Anda di halaman 1dari 23

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN DEWASA

DOSEN PEMBIMBING :
SORAYA SKM.,M.KES
MATA KULIAH : KOMUNIKASI KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1


Abdul Yamin
Ade Agustiena
Ahmad N. Aldafin
Akhsin Muzadi
Amanda Dhea P.A
Ambi Irfan
Anita Dewi
Bayu Adiputra .P
Dewi Wahyuningsih
Dwi Puat Sugema
Eko Hariadi
Lucky Sri Pambudi
Misliyanti
M. Fauzan Hadi
M. Noor Hardiansyah
N. Kurniawan Pratama
Siska Elly Widianti
Taufik Hidayat
AKPER KESDAM VI TANJUNGPURA TAHUN AJARAN 2019/2020

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan buku ajar ini. Shalawat
beriringan salam juga penulis sampaikan kepada nabi Muhammad SAW yang telah
berjasa membawa perubahan pada umat manusia yaitu dari zaman kebodohan ke
zaman yang serba canggih seperti sekarang ini.

Buku ajar ini membahas tentang konsep komunikasi secara umum, konsep
komunikasi terapeutik dalam keperawatan, prinsip komunikasi terapeutik dalam
berbagai kelompok usia perkembangan, prinsip komunikasi terapeutik dalam
berbagai tatanan layanan kesehatan serta asuhan keperawatan transkultural.

Kemampuan perawat dalam berkomunikasi dan kepekaan perawat terhadap klien


sebagai individu yang unik akan mempengaruhi keberhasilan asuhan keperawatan.
Sehingga dengan mempelajari buku ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan pembaca dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien di
berbagai tatanan layanan kesehatan dengan menggunakan pola komunikasi terapeutik
serta dapat meningkatkan sensitivitas pembaca terhadap keunikan yang dimiliki oleh
seorang klien.

Dalam penyusunan buku ajar ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik
dalam hal isi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca demi terbentuk pola pikir
yang lebih baik dalam penulisan buku selanjutnya.

Pada kesempatan ini, penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku ini sehingga buku ini dapat
diterbitkan. Semoga menjadi amalan yang menjadi pahala berlipat ganda di akhirat
nanti. Aamiinn Yaa Rabbal Alamiinn..

ii
Banjarmasin,24 september 2019

DAFTAR ISI

Kata pengantar..…………………….…………………………………..…………… ii

Daftar isi……………………………………..……………………..……………… iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………...………………………… 1

Latar belakang.................................................................................................... 1

Tujuan Pembelajaran ........................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………. 2

A. Prinsip Komunikasi Terapeutik Pada Klien Dewasa ...................................... 3


B. Model Komunikasi Pada Klien Dewasa ........................................................ 3
C. Sikap Komunikasi Pada Klien Dewasa………………………………….… 11
D. Teknik Komunikasi Pada Klien Dewasa ...................................................... 12

BAB III PENUTUP……………………………………………………………...… 19

KESIMPULAN………………………………………………………………….… 16

Daftar Pustaka

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Di masa ini pertumbuhan dan perkembangan merupakan masalah yang


sangat penting di pelajari sebagai bahan pedoman untuk mengetahui ciri – ciri ideal
pertumbuhan pada masa dewasa awal seperti perkembangan fisik, motorik, bahasa,
dan adaptasi sosial. Sehingga kita dapat memahami bagaimana normalnya tumbuh
kembang pada usia bayi tersebut. Oleh karena itu, pembahasan tentang tumbuh
kembang sangat baik diangkat sebagai bahan makalah sehingga kita tahu bagaimana
perkembangan dan pertumbuhan dewasa awal sampai lansia.

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini, diharapkan peserta didik mampu memahami


komunikasi terapeutik dan strategi pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien
dewasa serta dapat menerapkan komunikasi terapeutik pada klien dewasa.

Manfaat

Sehingga mempermudah mengetahui bagaimana komunikasi dewasa sehingga


mempermudah mengetahui bagaimana suasana komunikasi pada klien dewasa.
Sehingga mempermudah mengetahui bagaimana model-model komunikasi pada
dewasa.
2

BAB II

PEMABAHASAN

Komunikasi pada dewasa awal mengalami puncaknya pada kematangan fisik,


mental dan kemampuan social mencapai optimal. Peran dan tanggung jawab serta
tuntutan social telah membentuk orang dewasa. melakukan komunikasi dengan orang
lain, baik pada setting professional ketika mereka bekerja atau pada saat mereka
berada di lingkungan keluarga dan masyarakat umum.

