Anda di halaman 1dari 4

Optimalisasi Pertumbuhan dan

Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus


 Artikel
 23 December 2014, 08.30
 By : RS UGM

dr. Ade Febrina Lestari, M.Sc. Sp. A

Pertumbuhan dan perkembangan anak sangatlah penting dikenali oleh orang tua. Seringkali permasalahan tentang
tumbuh kembang anak ini tidak dikenali oleh orang tua terutama bagi mereka yang baru pertama kali mempunyai
anak. Adalah salah besar bila orang tua hanya datang ke dokter spesialis anak atau tenaga medis lainnya hanya untuk
mendapatkan imunisasi ( sayangnya hal ini sering ditemukan). Yang seharusnya diketahui oleh orang tua adalah apa
yang dibutuhkan oleh seorang anak agar bisa terpenuhi kebutuhan dasar hidupnya sehingga bisa tumbuh dan
berkembang dengan optimal sesuai usianya. Hak dasar anak meliputi mendapatkan secara penuh ASIH ASUH dan
ASAH tanpa pandang bulu dan deskriminasi. Hak untuk mendapatkan kasih sayang sayang, cinta, nutrisi yang baik
yaitu ASI eksklusif selama 6 bulan, mendapatkan sandang, pangan dan papan yang layak dan cukup, pelayanan
kesehatan yang baik, hak untuk mendapatkan imunisasi lengkap agar terhindar dari penyakit yang dapat
menimbulkan kematian dan kesakitan yang tinggi, dan pendidikan yang sesuai dengan anak baik itu di sekolah
maupun di keluarga dan lingkungan.

Semakin canggihnya dunia kedokteran, bayi premature, bayi dengan berat badan lahir rendah, sangat rendah
maupun ekstrem rendah (< 1000 g) semakin tinggi harapan hidupnya.begitu juga Infeksi pada otak, trauma atau
perdarahan otak, infeksi congenital (TORCH) dan sepsis berat. Semakin tinggi harapan hidup pasien dengan risiko
tinggi tersebut diatas juga menimbulkan semakin tingginya sekuel atau gejala sisa di kemudian hari. Risiko
terjadinya ROP (retinopaty of prematurity) atau kebutaan pada bayi premature , gangguan pendengaran pada infeksi
otak, cerebral palsy akibat gangguan pada otak selama masa pertumbuhan otak di 3 tahun pertama kehidupan
semakin sering kita temukan. Kurang nya pengetahuan orang tua tentang risiko tinggi gangguan tumbuh kembang
anak maupun kurangnya informasi yang didapat dapat menyebabkan keterlambatan penegakkan diagnosis dan
intervensi dini. Akibatnya adalah prognosis untuk anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai
kemampuan genetiknya dapat terganggu. Maka apa yang harus kita lakukan? Apa yang harus orang tua tahu dan
lakukan bila ternyata putra tercinta mereka adalah anak-anak yang mempunyai kebutuhan “khusus “ . dan apa yang
harus saya lakukan bila ternyata anak saya adalah anak dengan berkebutuhan khusus?

Berdasarkan data yang ada di Indonesia tahun 2011 (Susenas Triwulan 1 Maret 2011), jumlah anak berkebutuhan
khusus dalam kategori penyandang disabilitas adalah 9.957.600 dari total 82.980.000 populasi anak Indonesia
(12%). Sedangkan jumlah anak dengan kecerdasan istimewa dan berbakat istimewa adlah sebesar 2.2% dari
populasi anak usia sekolah (4-18 tahun). Tingginya angka riil anak berkebutuhan khusus ini menjadi tugas bagi
seluruh tenaga kesehatan, mulai dari unit kesehatan terkecil puskesmas, hingga RS dan kementrian kesehatan,
pendidikan dan pemberdayaan perempuan untuk bisa melakukan upaya-upaya penanganan sebagai salah satu
langkah untuk memenuhi kebutuhan dasar anak untuk hidup, hak tumbuh dan berkembang secara optimal, dan bisa
berbaur dan diterima oleh masyarakat tanpa stigma, bebas dari tindakan kekerasan, diskriminasi, penelantaran dan
mempunyai akses pekerjaan kelak dikemudian hari.

