Anda di halaman 1dari 10

Aplikasi Belajar Daring Anak Tuna Rungu dalam Mendapat

Pendidikan Inklusif.
BAB I

PENDAHULUAN

Anak berkebutuhan khusus adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan anak-
anak yang memiliki kebutuhan khusus atau berbeda dari anak-anak pada umumnya dalam hal
perkembangan, belajar, perilaku, atau kesehatan. Kebutuhan khusus ini dapat meliputi berbagai
kondisi fisik, mental, atau emosional. Anak berkebutuhan khusus sendiri membutuhkan
penanganan yang berbeda dari kebanyakan anak agar mereka dapat berkembang dan hidup mandiri
di masyarakat. Orang tua, wali, dan orang disekitarnya perlu memahami dan mengenali jenis ABK
agar dapat menangani anak berkebutuhan khusus.

Anak-anak berkebutuhan khusus dalam perkembangannya mengalami hambatan, sehingga


tidak sama dengan perkembangan anak sebayanya. Anak yang memiliki keterbatasan pada
fisiknya, belum tentu mempunyai keterbatasan intelektual, emosi, dan sosial. Namun, apabila anak
mempunyai keterbatasan intelektual, emosi, dan sosial, maka biasanya ia mempunyai keterbatasan
fisik.

Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas bahwa jenis pendidikan bagi
Anak berkebutuan khusus adalah Pendidikan Khusus. Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun 2003
memberikan batasan bahwa Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang
mempunya kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran dikarenakan kelainan fisik, emosional,
mental, sosial, dan/atau mempunya potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Teknis layanan
pendidikan jenis Pendidikan Khusus untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang
mempunya kecerdasan luar biasa dapat diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan
pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Jadi Pendidikan Khusus hanya
ada pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sedangkan untuk jenjang pendidikan tinggi
secara khusus belum tersedia.

Diketahui ada 12 klasifikasi anak berkebutuhan khusus sesuai dengan kondisi yang
dimilikinya.
1. Disabilitas penglihatan. Anak disabilitas penglihatan adalah anak yang mengalami
gangguan daya penglihatan berupa kebutaan menyeluruh (total) atau sebagian (low
vision).
2. Disabilitas pendengaran. Anak disabilitas pendengaran adalah anak yang
mengalami gangguan pendengaran, baik sebagian maupun menyeluruh, dan
biasanya memiliki hambatan dalam berbahasa dan berbicara.
3. Disabilitas intelektual. Anak disabilitas intelektual adalah anak yang memiliki
intelegensi yang signifikan berada dibawah rata-rata anak seusianya dan disertai
dengan ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku, yang muncul dalam masa
perkembangan.
4. Disabilitas fisik. Anak disabilitas fisik adalah anak yang mengalami gangguan
gerak akibat kelumpuhan, tidak lengkap anggota badan, kelainan bentuk dan fungsi
tubuh atau anggota gerak.
5. Disabilitas sosial. Anak disabilitas sosial merupakan anak yang mempunyai
masalah atau hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial, serta
memiliki perilaku yang menyimpang.
6. Anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) atau
attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD) ialah anak yang mengalami
gangguan perkembangan, yang ditandai dengan beberapa masalah berupa
gangguan pengendalian diri, masalah rentang atensi atau perhatian, hiperaktivitas
dan impulsivitas, yang menyebabkan anak kesulitan berperilaku, berpikir, dan
mengendalikan emosinya.
7. Anak dengan gangguan spektrum autisma atau autism spectrum disorders (ASD)
merupakan anak yang mengalami gangguan dalam tiga area dengan tingkatan
berbeda-beda, yaitu kemampuan komunikasi dan interaksi sosial, serta pola-pola
perilaku yang repetitif dan stereotipi.
8. Anak dengan gangguan ganda adalah anak yang memiliki dua atau lebih gangguan
sehingga diperlukan pendampingan, layanan, pendidikan khusus, dan alat bantu
belajar yang khusus.
9. Anak dengan kapasitas menyerap yang lamban (slow learner) adalah anak yang
memiliki potensi intelektual sedikit dibawah rata-rata tetapi belum termasuk
gangguan mental. Anak butuh waktu lama dan berulang-ulang agar dapat
menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun non akademik.
10. Anak dengan kesulitan belajar khusus atau specific learning disabilities merupakan
anak yang mengalami hambatan atau penyimpangan pada satu ataupun lebih proses
psikologis dasar berupa ketidakmampuan mendengar, berpikir, berbicara,
membaca, menulis, mengeja dan berhitung.
11. Anak dengan gangguan kemampuan komunikasi ialah anak yang mengalami
penyimpangan dalam bidang perkembangan bahasa wicara, suara, irama, dan
kelancaran dari usia rata-rata yang disebabkan oleh macam-macam faktor seperti
fisik, psikologis dan lingkungan, baik reseptif maupun ekspresif.
12. Anak dengan potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa merupakan anak yang
mempunya skor intelegensi yang tinggi (gifted), atau anak yang unggul dalam
bidang-bidang khusus (talented) seperti musik, seni, olahraga, dan kepemimpinan

