Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

“KOMUNIKASI PADA DEWASA”

Disusun oleh:

Ine Trestiana

P1337420619009

(1A3 Regular)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

TAHUN AJARAN 2019/2020


KOMUNIKASI PADA DEWASA

A. Pengertian
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare – communicatio dan
communicatus yang berarti suatu alat yang berhubungan dengan sistem penyampaian dan
penerimaan berita, seperti telepon, telegraf, radio, dan sebagainya. Komunikasi terapeutik
adalah komunikasi interpersonal antara perawat dan klien yang dilakukan secara sadar
ketika perawat dan klien saling memengaruhi dan memperoleh pengalaman bersama yang
bertujuan untuk membantu mengatasi masalah klien serta memperbaiki pengalaman
emosional klien yang pada akhirnya mencapai kesembuhan klien.
Dari segi psikologis, Orang dewasa dalam situasi komunikasi mempunyai sikap-
sikap tertentu yaitu :
- Komunikasi adalah sutu pengetahuan yang diinginkan oleh orang dewasa itu sendiri,
maka orang dewasa tidak diajari tetapi dimotivasikan untuk mencari pengetahuan
yang lebih muktahir.
- Komunikasi adalah suatu proses emosional dan intelektual sekaligus, manusia punya
perasaan dan pikiran.
- Komunikasi adalah hasil kerjasama antara manusia yang saling memberi dan
menerima, akan belajar banyak, karena pertukaran pengalaman, saling
mengungkapkan

Erikson (1985) dalam Stuart dan Sundeen (1998) menjelaskan bahwa pada orang
dewasa terjadi perkembangan psikososial, yaitu intimasi versus isolasi. Orang dewasa
sudah mempunyai sikap-sikap tertentu, pengetahuan tertentu, bahkan tidak jarang sikap
itu sudah sangat lama menetap dalam dirinya sehingga tidak mudah untuk mengubahnya.
Pengetahuan yang selama ini dianggapnya benar dan bermanfaat belum tentu mudah
digantikan dengan pengetahuan baru jika kebetulan tidak sejalan dengan yang lama.
Orang dewasa bukan seperti gelas kosong yang dapat diisikan sesuatu. Oleh karena itu,
dikatakan bahwa kepada orang dewasa tidak dapat diajarkan sesuatu yang baru untuk
mengubah tingkah lakunya dengan cepat. Orang dewasa, kalau ia sendiri yang ingin
belajar hal baru, dia akan terdorong mengambil langkah untuk mencapai sesuatu yang
baru itu. Pada tahap ini, orang dewasa mampu belajar membagi perasaan cinta kasih,
minat, dan permasalahan dengan orang lain. Pada masa ini, orang dewasa mempunyai
cara-cara tersendiri dalam berkomunikasi dengan orang lain. Cara-cara spesifik yang
biasa mereka lakukan adalah terkait dengan pengetahuan, pengalaman, sikap,
kemapanan, harga diri, dan aktualisasi dirinya.

B. Jenis – jenis Komunikasi


Chitty (1997) menjelaskan bahwa secara umum ada dua bentuk komunikasi, yaitu
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Berikut akan dijelaskan perbedaan antara
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.
a. Komunikasi verbal
Chitty (1997) mendefinisikan bahwa komunikasi verbal adalah pertukaran
informasi menggunakan kata-kata yang diucapkan secara oral dan kata-kata yang
dituliskan. Komunikasi oral adalah komunikasi yang dilakukan secara lisan, baik
langsung dengan cara tatap muka maupun secara tidak langsung, melalui telepon
atau telekonferensi. Komunikasi oral dilakukan untuk menyampaikan informasi
secara cepat atau untuk memperjelas pesan/informasi tertulis sehingga informasi
lebih akurat. Jenis komunikasi ini tergantung dari irama, kecepatan, intonasi,
penguasaan materi oleh komunikator, penekanan, dan nada suara serta bahasa
yang digunakan.
Contoh penerapan komunikasi verbal oleh perawat sebagai berikut.Saat
menjelaskan rencana asuhan keperawatan kepada pasien, menjelaskan prosedur
tindakan, melakukan konsultasi, kolaborasi, atau melaporkan kondisi klien dan
sebagainya.

