Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Media tiga dimensi adalah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajianaannya secara
visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat terwujud sebagai media asli baik hidup
maupun mati dan dapat pula bwerwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya (Daryanto, 2010 :
29). Media tiga dimensi yanag dapat diproduksi dengan mudah, adalah tergolong sederhana dalam
penggunaan dan pemamfatannya, tanpa harus memerlukan keahlian khusus, dapat dibuat sendiri
oleh guru, bahannya mudah diperoleh di lingkungan sekitar.
Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi
tersendiri sebagai saran bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif. Dalam
penggunaan harus relevan dengan kompetisi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri.
Media pembelajaran sangat beragam dan kelompok media tersebut memiliki kelebihan dan
kelemahan tersendiri.
Media pembelajaran merupakan suatu alat atau perantara yang berguna untuk memudahkan
proses belajar mengajar, dalam mengefektifkan komunikasi antara guru dan siswa. Hal ini sangat
membantu guru dalam mengajar dan memudahkan siswa menerima dan memahami pelajaran.
Proses ini membutuhkan guru yang mampu menyelaraskan antara media pembelajaran dan
metode pembelajaran.
Dalam hal ini guru juga diharapkan agar sedapat mungkin memperbanyak pengkajian dan
pendalaman, masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya
proses belajar mengajar. Mengajar dalam konteks standar protes pendidikan tidak hanya sekedar
menyampaikan materi pelajaran , akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan
supaya siswa belajar. Makana lain mengajar yang demikian sering diistilakan dengan
pembelajaran.dalam istilah pembelajaran, lebih dipengaruhi oleh perkembangan hasil-hasil
teknologi yang dimamfaatkan untuk kebutuhan belajar.
Melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi bukan saja
mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran akan tetapi juga bisa membuat proses
pembelajaran lebih menarik.
Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam proses belajar
mengajar yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada siswa, baik berupa alat, orang
maupun bahan ajar.
1.2 Rumusan masalah
1) Apa pengertian dari media Model
2) Apa saja jenis-j
3) jenis dan karakteristik media Model
4) Bagaimana prosedur penggunaan media Model dalam pembelajaran

1.3 Tujuan makalah


1) Untuk memenuhi tugas perkuliahan mata kuliah media pembelajaran matematika
2) Untuk mengetahui pengertian dari media model
3) Untuk mengetahui jenis-jenis dan karakteristik media Model
4) Untuk mengetahui prosedur penggunaaan media model dalam pembelajaran
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Media Model

Media model adalah media yang tidak dapat diproyeksikan dan sering disebut sebagai media
pameran atau displayed media. Model termasuk salah satu media realia yaitu media tiga dimensi yang
menyerupai benda asli (spesimen). Pemamfaatan media realia dalam proses pembelajaran merupakan
cara yang cukup efektif, karena dapat memberikan informasi yang lebih akurat. Walaupun tidak
semua benda nyata dapat digunakan sebagai media realia karena keterbatasan dalam penyediaannya,
misalnya karena ukuran ataupun biayanya.

Menurut Rohani sepeti yang dikutip Kuncahyo, model merupakan jenis media pendidikan
yang berupa benda tiruan. Model yaitu bentuk tiruan dari suatu benda asli yang karena suatu sebab
tidak dapat ditunjukkan aslinya, misalnya karena benda terlalu besar, terlalu kecil, rumit, tempatnya
terlalu jauh dan sebagainya.

Menurut Brown, model didefinisikan sebagai benda nyata yang dimodifikasikan, sementara
Heinich menyebutkan hal yang senada mengenai model yaitu gambaran yang berbentuk tiga dimensi
dari sebuah benda nyata. Sebagai salah satu media yang dapat dimamfaatkan dalam kegiatan belajar
mengajar, model memiliki keunggulan yang tentunya sangat membantu proses tersebut, walupun
terdapat pula keterbatasan-keterbatasan tertentu.

Keunggulan dari media model adalah mudah didapat dan memberikan informasi yang jelas
dan akurat. Sedangkan keterbasannya, adalah ukuran dan benda nyata yang berharga mahal.
Keterbatasan untuk menghadirkan media realia dalam proses belajar mengajar tidaklah menjadi
permasalahan yang besar, karena banyak media yang lain menggatikan posisi media model dalam
memberikan penjelasan mengenai materi tertentu.

Penggunaan media model dalam kegiatan pembelajaran akan sangat penting apabila peserta
didik dituntut memahami materi yang berkaitan dengan sesuatu yang nyata. Jenis model yang sangat
dikenal adalah Mock-up, yang merupakan suatu wujud dari benda nyata yang disederhanakan dari
kekomplekannya dan kerumitan proses kerjanya.