Dari data diatas, salah satu jenis dari anak berkebutuhan khusus yang akan kita bahas yaitu
tunarungu. Tunarungu adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang
mengalami kehilangan pendengaran atau memiliki keterbatasan pendengaran yang signifikan.
Secara harfiah, "tuna rungu" berarti "tuli" atau "tidak dapat mendengar" dalam bahasa Indonesia.

Seseorang dengan tunarungu mungkin memiliki tingkat kehilangan pendengaran yang


berbeda-beda, mulai dari kesulitan mendengar suara hingga ketiadaan pendengaran sepenuhnya.
Penyebab tunarungu dapat beragam, termasuk kelainan bawaan, kondisi medis, paparan suara
yang berlebihan, atau gangguan yang berkembang seiring waktu. Tidak semua orang penyandang
tunarungu berkomunikasi dengan cara yang sama. Beberapa dari mereka terdapat yang hanya bisa
berkomunikasi secara lisan, beberapa dengan bahasa isyarat, beberapa juga bisa melakukan
keduanya, dan beberapa tidak bisa berkomunikasi sama sekali.

Cara berkomunikasi dengan orang tunarungu pun biasanya menggunakan bahasa isyarat.
Para penyandang tunarungu dapat belajar bahasa isyarat di komunitas, sekolah, ataupun terapi
wicara untuk melancarkan mereka dalam proses berkomunikasi. Bahasa isyarat merupakan cara
berkomunikasi di kalangan umum yang dapat menjadi pilihan agar dapat menyampaikan pesan
dengan jelas dan efektif.
Klasifikasi tunarungu berdasarkan tingkat gangguan pendengarannya ialah:

1. Gangguan pendengaran sangat ringan (27-40 dB)


2. Gangguan pendengaran ringan (41-55 dB)
3. Gangguan pendengaran sedang (56-70 dB)
4. Gangguan pendengaran berat (71-90 dB)
5. Gangguan pendengaran ekstrem/tuli (di atas 91 dB)

Dikarena mempunyai hambatan dalam pendengaran, individu tunarungu memiliki


hambatan dalam berbicara pula sehingga mereka biasa disebut tunawicara. Cara berkomunikasi
dengan individu tunarungu yaitu menggunakan bahasa isyarat, untuk abjad jari telah dipatenkan
secara internasional, sedangkan untuk isyarat Bahasa di setiap Negara berbeda-beda. Saat ini di
beberapa sekolah sedang dikembangkan komunikasi total yaitu cara berkomunikasi dengan
melibatkan bahasa verbal, bahasa isyarat, dan bahasa tubuh.

Meskipun seseorang dengan tunarungu mengalami keterbatasan pendengaran, hal ini tidak
menghalangi mereka untuk memiliki kehidupan yang bermakna dan produktif. Ada berbagai cara
dan teknologi yang dapat membantu mereka berkomunikasi dan berpartisipasi dalam kegiatan
sehari-hari. Misalnya beberapa teknologi dan alat bantu yang digunakan oleh tunarungu meliputi
alat bantu dengar, implant koklea, dan perangkat komunikasi visual seperti bahasa isyarat. Bahasa
isyarat adalah bentuk komunikasi visual menggunakan gerakan tangan, mimik wajah, dan ekspresi
tubuh untuk menyampaikan pesan dan berinteraksi dengan orang lain.

