Anda di halaman 1dari 19

MEDIA PEMBELAJARAN 3 DIMENSI

Dosen Pengampu: Roslaeni, SP, S.Pdi, M.Pd

Disusun oleh:
PLINTINA ANAKAMPUN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL IKHLAS
2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran
dengan judul “Media Pembelajaran 3 Dimensi”.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, banyak
kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, saya mengharap saran dan kritik yang
bersifat membangun untuk memperbaiki makalah ini di masa yang akan datang.
Semoga makalah yang sederhana ini bisa memberikan manfaat terutama bagi
penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Akhirnya kepada Allah jugalah semuanya
kita kembalikan.
Sidikalang, 1 Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media tiga dimensi adalah sekumpulan media tanpa proyeksi dan penyajiannya
secara visual tiga dimensi. Kelompok media bisa berupa benda asli, termasuk hidup
dan mati, dan bisa juga eksis sebagai tiruan yang mewakili benda aslinya. Ketika
objek asli akan digunakan sebagai media pembelajaran, maka bisa langsung dibawa
ke kelas, atau siswa sekelas bisa langsung disebarkan ke dunia nyata dimana objek
aslinya berada. Jika benda asli sulit untuk dibawa ke kelas, atau ruang kelas tidak
dapat langsung diekspos di mana benda tersebut berada, maka benda buatan manusia
tersebut juga dapat berfungsi sebagai media pembelajaran yang efektif.
Media tiga dimensi yang dapat diproduksi dengan mudah, adalah tergolong
sederhana dalam penggunaan dan pemanfaatannya, karena tanpa harus
memerlukankeahlian khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru, bahannya mudah
diperoleh di lingkungan sekitar. Moedjiono (1992) mengatakan bahwa media
sederhana tiga dimensi memiliki kelebihan-kelebihan: memberikan pengalaman
secara langsung, penyajian secarakongkrit dan menghindari verbalisme, dapat
menunjukkan obyek secara utuh baik konstruksi maupun cara kerjanya, dapat
memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dapat menunjukkan alur suatu proses
secara jelas. Sedangkan kelemahan-kelemahannya adalah: tidak bisa menjangkau
sasaran dalam jumlah yang besar, penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan
perawatannya rumit.
Media pembelajaran yang merupakan sarana dan prasarana untuk menunjang
terlaksananya kegiatan pembelajaran serta penunjang pendidikan dan pelatihan
tentunya perlu mendapat perhatian tersendiri. Keberadaannya tidak dapat diabaikan
begitu saja dalam proses pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran. Hal ini
dikarenakan tanpa adanya media pembelajaran, pelaksanaan pendidikan tidak akan
berjalan dengan baik, termasuk dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Perkembangan media ini mulanya hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru
(teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, yaitu gambar,
model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkrit dan

1
motivasi belajar sehingga dapat mempertinggi daya serap dan hasil belajar siswa.

B. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian media pembelajaran tiga dimensi ?


b. Sebutkan jenis-jenis media pembelajaran tiga dimensi?
c. Jelaskan karakteristik media pembelajaran tiga dimensi ?
d. Apa kelebihan dan kekurangan media pembelajaran tiga dimensi ?
e. Apa pengaruh media pembelajaran tiga dimensi bagi guru dan siswa?

C. Tujuan

a. Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran tiga dimensi.


b. Untk mengetahui jenis-jenis media pembelajaran tida dimensi.
c. Untuk mengetahui karakteristik media pembelajaran tiga dimensi.
d. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan media pembelajaran tida
dimensi.
e. Untuk mengetahui apa saja pengaruh media pembelajaran tiga dimensi bagi
guru dan siswa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Pembelajaran Tiga Dimensi

Media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya
secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda
asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili
aslinya. Benda asli ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa
langsung ke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di
mana benda asli itu berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas atau
kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ke tempat di mana benda itu berada, maka
benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media pembelajaran yang efektif.
Media tiga dimensi yang dapat diproduksi dengan mudah, adalah tergolong
sederhana dalam penggunaan dan pemanfaatannya, karena tanpa harus memerlukan
keahlian khusus, dapat dibuat sendiri oleh guru, bahannya mudah diperoleh di
lingkungan sekitar. Moedjiono (1992) mengatakan bahwa media sederhana tiga
dimensi memiliki kelebihan-kelebihan: memberikan pengalaman secara langsung,
penyajian secara kongkrit dan menghindari verbalisme, dapat menunjukkan obyek
secara utuh baik konstruksi maupun cara kerjanya, dapat memperlihatkan struktur
organisasi secara jelas, dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.

