Anda di halaman 1dari 8

[19/1 11.

12] Zaujati ❤: Dalam keperawatan anak yang menjadi individu (klien) adalah anak yang
diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari 18 (delapan belas) tahun dalam masa tumbuh
kembang, dengan kebutuhan khusus yaitu kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Anak
merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi
hingga remaja.

Dalam proses berkembang anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial.
Ciri fisik pada semua anak tidak mungkin pertumbuhan fisiknya sama, demikian pula pada
perkembangan kognitif adakalanya cepat atau lambat. Perkembangan konsep diri sudah ada sejak bayi
akan tetapi belum terbentuk sempurna dan akan mengalami perkembangan seiring bertambahnya usia
anak.

Pola koping juga sudah terbentuk sejak bayi di mana bayi akan menangis saat lapar. Dalam memberikan
pelayanan keperawatan anak selalu diutamakan, mengingat kemampuan dalam mengatasi masalah
masih dalam proses kematangan yang berbeda dibanding orang dewasa karena struktur fisik anak dan
dewasa berbeda mulai dari besarnya ukuran hingga aspek kematangan fisik.

2. Sehat-sakit

Rentang sehat-sakit merupakan batasan yang dapat diberikan bantuan pelayanan keperawatan pada
anak adalah suatu kondisi anak berada dalam status kesehatan yang meliputi sejahtera, sehat optimal,
sehat, sakit, sakit kronis dan meninggal. Rentang ini suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang
bersifat dinamis dalam setiap waktu. Selama dalam batas rentang tersebut anak membutuhkan bantuan
perawat baik secara langsung maupun tidak langsung, batasan sehat secara umum dapat diartikan suatu
keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit dan
kelemahan.

3. Lingkungan

Lingkungan dalam paradigma keperawatan anak yang dimaksud adalah lingkungan eksternal maupun
internal yang berperan dalam perubahan status kesehatan anak.

4. Keperawatan
Komponen ini merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada anak dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dengan melibatkan keluarga.

Prinsip Keperawatan Anak

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak tentu berbeda dibandingkan dengan orang dewasa.
Beberapa prinsip yang harus dipahami perawat anak:

a. Anak bukan miniatur orang dewasa tetapi sebagai individu yang unik, artinya bahwa tidak boleh
memandang anak dari segi fisiknya saja melainkan sebagai individu yang unik yang mempunyai pola
pertumbuhan dan perkembangan menuju proses kematangan.

b. Anak adalah sebagai individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai tahap perkembangannya.
Sebagai individu yang unik, anak memiliki berbagai kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lain
sesuai tumbuh kembang. Kebutuhan fisiologis seperti nutrisi dan cairan, aktivitas, eliminasi, tidur dan
lain-lain, sedangkan kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang akan terlihat sesuai tumbuh
kembangnya.

c. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat
kesehatan yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak mengingat anak
adalah penerus generasi bangsa.

d. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada kesejahteraan anak
sehingga perawat bertanggung jawab secara komprehensif dalam memberikan asuhan keperawatan
anak. Dalam mensejahterakan anak maka keperawatan selalu mengutamakan kepentingan anak dan
upayanya tidak terlepas dari peran keluarga sehingga selalu melibatkan keluarga.

e. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak dan keluarga untuk mencegah, mengkaji,
mengintervensi dan meningkatkan kesejahteraan hidup, dengan menggunakan proses keperawatan
yang sesuai dengan aspek moral (etik) dan aspek hukum (legal).
f. Tujuan keperawatan anak dan keluarga adalah untuk meningkatkan maturasi atau kematangan yang
sehat bagi anak dan remaja sebagai makhluk biopsikososial dan spiritual dalam konteks keluarga dan
masyarakat. Upaya kematangan anak adalah dengan selalu memperhatikan lingkungan yang baik secara
internal maupun eksternal dimana kematangan anak ditentukan oleh lingkungan yang baik.

g. Pada masa yang akan datang kecenderungan keperawatan anak berfokus pada ilmu tumbuh
kembang, sebab ini yang akan mempelajari aspek kehidupan anak

[19/1 11.12] Zaujati ❤: Pemantauan tumbuh kembang, adalah suatu kegiatan untuk menemukan secara
dini adanya penyimpangan pertumbuhan (status gizi kurang atau buruk, anak pendek), penyimpangan
perkembangan (terlambat bicara), dan penyimpangan mental emosional anak (gangguan konsentrasi
dan hiperaktif).

Deteksi dini gangguan tumbuh kembang balita dapat dilakukan melalui anamnesis, pemeriksaan fisis
rutin, skrining perkembangan dan pemeriksaan lanjutan. Keluhan orangtua mengenai penyimpangan
perkembangan anaknya perlu ditindaklanjuti karena sebagian terbukti benar.

Dalam melakukan penilaian terhadap pertumbuhan anak, terdapat beberapa cara yang dapat digunakan
untuk mendeteksi tumbuh kembang anak, di antaranya dengan pengukuran antopometri. Pengukuran
antropometri ini meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan (panjang badan), lingkar kepala, lingkar
lengan atas.

[19/1 11.12] Zaujati ❤: 1. Batita atau Toddler

a. Konsep Batita atau Tooddler

Toodler atau batita merupakan anak usia 12-36 bulan (1-3

tahun), dimana pada periode ini anak berusaha mencari tahu

bagaimana sesuatu bekerja dan mengontrol orang lain melalui

penolakan, kemarahan, dan tindakan keras kepala. Pada

periode ini adalah periode pertumbuhan dan perkembangan


anak berkembang secara optimal (Wong, 2000).

Pada periode anak usia toddler terdapat beberapa ciri-ciri

perkembangan yaitu anak selalu ingin mencoba hal yang

diinginkannya dan rasa ingin tahu tentang sesuatu lebih tinggi,

anak usia toddler menolak atau menuntut apa yang dia

inginkan atau yang tidak diinginkan, dan didalam anak usia

toddler sudah tertanam rasa otonomi . Anak usia 1-3 tahun atau

batita adalah konsumen pasif, yang artinya anak menerima

makanan apa yang diberikan oleh ibunya sehingga batita

sebaiknya dikenalkan dengan berbagai makanan. Laju

pertumbuhan batita lebih besar dibandingkan usia prasekolah

sehingga memerlukan jumlah makanan yang relatif besar

dengan pola makan yang diberikan dalam porsi kecil, Saat usia

batita anak masih tergantung penuh kepada orang tuanya untuk

melakukan kegiatan yang penting seperti mandi,buang air besar

dan kecil, dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan


sudah baik tetapi kemampuan lain masih terbatas (Hidayat,

2008).

[19/1 11.12] Zaujati ❤: Memahami Bedanya Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Pertumbuhan itu sendiri adalah aspek bertambahnya ukuran fisik tubuh si Kecil, seperti bertambahnya
tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, dan ukuran lainnya sesuai usia dengan standarisasi alat ukur
tertentu.

Sementara perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks, misalnya, si Kecil dapat berjalan atau berbicara. Perkembangan ini dapat diamati dari cara
anak bermain, belajar, berbicara, dan bersikap.

Baik pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Jenis
kelamin, perbedaan ras, usia, genetik, dan kromosom merupakan beberapa faktor internal, sedangkan
kondisi lingkungan sosial, ekonomi, nutrisi, dan stimulasi psikologis merupakan faktor eksternal.

Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia 1-3 Tahun

Menurut panduan Deteksi Dini dan Stimulasi Dini dari Kementerian Kesehatan RI, tumbuh kembang
anak yang sebaiknya Mama dan Papa perhatikan meliputi perkembangan motorik halus dan motorik
kasar, kemampuan berbahasa, dan keterampilan bersosialisasi.

Berikut ini beberapa tahap pertumbuhan dan perkembangan anak di usia 1-3 tahun yang umumnya bisa
diamati:

1. Perkembangan Anak Usia 1 Tahun

Di usia 1 tahun atau 12 bulan, si Kecil sedang di masa aktif-aktifnya, Ma! Ini karena kekuatan tulang anak
sudah cukup mantap untuk menopang berat badannya sendiri.

Jadi, anak Mama akan lebih aktif bergerak. Misalnya mulai merangkak ke depan dari posisi tengkurap,
dengan menarik badannya pakai tangan dan mendorong dengan kaki.
Tak jarang ia akan terus mencoba belajar jalan sendiri. Awalnya, si Kecil mungkin akan merambat berdiri
sambil berpegangan pada dinding, meja, kursi, sofa, tempat tidur, atau bertumpu pada tangan Mama.

Kemudian, di hari-hari berikutnya si Kecil akan mulai melangkahkan kakinya satu per satu sambil tetap
berpegangan. Namun pada umumnya, anak usia 1 tahun sudah bisa berjalan sendiri 2-3 langkah tanpa
dibantu oleh orang tua dan berpegangan pada perabot rumah.

Perkembangan kognitif anak usia 1 tahun pun sedang bertumbuh. Ini termasuk kemampuannya untuk
belajar, berpikir, dan memecahkan masalah dalam tahapan yang paling sederhana.

Sebagai contoh, menirukan gerakan atau gestur serta ekspresi orang lain, menemukan hal-hal yang
tersembunyi, mengambil atau mengeluarkan benda dari wadah, juga mampu mengikuti petunjuk
sederhana dan melepaskan objek tanpa bantuan.

Dari sisi perkembangan komunikasi dan bahasa anak usia 1 tahun sangat menarik untuk diperhatikan,
Ma! Sekarang, si Kecil mulai fasih mengucapkan “mama”, “papa”, “dadah”, dan “susu”.

Lalu, dari aspek kemampuan sosial dan emosinya, anak usia 1 tahun sudah bisa apa, ya? Anak Mama
ternyata sangat menikmati waktu bermain dengan teman-temannya. Bahkan, ia sampai tersenyum dan
tertawa saat melakukan aktivitas ini.

Terkadang, anak ikut merasa sedih melihat temannya menangis. Ini artinya si Kecil sudah bisa
memperlihatkan empati, yang juga menunjukkan bahwa kemampuan emosional anak sangat baik.

2. Perkembangan Anak Usia 2 Tahun

Pada usia 2 tahun, kemampuan anak mulai berkembang. Ia pun kini sudah bisa melompat ke depan dan
ke belakang dengan dua kaki hingga menari mengikuti irama.
Kemudian dalam hal motorik halusnya, anak juga sudah bisa memegang krayon atau pensil dengan
genggaman yang lebih mantap. Sehingga ia makin mahir membuat coretan dengan jelas, seperti
membuat lingkaran dan garis bentuk horizontal, vertikal, ataupun diagonal.

Tak hanya itu, si Kecil sudah bisa menyusun mainan balok lebih dari 4 tingkat, memutar gagang pintu,
memasang dan melepas pakaian, hingga memperhatikan buku cerita dan membolak-balikkan
halamannya. Ini karena kemandirian anak untuk melakukan beberapa hal sendiri juga sudah lebih baik.

Dari sisi perkembangan kognitif, anak usia 2 tahun sudah bisa meniru perkataan atau tindakan yang
yang dilakukan oleh orang tua atau orang-orang terdekatnya. Anak juga sering kali bermain dengan
boneka favoritnya sembari bermain role play, seperti main masak-masakan, dokter-dokteran.

Pada usia ini, anak sudah bisa mengikuti perintah sederhana yang diminta oleh Mama dan Papa. Sebagai
contoh, mengambil buku, menyimpan sisir di tempatnya, dan melepas sepatu. Sebab kemampuan
bahasa dan komunikasi anak usia 2 tahun juga sudah lebih baik dari sebelumnya. Di usia ini, si Kecil
sudah mampu memahami kata dan menunjuk nama benda yang dimaksud, menyebutkan nama-nama
anggota tubuh, hingga menggelengkan kepala bila diminta melakukan sesuatu.

Anak Mama pun kian pandai memperlihatkan emosinya, seperti ia akan tampak sedih ketika melihat
temannya menangis. Tak jarang bila anak usia 2 tahun sulit mengendalikan emosinya. Itu kenapa di fase
inilah rata-rata anak juga mengalami tantrum karena ia belum bisa mengatur dan mengungkapkan
emosinya dengan cara yang tepat.

3. Tahap Perkembangan Anak Usia 3 Tahun

Anak umur 3 tahun sekarang sudah memiliki kemampuan motorik kasar yang jauh lebih hebat dibanding
tahun-tahun sebelumnya lho, Ma. Misalnya berlari, memanjat, melompat, mampu naik turun tangga,
hingga mengayuh sepeda roda tiga.

Sementara kemampuan motorik halus yang ia kuasai antara lain mahir menggunakan sendok dan garpu
sendiri, memegang alat tulis, dan menggambar bentuk (seperti lingkaran, kotak, garis).
Lalu, apa yang terjadi pada perkembangan kognitifnya? Si Kecil ternyata sudah mampu menyebutkan
nama-nama warna, memahami konsep perbedaan ukuran dan waktu, juga mengingat kejadian tertentu
yang sudah lewat.

Jika diajak bicara, anak sudah mampu bercakap-cakap dalam dialog sederhana, sudah bisa
menggunakan kata “aku”, “kita”, atau menyebut namanya sendiri, serta berbicara dalam dua atau tiga
kata, dan mulai membuat kalimat dari empat hingga lima kata.

Dari sisi perkembangan sosial dan empatinya, anak usia 3 tahun mampu menunjukkan ekspresi
sederhana seperti seperti "Aku marah!", "Aku sedih!" atau "Aku senang!". Si Kecil juga menunjukkan
perasaan lain, seperti malu atau merasa bersalah

Anda mungkin juga menyukai