Anda di halaman 1dari 24

TUGAS

PERKEMBANGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Oleh

Nama : Lasemi
NIM/NPM : 220102021
Program Studi : Pendidikan Luar Biasa (PLB)
Mata Kuliah : Perkembanagan ABK
Dosen Mata Kuliah : Setiawan Gema Budi,S.Pd.,M.Pd.

UNIVERSITAS SAN PEDRO


KUPANG
2022
TUGAS
1. Apa itu pertumbuhan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
2. Apa itu Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
3. Ragam / jenis Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
4. Model atau layanan yang diberikan untuk anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

JAWAB:
Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak-anak yang tumbuh dan
berkembang dengan berbagai perbedaan dengan anak-anak pada umumnya. Istilah
anak-anak dengan kebutuhan khusus tidak mengacu pada sebutan untuk anak-anak
penyandang cacat, tetapi mengacu pada layanan khusus yang dibutuhkan anak-anak
dengan kebutuhan khusus.

1. Apa itu pertumbuhan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)


Pengertian Pertumbuhan anak Berkebutuhan Khusus
a. Pertumbuhan adalah perubahan yang terjadi pada setiap manusia terutama
berkaitan dengan fisiknya. Vasta (1992) mengemukakan bahwa panjang bayi
menjadi hampir dua kali pada usia 4 tahun. Anak laki-laki dan perempuan pada
usia 10 tahun hampir sama tingginya. Pada usia antara 10 dan 12 tahun anak
perempuan tumbuh dengan pesat, sedangkan pada anak laki-laki hal itu terjadi
antara umur 12 dan 14. Vasta selanjutnya mengatakan bahwa tinggi badan
berlangsung sampai sekitar umur 15 atau 16 tahun pada anak perempuan dan pada
anak laki-laki sampai umur 17 atau 18 tahun. Pertumbuhan berlangsung selama
masa kanak-kanak tetapi tidak dalam kecepatan yang menetap, kemudian
kecepatannya menurun dan menjadi pesat kenaikannya pada masa adolesen dan
selanjutnya berhenti. Bagian-bagian tubuh tumbuh dan berkembang dengan
kecepatan yang berbeda. Organ-organ tubuh mencapai kematangan pada waktu dan
kecepatan yang berbeda pula. Anak-anak perempuan mencapai masa puber lebih
awal daripada anak laki-laki. Anak laki-laki bertambah tinggi pada masa
pertumbuhannya yang pesat, ototnya menguat dan lebar bahunya bertambah pula.
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan kematangan. Genetika yang
diturunkan sangat penting, namun faktor lingkungan seperti, nutrisi, olahraga,
penyakit, dan kesehatan individu mempunyai peran juga.
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Prof. Dr. Mulyani Sumantri, M.Sc.
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/MKDK4002-M1.pdf

2. Apa itu Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)


Pengertian Perkembangan
a. Para ahli psikologi telah mengkaji bahwa perkembangan manusia itu kompleks,
merupakan teka-teki dan tantangan untuk digali informasinya. Untuk
memahaminya terlebih dahulu harus dipahami bahwa psikologi adalah kajian
ilmiah tentang perilaku terutama perilaku manusia. Lalu apakah yang dimaksud
oleh para ahli psikologi dengan perkembangan individu? Menurut Santrok dan
Yussen (1992) perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai
pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan.
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Prof. Dr. Mulyani Sumantri, M.Sc.
https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/MKDK4002-M1.pdf

3. Ragam / jenis Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)


a. Jenis anak berkebutuhan khusus terbagi dalam beberapa kategori, yaitu :
1) Anak disabilitas penglihatan adalah anak yang mengalami gangguan daya
penglihatan berupa kebutaan menyeluruh (total) atau sebagian (low vision)
2) Anak disabilitas pendengaran adalah anak yang mengalami gangguan
pendengaran, baik sebagian ataupun menyeluruh, dan biasanya memiliki
hambatan dalam berbahasa dan berbicara
3) Anak disabilitas intelektual adalah anak yang memiliki intelegensia yang
signifikan berada dibawah rata-rata seusianya dan disertai dengan
ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku, yang muncul dalam masa
perkembangan.
4) Anak disabilitas fisik adalah anak yang mengalami gangguan gerak akibat
kelumpuhan, tidak lengkap anggota badan, kelainan bentuk dan fungsi tubuh
atau anggota gerak.
5) Anak disabilitas sosial adalah anak yang memiliki masalah atau hambatan dalam
mengendalikan emosi dan kontrool sosial, serta berperilaku menyimpang.
6) Anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) atau
attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD) adalah anak yang
mengalami gangguan perkembangan yang ditandai dengan sekumpulan
masalah berupa gangguan pengendalian diri masalah rentang atensi atau
perhatian, hiperaktivitas dan impulsivitas yang menyebabkan kesulitan
berperilaku, berfikir dan mengendalikan emosi.
7) Anak dengan gangguan spectrum autism atau autism spectrum disorders (ASD)
adalah anak yang mengalami gangguan dalam tiga area dengan tingkatan
berbeda-beda yaitu kemampuan komunikasi dan interaksi sosial, serta pola-
pola perilaku yang repetitive dan stereotipi (berulang dan sama)
8) Anak dengan gangguan ganda adalah anak yang memiliki dua atau lebih
gangguan sehingga diperlukan pendampingan, layanan, pendidikan khusus, dan
alat bantu belajar yang khusus.
9) Anak lamban belajar atau slow learner adalah anak yang memiliki potensi
intelektual sedikit dibawah rata-rata tetapi belum termasuk gangguan mental.
Mereka butuh waktu lama dan berulang-ulang untuk dapat menyelesaikan
tugas-tugas akademik maupun non akademik.
10) Anak dengan kesulitan belajar khusus atau specific learning disabilities adalah
anak yang mengalami hambatan atau penyimpangan pada satu atau lebih proses
psikologis dasar berupa ketidakmampuuan mendengar, berpikir, berbicara,
membaca, menulis, mengeja dan berhitung.
11) Anak dengan gangguan kemampuan komunikasi adalah anak yang mengalami
penyimpangan dalam bidang perkembangan bahasa wicara, suara, irama, dan
kelancaran dari usia rata-rata yang disebabkan oleh factor fisik, psikologis dan
lingkungan baik reseptif maupun ekspresif
12) Anak dengan potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa adalah anak yang
memiliki skor intelegensi yang tinggi (gifted ) atau mereka yang unggul dalam
bidang-bidang khusus (talented) seperti music, seni, olah raga dan
kepemimpinan.
dr. Ade Febrina Lestari, M.Sc. Sp. A
(Dokter Spesialis Anak RS UGM – Ka Instalasi Rawat Jalan RS UGM)
https://rsa.ugm.ac.id/id/2014/12/optimalisasi-pertumbuhan-dan-perkembangan-
ana k-berkebutuhan-khusus/