Pendidikan khusus dan dukungan sosial juga penting untuk membantu tunarungu
mengembangkan keterampilan, belajar mandiri, dan berpartisipasi dalam masyarakat. Program
pendidikan inklusif, dukungan terapis pendengaran, dan aksesibilitas lingkungan dapat membantu
tunarungu mengatasi hambatan komunikasi dan memperoleh pengetahuan serta keterampilan yang
diperlukan.

Penting untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan aksesibilitas bagi tunarungu, di
mana hak-hak mereka dihormati dan keberagaman dihargai. Dengan dukungan yang tepat dan
pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan mereka, tunarungu dapat mengatasi tantangan dan
mencapai potensi penuh dalam kehidupan mereka.
Anak anak tunarungu juga layak untuk mendapatkan pendidikan yang sepadan dengan
anak anak seusianya. Oleh karena itu pemerintah dan lembaga pendidikan berupaya untuk
memberikan dan menyediakan fasilitas yang memadai dan sesuai dengan keperluan yang
dibutuhkan oleh anak anak anak tuna rungu agar tercapai tujuan yaitu mereka dapat hidup mandiri,
serta dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh tiap tiap anak.

Pembelajaran online menjadi semakin populer sebagai sarana penyampaian pendidikan


dalam beberapa tahun terakhir, memungkinkan individu untuk mengakses konten pendidikan dari
mana saja dan kapan saja. Tren ini tidak terbatas pada pendidikan umum, karena aplikasi
pembelajaran online juga muncul untuk anak-anak penyandang disabilitas. Namun demikian,
siswa penyandang disabilitas telah menunjukkan hasil yang luar biasa dalam mengatasi tantangan
pembelajaran online dan mendapatkan manfaat dari alat teknologi online.

Menurut UNESCO, pembelajaran daring dapat memfasilitasi akses universal terhadap


pendidikan dan memperkuat inklusi. Namun, pandemi COVID-19 telah menghambat hak-hak
anak difabel dalam mengakses pendidikan. Meskipun pembelajaran daring menawarkan banyak
keuntungan bagi anak-anak penyandang disabilitas, penting untuk menyadari bahwa aksesibilitas
tetap menjadi tantangan yang signifikan. Agar pendidikan menjadi bermakna bagi siswa
penyandang disabilitas, kurikulum dan pedagogi harus disesuaikan dengan kebutuhan belajar
masing-masing dan harus responsif secara sosial dan budaya.

Untuk itu perlu adanya inovasi baru dalam mengatasi masalah pendidikan inklusif bagi
para anak difabel. Terkhusus pada anak anak tunarungu. Dimana anak-anak tunarungu bisa
mendapatkan pendidikan yang layak serta nyaman dan mudah diakses dimanapun dan kapapun.
Inovasi ini berupa aplikasi belajar online yang dapat diakses dan digunakan dengan mudah oleh
anak-anak tunarungu
BAB II

PEMBAHASAN

Saat ini telah banyak tersedia aplikasi belajar online untuk para anak tunarungu yang
ditemukan dengan tujuan membantu para penyandang tunarungu dalam mendapatkan pendidikan
inklusif secara online atau daring. Sehingga mudah diakses dimana saja kapan saja. Terdapat
beragam jenis aplikasi yang menyediakan fitur-fitur canggih menjadi satu kesatuan pada satu
aplikasi belajar online. Sehingga para anak-anak tunarungu dapat menggunakan fitur-fitur di
dalam aplikasi dengan mudah. Dalam satu aplikasi, menyediakan menu layanan dan bantuan yang
menyediakan beragam fitur yang diakses seperti fitur belajar Bahasa isyarat, fitur belajar online
yaitu berisi video-video pembelajaran dalam bidang akademik, , serta tersedia pula menu untuk
para orang tua dan masyarakat umum.