B. Jenis-jenis Media Pembelajaran Tiga Dimensi

Pengelompokan media pembelajaran oleh Edling (Sadiman dkk, 2002:23) terbagi


menjadi dua kelompok besar yang meliputi pengalaman langsung dengan orang lain
dan pengalaman langsung dengan benda-benda. Media pembelajaran melalui
pengalaman langsung dengan orang lain dapat bersumber dari informasi yang dimiliki
oleh orang yang memiliki keakuratan data. Sedangkan pengalaman langsung dengan
benda-benda dapat diwujudkan dalam media pembelajaran tiga dimensi yang dapat
dihadirkan saat pembelajaran berlangsung.
Selanjutnya menurut Sudjana (1991: 156) pembagian media tiga dimensi menurut
jenis model dan penggunaannya terbagi menjadi lima bagian yaitu model padat,
model penampang, model kerja, mocks-up, dan diorama dimana masing-masing dari

3
kelima model tersebut memiliki ciri khas tersendiri, antara lain:
1. Model Padat (solid model)
Model padat memperlihatkan bagian permukaan luar dari pada objek dan
sering kali membuang bagian-bagian yang membingungkan gagasan-gagasan
utamanya dari bentuk, warna dan susunannya.
Contoh model padat yaitu boneka, bendera, bola, anatomi manusia. Guna
model padat untuk membantu dan melayani para siswa sebagai informasi
berbagai pengetahuan agar siswa lebih paham dalam pelajaran.
2. Model penampang (cuteway model)
Model penampang memperlihatkan bagaimana sebuah objek itu tampak,
apabila bagian permukaannya diangkat untuk mengetahui susunan bagian
dalamnya. Model ini berguna untuk mata pelajaran biologi, karena berfungsi
untuk mengganti objek sesungguhnya.
Beberapa contoh model penampang adalah:
a. Anatomi manusia dan hewan : mata, gigi, kepala, otak, tulang belulang,
paru-paru, jantung, bagian ginjal.
b. Kehidupan tumbuh-tumbuhan: daun, batang, tangkai, akar, biji, tunas,
bunga, buah-buahan.
Model penampang dibuat dengan beberapa alasan yang antara lain benda
aslinya tertutup dan terlalu besar atau terlalu kecil, misalnya gunung berapi,
sedang murid memerlukan penjelasan tentang struk-tur bagian dalamnya. Fungsi
dari model ini adalah menggantikan objek sesungguhnya. Selain itu model
penampang bisa memperjelas objek yang sebenarnya, karena bisa diperbesar atau
diperkecil. Yang perlu diperhatikan dalam membuat model penampang adalah,
hanya bagian-bagian terpenting saja yang harus ditonjolkan, biasanya dibubuhi
warna-warna yang kontras, sedangkan rincian yang tidak begitu penting
dihilangkan.
3. Model kerja (working model)
Model kerja merupakan tiruan dari objek yang memperlihatkan bagian luar
dari objek asli. Gunanya untuk memperjelas dalam pemberian materi kepada
siswa.
Beberapa contoh model kerja adalah:
a. Alat-alat matematika: mistar-sorong, busur derajat.
b. Peralatan musik: biola, seruling, terompet, piano, tamburin.

4
Model kerja dirancang untuk menunjukkan kepada para siswa bagaimana
mekanisme suatu objek itu berfungsi. Berbagai model yang baik seringkali
mempergunakan pewarnaan yang kontras pada bagian-bagian terpenting seperti
pada blok mesin, kabel, sikuit, atau berbagai komponen menunjukkan hubungan
satu sama lain. model kerja sangat mendorong rasa keingintahuan siswa.
4. Mock-ups
Penyederhanaan susunan bagian pokok dan suatu proses atau sistem yang
lebih rumit. Guru menggunakan mock-up untuk memperlihatkan bentuk berbagai
objek nyata seperti kondensator-kondensator, lampu-lampu tabung,serta pengeras
suara, lambang-lambang yang berbeda dengan apa yang tertera di dalam diagram.
5. Diorama
Diorama merupakan sebuah pemandangan 3 dimensi mini bertujuan
menggambarkan pemandangan sebenarnya.
Contoh: Diorama di bagian bawah Monas Jakarta.