b. Jenis anak berkebutuhan khusus terbagi dalam beberapa kategori,


Tunagrahita merupakan seorang anak berkebutuhan khusus yang memiliki
masalah dalam perkembangan mentalnya, biasanya memiliki kondisi yang
keterbelakangan dimana sering mengalami masalah dalam berbagai bidang.
Tunagrahita biasanya akan sulit dalam berkomunikasi, bersosialisasi atau
kesulitan dalam belajar serta dalam memahami suatu masalah namun tidak
menutup kemungkan mereka dapat belajar secara mandiri.

1) Tunanetra
Tunanetra merupakan seorang anak berkebutuhan khusus yang memiliki
masalah dalam penglihatannya, baik total atau sebagian penglihatan saja.
Seorang anak berkebutuhan khusus tunanetra harus mendapatkan pendidikan
kebutuhan khusus sejak dini terutama bagi anak yang sejak lahir terlah
memiliki kondisi ini.
2)Tunarungu
Tunarungu merupakan seorang anak berkebutuhan khusus yang memiliki
masalah dalam fungsi pendengarannya, dimana bisa sebagian atau kehilangan
seluruh fungsi pendengaran.
Biasanya anak berkebutuhan khusus tunarungu akan kesulitan dalam
berkomunikasi termasuk dalam bersosialisasi dengan orang lain dan
lingkungannya.

3)Tunalaras
Tunalaras merupakan seorang anak berkebutuhan khusus yang memiliki
masalah dalam beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan dan sekitarnya.
Umumnya seorang anak berkebutuhan khusus tunalaras memiliki kesulitan
berkomunikasi dan memiliki emosi yang tidak stabil dan kerap tidak dapat
bersosialisasi dengan lingkungan dan sekitarnya.

4) Tunadaksa
Tunadaksa merupakan seorang anak berkebutuhan khusus yang memiliki
masalah atau kelainan pada alat gerak tubuhnya, dimana dapat memiliki kondisi
yang berupa cacat permanen sejak lahir.
Maka dari itu seorang anak berkebutuhan khusus tunadaksa membutuhkan
seorang pendamping dan pendidikan khusus untuk dapat melatih gerak
tubuhnya.
https://haloedukasi.com/anak-berkebutuhan-khusus

c. Jenis anak berkebutuhan khusus terbagi dalam beberapa kategori, yaitu :

1) Tunanetra

Tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihatannya, berupa


kebutaan menyeluruh atau sebagian, dan walaupun telah diberi pertolongan
dengan alat-alat bantu khusus masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan
khusus.

2) Tunarungu

Tunarungu adalah anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya


pendengarannya sehingga tidak atau kurang mampu berkomunikasi secara
verbal dan walaupun telah diberikan pertolongan dengan alat bantu dengar
masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.

3) Tunalaras

Tunalaras adalah anak yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dan
bertingkah laku tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam
lingkungan kelompok usia maupun masyarakat pada umumnya, sehingga
merugikan dirinya maupun orang lain.
4) Tunadaksa

Tunadaksa adalah anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap
pada alat gerak (tulang, sendi, otot) sedemikian rupa sehingga memerlukan
pelayanan pendidikan khusus.

5) Tunagrahita atau down syndrome

Tunagrahita (retardasi mental) adalah anak yang secara nyata mengalami


hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental jauh di bawah rata-rata
(IQ dibawah 70) sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik,
komunikasi maupun sosial, dan karenanya memerlukan layanan pendidikan
khusus. Hambatan ini terjadi sebelum umur 18 tahun.

Tuna grahita ini masih dibagi menjadi dua, yakni tuna grahita biasa dan tuna
grahita down sindrom atau down syndrome.

Down syndrome pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John Longdon
Down. Ciri-cirinya tinggi badan yang relatif pendek, kepala mengecil, hidung
yang datar menyerupai orang Mongoloid maka sering juga dikenal dengan
mongolisme. Pada tahun 1970an para ahli dari Amerika dan Eropa merevisi
nama dari kelainan yang terjadi pada anak tersebut dengan merujuk penemu
pertama kali sindrom ini dengan istilah sindrom Down dan hingga kini penyakit
ini dikenal dengan istilah yang sama.

6) Cerebral palsy

Gangguan / hambatan karena kerusakan otak (brain injury) sehingga


mempengaruhi pengendalian fungsi motorik

7) Gifted

Adalah anak yang memiliki potensi kecerdasan (intelegensi), kreativitas, dan


tanggung jawab terhadap tugas (task commitment) di atas anak-anak seusianya
(anak normal)
8) Autistis atau autisme

Autisme adalah gangguan perkembangan anak yang disebabkan oleh adanya


gangguan pada sistem syaraf pusat yang mengakibatkan gangguan dalam
interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.

