Anda di halaman 1dari 31

KELOMPOK 6

• LILINUR
• REZA ARISKA
• YULMI HASNA
Modul 8 pendidikan anak
berkesulitan belajar
Kb 1 : DEFINISI, PENYEBAB DAN
JENIS-JENIS KESULITAN BELAJAR
• A. DEFINISI KESULITAN BELAJAR
• Anak berkesulitan Belajar adalah anak yang mengalami kesulitan belajar
dalam tugas akademiknya, yang disebabkan oleh adanya
ketidakberfungsian sistem persarafan yang minimal di otak , atau
gangguan dalam psikologis dasar, sehingga mengakibatkan terhambatnya
dalam melaksanakan tugas – tugas akademik dan berdampak terhadap
prestasi belajar rendah.
B. Klasifikasi Kesulitan Belajar
Menurut Kirk dan Gallagher menjelaskan bahwa kesulitan belajar dibedakan dalam 2
kategori yaitu :
1. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (devolepmental learning
disabilities).
Kesulitan ini mencakup gangguan perhatian,ingatan,motorik,persepsi,bernahasa dan
berpikir.
2. Kesulitan belajar akademik (academic leraning disabilities).
Kesulitan ini mencakup kesulitan belajar membaca, menulis dan berhitung atau matematika.
Click icon to add picture
C. Penyebab kesulitan Belajar
Menurut para ahli yang bernama Roos
(1976),Siegel dan Gold (1982) serta Painting (1983)
bahwa penyebab kesulitan belajar khusus
disebabkan oleh disfingsi sistem saraf yang
disebabkan oleh :
a. Cidera otak pada masa perkembangan otak
b. Ketidakseimbangan zat-zat kimiawi didalam otak
c. Gangguan perkembangan saraf
d. Kelambatan proses perkembangan individu
Sedangkan menurut Ahli lain yaitu Hallan dan Kauffman
mengemukakan 3 faktor penyebab kesulitan belajar yaitu :
1. Faktor Organis/Biologis
2. Faktor Genetis
3. Faktor Lingkungan
Dari hasil penelitian para ahli diagnostik,ditemukan 4 faktor yang
dapat memperberat gangguan dalam belajar yaitu :
a. Kondisi Fisik
b. Faktor Lingkungan
c. Faktor motivasi dan Afeksi
d. Kondisi Psikologis
KB 2 Click icon to add picture
KARAKTERISTIK ANAK BERKESULITAN
BELAJAR
A. KARAKTERISTIK ANAK BERKESULITAN BELAJAR SECARA
UMUM
Menurut Clement yang dikutip oleh Hallahan dan Kauffman (1991:133)
terdapat sepuluh gejala yang sering dijumpai pada anak berkesulitan belajar,
yaitu:
(1)hiperaktif,(2)gangguan persepsi motorik, (3) emosi yang labil, (4) kurang
koordinasi,(5) gangguan perhatian, (6) impulsif, (7) gangguan memori dan
berpikir, (8) kesulitanpada akademik khusus (membaca, matematika, dan
menulis), (9) gangguan dalamberbicara dan mendengarkan, dan (10) hasil
electroencephalogram (EEG) tidak teraturserta tanda neurologis yang tidak
jelas.
1.Masalah Persepsi dan Koordinasi
Hallahan (1975) mengemukakan bahwa beberapa anak berkesulitan
belajarmenunjukkan gangguan dalam persepsi penglihatan dan pendengaran.
Sebagai contoh, anak yang mengalami gangguan persepsi visual, tidak dapat
membedakan huruf atau kata-kata yang bentuknya mirip,seperti huruf“d”
dengan “b” atau membedakan kata “sabit” dengan “sakit".Kemudian anak
yang mengalami masalah persepsi pendengaran mengalami kesulitan untuk
mendengarkan kata yang bunyinya hampir sama, seperti kata “kopi”
dengan"topi".
2. Gangguan dalam Perhatian dan Hiperaktif
Sebagian anak yang berkesulitan belajar mengalami
kesulitan untuk memusatkanperhatian dan mengalami
hiperaktif.
Sebagaicontoh,apabila anak diberi tugas untuk
melakukan sesuatu, ia tidak dapat
menuntaskanpekerjaannya karena perhatiannya segera
beralih pada objek lainnya.
3.Mengalami Gangguan dalam Masalah Mengingat dan Berpikir