C. Karakteristik Media Pembelajaran Tiga Dimensi

Media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya
secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda
asli baik hidup maupun mati, dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili
aslinya. Benda asli ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran dapat dibawa
langsung ke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya di
mana benda asli itu berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas atau
kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ke tempat di mana benda itu berada, maka
benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media pembelajaran yang efektif,
seperti contoh berikut:
1. Widya wisata adalah kegiatan belajar yang dilaksanakan melalui kunjungan
ke suatu tempat di luar kelas sebagai bagian integral dari seluruh kegiatan
akademis dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.
2. Belajar benda sebenarnya melalui Specimen secara Terminologi artinya
benda sebenarnya digolongkan atas dua, yaitu obyek dan benda contoh
(specimen). Obyek adalah semua benda yang masih dalam keadaan asli dan
alami. Sedangkan specimen adalah benda-benda asli. Namun ada juga benda
asli tidak alami atau benda asli buatan, yaitu jenis benda asli yang telah

5
dimodifikasi bentuknya oleh manusia.
3. Belajar melalui Media tiruan sering disebut sebagai model. Belajar melalui
model dilakukan untuk pokok bahasan tertentu yang tidak mungkin dapat
dilakukan melalui pengalaman langsung atau melalui benda sebenarnya.
4. Peta timbul yang secara fisik termasuk model lapangan, adalah peta yang
dapat menunjukkan tinggi rendahnya permukaan bumi.
5. Globe (model perbandingan) adalah benda tiruan dari bentuk bumi yang
diperkecil. Globe dapat memberikan keterangan tentang permukaan bumi
pada umumnya dan khususnya tentang lingkungan bumi, aliran sungai, dan
langit.
6. Boneka yang merupakan salah satu model perbandingan adalah benda tiruan
dari bentuk manusia dan atau binatang.
Pengklasifikasian sebagaimana yang telah dibahas pada uraian terdahulu
menjelaskan karakteristik atau ciri-ciri spesifik masing-masing media berbeda satu
sama yang lainnya sesuai dengan tujuan dan maksud pengelompokan. Karakteristik
media dapat dilihat dari kemampuan membangkitkan rangsangan indra penglihatan,
pendengaran, perabaan percakapan, maupun penciuman atau kesesuainnya dengan
tingkat hirarki belajar. Secara umum karakteristik media tiga dimensi adalah sebagai
berikut:
a. Pesan yang sama dapat disebarkan keseluruh siswa secara serentak.
b. Penyajiannya berada dalam kontrol guru
c. Cara penyimpanannya mudah (praktis)
d. Dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera,
e. Menyajikan objek-objek secara diam,
f. Terkadang dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap,
g. Lebih mahal dari kelompok media grafis,
h. Sesuai untuk mengajarkan keterampilan tertentu
i. Sesuai untuk belajar secara berkelompok atau individual,
j. Praktis digunakan untuk semua ukuran ruangan kelas,
k. Mampu menyajikan teori dan praktik secara terpadu.

D. Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran Tiga Dimensi

Menurut Moedjiono (1992) terdapat beberapa kelebihan dari media visual tiga

6
dimensi, yaitu:
a. Memberikan pengalaman secara langsung.
b. Penyajian secara konkrit dan menghindari verbalisme.
c. Dapat menunjukkan objek secara utuh baik kontruksi maupun cara kerjanya.
d. Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas.
e. Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.
Adapun disebutkan pula beberapa kelemahan dari media tiga dimensi diantaranya
sebagai berikut:
1. Tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah.
2. Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang rumit.
3. Untuk membuat alat peraga ini membutuhkan biaya yang besar.
4. Anak tuna netra sulit untuk membandingkannya.
Setiap media pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Media dapat
dikelompokkan berdasarkan jenis-jenisnya. Berikut merupakan kelebihan dan
kekurangan jenis-jenis media pembelajaran.
a) Media Audio
Media berbentuk sarana penyampai, pembawa dan pengantar pesan yang
ditangkap melalui indra pendengar.
Kelebihan:
 Dalam hal penyampaian informasi atau berita lebih cepat bahkan bisa
saat itu juga.
 Media ini dapat dinikmati sambil melakukan aktifitas yang lainnya. Jadi
pendengar tidak harus memantau di depan radio, tetapi bisa menemani
aktifitas ini di mana pun.
 Biaya produksi ataupun biaya yang diperlukan untuk mendengarkan
relatif murah.Bahkan bisa di dengar tanpa menggunakan listrik tetapi
menggunakan baterai (radio).
 Pendengar yang kesulitan membaca/melihat bisa memahami
pembelajaran dengan mudah dengan disampaikan oleh media audio.
 Bahasa yang digunakan bersifat bahasa tutur, jadi mudah dimengerti
oleh pendengarnya.
 Media audio dapat mencangkup audiens yang banyak dan ruangan yang
luas.
 Dapat memusatkan perhatian siswa seperti membaca puisi, sastra,

