DOSEN PEMBIMBING :
SORAYA SKM.,M.KES
MATA KULIAH : KOMUNIKASI KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan buku ajar ini. Shalawat
beriringan salam juga penulis sampaikan kepada nabi Muhammad SAW yang telah
berjasa membawa perubahan pada umat manusia yaitu dari zaman kebodohan ke
zaman yang serba canggih seperti sekarang ini.
Buku ajar ini membahas tentang konsep komunikasi secara umum, konsep
komunikasi terapeutik dalam keperawatan, prinsip komunikasi terapeutik dalam
berbagai kelompok usia perkembangan, prinsip komunikasi terapeutik dalam
berbagai tatanan layanan kesehatan serta asuhan keperawatan transkultural.
Dalam penyusunan buku ajar ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik
dalam hal isi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca demi terbentuk pola pikir
yang lebih baik dalam penulisan buku selanjutnya.
Pada kesempatan ini, penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku ini sehingga buku ini dapat
diterbitkan. Semoga menjadi amalan yang menjadi pahala berlipat ganda di akhirat
nanti. Aamiinn Yaa Rabbal Alamiinn..
ii
Banjarmasin,24 september 2019
DAFTAR ISI
Kata pengantar..…………………….…………………………………..…………… ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………...………………………… 1
Latar belakang.................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………. 2
KESIMPULAN………………………………………………………………….… 16
Daftar Pustaka
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Tujuan Pembelajaran
Manfaat
BAB II
PEMABAHASAN
kompleks. Contoh : seseorang yang meludah didepan atau didekat orang seseorang
kadang kala di persepsikan sebagai rasa tidak suka atau benci terhadap orang tersebut,
atau orang yang meludah tersebut tidak bermaksud sebagaimana dipersepsikan orang
lain. Situasi diatas selanjutnya menimbulkan konflik antar individu atau kelompok.
1. Komunikasi adalah sutu pengetahuan yang diinginkan oleh orang dewasa itu
sendiri, maka orang dewasa tidak diajari tetapi dimotivasikan untuk mencari
pengetahuan yang lebih muktahir.
2. Komunikasi adalah suatu proses emosional dan intelektual sekaligus, manusia
punya perasaan dan pikiran.
3. Komunikasi adalah hasil kerjasama antara manusia yang saling memberi dan
menerima, akan belajar banyak, karena pertukaran pengalaman, saling
mengungkapkan.
Model Komunikasi Pada Klien Dewasa Untuk dapat berkomunikasi secara efektif
dengan klien dewasa dapat diterapkan beberapa model konsep komunikasi sebagai
berikut:
yang sesuai dengan saluran informasi yang digunakan. Gangguan yang timbul
dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Model ini dapat
diterapkan pada konsep komunikasi antarpribadi. Faktor yang menguntungkan
dari implementasi model ini ialah pesan yang disampaikan dapat diterima
langsung oleh pihak penerima. Meskipun demikian, pada model ini pun terdapat
kelemahan yang berupa hubungan antara sumber dan penerima pesan tidak kasat
mata. Karena itu klien dewasa lebih memilih komunikasi secara langsung karena
penerapan komunikasi melalui perantara dapat mengurangi kejelasan pesan yang
dikomunikasikan.
PASIEN : Baik sus, saya rasa keadaan saya sekarang sudah lebih baik, tidak
seperti dulu.
PERAWAT : Apakah ibu sudah mengerti atau perlu saya jelaskan lagi?
PASIEN : Saya rasa saya sudah mengerti sus, terima kasih sus.
5
Dalam jangka waktu tertentu pasien diposisikan sebagai penerima pesan yang
ditentukan dan harus dipatuhi di bawah dominasi profesional kesehatan. Dalam
komunikasi seharusnya terdapat keseimbangan kepercayaan di antara pengirim
dan penerima pesan. Apabila model komunikasi ini diterapkan pada klien dewasa
hanya dapat dilakukan pada kondisi darurat untuk menyelamatkan hidup klien
karena dalam kondisi darurat klien harus mentaati pesan yang disampaikan oleh
perawat/p
Pada kasus ini lebih tepat apabila diterapkan dimensi suka (hue) dalam
kadar tertentu, sebatas untuk sarana penyampaian pesan profesional. Model ini
ditekankan pada pentingnya hubungan dalam membantu klien pada pelayanan
kesehatan secara langsung.
