Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK LAPANGAN KEPERAWATAN DASAR

HIPERTERMI (GANGGUAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN) DI WILAYAH


PUSKESMAS TAMBAN

NAMA : AKHSIN MUZADI


NIM : 11409719006

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM VI/TANJUNGPURA
BANJARMASIN 2020
LAPORAN PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN KDM I DI WILAYAH PUSKESMAS TAMBAN,


TELAH DI SETUJUI OLEH PEMBIMBING AKADEMIK.

Banjarmasin, 19 September 2020

Mengetahui

PEMBIMBING AKADEMIK MAHASISWA

Despiyadi, S.Kep.Ns Akhsin Muzadi

NIK: 056637120 NIM: 11409719006


I. KONSEP TEORI
A. Definisi
Hipertermi merupakan keadaan ketika individu mengalami atau
berisiko mengalami kenaikan suhu tubuh <37,8⁰C (100⁰F) per oral atau
38,8⁰C (101⁰F) per rektal yang sifatnya menetap karena faktor eksternal
(Lynda Juall, 2012).
Hipertermi adalah keadaan suhu tubuh seseorang yang meningkat
diatas rentang normalnya (NIC NOC, 2007).
Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal
(NANDA, 2012)
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
hipertermi adalah keadaan dimana suhu inti tubuh diatas batas normal
fisiologis sehingga menyebabkan peningkatan suhu tubuh dari individu.

B. Anatomi dan Fisiologi


Sistem yang mengatur suhu tubuh memiliki tiga bagian penting:
sensor di bagian permukaan dan inti tubuh, integrator di hipotalamus,
dan sistem efektor yang dapat menyesuaikan produksi serta pengeluaran
panas. (Kozier, et al., 2011)
Hipotalamus, yang terletak antara hemisfer serebral, mengontrol
suhu tubuh sebagaimana thermostat dalam rumah. Hipotalamus
merasakan perubahan ringan pada suhu tubuh. Hipotalamus anterior
mengontrol pengeluaran panas, dan hipotalamus posterior mengontrol
produksi panas.
Bila sel saraf di hipotalamus anterior menjadi panas melebihi set
point,implusakan dikirim untuk menurunkan suhu tubuh. Mekanisme
pengeluaran panas termasuk berkeringat, vasodilatasi (pelebaran)
pembuluh darah dan hambatan produksi panas. Darah didistribusi
kembali ke pembuluh darah permukaan untuk meningkatkan pengeluaran
panas. Jika hipotalamus posterior merasakan suhu tubuh lebih rendah
dari set point, mekanisme konservasi panas bekerja. Vasokonstriksi
(penyempitan) pembuluh darah mengurangi aliran aliran darah ke kulit
dan ekstremitas. Kompensasi produksi panas distimulasi melalui
kontraksi otot volunter dan getaran (menggigil) pada otot. Bila
vasokonstriksi tidak efektif dalam pencegahan tambahan pengeluaran
panas, tubuh mulai mengigi. Lesi atau trauma pada hipotalamus atau
korda spinalis, yang membawa pesan hipotalamus, dapat menyebabkan
perubahan yang serius pada kontrol suhu. (Potter dan Perry, 2005).

repository.ump.ac.id

C. Etiologi
Penyebab dari hipertermi sendiri karena adanya invasi bacteri,
tumor otak, kondisi lingkungan yang panas (haet stroke / serangan
panas), peningkatan suhu tubuh dapat disebabkan karena akibat bahan
toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat
menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu
sehingga menyebabkan demam yang disebut pirogen. Zat pirogen ini
dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat lain. Terutama toksin
polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksi/ pirogen yang dihasilkan dari
degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan suhu tubuh akan naik
selama keadaan sakit. (Nanda, 2015-2017 dan Judith M.Wilkinson,2016)
Faktor penyebabnya :
1. Dehidrasi.
2. Penyakit atau trauma.
3. Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkeringat.
4. Pakaian yang tidak tepat.
5. Kecepatan metabolisme meningkat.
6. Aktivitas yang berlebihan.
7. Pengobatan/anesthesia

D. Tanda dan gejala


1. Suhu tinggi 37,8⁰C (100⁰F) per oral atau 38,8⁰C (101⁰F).
2. Takikardia.
3. Hangat pada sentuhan.
4. Menggigil.
5. Dehidrasi.
6. Kehilangan nafsu makan (Nanda, 2015-2017 dan Judith
M.Wilkinson,2016).