Teknik komunikasi yang dikembangkan pada masa dewasa telah mencapai


tahap optimal, baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Kemampuan untuk
mengembangkan komunikasi (sebagai media transfer informasi). Dalam menguasai
pesan yang diterima, individu dewasa tidak hanya melihat isi pesan, tetapi juga
mempersiapkan pesan tersebut dengan lebih baik serta menciptakan hubungan antar
pesan yang di terima dengan konteks atau situasi pesan tersebut disampaikan. Pesan
yang diterima individu dewasa kadang kala dipersepsikan bukan hanya dari konteks
isi pesan, tetapi lebih kompleks lagi disesuaikan dengan situasi dan keadaan yang
menyertai. Contoh: “sayang…” dari sepenggal kata tersebut ketika diungkapkan
dengan nada datar, akan memberi kesan yang menyesalkan. Kesan ini semakin kuat
bila penyampai pesan menunjukkan rasa penyesalan dari gerakan bibir, raur wajah,
kepala menunduk. Namun, bila ungkapan tersebut diucapkan dengan menggunakan
bahasa yang halus dan mendesah serta menyampaikan pesan dengan menunjukkan
ekspresi mata bersinar, wajah cerah atau normal, persepsi individu dewasa tersebut
adalah bahwa makna kata “sayang” tersebut adalah perasaan suka atau cinta.

Kemampuan untuk menilai respon verbal dan nonverbal yang disampaikan


lingkungan memberi keuntungan karena pesan yang kompleks dapat disampaikan
secara sederhana. Namun, kadang kala kemampuan kompleks untuk menangkap
pesan ini menimbulkan kerugian pada manusia karena kesalahan dalam menerima
pesan menjadi lebih besar, akibat pengguna persepsi dan lingkungan yang lebih
3

kompleks. Contoh : seseorang yang meludah didepan atau didekat orang seseorang
kadang kala di persepsikan sebagai rasa tidak suka atau benci terhadap orang tersebut,
atau orang yang meludah tersebut tidak bermaksud sebagaimana dipersepsikan orang
lain. Situasi diatas selanjutnya menimbulkan konflik antar individu atau kelompok.

A. Prinsip Komunikasi Terapeutik Pada Klien Dewasa

Dari segi psikologis, Orang dewasa dalam situasi komunikasi mempunyai


sikap-sikap tertentu yaitu :

1. Komunikasi adalah sutu pengetahuan yang diinginkan oleh orang dewasa itu
sendiri, maka orang dewasa tidak diajari tetapi dimotivasikan untuk mencari
pengetahuan yang lebih muktahir.
2. Komunikasi adalah suatu proses emosional dan intelektual sekaligus, manusia
punya perasaan dan pikiran.
3. Komunikasi adalah hasil kerjasama antara manusia yang saling memberi dan
menerima, akan belajar banyak, karena pertukaran pengalaman, saling
mengungkapkan.

B. Model Komunikasi Pada Klien Dewasa

Model Komunikasi Pada Klien Dewasa Untuk dapat berkomunikasi secara efektif
dengan klien dewasa dapat diterapkan beberapa model konsep komunikasi sebagai
berikut:

a. Model Shanon & Weaver


Model Shanon & Weaver memperhatikan problem pada penyampaian pesan
informasi berdasarkan tingkat kecermatan. Model ini mengilustrasikan sumber
dalam bentuk sandi. Diasumsikan bahwa sumber informasi menyampaikan sinyal
4

yang sesuai dengan saluran informasi yang digunakan. Gangguan yang timbul
dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Model ini dapat
diterapkan pada konsep komunikasi antarpribadi. Faktor yang menguntungkan
dari implementasi model ini ialah pesan yang disampaikan dapat diterima
langsung oleh pihak penerima. Meskipun demikian, pada model ini pun terdapat
kelemahan yang berupa hubungan antara sumber dan penerima pesan tidak kasat
mata. Karena itu klien dewasa lebih memilih komunikasi secara langsung karena
penerapan komunikasi melalui perantara dapat mengurangi kejelasan pesan yang
dikomunikasikan.