Apa itu anak berkebutuhan khusus? Adalah anak yang mengalami keterbatasan atau keluarbiasaan, baik fisik,
mental-intelektual, sosial, maupun emosional, yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan atau
perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusianya.

Jenis anak berkebutuhan khusus terbagi dalam beberapa kategori, yaitu :

1. Anak disabilitas penglihatan adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihatan berupa kebutaan
menyeluruh (total) atau sebagian (low vision)
2. Anak disabilitas pendengaran adalah anak yang mengalami gangguan pendengaran, baik sebagian ataupun
menyeluruhh, dna biasanya memiliki hambatan dalam berbahasa dan berbicara
3. Anak disabilitas intelektual adalah anak yang memiliki intelegensia yang signifikan berada dibawah rata-
rata seusianya dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku, yang muncul dalam masa
perkembangan.
4. Anak disabilitas fisik adalah anak yang mengalami gangguan gerak akibat kelumpuhan, tidak lengkap
anggota badan, kelainan bentuk dan fungsi tubuh atau anggota gerak.
5. Anak disabilitas sosial adalah anak yang memiliki masalah atau hambatan dalam mengendalikan emosi dan
kontrool sosial, serta berperilaku menyimpang.
6. Anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and
hyperactivity disorder (ADHD) adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan yang ditandai
dengan sekumpulan masalah berupa gangguan pengendalian diri masalah rentang atensi atau perhatian,
hiperaktivitas dan impulsivitas yang menyebabkan kesulitan berperilaku, berfikir dan mengendalikan
emosi.
7. Anak dengan gangguan spectrum autism atau autism spectrum disorders (ASD) adalah anak yang
mengalami gangguan dalam tiga area dengan tingkatan berbeda-beda yaitu kemampuan komunikasi dan
interaksi sosial, serta pola-pola perilaku yang repetitive dan stereotipi (berulang dan sama)
8. Anak dengan gangguan ganda adalah anak yang memiliki dua atau lebih gangguan sehingga diperlukan
pendampingan, layanan, pendidikan khusus, dan alat bantu belajar yang khusus.
9. Anak lamban belajar atau slow learner adalah anak yang memiliki potensi intelektual sedikit dibawah rata-
rata tetapi belum termasuk gangguan mental. Mereka butuh waktu lama dan berulang-ulang untuk dapat
menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun non akademik.
10. Anak dengan kesulitan belajar khusus atau specific learning disabilities adalah anak yang mengalami
hambatan atau penyimpangan pada satu atau lebih proses psikologis dasar berupa ketidakmampuuan
mendengar, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja dan berhitung.
11. Anak dengan gangguan kemampuan komunikasi adalah anak yang mengalami penyimpangan dalam bidang
perkembangan bahasa wicara, suara, irama, dan kelancaran dari usia rata-rata yang disebabkan oleh factor
fisik, psikologis dan lingkungan baik reseptif maupun ekspresif.
12. Anak dengan potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa adalah anak yang memiliki skor intelegensi yang
tinggi (gifted ) atau mereka yang unggul dalam bidang-bidang khusus (talented) seperti music, seni, olah
raga dan kepemimpinan.

Bervariasinya tipe anak berkebutuhan khusus dan masing-masing jenis tersebut mempunyai permasalahan yang
berbeda maka dibutuhkan penanganan khusus baik itu dari keluarga,lingkungan,sekolah maupun intervensi medis
maupun rehabilitasi medic, pendampingan psikologi anak bila diperlukan demi tercapainya pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal. Beberapa hal yang harus kita laksanakan agar hak anak berkebutuhan khusus agar
tercapai pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal adalah

