Anda di halaman 1dari 6

NAMA : RIZKY LAZUARDI NUZAMIDHAN

NIM : 17010189
KELAS :BK B1 2017
MATA KULIAH : PRAKTIKUM STUDI KASUS DAN DIAGNOSA KESULITAN BELAJAR

GEJALA SLOW LEARNER

Ø  Membaca
Individu yang mengidap keterlambatan dalam kemampuan membaca, mengalami kesulitan
dalam mengartikan atau mengenali struktur kata-kata atau memahami struktur kata tersebut.
Mereka juga mengalami kesulitan lain seperti cepat melupakan apa yang telah dibacanya.
Sebagian para ahli berargumen bahwa kesulitan mengenali bunyi-bunyi bahasa (fonem)
merupakan dasar bagi keterlambatan kemampuan membaca, dimana kemampuan ini penting
sekali bagi pemahaman hubungan antara bunyi bahasa serta tulisan yang mewakilinya.

Ø  Bahasa Tertulis
Masalah yang dihadapi oleh SL (slow learner) dengan bahasa tertulis tampak dari tulisan
tangan, kemampuan mengeja, susunan kata, penggunaan kosakata, serta kualitas dari tulisan
yang dihasilkan. Banyak penderita SL dalam hal membaca juga memiliki kesulitan dalam
menulis karena keduanya berkaitan dengan bahasa (penerimaan serta pengekspresian).

Ø  Memori
Penderita slow learner juga mengalami kelemahan dalam mengingat. Mereka memiliki
kesulitan dalam mengolah informasi sehingga dapat disimpan dalam memori jangka panjang.

Ø  Sosial dan Perilaku


Murid yang menderita slow learning kemungkinan juga akan memperlihatkan suatu
tantangan sosial atau perilaku. Beberapa diantara mereka memperlihatkan kebiasaan yang
kurang dapat diterima oleh masyarakat dibandingkan dengan kawan sebayanya. Mereka tidak
dapat memperkirakan akibat dari tindakannya itu, menyalah tafsirkan tanggapan dari
lingkungannya, dan kurang dapat menyesuaikan perilakunya dalam situasi sosial yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, mereka terkadang diasingkan dan ditolak oleh rekan-rekan
sebayanya.
Ciri–Ciri Umum Siswa Lamban Belajar
Ciri-ciri umum siswa lamban belajar dapt dipahami melalui pengamatan fisik siswa,
Perkembangan mental, intelektual, sosial, ekonomi, kepribadian dan proses-proses belajar
yang dilakukannya di sekolah dan di rumah.

Ciri-ciri itu dianalisa agar diperoleh kejelasan yang konkret tentang gejala dan sebab-sebab
kesulitan belajar siswa di sekolah dan di rumah.

Rincian analisis tersebut mencakup:

a.Fisik

Pengamatan pertama yang dilakukan untuk menemukan sebab-sebab kesulitan belajar siswa
adalah dengan pengamatan cermat terhadap keadaan fisiknya, meliputi intensitas
pendengarannya, penglihatannya, pembicaraannya, vitamin dan gizi makanan pada waktu
kecil.

b.Perkembangan mental

Kemampuan mental adalah kemampuan individu dalam berfikir dan berbuat. Perkembangan
mental dapat dipengaruhi oleh pertumbuhan fisik, peristiwa-peristiwa tertentu yang terjadi
dalam kehidupannya dan asuhan intensif yang diberikan lingkungannya. Cacat fisik sebelum
atau setelah kelahiran dapat berpengaruh pula terhadap perkembangan mental seseorang.

c.Perkembangan intelek

Intelek adalah kekuatan pikiran dalam menyampaikan pemikiran (reasoning) dan


pemahaman pengetahuan yang dikuasainya. Manusia intelektual adalah manusia yang
berkemampuan menganalisis pengetahuan, menyatakannya kembali dalam bentuk kata dan
kalimat yang baik dan benar yang disampaikan secara sistematis dan logis sehingga dapat
diterima oleh lingkungannya. Perkembangan intelek dapat dipengaruhi oleh keadaan mental.
Sesorang yang memiliki IQ berkisar antara 50 sampai 69 sulit diharapkan memiliki
perkembangan intelek yang baik.
d.Sosial

Keadaan sosial ekonomi manusia berpengaruh terhadap kemajuan belajar siswa di sekolah.
Berdasarkan Penelitian Kirk (1962), terdapat 5 kali lebih banyak siswa lamban belajar yang
berasal dari keluarga ekonomi lemah dibandingkan siswa lamban belajar yang berasal dari
keluarga ekonomi tinggi.

e.Perkembangan kepribadian

Siswa yang mengalami kesulitan belajar pada umumnya berkaitan erat dengan masalah-
masalah emosional, agresif, takut, malu-malu dan nakal. Kadang siswa yang mengalami
kesulitan belajar itu menunjukan ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitarnya yang diakibatkan kegagalan belajar di sekolah. Jika kegagalan itu bertambah
banyak maka akan mengakibatkan kelesuan konsentrasi dalam belajar.

f.Proses belajar yang dilakukannya

Ciri-ciri siswa lamban belajar dilihat dari proses belajar yang dilakukannya adalah sebagai
berikut:

 Lamban mengamati dan mereaksi peristiwa yang terjadi dalam lingkungannya.