 Contoh Komunikasi Model Shanon Dan Weaver

PERAWAT     : Permisi, selamat siang bu.

PASIEN          : Selamat siang sus.

PERAWAT     : Bagaimana keadaannya bu?

PASIEN          : Baik sus, saya rasa keadaan saya sekarang sudah lebih baik, tidak
seperti dulu.

PERAWAT     : Baguslah bu,baiklah saya akan menjelaskan kepada ibu, cara


mencegah agar penyakit maag ibu tidak kambuh lagi.
Ibu,sebaiknya ibu menjaga pola makan ibu,agar teratur serta
hindari makanan yang  pedas dan asam karena makanan tersebut
dapat mengakibatkan iritasi lambung dan meningkatkan kadar
asam lambung bu.

PASIEN          : Baik sus.

PERAWAT     : Apakah ibu sudah mengerti atau perlu saya jelaskan lagi?

PASIEN         : Saya rasa saya sudah mengerti sus, terima kasih sus.
5

PERAWAT    : Kalau begitu saya permisi dulu bu.

PASIEN         : Iya sus.

b. Model Komunikasi Leary


Model komunikasi Leary menekankan pengaruh hubungan interaksi di antara
dua pihak yang berkomunikasi. Model ini mengamati perilaku klien yang
dipengaruhi oleh lingkungan di sekitarnya. Model komunikasi Leary diterapkan
dalam bidang kesehatan berdasarkan keseimbangan informasi yang terjadi dalam
komunikasi antara profesional dan klien. Dalam pesan komunikasi pada model ini
ada dua dimensi yang perlu diperhatikan dalam penerapannya, yakni dimensi:
penentu vs ditentukan, dan suka vs tidak suka.

Dalam jangka waktu tertentu pasien diposisikan sebagai penerima pesan yang
ditentukan dan harus dipatuhi di bawah dominasi profesional kesehatan. Dalam
komunikasi seharusnya terdapat keseimbangan kepercayaan di antara pengirim
dan penerima pesan. Apabila model komunikasi ini diterapkan pada klien dewasa
hanya dapat dilakukan pada kondisi darurat untuk menyelamatkan hidup klien
karena dalam kondisi darurat klien harus mentaati pesan yang disampaikan oleh
perawat/p

ofesional kesehatan. Tetapi pada klien/pasien dalam kondisi kronik model


komunikasi ini tidak tepat untuk diterapkan karena klien dewasa mempunyai
komitmen berdasarkan sikap dan pengetahuannya yang tidak mudah dipengaruhi
oleh perawat.

Pada kasus ini lebih tepat apabila diterapkan dimensi suka (hue) dalam
kadar tertentu, sebatas untuk sarana penyampaian pesan profesional. Model ini
ditekankan pada pentingnya hubungan dalam membantu klien pada pelayanan
kesehatan secara langsung.
6

Contoh Komunikasi Model Komunikasi Leary

PERAWAT                    : Selamat Siang!

KELUARGA PASIEN    : Selamat Siang Sus!

PERAWAT                  : Maaf sebelumnya,saya dewi yang ditugaskan untuk


menangani pasien ini

KELUARGA PASIEN : Iya sus,tolong cepat ditangani sus

PERAWAT                    : Baiklah, ibu tarik nafasnya bu, lalu hembuskan

PASIEN                      : (pasien menarik nafas dan menghembuskan)

PERAWAT               : Bu minum airnya dulu ya, supaya ibu agak tenang
(sambil memberikan minum)

PASIEN                       : (Meminum air yang d berikan)

PEARWAT                 : Ibu sekarang silahkan ibu baring ditempat tidur ya,
lukanya akan segera saya bersihkan!

PASIE                       : Iya sus

PERAWAT                 : Tahan posisinya ya bu,jangan goyang

PASIEN                       : Iya sus

PERAWAT              : (Perawat membersihkan lukanya, 15 menit kemudian


luka selesai      dibersihkan) Ibu lukanya sudah selesai
di bersihkan, luka ibu ini dalam dan lebar bu,ini harus
dijahit.

PASIEN                       : Iya sus,tapi saya tidak berani di jahit!