Secara Umum :
 Bagi orang tua maupun keluarga bisa menerima dan ikhlas, bahwa setiap anak adalah titipan dan amanah
Tuhan YME. Sehingga orang tua tidak kecewa maupun membanding-bandingkan dengan anak lainnya,
tidak menelantarkan hingga menyembunyikannya.
 Orang tua maupun keluarga harus memenuhi semua hak anak berkebutuhan khusus yang sama dengan anak
tanpa berkebutuhan khusus. Hak anak adalah sama, mempunyai hak untuk mendapatkan kasih sayang,cinta
, perlindungan, nutrisi yang baik, sandang pangan dan papan yang cukup, mendapatkan imunisasi dan
pelayanan kesehatan, hak untuk bersosialisasi dan membaur dengan masyarakat
 Bagi masyarakat hendaknya secara dini mulai menghilangkan stigma yang tidak baik tentang anak
berkebutuhan khusus, memberikan kesempatan anak berkebutuhan khusus agar bisa membaur dan
bersosialisasi, mendapatkan pendidikan yang sesuai
 Bagi pemerintah hendaknya pendataan anak berkebutuhan khusus dilakukan secara nasional sehingga
bantuan kepada keluarga baik itu bantuan materi,alat bantu,maupun pendidikan dapat diperoleh secara
mudah dan merata oleh keluarga, sehingga keluarga merasa terbantu dan semangat memberikan yang
terbaik untuk anak mereka

Secara khusus

 Orang tua harus rutin setidaknya berkonsultasi dengan tim tenaga medis terdekat yang mempunyai
kompetensi dalam menangani kasus anak berkebutuhan khusus secara integrasi ( dokter spesialis anak atau
dokter sub spesialis tumbuh kembang/neurologi anak, dokter spesialis rehabilitasi medis dan tim
rehabilitasi medis (fisioterapi – terapi wicara – terapi okupasi –prostetic/ortotik), psikologi, dan spesialis
lainnya (mata, THT, jiwa, bedah orthopedic, atau spesialis lain) sesuai jenisnya. Konsultasi ini sebaiknya
terjadwal dan dengan perencanaan yang baik sehingga orang tua tidak mengalami kebingungan maupun
kendala waktu dan biaya dapat diatasi.
 Selalu menindaklanjuti saran dan petunjuk dari tim tenaga medis
 Melakukan stimulasi dan intervensi di rumah sesuai petunjuk dokter anak dan timnya sesuai dengan jenis
dan kebutuhan anak (setiap jenis anak berkebutuhan khusus akan mempunyai jenis stimulasi dan intervensi
yang berbeda sesuai kebutuhannya)
 Memasukkan anak ke sekolah yang sesuai dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak sehingga
anak secara perlahan dapat hidup mandiri dan mempunyai ketrampilan tertentu sesuai potensinya.

Sebagai penutup, anak berkebutuhan khusus membutuhkan penanganan khusus, agar bisa tumbuh dan berkembang
secara optimal. Tidak hanya medis, justru mulai dari cara pandang masyarakat,orang tua, keluarga dan
lingkunganlah yang dapat mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Diperlukan keyakinan luar
biasa,motivasi dan support dari berbagai pihak agar hak anak berkebutuhan khusus dapat terpenuhi. Dengan
tercapainya tumbuh kembang optimal, maka diharapkan anak dapat hidup mandiri, mempunyai ketrampilan
pendukung yang bisa meningkatkan kualitas hidup anak di kemudian hari. Amiin.

dr. Ade Febrina Lestari, M.Sc. Sp. A

(Dokter Spesialis Anak RS UGM – Ka Instalasi Rawat Jalan RS UGM)

Daftar pustaka

Deputi Bidang Perlindungan Anak (2011). Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Republik Indonesia, Nomor 10 tahun 2011 tentang Kebijakan Penanganan Anak berkebutuhan Khusus.
Jakarta: Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia

Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta; EGC. 1995


Panduan penanganan Anak Berkebutuhan Khusus bagi pendamping (orang tua, keluarga,dan masyarakat). 2013.
Jakarta. Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia.

http://rsa.ugm.ac.id/2014/12/optimalisasi-pertumbuhan-dan-perkembangan-anak-berkebutuhan-
khusus/

Anda mungkin juga menyukai