MODUL 5
Pendidikan Anak Tunarungu dan
Anak Dengan Gangguan Komunikasi
Kelompok 3
1 Dina Rahmawati
2 Fifi Miftahur Rahmi
3 Zakiatil Fitri
4 Anisa Nur
kerusakan atau gangguan yang terjadi pada telinga Penyebab ketularan faktor non genetik
tengah
Cara pencegahan terjadinya tunarungu
1. Upaya yang dilakukan pada saat sebelum menikah : menghindari
pernikahan sedarah, melakukan pemeriksaan darah dan melakukan
konseling genetika.
2. Upaya yang dapat dilakukan pada waktu hamil : menjaga kesehatan
dan memeriksa kehamilan, mengkonsumsi gizi yang baik, tidak
meminum obat sembarangan dan melakukan imunisasi antitetanus.
3. Upaya yang dapat dilakukan pada saat melahirkan : tidak
menggunakan alat penyedot.
4. Upaya yang dapat dilakukan pada masa setelah lahir : lakukan
imunisasi dasar serta intonasi rubella, menjaga telinga dari
kebisingan.
Klasifikasi gangguan komunikasi
Gangguan bicara
A. Gangguan artikulasi
B. Gangguan kelancaran
C. Gangguan suara
D. Gangguan bicara
E. Gangguan bicara yang dihubungkan dengan kerusakan
saraf
1. Kehilangan pendengaran
komunikasi
6. Kerusakan otak
7. Lingkungan
Cara pencegahan terjadinya
gangguan komunikasi
Pencegahan tersebut melalui berbagai upaya yang dapat dilakukan
pada saat sebelum nikah, hamil, persalinan dan setelah kelahiran
sebagaimana yang telah dijelaskan dengan cara pencegahan terjadinya
tunarungu.
pencegahan lainnya untuk menghindari terjadinya gangguan
komunikasi, orang tua harus memonitor tumbuh kembang anak,
sehingga apabila terjadi gangguan dalam perkembangan anak, segera
konsultasikan pada tenaga ahli untuk mendapatkan intervensi dini.
KB 2
DAMPAK TUNA RUNGU
DAN GANGGUAN
KOMUNIKASI BAGI
PERKEMBANGAN ANAK
DAMPAK TUNARUNGU BAGI
ANAK
Anak tunarungu terutama sejak lahir, tidak memperoleh stimulasi
bunyi-bunyi bahasa yang dapat ditiru sebagai awal perkembangan
bicara dan bahasa.
TAHAPAN • Fase reflexive vocalization (0-6 minggu).
NORMAL
PERKEMBANGAN • Fase babling/ vocal play (6 minggu - 6 bulan).
ANAK
• Fase Lalling (6-9 bulan).
Gerak tangan
Jalan Gerak mata
cepat
membungkuk lebih cepat
DAMPAK
GANGGUAN
KOMUNIKASI
ANAK
1. hambatan dalam berinteraksi sosial
2. Hambatan dalam pengembangan kemampuan
akdemik
KB 3 MODUL 5
KEBUTUHAN KHUSUS DAN PROFIL
PENDIDIKAN ANAK TUNARUNGU DAN
ANAK DENGAN GANGGUAN
KOMUNIKASI
A. KEBUTUHAN KHUSUS ANAK TUNARUNGU
Dengan adanya layanan BKPBI (Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama)
Terbagi atas :
Metode ini menekankan guru untuk menggunakan metode tangkap dan peran
ganda. (Guru harus dapat menangkap apa yang diungkapkan anak
melalui suara/isyarat atau gerakan tubuh anak, kemudian
membahasakannya).
b) Layanan Bina Bicara
upaya untuk meningkatkan kemampuan anak tunarungu dalam mengucapkan bunyi bunyi
bahasa dalam rangkaian kata-kata, agar dappat dimengerti atau diiterpretasikan oleh orang yang
megajak/diajak bicara.
Latihan bina bicara juga dikenal dengan Latihan Artikulasi.
Manfaat meliputi :
e) Dapat beradaptasi dengan masyarakat dengar
f) Keterampilan bicara dan membaca ujaran meningkat
g) Kehidupan emosi siswa berkembang
h) Kemampuan bahasa reseptif siswa berkembang
i) Penyesuaian dan kemampuan berkomunikasi jadi lebih baik
Program latihan BPBI dikemukakan Depdiknas (2007)dan Sadjaah, E.&Sukardja (1996), sebagai
berikut
Contoh :
Anak yang memiliki gangguan artikulasi, yang memiliki kebutuhan khusus yang berbeda dnegan hambatannya
dengan anak yang memiliki gangguan kelancaran atau tipe gangguan komunikasi lainnya.
Terbagi Atas :
1. Kebutuhan khusus anak dengan gangguan artikulasi, : disebabkan oleh gangguan
persepsi pendengaran, memiliki kebutuhan khusus :melatih pendengarannya
untuk membedakan berbagai fenom serta latihan pengucapannya.
