Anda di halaman 1dari 10

OBYEK MATERIAL DAN FORMAL GEOGRAFI

DI PROBOLINGGO
PENGANTAR GEOGRAFI
GEOG6003

PAPER

NAMA : DHEA NUR QOMARIYAH


NIM : 190722638066
HARI : SABTU, 14 SEPTEMBER 2019

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2019
Daftar Pertanyaan

1. Jelaskan ruang lingkup geografi?

2. Jelaskan objek material dan objek formal geografi?

3. Buatlah objek material dan objek formal dari daerah anda masing-masing (di dukung
oleh data) diawali dengan profil singkat daerah masing-masing!

4. Apa yang dimaksud dengan sistematika geografi dan bandingkan perbedaan dari
setiap sistematika tersebut!
1. Ruang Lingkup Geografi

Ruang lingkup geografi sangat luas, yaitu menyangkut segala fenomena atau
gejala pada geosfer. Geosfer merupakan lingkup kajian geografi yang terdiri atas empat
komponen utama, yaitu atmosfer, litosfer, biosfer, dan hidrosfer. Setiap komponen
tersebut mempunyai batasan kajian, meskipun begitu semuanya tercakup dalam kajian
geosfer. Seperti litosfer, mempunyai tiga aspek kajian, yaitu batuan litologi, bentuk
lahan, dan tanah dan masih banyak lagi. Ruang lingkup geografi sendiri dibagi menjadi
3, yaitu:

a. Geografi Fisik

Geografi Fisik membahas tentang kondisi fisik pada fenomena yang terjadi di
permukaan bumi yang berhubungan dengan keadaan lingkungan alam di luar manusia
(Abiotik). ruang lingkup geografi fisik menyangkut segala fenomena yang terjadi di
atmosfer (lapisan udara), hidrosfer (lapisan air), pedosfer (lapisan tanah), litosfer
(lapisan batuan), antroposfer (lapisan luar angkasa), dan biosfer (lapisan kehidupan).

b. Geografi Sosial

Geografi Sosial membahas tentang kondisi sosial atau semua aktifitas dan pola
hidup manusia seperti interaksi baik dengan sesama manusia maupun manusia dengan
alam dan keterkaitan antara keduanya. Geografi sosial membahas tentang lingkungan
ekonomi, sosial dan budaya.

c. Geografi Regional

Geografi regional membahas sesuatu yang khusus tentang suatu wilayah


tertentu baik dari aspek fisik maupun aspek sosialnya. Missal kepadatan penduduk yang
terjadi di wilayah ibukota Jakarta.

2. Objek Material dan Objek Formal Geografi

a. Objek Material

Objek Material Geografi yaitu objek studi yang membahas fenomena yang
terdapat dan terjadi di atas permukaan bumi seperti Atmosfer, Listosfer, Pedosfer,
Hidrosfer, Antroposfer, dan Biosfer. Biosfer tersebut membentuk lingkungan geografi
yang terdiri atas komponen abiotik seperti udara, tanah, air, barang tambang, dan
sebagainya. Sedangkan komponen biotik meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan.
Dengan demikian, apabila sebuah fenomena ditinjau dari sudut padang geografi akan
selalu diintegrasikan dengan ilmu-ilmu yang lainnya.

1. Litosfer

Lithosfer merupakan cabang ilmu geografi yang membahas mengenai batuan,


tanah, dan lapisannya yang terdapat di permukaan bumi. Fenomena yang terdapat pada
lapisan lithosfer dapat berupa gempa bumi, erosi, karst, dan lain sebagainya. Fenomena
yang terdapat pada lapisan lithosfer dapat berupa gempa bumi, erosi, karst, dan lain
sebagainya.

2. Atmosfer

Atmosfer merupakan cabang ilmu geografi yang membahas tentang lapisan


udara. Fenomena yang dapat dikaji oleh objek material geografi melalui lithosfer adalah
terjadinya hujan, terjadinya pelangi, dan lain sebagainya. Lapisan atmosfer terbagi
menjadi 5 yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer, thermosfer, dan eksosfer.

3. Hidrosfer

Hidrosfer merupakan cabang ilmu geografi yang membahas tentang segala


bentuk perairan yang terdapat di permukaan bumi. Fenomena di permukaan bumi yang
dapat dikaji oleh objek material geografi dalam hidrosfer adalah berupa danau, laut,
sungai, gletser, arus laut, tsunami, banjir, dan lain sebagainya.