E. Patofisiologi
Hipertermi terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set
point, tetapi ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas
berlebihan tetapi tidakdisertai peningkatan set point(Julia, 2000).
Hipertermi adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh
(respon imun) terhadap infeksi atau zat asing yangmasuk ke dalam
tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan
merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen.
Pirogen adalah zat penyebab hipertermi, ada yang berasal dari dalam
tubuh (pirogenendogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa
berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi
imunologik terhadap benda asing (noninfeksi).
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang
terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur
panas dihipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan merangsang
pelepasan asamarakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi
prostaglandin (PGEZ). Iniakan menimbulkan reaksi menaikkan suhu
tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat
sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah
ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah yang
menimbulkan hipertermi
F. Pathway

https://www.scribd.com/doc/313141787/Pathway-Febris

G. Pemeriksan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan darah lengkap : mengindetifikasi kemungkinan terjadinya
resiko infeksi.
2. Pemeriksaan urine.
3. Uji widal : suatu reaksi oglufinasi antara antigen dan antibodi untuk
pasien thypoid.
4. Pemeriksaan elektrolit : Na, K, Cl 5).
5. Uji tourniquet

H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan keperawatan:
a. Observasi keadaan umum pasien
b. Observasi tanda-tanda vital pasien
c. Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis
d. Anjurkan pasien banyak minum
e. Anjurkan pasien banyak
f. Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak,
lipatan paha, leher bagian belakang
g. Beri Health Education ke pasien dan keluarganya mengenai
pengertian, penanganan, dan terapi yang diberikan tentang
penyakitnya
2. Penatalaksanaan medis
Beri obat penurun panas seperti paracetamol, asetaminofen.
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. DATA DEMOGRAFI
a. Biodata klien
Nama, usia/tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, suku/bangsa,
agama, pekerjaan, diagnosa medis, no. RM, tanggal masuk,
tanggal pengkajian.
b. Identitas penanggung jawab
2. KELUHAN UTAMA
Biasanya klien Hipertermi sering mengalami dehidrasi
3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pengkajian meliputi tindakan pertama yang pernah diberikan
pada keluhan utama.
b. Riwayat kesehatan lalu
Pengkajian mengenai riwayat penyakit dahulu yang
berhubungan dengan penyakit yang dialami saat ini
c. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam susunan keluarga adalah riwayat penyakit yang pernah
diderita atau penyakit turunan dan menular yang pernah diderita
atau anggota keluarga.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
b. Vital sign
c. Head to toe
d. Pola pemenuhan kebutuhan dasar
5. DATA PENUNJANG
a. Pemeriksaaan laboratorium
b. Pemeriksaan darah lengkap
c. Pemeriksaan urine.
d. Uji widal
e. Pemeriksaan elektrolit
B. DIAGNOSA
Hipertermi berhubungan dengan ketidakadekuatan termoregulasi suhu.

C. INTERVENSI

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

Hipertermi Setelah dilakukan 1. Pantau tanda- 1. Untuk mengetahui


berhubungan tindakan keperawatan tanda vital perkembangan
dengan selama 1 x 24 jam, terutama suhu. kesehatan pasien dan
ketidakadeku masalah keperawatan 2. Beri pasien memudahkan dalam
atan hipertermi diharapkan kompres air pemberian therapi.
termoregulasi teratasi dengan hangat 2. Pemberian kompres
suhu. indicator : 3. Anjurkan pasien hangat mampu
a. Suhu turun dari banyak minum mendilatasi pembuluh
menjadi 37 ⁰C 4. Kolaborasi dalam darah,sehingga akan
b. Badan pasien pemberian obat mempercepat
tidak antipiretik dan perpindahan panas dari
berkeringat antibiotik tubuh ke kulit.
banyak 3. Peningkatan suhu tubuh
meningkatkan
penguapan sehingga
perlu di imbangi dengan
asupan cairan yang
banyak.
4. Pemberian obat
antipiretik unuk
mempercepat proses
penyembuhan dan
cepat menurunkan
demam.Pemberian
antibiotik menghambat
pertumbuha dan
proses infeksi
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HIPERTERMI (GANGGUAN
KEBUTUHAN RASA NYAMAN) DI WILAYAH PUSKESMAS TAMBAN

