Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KEPERAWATAN DASAR

KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN

Nama : Ni Putu Ririn Meliyaningsih


Nim : 2014201053
Kelas : A
Prodi : Sarjana Keperawatan Tk 1

1. Mengapa nyeri membutuhkan penanganan dan apa saja penanganannya ?


Nyeri membutuhkan penanganan karena jika dibiarkan akan menghambat proses
penyembuhan pada pasien, serta bisa menimbulkan komplikasi penyakit lainnya jika
tidak diberikan penanganan. Selain itu rasa nyeri yang dibiarkan akan memperlambat
tubuh pulih dari rasa nyeri yang nantinya akan menghambat aktivtas. Rasa nyeri yang
dibiarkan tanpa penanganan juga akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan tidak aman
serta bisa mempengaruhi psikologis karena saat kita nyeri tenaga kita akan kita fokuskan
pada proses penghilangan rasa nyeri tanpa memikirkan dampak nantinya, sehingga sangat
penting rasa nyeri itu ditangani sejak awal atau jika sudah terus menerus bisa meminta
bantuan tenaga medis untuk penanganannya.

Penanganan nyeri sangat beragam tergantung jenis nyeri yang dialami, penanganan bisa
dilakukan dengan pengobatan medis, terapi, dan juga bisa dengan pemberian obat Pereda
nyeri.
Berikut beberapa penanganan nyeri dengan terapi atau obat-obatan,
a. Terapi sinar laser, yakni prosedur noninvasif yang dapat menembus jauh ke dalam
jaringan tubuh.
b. Terapi dengan alat radio frequency, yakni terapi untuk mengurangi nyeri pada leher
dan nyeri punggung menggunakan gelombang radio
c. Terapi dengan modalitas listrik seperti TENS, yakni terapi menggunakan arus listrik
untuk meredakan rasa sakit melalui sinyal yang dikirim ke sumsum tulang belakang
dan otak
d. Terapi pemanasan dengan diatermi atau ultrasound yang menonjolkan suhu panas
atau hangat yang memiliki rentang 38-45 derajat Celcius
e. Injeksi dry needle pada titik yang terasa nyeri, yaitu tindakan memasukkan jarum
tanpa obat kebagian tubuh yang nyeri
2. Skala nyeri lainnya :
A. Numeric Rating Scale (NRS). Dianggap sederhana dan mudah dimengerti, sensitif
terhadap dosis, jenis kelamin, dan perbedaan etnis. Lebih baik daripada VAS
terutama untuk menilai nyeri akut. Namun, kekurangannya adalah keterbatasan
pilihan kata untuk menggambarkan rasa nyeri, tidak memungkinkan untuk
membedakan tingkat nyeri dengan lebih teliti dan dianggap terdapat jarak yang sama
antar kata yang menggambarkan efek analgesik.

B. Memorial Pain Assessment Card

Merupakan instrumen yang cukup valid untuk evaluasi efektivitas dan pengobatan
nyeri kronis secara subjektif. Terdiri atas 4 komponen penilaian tentang nyeri
meliputi intensitas nyeri, deskripsi nyeri, pengurangan nyeri dan mood.

3. Pengkajian Keperawatan

A. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian Fokus
a. Riwayat Keperawatan
i. Riwayat Penyakit Sekarang
Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman. Lingkungan
pasien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau
berakibat terhadap kehidupan atau kelangsungan hidup pasien.
Keamananyang ada dalam lingkungan ini akan mengurangi insiden terjadinya
penyakitdan cedera yang akan mempenngaruhi rasa aman dan nyaman pasien.
ii. Riwayat Penyakit DahuluTrauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka
bekas operasi/bedahmenyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi
secar langsung padareseptor sehingga mengganggu rasa nyaman pasien.
iii. Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat ini bisa dapat menyebabkan gangguan
rasa aman dan nyaman, karenadengan adanya riwayat penyakit maka klien
akan beresiko terkena penyakitsehingga menimbulka rasa tidak nyaman
seperti nyeri.
b. Perilaku non verbal : Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita amati
antaralain ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah, dll.
c. Kualitas : Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dan
nyeri.Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui.
d. Faktor presipitasi : Beberapa faktor presipitasi yang meningkatkan nyeri
antaralain lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba.
e. Intensitas : Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan,
ataudapat menggunakan skala dari 0-10.
f. Waktu dan lama : Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri mulai,
berapalama, bagaimana timbulnya, juga interval tanpa nyeri, kapan nyeri terakhir
timbul.
g. Karakteristik nyeri (PQRST)
P (provokatif) : faktor yang mempengaruhi gawat dan ringannya nyeri
Q (quality) : seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul, atau tersayat)
R (region) : daerah perjalanan nyeri
S (Skala nyeri) : keparahan/intensitas nyeri
T (time) : lama/waktu serangan/frekuensi nyeri
Pengkajian Skala Nyeri
 Skala nyeri 1-3 nyeri ringan (masih bisa ditahan, aktivitas tak terganggu)
 Skala nyeri 4-6 nyeri sedang (mengganggu aktivitas fisik)
 Skala nyeri 7-10 nyeri berat (tidak dapat melakuka aktivitas secara
mandiri
h. Pemeriksaan Fisik
Ekspresi wajah