4. Biosfer

Biosfer adalah cabang ilmu geografi yang membahas tentang segala macam
makhluk hidup yang terdapat di permukaan bumi. Contoh fenomena yang dapat dikaji
oleh objek material geografi dalam biosfer adalah ekosistem, habitat, bioma, iklim, dan
lain sebagainya.

5. Antroposfer

Antroposfer adalah cabang ilmu georafi yang membahas tentang manusia dalam
konteks kependudukan yang terdapat di permukaan bumi. Fenomena yang dapat dikaji
oleh objek material geografi dalam antroposfer adalah kepadatan penduduk, persebaran
penduduk, migrasi, fertilitas, mortalitas, perpindahan penduduk, dan lain sebagainya.

b. Objek Formal
Objek Formal Geografi yaitu membahas fenomena yang terjadi di permukaan
bumi baik dalam aspek fisik maupun sosial dengan menggunakan sudut pandang
keruangan (Spasial) . Jadi, yang menjadi objek bukan benda atau material tetapi
fenomena keruangan.

Di dalam menelaah fenomena muka Bumi, studi geografi senantiasa


menganalisis lokasi, persebarannya di permukaan Bumi, dan saling keterkaitan
(interelasi dan interaksi) antara suatu fenomena dengan fenomena lainnya.

Dalam kajian ilmu Geografi, diharapkan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan


seperti:

a. Apa (what), terkait struktur, pola, fungsi dan proses kejadian di permukaan
bumi.

b. Di mana (where), terkait letak suatu objek geografi di permukaan bumi.

c. Berapa (how much/many) menjelaskan ukuran (jarak, luas, isi, dan waktu)
objek geografi dalam bentuk angka-angka.

d. Mengapa (why) memuat rangkaian waktu dan tempat, latar belakang, atau
interaksi/saling kebergantungan suatu gejala, peristiwa, dan motivasi manusia.

e. Bagaimana (how), berkaitan dengan penjabaran suatu pola, fungsi, dan proses
gejala dan peristiwa.

f. Kapan (when), menjelaskan waktu berlangsungnya kejadian.

g. Siapa (who), berkaitan dengan subjek/pelaku dari suatu kejadian atau peristiwa.

3. Objek Material dan Objek Formal yang ada di wilayah Probolinggo

Objek material suatu wilayah dengan wilayah yang lain selalu berbeda, semua hal itu
tergantung pada letak geografis dari wilayah tersebut. Misalnya, daerah dataran tinggi
yang berupa perbukitan dan pegunungan sedangkan dataran rendah yang dekat dengan
pantai.
Profil Kota Probolinggo

Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di


Provinsi Jawa Timur berada pada posisi 112’50’ – 113’30’ Bujur Timur (BT) dan 7’40’
– 8’10’ Lintang Selatan (LS), dengan luas wilayah sekitar 169.616,65 Ha atau +
1.696,17 km2 (1,07 % dari luas daratan dan lautan Propinsi Jawa Timur).

Dilihat dari geografisnya Kabupaten Probolinggo terletak di lereng pegunungan


yang membujur dari Barat ke Timur, yaitu Gunung Semeru, Argopuro, Lamongan dan
Tengger. Selain itu terdapat gunung lainnya, yaitu Gunung Bromo, Widodaren, Gilap,
Gambir, Jombang, Cemoro Lawang, Malang dan Batujajar. Dilihat dari ketinggian
berada pada 0-2500 m diatas permukaan laut dengan temperatur rata-rata 27’C – 30’C.

Wilayah Kabupaten Probolinggo berbatasan dengan:

 Sebelah Utara : Selat Madura

 Sebelah Timur : Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Jember

 Sebelah Barat : Kabupaten Pasuruan

 Sebelah Selatan : Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang

Sedangkan di sebelah Utara bagian tengah terdapat Daerah Otonom yaitu Kota
Probolinggo.