NAMA : AKHSIN MUZADI


NIM : 11409719006

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM VI/TANJUNGPURA
BANJARMASIN 2020
LAPORAN PERSETUJUAN

NAMA : AKHSIN MUZADI


NIM : 11409719006
KELAS : 1A

SAYA YANG BERTANDA TANGAN DIBAWAH INI TELAH MENYELESAIKAN


LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN RASA
AMAN DAN NYAMAN(HIPERTERMI).

Banjarmasin, 19 September 2020

Mengetahui
PEMBIMBING AKADEMIK MAHASISWA

Despiyadi, S.Kep.Ns Akhsin Muzadi


NIK: 056637120 NIM: 11409719006
1. DATA DEMOGRAFI
a. Biodata klien
1) Nama : Ny. R
2) Usia/tanggal lahir : 51 tahun/ 14 Juni 1969
3) Jenis kelamin : Permpuan
4) Alamat : Kec. Tamban Desa.
Purwosari 1 Rt. 8 Rw. 3
5) Suku/bangsa : Jawa
6) Agama : Islam
7) Pekerjaan : Petani
8) Diagnosa medis :-
9) No. RM :-
10) Tanggal masuk :-
11) Tanggal pengkajian : 17 September 2020
b. Identitas penanggung jawab
1) Nama : Tn. S
2) Usia : 60 tahun/ 5 Desember 1960
3) Jenis kelamin : Laki-laki
4) Pekerjaan : Petani
5) Hubungan dengan klien : Suami

2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan tubuh pasien panas, pusing dan letih, sejak
kemarin pada 16 September 2020

3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien atas nama Ny. R mengatakan mengalami pusing
dan merasa letih sejak kemarin. Pasien mengatakan merasa
kedinginan meski keadan lingkungan sedang panas, tubuh pasien
teraba panas, tidak nafsu makan dan keluar keringat berlebih.
Wajah pasien juga tampak pucat.
b. Riwayat kesehatan lalu
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit berat atupun
riwayat alergi.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga tidak ada yg mempunyai penyakit keturunan
seperti diabetes mellitus, hipertensi serta penyakit menular seperti
hepatitis atau TBC

P : Pasien : meninggal

: Perempuan : tinggal serumah

: Laki-laki

4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
Wajah klien nampak pucat, bicaranya lemah, tidak nafsu makan
dan klien tampak letih dalam melakukan aktivitas.
BB : 70 kg Gaya berjalan : normal
TB : 160 cm
b. Vital sign
Suhu : 38,5⁰C Respirasi : 24x/menit
Tekanan darah : 120/70 mmHg Nadi : 70 x/menit
c. Head to toe
1) Kepala : Rambut pasien terlihat baik,warna hitam pekat, tidak
kusam dan tidak terjadi kerontokan
2) Mata : Skelera dan konjungtiva tampak normal,gerakan bola
mata normal, tidak ada tanda infeksi,serta tidak ada alat bantu
penglihatan
3) Hidung : Terlihat bersih, tidak ada serumen atau mimisan
tidak ada polip serta tidak ada napas cuping hidung
4) Mulut : Mukosa bibir tampak pucat, kebersihan mulut baik
5) Telinga : Normal dan tidak ada serumen,serta tidak ada
kelainan.
6) Dada : Tidak terdengar suara jantung tambahan, irama dan
frekuensi jantung normal. Dada simetris baik kiri maupun
kanan, tidak ada suara ronchy.
7) Abdomen : I : bentuk abdomen normal,tidak ada pembesaran
P : tidak teraba adanya pembesaran limfa
P : tidak ada kembung / distensi abdomen
A : peristaltik usus normal
8) Kulit : Kulit teraba panas, kulit cukup lembab dan tidak ada
tanda-tanda ruam kulit serta tampak keluar keringat berlebih.

d. Pola pemenuhan kebutuhan dasar


1) Pola oksigenasi
Sebelum sakit : pasien bernafas secara normal, tidak pernah
sesak nafas
Saat dikaji : pasien bernafas secara normal, tidak sesak
RR 24 x/ menit
2) Pola nutrisi
Sebelum sakit : pasien makan 3x sehari ( nasi, sayur, dan
lauk ) minum 6-8 gelas/hari
Saat dikaji : pasien makan 2x sehari dengan porsi sedikit,
minum 2-3 gelas/ hari
3) Pola eliminasi
Sebelum sakit : pasien BAK 4-6x/hari dan BAB 1x/hari
Saat dikaji : pasien BAK baru 1 x dan belum BAB
4) Pola aktivitas/ bekerja
Sebelum sakit : pasien melakukan aktivitas secara mandiri,
bekerja sebagai petani
Saat dikaji : pasien melakukan aktifitas secara mandiri,
tapi pasien akan merasa pusing dan letih bila
beraktifitas terlalu lama
5) Pola istirahat
Sebelum sakit : pasien istirahat/ tidur 8-10 jam/hari
Saat dikaji : pasien istirahat/ tidur 7-9jam/hari
6) Pola personal hygine
Sebelum sakit : pasien biasa mandi 2xsehari dengan air
bersih dan sabun
Saat dikaji : pasien mandi 1x sehari dengan air bersih dan
sabun
7) Pola spiritual
Sebelum sakit : pasien beribadah sesuai agamanya
Saat dikaji : pasien beribadah sesuai agamanya
ANALISIS DATA

Data fokus Penyebab Masalah

Ds: Pasien mengatakan Ketidakadekuatan Hipertermi


mengalami pusing termoregulasi suhu.
dan letih. Pasien
mengatakan merasa
kedinginan, dan tidak
nafsu makan
Do: Pasien tampak letih,
tubuh pasien teraba
panas, keluar
keringat berlebih dan
wajah pasien juga
tampak pucat
Suhu : 38,5⁰C
Respirasi : 24x/menit
Nadi : 70 x/menit
Tekanan darah : 120/70
mmHg
RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


keperawatan

Hipertermi Setelah dilakukan 1. Pantau tanda- 1. Untuk mengetahui


berhubungan tindakan tanda vital perkembangan
dengan keperawatan terutama suhu. kesehatan pasien dan
ketidakadekuatan selama 1 x 24 jam, memudahkan dalam
2. Beri pasien
termoregulasi masalah pemberian therapi.
suhu. keperawatan kompres air 2. Pemberian kompres
hipertermi hangat hangat mampu
diharapkan mendilatasi pembuluh
3. Anjurkan pasien
teratasi dengan darah,sehingga akan
banyak minum
indicator : mempercepat
a. Suhu turun dari 4. Kolaborasi perpindahan panas dari
menjadi 37 ⁰C dalam tubuh ke kulit.
b. Badan pasien pemberian obat 3. Peningkatan suhu
tidak antipiretik dan tubuh meningkatkan
berkeringat antibiotik penguapan sehingga
banyak perlu di imbangi
dengan asupan cairan
yang banyak.
4. Pemberian obat
antipiretik unuk
mempercepat proses
penyembuhan dan
cepat menurunkan
demam. Pemberian
antibiotik menghambat
pertumbuhan dan
proses infeksi.
IMPLEMENTASI

No Hari/Tanggal Diagnosa Jam Implementasi

1 Kamis, 17 Hipertermi b/d 13.00 1. Pantau tanda-tanda


September 2020 ketidakadekuatan vital terutama suhu.
termoregulasi Suhu : 38,5⁰C
suhu. Respirasi : 24x/menit
Nadi : 70 x/menit
Tekanan darah :
120/70 mmHg
19.30 2. Anjurkan pasien
untuk banyak minum
19.35 3. Beri pasien kompres
air hangat
CATATAN PERKEMBANGAN

