Anda di halaman 1dari 12

1.

Faisya, balita berusia 4 tahun menggunakan alat bantu dengar sejak usia 2 tahun atas
rekomendasi dokter. Orang tuanya baru menyadari Faisya mengalami masalah pendengaran
saat usia 3 bulan karena Faisya tidak merespon pada sebagian besar sumber bunyi. Selain itu
Faisya berkomunikasi dengan menggunakan isyarat dan gesture karena tidak bisa berbicara.

a. Jelaskan mengenai beberapa faktor yang kemungkinan besar menjadi penyebab


hambatan pendengaran yang dialami Faisya berdasarkan waktu terjadinya!

Jawab :

Faktor-faktor penyebab ketunarunguan berdasarkan waktu terjadinya:

1. Sebelum lahir (prenatal). Kondisi ibu yang terkena infeksi atau keracunan pada
saat mengandung, sakit influensa, atau campak. Termasuk juga faktor darah
dimana darah anak tidak cocok dengan darah ibu. Penyakit ini merusak jaringan
kulit sampai mengenai persyarafan disertai demam yang sangat tinggi dalam
waktu lama, sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin.

2. Pada saat kelahiran (natal). Pada saat lahir terjadi kecacatan seperti pada bagian
luar telinga, gendang suara di bagian tengah, dan perkembangan mekanisme syaraf
yang terhambat atau akibat tertekan oleh pinggul ibu atau akibat penggunaan alat
yang menyebabkan pendarahan di otak.

3. Pada saat setelah kelahiran (postnatal). Karena penyakit atau karena kecelakaan.
Apabila terjadinya pada tahun-tahun awal, yaitu sebelum anak berbahasa, maka
pelayanan pendidikan bagi anak ini sama seperti anak yang tuli sejak lahir.

Jadi, berdasarkan penjelasan beberapa faktor di atas, Penyebab hambatan


pendengaran yang di alami faisya berdasarkan waktu terjadinya yaitu Pada saat setelah
kelahiran (postnatal). Apabila terjadinya pada tahun-tahun awal, yaitu sebelum faisya
berumur 3 bulan. Dimana faisya ini mengalami ketunarunguan prabahasa (prelingual
deafness) yaitu kehilangan pendengaran yang terjadi sebelum kemampuan bicara dan
bahasa berkembang.
b. Bagaimana dampak kebutuhan khusus yang dialami Faisya tersebut dalam kemampuan
komunikasi dan sosialnya!

Jawab:

Kemampuan komunikasi merupakan salah satu kemampuan yang diperlukan


anak untuk beradaptasi di lingkungan. Komunikasi adalah hal yang sangat penting untuk
dilakukan. Karena dari sanalah segala informasi berasal. Komunikasi yang terganggu
secara otomatis juga akan menganggu arus informasi. Anak berkebutuhan khusus
merupakan tipe anak yang memiliki kriteria khusus yang tidak dimiliki oleh anak lain
pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus biasa juga disebut dengan sebutan Anak
Luar Biasa. Dan karena kriterianya inilah kemudian terdapat beberapa gangguan
komunikasi yang dihadapi orang sekitar pada saat berkomunikasi dengannya. anak
berkebutuhan khusus merupakan anak yang memiliki kelebihan tersendiri yang tidak
dimiliki oleh anak pada umumnya. Sayangnya, terkadang kelebihan tersebut dinilai
sebagai sebuah kelemahan oleh orang lainnya. Jadi, jika anda ingin berinteraksi dengan
anak berkebutuhan khusus, mulailah berbicara dengan baik.

Komunikasi merupakan suatu aktivitas atau peristiwa penyampaian pikiran


maupun perasaan, dari seseorang kepada orang lain, melalui sistem simbol yang
dimaknai bersama, seperti aimbol bunyi, bahasa, tulisan, serta melalui isyarat atau
simbol lainnya. Pada dasarnya komponen komunikasi terdiri dari komunikator, pesan
dan komunikan. Sedangkan gangguan komunikasi dapat disebabkan oleh berbagai
faktor:

 Kehilangan pendengaran
 Kelainan organ bicara
 Gangguan emosi
 Keterlambatan perkembangan
 Mental retardasi
 Kerusakan otak
 Serta faktor lingkungan
Gangguan komunikasi adalah masalah pada kemampuan untuk menerima,
mengirim, memproses, dan memahami konsep komunikasi. Dalam hal ini, konsep
komunikasi bisa berupa verbal, non-verbal, dan juga simbol grafis. Penyebabnya bisa
jadi oleh karena gangguan pendengaran hingga pelafalan. Gangguan komunikasi bisa
terjadi pada anak-anak, orang dewasa, atau orang yang pernah mengalami cedera otak.
Jenis gangguan komunikasi yang dialami seseorang bisa berbeda tingkat keparahannya.
Semakin awal terdeteksi dan ditangani, semakin besar kemungkinan kesembuhan.