9) Asperger Disorder atau AD

Secara umum performa anak Asperger Disorder hampir sama dengan anak
autisme, yaitu memiliki gangguan pada kemampuan komunikasi, interaksi
sosial dan tingkah lakunya. Bedanya, gangguan pada anak Asperger lebih
ringan dibandingkan anak autisme dan sering disebut dengan istilah High-
fuctioning autism.

Adapun hal-hal yang paling membedakan antara anak Autisme dan Asperger
adalah pada kemampuan bahasa bicaranya. Kemampuan bahasa bicara anak
Asperger jauh lebih baik dibandingkan anak autisme. Intonasi bicara anak
asperger cendrung monoton, ekspresi muka kurang hidup cendrung murung dan
berbibicara hanya seputar pada minatnya saja. Bila anak autisme tidak bisa
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, anak asperger masih bisa dan
memiliki kemauan untuk berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.

Sumber:

https://simomot.com/2016/09/01/jenis-jenis-anak-berkebutuhan-khusus-ciri-
ciri-dan-terapinya/
Benita , MM, QWP®
Financial and Health Advisor. Partnership with AXA Financial Indonesia
Area DKI Jakarta
500+ koneksi

d. Jenis anak berkebutuhan khusus terbagi dalam beberapa kategori, yaitu :


1) Tunanetra, anak yang memiliki gangguan pada daya penglihatannya baik
sebagian ataupun menyeluruh.
2) Tunarungu, anak yang memiliki gangguan pada daya pendengarannya baik
sebagian atau keseluruhan sehingga menyebabkan kurangnya kemampuan untuk
melakukan komunikais secara verbal.
3) Tunalaras, anak yang memiliki kesulitan ketika menyesuaikan diri sehingga
berperilaku  yang tidak sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku di
lingkungannya. Sehingga tentunya akan merugikan diri sendiri dan orang lain di
sekitarnya.
4) Tunadaksa, anak yang memiliki kelainan atau cacat permanen pada bagian
sistem gerak tubuh meliputi oto, sendi, tulang.
5) Tunagrahita (down syndrome), anak yang memiliki dan mengalami hambatan
serta keterbelakangan mental yang jauh dari rata-rata (IQ berada di bawah 70).
Sehingga menyebabkan anak kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas
akademik, berkomunikasi, maupun menjalani kehidupan sosialnya. Tuna grahita
terbagi menjadi 2 jenis, tuna grahita biasa dan down syndrome.
6) Cerebral palsy, gangguan yang terjadi dikarenakan kerusakan otak yang
menyebabkan gangguan pada pengendalian fungsi motorik.
7) Gifted, anak yang memiliki potensi diatas rata-rata anak pada umumnya
meliputi kecerdasan, kreativitas, serta tanggung jawab yang diatas anak-anak di
usianya.
8) Autisme, kelainan yang menyerang perkembangan anak dikarenakan adanya
gangguan yang terjadi di sistem syaraf pusat. Sehingga menyebabkan kesulitan
dalam berkomunikasi, perilaku, serta hubungan sosial.
9) Asperger Disorder (AD), sama halnya dengan autisme yang memiliki
kekurangan dalam berkomunikasi, perilaku dan hubungan sosial, hanya saja anak
yang menderita gangguan ini lebih ringan jika dibandingkan dengan anak-anak
yang mengidap autisme. Yang membedakan adalah kemampuan bicara dari anak
asperger jauh lebih baik dibandingkan dengan autisme.
10) Retss’ Disorder, gangguan perkembangan anak ini masuk ke dalam kategori
ASD. Yang termasuk ke dalam gangguan Rett’s disorder ini adalah anak yang
tiba-tiba mengalami kemunduran perkembangan saat mulai menginjak usia 18
tahun.
11) ADHD atau yang dikenal dengan “anak hiperaktif” merupakan gangguan
yang menyebabkan anak tidak bisa diam dan mudah bergerak dari tempat ke
tempat lainnya. Tak hanya itu, rentang konsentrasinya juga sangat pendek dan
sering kesulitan dalam mengikuti akademik.
12) Lamban belajar (slow learner), anak yang memiliki potensi kecerdasan di
bawah normal namun belum sampai ke tahap tunagrahita.
13) Anak yang memiliki kesulitan dalam belajar hal-hal spesifik.
Cara Menangani Anak Berkebutuhan Khusus
written by Khanza Savitra
https://dosenpsikologi.com/cara-menangani-anak-berkebutuhan-khusus

e. Jenis anak berkebutuhan khusus terbagi dalam beberapa kategori, yaitu :


1) Autis atau Autisme
Autis atau Autisme merupakan salah satu jenis gangguan pada syaraf yang
permasalahannya sangat kompleks. Ia ditandai dengan beberapa gejala seperti
kesulitan dalam berkomunikasi, berinteraksi, bersosial, serta tingkah laku yang
terbatas.
2) Asperger Disorder (AD)
Pada dasarnya, Asperger Disorder (AD) ini termasuk ke dalam kategori autisme,
dimana penderita akan mengalami kesulitan yang sama dalam berkomunikasi,
berinteraksi, bersosial, serta perilakunya. Hanya saja, ia cenderung lebih ringan
jika dibandingkan dengan autisme yang dikenal sebagai High-fuctioning autism.
Salah satu perbedaan antara Asperger Disorder (AD) dengan autisme terletak
pada kemampuan berbahasanya. Ketimbang penderita autisme, anak-anak yang
mengalami Asperger Disorder (AD) memiliki kemampuan berbahasa yang lebih
baik.
Walaupun begitu, penderita Asperger Disorder (AD) tidak bisa disebut baik
dalam berkomunikasi. Intonasi bicaranya tampak datar, wajahnya kurang
berekspresi, dan sering kali ia hanya akan berbicara mengenai hal-hal yang ia
minati saja.
3) Rett’s Disorder (Sindrom Rett)
Rett’s Disorder atau Sindrom Rett merupakan gangguan perkembangan pada
fisik, mental, dan sosial yang muncul pada usia balita. Sindrom ini menyerang
anak-anak yang sebelumnya normal, namun seiring perkembangannya, ia malah
mengalami kemunduran.
Koordinasi motoriknya semakin menurun seiring dengan menurunnya
kemampuan bersosial. Salah satu gejalanya ialah dimana seorang anak kehilangan
kemampuan berbahasanya secara tiba-tiba. Anak Berkebutuhan Khusus jenis ini
didominasi oleh anak perempuan.
4) Attention Deficit Disorder with Hyperactive (ADHD) atau Hiperaktif
Di Indonesia, ADHD lebih dikenal dengan sebutan anak hiperaktif. Namun perlu
diketahui sebelumnya, bahwa tidak semua anak hiperaktif menderita ADHD.
Sedangkan penderita ADHD sudah pasti tergolong anak hiperaktif.
Anak Berkebutuhan Khusus jenis ini sangat sulit untuk diam dan tenang.
Penderita ADHD selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya,
bergerak-bergerak, atau memainkan benda-benda. Mereka sangat tidak bisa diam,
sekalipun itu hanya 5 atau 10 menit saja.
Konsentrasi dan fokus anak penderita ADHD sangat mudah pecah. Mereka tidak
mampu berkonsentrasi dengan baik, cepat bingung, pikirannya kacau, dan tidak
mempedulikan perintah atau arahan dari orang-orang di sekitarnya.
5) Cerebral Palsy (Lumpuh Otak)
Cerebral Palsy atau lumpuh otak merupakan gangguan pada otot, gerakan, atau
bahkan postur tubuh akibat adanya perkembangan yang tidak normal, cedera atau
kerusakan pada otak (brain injury).
Kerusakan otak yang ada biasanya sudah terjadi sejak masa kehamilan. Namun
gejalanya baru akan tampak ketika sang anak masih dalam keadaan bayi atau
bahkan usia pra sekolah. Kerusakan pada otak yang terjadi akan mempengaruhi
fungsi kerja motorik.
Cara Menangani Anak Berkebutuhan Khusus
written by Khanza Savitra
https://dosenpsikologi.com/cara-menangani-anak-berkebutuhan-khusus
4. Model atau layanan yang diberikan untuk anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
 Penanganan Dan Pelayanan Anak Kebutuhan Khusus.
Setiap anak dengan kebutuhan khusus juga membutuhkan layanan khusus yang
disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik mereka. Penting untuk melaksanakan
kegiatan identifikasi dan penilaian untuk mengidentifikasi karakteristik dan kebutuhan
mereka. Hal ini dianggap penting untuk mendapatkan layanan yang tepat sesuai dengan
karakteristik, kebutuhan dan kemampuannya.
Karakteristik dan Kebutuhan ABK yaitu :
a. Tunanetra Istilah anak tunanetra secara mendasar dapat diartikan sebagai anak-anak
yang mengalami gangguan pada fungsi penglihatan. Hal ini bertujuan untuk membantu
mempermudah dalam penyediaan layanan baik dalam bentuk akademik maupun
layanan tambahan sebagai keterampilan pendamping. Dengan mendefinisikan
ketunanetraan sesuai dengan tingkatan fungsi penglihatan, maka kita tidak akan
mengartikan secara mendasar bahwa anak tunanetra adalah anak yang mengalami
kebutaan. ketunanetraan menjadi 3 kategori yaitu buta buta, buta fungsional dan low
vision. Seseorang disebut mengalami kebutaansecara legal jika kemampuan
penglihatannya berkisar 20/200 atau dibawahnya, atau lantang pandangannya tidak
lebih dari 20 derajat. Pada pengertian ini, seorang anak di tes dengan menggunakan
snellen chart (kartu snellen) dimana anak harus dapat mengidentifikasi huruf pada jarak
20 kaki atau 6 meter.jadi, anak-anak dikatakan buta secara legal jika mengalami
permasalahan pada sudut pandang penglihatan, yaitu kemampuan menggerakkan mata
agar dapat melihat ke sisi samping kiri dan kanan. dalam lingkungan masyarakat anak-
anak perlu bantuan aksesibilitas untuk dapat memanfaatkan fasilitas umum yang
tersedia. Sebagai contoh trotoar atau lantai yang dilengkapi dengan bidang timbul yang
dapat memudahkan mereka untuk mengidenfi arah mereka berjalan. Selain itu
diperlukan pula, tulisan- tulisan braile yang terpasang pada ruang umum untuk
memudahkan mereka dalam menemukan fasilitas yang mereka perlukan.
b. Tunarungu dapat diartikan sebagai gangguan pendengaran, dimana anak yang
mengalami ketunarunguan adalah menglami permasalahan pada hilangnya atau
berkurangnya kemampuan pendengaran. menyatakan bahwa anak yang dapat dikatakan
tunarungu jika mereka tidak mampu atau kurang mampu mendengar. Menurutnya,
tunarungu dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu tuli dan kurang dengar. Tuli
merupakan suatu kondisi dimana seseorang benar- benar tidak dapat mendengar
dikarenakan hilangnya fungsi  dengar pada telinganya. Sedangkan kurang dengar
merupakan kondisi dimana seseorang yang mengalami kerusakan pada  organ
pendengarannya tetapi masih dapat berfungsi untuk mendengar meskipun dengan atau
tanpa alat bantu dengar. pada dasarnya anak tunarungu tidak mengalami hambatan pada
perkembangan intelegensi dan aspek-aspek lain, selain yang berkaitan dengan
pendengaran dan komunikasi. Oleh karena itu, dalam segi pelayanan pendidikan anak
tunarungu memiliki kemampuan yang tidak berbeda dengan anak- anak pada umumnya.
Namun daripada itu, guru memerlukan metode khusus dalam menyampaikan materi
