Faisya, balita berusia 4 tahun menggunakan alat bantu dengar sejak usia 2 tahun atas
rekomendasi dokter. Orang tuanya baru menyadari Faisya mengalami masalah pendengaran
saat usia 3 bulan karena Faisya tidak merespon pada sebagian besar sumber bunyi. Selain itu
Faisya berkomunikasi dengan menggunakan isyarat dan gesture karena tidak bisa berbicara.
Jawab :
1. Sebelum lahir (prenatal). Kondisi ibu yang terkena infeksi atau keracunan pada
saat mengandung, sakit influensa, atau campak. Termasuk juga faktor darah
dimana darah anak tidak cocok dengan darah ibu. Penyakit ini merusak jaringan
kulit sampai mengenai persyarafan disertai demam yang sangat tinggi dalam
waktu lama, sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin.
2. Pada saat kelahiran (natal). Pada saat lahir terjadi kecacatan seperti pada bagian
luar telinga, gendang suara di bagian tengah, dan perkembangan mekanisme syaraf
yang terhambat atau akibat tertekan oleh pinggul ibu atau akibat penggunaan alat
yang menyebabkan pendarahan di otak.
3. Pada saat setelah kelahiran (postnatal). Karena penyakit atau karena kecelakaan.
Apabila terjadinya pada tahun-tahun awal, yaitu sebelum anak berbahasa, maka
pelayanan pendidikan bagi anak ini sama seperti anak yang tuli sejak lahir.
Jawab:
Kehilangan pendengaran
Kelainan organ bicara
Gangguan emosi
Keterlambatan perkembangan
Mental retardasi
Kerusakan otak
Serta faktor lingkungan
Gangguan komunikasi adalah masalah pada kemampuan untuk menerima,
mengirim, memproses, dan memahami konsep komunikasi. Dalam hal ini, konsep
komunikasi bisa berupa verbal, non-verbal, dan juga simbol grafis. Penyebabnya bisa
jadi oleh karena gangguan pendengaran hingga pelafalan. Gangguan komunikasi bisa
terjadi pada anak-anak, orang dewasa, atau orang yang pernah mengalami cedera otak.
Jenis gangguan komunikasi yang dialami seseorang bisa berbeda tingkat keparahannya.
Semakin awal terdeteksi dan ditangani, semakin besar kemungkinan kesembuhan.
2. Sekolah Dasar Mandiri Berdikari memiliki siswa berkebutuhan khusus tipe lamban belajar,
hambatan intelektual (tunagrahita) ringan, tunarungu-wicara, dan autism spektrum ringan.
Total siswa berkebutuhan khusus sekitar 20% dari keseluruhan siswa. Mereka tersebar di
berbagai kelas dan belajar bersama siswa lainnya. Sekolah memiliki layanan di ruang
khusus untuk memenuhi kebutuhan siswa yang tidak bisa dipenuhi dalam kelas reguler.
a. Berilah penjelasan mengenai bentuk layanan pendidikan di sekolah tersebut dilihat dari
bergabung atau terpisahnya siswa berkebutuhan khusus dengan siswa lainnya!
Jawab:
Selain itu ada Bentuk Layanan Pendidikan Terpadu / Integrasi dengan tujuan untuk
memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama-sama
dengan anak normal belajar dalam satu atap. Ada 3 bentuk keterpaduan dalam layanan
pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus:
Jawab :
Kelas Biasa dengan Ruang Bimbingan Khusus. Pada keterpaduan ini, anak
berkebutuhan khusus, belajar di kelas biasa dengan menggunakan kurikulum biasa
serta mengikuti pelayanan khusus untuk mata pelajaran tertentu yang tidak dapat
diikuti oleh anak berkebutuhan khusus bersama dengan anak noormal. Pelayanan
khusus tersebut diberikan di ruang bimbingan khusus oleh guru pembimbing khusus
(GPK) dengan menggunakan pendekatan individu dan metode peragaan yang sesuai.
Untuk keperluan teersebut di ruang bimbingan khusus dilengkai dengan peralatan
khusus untuk memberikan latihan dan bimbingan khusus. Misalnya untuk anak tuna
netra, di ruang bimbingan khusus disediakan alat tulis braille, peralatan orientasi
mobilitas. Keterpaduan pada tingkat ini sering disebut juga keterpaduan sebagian.
c. Temukan masing-masing minimal tiga (3) kelebihan dan kekurangan model atau jenis
layanan ini!
Jawab:
b. Anak memperoleh layanan pendidikan dengan metode yang khusus yang sesuai
dengan kondisi dan kemampuannya. Sekolah segregasi, sudah disiapkan sejak
awal untuk melayani siswa berkebutuhan khusus sehingga pada proses
pembelajaran pun, guru sudah menyiapkan rancangan pembelajaran yang sudah
disesuaikan dengan kebutuhan siswa, baik pada materi pembelajaran, metode
dan strategi yang 23 akan digunakan, indikator capaian hasil belajar dan
evaluasi atau penilaian yang akan diberikan.
c. Didik oleh tenaga guru yang mempunyai latar belakang pendidikan luar biasa.
Guru di sekolah luar biasa, mayoritas merupakan lulusan dari pendidikan luar
biasa sehingga sudah memiliki pengetahuan tentang anak berkebutuhan khusus
yaitu macam-macam kondisi dan karakteristik anak berkebutuhan khusus, cara
menangani siswa, bagaimana menyusun rancangan pembelajarannya dan
mengetahui secara luas ruang lingkup tentang ke PLB-an.