Jenis gangguan komunikasi

Seseorang yang mengalami gangguan komunikasi bisa menderita hanya satu


jenis gangguan atau perpaduan beberapa gangguan. Beberapa jenis gangguan
komunikasi adalah:

1. Gangguan bicara, Gangguan bicara atau speech disorder adalah masalah pada


artikulasi, kelancaran, dan suara saat berbicara. Dalam kategori ini, dibedakan
lagi menjadi:

 Gangguan artikulasi, Kondisi saat seseorang berbicara dengan tambahan,


distorsi, penghilangan, atau penggantian yang membuat kalimatnya bisa sulit
dipahami.
 Gangguan kelancaran, Disebut juga fluency disorder, ini adalah interupsi
cara berbicara yang ditandai dengan kecepatan, ritme, dan repetisi pada
suara, suku kata, kata, dan frasa. Kondisi ini biasanya disertai dengan
masalah perilaku.
 Gangguan suara, Voice disorder ditandai dengan produksi abnormal dan
atau hilangnya kualitas vokal, pitch, intonasi, hingga durasi sehingga tidak
sesuai dengan jenis kelamin atau usia orang yang mengalaminya.

2. Gangguan bahasa, Gangguan bahasa atau language disorder adalah masalah


komprehensi pada simbol, verbal, dan juga tulisan. Masalah ini bisa meliputi
bentuk bahasa, konten bahasa, dan fungsi bahasa dalam komunikasi. Jenisnya
adalah:
 Bentuk bahasa, Dalam bentuk bahasa atau form of language, masalahnya
meliputi fonologi, morfologi, dan sintaksis. Fonologi adalah bunyi bahasa
yang keluar dari alat ucap manusia. Kemudian morfologi adalah
pembentukan struktur kata, serta sintaksis sebagai hubungan antara kata-kata.
 Konten bahasa, Dalam konten bahasa, masalahnya ada pada semantik yaitu
pembelajaran tentang makna
 Fungsi bahasa, Dalam fungsi bahasa, ini meliputi sistem yang memadukan
komponen bahasa dalam komunikasi secara fungsional dan sosial.

3. Gangguan pendengaran, Gangguan pendengaran juga merupakan jenis


gangguan komunikasi yang membuat seseoarng tak bisa memproduksi,
memahami, dan menjaga pengetahuannya akan bahasa tertentu. Artinya,
informasi audio tidak bisa diproses dengan baik. Jenisnya adalah:

 Tuli (deaf), Gangguan pendengaran yang membatasi kemampuan


komunikasi oral seseorang. Karena untuk mengucapkan sesuatu, seseorang
harus mendengarkan informasi dengan jelas.
 Sulit mendengar, Disebut juga hard of hearing, kondisi ini bisa terjadi
permanen atau fluktuatif dan berpengaruh terhadap kemampuan
berkomunikasi.

4. Gangguan proses mendengar atau central auditory processing


disorders adalah penurunan kemampuan memproses informasi yang bersifat
persepsi, kognitif, dan fungsi linguistik. Artinya, penderitanya mengalami
gangguan dalam memproses suara namun berbeda dengan kondisi tuli. Pasien
CAPD bisa mendengar suara, namun otaknya tidak bisa memproses dengan tepat.

Seseorang memiliki hambatan untuk berinteraksi secara sosial yaitu karena


dalam berinteraksi secara sosial dibutuhkan Komunikasi. Jadi, jika seseorang
mengalami gangguan komunikasi maka isi pesannya tidak akan tersampaikan.
Misalnya orang yang mengalami gangguan pendengaran otomatis dia akan
mengalami gangguan komunikasi sebab untuk mengucapkan atau menerima sesuatu
pesan seseorang itu harus mendengarkan informasi dengan jelas.