7

PERAWAT                    : Tapi ini harus di jahit,karena jika tidak dijahit lukanya
ini,akan susah sembuh dan biasa-bisa terkena infeksi

PASIEN                         : Iya sus.

PERAWAT                : Perawat menyuntikan bius, disekitar kaki yang luka, dan


mulai menjahit, 20    menit kemudian luka selesai
dijahit). Ibu lukanya sudah selesai dijahit, luka  ibu ini
dijahit yaitu 4 jahitan.

PASIEN                        : Iya sus.

PERAWAT                   : Baiklah ibu, sekarang tugas saya sudah selesai. Ibu dan
keluarga biasa  menunggu menunggu diruangan ini
dulu, perawat linda akan segera dating memberikan
resep obat yang akan ditebus, dan pembayarannya
keluarga bias langsung ke ruang administrasi.

KELUARGA PASIEN : Iya sus,terimakasih.

PERAWAT              : sama-sama . saya permisi dulu, selamat siang

PASIEN&KELUARGA : Iya sus, selamat siang.

c. Model Interaksi King

Model interaksi King menekankan arti proses komunikasi antara perawat dan
klien dengan mengutamakan penerapan system perspektif untuk mengilustrasikan
profesionalisme perawat dalam memberikan bantuan kepada klien. Model ini
menekankan arti penting interaksi berkesinambungan di antara perawat dan klien
dalam pengambilan keputusan mengenai kondisi klien berdasarkan persepsi
mereka terhadap situasi. Interaksi merupakan proses dinamis yang melibatkan
hubungan timbal balik antara persepsi, keputusan, dan tindakan perawat-klien.
8

Umpan balik pada model ini menunjuknya arti penting hubungan antara perawat
dan klien. Komunikasi berdasarkan model interaksi King lebih sesuai diterapkan
pada klien dewasa karena model ini mempertimbangkan faktor intrinsik-ekstrinsik
klien dewasa yang bertujuan untuk menjalin transaksi. Umpan balik yang terjadi
bermanfaat untuk mengetahui hasil informasi yang disampaikan diterima dengan
baik oleh klien.

Contoh komunikasi modil king

PERAWAT      : Permisi, Selamat Siang Bu

PASIEN           : Selamat Siang Sus

PERAWAT      : Bagaimana bu, sebaiknya ibu harus banyak istirahat dan menjaga
kesehatan ibu dan jangan terlalu kelelahan.

PASIEN            : Baik sus, akhir-akhir ini saya memang sibuk dengan pekerjaan
saya,sehingga kurang istirahat. Baiklah sus saya akan menjaga
kesehatan saya.

PERAWAT      : Baiklah bu,jika anda sudah mengerti kalau begitu saya permisi
dulu bu.jika ada yang bisa saya bantu ibu dapat menghubungi
saya di ruang jaga perawat. Permisi bu.

PASIEN            : Iya sus. Terima kasih sus.

PERAWAT      : Sama-sama bu. Permisi

d. Model Komunikasi Kesehatan


Komunikasi ini difokuskan pada transaksi antara professional kesehatanklien.
3 faktor utama dalam proses komunikasi kesehatan yaitu. :

1) Relationship,
9

2) Transaksi, dan

3) Konteks.

Hubungan Relationship dikondisikan untuk hubungan interpersonal,


bagaimana seorang professional dapat meyakinkan orang tersebut. Profesional
kesehatan adalah seorang yang memiliki latar belakang pendidikan kesehatan,
training dan pengalaman dibidang kesehatan. Klien adalah individu yang
diberikan pelayanan. Orang lain penting untuk mendukung terjadinya interaksi
khususnya mendukung klien untuk mempertahankan kesehatan. Transaksi
merupakan kesepakatan interaksi antara partisipan didalam proses kumunikasi
tersebut. Konteks yaitu komunikasi kesehatan yang memiliki topik utama tentang
kesehatan klien dan biasanya disesuaikan dengan temapt dan situasi.
Penerapannya Terhadap komunikasi klien Dewasa Model komunikasi ini juga
dapat diterapkan pada klien dewasa, karena professional kesehatan (perawat)
memperhatikan karekterisitik dari klien yang akan mempengaruhi interaksinya
dengan orang lain. Transaski yang dilakukan secara berkesinambungan, tidak
statis dan umpan balik. Komunikasi ini juga tidak melibatkan orang lain yang
berpengaruh terhadap kesehatn klien. Konteks komunikasi disesuaikan dengan
tujuan, jenis pelayanan yang diberikan.