3. Salah satu tugas guru bagi anak berkebutuhan khusus adalah menyusun rencana intervensi
yang sesuai dengan kebutuhan khusus anak. Hasil asesmen menunjukkan seorang siswa
berkesulitan membaca di kelas 3 SD sudah bisa mengeja semua alphabet, namun
mengalami kesulitan dalam merangkai huruf menjadi kata, terutama untuk kata yang
mengandung kombinasi huruf yang mirip dan kata yang mengandung konsonan rangkap.
Intervensi kesulitan membaca pada kasus tersebut akan dirancang melalui teknik Fernald¸
dengan panduan sebagai berikut :
Jawab :
Jawab :
a) Visual : menuliskan satu kata yaitu kata nomor 1 terlebih dahulu (sampai
nomor selanjutnya) pada selembar kertas kosong menggunakan pensil warna
dimana cara menulisnya adalah menggunakan huruf kapital dengan ukuran
huruf yang jelas dan besar dengan ukuran 2-3cm, kemudian siswa diminta
untuk melihat dan memperhatikan tulisan tersebut beberapa saat sampai siswa
benar-benar yakin telah melihat dan memperhatikan setiap huruf dalam kata
tersebut (1-3menit).
b) Auditory : Setelah siswa melihat dan memperhatikan kata pertama,
kemudian guru membacakan kata yang telah dilihat siswa dengan nyaring
beberapa kali minimal 3 kali dengan intonasi dan artikulasi yang jelas.
c) Tactile : Kemudian setelah guru membacakan kata pertama untuk didengar
siswa, selanjutnya guru meminta siswa untuk meraba satu per satu huruf dalam
kata tersebut sembari membayangkan bentuknya, pada tahap ini minimal
dilakukan 1 kali.
d) Kinethetic : Tahap terakhir adalah, guru meminta agar siswa menuliskan kata
pertama yaitu kata yang telah dia lihat, dengar dan raba pada selembar kertas.
Setelah ditulis, guru meminta siswa membacakan apa yang telah siswa tulis.
Pada saat itulah observasi (skoring) dilakukan. *setelah kata yang pertama
selesai, dilanjutkan kata yang keduadan seterusnya sampai kata ke-10.
Contoh kongkrit Teknik fernald ini terdiri dari 4 empat tahapan berikut . Tahap
satu Pada tahap ini siswa memilih kata-kata yang dipelajari, tiap kata dituliskan dengan
krayon pada kertas dengan tulisan miring. Siswa menelusuri kata dengan jari dan
membunyikan tiap bagian kata sesuai dengan perjalanan selusur. Penelusuran diulangi
berkali-kali sampai siswa dapat menulis kata pada secarik kertas lain tanpa melihat
contoh. Kata yang telah dipelajari dimasukkan ke dalam file sesuai dengan alfabetnya.
Setelah mempelajari beberapa kata diharapkan siswa menyadari bahwa dirinya dapat
membaca dan menulis. Pada saat itu diperkenalkan cara menulis cerita. Siswa
mempelajari kosa kata baru untuk menyampaikan jalannya cerita. Sebelum cerita dapat
ditulis oleh siswa, ia harus mempelajari kembali kata demi kata dengan teknik selusur.
Sesudah belajar kata dan menuliskan cerita, kemudian siswa membaca cerita dan
menyimpan kata pada file kata. Tahap dua Siswa masuk tahap ini jika sudah terbukti
tidak memerlukan selusur lagi. Kata yang dipelajari berasal dari kata-kata yang tidak
dikenal yang telah ditulis oleh siswa. Siswa mempelajari kata-kata cukup dengan
melihat dan mengatakannya berkali-kali. Proses ini berlangsung sampai siswa dapat
menuliskan kata dari ingatan. Tahap tiga Pada tahap ini siswa mempelajari kata dengan
melihat dan mengucapkannya. Mereka boleh membaca kata yang mereka kehendaki.
Apabila menemukan kata yang 12 belum mereka ketahui, siswa hendaknya diberi tahu.
Pada tahap ini siswa mempelajarinya langsung dari buku bacaan. Kata-kata baru tidak
perlu lagi ditulis pada kartu. Siswa melihat kata-kata tercetak, kemudian
mengucapkannya berkali-kali dan mengingatnya lalu menuliskannya. Tahap empat
Siswa diharapkan mengenal kembali kata-kata baru dan memahaminya setiap kali kata
itu muncul. Kata-kata dapat dipelajari dari konteks atau dari keseluruhan kata atau
bagian-bagian dari kata. Siswa diminta menuliskan kata yang sulit baginya sebagai
latihan.
4. Carilah satu kasus anak berusia antara 6 sampai 15 tahun yang menunjukkan gejala
kebutuhan khusus di kelas atau di lingkungan sekitar, atau analisis kasus dari media massa
(media sosial, website pada internet, koran, televisi, dan sebagainya), kemudian lakukan
asesmen terhadap anak dalam kasus yang ditemukan. Berdasarkan aktivitas tersebut,
jawablah pertanyaan berikut ini:
a. Deskripsikan hasil identifikasi kebutuhan khusus anak dari kasus yang Anda temukan!
Jawab :
b. Deskripsikan secara singkat dan jelas hasil asesmen dari minimal dua aspek
kemampuan anak (fisik-motorik, kognisi, bahasa, komunikasi, emosi-sosial) yang
muncul pada kasus!
Jawab :
Karakteristik