2. Sekolah Dasar Mandiri Berdikari memiliki siswa berkebutuhan khusus tipe lamban belajar,
hambatan intelektual (tunagrahita) ringan, tunarungu-wicara, dan autism spektrum ringan.
Total siswa berkebutuhan khusus sekitar 20% dari keseluruhan siswa. Mereka tersebar di
berbagai kelas dan belajar bersama siswa lainnya. Sekolah memiliki layanan di ruang
khusus untuk memenuhi kebutuhan siswa yang tidak bisa dipenuhi dalam kelas reguler.

a. Berilah penjelasan mengenai bentuk layanan pendidikan di sekolah tersebut dilihat dari
bergabung atau terpisahnya siswa berkebutuhan khusus dengan siswa lainnya!

Jawab:

Pendidikan anak berkebutuhan khusus melalui sistem segregasi maksudnya adalah


penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan secara khusus dan terpisah dari
penyelenggaraan pendidikan untuk anak normal. Dengan kata lain anak berkebutuhan
kusus diberikan layanan pendidikan pada pada lembaga pendidikan khusus untuk anak
berkebutuhan khusus, seperti Sekolah Luar Biasa atau Sekolah Dasar Luar Bias,
Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa, Sekolah Menengah Atas Luar Biasa. Sistem ini
diselenggarakan karena adanya kekhawatiran atau keragaman terhadap kemampuan
anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama dengan anak normal. Selain itu,
adanya kelainan fungsi tertentu pada anak berkebutuhan khusus memerlukan layanan
pendidikan dengan menggunakan metode yang sesuai dengan kebutuhan khusus
mereka. Misalnya, untuk anak tuna netra, mereka memerlukan layanan khusus berupa
braille, orientasi mobilitas. Anak tuna rungu memerlukan komunikasi total, bina
persepsi bunyi: anak tuna daksa memerlukan layanan mobilisasi dan aksesilbilitas, dan
layanan terapi untuk mendukung fungsi fisiknya. Ada 4 bentuk pelayanan pendidikan
dengan sistem segregasi yaitu :

a. Sekolah Luar Biasa (SLB)


b. Sekolah Luar Biasa Berasrama
c. Kelas Jauh / Kelas Kunjung
d. Sekolah Dasar Luar Biasa

Selain itu ada Bentuk Layanan Pendidikan Terpadu / Integrasi dengan tujuan untuk
memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama-sama
dengan anak normal belajar dalam satu atap. Ada 3 bentuk keterpaduan dalam layanan
pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus:

a. Bentuk kelas biasa


b. Kelas Biasa dengan Ruang Bimbingan Khusus
c. Bentuk Kelas Khusus

b. Jenis pelayanan pendidikan khusus apa yang dipraktikkan di sekolah tersebut,


jelaskan!

Jawab :

Kelas Biasa dengan Ruang Bimbingan Khusus. Pada keterpaduan ini, anak
berkebutuhan khusus, belajar di kelas biasa dengan menggunakan kurikulum biasa
serta mengikuti pelayanan khusus untuk mata pelajaran tertentu yang tidak dapat
diikuti oleh anak berkebutuhan khusus bersama dengan anak noormal. Pelayanan
khusus tersebut diberikan di ruang bimbingan khusus oleh guru pembimbing khusus
(GPK) dengan menggunakan pendekatan individu dan metode peragaan yang sesuai.
Untuk keperluan teersebut di ruang bimbingan khusus dilengkai dengan peralatan
khusus untuk memberikan latihan dan bimbingan khusus. Misalnya untuk anak tuna
netra, di ruang bimbingan khusus disediakan alat tulis braille, peralatan orientasi
mobilitas. Keterpaduan pada tingkat ini sering disebut juga keterpaduan sebagian.

c. Temukan masing-masing minimal tiga (3) kelebihan dan kekurangan model atau jenis
layanan ini!
Jawab:

Adapun kelebihan dan kelemahan dari sistem pendidikan segregasi, yaitu


menurut Haenudin 2013: 86-87 adalah sebagai berikut :