Dalam berkomunikasi dengan orang dewasa memerlukan suatu aturan


tertentu seperti: sopan santun, bahasa tertentu, melihat tingkat pendidikan, usia,
factor, budaya, nilai yang dianut, faktor psikologi, dan lain-lain sehingga perawat
harus memperhatikan hal-hal tersebut agar tidak terjadi kesakahpahaman. Pada
komunikasi pada orang dewasa diupayakan agar perawat menerima sebagaimana
manusia seutuhnya dan perawat harus dapat menerima setiap orang berbeda satu
dengan yang lain. Berdasarkan pada hal tertentu diatas, model konsep
komunikasi yang tepat dan dapat diterapkan pada klien dewasa adalah model
komunikasi ini menunjukan hubungan relationship yang memperhatikan
10

karakteristik dari klien dan melibatkan pengirim dan penerima, serta adanya
umpan balik untuk mengevalusi tujuan komunikasi.

Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku


manusia kearah yang lebih baik sehingga perawat perlu untuk menguasai tehnik
dan model konsep komunikasi yang tepat untuk setiap karakteristik klien.

• Orang dewasa memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang menetap


dalam dirinya yang sukar untuk dirubah dalam waktu singkat sehingga perlu
model komunikasi yang tepat agar tujuan dapat tercapai

• Model konsep komunikasi yang sesuai untuk klien dewasa adalah model
interaksi king dan model komunikasi kesehatan yang menekankan hubungan
relationship yang saling member dan menerima serta adanya feedback untuk
mengevaluasi apakah informasi yang disampaikan sesuai dengan yang ingin
dicapai.

ANALIS KESEHATAN : Selamat siang dok

DOKTER : Selamat siang

ANALIS KESEHATAN  : Dok, dari hasil pemeriksaan laboratorium pasien


yang berada di kamar  1 menderita penyakit
kecacingan, karena saya  menemukan ada
telur    cacingacraris lumricoides pada feses
pasien tersebut.

Dokter : Baiklah, berikan obat mibendazol dan pastikan agar


pasien tersebut rutin Meminum obat tersebut
selama 7 hari

Analis Kesehatan : Baik dok, permis


11

C. Sikap Komunikasi Pada Klien Dewasa

Dengan adanya faktor tersebut yang mempengaruhi efektifitas komunikasi orang


dewasa, maka perhatian dicurahkan pada penciptaan suasana komunikasi yang
diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam berkomunikasi dengan
orang dewasa adalah :

1. Sikap hormat menghormati


Orang dewasa akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila pendapat
pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berfikir dan
mengemukakan pikirannya.

2. Sikap saling menghargai


Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, sistem nilai yang dan
mengesampingkan harga kendala dalam jalannya dianut perlu dihargai.
Meremehkan diri mereka akan dapat menjadi komunikasi.

4. Sikap saling percaya


Saling mempercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanya akan
dapat membawa hasil yang diharapkan.

5. Sikap saling terbuka


Terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan orang
lain. Hanya dalam suasana keterbukaan segala alternatif dapat tergali.

Klien dewasa yang menjalani perawatan di rumah sakit dapat merasa tidak
berdaya, dan tidak aman ketika berada dihadapan pribadi-pribadi yang mengatur
12

sikap dan perilakunya. Status kemandirian mereka berubah menjadi bergantung pada
aturan dan ketetapan pihak lain. Hal ini dapat menjadi suasanya yang dirasanya
sebagai ancaman. Akumulasi perasaan ini dapat terungkap dalam bentuk sikap
emosional dan agresif. Dengan dilakukan komunikasi yang sesuai dengan konteks
pasien sebagai orang dewasa oleh para professional,pasien dewasa akan mampu
bergerak lebih jauh dari imobilitas bio psikososialnya untuk mencapai penerimaan
terhadap maslahnya.

D. Teknik Komunikasi Pada Klien Dewasa

1. Mendengarkan Secara Aktif


Salah satu cara komunikasi multidisiplin dalam keperawatan adalah mendengarkan
secara aktif. Mendengarkan secara aktif adalah mendengarkan dengan penuh
perhatian apa yang disampaikan oleh pasien baik secara verbal maupun nonverbal.

Ketika berbicara dengan pasien, perawat hendaknya menunjukkan sikap terbuka,


memandang atau menatap pasien, melakukan kontak mata, menghindari gerakan
yang tidak perlu, tubuh lebih dicondongkan ke arah pasien, dan menganggukkan
kepala saat pasien membutuhkan umpan balik atau membicarakan hal yang dirasa
sangat penting.

2. Memperlihatkan Sikap Menerima


Teknik dalam komunikasi keperawatan selanjutnya adalah memperlihatkan sikap
menerima. Sikap menerima adalah sikap bersedia untuk mendengarkan apa yang
ingin disampaikan oleh pasien tanpa keraguan. Ketika menerapkan teknik ini
hendaknya perawat mengindari bahasa tubuh dalam komunikasi yang
menunjukkan ketidaksetujuan.

Sebaliknya, perawat hendaknya memperlihatkan sikap menerima dengan cara


menganggukkan kepala tanda setuju atau memahami apa yang disampaikan oleh
pasien, memastikan kesesuaian antara komunikasi nonverbal dan komunikasi
13

verbal, memberikan umpan balik verbal yang menunjukkan pengertian,


menghindari berdebat, mendengarkan tanpa interupsi, dan menghindari setiap
usaha untuk mengubah pikiran pasien.

3. Memberikan Pertanyaan yang Berkaitan


Teknik berikutnya yang diterapkan dalam komunikasi keperawatan adalah
memberikan pertanyaan yang berkaitan. Teknik ini bertujuan untuk mencari
informasi yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan.

Ketika memberikan pertanyaan yang berkaitan, hendaknya perawat hanya


menanyakan satu pertanyaan dan menggali lebih dalam topik yang ditanyakan
tersebut sebelum beranjak ke topik selanjutnya. Memberikan pertanyaan kepada
pasien dapat dilakukan dengan pertanyaan terbuka maupun tertutup.

4. Mengulang
Teknik mengulang dalam komunikasi keperawatan yang digunakan perawat
umumnya bertujuan untuk memberikan umpan balik kepada pasien agar pasien
mengetahui bahwa perawat memahami  apa yang disampaikan oleh pasien
sehingga komunikasi dapat terus berlanjut.

Teknik ini dilakukan dengan cara mengulang kembali apa yang dikatakan oleh
pasien dengan menggunakan kata-kata perawat sendiri.  Misalnya, pasien
mengatakan, “Perut saya perih”. Perawat menjawab, “Apakah Ibu memiliki
sejarah sakit maag?”.

5. Klarifikasi
Teknik klarifikasi dalam komunikasi keperawatan adalah teknik yang digunakan
untuk mengecek kembali atau memeriksa apakah pasien benar-benar memahami
apa yang dibicarakan dengan tepat atau memahami lebih baik lagi mengenai topik
yang dibicarakan.
14

Teknik klarifikasi dalam komunikasi keperawatan dilakukan dengan cara


menyatakan kembali pesan yang ambigu atau tidak jelas oleh perawat dengan
tujuan mengklarifikasi makna yang dimaksud oleh pasien. Misalnya, “Saya tidak
paham dengan apa yang dimaksud dengan  ‘lebih sakit dari yang biasanya’, apa
bedanya dengan sekarang?”

6. Memfokuskan
Teknik dalam komunikasi keperawatan berikutnya adalah memfokuskan
pembicaraan antara pasien dan perawat. Teknik ini dilakukan dengan cara
memberikan perhatian pada satu topik gagasan atau bahkan hanya satu kata saja.
Misalnya, “Pada skala 1 sampai 10, bagaimanakah rasa sakit yang Anda alami di
kaki Anda?”.

7. Merefleksikan
Teknik refleksi pertama kali diterapkan dalam komunikasi pendidikan
atau komunikasi pembelajaran terkait dengan interaksi antara guru dan peserta
didik.

Dalam komunikasi perawatan, teknik ini menitikberatkan pada interaksi yang


terjadi antara perawat dan pasien dan merupakan jalan untuk memahami
kepercayaan dan nilai-nilai pasien.

