Mengetahui
repository.ump.ac.id
C. Etiologi
Penyebab dari hipertermi sendiri karena adanya invasi bacteri,
tumor otak, kondisi lingkungan yang panas (haet stroke / serangan
panas), peningkatan suhu tubuh dapat disebabkan karena akibat bahan
toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat
menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu
sehingga menyebabkan demam yang disebut pirogen. Zat pirogen ini
dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat lain. Terutama toksin
polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksi/ pirogen yang dihasilkan dari
degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan suhu tubuh akan naik
selama keadaan sakit. (Nanda, 2015-2017 dan Judith M.Wilkinson,2016)
Faktor penyebabnya :
1. Dehidrasi.
2. Penyakit atau trauma.
3. Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkeringat.
4. Pakaian yang tidak tepat.
5. Kecepatan metabolisme meningkat.
6. Aktivitas yang berlebihan.
7. Pengobatan/anesthesia
E. Patofisiologi
Hipertermi terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set
point, tetapi ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas
berlebihan tetapi tidakdisertai peningkatan set point(Julia, 2000).
Hipertermi adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh
(respon imun) terhadap infeksi atau zat asing yangmasuk ke dalam
tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan
merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen.
Pirogen adalah zat penyebab hipertermi, ada yang berasal dari dalam
tubuh (pirogenendogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa
berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi
imunologik terhadap benda asing (noninfeksi).
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang
terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur
panas dihipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan merangsang
pelepasan asamarakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi
prostaglandin (PGEZ). Iniakan menimbulkan reaksi menaikkan suhu
tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat
sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah
ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah yang
menimbulkan hipertermi
F. Pathway
https://www.scribd.com/doc/313141787/Pathway-Febris
G. Pemeriksan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan darah lengkap : mengindetifikasi kemungkinan terjadinya
resiko infeksi.
2. Pemeriksaan urine.
3. Uji widal : suatu reaksi oglufinasi antara antigen dan antibodi untuk
pasien thypoid.
4. Pemeriksaan elektrolit : Na, K, Cl 5).
5. Uji tourniquet
H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan keperawatan:
a. Observasi keadaan umum pasien
b. Observasi tanda-tanda vital pasien
c. Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis
d. Anjurkan pasien banyak minum
e. Anjurkan pasien banyak
f. Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak,
lipatan paha, leher bagian belakang
g. Beri Health Education ke pasien dan keluarganya mengenai
pengertian, penanganan, dan terapi yang diberikan tentang
penyakitnya
2. Penatalaksanaan medis
Beri obat penurun panas seperti paracetamol, asetaminofen.
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. DATA DEMOGRAFI
a. Biodata klien
Nama, usia/tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, suku/bangsa,
agama, pekerjaan, diagnosa medis, no. RM, tanggal masuk,
tanggal pengkajian.
b. Identitas penanggung jawab
2. KELUHAN UTAMA
Biasanya klien Hipertermi sering mengalami dehidrasi
3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pengkajian meliputi tindakan pertama yang pernah diberikan
pada keluhan utama.
b. Riwayat kesehatan lalu
Pengkajian mengenai riwayat penyakit dahulu yang
berhubungan dengan penyakit yang dialami saat ini
c. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam susunan keluarga adalah riwayat penyakit yang pernah
diderita atau penyakit turunan dan menular yang pernah diderita
atau anggota keluarga.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
b. Vital sign
c. Head to toe
d. Pola pemenuhan kebutuhan dasar
5. DATA PENUNJANG
a. Pemeriksaaan laboratorium
b. Pemeriksaan darah lengkap
c. Pemeriksaan urine.
d. Uji widal
e. Pemeriksaan elektrolit
B. DIAGNOSA
Hipertermi berhubungan dengan ketidakadekuatan termoregulasi suhu.
C. INTERVENSI
Mengetahui
PEMBIMBING AKADEMIK MAHASISWA
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan tubuh pasien panas, pusing dan letih, sejak
kemarin pada 16 September 2020
3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien atas nama Ny. R mengatakan mengalami pusing
dan merasa letih sejak kemarin. Pasien mengatakan merasa
kedinginan meski keadan lingkungan sedang panas, tubuh pasien
teraba panas, tidak nafsu makan dan keluar keringat berlebih.