1. Kelebihan Pendidikan Segregasi


a. Ada rasa ketenangan pada anak, karena berada di lingkungan yang sama atau
senasib. Siswa akan merasa nyaman di sekolah, karena memiliki kondisi yang
sama dengan teman-temannya. Sehingga akan mudah berkomunikasi antar
sesama teman tanpa merasa berbeda atau dikucilkan.

b. Anak memperoleh layanan pendidikan dengan metode yang khusus yang sesuai
dengan kondisi dan kemampuannya. Sekolah segregasi, sudah disiapkan sejak
awal untuk melayani siswa berkebutuhan khusus sehingga pada proses
pembelajaran pun, guru sudah menyiapkan rancangan pembelajaran yang sudah
disesuaikan dengan kebutuhan siswa, baik pada materi pembelajaran, metode
dan strategi yang 23 akan digunakan, indikator capaian hasil belajar dan
evaluasi atau penilaian yang akan diberikan.

c. Didik oleh tenaga guru yang mempunyai latar belakang pendidikan luar biasa.
Guru di sekolah luar biasa, mayoritas merupakan lulusan dari pendidikan luar
biasa sehingga sudah memiliki pengetahuan tentang anak berkebutuhan khusus
yaitu macam-macam kondisi dan karakteristik anak berkebutuhan khusus, cara
menangani siswa, bagaimana menyusun rancangan pembelajarannya dan
mengetahui secara luas ruang lingkup tentang ke PLB-an.

2. Kelemahan Pendidikan Segregasi


a. Sosialisasi anak terbatas pada teman yang senasib Kemampuan sosial siswa
yang bersekolah di sekolah segregasi, tidak berkembang secara baik karena
anak tidak akan mengenal lingkungan lain selain teman-teman dan gurunya di
sekolah. Begitupun dengan sistem sekolah berasrama, anak akan jarang
bertemu orang lain yang memiliki banyak karakteristik, watak dan keadaan
sehingga akan kurang mengenal dunia sosial yang sebenernya itu penting untuk
bekal di masa yang akan datang.

b. Penyelenggaraan pendidikan melalui sistem segregasi masih dianggap sebagai


penyelenggaraan pendidikan yang relatif mahal. Hal ini karena masih
beranggapan bahwa sekolah segregasi adalah sekolah yang eksklusif,
membutuhkan biaya tambahan untuk penyediaan media pembelajaran,
mengadakan kelas keterampilan tambahan seperti kelas musik, 24 kelas
produksi karya, kelas melukis, kelas menjahit dan alat bantu pembelajaran
seperti buku Braille, komputer dengan jaws, ram.

3. Salah satu tugas guru bagi anak berkebutuhan khusus adalah menyusun rencana intervensi
yang sesuai dengan kebutuhan khusus anak. Hasil asesmen menunjukkan seorang siswa
berkesulitan membaca di kelas 3 SD sudah bisa mengeja semua alphabet, namun
mengalami kesulitan dalam merangkai huruf menjadi kata, terutama untuk kata yang
mengandung kombinasi huruf yang mirip dan kata yang mengandung konsonan rangkap.
Intervensi kesulitan membaca pada kasus tersebut akan dirancang melalui teknik Fernald¸
dengan panduan sebagai berikut :

a. Jelaskan secara singkat prinsip dari teknik Fernald!

Jawab :

Fernald telah mengembangkan suatu metode pengajaran membaca multi sensori


yang sering dikenal pula sebagai metode VAKT (Visual Auditori Kinestetik Taktil),
metode ini menggunakan materi bacaan yang dipilih dari kata-kata yang diucapkan
oleh anak dan tiap kata diajarkan secara utuh. Metode ini memiliki empat
tahapan, tahapan pertama, guru menulis kata yang hendak dipelajari di atas kertas
dengan krayon. Selanjutnya anak menelusuri tulisan tersebut dengan jarinya (taktil
kinestetik), pada saat ini menulusuri tulisan tersebut, anak melihat tulisan (visual), dan
mengucapkannya dengan keras (auditori). Proses semacam ini diulang-ulang sehingga
anak dapat menulis kata tersebut dengan benar tanpa melihat contoh. Jika anak telah
dapat menulis dan membaca dengan benar, bahan bacaan tersebut disimpan,
pada tahapan kedua anak tidak terlalu lama diminta menelusuri tulisan-tulisan dengan
jari, tetapi mempelajari tulisan guru dengan melihat guru menulis, sambil
mengucapkannya. Anak-anak mempelajari kata-kata baru pada tahapan ketiga, dengan
melihat tulisan di papan tulis atau tulisan cetak, dengan mengucapkan kata tersebut
sebelum menulis. Pada tahapan ini anak dimulai membaca tulisan dari buku.
Pada tahapan keempat, anak mampu mengingat kata-kata yang dicetak atau bagian-
bagian dari kata yang telah dipelajari.