Dalam perkembangannya, istilah media atau media pendidikan tidak berfungsi sebagai alat
peraga alat bantu mengajar yang berupa alat bantu visual atau alat bantu pandang (AVA = Audio
Visual Aid), melainkan dalam hubungan dengan teori kounikasi, serta pendekatan sistem dalam proses
belajar mengajar dimana media sebagai media integral dalam program pembelajaran, maka media
pendidikan lebih sesuai disebut media pembelajaran.
Sementara penelitian yang dilakukan oleh British Audio-Visual Association menyatakan
bahwa rata-rata jumlah informasi yang diperoleh seseorang melalui indera penglihatan (visual)
berkisar 75%, indera pendengaran (auditori) berkisar 13%, indera sentuhan/peradapan berkisar 6%,
dan indera penciuman berkisar 6%. Dengan demikian, maka indera penglihatan (visual) merupakan
indera yang sangat berperan dalam pembelajaran.

2.2 Jenis-jenis dan karakteristik Media model

Setiap jenis media memiliki jenis dan karakteristik masing-masing begitu juga pada media
model. Masing-masing menampilkan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses belajar
peserta didik. Dalam bukunya Nana Sudjana yang dikutip Asrotum dan juga menurut Afid
Burhanuddin mengatakan media model memiliki beberapa jenis, yakni:

1) Model Padat (solid model)

Model panel yaitu memperlihatkan bagian permukaan luar dari pada objek dan sering kali
membuang bagian-bagian yang membingungkan gagasan-gagasan utamanya dari bentuk, warna dan
susunanya. Guna model padat untuk membantu dan melayani para siswa sebagai informasi berbagai
pengetahuaan agar siswa lebih paham dalam pelajaran untuk mengembangkan konsep realisme bagi
siswa. Contoh model padat yaitu boneka, bendera, bola, anatomi manusia. Model padat memiliki
karakteristik sebagai berikut:

1) Praktis dalam penggunaannya.


2) Mampu menyajikan teori dan praktik secara terbaru.
3) Melibatkan siswa dalam penggunaannya.
4) Pesan yang sama dapat disebarkan kepada siswa secara serentak.
5) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indra.

Adapun kelebihan dan kekurangan dari model padat adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan dari model padat, yakni;


 Memberikan pengalaman langsung.
 Biaya murah.
 Memngembangkan konsep realisme siswa.
b. Kekurangan dari model padat, yakni;
 Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar.
 Anak tuna netra sulit untuk mengaplikasikannya.
2) Model penampang (cuteway model)

Model penampang yaitu memperlihatkan bagaimana sebuah objek itu tampak, apabila bagian
pembukaannya diangkat untuk mengetahui susunan dalamnya. Hanya bagian terpenting saja yang
ditonjolkan dengan warna yang kontras dan rincian-rincian yang tidak begitu penting dihilangkan.

Model ini sangat berguna untuk mata pelajaran biologi, karena berfungsi untuk mengganti
objek sesungguhnya. Model penampang dibuat dengan beberapa alasan yang antara lain benda aslinya
tertutup dan erlalu besar atau terlalu kecil, misalnya gunung berapi, sedang murid memerlukan
penjelasan tentang struktur bagian dalamnya. Fungsi dari model penampang (Afid Burhanuddin)
adalah sebagai berikut:

a. Mampu mengganti objek sesungguhnya,contoh;


 Anatomi manusia (mata, gigi, kepala, otak, tulang belulang, paru-paru, jantung,
ginjal).
 Kehidupan tumbuhan (daun, batang, tangkai, akar, biji, tunas, bunga, buah).
b. Memperjelas objek yang sebenarnya, karena bisa diperbesar atau diperkecil.
c. Model ini dibuat karena benda aslinya tertutup dan terlalu besar atau terlalu kecil.
 Contoh: gunung berapi

Adapun kelebihan dan kekurangan dari model penampang yaitu sebagai berikut:

a) Kelebihan dari model penampang, yakni;


 Memberikan pengalaman secara langsung.
 Hasil belajar lebih mendalam dan mantap.
 Mempermudah pemahaman karena merupakan pengganti objek yang
sesungguhnya.
 Dapat dibuat dengan biaya yang relatif murah.
 Belajar dapat difokuskan pada bagian yang penting saja.

b) Kekurangan dari model penampang, yakni;


 Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah yang banyak.
 Penyimpanan memerlukan ruang dan perawatan.
 Anak tunanetra sulit membandingkannya.
 Jika membel membutuhkan biaya yang besar.

3) Model kerja (working model)


Model kerja yaitu tiruan dari objek yang memperlihatkan bagian luar dari objek asli. Gunanya
untuk memperjelas dalam pemberian materi kepada siswa. Model kerja dirancang untuk menunjukkan
kepada para siswa bagaimana mekanisme suatu objek itu berfungsi. Mempergunakan pewarnaan yang
kontras pada bagian terpenting seperti pada blok mesin, kabel, sirkuit, atau berbagai komponen
menunjukkan hubungan satu sama lain. Beberapa contoh model kerja adalah : alat-alat matematika,
mistar-sorong, busur derajat. Peralatan musik: biola, seruling, terompet, piano, tamburin.