pelajaran kepada anak tunarungu. Guru harus mampu berbicara dengan mimik mulut
yang jelas,  sehingga meskipun tanpa mendengar anak tunarungu dapat mencerna
informasi yang disampaikan. Lebih daripada itu, guru juga harus mampu ahasa tubuh
untuk membantu proses penyampaian informasi.
c. Tunagrahita merupakan istilah yang disematkan bagi anak- anak   berkebutuhan  
khusus   yang mengalami  permasalahan seputar intelegensi.  Di Indonesia  tunagrahita    
merupakan pengelompokan dari beberapa anak berkebutuhan khusus, namun dalam
bidang pendidikan mereka memiliki hambatan yang sama dikarenakan permasalahan
intelegensi.  Dalam bahasa asing, anak yang mengalami permasalahan intelegensi
memiliki beberapa istilah  penyebutan  antara t (IQ dibawah 35). Sedangkan klasifikasi
lain dapat didasarkan pada kemampuan yang dimiliki yaitu Ringan (Mampu didik),
Sedang (Mampu latih), Berat (Mampu rawat). Anak tunagrahita dapat diklasifikasikan
berdasarkan tingkatan intelegensi dengan dasar intelegensi normal manusia dengan
Skala Binet  berkisar antara 90-110. Adapun klasifikasi berdasarkan tingkat intelegensi
adalah Ringan (IQ 65- 80), Sedang (IQ 50-65), Berat (IQ 35-50), Sangat bera yang
memiliki tingkat berat atau sangat berat, mereka memiliki karkateristik lebih khusus
dimana mereka akan kesulitan untuk menjalani aktivitas sosial sehari- hari. Anak-anak
pada kategori tersebut membutuhkan bantuan orang lain untuk dapat mengurus dirinya
sendiri.
d. Tunadaksa Dalam konteks pendidikan khusus di Indonesia, tunadaksa dapat
diartiakan sebagai gangguan motorik. Pada konteks lain dapat kita temui penggunaan
istilah lain dalam menyebut anak tunadaksa misalnya anak dengan hambatan gerak.
Utamnya, anak tunadaksa adalah anak yang mengalami gangguan fungsi gerak yang
disebabkan oleh permasalahan pada organ gerak pada tubuh. bahwa tunadaksa
merupakan suatu keaadan rusak atau terganggu yang disebabkan karena bentuk
abnormal atau organ tulang, otot, dan sendi tidak dapat berfungsi dengan baik. anak
tunadaksa memiliki berbagai jenis klasifikasi tergantung pada bagian anggota gerak
mana yang mengalami permasalahan. Adapun beberapa jenis tunadaksa adalah Club-
foot (kaku kai), Club-hand (kaku tangan), Polydactylism (jari lebih banyak),
Syndactylism (jari berselaput), Torticolis (gangguan tulang leher), Spina Bifida
(abnormalitas sumsum tulang belakang), dll. Pendidikan khusus di Indonesia
menggolongkan anak cerebral palsy pada kumpulan anak berkebutuhan khusus
tunadaksa. Meskipun termasuk jenis disabilitas Brain Injury, anak cerebral palsy
digolongkan dalam anak tunadaksa karena mengalami gangguan pada fungsi gerak
terutama pada otot. Dalam proses pembelajaran, anak tunadaksa memerlukan
metodemetode khusus yang disesuaikan dengan kondisi tubuh. Tidak setiap anak
tunadaksa dapat menulis dengan baik dikarenakan kondisi motorik halus yang tidak
memungkinkan dan pembelajaran berbasis akademik, anak tunadaksa juga memerlukan
pembelajaran-pembelajaran khusus untuk melatih Soft Skill agar dapat memanfaatkan
sisa kemampuan atau fungsi gerak untuk dapat menghasilkan karya cipta. Pelayanan-
pelayanan tersebut sangat diperlukan anak-anak tunadaksa agar dapat membantu
kualitas hidupnya lebih baik dan mandiri.
e. Tunalaras Anak tunalaras merupakan konteks dengan batasan-batasan yang sangat
rumit tentang anak-anak yang mengalami masalah tignkah laku. Istilah tunalaras itu
sendiri belum dapat diterima secara umum karena batasan-batasan penyebutan anak
tunalaras yang kurang saklek. Pada intinya sebutan anak tunalaras merupakan gangguan
perilaku yang menunjukan suatu  penentangan yang terus menerus pada masyarakat,
merusak diri sendiri, serta gagal dalam proses belajar di sekolah Dalam konteks
pendidikan khusus di Indonesia menyebut anak tunalaras mengalami permasalahan pada
perilaku, sosial, dan emosional. Berdasar pada permasalahan tersebut, anak tunalaras
dapat mengalami dampak yang sangat besar jika tidak mendapatkan layanan secara
khusus. anak-anak tunalaras memerlukan layanan konseling dan rehabilitasi untuk
menerapkan latihan-latihan secara khusus agar dapat berperilaku sesuai dengan norma
dan aturan sosial dalam bermasyarakat.
f. Anak cerdas dan bakat istimewa Anak berbakat dan kecerdasan istimewa sesuai
undang undang termasuk anak yang memerlukan layanan khusus, hal tersebut tertuang
pada UU Sisdiknas No.2 2003. anak berbakat dan cerdas istimewa memiliki kebutuhan
dan karakteristik yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya. istilah anak berbakat
memiliki kesamaan dengan istilah-istilah asing, yang mana dapat diartikan bahwa anak
berbakat merupakan anak yang memiliki kemampuan atau talenta di atas rata-rata anak
pada umumnya. Serupa dengan anak dengan kecerdasan istimewa yang memiliki
kecerdasan di atas IQ rata-rata anak pada umumnya. Namun, terdapat pendapat lain
tentang istilah anak berbakat dan cerdas istimewa, yaitu mereka yang memiliki
kemampuan atau IQ di atas rata-rata serta dapat berprestasi karena kemampuan tersebut.
tumbuh kembang anak dengan kecerdasan dan bakat istimewa sama seperti anak-anak
normal. Namun, lebih ditekankan pada  perkembangan pada aspek tertentu dimana
mereka mengalami perkembangan yang lebih cepat dibanding anak-anak seusianya. Hal
tersebut dapat berlaku pada aspek apapun, baik pemahaman tentang ilmu pengetahuan,
kinestetik, seni, dll. Anak dengan kecerdasan dan bakat istimewa memang mengalami
perkembangan yang cepat pada aspek tertentu, tapi bukan berarti hal tersebut tidak
membawa ancaman negatif terhadap aspek sosial emosional mereka. Anak dengan
kecerdasan dan bakat istimewa akan mendapat prestasi lebih banyak dan tingkat
keberhasilan lebih tinggi dibanding anak lain.
PEMBINAAN KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS (ABK)
Oleh : christin natalia
https://www.kompasiana.com/christinnatalia1224/6075440dd541df121f7617a2/
pembinaan-karakteristik-dan-kebutuhan-anak-berkebutuhan-khusus-abk#:~:text=Anak-
anak%20berkebutuhan%20khusus%20%28ABK%29%20adalah%20anak-anak
%20yang%20tumbuh,layanan%20khusus%20yang%20dibutuhkan%20anak-anak
%20dengan%20kebutuhan%20khusus.