A. Masalah mengingat
1) Anak berkesulitan belajar kurang mampu menggunakan strategi untukmengingat
sesuatu.
2) Anak berkesulitan belajar mendapat kesulitan untuk mengingat materisecara verbal.
B. Masalah berpikir
Contoh adalah bagaimana mengungkapkan kembali suatu cerita yang telah dibacanya.
4. Kurang Mampu Menyesuaikan Diri
Pada umumnya, anak yang mengalami kesulitan belajar sering mengalami kegagalan sesuai dengan
tingkat kesulitannya. Dampak dari kegagalantersebut yaitu anak menjadi kurang percaya diri, merasa
cemas, dan takut melakukankesalahan yang akan menjadi bahan cemoohan teman-temannya, sehingga ia
menjadiragu-ragu dalam berinteraksi dengan lingkungannya atau ia mengasingkan diri.

5.Menunjukkan Gejala sebagai Siswa yang Tidak Aktif


Anak berkesulitan belajar kurang mampu melakukan strategi untuk memecahkanmasalah
akademis secara spontan. Hal ini terjadi karena mereka sering mengalamikegagalan.
6.Pencapaian Hasil Belajar yang Rendah
Sebagian anak berkesulitan belajar memiliki ketidakmampuan dalam berbagaibidang akademik,
misalnya dalam membaca, pengucapan, tulisan, berhitung, dansebagian anak lagi hanya pada satu atau
dua aspek saja.
B.KARAKTERISTIK KHUSUS ANAK BERKESULITAN MEMBACA
1. Gangguan Membaca Lisan
Lovitt (1989:198) mengemukakan bahwa Loper melakukan dua eksperimenuntuk meneliti
kemampuan anak berkesulitan belajar dengan cara memprediksi danmengevaluasi keterampilan
mengucapkan kata-kata.
2.Gangguan Ingatan Jangka Pendek

Ingatan jangka pendek merupakan sesuatu hal yang diperlukan untuk memahamiisi bacaan. Anak yang
mengalami kesulitan membaca mengalami kesulitan merekamhuruf yaitu mengeja huruf secara teratur.
3.Gangguan Pemahaman
kesulitan dalam kemampuan menyusun kata ke dalam kalimat, ada sejumlahbukti bahwa anak yang
kesulitan membaca kurang mahir dalam menggunakan strategi dalam menulis teks. Kesulitan itu
berhubungan dengan strategi kognitif yang berbeda.
Anak berkesulitan membaca mengalami kekurangan atau ketidak-mampuanmenemukan teknik-teknik
untuk memahami teks (bacaan).
Click icon to add picture

C. KARAKTERISTIK KHUSUS ANAK


BERKESULITAN MENULIS
1. Menulis dengan Tangan
Menulis dengan tangan disebut juga menulis permulaan.
Lovitt (1989:237)mengemukakan bahwa anak berkesulitan belajar
memiliki berbagai masalah dalammenulis tangan, séperti: 1)
menulis dengan lambat; 2) salah dalam menulis hurufdan angka;
3) tulisannya terlalu miring; 4) jarak tulisannya terlalu rapat; 5)
kesulitanmengikuti garis lurus; 6) tulisan tidak terbaca; 7) tekanan
pensil yang terlalu kuatatau terlalu lemah; serta 8) tulisan yang
berbayang.
2. Mengeja
Click icon to add picture
Pada hakikatnya mengeja adalah memproduksi urutan huruf secara benar darisuatu
kata,baik dalam bentuk ucapan maupun tulisan. Perbedaan urutan
hurufakanmenghasilkan kata yang berbeda makna atau mungkin tidak bermakna.
Kesulitanmengeja terjadi apabila anak tidak memiliki memori yang baik tentang
huruf-huruf, baik memori visual maupun memori auditif.
3. Menulis Ekspresif
Menulis ekspresif adalah mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui tulisan yang
dapat dipahami oleh para pembaca yang sebahasa
4. Karakteristik Khusus Anak Berkesulitan Matematika/Berhitung
Anak yang mengalamikesulitan tersebut, antara lain menunjukkan karakteristik
sebagai berikut.
1. Kesulitan mengenal dan memahami simbol seperti + , -, x, :, =, <, >, dsb.
2. Kesulitan mengoperasikan hitungan/bilangan.
3. Sering salah membilang secara urut.
4. Ketidaksesuaian dalam menghitung benda secara berurutan sambil
menyebutkanbilangannya.
5. Sering salah membedakan angka, seperti angka 9 dengan 6; 17 dengan 71,2
dengan 5, 3 dengan 8, dan sebagainya.
6. Sulit membedakan bangun-bangun geometri.
Cawley& Colleagues (Lovitt, 1989:292) mengemukakan
Click icon to add picture
tiga bentuk alasan kegagalan pada sebagian anak
berkesulitan belajar
1. Keterkaitan Kegagalan
Kemampuan dalam matematika, sudah tentu berhubungan
dengan kemampuan membaca. Siswa berkesulitan membaca
akan memiliki masalah dalam matematika,terutama dalam soal
cerita
2. Kegagalan Pembelajaran
Sebagian besar anak berkesulitan belajar menerima layanan
pembelajarannya diruang khusus. Namun, sering kali guru tidak
siap untuk memberikan pembelajarankepada siswa tentang
perhitungan sederhana.
3. Kegagalan Individu
kekurangan perhatian dan masalah dalam menuliskan atau
membaca tanda (encoding), memori, atau Pengorganisasian.
Kegiatan Belajar 3
A. Intervensi anak berkesulitan belajar
1. tipe (bentuk) kesulitan belajar membaca
1. Kurang mengenal huruf
2. Binggung urutan letak huruf (“a-na, dibaca “a-an”)
3. Menambah suara yang tidak ada (saya dibaca sayah)
4. Menglihangkan huruf yang ada (“sudah dibaca udah”)
5. Menganti kata (itu di baca ini)
6. Mengulang kata (“Ali pergi ke jakarta dibaca Ali, A...A..Ali pergi ke jakarta”)
7. Menambah kata yang tidak ada dalam bacaan (“ini rumah Didi “dibaca “ini rumah si Didi”)
8. Menghilangkan kata yang ada dalam bacaan (ini rumah si mamat dibaca ini “rumah mamat”)
2. asesmen kemampuan membaca
a. Asesmen formal
9. Tes survey (untuk mengukur kemampuan kelompok, mengukur secra umum bukan tentang kemampuan individual)
10. Tes diangnostik (mengasesmen sub-sub keterampilan yang luas seperti identifikasi huruf, analisis sruktur, pemahaman
kata, pemahaman bunyi dan isi bacaan
3). Tes hasil belajar
digunakan pada akhir tahun ajaran untuk mengukur apakah siswa telah menguasai keterampilan-keterampilan membaca
b. Asesmen in formal
1) Informal reading inventories (IRI)
1. Siswa diminta membaca sat set daftar kata
2. Siswa mulai membaca wacana beberapa bagian
3. Siswa harus menjawab pertanyaan yang bersifat pemahaman
4. Kesuksesan pada 95% ketetapan pengucapan kata dan 75% pertanyaan pemahaman
5. Membaca dalam hati dan lisan dilakukan dari stu bagian ke bagian berikutnya.
2) Cloze procedure (Taylor 1983)
langkah-langkahnya yaitu
6. Pilih wacana terdiri dari 250-500
7. Hilangkan kata-kata pada setiap kata yang ke 5
8. Pada kata yang hilang diberi garis panjang
9. Jangan menghilangkan kata-kata dari kalimat pertama dan terakhir
10. Siswa diminta untuk membaca paragraf itu dan menebak kata yang harus diisi pada titik-titik
11. Hitung jumlah kata yang benar dan buat persentase dari kata yang disi benar
3). Asesmen minat membaca
penting untuk menentukan minat baca anak, kebiasaan anak dan kemampuan membaca anak
3. prosedur intervensi kesulitan membaca
a. Identifikasi masalah
Dilakukan dengan mencari, menandai, dan menemukan tipe-tipe kesulitan membaca
b. Diagnosis
Untuk menentukan sebab-sebab kesulitan membaca pada diri siswa
c. Penyusunan program layanan
Program layanan intervensi dalam belajar membaca dibedakan atas program
delivery dan kurikuler.
d. Evaluasi
Kegiatan evaluasi ditujukan pada 2 sasaran yaitu hasil dan proses bantuan
4. pendekatan dan teknik dalam intervensi kesulitan membaca
a. Teknik Gillingham dan Stillman
giligam berpendapat siswa yang mengalami hambatan bahasa secara khusus, hanya dapat belajar membaca
secara baik jika metode yang dipilih sesuai dengan perkembangan fungsi bahasa yang digunakan
b. Teknik fernald
Tahap satu
pada tahap ini siswa memilih kata-kata yang dipelajari, tiap kata dituliskan dengan krayon pada kertas dengan
tulisan miring.
Tahap dua
siswa masuk dalam tahap ini jika sudah terbukti tidak menggunakan selusur lagi
Tahap tiga
pada tahap ini siswa mempelajari kata dengan melihat dan mengucapkannya.
Tahap empat
siswa diharapkan mengenal kembali kata-kata baru dan memahaminya setiap kali kata itu muncul
c. Pendekatan untuk membantu siswa dalam membaca pemahaman
Pendekatan yang dapat digunakan dalam membantu siswa membaca pemahaman adalah pend
Ekatan dengan penekanan pada makna (meaning-empasis approach)
B. INTERVENSI TERHADAP ANAK BERKESULITAN MENULIS
1. Tipe kesulitan menulis
a. Kesalahan dalam menuliskan bentuk huruf
b. Ukuran huruf yang tidak normal
c. Ukuran huruf tidak proposisional, tidak sesuai dengan besar kolomnya
d. Bentuk huruf tidak menentu seperti terbalik
e. Menulis tidak lancar, tersendat-sendat atau terlalu lambat
f. Kesalahan dalam menuliskan angka misalnya 5 seperti 3
g. Tulisan terlalu miring,
2. Asesmen kesulitan menulis
a. Asesmen formal
Salah satu asesmen fprmal yang dipergunakan untuk mendiagnosa kesulitan menulis adalah diagnostik- inventori keterampilan dasar
sekolah (basic scholl skills inventory diagnostik) (Hammill dan leigh 1983) untuk anak usia 4-7 setengah tahun.
b. Asesmen informal
1. Observasi
Ex. Apakah anak memegang pensil sudah benar, nyaman dan tidak kaku
2. Menganalisis pola-pola kesalahan tulisan
Ex. Bentuk huruf, apakah hurufnya tidak terbaca atau bentuknya sangat jelek
3. Diagnostik dan remediasi
a. Menulis dengan tangan
Misalnya, aspek (huruf trlalu miring), kemungkinan penyebab (buku terlalu miring) maka
remediasinya membetulakan letak buku
b. Mengeja
Yaitu melalui teknik modelling dan imitasi
c. Menulis ekspresif (ekpressive writing)
adalah mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui tulisan, pada umumnya anak
mengalami kesulitan dalam menulis ekspresif terutama bagi anak berkesulitan belajar
maka diperlukan latihan secara khusus
C. INTERVENSI TERHADAP ANAK BERKESULIATAN BELAJAR MATEMATIKA
1. pola-pola kekeliruan khusus
a. Jumlah angka satuan dan puluhan ditulis tanpa memperhatikan penempatan nilai
b. Keseluruhan angka dijumlahkan
c. Ketika kolom puluhan dijumlahkann, angka kesatuanhasil penjumlahan bilangan satuan tidak turut dijumlahkan melainkan dijumlahkan sebagai
ratusan
2. Asesmen kesuliatan belajar matematika
a. Teknik wawancara diagnostik (diagnostik interviuw)
b. Teknik tes survey yang dibuat guru
3. Pengajaran remedi
a. Nilai tempat
b. Penjumlahan
4. Pengurangan
Untuk masalah pengurangan, pengetahuan penjumlahan dapat digunakan
Contoh.
Penjumlahan 4+3=7
Pengurangan 7-3= 4
Jadi 7-3=
3+....=7
MODUL 09
MENDIDIK ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS DI SD BIASA
KB 1 IDENTIFIKASI DAN ASESMEN ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
A. IDENTIFIKASI ABK
Berbagai teknik yang digunakan untu mengidentifikasi ABK yaitu:
1. Teknik Observasi
Teknik observasi merupakan teknik yang paling banyak digunakan dalam melakukan indentifikasi.
Observasi dapat dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja.
2. teknik wawancara
Setelah melalukan observasi, ada kemukinan kita belum dapat membuat dugaan apakah anak tersebut
mempunyai kelainan atau tidak karena data yang kita kumpulkan kurang lengkap. Kita dapat wawancara
dengan orang tua siswa, teman-teman anak tersebut, atau dengan guru lain.
3. Tes sederhana
Tes sederhana yang dibuat sendiri oleh guru, baik berupa tes perbuatan maupun tes tertulis dapat digunakan
untuk mengidentifikasi muculnya kelainan pada anak-anak kelas kita.
B. ASESMEN
Asesmen pendidikan bagi ABK adalah satu proses yang sistematis dalam mengajukan pertanyaan
pendidikan yang relevan tentang perilaku belajar seorang siswa dengan tujuan penempatan dan
pembelajaran.
5 butir kode etik yang harus dipegang teguh dalam melakukan asesmen, sebaimana di ungkapkan
oleh McLaughlin & Lewis yaitu:
1. Tidak ada kecerobohan dalam pengadministrasian maksunya administrasi dilakukan secara
cermat dan akurat.
2.Tidak ada jalan pintas dalam merancang recana asesmen seorang siswa.
3. Tidak ada kecurangan dalam pemberian skor. Skor harus diberikan harus diberikan secara
objektif.
4. Dalam pertemuan, angota tim tidak boleh diwakili.
5. Tidak ada tindakan yang bersifat diskriminatif. Semua siswa harus diperlakkan sama dalam
asesmen.
KB 2 TINDAK LANJUT PELAYANAN PENDIDIKAN BAGI ABK
A. MENGIDENTIFIKASI JENIS LAYANAN PENDIDIKAN YANG DIBUTUHKAN ABK
Kebutuhan layanan bagi ABK tentu berbeda-beda dan bersifat sangat unik artinya kebutuhan
antara satu ABK dengan ABK lain hampir tidak ada yang sama. Hasil asesmen merupakan
rujukan utama untuk menetukan kebutuhan layanan pendidikan bagi ABK..
Untuk melakukan penafsiran hasil asesmen, rambu-rambu yang dapat kita jadikan acuan yaitu:
1. Tujuan asesmen adalah mengukur atau menafsikan kemampuan yang dimiliki pleh siswa dalam
bidang yang kita duga ia mengalami masalah atau kelainan
2. Hasil asesmen akan digunakan untuk mengembangkan program bantuan atau program
pembelajaran bagi anak tersebut.
3. Penafsiran terutama didasarkan pada informasi yang relevan, sedangkan informasi lain hanya
digunakan sebagai penunjang.
B. MENGEMBANGKAN PROGRAM LAYANAN PENDIDIKAN

