Anda di halaman 1dari 15

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA

Arifah Adha 193110166


Humaira Yestiana 193110175
Nabilla Rifdha Helmi 193110181
Reni Mardiyana 193110188
Revi Dayoska 193110189
Sufia Mukhti Rani 193110195
KELOMPOK 5
KELAS 1B
KARAKTERISTIK LANJUT USIA

Karakteristik lansia sering berhubungan dengan


kemunduran fisik yang terjadi dan penyakit akibat
proses menua.
1. Mudah jatuh 11. Sukar menahan buang air kecil (sering ngompol)
2. Mudah lelah 12. Sukar menahan buang air besar
3. Nyeri dada 13. Gangguan sulit tidur
4. Kekacauan mental 14. Keluhan perasaan dingin
5. Sesak napas pada waktu melakukan kerja fisik 15. Kesemutan pada anggota badan
6. Berdebar-debar (palpitasi) 16. Mudah gatal-gatal
7. Pembengkakan kaki bagian bawah 17. Keluhan pusing-pusing
8. Nyeri pinggang atau punggung 18. Sakit kepala
9. Nyeri pada sendi pinggul
10. Berat badan menurun
PERKEMBANGAN KOMUNIKASI PADA LANSIA

Gejala-gejala penolakan lansia yang menyebabkan gagalnya komunikasi


dengan lansia.
1. Tidak percaya terhadap diagnosis, gejala, perkembangan, serta
keterangan yang diberikan petugas kesehatan.
2. Mengubah keterangan yang diberikan sedemikian rupa sehingga
diterima keliru.
3. Menolak membicarakan perawatannya di rumah sakit.
4. Menolak ikut serta dalam perawatan dirinya secara umum, khususnya
tindakan yang langsung mengikutsertakan dirinya.
5. Menolak nasihat-nasihat, misalnya istirahat baring, berganti posisi tidur,
terutama jika nasihat tersebut demi kenyamanan klien.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUMNIKASI PADA LANSIA

1. Faktor klien meliputi kecemasan dan penurunan sensori


(penurunan pendengaran dan penglihatan, kurang hati-hati,
tema yang menetap, misal kepedulian terhadap kebugaran
tubuh, kehilangan reaksi, mengulangi kehidupan, takut
kehilangan kontrol, dan kematian).
2. Faktor perawat meliputi perilaku perawat terhadap lansia dan
ketidakpahaman perawat.
3. Faktor lingkungan: lingkungan yang bising dapat menstimulasi
kebingungan lansia dan terganggunya penerimaan pesan yang
disampaikan.
DASAR KOMUNIKASI
TERAPEUTIK PADA LANSIA

1. Kegunaan Komunikasi

Komunikasi berguna untuk pertukaran informasi dan untuk


membina hubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain
komunikasi merupakan aspek dasar pada hubungan antar manusia
dan merupakan sarana untuk berhubungan dengan orang lain.
Pada pasien lanjut usia berbagai cara berbagai bentuk penyakit
dan ketidakmampuan dapat berpengaruh terhadap proses
komunikasi dan perawatan kesehaatannya, sehingga diperlukan
cukuo perhatian dan sikap yang baik untuk proses komunikasi
tersebut.
HAMBATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA

Berikut ini adalah cara mengatasi hambatan berkomunikasi


pada lansia.
1. Menjaga agar tingkat kebisingan minimum.
2. Menjadi pendengar yang setia, sediakan waktu untuk
mengobrol.
Hambatan komunikasi yang efektif 3. Menjamin alat bantu dengar yang berfungsi dengan baik.
pada lansia berhubungan dengan 4. Yakinkan bahwa kacamata bersih dan pas.
keterbatasan fisik yang terjadi akibat 5. Jangan berbicara dengan keras/berteriak, bicara langsung
dari proses menua (aging process), dengan telinga yang dapat mendengar
antara lain fungsi pendengaran yang 6. Berdiri di depan klien, jangan terlalu jauh dari lansia.
menurun, mata yang kabur, tidak 7. Pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan
adanya gigi, suara yang mulai sederhana.
melemah, dan sebagainya. 8. Beri kesempatan bagi klien untuk berpikir.
9. Mendorong keikutsertaan dalam aktivitas sosial, seperti
perkumpulan orang tua, kegiatan rohani.
10. Berbicara pada tingkat pemahaman klien.
11. Selalu menanyakan respons, terutama ketika mengajarkan
suatu tugas atau keahlian.
PENDEKATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA

 Pendekatan fisik
Mencari informasi tentang kesehatan objektif, kebutuhan, kejadian yang dialami, perubahan fisik
organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan dikembangkan, serta penyakit yang
dapat dicegah progresivitasnya.
 Pendekatan psikologis
Perawat berperan sebagai konselor, advokat, suporter, dan interpreter terhadap segala sesuatu
yang asing atau sebagai penampung masalah-masalah rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat
yang akrab bagi klien.
 Pendekatan sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, bercerita, bermain, atau mengadakan kegiatan-kegiatan
kelompok
 Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubungannya dengan Tuhan atau agama
yang dianutnya
TEKNIK KOMUNIKASI PADA LANSIA

1. Teknik asertif
2. Responsif
3. Fokus
4. Suportif
5. Klarifikasi
6. Sabar dan ikhlas
HAMBATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA

Berikut ini adalah cara mengatasi hambatan berkomunikasi


pada lansia.
1. Menjaga agar tingkat kebisingan minimum.
2. Menjadi pendengar yang setia, sediakan waktu untuk
mengobrol.
Hambatan komunikasi yang efektif 3. Menjamin alat bantu dengar yang berfungsi dengan baik.
pada lansia berhubungan dengan 4. Yakinkan bahwa kacamata bersih dan pas.
keterbatasan fisik yang terjadi akibat 5. Jangan berbicara dengan keras/berteriak, bicara langsung
dari proses menua (aging process), dengan telinga yang dapat mendengar
antara lain fungsi pendengaran yang 6. Berdiri di depan klien, jangan terlalu jauh dari lansia.
menurun, mata yang kabur, tidak 7. Pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan
adanya gigi, suara yang mulai sederhana.
melemah, dan sebagainya. 8. Beri kesempatan bagi klien untuk berpikir.
9. Mendorong keikutsertaan dalam aktivitas sosial, seperti
perkumpulan orang tua, kegiatan rohani.
10. Berbicara pada tingkat pemahaman klien.
11. Selalu menanyakan respons, terutama ketika mengajarkan
suatu tugas atau keahlian.
TAHAP KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA LANSIA

 Tahap I (Pra interaksi)

Pada tahap ini Perawat atau pemberi asuhan sudah memiliki


beberapa informasi tentang klien lansia, seperti nama, alamat,
umur, jenis kelamin, riwayat kesehatan dan lain-lain.

 Tahap II (Orientasi)

Perawat dan klien lansia saling mengenal dan mencoba


menumbuhkan rasa percaya satu sama lain.

 Tahap III (Kerja)

 Tahap IV (Terminasi)

Pada tahap ini, perawat perlu mengungkapkan kesediaanya


membantu bila diperlukan agar klienlansia merasa aman.
STRATEGI KOMUNIKASI DENGAN
LANSIA YANG MENGALAMI PENURUNANFUNGSI

 Perawat sedapat mungkin mengabil posisi yang dapat dilihat oleh klien
lansia, bila ia mengalami kebutaan parsial atau memberitahu secara
verbal keberadaan atau kehadirannya.
 Perawat menyebutkan identitasnya dan menyebutkan nama serta
perannya
 Perawat brbicara dengan menggunakan nada suara normal karena
Lansia kondisi lansia tidak memungkinkannya untuk menerima pesan non
dengan verbal sacara visual.
 Nada suara Perawat memegan peranan pentingdan bermakna bagi
Gangguan lansia.
 Jelaskan alasan Perawat menyentuh sebelum melakukan sentuhan
Penglihatan kepada lansia.
 Ketika Perawat akan meninggalkan ruangan atau hendak memutus
komunikasi atau pembicaraan, informasikan kepada lansia.
 Orientasikan lansia pada suara-suara yang terdengar di sekitarnya.
 Orientasikan lansia pada lingkungan bila lansia dipindahkan ke
lingkungan yang asing baginya.
STRATEGI KOMUNIKASI DENGAN
LANSIA YANG MENGALAMI PENURUNANFUNGSI

 Orientasikan kehadiran Perawat dengan melakukan sentuhan kepada


lansia atau memposisikan diri di hadapan lansia.
 Usahakan menggunakan bahasa yang sederhana dan berbicara
dengan perlahanuntuk memudahkan lansia membaca gerak bibir
Lansia Perawat.
dengan  Usahakan berbicara dengan posisi tepat di hadapan pasien dan
pertahankan sikap tubuh serta mimic wajah yang lazim.
Gangguan  Gunakan bahasa pantomime bila memungkinkan dengan gerakan
sederhana dan perlahan.
Pendengaran  Gunakan bahasa isyarat atau bahasa jari bila diperlukan dan Perawat
mampu melakukannya.
 Apabila ada sesuatu yang sulit untuk dikomunikasikan, sampaikan
pesan dalam bentuk tulisan atau gambar (symbol).
STRATEGI KOMUNIKASI DENGAN
LANSIA YANG MENGALAMI PENURUNANFUNGSI

 Perawat memmerhatikan mimmik wajah dan gerak bibir lansia


 Usahakan memperjelas hal yang disampaikan dengan mengulang
kembali kata-kata yang diucapkan lansia.
Lansia  Mengendalikan pembicaraan supaya tidak membahas terlalu banyak
dengan topic.
 Mengendalikan pembicaraan sehingga menjadi rileks dan perlahan.
Gangguan  Memerhatikan setiap detail komunikasi sehingga pesan dapat diterima
dengan baik.
Wicara  Bila perlu, gunakan bahasa tulisan dan symbol.
 Bila memungkinkan, hadirkan orang yang biasa berkomunikasi lisan
denagn lansia untuk menjadi mediator komunikasi.
STRATEGI KOMUNIKASI DENGAN
LANSIA YANG MENGALAMI PENURUNANFUNGSI

Secara etis, penghargaan dan penghormatan terhadap nilai-nilai


kemanusiaan mengharuskan penerapankomunikasi pada lansia yang
tidak sada. Pada saat komunikasi dengan lansia yang mengalami
Lansia yang gangguan kesadaran Perawat harus berhati-hati ketika melakukan
pembicaraan verbal dekat dengan lansia karena ada keyakinan bahwa
Tidak Sadar organ pendengaran merupakan organ terakhir yang mengalami
penurunan kemampuan menerima rangsangan pada individu yang tidak
sadar.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai