17 Juni 2013
Tanggal Operasi : -
Diagnosa Medis : Hirschsprung
II. KELUHAN UTAMA : Susah BAB
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/Palliative
- Apa penyebabnya
Tidak adanya sel ganglion parasimpatik pada dinding usus
besar.
- Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Tidak ada.
B. Quantity/Quality
- Bagaimana dirasakan
Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya merasakan susah
mengeluarkan feses dan anaknya selalu mengedan dengan kuat
jika ingin Buang Air Besar.
Universitas Sumatera Utara
- Bagaiman dilihat
Pasien susah mengeluarkan fesesnya.
C. Region
- Dimana lokasinya
Di daerah usus.
- Apakah menyebar
Tidak menyebar.
D. Severity
E. Time
C. Pernah dirawat/dioperasi
D. Lama dirawat
Universitas Sumatera Utara
E. Alergi
F. Imunisasi
B. Saudara kandung
F. Penyebab meninggal
Universitas Sumatera Utara
VI. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
B. Tanda-Tanda Vital
- Suhu tubuh : 37 0C
- Tekanan darah : -
- Nadi : 106 x/i
- Pernafasan : 46 x/i
- Skala nyeri : -
- TB : 50 cm
- BB : 3 kg
Rambut
Wajah
Universitas Sumatera Utara
Mata
Hidung
Telinga
Universitas Sumatera Utara
- Keadaan gusi dan gigi : Tidak ada lesi dan
gigi pasien belum ada.
- Keadaan lidah : Bersih
- Orofaring : Tidak ada
peradangan.
Leher
Pemeriksaan integument
Universitas Sumatera Utara
- Warna payudara dan areola : Warna payudara
anak kuning langsat dan warna areola kecoklatan.
- Kondisi payudara dan putting : normal dan putting
belum menonjol.
- Aksilla dan clavicula : simetris
Pemeriksaan thoraks/dada
Pemeriksaan paru
Pemeriksaan abdomen
Universitas Sumatera Utara
- Perkusi (suara abdomen) : Timpani
Universitas Sumatera Utara
- Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku kaki dan
tangan pasien terawat.
C. Pola Kegiatan/Aktivitas
- Uraikan aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi,
ganti pakaian dilakukan secara mandiri,sebahagian, atau
total
Pasien masih bayi, jadi untuk mandi, makan, eliminasi,
ganti pakaian masih ibunya yang melakukan.
- Uraikan aktivitas ibadah pasien selama dirawat dirumah
sakit
Pasien belum bisa melakukan aktivitas ibadah karena
masih bayi.
D. Pola Eliminasi
1. BAB
- Pola BAB : ± 2 kali/hari
- Karakter feses : Feses cair dan
seperti pita.
- Riwayat perdarahan : Tidak ada
perdarahan
- BAB terakhir : 17 Juni 2013
- Diare : Tidak ada diare
- Penggunaan laksatif : Tidak ada
2. BAK
- Pola BAK : ± 10 kali/hari.
- Karakter Urine : Normal, tidak ada
masalah
- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak ada masalah
- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak
ada riwayat penyakit ginjal
- Penggunaan diuretik : Tidak ada
- Upaya mengatasi masalah : Tidak ada masalah
Universitas Sumatera Utara
E. Mekanisme Koping : Pasien masih bayi,
jadi belum mampu melakukan mekanisme koping.
2. ANALISA DATA
O:
-Tampak
distensi
abdomen
-Bising usus 9
kali per menit
-Lingkar
perutnya 37 cm.
-Volume BAB
sedikit
-Pasien terlihat
mengedan
dengan kuat
jika ingin BAB
Universitas Sumatera Utara
3. RUMUSAN MASALAH
Masalah Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
4. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL
Perencanaan Keperawatan
Hari/ No.
Dx Tujuan dan Rencana
Tanggal Rasional
Kriteria Hasil Tindakan
Universitas Sumatera Utara
5. PELAKSANAAN KEPERAWATAN
Hari/ No.
Implementasi Keperawatan Evaluasi
tanggal Dx
- Pasien tampak
mengedan dengan
kuat jika ingin
BAB.
- Bising usus 9
kali/menit.
- Lingkar
abdomen pasien
37 cm.
- Pasien BAB 1
kali, warna kuning
dan konsistensinya
lembek.
A : masalah belum
teratasi
P : intervensi
dilanjutkan
Universitas Sumatera Utara