Hasil asesmen dan segala usaha untuk menafsirkan kebutuhan


layanan pendidikan bagi ABK yang ada di kelas kita tidak akan
ada artinya, jika tidak kita tindak lanjuti dengan pengembangan
program. Idealnya pengembangan program ini dilakukan juga
oleh sebuah tim yang menangani anak ini sejak tahap
identifikasi. Program yang disusun adalah Program Pengajaran
Individual (PPI) karena memang program tersebut
diperuntukkan bagi anak secara individual.
C. PELAKSANAAN PROGRAM

Dengan berpegang pada PPI yang sudah dikembangkan , sebelum pelaksanaan program, berbagai hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan program perlu dipersiapkan sbb:
1. Jadwal pelaksanaan harus disiapkan sesuai dengan recana pada PPI.
2. Materi pelajaran serta media yang akan digunakan, seperti kartu kata, kalimat dan pragraf serta rekaman
bacaan harus disiapkan secara tuntas.
3. Pemberitahuan kepada orang tua anak sebelum pelaksaan dimulai
4. Jika guru akan dibantu oleh anggota tim lain, misalnya guru lain, tim harus menetapkan langkah-langkah
pelaksanaan dan peran masing-masing anggota tim.
PENILAIAN PROGRAM PELAYANAN PENDIDIKAN
Kemukinan Penilaian atau pertimbangan yang dapat dilakukan untuk setiap
komponen program, antara lain sebagai berikut:
1. Barangkali tujuan yang kita siapkan kurang menarik
2. Barangkali materi yang kita siapkan kurang menarik
3. Bagaimana kesesuaian latihan atau kegiatan belajar dengan kemampuan anak.
4. Bagaimana kualitas tes yang kita berikan
SEKIAN TERIMAKSIH

Anda mungkin juga menyukai