 berikut ini beberapa cara menangani anak-anak berkebutuhan khusus.


1. Orang Tua Harus Lebih Terbuka Pemikirannya
Sebelum menangani anak, tentunya pihak orang tua sendiri haruslah lebih terbuka
pemikirannya mengenai anak-anak berkebutuhan khusus ini. Sikap keterbukaan ini
tentunya harus anda tunjukkan dari rasa menerima segala kondisi anak anda saat ini.
Dari sikap keterbukaan ini lah anda bisa mencari usaha dan  cara yang tepat untuk
mendidik anak anda. Tanamkan ke dalam diri anda jika anak berkebutuhan khusus
bukanlah aib yang harus ditutupi. Jika hal ini anda lakukan hanya akan memperparah
kondisi anak anda ketika sudah dewasa.
2. Lakukan Pengawasan Sedari Dini
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, anak-anak kebutuhan khusus tentunya
membutuhkan pengawasan yang lebih dibandingkan anak-anak pada umumnya, Untuk
itu pentingnya pengawasan sedari dini terkait tumbuh kembang anak. Cara ini dilakukan
agar orang tua dapat mengetahui setiap tahap perkembangan anak. Sehingga nantinya
bis asedikit waspada bila terjadi pertumbuhan fisik dan mental yang tidak mengalami
perubahan dalam waktu yang lama.
3. Berikan Motivasi, Perhatian dan Bimbingan
Anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus tentunya membutuhkan motivasi,
perhatian, serta bimbingan yang lebih dibandingkan dengan anak-anak lainnya. Dengan
perhatian dan motivasi yang besar dan intens tentunya membantu anak bisa berkembang
menjadi lebih baik lagi. Tentu butuh kesabaran yang ekstra bagi orang tua yang
menangani anak-anak berkebutuhan khusus namun semua ini demi perkembangan anak
yang lebih maksimal.
4. Adaptasi Dengan Anak
Dibutuhkan adaptasi antara pengasuh, orang tua, serta anak-anak kebutuhan khusus
sendiri. Jika adaptasi tersebut tidak berjalan dengan lancar, tentu segala cara yang
dilakukan tidak akan membantu perkembangan anak. Ketika proses adaptasi bisa
berjalan dengan baik, tentu membuat segala proses selanjunya berjalan dengan mudah.
Adaptasi yang baik tentu akan membantu anda memahami kondisi serta potensi anak.
5. Meningkatkan Kedekatan Emosional Dengan Anak
Kedekatan emosional menjadi salah satu bagian penting yang harus ada ketika anda
menangani anak-anak berkebutuhan khusus. Kedekatan emosional ini dibutuhkan agar
anak anak bisa percaya serta menjadi dekat dengan anda. Ketika sudah terjalin
kedekatan emosional yang tinggi tentunya anak akan merasa aman dan terbuka dengan
anda.
6. Ajari Anak Untuk Mengeksplor Ketrampilannya
Orang tua dengan anak-anak berkebutuhan khusus tentunya membutuhkan energi
ekstraketika mendidik anak-anaknya. Meskipun anak-anak anda memiliki kebutuhan
khusus namun sudha emnjadi sebuah kewajiban bagi orang tua untuk mendampingi dan
mendidiknya. Anda bisa mengisi waktu luangnya untuk rekreasi atau membuat
ketrampilan yang dapat membantu fokus serta kosentrasi anak. Dari hal-hal semacam
ini, anda bisa mengetahui potensi yang dimiliki anak sehingga membuat anak menjadi
lebih produktif.
7. Tanamkan Kemandirian Sedari Dini
Pada dasarnnya anak-anak kebutuhan khusus sama saja seperti anak-anak umum
lainnya. Sehingga anda tak perlu memanjakan anak terlalu berlebihan. Tanamkan
kemandirian pada anak sedari dini sehingga anak bisa bertahan di lingkungannya. Ajari
anak-anak kebutuhan khusus ketrampilan-ketrampilan dasat seperti makan, mandi,
berangkat sekolah, dan lainnya. Jika hal-hal seperti ini terus anda ajarkan kepada anak-
anak anda tentunya bukan tidak mungkin jika anak kebutuhan khusus dapat hidup
selayaknya anak lainnya.
8. Lakukan Kerjasama Dengan Sekolah
Menjalin kerja sama dengan pihak sekolah menjadi hal penting yang harus anda
perhatikan. Sehingga sangat disarankan bagi pihak orang tua untuk bersikap proaktif
serta bisa menjalin kerja sama yang baik dengan pihak sekolah. Hal ini dilakukan agar
membantu anda untuk mengetahui perkembangan mental, sikap, serta karakter anak.
Sehingga nantinya anda bisa lebih mudah mengetahui cara yang tepat menangani anak-
anak dengan kebutuhan yang khusus.
9. Lakukan Pembiasaan Mengenai Sanksi dan Hukuman
Anaka-anak kebutuhan khusus juga perlu diajarkan tentang aturan dan norma yang
berlaku serta kesalahan yang dilakukannya. Sehingga ketika anak melakukan sebuah
kesalahan tentu anda harus memberitahu anak jika hal tersebut merupakan perbuatan
yang salah. Namun sebisa mungkin hindari hal-hal yang bersifat kekerasan dan
usahakan untuk memberikan pengertian kepada anak anda. Jika hal ini bisa anda
lakukan dengan baik, maka tentunya memudahkan anak untuk memahami hal mana
yang salah dan benar.