 Kurang bernafsu untuk melakukan penelitian terhadap hal-hal yang baru dalam
lingkungannya.
 Siswa lamban belajar tidak banyak mengajukan pertanyaan-pertanyaan
 Siswa lamban belajar kurang memperlihatkan perhatiannya terhadap apa dan
bagaimana tugas itu dapat diselesaikan dengan baik.
 Dalam belajarnya banyak menggunakan ingatan (hapalan) aripada logika (reasoning)
 Tidak mampu menggunakan cara-cara tertentu dalam mempelajari ilmu pengetahuan.
 Siswa lamban belajar kurang lancer berbicara, tidak jelas, dan gagap.
 Siswa lamban belajar sangat bergantung pada guru dan orang tuanya, terutama dalam
membuktikan kebenaran pengetahuan yang sedang dipelajarinya.
 Siswa lamban belajar sulit memahami konsep abstrak.
 Siswa lamban belajar sulit memindahkan kecakapan tertentu yang telah dikuasainya
kedalam kecakapan lainnya sekalipun dalam mata pelajaran yang sama, seperti
kecakapan mengali dan membagi.
 Siswa lamban belajar lebih sering berbuat salah.
 Mengalami kesulitan membuat generalisasi pengetahuan secara teruari, bahkan tidak
mampu menarik kesimpulan.
 Memiliki daya ingatan yang lemah, mudah lupa dan gampang menghilang.
 Mengalami kesulitan saat menuliskan pengetahuan dalam bentuk karangan-karangan
lainnya, sekalipun menggunakan kata dan kalimat yang sederhana.
 Siswa lamban belajar lemah dalam mengerjakan tugas-tugas latihan di sekolah dan di
rumah.

2.Ciri-Ciri Siswa Lamban Belajar Dilihat Dari Sisi Perkembangan Keterampilan


Membaca dan Menulis
Tanda-tanda siswa lamban belajar dalam segi membaca menurut Wheeler

 Siswa lamban belajar kurang menaruh perhatian terhadap tugas-tugas membaca yang
diberikan gurunya.
 Kurang terbiasa melakukan tugas belajar sendiri terutama membaca buku-buku
pelajaran.
 Lebih suka membaca nyaring daripada belajar membaca dalam hati atau diolah dalam
fikiran.
 Kurang mampu membaca materi pelajaran-pelajaran yang disajikan gurunya dalam
kelas.
 Lebih banyak berhasil belajar tanpa membaca (visualisasi)
 Membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan tugas-tugas membacanya.
 Banyak mengajukan keluhan tentang kesulitan mengerjakan tugas membaca.
 Umumnya pendiam
 Kadang-kadang memperlihatkan gejala kesulitan saat mendengar dan melihat.
 Merasa sulit mengingat-ingat pengetahuan isi bacaan
 Kurang sanggup mempraktikkan isi bacaan. Sulit menghubungkan teori kedalam
praktik.
 Sering menampakan gejala-gejala emosional dalam mengerjakan tugas membaca
materi pelajaran.
 Malas pergi sekolah.
 Sulit menghadapi tes keterampilan membaca standar.
 Siswa lamban belajar memiliki Perkembangan akademik yang rendah di bawah
standar yang diharapkan.
Roldan dalam bukunya Learning Disabilities and Their Relation to Reading,
mengemukakan pendapatnya bahwa ciri-ciri umum siswa lamban belajar adalah sebagai
berikut:
 Siswa lamban belajar memiliki rentang perhatian yang rendah, bertingkah bingung
dan kacau.
 Derajat aktifitas siswa lamban belajar rendah
 Kurang mampu menyimpan huruf dan kata pada ingatannya dalam waktu lama.
 Kurang mampu menyimpan pengetahuan hasil pendengaran.
 Kurang mampu membedakan huruf, angka dan suara.
 Tidak suka menulis dan membaca
 Tidak sanggup mengikuti penjelasan yang bersifat ganda.
 Tingkah laku yang berubah-ubah dari hari ke hari.
 Suka terdorong oleh perasaan emosional dalam pergaulan, mudah marah dan
tersinggung.
 Kurang mampu melakukan koordinasi dengan lingkungannya.
 Penampilannya kasar.
 Kurang mampu bercerita dan sulit membedakan kiri dan kanan.
 Lambat dalam perkembangan berbicara.
 Susah memahami kata dan konsep
 Sulit akrab dengan orang dan benda.
 Kemampuan berbicaranya terbatas pada satu pokok persoalan.
 Mereaksi tidak cermat terhadap aksi yang datang dari luar.
 Siswa lamban belajar sulit menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi dalam lingkungannya.
DAFTAR PUSTAKA

1.Gunarsa D Singgih, Prof. Dr, Psikologi Anak Bermasalah. Libri


2. Munawir Yusuf,dkk (2003). Pendidikan bagi anak dengan problema belajar.
Tiga Serangkai
3. Mangunsong, Frieda (2009). Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. jilid
Ke satu. Jakarta: LPSP 3 Fakultas Psikologi UI.

Anda mungkin juga menyukai