No Hari/Tanggal Diagnosa Jam Evaluasi

1 Jumat, 18 Hipertermi b/d 13.00 S: Pasien mengatakan


September ketidakadekuatan badannya sudah tidak
2020 termoregulasi suhu. panas, tapi masih
sedikt pusing
Suhu : 37⁰C
Respirasi : 24x/menit
Nadi : 60x/menit
Tekanan darah :
120/70 mmHg
O: Pasien tidak terlihat
menggigil, pasien
tidak berkeringat
berlebih.
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan 2
dan 3
Standar Opersional Kompres Air Hangat

A. Pengertian:
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah
tertentu denganmenggunakan cairan atau alat yangmenimbulkan
hangat pada bagian tubuh yang memerlukan.
B. Tujuan:
1. Memperlancar sirkulasi darah.
2. Menurunkan suhu tubuh.
3. Mengurangi rasa sakit.
4. Memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien.
C. Alat dan bahan:
1. Air panas
2. Washlap
3. Sarung tangan
4. Handuk kering
D. Langkah-langkah
1. Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
b. Cuci tangan
c. Siapkan alat dan bahan
2. Tahap Orientasi
a. Beri salam & memperkenalkan diri
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pasien untuk bertanya
3. Tahap Kerja
a. Beri tahu pasien bahwa tindakan akan segera dimulai.
b. Tinggikan tempat tidur sampai ketinggian kerja yang nyaman.
c. Cek alat-alat yang akan digunakan.
d. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur.
e. Posisikan pasien senyaman mungin.
f. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan.
g. Kompres hangat diletakkan di bagian tubuh yang memerlukan
(dahi,aksila, lipat paha).
h. Minta pasien untuk mengungkapkan ketidaknyamanan saat
dilakukan kompres.
i. Pengompresan dihentikan sesuai waktu yang telah ditentukan.
j. Kaji kembali kondisi kulit disekitar pengompresan, hentikan tindakan
jika ditemukan tanda-tanda kemerahan.
k. Rapikan pasien ke posisi semula.
l. Beri tahu bahwa tindakan sudah selesai.
m. Bereskan alat-alat yang telah digunakan dan lepas sarung tangan.
4. Tahap Terminasi
a. Mencuci tangan
b. Evaluasi respon pasien
c. Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil
FORMAT PENCAPAIAN KOMPETENSI

Nama: Akhsin Muzadi


NIM : 1140971906

No Hari/tanggal Ketrampilan tindakan Tanda tangan pembimbing

1 Sabtu, 19 1. Pengukuran TTV


September 2020 2. Anjurkan pasien
untuk banyak
minum
3. Beri pasien kompres
air hangat

Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA

Isnayani. (2012). HIPERTERMI. Dipetik September 19, 2020, dari Academia:


https://www.academia.edu/9192731/Hipertermi

Pandep, Y. (2017). Gangguan Termoregulasi. Retrieved September 19, 2020,


from Academia: https://www.academia.edu/35006460/Gangguan_Termoregulasi

Rasni, H. (2014). SOP KOMPRES HANGAT. Dipetik September 19, 2020, dari
Dokument.tips: https://dokumen.tips/documents/sop-kompres-hangat.html

Shanti, R. (2016, Mei 19). Pathway Febris. Dipetik September 19, 2020, dari
Scribd: https://www.scribd.com/doc/313141787/Pathway-Febris

Siswantara, D. (2014). Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada


Pasien dengan Masalah Hipertermi. Dipetik September 2020, 2020, dari
Academia:
https://www.academia.edu/8880172/Laporan_Pendahuluan_dan_Asuhan_Keper
awatan_pada_Pasien_dengan_Masalah_Hipertermi
LAPORAN PERSETUJUAN

NAMA : AKHSIN MUZADI


NIM : 11409719006
KELAS : 1A

SAYA YANG BERTANDA TANGAN DIBAWAH INI TELAH MENYELESAIKAN


LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN RASA AMAN
DAN NYAMAN(LBP).

Banjarmasin, 3 September 2020

Mengetahui
PEMBIMBING AKADEMIK MAHASISWA

Despiyadi, S.Kep.Ns Akhsin Muzadi


NIK: 056637120 NIM: 11409719006

Anda mungkin juga menyukai