Tujuan teknik refleksi dalam komunikasi keperawatan adalah untuk memberikan


umpan balik kepada pasien dengan cara menyampaikan hasil pengamatan perawat
kepada pasien sehingga dapat diketahui pesan diterima dengan baik oleh pasien.
Misalnya, “Adik kok sedih?”.

8. Menyediakan atau Memberi Informasi


Memberikan informasi yang sesuai bagi pasien adalah salah satu teknik atau cara
komunikasi efektif dengan pasien. Teknik menyediakan atau memberi informasi
adalah teknik yang digunakan oleh perawat untuk memberikan jenis-jenis
15

informasi yang berkaitan atau sesuai dan sangat penting dalam proses pengambilan
keputusan, mengurangi kecemasan, dan memberikan rasa aman bagi pasien.

9. Diam
Makna diam dalam komunikasi khususnya komunikasi keperawatan mengacu
pada waktu yang disediakan bagi perawat dan pasien untuk mengamati satu sama
lain, memikirkan apa dan bagaimana mengatakan sesuatu, dan menyadari apa yang
telah dikomunikasikan secara verbal. Perawat handaknya memberikan kesempatan
kepada pasien untuk berpikir dan mengekspresikan dirinya.

10. Mengidentifikasi Tema


Mengidentifikasi tema dalam komunikasi keperawatan adalah membuat
kesimpulan mengenai topik yang dibicarakan. Teknik ini bertujuan untuk
membantu pembahasan topik tertentu sebelum beranjak untuk membahasa topik
berikutnya. Biasanya teknik ini dilakukan sebelum pembicaraan  mengenai topik
yang berkaitan dilanjutkan. Memberikan informasi yang sesuai bagi pasien adalah
salah satu teknik atau cara komunikasi efektif dengan pasien. Teknik
menyediakan atau memberi informasi adalah teknik yang digunakan oleh perawat
untuk memberikan jenis-jenis informasi yang berkaitan atau sesuai dan sangat
penting dalam proses pengambilan keputusan, mengurangi kecemasan, dan
memberikan rasa aman bagi pasien.

Makna diam dalam komunikasi khususnya komunikasi keperawatan mengacu


pada waktu yang disediakan bagi perawat dan pasien untuk mengamati satu sama
lain, memikirkan apa dan bagaimana mengatakan sesuatu, dan menyadari apa
yang telah dikomunikasikan secara verbal. Perawat handaknya memberikan
kesempatan kepada pasien untuk berpikir dan mengekspresikan dirinya.

Mengidentifikasi tema dalam komunikasi keperawatan adalah membuat


kesimpulan mengenai topik yang dibicarakan. Teknik ini bertujuan untuk
16

membantu pembahasan topik tertentu sebelum beranjak untuk membahasa topik


berikutnya. Biasanya teknik ini dilakukan sebelum pembicaraan  mengenai topik
yang berkaitan dilanjutkan

11. Memberikan Penghargaan


Teknik memberikan penghargaan kepada pasien dalam komunikasi keperawatan
adalah teknik yang diterapkan oleh perawat dengan memperlihatkan perubahan
yang terjadi pada pasien.

Penghargaan yang diberikan oleh perawat kepada pasien hendaknya tidak menjadi
beban tersendiri bagi pasien. Hal ini dimaksudkan agar pasien tidak melakukan
berbagai macam hal untuk memperolah pujian dari perawat. Misalnya, “Selamat,
ya. ,,Bapak sudah pulih dan bisa pulang hari ini”.

12. Menawarkan Diri


Menawarkan diri merupakan salah satu contoh komunikasi interpersonal dalam
keperawatan.  Menawarkan diri adalah teknik dalam komunikasi keperawatan
yang mengacu pada menyediakan diri kepada pasien tanpa pamrih. Teknik ini
dilakukan ketika pasien dirasa belum siap untuk berkomunikasi dengan perawat
secara verbal. Misalnya, “Saya ingin Ibu merasa tenang”.

13. Memberi Kesempatan kepada Pasien untuk Memulai Pembicaraan


Teknik selanjutnya dalam komunikasi keperawatan adalah memberi kesempatan
kepada pasien untuk memulai pembicaraan. Melalui teknik ini perawat
memberikan kesempatan kepada pasien untuk memilih topik pembicaraan dan
memulai pembicaraan. Misalnya, “Apakah Ibu ingin menyampaikan sesuatu?”.