i. Menutup mata rapat-rapat


ii. Membuka mata lebar-lebar
iii. Menggigit bibir dibawah

Verbal

i. Menangis
ii. BeteriakTanda-tanda

Vital
i. Tekanan darah
ii. Nadi
iii. Pernafasan

Ekstremitas

Amati gerak tubuh pasien untuk mengalokasi tempat atau rasa yang tidak nyaman

4. Intervensi Keperawatan
Intervensi dan Rasional Keperawatan
a. Nyeri akut
Tujuan yang diharapkan :
1. Adanya penurunan intensitas nyeri
2. Ketidaknayaman akibat nyeri berkurang
3. Tidak menunjukan tanda-tanda fisik dan perilaku dalam nyeri akut

Rencana Tindakan :

Intervensi Rasional

Kaji Nyeri Mengetahui daerah nyeri,


kualitas,kapan nyeri dirasakan, faktor
pencetus,dan berat ringannya nyeri
yangdirasakan

Ajarkan teknik relaksasi kepada pasien Untuk mengajarkan pasien apabila


nyeritimbul

Berikan analgetik sesuai program Untuk mengurangi rasa nyeri

Observasi tanda-tanda vital Untuk mengetahui keadaan umum


pasien

b. Nyeri kronis
Tujuan yang diharapkan :
1. Tidak mengekspresikan nyeri secara verbal atau pada wajah
2. Tidak ada posisi tubuh yang melindungi
3. Tidak ada kegelisahan atau ketegangan otot
4. Tidak kehilangan nafsu makan
5. rekuensi nyeri dan lamanya episode nyeri dilaporkan menengah atau ringan

Rencana Tindakan

Intervensi Rasional
Kaji keadaan umum, karakteristiknyeri, Untuk mengetahui keadaan umum pasien,
tanda-tanda vital serta efek penggunaan mengetahui daerah nyeri,kualitas, kapan
obat jangka panjang nyeri dirasakan, faktor pencetus,berat
ringannya nyeriyang dirasakan serta
mengetahui efek penggunaan obat secara
jangka panjang.

Bantu pasien mengidentifikasi tingkatnyeri Untuk mengetahui tingkat nyeri pasien

Ajarkan pola istirahat/tidur yangadekuat Untuk mengurangi rasa nyeri secaraadekuat

Kolaborasi pemberian obat analgesik Untuk mengurangi rasa nyeri

5. Evaluasi Keperawatan
Tahap evaluasi, evaluasi merupakan tahap terakhir proses keperawatan dengan
cara
menilai sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam
mengevaluasi, perawat harus memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memahami
respon terhadap interventasi keperawatan, kemampuan menggambarkan
menghubungkan tindakan keperawatan pada criteria hasil. Tahan evaluassi ini terjadi
dari
evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi terbagi menjadi dua jenis, antara lain :
1. Evaluasi formatif
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas keperawatan dan hasil tindakan
keperawatan. Evaluasi ini dilakukan setelah perawat mengimplementasikan
rencana keperawatan untuk menilai keefektifan tindakan keperawatan yang telah
di laksanakan. Perumusan evaluasi ini meliputi empat komponen yang dikenal
dengan istilah SOAP, yaitu :
a. Subjektif adalah data yang berupa keluhan klien.
b. Objektif adalah data hasil pemeriksaan.
c. Analisis data adalah pembandingan data dengan teori.
d. Perencanaan adalah rencana tindak lanjut yang akan dilanjutkan.
2. Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan semua aktifitas proses
keperawatan selesai di lakukan. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai dan
memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan.Metode yang
digunakan dalam evaluasi ini adalah melakukan wawancara pada akhir layanan
dan menanyakan respon klien dan keluarga atau orang terdekat klien dalam
pelayanan
keperawatan. (Handayaningsih, 2009 ;Asmati, 2008).

Anda mungkin juga menyukai