Adapun kelebihan dan kekurangan dari model kerja adalah sebagai berikut;

a) Kelebihan dari model kerja, yakni;


 mendorong rasa keingintahuan siswa.
 memberikan pengalaman langsung.
 menunjukkan objek secara utuh baik cara kerjanya.
 Memperlihatkan struktur organisasi/kerja secara jelas.
 Menunjukkan alur suatu proses secara jelas.
b) Kekurangan dari model kerja, yaitu;
 Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar.
 Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar.
 Membutuhkan perawatan yang rumit.
 Membutuhkan biaya yang besar.
 Anak tunanetra sulit untuk mengaplikasikannya secara sempurna.

4) Model Mock-ups

Model mock-ups yaitu penyerhanaan susunan bagian pokok dan suatu proses atau sistem yang
lebih ruwet. Guru menggunakan mock-ups untuk memperlihatkan bentuk berbagai objek nyata seperti
kondesator-kondesator, lampu-lampu tabung, serta pengeras suara, lambang-lambang yang berbeda
dengan apa yang tertera dalam diagram.

5) Model Diorama

Model diorama yaitu sebuah pemandangan 3 dimensi mini bertujuan menggambarkan


pemandangan sebenarnya. Contoh : Diorama di bagian bawah Monas Jakarta(Asrotun, 2014 : 17).

6)Model Susun/Builed-up Model ( Afid Burhanuddin)

Model susun yaitu terdiri dari beberapa bagian objek yang lengkap, atau suatu bagian penting
dari objek itu. Dengan memperlihatkan struktur bagian dalam dari suatu benda. Model susun dapat
dilepas atau dipreteli untuk dipelajari satu persatu. Dapat juga diletakkan kembali pada posisinya
semula jika sudah selesai. Bentuk dari model susun ini berupa variasi dari model irisan. Contohnya :
bangun ruang, anatomi manusia dan binatang.

Adapun kelebihan dan kekurangan dari model susun adalah sebagai berikut;

a) Kelebihan model susun, yakni;


 Memberikan pengalaman secara langsung.
 Penyajian secara kongkrit dan menghndari verbalisme.
 Dapat menunjukkan objek secara utuh baik kontruksi maupun cara kerjanya.
 Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas.
 Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.
b) Kekurangan model susu, yakni;
 Tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah besar.
 Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar.
 Butuh perawatan yang rumit.
 Mudah rusak dan apabila alat penyetelnya rusak dapat mengganggu penampilan
model tersebut.
 Anak tuna netra sulit untuk membandingkannya.

2.3 Prosedur Penggunaan Media Model Dalam Pembelajaran


Prosedur penggunaan media dimulai dari informasi atau pesan yang akan disampaikan
bersifat intruksional apakah berfungsi sebagai saranaa belajar (media) atau sarana mengajar (peraga),
selanjutnya menentukan strategi intruksional, apakah ingin memberikan pengalaman belajar sikap,
keterampilan fisik, atau kognitif.
Prosedur lain yang dikemukakan oleh Wilbur Schramamm seperti yang dikutip Arsyap, lebih
menitikberatkan pada kesesuaian media yang akan digunakan dengan tingkat kesulitan
pengendaliannya oleh si pemakai.
Dalam penggunaaan media model menggunakan prosedur untuk memahami konsep yang
kongkrit dan abstrak agar materi yang disampaikan dapat tercapai sesuai dengan tujuan intruksional
yang diinginkan, memberikan pengalaman belajar sikap dan keterampilan fisik atau kognitif siswa.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Media model adalah media yang tidak dapat diproyeksikan dan sering disebut sebagai
media pameran atau displayed media. Model termasuk salah satu media realia yaitu media
tiga dimensi yang menyerupai benda asli (spesimen). Pemamfaatan media realia dalam proses
pembelajaran merupakan cara yang cukup efektif, karena dapat memberikan informasi yang
lebih akurat. Walaupun tidak semua benda nyata dapat digunakan sebagai media realia karena
keterbatasan dalam penyediaannya, misalnya karena ukuran ataupun biayanya.

Dalam penggunaaan media model menggunakan prosedur untuk memahami konsep


yang kongkrit dan abstrak agar materi yang disampaikan dapat tercapai sesuai dengan tujuan
intruksional yang diinginkan, memberikan pengalaman belajar sikap dan keterampilan fisik
atau kognitif siswa.

3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya media model pembelajaran tiga dimensi ini pemahaman
siswa akan materi pembelajaran lebih meningkat dan bermamfaat bagi massa depannya.

Anda mungkin juga menyukai