Beberapa aplikasi belajar online yang dapat membantu anak tunarungu dalam proses
pembelajaran yaitu,

1. ProDeaf: ProDeaf adalah aplikasi belajar bahasa isyarat yang dikembangkan khusus
untuk anak tunarungu. Aplikasi ini menyediakan berbagai modul pembelajaran yang
dirancang untuk membantu anak-anak belajar bahasa isyarat secara interaktif.
2. iSign: iSign adalah aplikasi yang dirancang untuk membantu anak-anak tunarungu
belajar bahasa isyarat. Aplikasi ini menyediakan gambar-gambar tangan yang
menunjukkan gerakan dan isyarat-isyarat dalam bahasa isyarat. Anak-anak dapat
mempelajari isyarat-isyarat tersebut melalui gambar-gambar yang interaktif.
3. HandTalk: HandTalk adalah aplikasi yang menggunakan animasi 3D untuk
mengajarkan bahasa isyarat kepada anak-anak tunarungu. Aplikasi ini menggunakan
teknologi pengenalan gerakan tangan dan memberikan animasi yang memperlihatkan
cara mengucapkan kata-kata dalam bahasa isyarat.
4. Khan Academy: Khan Academy adalah platform pembelajaran online yang
menyediakan berbagai materi pelajaran dari berbagai bidang, termasuk matematika,
sains, sejarah, dan lain-lain. Aplikasi ini menyediakan video pembelajaran dengan teks
dan suara, sehingga anak tunarungu dapat mengikuti materi pembelajaran dengan
bantuan terjemahan dan caption.
5. AVA (Accessible Virtual Academy): AVA adalah platform pembelajaran online yang
dirancang khusus untuk anak-anak tunarungu. Aplikasi ini menyediakan video
pembelajaran dengan teks dan gambar yang mendukung, serta fitur-fitur aksesibilitas
seperti terjemahan bahasa isyarat dan caption.
6. Marlee Signs: Aplikasi ini dikembangkan oleh aktris Marlee Matlin, yang juga
tunarungu. Marlee Signs menyediakan serangkaian video pelajaran yang mengajarkan
kosakata bahasa isyarat dengan cara yang interaktif dan menyenangkan.
7. Starkey Hearing Technologies: Perusahaan Starkey Hearing Technologies memiliki
aplikasi yang membantu anak tunarungu dalam mendengarkan dan memahami suara.
Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur-fitur seperti latihan pendengaran, tes pendengaran,
dan pelatihan pendengaran untuk membantu meningkatkan kemampuan pendengaran
anak.
8. StorySign: Aplikasi ini menggabungkan teknologi AI dan buku cerita untuk membantu
anak tunarungu dalam membaca. Anak dapat memindai halaman buku dengan kamera
smartphone mereka, dan aplikasi akan menerjemahkan teks ke dalam bahasa isyarat
melalui avatar digital.
9. Proloquo2Go: Aplikasi ini dirancang untuk anak-anak dengan kesulitan komunikasi,
termasuk anak tunarungu. Proloquo2Go menyediakan antarmuka yang mudah
digunakan dengan gambar dan simbol untuk membantu anak mengkomunikasikan
kebutuhan dan pemikiran mereka secara nonverbal.

Sebelum menggunakan aplikasi-aplikasi diatas pastikan untuk melakukan penelitian lebih


lanjut dan membaca ulasan pengguna sebelum memutuskan aplikasi mana yang paling sesuai
untuk kebutuhan anak tunarungu. Selain itu, sebaiknya dilakukan diskusi dengan guru atau
spesialis pendidikan anak tunarungu untuk mendapatkan rekomendasi yang lebih spesifik.

Aplikasi belajar online memiliki beragam manfaat, diantaranya yaitu:

1. Aksesibilitas: Aplikasi belajar online memungkinkan akses ke berbagai jenis pelajaran


dan materi pembelajaran dari mana saja dan kapan saja. Ini memberikan fleksibilitas
kepada pengguna yaitu anak tunarungu untuk belajar sesuai jadwal mereka sendiri
tanpa harus terikat pada tempat atau waktu tertentu. Selain itu, akses ini dapat dijangkau
oleh pengguna yang tinggal di daerah terpencil.
2. Keanekaragaman Materi Pembelajaran: Aplikasi belajar online menyediakan beragam
materi pembelajaran dalam berbagai format, seperti teks, audio, video, dan interaktif.
Pengguna dapat memilih materi yang sesuai dengan gaya belajar mereka,
memungkinkan mereka untuk belajar dengan cara yang lebih efektif.
3. Interaktif dan Terpersonal: Meskipun belajar secara online, aplikasi belajar online
biasanya menyediakan fitur interaktif seperti forum diskusi, ruang obrolan, dan sesi
tanya jawab dengan guru atau sesama pelajar. Ini memungkinkan kolaborasi dan
interaksi yang bermanfaat antara anak-anak tunarungu, meningkatkan pemahaman dan
mengajak diskusi yang lebih mendalam.
4. Pembelajaran Mandiri: Aplikasi belajar online memberikan kesempatan bagi anak
tunarungu untuk mengembangkan keterampilan belajar mandiri. Pengguna dapat
mengatur ritme belajar mereka sendiri, mengulang materi yang sulit, atau melompati
materi yang sudah mereka kuasai. Hal ini memungkinkan setiap anak untuk belajar
sesuai kecepatan dan kemampuannya sendiri.
5. Pengayaan dan Pelacakan Kemajuan: Aplikasi belajar online seringkali menyediakan
fitur pengayaan seperti latihan tambahan, kuis, atau tugas tambahan untuk melatih
pemahaman dan keterampilan. Selain itu, pengguna juga dapat melacak kemajuan
mereka dalam belajar dengan memantau skor, tingkat keberhasilan, atau grafik
perkembangan. Hal ini dapat memberikan motivasi tambahan dan membantu pengguna
dalam mengevaluasi perkembangan belajar mereka.
6. Akses ke Sumber Daya Global: Dalam aplikasi belajar online, pengguna dapat
mengakses sumber daya global seperti e-book, jurnal ilmiah, video kuliah dari institusi
terkemuka, dan banyak lagi. Ini memungkinkan akses ke pengetahuan terbaru dan
terbaik dari berbagai sumber di seluruh dunia.
7. Pembelajaran Seumur Hidup: Aplikasi belajar online memfasilitasi pembelajaran
seumur hidup dengan menyediakan materi pembelajaran yang terus diperbarui dan
berkembang. Pengguna dapat terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
mereka dalam bidang yang diminati tanpa batasan waktu atau usia.
8. Hemat Biaya: Menggunakan aplikasi belajar online seringkali lebih ekonomis serta
menghemat biaya transportasi, dsb.
BAB III

PENUTUP

Dapat kita simpulkan bahwa penggunaan aplikasi belajar online untuk anak-anak
tunarungu sangat membantu proses kelancaran belajar mengajar agar lebih efektif sehingga
tercapai tujuan yang ingin dicapai yaitu anak-anak tunarungu mendapatkan pendidikan inklusif
dengan mudah dan nyaman diakses dan digunakan dimanapun dan kapanpun, sehingga mereka
dapat mengatasi hambatan serta mengembangkan minat, bakat, dan potensi yang dimiliki.
Pemerintah dan masyarakat di lingkungan anak-anak tunarungu perlu memberikan dukungan serta
berupaya membant Anak-anak tunarungu agar mendapatkan kesetaraan haknya di bidang
pendidikan
DAFTAR PUSTAKA

Memahami Anak Berkebutuhan Khusus dan 12 Klasifikasinya. edukasi.sindonews.com. Diakses


pada 24 Mei 2023 pukul 16.04. https://edukasi.sindonews.com/read/686647/212/memahami-
anak-berkebutuhan-khusus-dan-12-klasifikasinya-1644912131?showpage=all

9 Aplikasi untuk para Penyandang Tunarungu. www.brilio.net. Diakses pada 24 Mei 2023 pukul
20.20. https://www.brilio.net/gadget/9-aplikasi-untuk-para-penyandang-tunarungu-hear-me-id-
resmi-rilis-220222c.html

Apa Itu Anak Berkebutuhan Khusus?. rsud.bontangkota.go.id. Diakses pada 24 Mei 2023 pukul
20.20. http://rsud.bontangkota.go.id/2021/03/24/apa-itu-anak-berkebutuhan-khusus/

Wajib Tahu, Ini Perbedaan Tunarungu dan Tuli. www.halodoc.com. Diakses pada 25 Mei 2023
pukul 06.20. https://www.halodoc.com/artikel/wajib-tahu-ini-perbedaan-tunarungu-dan-tuli

Anak berkebutuhan khusus. id.wikipedia.org. Diakses pada 25 Mei 2023 pukul 06.30.
https://id.wikipedia.org/wiki/Anak_berkebutuhan_khusus

Nama : Yasmin Nafi’ Syazwina

NIM : 2210024078

Anda mungkin juga menyukai