salah satu gangguan jiwa yang pernah saya pelajari yaitu waham akan menyebabkan
kerusakan komunikasi verbal. Selain itu, gangguan kognitif juga dapat menyebabkan
kerusakan komunikasi verbal.
Teknik komunikasi nonverbal sangat penting ketika membahas isu-isu sensitif, tetapi
gangguan penglihatan dapat mengganggu kemampuan lansia untuk melihat pesan nonverbal.
Demikian pula, gangguan pendengaran bisa menjadi sumber ketidaknyamanan untuk perawat
dan orang dewasa yang lebih tua jika mereka perlu berbicara keras tentang topik sensitif atau
masalah emosional.
Barrier dalam komunikasi misal
- Terlalu banyak informasi yang diberikan dalam satu waktu
- Terlalu banyak orang yang mengajak bicara dalam satu waktu
- Lingkungan bising
- Ketidaknyamanan fisik
Hambatan komunikasi juga dapat timbul dari gangguan patologis dan efek obat yang
merugikan. Misalnya, kondisi neurologis (mis., afasia dari stroke) sering memengaruhi
kemampuan bahasa dan verbal, dan gangguan kognitif dapat mengganggu dengan
kemampuan seseorang untuk mendengarkan, mengingat, dan merespons pertanyaan.
Hambatan verbal
Hambatan verbal lainnya termasuk bicara cepat atau inarticulate
dan tingkah laku yang obstruktif, seperti menutupi mulut seseorang
atau memalingkan kepala seseorang saat berbicara. Perawat dalam berkomunikasi tidak
peka, tidak peduli, ofensif, merendahkan
lansia dengan gangguan pendengaran, teknik komunikasi yang baik dengan cara face to face
postion.
Posisi Tatap muka memfasilitasi komunikasi verbal maupun nonverbal dan sangat penting
saat visual atau gangguan pendengaran mengganggu komunikasi.
Setiap orang memiliki "zona nyaman" nya sendiri untuk komunikasi,yang merupakan ruang
fisik yang diperlukan untuk orang tersebut merasa nyaman ketika berkomunikasi dengan
orang lain. Ini ruang bervariasi sesuai dengan jenis interaksi dan memiliki telah
dikonseptualisasikan sebagai berikut:
● Jarak intim adalah 0 hingga 18 inci.
● Jarak pribadi adalah 1,5 hingga 4 kaki.
● Jarak sosial adalah 4 hingga 12 kaki.
Cara berkomunikasi verbal pada lansia (Tabloski, 2014)
Jangan berteriak atau berbicara terlalu keras kepada pasien. Tidak semua lebih tua
orang-orang sulit mendengar. Lansia dengan bantuan pendengaran, berteriak bisa
mengganggu. Menurunkan nada suara sangat membantu untuk orang yang lebih tua
dengan presbycusis atau kehilangan pendengaran untuk nada frekuensi tinggi.
Cobalah untuk sejajar dengan pasien. Duduklah jika pasien sedang duduk atau
berbaring.
Cobalah untuk meminimalkan kebisingan
Pantau reaksi pasien. Tampak bingung berarti pasien tidak dapat mendengar tetapi
malu untuk menginterupsi.
Sentuh pasien jika sesuai dan dapat diterima.
Tambahan instruksi lisan dengan instruksi tertulis sesuai kebutuhan.
jangan berikan pembicaraan bertele-tele atau instruksi yang rumit kepada orang
dengan gangguan kognitif, kecemasan, atau rasa sakit.
Tanyakan bagaimana pasien ingin ditangani. Menghindari hal-hal yang merendahkan
Sumber:
Miller, C. A. (2012). Nursing for wellness in older adults: theory and practice (6th Ed).
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkin.
Tabloski, P. A. (2014). Gerontological nursing. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson
Education, Inc.