b. Komunikasi nonverbal
Chitty (1997) mendefinisikan komunikasi nonverbal adalah pertukaran informasi
tanpa menggunakan kata-kata. Komunikasi ini tidak disampaikan secara langsung
oleh komunikator, tetapi berhubungan dengan pesan yang disampaikan secara oral
ataupun tulisan. Macam-macam komunikasi nonverbal adalah kontak mata
ekspresi wajah, postur atau sikap tubuh, gaya jalan, gerakan/bahasa isyarat tubuh
waktu bicara, penampilan secara umum, suara dan sikap diam, atau simbolsimbol
lain, misalnya model pakaian dan cara menggunakan. Jarak komunikasi : intim
(45 cm), personal (1,5 m), social (1,5-18 m).

C. Teknik Komunikasi
Dalam berkomunikasi dengan dewasa harus memperhatikan beberapa hal. Berikut
ini teknik komunikasi yang secara khusus yang harus Anda terapkan saat berkomunikasi
dengan orang dewasa.
a. Penyampaian pesan langsung kepada penerima tanpa perantara. Dengan
penyampaian langsung, klien akan lebih mudah untuk menerima penjelasan yang
disampaikan. Penggunaan telepon atau media komunikasi lain, misalnya tulisan
akan dapat menimbulkan salah persepsi karena tidak ada feedback untuk
mengevaluasi secara langsung.
b. Saling memengaruhi dan dipengaruhi, maksudnya komunikasi antara perawat dan
pasien dewasa harus ada keseimbangan dan tidak boleh ada yang mendominasi.
Perawat jangan selalu mendominasi peran sehingga klien ditempatkan dalam
keadaan yang selalu patuh. Teknik ini menekankan pada hubungan saling
membantu a (helping-relationship).
c. Melakukan komunikasi secara timbal balik secara langsung, maksudnya
komunikasi timbal balik dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya salah
persepsi. Hubungan dan komunikasi secara timbal balik ini menunjukkan
pentingnya arti hubungan perawat-klien.
d. Komunikasi secara berkesinambungan, tidak statis dan bersifat dinamis.

D. Yang Harus Diperhatikan dalam Komunikasi


Dalam berkomunikasi dengan dewasa sampai lansia, diperlukan pengetahuan
tentang sikap-sikap yang khas. Berikut sikap-sikap psikologis spesifik pada orang dewasa
terhadap komunikasinya.
a. Orang dewasa/lansia melakukan komunikasi berdasarkan pengetahuan /
pengalamannya sendiri.
Sikap perawat: Menggunakan motivasi untuk mencari pengetahuan sendiri sesuai
yang diinginkan. Tidak perlu mengajari, tetapi cukup memberikan motivasi untuk
menggantikan perilaku yang kurang tepat.
b. Berkomunikasi pada orang dewasa/lansia harus melibatkan perasaan dan pikiran.
Sikap perawat: Gunakan perasaan dan pikiran orang dewasa/lansia sebagai
kekuatan untuk merubah perilakunya.
c. Komunikasi adalah hasil kerja sama antara manusia yang saling memberi
pengalaman serta saling mengungkapkan reaksi dan tanggapannya mengenai
suatu masalah.
Sikap perawat: Bekerja sama dengan orang dewasa/lansia untuk menyelesaikan
masalah. Memberikan kesempatan pada lansia untuk mengungkapkan
pengalaman dan memberi tanggapan sendiri terhadap pengalaman tersebut.

Di samping sikap, kita juga harus memperhatikan atau mampu menciptakan


suasana yang dapat mendorong efektivitas komunikasi pada kelompok usia dewasa
ataupun lansia. Upayakan penciptaan suasana komunikasi yang dapat mencapai tujuan
yang diinginkan.

a. Suasana hormat menghormati


Orang dewasa dan lansia akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila
pendapat pribadinya dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berpikir dan
mengemukakan pikirannya.
b. Suasana saling menghargai
Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, dan sistem nilai yang dianut perlu
dihargai. Meremehkan dan menyampingkan harga diri mereka akan dapat menjadi
kendala dalam jalannya komunikasi.
c. Suasana saling percaya
Saling memercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanya akan dapat
membawa hasil yang diharapkan. Jangan melakukan penyangkalan pada apa yang
dikomunikasikan oleh orang dewasa atau lansia, karena mereka akan tidak
percaya dengan Anda dan mengakibatkan tujuan komunikasi tidak tercapai.
d. Suasana saling terbuka
Keterbukaan dalam komunikasi sangat diperlukan, baik bagi orang dewasa
maupun lansia. Maksud terbuka adalah terbuka untuk mengungkapkan diri dan
terbuka untuk mendengarkan orang lain. Hanya dalam suasana keterbukaan segala
alternatif dapat tergali.

Ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan nada suara memberi tanda tentang status
emosional dari orang dewasa dan lansia. Orang dewasa yang sakit dan dirawat di rumah
sakit bisa merasa tidak berdaya, tidak aman, dan tidak mampu ketika dikelilingi oleh
tokoh-tokoh yang berwenang. Status kemandirian mereka telah berubah menjadi status
ketika orang lain yang memutuskan kapan mereka makan dan kapan mereka tidur. Ini
merupakan pengalaman yang mengancam dirinya ketika orang dewasa tidak berdaya dan
cemas dan ini dapat terungkap dalam bentuk kemarahan dan agresi. Dengan dilakukan
komunikasi yang sesuai dengan konteks pasien sebagai orang dewasa oleh para
profesional, pasien dewasa akan mampu menunjukkan perilaku yang adaptif dan mampu
mencapai penerimaan terhadap masalahnya.

E. Praktik Komunikasi Perawat di RS


- Kondisi Pasien
Pasien ibu Sofi umur 68 tahun masuk rumah sakit (MRS) dengan peradangan hati
(hepar). Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan suhu badan 380 C, banyak keluar
keringat, kadang-kadang mual dan muntah. Palpasi teraba hepar membesar. Pasien
mengatakan bahwa diagnosis dokter salah, “Dokter salah mendiagnosa, tidak mungkin
saya sakit yang demikian karena saya selalu menjaga kesehatan”, Pasien menolak
pengobatan dan tidak mau dirawat. Pasien yakin bahwa dia sehat-sehat saja dan tidak
perlu perawatan dan pengobatan.

- Diagnosis/Masalah Keperawatan:
Denial (Penolakan)

- Rencana Keperawatan:
a) Istirahatkan pasien di atas tempat tidur (bedrest).
b) Tingkatkan pemahaman pasien terkait kesehatannya.
c) Diskusikan masalah yang dihadapi dan proses terapi selama di Rumah Sakit
(RS).

- Tujuan :
Pasien menerima sakitnya dan kooperatif selama perawatan dan pengobatan .

- SP Komunikasi
Fase Orientasi
Salam terapeutik:
Perawat :“Selamat pagi. Saya Ibu Tri. Apa benar saya dengan Ibu Sofi?”
(mendekat ke arah pasien dan mengulurkan tangan untuk berjabatan
tangan). Pasien menjabat tangan perawat dan menjawab “selamat pagi”.
Evaluasi dan Validasi :
Perawat :“Apa kabar Ibu? Bagaimana perasaan hari ini? Ibu sepertinya tampak
lelah?”
Pasien :“Saya sehat-sehat saja, tidak perlu ada yang dikhawatirkan terhadap diri
saya”.
Perawat :Tersenyum sambil memegang tangan pasien.
Kontrak
Perawat :“Ibu, saya ingin mendiskusikan masalah kesehatan ibu supaya kondisi ibu
lebih baik dari sekarang”.
Pasien :“Iya, tapi benarkan saya tidak sakit? Saya selalu sehat”.

Perawat :(Tersenyum)...”Nanti kita diskusikan. Waktunya 15 menit saja ya”. “Ibu


mau tempatnya yang nyaman di mana? Baik di sini saja ya”.

Fase Kerja: (Tuliskan kata-kata sesuai Tujuan dan Rencana yang Akan Dicapai/
Dilakukan)

Perawat : “Saya berharap sementara ini, ibu mau istirahat dulu untuk beberapa hari
di rumah sakit. Batasi aktivitas dan tidak boleh terlalu lelah”.
Pasien :“Saya kan tidak apa-apa... kenapa harus istirahat? Saya tidak bisa hanya
diam/duduk saja seperti ini. Saya sudah biasa beraktivitas dan melakukan
tugas-tugas soasial di masyarakat”.

Perawat :“Saya sangat memahami aktivitas ibu dan saya sangat bangga dengan
kegiatan ibu yang selalu semangat”.