10. Pelajari Kebiasaan dan Kebutuhan Anak


Tentunya karena kondisinya yang berbeda, anak-anak kebutuhan khusus memiliki
kebutuhan dan kebiasaan yang berbeda. Sehingga sebagai orang tua penting untuk
mengetahui kedua hal tersebut. Dengan memahami kebutuhan dan kebiasaan anak
tentunya membuat anda semakin terbiasa menghadapi anak-anak dengan kebutuhan
khusus.
11. Ikuti Saran-Saran Pakar
Bagi anda yang tidak terlalu memahami dengan baik cara tepat untuk menangani anak-
anak kebutuhan khusus. Anda bisa mencoba untuk meminta saran dari pakar, entah dari
guru, ahli psikologi, ataupun  ahli-ahli lainnya di bidang tersebut. Sehingga nantinya
anda bisa mendapatkan cara yang tepat untuk menangani anak-anak anda.
12. Pilihlah Sekolah Yang Tepat 
Anak-anak kebutuhan khusus tentunya bisa mengalami resiko bullying karena kondisi
nya yang berbeda dari anak-anak umumnya. Sehingga pemilihan sekolah merupakan hal
penting yang harus anda perhatikan. Hal ini karena sekolah menjadi pendukung dari
perkembangan anak agar dapat lebih berkembang.
13. Ikutkan Anak Pada Terapi-Terapi Yang Ada
Banyak sekali terapi-terapi penyembuhan yang memang ditujukan untuk anak-anak
kebutuhan khusus. Untuk itu sebisa mungkin bawalah anak-anak anda untuk rutin
mengikuti terapi-terapi yang ada. Bisa jadi terapi yang rutin tersebut dapat membantu
anak untuk hidup selayaknya anak-anak lainnya.
Cara Menangani Anak Berkebutuhan Khusus
written by Khanza Savitra
https://dosenpsikologi.com/cara-menangani-anak-berkebutuhan-khusus

 Penanganan Dan Pelayanan Anak Kebutuhan Khusus.


Anak berkebutuhan khusus biasanya memiliki cara tersendiri dalam mengajarinya,
yaitu:
a. Berikan dukungan, tanggapan positif serta pujian atas setiap usaha dan keberhasilan
yang telah dicapai agar dapat meningkatkan minat belajar.
b. Menggunakan settingan kelas yang sesuai seperti berbentuk huruf “U” yang dapat
mempermudah berkomunikasi dan kontak mata antara guru dengan anak
berkebutuhan khusus.
c. Pengajar menggunakan komunikasi yang baik, jelas dan akesibel serta posisi wajah
menghadap ke anak berkebutuhan khusus ketika mengajar dan memberikan
pemaham.
d. Memanfaatkan semua metode komunikasi karena setiap anak berkebutuhan khusus
memiliki kapasitas daya ingat yang berbeda-beda baik secara visual, audio ataupun
kinetik.
e. Menggunakan strategi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
https://haloedukasi.com/anak-berkebutuhan-khusus

 Penanganan Dan Pelayanan Anak Kebutuhan Khusus.

1. Terapi bermain

Kedengarannya memang aneh, terapi kok bermain? Ya, terapi bermain ini jangan
dianggap sepele. Karena dengan terapi bermain, cara belajar ABK bisa tertolong.
Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara, komunikasi dan interaksi
social. Seorang pendidik/terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini dengan
teknik-teknik tertentu.

2. Terapi perkembangan

Adapun contoh dari terapi perkembangan di antaranya Floortime, Son-rise dan RDI


(Relationship Developmental Intervention). Terapi ini mempelajari minat ABK,
kekuatan dan tingkat perkembangannya.

Kemudian perlu ditingkatkan lagi kemampuan sosial, emosional dan intelektualnya.


Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA (untuk penjelasan
terapi ABA bisa dibaca berikutnya) yang lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih
spesifik.

3. Applied Behavioral Analysis (ABA)

Dikutip dari PAUD Jateng, ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai, telah
dilakukan penelitian dan didisain khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang
dipakai adalah memberi pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positive
reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini bias diukur kemajuannya. Saat ini terapi
inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia.

4. Terapi perilaku

Anak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak memahami


mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak yang
hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan.

Tak heran bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis perilaku terlatih untuk
mencari latar belakang dari perilaku negatif tersebut dan mencari solusinya dengan
merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki
perilakunya,

5. Terapi fisik atau fisioterapi


Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu
autistik mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya. Kadang-
kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya
kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong
untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.

6. Terapi wicara

Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa.
Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic yang non-
verbal atau kemampuan bicaranya sangat kurang.

Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk


memakai bicaranya untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain. Dalam
hal ini terapi wicara dan berbahasa akan sangat menolong.

7. Terapi biomedik

Terapi biomedik dikembangkan oleh organisasi bernama DAN (Defeat Autism Now).
Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik. Mereka sangat gigih melakukan
riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini diperparah oleh adanya gangguan
metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak.

Oleh karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses
(tinja), dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak
menjadi bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami
kemajuan bila mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari
dalam tubuh sendiri (biomedis).

8. Terapi Okupasi atau OT

Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik


halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pinsil dengan
cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan kemulutnya,
dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting untuk melatih
mempergunakan otot-otot halusnya dengan benar.

9. Terapi sosial

Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang
komunikasi dan interaksi. Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam
ketrampilan berkomunikasi 2 arah, membuat teman dan main bersama ditempat
bermain. Seorang terapis sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka
untuk bergaul dengan teman-teman sebaya dan mengajari cara-caranya.

10. Terapi visual

Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers).
Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi
melalui gambar-gambar, misalnya dengan metode PECS (Picture Exchange
Communication System). Beberapa video games bisa juga dipakai untuk
mengembangkan ketrampilan komunikasi.

11. Terapi musik ritem

Untuk terapi ini biasanya menggunakan alat musik pukul, seperti drum, perkusi, tambur,
maupun jimbe. Namun, umumnya terapi musik untuk ABK ini menggunakan musik
drum.

Adapun salah satu sekolah musik yang membuka terapi musik drum adalah Gilang
Ramadhan Studio Band di Solo Grand Mall (SGM) Solo.

Musik drum ini sangat baik untuk terapi ABK karena energi yang dikeluarkan sangat
banyak. Dengan bermain drum ini anak-anak akan bisa belajar berkonsentrasi dengan
waktu yang lama.

Selain itu, manfaat dari terapi bermain drum ini adalah ABK bisa melatih koordinasi
gerak tangan dan kaki.

12. Hydrotheraphy
Hydrotherapy adalah metode terapi dengan media air. Hydrotherapy bermanfaat untuk
semua anak dengan kondisi Cerebral Palsy, baik bagi tipe Cerebral Palsy maupun tipe
ketegangan otot rendah,sedang maupun tinggi.
https://id.linkedin.com/pulse/jenis-jenis-anak-berkebutuhan-khusus-ciri-ciri-dan-benita

 Penanganan Dan Pelayanan Anak Kebutuhan Khusus.


1. Layanan Prevensi
Layanan prevensi adalah layanan yang dilakukan untuk mencegah agar hambatan
belajar dan hambatan perkembangan yang dialami seorang anak tidak
berdampak lebih jauh kepada aspek-aspek perkembangan lainnya. Layanan prevensi ini
sedapat mungkin untuk mengurangi hambatan belajar dan hambatan perkembangan,
bahkan jika memungkinkan dilakukan untuk menghilangkan hambatan belajar dan
hambatan perkembangan pada seorang anak secara dini.

2. Layanan Intervensi
Layanan intervensi dimaksudkan untuk menangani hambatan belajar dan hambatan
perkembangan, agar mereka dapat berkembang secara optimal. Oleh karena itu target
layanan intervensi adalah perkembangan optimal yang harus dicapai oleh seorang anak
yang mengalami hambatan perkembangan dan hambatan belajar, sebagai akibat
ketunaan.

3. Layanan Kompensatoris
Layanan kompensatoris dimaksudakan untuk memfasilitasi anak yang mengalami
hambatan pada aspek tertentu (kehilangan fungsi penglihatan, pendengaran, hambatan
perkembangan kognitif, motorik serta emosi dan tingkah laku), dialihkan kepada fungsi
lain yang memungkinkan dapat menggantikan fungsi yang hilang.
Misalnya kehilangan fungsi penglihatan, dikompensasikan ke fungsi perabaan (menulis
dengan huruf Braille), kehilangan fungsi pendengaran dikompensasikan ke fungsi
penglihatan (berbicara dengan bahasa isyarat).

4. Layanan Pengembangan Potensi


Layanan pengembangan potensi dimaksudkan untuk membantu peserta didik dalam
menemukan dan mengembangkan potensi dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki anak,
baik kognitif, afektif, psikomotorik, bakat dan kreativitas, keterampilan maupun
kecakapan khusus lain, sehingga dapat menunjang kehidupannya di masyarakat.
https://sayyida-sarah.blogspot.com/2011/12/bidang-layanan-anak-berkebutuhan-
khusus.html#:~:text=Bidang%20Layanan%20Anak%20Berkebutuhan%20Khusus
%201%201.%20Layanan,Layanan%20Kompensatoris%20...%204%204.%20Layanan
%20Pengembangan%20Potensi

Anda mungkin juga menyukai