RUNGU
ESTY ARYANI SAFITHRY, M.PSI, PSIKOLOG
Tunarungu
Anak yang kehilangan seluruh atau sebagian daya
pendengarannya sehingga tidak atau kurang mampu
berkomunikasi secara verbal dan walaupun telah
diberikan pertolongan dengan alat bantu dengar
masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan
khusus
CIRI-CIRI ANAK
TUNARUNGU
a) Dalam segi fisik:
1) Cara berjalannya kaku dan anak
membungkuk.
2) Gerakan matanya cepat
Hal ini menunjukkan bahwa ia ingin
menangkap keadaan yang ada di sekelilingnya.
3) Gerakan kaki dan tangannya sangat cepat
atau kidal.
Hal tersebut tampak dalam mengadakan
komunikasi dengan gerak isyarat.
4) Pernafasannya pendek dan agak terganggu.
b) Ciri ciri dari segi sosial
1) Perasaan rendah diri dan merasa
diasingkan oleh keluarga atau masyarakat.
2) Perasaan cemburu dan salah sangka
diperlakukan tidak adil
c) Ciri Ciri khas dari segi emosi
Kekurangan bahasa lisan dan tulisan
seringkali menyebabkan
siswa tuna rungu akan menafsirkan sesuatu
negative atau salah dalam hal pengertiannya.
Hal ini disebabkan karena tekanan pada
emosinya
KLASIFIKASI ANAK TUNA RUNGU
Berdasarkan tingkat keberfungsian telinga dalam
mendengar bunyi :
1. Ketunarunguan ringan (mild hearing impairment),
masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 20-40
dB (desibel). Mereka sering tidak menyadari bahwa
sedang diajak bicara, mengalami sedikit kesulitan
dalam percakapan.
2. Ketunarunguan sedang masih dapat mendengar bunyi
dengan intensitas 40-65 dB. Mereka mengalami
kesulitan dalam percakapan tanpa memperhatikan
wajah pembicara, sulit mendengar dari kejauhan atau
dalam suasana gaduh, tetapi dapat terbantu dengan
alat bantu
3. Ketunarunguan berat, hanya dapat mendengar
bunyi dengan intensitas 65-95 dB. Mereka sedikit
memahami percakapan pembicara bila
memperhatikan wajah pembicara dengan suara
keras, tetapi percakapan normal praktis tidak
mungkin dilakukannya, tetapi dapat terbantu
dengan alat bantu dengar.
4. Ketunarunguan berat sekali, hanya dapat
mendengar bunyi dengan intensitas 95 dB atau lebih
keras. Mendengar percakapan normal tidak
mungkin baginya, sehingga dia sangat tergantung
pada komunikasi visual. Sejauh tertentu, ada yang
dapat terbantu dengan alat bantu dengar tertentu
dengan kekuatan yang sangat tinggi (superpower).
Berdasarkan saat terjadinya ketunarunguan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Ketunarunguan prabahasa (prelingual deafness),
yaitu kehilangan pendengaran yang terjadi sebelum
kemampuan bicara da bahsa berkembang.
2. Ketunarunguan pascabahasa (post lingual deafness),
yaitu kehilangan pendengaran yang terjadi beberapa
tahun setelah kemampuan bicara dan bahasa
berkembang.
Berdasarkan etiologi atau asal usul
ketunarunguan diklasifikasikan sebagai berikut.
Tunarungu endogen, yaitu tunarungu yang
disebabkan oleh faktor genetik (keturunan)
Tunarungu eksogen, yaitu tunarungu yang
disebabkan oleh factor nongenetik (bukan
keturunan)
PENYEBAB TERJADINYA
TUNARUNGU
1. Penyebab terjadi tunarungu tipe konduktif
. Kerusakan/gangguan yang terjadi pada telinga
luar
. Kerusakan/gangguan yang terjadi pada telinga
tengah
2. Penyebab terjadinya tunarungu tipe sensorincural
.Ketunarunguan yang disebabkan oleh factor genetic