Pasien :(mendengarkan)

Perawat :“Ibu juga harus memahami bahwa setiap manusia mempunyai


keterbatasan kemampuan dan kekuatan (menunggu respons pasien)”.

Perawat :“Saya ingin tahu, apa alasan keluarga membawa ibu ke rumah sakit ini?”

Pasien :“Badan saya panas, mual, muntah dan perut sering kembung. Tapi itu
sudah biasa, tidak perlu ke rumah sakit sudah sembuh”.

Perawat :”Lalu, apa yang membuat keluarga khawatir sehingga ibu diantar ke
rumah sakit?”

Pasien :“Saya muntah muntah dan badan saya lemas kemudian pingsan sebentar”.

Perawat :“Menurut pendapat ibu kalau sampai pingsan, berarti tubuh ibu masih
kuat atau sudah menurun kekuatannya?”

Pasien :“Iya, berarti tubuh saya sudah tidak mampu ya, berarti saya harus
istirahat?”

Perawat :“Menurut ibu, perlu istirahat apa tidak?”

Pasien :“Berapa lama saya harus istirahat? Kalau di rumah sakit ini jangan lama
lama ya?”

Perawat :“Lama dan tidaknya perawatan, tergantung dari ibu sendiri, kalau ibu
kooperatif selama perawatan, mengikuti anjuran dan menjalani terapi
sesuai program, semoga tidak akan lama ibu di rumah sakit”.

Pasien :“Baiklah saya bersedia mengikuti anjuran perawat dan dokter, dan akan
mengikuti proses terapi dengan baik”.
Perawat :“Terima kasih, ibu telah mengambil keputusan terbaik untuk ibu sendiri.
Semoga cepat sembuh ya”.

Fase Terminasi:
Evaluasi subjektif/objektif :“Bagaimana perasaan ibu sekarang?” “Sekarang
Jelaskan kenapa ibu harus istirahat dulu untuk
sementara ini!”
Rencana tindak lanjut :“Saya berharap ibu bisa kooperatif selama di rawat.
Ibu harus istirahat dan tidak boleh banyak
aktivitas, makan sesuai dengan diet yang
disediakan, dan minum obat secara teratur”.
Kontrak yang akan datang : “Satu jam lagi saya akan kembali untuk
memastikan bahwa Ibu telah menghabiskan makan
ibu dan minum obat sesuai program. Sampai jumpa
nanti, ya. Selamat siang”.

F. Simpulan
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi profesional perawat yang
direncanakan dan dilakukan untuk membantu penyembuhan atau pemulihan pasien.
Dengan memiliki keterampilan berkomunikasi terapeutik pada orang dewasa perawat
akan lebih mudah menjalin hubungan saling percaya dengan klien, sehingga akan lebih
efektif mencapai tujuan asuhan keperawatan yang telah diterapkan, memberikan
kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan akan meningkatkan profesi.
Disamping itu, salah satu tujuan komunikasi terapeutik dewasa adalah membantu
pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan atau pikirannya serta dapat
mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal-hal
yang diperlukan. penerapan komunikasi pada dewasa.

G. Saran
Kita sebagai tenaga kesehatan khususnya perawat, ketika berkomunikasi pada pasien
dewasa hendaknya perawat memiliki sikap atetif (memperdulikan, sabar, mendengarkan
dan memperhatikan tanda-tanda non verbal, mempertahankan kontak mata)
Selain itu perawat juga harus bersikap merespon, serta memberi dukungan dan
dapat menimbulkan sikap saling percaya. Sehingga memudahkan bagi perawat untuk
melakukan asuhan keperawatan kepada pasien dewasa dengan mengetahui
permasalahannya dengan jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B.A. 1996. Hubungan Terapeutik Perawat Klien. Jakarta: EGC.
Chitty. 1997. Professional Nursing Practice. St. Louis: Mosby.
Mundakir. 2006. Komunikasi Keperawatan: Aplikasi dalam Keperawatan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Komunikasi-dalam-
Keperawatan-Komprehensif.pdf (diakses pada selasa, 17 Maret 2020)
https://www.academia.edu/37500525/
BAB_I_PENDAHULUAN_KOMUNIKASI_KEPERAWATAN(diakses pada selasa, 17 Maret
2020)

Anda mungkin juga menyukai