7
mendengarkan musik dan bahasa.
 Dapat digunakan bersama – sama dengan alat perekam radio, sehingga
dapat diulang atau diputar kembali.
Kekurangan:
 Informasi yang disampaikan hanya sekilas dan tidak bisa diulang, jadi
pendengar tidak bisa mengerti secara detail tentang berita yang
disampaikan, karena memang bahasanya sederhana dan tidak didukung
oleh visualisasi. Pendengar hanya bisa membayangkan saja.
 Jika audiens mengalami kesulitan mendengar (kerusakan pada alat
pendengaran). Akan sangat sulit menerima pembelajaran.
 Jika siswa/audiens memiliki gaya belajar visual dan kinestetik akan sulit
menerima pembelajaran dengan menggunakan media audio. Media ini
hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah
mempunyai kemampuan dalam berfikir abstrak.(kelas tinggi anak SD).
b) Media Visual
Media berbentuk gambar, model, benda/alat yang dapat memberikan
pengalaman visual yang nyata.
Kelebihan:
 Lebih menarik karena ada gambar, sehingga memberikan pengalaman
nyata untuk siswa.
 Lebih mudah mengingat dengan visual peta konsep, mind mapping dan
singkatan.
 Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui
elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan siswa.
 Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan
hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Kekurangan:
 Akan terjadi kesulitan jika siswa mengalami masalah pada indra
penglihatannya.
 Siswa tidak akan memahami gambar jika gambar tidak jelas atau tidak
sama dengan bentuk nyatanya.
 Tidak dapat melayani siswa dengan gaya belajar auditif dan kinestetik.
 Membutuhkan waktu yang lama untuk membuat gambar dan
ketrampilan khusus menyajikan gambar sesuai wujud aslinya.

8
c) Media Audio Visual
Media audion visual dapat diartikan sebagai media yang memiliki unsur
suara dan unsur gambar.
Kelebihan:
 Lebih efektif dalam menerima pembelajaran karena dapat melayani gaya
bahasa siswa auditif maupun visual
 Dapat memberikan pengalaman nyata lebih dari yang disampaikan
media audio maupun visual.
 Siswa akan lebih cepat mengerti karena mendengarkan disertai melihat
langsung, sehingga tidak hanya membayangkan.
 Lebih menarik dan menyenangkan menggunakan media audio visual.
Kekurangan:
 Pembuatan media audio visual memerlukan waktu yang lama, karena
memadukan 2 elemen yakni audio dan visual.
 Membutuhkan ketrampilan dan ketelitian dalam pembuatannya.
 Biaya yang digunakan dalam pembuatan media audio visual cukup
mahal.
 Jika tidak terdapat piranti pembuatannya akan sulit untuk
membuatnya(terbentur alat pembuatannya).
d) Media 3D
Media 3D merupakan tiruan tiga dimensi dari beberapa obyek nyata.
Kelebihan:
 Siswa seakan – akan melihat benda yang nyata dengan media 3D.
 Menimbulkan ketertarikan siswa untuk berfikir dan menyelidikinya.
 Pembelajaran akan berjalan dengan lebih sempurna karena murid
 dapat belajar langsung dengan menggunakan bahan-bahan replika
 atau mirip dengan aslinya.
 Murid dapat memahami tentang sifat, bentuk serta pergerakan sesuatu
benda itu dengan lebih baik
 Memberi pengalaman tentang keadaan sebenarnya sesuai bahan atau
benda itu.
 Menggalakkan murid membuat kajian lebih lanjut mengenai
pembelajaran melalui media 3D.
 Memberi lebih banyak peluang kepada murid berinteraksi diantara satu

