KELOMPOK 3
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada
teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga
makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik
lagi.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................2
C. Tujuan & Manfaat...................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................4
A. Definisi....................................................................................................4
B. Etiologi....................................................................................................4
C. Klasifikasi...............................................................................................5
D. Manifestasi Klinis....................................................................................6
E. Pohon Masalah......................................................................................6
F. Konsep Asuhan Keperawatan................................................................6
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan...........................................................................................11
B. Saran....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Citra tubuh adalah sikap individu yang disadari atau tidak disadari
terhadap tubuhnya termasuk persepsi serta perasaan masa lalu dan
sekarang tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi. Citra tubuh
merupakan sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara sadar maupun
tidak sadar, meliputi performance, potensi tubuh, fungsi tubuh serta
persepsi dan perasaan tentang ukuran tubuh dan bentuk tubuh.
Pandangan realistis terhadap diri, menerima dan menyukai bagian tubuh
akan memberi rasa aman, terhindar dari rasa cemas dan menigkatkan
harga diri. Persepsi dan pengalaman individu terhadap tubuhnya dapat
mengubah citra tubuh secara dinamis.
Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh
yang diakibatkan oleh perubahan ukuran bentuk, struktur, fungsi,
keterbatasan, makna dan objek yang berhubungan dengan tubuh.
Individu yang mempunyai gangguan citra tubuh seringkali mengisolasi diri
atau cenderung tidak menunjukkan bagian tubuh yang berubah secara
signifikan disebabkan oleh rasa trauma atau penyakit.
Penyakit kronis merupakan masalah kesehatan menahun baik
infeksi maupun non infeksi. Prevalensi penyakit kronis menurut World
health Organization (WHO) terutama penyakit tidak menular pada tahun
2014 adalah 14 juta. Hasil riset Kesehatan dasar Departemen Kesehatan
Republik Indonesia (2018) terkait penyakit kronis terjadi peningkatan
dibanding tahun sebelumnya terutama stroke (0,83%) dan Diabetes
Mellitus (2,1%) dibanding tahun sebelumnya. Faktor psikologis pada
pasien dengan kondisi kronis sangat terpengaruh oleh perjalanan
penyakit yang panjang dan berakibat perasaan tidak nyamaan pada
penderita penyakit kronis. Selain mengganggu fisik komplikasinya dapat
memicu resiko gangguan jiwa. Pasien dengan penyakit kronis sering
mengalami gangguan psikologis terkait dengan kondisi medis yang
diderita pasien. Umumnya penyakit kronis menyebabkan gangguan
kecemasan, citra diri dan depresi(Pradana, 2019)
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu konsep gangguan citra tubuh?
2. Bagaimana cara penulisan den pelaksanaan asuhan keperawatan
pada pasien gangguan pisikososial (gangguan citra tubuh)?
b. Manfaat Praktis
Diharapkan makalah ini dapat digunakan sebagai masukan
dalam menerapkan asuhan keperawatan pada pasien gangguan
pisikososial (gangguan citra tubuh).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Gangguan citra tubuh (body image) menurut Kusumawati, 2011,
adalah perubahan persepsi tubuh yang diakibatkan oleh perubahan
ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek
seseorang. Gangguan ini biasa terjadi kapan saja seperti penurunan atau
peningkatan berat badan yang tidak diinginkan, berubahan bentuk tubuh,
kehilangan anggota tubuh, timbul jerawat dan sakit. Jika seseorang
mengalami gangguan citra tubuh dapat dilihat dari tanda dan gejalanya,
yaitu menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah, tidak
menerima perubahan yang telah terjadi atau yang akan terjadi, menolak
menjelaskan perubahan tubuh persepsi negatif pada tubuh,
mengungkapkan keputusasaan, dan mengungkapkan ketakutan(Pradana,
2019)
Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas seseorang
terhadap tubuhnya yang diakibatkan oleh perubahan struktur, ukuran,
bentuk, dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Konfusi dalam gambaran mental tentang diri-fisik individu (NANDA-
1,2018)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gangguan citra
tubuh ialah perasaan negatif yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya
sendiri yang disebabkan oleh perubahan struktur, ukuran bentuk dan
fungsi tubuh yang tidak sesuai dengan keinginan, sehingga menimbulkan
perasaan menolak, putus asa, takut dan perasaan negatif lainnya.
B. Etiologi
Menurut Stuart & Sundeen (dalam Suhron muhammad, 2016)
munculnya stresor yang dapat mengganggu integritas body image,
stresor itu dapat berupa:
4
5
1. Operasi
Mastektomi, amputasi, luka operasi yang semuanya mengubah
gambaran diri. Demikian pula tindakan korelasi seperti operasi
pelastik.