6
PERAWAT : Bu minum airnya dulu ya, supaya ibu agak tenang
(sambil memberikan minum)
PEARWAT : Ibu sekarang silahkan ibu baring ditempat tidur ya,
lukanya akan segera saya bersihkan!
PERAWAT : Tapi ini harus di jahit,karena jika tidak dijahit lukanya
ini,akan susah sembuh dan biasa-bisa terkena infeksi
PERAWAT : Baiklah ibu, sekarang tugas saya sudah selesai. Ibu dan
keluarga biasa menunggu menunggu diruangan ini
dulu, perawat linda akan segera dating memberikan
resep obat yang akan ditebus, dan pembayarannya
keluarga bias langsung ke ruang administrasi.
Model interaksi King menekankan arti proses komunikasi antara perawat dan
klien dengan mengutamakan penerapan system perspektif untuk mengilustrasikan
profesionalisme perawat dalam memberikan bantuan kepada klien. Model ini
menekankan arti penting interaksi berkesinambungan di antara perawat dan klien
dalam pengambilan keputusan mengenai kondisi klien berdasarkan persepsi
mereka terhadap situasi. Interaksi merupakan proses dinamis yang melibatkan
hubungan timbal balik antara persepsi, keputusan, dan tindakan perawat-klien.
8
Umpan balik pada model ini menunjuknya arti penting hubungan antara perawat
dan klien. Komunikasi berdasarkan model interaksi King lebih sesuai diterapkan
pada klien dewasa karena model ini mempertimbangkan faktor intrinsik-ekstrinsik
klien dewasa yang bertujuan untuk menjalin transaksi. Umpan balik yang terjadi
bermanfaat untuk mengetahui hasil informasi yang disampaikan diterima dengan
baik oleh klien.
PERAWAT : Bagaimana bu, sebaiknya ibu harus banyak istirahat dan menjaga
kesehatan ibu dan jangan terlalu kelelahan.
PASIEN : Baik sus, akhir-akhir ini saya memang sibuk dengan pekerjaan
saya,sehingga kurang istirahat. Baiklah sus saya akan menjaga
kesehatan saya.
PERAWAT : Baiklah bu,jika anda sudah mengerti kalau begitu saya permisi
dulu bu.jika ada yang bisa saya bantu ibu dapat menghubungi
saya di ruang jaga perawat. Permisi bu.
1) Relationship,
9
2) Transaksi, dan
3) Konteks.
karakteristik dari klien dan melibatkan pengirim dan penerima, serta adanya
umpan balik untuk mengevalusi tujuan komunikasi.
• Model konsep komunikasi yang sesuai untuk klien dewasa adalah model
interaksi king dan model komunikasi kesehatan yang menekankan hubungan
relationship yang saling member dan menerima serta adanya feedback untuk
mengevaluasi apakah informasi yang disampaikan sesuai dengan yang ingin
dicapai.
Klien dewasa yang menjalani perawatan di rumah sakit dapat merasa tidak
berdaya, dan tidak aman ketika berada dihadapan pribadi-pribadi yang mengatur
12
sikap dan perilakunya. Status kemandirian mereka berubah menjadi bergantung pada
aturan dan ketetapan pihak lain. Hal ini dapat menjadi suasanya yang dirasanya
sebagai ancaman. Akumulasi perasaan ini dapat terungkap dalam bentuk sikap
emosional dan agresif. Dengan dilakukan komunikasi yang sesuai dengan konteks
pasien sebagai orang dewasa oleh para professional,pasien dewasa akan mampu
bergerak lebih jauh dari imobilitas bio psikososialnya untuk mencapai penerimaan
terhadap maslahnya.