9
sama lain.
Kekurangan:
 Biaya pembuatannya mahal dan membutuhkan banyak waktu.
 Membutuhkan ketrampilan dalam pembuatannya.
 Siswa tidak akan memahami jika bentuk media 3D tidak sama dengan
benda nyatanya.
 Terbentur alat untuk membuat media 3D.
e) Media Berbasis Manusia( Human Media)
Media berupa orang, materi, atau peristiwa yang memberi kesempatan
kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan.
Kelebihan:
 Ekonomis, karena tidak mengeluarkan banyak biaya.
 Bisa dilakukan dimanapun, kapanpun jika ada kesempatan.
 Tidak membutuhkan alat-alat tertentu dalam penyampaiannya.(cukup
 alat bicara/loudspeaker untuk membantu).
 Dapat memberikan motivasi kepada siswa. Karena di samping guru
dapat memberikan pembelajaran juga bisa menyisipkan motivasi-
motivasi sehingga anak-anak dapat dengan baik menyerap pembelajaran
sehingga termotivasi menjadi siswa yang baik.
 Dapat terjadi interaksi dan komunikasi yang timbal balik. Tanya jawab,
tanggapan maupun sanggahan. Siswa aktif setelah diberi informasi.
Kekurangan:
 Informasi dan pengetahuan hanya terbatas pada kemampuan menyampai
pesan(guru).
 Terkadang membuat siswa jenuh dan bosan.
 Tidak efektif untuk jumlah audiens yang banyak.
 Pembelajaran tidak dapat ditangkap oleh siswa dengan baik jika terdapat
masalah pada alat penyampainya. Misalnya suara tidak jelas atau bahasa
tidak dimengerti oleh siswa.
f) Media Berbasis Teknologi Informatika (Multimedia)
Kelebihan:
 Menarik karena dapat menampilkan gambar-gambar maupun suara.
 Mudah diatur dalam menyampaian informasi, jadi informasi yang
disampaiakan dapat di sesuaikan dengan anak SD yang lebih menyukai

10
gambar-gambar lucu dan menarik.
 Dapat menampilkan tampilan yang luar biasa(audio maupun visual) yang
jelas sehingga seperti melihat nyata.
 Memberikan pengalaman nyata untuk siswa dengan jelas, hal-hal yang
belum pernah diketahui bisa dengan mudah diketahui.
 Mudah mengaksesnya untuk mencari informasi yang dibutuhkan.
 Media yang lengkap menyediakan banyak informasi.
Kekurangan:
 Biaya untuk membuat maupun mengakses media berbasis informatika
mahal.
 Belum tentu semua siswa dapat mengaksesnya maupun menikmatinya.
 Pembuatannya susah dan memakan banyak waktu dalam proses
pembuatannya.
 Harus didukung oleh daya penyalur, listrik maupun jaringan internet.

E. Manfaat Media Pembelajaran Tiga Dimensi

Secara umum manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses
pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami
pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran
dengan baik.
c. Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-semata hanya komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar tidak bosan,
dan pengajar tidak kehabisan tenaga. pembelajar lebih banyak melakukan
kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasa dari pengajar
saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti mengamati, melakukan,
mendemonstrasikan dan lain-lainya.
Dari beberapa sumber yang membahas tentang kegunaan media pembelajaran
tiga dimensi, berikut beberapa fungsi media tiga dimensi sebagai penunjang
pembelajaran:
a) Manfaat Media pembelajaran bagi pengajar, yaitu:

11
 memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan,
 menjelaskan struktur dan urutan pengajarn dengan baik,
 memberikan kerangka sistematis secara baik,
 memudahkan kembali pengajar terhadap materi pembelajaran,
 membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian dalam pembelajaran,
 membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar,
 meningkatkan kualitas pembelajaran
b) Manfaat media pembelajaran bagi pembelajar, yaitu:
 meningkatkan motivasi belajar pembelajar,
 memberikan dan meningkatkan variasi belajar pembelajar,
 memberikan struktur materi pelajaran,
 memberikan inti informasi pelajaran,
 merangsang pembelajar untuk berpikir dan beranalisis,
 menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan,
 pelajar dapat memahami materi pelajaran dengan sistematis yang
disajikan pengajar.
Menurut Kemp dan Dayton (Azhar Arsyad, 2002: 21) penggunaan media
pembelajaran sebagai bagian integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara
utama pembelajaran langsung dapat menunujukkan dampak yang positif bagi
pembelajaran yaitu sebagai berikut:
a. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.
b. Pembelajaran bisa lebih menarik.
c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar
dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa,
umpan balik dan pengetahuan.
d. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat kerana
kebnyakan mdia hanya memerlukan waktu sinhkat untuk mengantarkan
pesan dari isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan
kemungkinanya dapat diserap oleh siswa.
e. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilaman integrasi kata dan
gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-
elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikn dengan baik,
spesifik, dan jelas.
f. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau

12
diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk
penggunaan secra individu.
g. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap
proses belajar dapat ditingkatkan.
h. Peran guru dapat berubah kea rah yang lebih positif: beban guruuntuk
menjleskan yang berulang-ulang mengenai isi elajaran dapat dikurangi
bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada
aspek penting lain dalam proses belajar mengajar. 
Sudjana dan Rivai (Azhar Arsyad, 2002: 24) mengemukakan manfaat media
pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
a) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar;
b) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai
tujuan pembelajaran;
c) Metode mengajar akan bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga tidak bosan da guru
tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap
pelajaran;
d) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab hanya
mendengarkan uaraian guru, tetapi juga aktivitas lain sperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa pengajar yang mengajar
tanpa menggunakan media, maka pengajar akan lebih sulit dalam mengajar, hal
ini akan dapat mempengaruhi hasil belajar serta pemahaman dari siswa, karena
pengajar yang mempunyai kemampuan rendah dalam pembelajaran akan
mempengaruhi materi yang disampaikan sehingga materi yang disampaikan akan
lebih sulit untuk diterima oleh siswa dan hal ini akan menyebabkan pencapaian
nilai  yang rendah, karena pelajaran yang di terima tidak sesuai dengan 
kenyataan dan hal ini akan lebih sulit lagi karena pelajaran hanya menggunakan
kata-kata sehingga lebih komplek.
“Penggunaan media pendidikan dalam pembelajaran dapat meningkatkan
hasil belajar sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi berbagai kemampuan
siswa”. (Azhar Arsyad, 2002: 24). Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa

13
dengan menggunakan media pendidikan dalam pembelajaran akan lebih
mempunyai makna bagi berbagai kemampuan siswa baik kognitif, afektif ataupun
psikomotoriknya, sehingga dengan penggunaan media pendidikan dalam proses
belajar mempunyai dampak yang positif terhadap kemampuan siswa.
Pemakaian media dalam proses pembelajaran akan dapat meningkatkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain
itu media juga berguna untuk membangkitkan gairah belajar, memungkinkan
siswa belajar mandiri sesuai dengan minat dan kemampuannya. “Media dapat
meningkatkan pengetahuan, memperluas pengetahuan, serta memberikan
fleksibilitas dalam penyampaian pesan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan
hasil belajar”(Angkowo dan A Kosasih, 2007: 27 ).

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Media pembelajaran tiga dimensi merupakan media yang tampilannya dapat


diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai dimensi panjang, lebar,dan
tinggi atau tebal. Jenis media yang biasa digunakan ada dua, yaitu: boneka dan model.
Model terbagi menjadi enam: model padat, penampang, susun, kerja, mock-up,
domain. Akan tetapi dalam pembagian ini ada yang menambahkan dengan widya
wiasata. Kelebihan dan kekurangan dalam media diantara kelebihannya adalah:
memberikan pengalaman secara langsung, penyajian secara konkrit dan menghindari
verbalisme, dapat menunjukkan objek secara utuh baik kontruksi maupun cara
kerjanya, dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dapat menunjukkan
alur suatu proses secara jelas. Sedangkan kekurangan dari media tiga dimensi
diantaranya: tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah besar, penyimpanannya
memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang rumit, untuk membuat alat peraga
ini membutuhkan biaya yang besar, anak tukna netra sulit untuk membandingkannya.
Dengan menggunakan media pendidikan dalam pembelajaran akan lebih
mempunyai makna bagi berbagai kemampuan siswa baik kognitif, afektif ataupun
psikomotoriknya, sehingga dengan penggunaan media pendidikan dalam proses
belajar mempunyai dampak yang positif terhadap kemampuan siswa. Pemakaian
media dalam proses pembelajaran akan dapat meningkatkan keinginan dan minat
yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan
membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pressindo.

Anonim. Karakteristik media pembelajaran tiga dimensi. Jakarta. 2011. Online


(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2156055-karakteristik-media-
pembelajaran-tiga-dimensi/#ixzz2w0EfCduO)

Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa. PT. Sarana Tutorial
Nurani Sejahtera.

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Juwita, Eka. Analisis media tiga dimensi. Jakarta. 2012. Online


(http://catatanharian1.blogspot.com/2012/07/analisis-media-tiga-dimensi.html)

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Balai


Pustaka, 2002.

Moedjiono dan Moh. Dimyati. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.

Sadiman, Arief S. dkk. 2002. Media Pendidikan. Jakarta: Pustekkom Dikbud dan PT.
Raja Grafindo Persada.

Sudjana, Nana dkk. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru

16

Anda mungkin juga menyukai