14. Menganjurkan untuk Meneruskan Pembicaraan


Teknik menganjurkan kepada pasien untuk meneruskan pembicaraan adalah salah
satu teknik mendengarkan dengan aktif. Melalui teknik ini perawat menganjurkan
dan mengarahkan pasien untuk terus bercerita. Teknik ini juga sekaligus
17

menunjukkan bahwa perawat mengikuti apa yang dibicarakan oleh pasien dan
tertarik dengan apa yang disampaikan oleh pasien. Misalnya, “Bagaimana
kelanjutan ceritanya, Bu?”

15. Membuka Diri


Membuka diri atau self-disclosure adalah salah satu konsep penting dalam teori
penetrasi sosial yang diterapkan dalam komunikasi
interpersonal atau komunikasi antarpribadi maupun komunikasi keperawatan.
Membuka diri mengacu pada pengalaman pribadi tentang diri yang dikemukakan
kepada orang lain dengan tujuan untuk menemukan persamaan dan perbedaan
pengalaman masing-masing orang yang berkomunikasi.

Dalam komunikasi keperawatan, pertukaran pengalaman ini ditawarkan sebagai


bentuk ekspresi kesopanan dan kejujuran perawat kepada pasien.

Namun perlu dipahami pula bahwa teknik membuka diri perawat ini harus
dilakukan dengan sesuai dan relevan dengan pasien agar pasien juga tetap fokus
pada proses interaksi yang tengah berlangsung.

16. Konfrontasi
Konfrontasi adalah salah satu teknik komunikasi dalam konseling yang juga
dapat diterapkan dalam komunikasi keperawatan. Teknik komunikasi yang satu
ini digunakan untuk membantu pasien agar lebih memperhatikan
ketidakkonsistenan dalam perasaan, sikap, kepercayaan, dan perilakunya.

Teknik konformasi hanya digunakan setelah pasien memberikan kepercayaan


kepada perawat dan harus dilakukan secara baik, sopan, dan peka. Misalnya,
“Anda telah memutuskan apa yang akan dilakukan namun Anda masih berbicara
tentang berbagai pilihan yang Anda miliki”.
18

17. Menyimpulkan
Teknik dalam komunikasi keperawatan yang terakhir adalah menyimpulkan.
Yang dimaksud dengan menyimpulkan adalah mengumpulkan seluruh informasi
dari percakapan yang telah dilakukan antara pasien dan perawat. Teknik ini
merupakan teknik untuk membantu pasien memahami apa yang telah
dibicarakan.
19

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku


manusia, sehingga komunikasi dikembangkan dan dipelihara secara terus
menerus. Komunikasi bertujuan untuk memudahkan, melancarkan, melaksanakan
kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi
dalam lingkup pekerjaan maupun hubungan antar manusia.

Suasana komunikasi pada klien dewasa antara lain : suasana hormat menghormati,
suasana saling menghargai, suasana saling percaya, dan suasana saling terbuka.

Model-model komunikasi pada klien dewasa yaitu : model komunikasi shanon dan
weaver, model komunikasi leary, model komunikasi king, dan model komunikasi
kesehatan.

Saran

1.      Diharapkan kepada mahasiswa/mahasiswi agar dapat mengerti dan memahami


apa yang dimaksud dengan konikasi.

2.      Diharapkan kedapa mahasiswa/mahasiswi agar dapat mengetahui suasana


dalam komunikasi pada klien dewasa.

3.      Diharapkan kepada  mahasiswa/mahasiswi adar dapat mengetahui model-model


komunikasi pada klien dewasa.
1

DAFTAR PUSTAKA

Cangara, Hafied. (2014). Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada. Central Intelligence Agency. (2010). www. cia.gov.

Departemen Kesehatan Indonesia. (2015). https://senyumperawat. com/2015/04/


pengertian-dan-klasifikasi-lansia.html. Diakses 7 September 2017.

Pakarkomunikasi.( 28 August,2018). 17 Teknik dalam Komunikasi Keperawatan


yang Perlu Diketahui (online). https://pakarkomunikasi.com/teknik-dalam-
komunikasi-keperawatan. Diakses 23 September 2019.

Anda mungkin juga menyukai