Lokasi Kabupaten Probolinggo yang berada di sekitar garis khatulistiwa


menyebabkan daerah ini mengalami perubahan iklim dua jenis setiap tahun, yaitu
musim kemarau dan musim penghujan. Untuk musim kemarau berkisar pada bulan
April hingga bulan Oktober dengan rata-rata curah hujan + 29,5 mm per hari hujan,
sedangkan musim penghujan dari bulan Oktober hingga bulan April dengan rata-rata
curah hujan + 229 mm per hari hujan. Curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan
Desember sampai dengan bulan Maret dengan rata-rata curah hujan + 360 mm per hari
hujan. Diantara dua musim tersebut terdapat musim pancaroba yang biasanya ditandai
dengan tiupan angin kering yang cukup kencang yang berhembus dari arah Tenggara ke
Barat Laut biasa disebut “Angin Gending”

Selain itu Kabupaten Probolinggo memiliki beberapa obyek wisata yaitu


Gunung Bromo, Air Terjun Madakaripura, Pulau Gili Ketapang dengan taman lautnya,
Pantai Bentar, Arum Jeram Sungai Pekalen, Ranu Segaran dan Sumber Air Panas serta
Candi Jabung yang mencerminkan kejayaan masa lalu.

Adapun pembagian wilayah administratif, secara yuridis formal dibentuk dengan


Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah- daerah
Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, yang terdiri dari 24 wilayah
Kecamatan, 325 Desa dan 5 Kelurahan, 1.642 Rukun Warga (RW) dan 5.864 Rukun
Tetangga (RT)

a. Objek material yang ada di kabupaten Probolinggo meliputi:

Kabupaten Probolinggo merupakan wilayah yang memiliki keragaman topografi


atau bentuk permukaan bumi berupa dataran rendah, perbukitan dan pegunungan, yang
sebagian besar berada pada ketinggian antara 100 - 1.500 meter diatas permukaan laut.
Menurut keadaan fisik wilayah Kabupaten Probolinggo terbagi atas 3 bagian yaitu :

Pegunungan, berada pada ketinggian 1.000 – 1.500 meter diatas permukaan laut,
meliputi wilayah-wilayah di sekitar Pegunungan Tengger (di sebelah Barat Daya) dan
Gunung Argopuro (di sebelah Tenggara);

Perbukitan, berada pada ketinggian 500 – 1000 meter diatas permukaan laut, meliputi
wilayah-wilayah bagian tengah dan di sekitar kaki pegunungan, merupakan bentukan
lereng dari pegunungan yang membujur dari arah Barat ke Timur;

Dataran rendah, berada pada ketinggian 0 – 500 meter diatas permukaan laut, meliputi
wilayah pesisir dan dataran rendah membentang dari Barat sepanjang garis pantai Utara
ke arah Timur (panjang pantainya mencapai 55,3 Km), kemudian membujur ke arah
Selatan.

Keadaan geologi atau batuan di Kabupaten Probolinggo mayoritas disusun oleh batuan
young quartenary, dominan di Kecamatan Tiris seluas 15.345,047 Ha, kemudian di
Kecamatan Krucil seluas 13.005,430 Ha. Old Quartenary mayoritas terdapat di
Kecamatan Krucil seluas 17.213,060 Ha kemudian di Kecamatan Tiris, Gading dan
Sumber

Sedangkan ditinjau dengan indikator curah hujan adalah sebagai berikut :

Curah hujan terbesar : 480 mmHg

Curah hujan terkecil : 7 mmHg


Masyarakat di daerah kabupaten Probolinggo memiliki sistem mata pencaharian yang
beragam, bergantung dari daerah tempat ia tinggal, baik daerah dataran rendah maupun
dataran tinggi. Begitupun dengan budayanya, Masyarakat di Probolinggo terdiri dari
berbagai suku dan ras yang berbeda yang tentunya memiliki kebudayaan yang berbeda
pula. Seperti misalnya penduduk yang tiggal di daerah dekat lahan pertanian
memiliki kebiasaan selametan tajin. Proses upacara ini dengan meletakkan sesaji
berupa bubur nasi sebagai persembahan kepada Dewi Sri.

b. Objek Formal yang ada di Wiayah Probolinggo

Pendekatan yang dilakukan di Daerah Probolinggo yaitu dengan mengetahui


adanya interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Penduduk yang tinggal di
daerah pesisir pada umumnya bekerja sebagai nelayan, mereka menggantungkan
hidupnya pada hasil laut. Nelayan tersebut mayoritas mencari ikan dengan
menggunakan perahu tradisional yang mengandalkan tenaga angin sebagai penggerak
pada layar. Apabila bulan purnama hasil tangkapan ikan sedikit. Selain itu, bagi mereka
yang berada di daerah hutan mangrove juga mencari biota-biota yang hidup di sekitar
hutan mangrove (hutan bakau). Misalnya kerang, tiram, kepiting dan lain-lain.