2. Kegagalan Fungsi Tubuh
Hemiplegi, buta tuli dapat mengakibatkan depresonalisasi yaitu tidak
mengakui atau asing terhadap bagian tubuh, sering berkaitan dengan
fungsi syaraf
3. Perubahan Tubuh
Berkaitan dengan tumbuh kembang dimana seseorang akan
merasakan perubahan pada dirinya seiring dengan bertambahnya
usia. Tidak jarang seseorang menanggapinya dengan respon positif
dan negatif, ketidak puasan dirasakan seseorang jika didapati
perubahan tubuh yang tidak ideal.
C. Klasifikasi
Gangguan citra tubuh adalah persepsi negative tentang tubuh
yang diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi,
keterbatasan, makna dan obyek yang sering berhubungan dengan tubuh.
Stressor pada tiap perubahan, yaitu :
1. Perubahan ukuran tubuh : berat badan yang turun akibat penyakit
2. Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif, seperti operasi, suntikan,
daerah pemasangan infuse.
3. Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh disrtai
dengan pemasanagn alat di dalam tubuh.
4. Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat merubah system
tubuh.
5. Keterbatasan : gerak, makan, kegiatan.
6. Makna dan obyek yang sering kontak : penampilan dan dandan
berubah, pemasangan alat pada tubuh klien ( infus, fraksi, respitor,
suntik, pemeriksaan tanda vital, dll)
6
D. Manifestasi Klinis
Pasien dengan gangguan citra tubuh dapat diketahui bila menunjukkan
tanda dan gejala sebagai berikut(Dalami, 2016):
1. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah
2. Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi/akan terjadi
3. Menolak penjelasan perubahan tubuh
4. Persepsi negatif pada tubuh
5. Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang
6. Mengungkapkan keputusasaan
7. Mengungkapkan ketakutan
E. Pohon Masalah
A. Kesimpulan
Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh
yang diakibatkan oleh perubahan ukuran bentuk, struktur, fungsi,
keterbatasan, makna dan objek yang berhubungan dengan tubuh.
Individu yang mempunyai gangguan citra tubuh seringkali mengisolasi diri
atau cenderung tidak menunjukkan bagian tubuh yang berubah secara
signifikan disebabkan oleh rasa trauma atau penyakit.
Pasien dengan gangguan citra tubuh dapat diketahui bila
menunjukkan tanda dan gejala sebagai berikut:
1. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah
2. Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi/akan terjadi
3. Menolak penjelasan perubahan tubuh
4. Persepsi negatif pada tubuh
5. Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang
6. Mengungkapkan keputusasaan
7. Mengungkapkan ketakutan
Dalam asuhan keperawatan pasien dengan gannguan citra tubuh
terdapat aspek-aspek yang harus digali selama proses pengkajian yaitu
faktor predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber
koping, dan kemampuan koping yang dimiliki pasien.
Agar pemberian asuhan keperawatan pasien gangguan citra tubuh
berhasil, maka perlu dilakukan tindakan keperawatan tidak hanya kepada
pasien tetapi juga pada keluarga pasien, dimana keluarga dapat
mendukung proses perawatan pasien di rumah.
Keberhasilan tindakan keperawatan pada pasien dengan
gangguan citra tubuh tampak dari kemampuan pasien untuk,
mengungkapkan persepsi tentang citra tubuhnya dulu dan saat ini,
mengungkapkan perasaan tentang citra tubuhnya dan harapan tentang
citra tubuhnya saat ini, meminta bantuan keluarga dan perawat untuk
melihat dan menyentuh bagian tubuh secara bertahap, mendiskusikan
11
12
aspek positif diri, dan pasien meminta untuk meningkatkan fungsi bagian
tubuh yang terganggu.
B. Saran
Diharapkan hasil dari penulisan makalah ini dapat menambah referensi,
peningkatan wawasan dan pengembangan mahasiswa dalam pemberian
asuhan keperawatan pada pasien dengan ganguan citra tubuh. Dalam
pelasanaan pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan citra tubuh, diharapkan keluarga juga dapat berperan aktif
membantu dalam perawatan pasien agar dapat mempercepat proses
penyembuhan pasien.
13
DAFTAR PUSTAKA
Dalami. (2016). Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan citra tubuh.
Journal of Chemical Information, 52(9), 1689–1699.
Herdman,T.H. (2018). NANDA international Nursing Diagnoses: Definition and
Classification 2018-2020.Jakarta:EGC
Pradana, H. P. (2019). Manajemen Peningkatan Citra Diri Pada Pasien Amputasi
Dengan Gangguan Citra Tubuh. 25.
Struart, G. (2016). Prinsip Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa (P. (Keliat &
Pasaribu (ed.)). El Sevier.