4. Mengulang
Teknik mengulang dalam komunikasi keperawatan yang digunakan perawat
umumnya bertujuan untuk memberikan umpan balik kepada pasien agar pasien
mengetahui bahwa perawat memahami apa yang disampaikan oleh pasien
sehingga komunikasi dapat terus berlanjut.
Teknik ini dilakukan dengan cara mengulang kembali apa yang dikatakan oleh
pasien dengan menggunakan kata-kata perawat sendiri. Misalnya, pasien
mengatakan, “Perut saya perih”. Perawat menjawab, “Apakah Ibu memiliki
sejarah sakit maag?”.
5. Klarifikasi
Teknik klarifikasi dalam komunikasi keperawatan adalah teknik yang digunakan
untuk mengecek kembali atau memeriksa apakah pasien benar-benar memahami
apa yang dibicarakan dengan tepat atau memahami lebih baik lagi mengenai topik
yang dibicarakan.
14
6. Memfokuskan
Teknik dalam komunikasi keperawatan berikutnya adalah memfokuskan
pembicaraan antara pasien dan perawat. Teknik ini dilakukan dengan cara
memberikan perhatian pada satu topik gagasan atau bahkan hanya satu kata saja.
Misalnya, “Pada skala 1 sampai 10, bagaimanakah rasa sakit yang Anda alami di
kaki Anda?”.
7. Merefleksikan
Teknik refleksi pertama kali diterapkan dalam komunikasi pendidikan
atau komunikasi pembelajaran terkait dengan interaksi antara guru dan peserta
didik.
informasi yang berkaitan atau sesuai dan sangat penting dalam proses pengambilan
keputusan, mengurangi kecemasan, dan memberikan rasa aman bagi pasien.
9. Diam
Makna diam dalam komunikasi khususnya komunikasi keperawatan mengacu
pada waktu yang disediakan bagi perawat dan pasien untuk mengamati satu sama
lain, memikirkan apa dan bagaimana mengatakan sesuatu, dan menyadari apa yang
telah dikomunikasikan secara verbal. Perawat handaknya memberikan kesempatan
kepada pasien untuk berpikir dan mengekspresikan dirinya.
Penghargaan yang diberikan oleh perawat kepada pasien hendaknya tidak menjadi
beban tersendiri bagi pasien. Hal ini dimaksudkan agar pasien tidak melakukan
berbagai macam hal untuk memperolah pujian dari perawat. Misalnya, “Selamat,
ya. ,,Bapak sudah pulih dan bisa pulang hari ini”.
menunjukkan bahwa perawat mengikuti apa yang dibicarakan oleh pasien dan
tertarik dengan apa yang disampaikan oleh pasien. Misalnya, “Bagaimana
kelanjutan ceritanya, Bu?”
Namun perlu dipahami pula bahwa teknik membuka diri perawat ini harus
dilakukan dengan sesuai dan relevan dengan pasien agar pasien juga tetap fokus
pada proses interaksi yang tengah berlangsung.
16. Konfrontasi
Konfrontasi adalah salah satu teknik komunikasi dalam konseling yang juga
dapat diterapkan dalam komunikasi keperawatan. Teknik komunikasi yang satu
ini digunakan untuk membantu pasien agar lebih memperhatikan
ketidakkonsistenan dalam perasaan, sikap, kepercayaan, dan perilakunya.
17. Menyimpulkan
Teknik dalam komunikasi keperawatan yang terakhir adalah menyimpulkan.
Yang dimaksud dengan menyimpulkan adalah mengumpulkan seluruh informasi
dari percakapan yang telah dilakukan antara pasien dan perawat. Teknik ini
merupakan teknik untuk membantu pasien memahami apa yang telah
dibicarakan.
19
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Suasana komunikasi pada klien dewasa antara lain : suasana hormat menghormati,
suasana saling menghargai, suasana saling percaya, dan suasana saling terbuka.
Model-model komunikasi pada klien dewasa yaitu : model komunikasi shanon dan
weaver, model komunikasi leary, model komunikasi king, dan model komunikasi
kesehatan.
Saran
DAFTAR PUSTAKA