Sedangkan penduduk yang hidup di dekat sungai yang bermuara ke laut mereka
menjadi pengelola tambak. Yaitu tempat pembudidayaan air tawar seperti lele, bandeng,
mujaer dan lain-lain. Ada pula tambak tempat pembudidayaan udang tetapi tambak
berada pada daerah dekat pesisir pantai.

Sedangkan penduduk yang tinggal didekat lahan pertanian pada umumnya


mereka bekerja sebagai petani, buruh tani, dan peternak. Cara bertani masyarakat
daerah Probolinggo cenderung berpola kotak-kotak dan berbentuk beraturan. Sistem
pengairan atau irigasi yang berada di daerah Pobolinggo ada yang melalui bendungan
yang berasal dari aliran sungai dan ada pula yang masih menggunakan sistem tadah
hujan. Tanaman yang di tanam mayoritas padi, tebu, jagung, bawang merah dan
tembakau.

Para Petani juga banyak yang menanam bawang merah pada musim angin
gending. Karena semakin sering angin itu bertiup proses pembuahan bawang merah
semakin baik. Dan akibatnya bawang merah menjadi besar-besar. Tanaman yang dapat
ditanam sepanjang tahun atau tidak mengenal musim adalah tebu.

Pendekatan kewilayahan yang dilakukan di daerah Probolinggo yaitu dengan


mengkaji interaksi penduduk daerah yang satu dengan penduduk yang ada di daerah
lain. Hal ini disebabkan setiap wilayah memiliki perbedaan dengan wilayah yang lain
akibatnya muncul permintaan dan penawaran.

Hasil bumi dari daerah Probolinggo baik berupa hasil laut seperti ikan, hasil
tambak, dan hasil pertanian didistribusikan ke daerah-daerah lain. Misalnya Surabaya,
Sidoarjo, Pasuruan, dan daerah-daerah lainnya. Namun, ada pula yang hanya
menggunakan hasil laut maupun pertanian tersebut untuk kepentingan pribadinya.

4. Sistematika Geografi

Sistematika Geografi merupakan penggolongan atau klasifikasi dari Ilmu Geografi.


Berdasarkan pengkajian dan analisis para ahli geografi, pandangan terhadap geografi
mengalami perkembangan. Akan tetapi, hingga saat ini studi geografi dibedakan
menjadi dua, yaitu geografi sistematik (geografi ortodoks) dan geografi
terpadu (geografi terintegrasi).

 Geografi Ortodoks atau Sistematik Geografi.


Geografi ortodoks adalah geografi yang bidang kajiannya suatu wilayah
(region) dan analisis terhadap sifat sistematiknya. Terdapat empat kajian dalam
geografi ortodoks, yaitu geografi fisik, geografi manusia, geografi regional, dan
geografi teknik.

 Geografi Terintegrasi
Geografi terintegrasi merupakan kajian geografi dengan pendekatan terpadu,
yaitu integrasi elemen-elemen geografi sistematik yang terdiri dari geografi fisik
dan geografi manusia dengan geografi regional yang terdiri dari geografi
regional zona dan geografi regional kultur.
Geografi terintegrasi dalam kajiannya menggunakan tiga analisis, yaitu analisis
keruangan (lokasi), ekologi (kelingkungan), dan kompeks wilayah.

Geografi Ortodoks adalah geografi yang melakukan kajian terhadap suatu wilayah dan
analisis terhadap sifat-sifat sistematisnya. Sedangkan Geografi terintergrasi adalah
kajian geografi sistematik (fisik dan manusia) dan regional (zona dan kultur) sehingga
disebut geografi terpadu. Oleh karena itu, di dalam kajiannya geografi terintegrasi
menggunakan tiga analisis, yaitu analisis keruangan, ekologi, dan kompleks wilayah.
DAFTAR PUSTAKA

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121-
BAGJA_WALUYA/PIS/Konsep_Dasar_Geografi.pdf. (diakses pada 13 september
2019)

http://portal.probolinggokota.go.id/index.php/profil/geografis (diakses pada 13 September


2019)

http://ppsp.nawasis.info/dokumen/perencanaan/sanitasi/pokja/bp/kab.probolinggo/Bab
%20II.docx. (diakses pada 13 september 2019)

http://repository.ut.ac.id/4090/1/PSOS4103-M1.pdf. (diakses pada 13 september 2019)

https://www.scribd.com/doc/38685918/Geografi-Ortodoks-Dan-Geografi-Terintegrasi. (diakses
pada 13 september 2019)

Anda mungkin juga menyukai