2. Kebutuhan khusus anak yang gagap, antara lain berikut ini:
- Kesempatan untuk berkomunikasi dalam suasan yang tenang, nyaman dan santai,
dengan tidak terlalu memperhatikan kegagapannya yang membuat anak menyadari
gagapnya itu adalah masalah besar
- Pada anak yang kidal, perlu diberikan kebebsan untuk menggunakan tangan kirinya.
- Kesabaran dari orang yang diajak bicara untuk mau mendengar, tanpa memotong
pembicaraan anak sewaktu ia belum selesai berbicara.
- Lingkungan yang tidak banyak menuntut, agar tidak menimbulkan tekanan yang
memperberat kegagapannya.
3. Kebutuhan khussu bagi anak yang mengalami keterlambatan dalam komunikasi
verbal,
- Stimulasi bunyi-bunyi bahasa dari lingkungannya setiap ada kesempatan
- Perhatian yang penuh dan tanggapan yang positif
- Latihan kontak mata
- Kesempatan bereksplorasi dalam komunikasi
4. Kebutuhan anak dengan ganggguan komunikasi karena autis : meliputi
- Memperhatikan hal yang paling menyenangkan bagi anak untuk dijadikan stumulus
mengajari anak functional communication
- Mengetahui sejauh mana kemampuan anak untuk berkemonukiasi
- Meciptakan situasi diamana anak harus mengomunikasikan apa yang diinginkan
kepada orang lain
- Sesuai dengan target perilaku komunikasi yang usdah ditetapkan
- Pastikan dalam setip latihan atau membangun situasi
- Evaluasi kemampuan anak
- konsisten
PROFIL PENDIDIKAN KHUSUS BAGI
ANAK TUNARUNGU
A. Sistem Pendidikan Bagi Anak Tunarungu
a. Sistem Pendidikan segregasi : sistem terpisah a. Sistem integrasi: kesempatan belajar bersama dengan anak
normal/gabungan.
dari pendidikan anak normal. Terdiri atas:
1. Sekolah khusus :SLB-B (Sekolah Luar Biasa Disebut juga sistem terpadu dengan adanya peran
Bagian B) Guru Pembimbing Khusus (GPK).
2. Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB)
3. Kelas jauh/Kelas kunjung
- Bila anda memberikan pnjelasan kepada siswa, usahakan secara face to face, usahakan
tidak menjelaskan dengan menghadap papan tulis.
- Tempat siswa sebaiknya didepan agar bisa membaca ujaran guru, dan disamping siswa
dengar yang sekiranya dapat membantu lelancaran belajar (tutor sebaya).
- Berbicara dengan tenag. Tidak boleh terlalu cepat, pelafalan huruf jelas, kalimat simpel
dengan kata yang mudah dimengerti, bila ada hal penting perlu dicatat di papan tulis. Perlu
memperhatikan arah sinar cahaya agar tidak silau melihat mimik wajah guru.
- Upayakan menggunakan alat peraga bersifat visual
- Hindari opemakaian metode ceramah secarra berlebihan
- Dll.
D. Strategi Pembelajaran
a. Media visual, seperti dengan b. Media audio, seperti program kaset untuk
menggunakan gambar, grafis, objek latihan pendengaran. Seperti
nyatadari suatu benda, model atau tiruan memperdengarkan dan membeda-bedakan
dari objek benda dan slides. suara bintanga.
Menurut Smith, J.D (2006), beberapa model kolaborasi atau terapi, sbb :
- Therapist as teacher
- Therapist and team teacher
- Therapist as classroom-based interventionist
- Therapist as classroom colsultant
- Therapis as staff and prigram developer
2. Kerjasama dengan orang tua/
collaboration with parent
Orangtua menjadi mitra kerja yang efektif dalam usaha meningkatkan keberhasilan yang
lebih besar bagi anak yang mengalami gangguan komunikasi. Dengan cara pertemuan
bulanan dengan orang tua secara rutin.
a. Pelaksanaan asesmen , dengan cara guru mengucapkan kata-kata yang ada dalam
daftar pemeriksaan fenom, kemudian anak diminta untuk mengucapkannnya kembali.
Hasil ucapan anak dapat ditulis pada kolom sebelahnya. (dapat dilihat tabel pada modul
hlmn 5.57)
b. Analisis hasil asesmen, setelah selesai melakukan asesmen, guru menganalisis hasilnya
dengan mengamati apakah ada fenom-fenom yang ditukar, dihilangkan,
ditambah/disisipkan, atau pengucapan yang kacay.
c. Pembuatan program intervensi
d. Pelaksanaan program intervensi
e. Penilaian dan tindak lanjut.
Terimakasih
Any Question?
THANK YOU
See You Next Time!