b. Susunlah prosedur pelaksanaan intervensi ‘merangkai huruf menjadi kata’ dengan


teknik Fernald dalam 4 tahapannya, serta contoh aktivitas kongkrit dengan
memperhatikan kasus anak tersebut!

Jawab :

a) Visual : menuliskan satu kata yaitu kata nomor 1 terlebih dahulu (sampai
nomor selanjutnya) pada selembar kertas kosong menggunakan pensil warna
dimana cara menulisnya adalah menggunakan huruf kapital dengan ukuran
huruf yang jelas dan besar dengan ukuran 2-3cm, kemudian siswa diminta
untuk melihat dan memperhatikan tulisan tersebut beberapa saat sampai siswa
benar-benar yakin telah melihat dan memperhatikan setiap huruf dalam kata
tersebut (1-3menit).
b) Auditory : Setelah siswa melihat dan memperhatikan kata pertama,
kemudian guru membacakan kata yang telah dilihat siswa dengan nyaring
beberapa kali minimal 3 kali dengan intonasi dan artikulasi yang jelas.
c) Tactile : Kemudian setelah guru membacakan kata pertama untuk didengar
siswa, selanjutnya guru meminta siswa untuk meraba satu per satu huruf dalam
kata tersebut sembari membayangkan bentuknya, pada tahap ini minimal
dilakukan 1 kali.
d) Kinethetic : Tahap terakhir adalah, guru meminta agar siswa menuliskan kata
pertama yaitu kata yang telah dia lihat, dengar dan raba pada selembar kertas.
Setelah ditulis, guru meminta siswa membacakan apa yang telah siswa tulis.
Pada saat itulah observasi (skoring) dilakukan. *setelah kata yang pertama
selesai, dilanjutkan kata yang keduadan seterusnya sampai kata ke-10.

Contoh kongkrit Teknik fernald ini terdiri dari 4 empat tahapan berikut . Tahap
satu Pada tahap ini siswa memilih kata-kata yang dipelajari, tiap kata dituliskan dengan
krayon pada kertas dengan tulisan miring. Siswa menelusuri kata dengan jari dan
membunyikan tiap bagian kata sesuai dengan perjalanan selusur. Penelusuran diulangi
berkali-kali sampai siswa dapat menulis kata pada secarik kertas lain tanpa melihat
contoh. Kata yang telah dipelajari dimasukkan ke dalam file sesuai dengan alfabetnya.
Setelah mempelajari beberapa kata diharapkan siswa menyadari bahwa dirinya dapat
membaca dan menulis. Pada saat itu diperkenalkan cara menulis cerita. Siswa
mempelajari kosa kata baru untuk menyampaikan jalannya cerita. Sebelum cerita dapat
ditulis oleh siswa, ia harus mempelajari kembali kata demi kata dengan teknik selusur.
Sesudah belajar kata dan menuliskan cerita, kemudian siswa membaca cerita dan
menyimpan kata pada file kata. Tahap dua Siswa masuk tahap ini jika sudah terbukti
tidak memerlukan selusur lagi. Kata yang dipelajari berasal dari kata-kata yang tidak
dikenal yang telah ditulis oleh siswa. Siswa mempelajari kata-kata cukup dengan
melihat dan mengatakannya berkali-kali. Proses ini berlangsung sampai siswa dapat
menuliskan kata dari ingatan. Tahap tiga Pada tahap ini siswa mempelajari kata dengan
melihat dan mengucapkannya. Mereka boleh membaca kata yang mereka kehendaki.
Apabila menemukan kata yang 12 belum mereka ketahui, siswa hendaknya diberi tahu.
Pada tahap ini siswa mempelajarinya langsung dari buku bacaan. Kata-kata baru tidak
perlu lagi ditulis pada kartu. Siswa melihat kata-kata tercetak, kemudian
mengucapkannya berkali-kali dan mengingatnya lalu menuliskannya. Tahap empat
Siswa diharapkan mengenal kembali kata-kata baru dan memahaminya setiap kali kata
itu muncul. Kata-kata dapat dipelajari dari konteks atau dari keseluruhan kata atau
bagian-bagian dari kata. Siswa diminta menuliskan kata yang sulit baginya sebagai
latihan.