Wajah pasien juga tampak pucat.
b. Riwayat kesehatan lalu
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit berat atupun
riwayat alergi.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga tidak ada yg mempunyai penyakit keturunan
seperti diabetes mellitus, hipertensi serta penyakit menular seperti
hepatitis atau TBC
P : Pasien : meninggal
: Laki-laki
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
Wajah klien nampak pucat, bicaranya lemah, tidak nafsu makan
dan klien tampak letih dalam melakukan aktivitas.
BB : 70 kg Gaya berjalan : normal
TB : 160 cm
b. Vital sign
Suhu : 38,5⁰C Respirasi : 24x/menit
Tekanan darah : 120/70 mmHg Nadi : 70 x/menit
c. Head to toe
1) Kepala : Rambut pasien terlihat baik,warna hitam pekat, tidak
kusam dan tidak terjadi kerontokan
2) Mata : Skelera dan konjungtiva tampak normal,gerakan bola
mata normal, tidak ada tanda infeksi,serta tidak ada alat bantu
penglihatan
3) Hidung : Terlihat bersih, tidak ada serumen atau mimisan
tidak ada polip serta tidak ada napas cuping hidung
4) Mulut : Mukosa bibir tampak pucat, kebersihan mulut baik
5) Telinga : Normal dan tidak ada serumen,serta tidak ada
kelainan.
6) Dada : Tidak terdengar suara jantung tambahan, irama dan
frekuensi jantung normal. Dada simetris baik kiri maupun
kanan, tidak ada suara ronchy.
7) Abdomen : I : bentuk abdomen normal,tidak ada pembesaran
P : tidak teraba adanya pembesaran limfa
P : tidak ada kembung / distensi abdomen
A : peristaltik usus normal
8) Kulit : Kulit teraba panas, kulit cukup lembab dan tidak ada
tanda-tanda ruam kulit serta tampak keluar keringat berlebih.
A. Pengertian:
Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah
tertentu denganmenggunakan cairan atau alat yangmenimbulkan
hangat pada bagian tubuh yang memerlukan.
B. Tujuan:
1. Memperlancar sirkulasi darah.
2. Menurunkan suhu tubuh.
3. Mengurangi rasa sakit.
4. Memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien.
C. Alat dan bahan:
1. Air panas
2. Washlap
3. Sarung tangan
4. Handuk kering
D. Langkah-langkah
1. Tahap Pra Interaksi
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
b. Cuci tangan
c. Siapkan alat dan bahan
2. Tahap Orientasi
a. Beri salam & memperkenalkan diri
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pasien untuk bertanya
3. Tahap Kerja
a. Beri tahu pasien bahwa tindakan akan segera dimulai.
b. Tinggikan tempat tidur sampai ketinggian kerja yang nyaman.
c. Cek alat-alat yang akan digunakan.
d. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur.
e. Posisikan pasien senyaman mungin.
f. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan.
g. Kompres hangat diletakkan di bagian tubuh yang memerlukan
(dahi,aksila, lipat paha).
h. Minta pasien untuk mengungkapkan ketidaknyamanan saat
dilakukan kompres.
i. Pengompresan dihentikan sesuai waktu yang telah ditentukan.
j. Kaji kembali kondisi kulit disekitar pengompresan, hentikan tindakan
jika ditemukan tanda-tanda kemerahan.
k. Rapikan pasien ke posisi semula.
l. Beri tahu bahwa tindakan sudah selesai.
m. Bereskan alat-alat yang telah digunakan dan lepas sarung tangan.
4. Tahap Terminasi
a. Mencuci tangan
b. Evaluasi respon pasien
c. Lakukan dokumentasi tindakan dan hasil
FORMAT PENCAPAIAN KOMPETENSI
Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA
Rasni, H. (2014). SOP KOMPRES HANGAT. Dipetik September 19, 2020, dari
Dokument.tips: https://dokumen.tips/documents/sop-kompres-hangat.html
Shanti, R. (2016, Mei 19). Pathway Febris. Dipetik September 19, 2020, dari
Scribd: https://www.scribd.com/doc/313141787/Pathway-Febris
Mengetahui
PEMBIMBING AKADEMIK MAHASISWA