4. Carilah satu kasus anak berusia antara 6 sampai 15 tahun yang menunjukkan gejala
kebutuhan khusus di kelas atau di lingkungan sekitar, atau analisis kasus dari media massa
(media sosial, website pada internet, koran, televisi, dan sebagainya), kemudian lakukan
asesmen terhadap anak dalam kasus yang ditemukan. Berdasarkan aktivitas tersebut,
jawablah pertanyaan berikut ini:

a. Deskripsikan hasil identifikasi kebutuhan khusus anak dari kasus yang Anda temukan!

Jawab :

Alifia Kamelia, siswi kelas 4 SDN Karangrejo 3 terlihat tekun menulis


didampingi seorang guru. Beberapa kali mereka terlihat berbicara namun berbeda
dengan komunikasi pada umumnya, guru yang mendampingi Alifia, dengan sabar
beberapa kali mengulang jawaban yang ditanyakan oleh bocah perempuan berambut
panjang tersebut sehingga Alifia benar-benar memahami. Alifia adalah salah satu
siswa kebutuhan khusus. Sejak bayi, dia mengalami gangguan pendengaran sehingga
kesulitan saat belajar berbicara. Baru saat masuk sekolah TK, Alifia mengenakan alat
bantu dengar di kedua telinganya hingga saat ini, dia duduk di kelas 4 SD.

Ainur Joyo, ayah kandung Alifia kepada Kompas.com Jumat (22/9/2017)


mengatakan, sengaja menyekolahkan anaknya di SDN Karangrejo 3 agar anaknya bisa
bersosialisasi dengan murid umum lainnya. Selain itu, dia juga mendapatkan informasi
jika sekolah yang berada di Kelurahan Karangrejo Kecamatan Kota Banyuwangi
tersebut menerima anak kebutuhan khusus seperti anaknya. "Tidak banyak sekolah
umum yang menerima anak kebutuhan khusus seperti Alifia. saya bersyukur dia bisa
bersekolah disini. Dia semakin percaya diri, apalagi teman-temannya yang umum serta
gurunya memahami kondisi Alifia. Tidak pernah anak saya mengadu jika di olok-olok
karena kondisinya berbeda," ucap Ainur sambil mengelus rambut anaknya. Baca juga:
Ketika Anak Berkebutuhan Khusus Ikut Gerakan Literasi 15 Menit Dengan suara
patah-patah. Alifia bercerita bahwa dia senang bisa bersekolah dan memiliki banyak
teman yang baik. Dia mengaku sangat menyukai pelajaran matematika. "Kalau besar
ingin jadi dokter," katanya sambil tersenyum.

b. Deskripsikan secara singkat dan jelas hasil asesmen dari minimal dua aspek
kemampuan anak (fisik-motorik, kognisi, bahasa, komunikasi, emosi-sosial) yang
muncul pada kasus!
Jawab :

Analisis Studi Kasus


Alifia merupakan siswa tuna rungu asal SDN Karangrejo 3, Banyuwangi. Meski tidak
bisa mendengar, namun alifia becita cita ingin menjadi dokter. Alifia bercerita bahwa
dia senang bisa bersekolah dan memiliki banyak teman yang baik. Dia mengaku sangat
menyukai pelajaran matematika.

Karakteristik

a) Fisik : Tidak dapat mendengar


b) Perilaku : Alifia merupakan anak yang baik. Dia merupakan siswa yang pandai dan
juga berbakat.
c) Kognitif : Alifi sangat menyukai pelajaran matematika sehingga ia bercita-cita ingin
menjadi dokter.
d) Pribadi Sosial : Alifia bisa menutupi kekurangannya dengan bakatnya. Ia
menggunakan anggota tubuh yang lainnya untuk menjadi orang yang berprestasi.
Dia memiliki bakat yang kuat dan ia juga terus mengembangkan bakatnya dengan
cara berlatih.

Anda mungkin juga menyukai