PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Media model adalah media yang tidak dapat diproyeksikan dan sering disebut sebagai media
pameran atau displayed media. Model termasuk salah satu media realia yaitu media tiga dimensi yang
menyerupai benda asli (spesimen). Pemamfaatan media realia dalam proses pembelajaran merupakan
cara yang cukup efektif, karena dapat memberikan informasi yang lebih akurat. Walaupun tidak
semua benda nyata dapat digunakan sebagai media realia karena keterbatasan dalam penyediaannya,
misalnya karena ukuran ataupun biayanya.
Menurut Rohani sepeti yang dikutip Kuncahyo, model merupakan jenis media pendidikan
yang berupa benda tiruan. Model yaitu bentuk tiruan dari suatu benda asli yang karena suatu sebab
tidak dapat ditunjukkan aslinya, misalnya karena benda terlalu besar, terlalu kecil, rumit, tempatnya
terlalu jauh dan sebagainya.
Menurut Brown, model didefinisikan sebagai benda nyata yang dimodifikasikan, sementara
Heinich menyebutkan hal yang senada mengenai model yaitu gambaran yang berbentuk tiga dimensi
dari sebuah benda nyata. Sebagai salah satu media yang dapat dimamfaatkan dalam kegiatan belajar
mengajar, model memiliki keunggulan yang tentunya sangat membantu proses tersebut, walupun
terdapat pula keterbatasan-keterbatasan tertentu.
Keunggulan dari media model adalah mudah didapat dan memberikan informasi yang jelas
dan akurat. Sedangkan keterbasannya, adalah ukuran dan benda nyata yang berharga mahal.
Keterbatasan untuk menghadirkan media realia dalam proses belajar mengajar tidaklah menjadi
permasalahan yang besar, karena banyak media yang lain menggatikan posisi media model dalam
memberikan penjelasan mengenai materi tertentu.
Penggunaan media model dalam kegiatan pembelajaran akan sangat penting apabila peserta
didik dituntut memahami materi yang berkaitan dengan sesuatu yang nyata. Jenis model yang sangat
dikenal adalah Mock-up, yang merupakan suatu wujud dari benda nyata yang disederhanakan dari
kekomplekannya dan kerumitan proses kerjanya.
Dalam perkembangannya, istilah media atau media pendidikan tidak berfungsi sebagai alat
peraga alat bantu mengajar yang berupa alat bantu visual atau alat bantu pandang (AVA = Audio
Visual Aid), melainkan dalam hubungan dengan teori kounikasi, serta pendekatan sistem dalam proses
belajar mengajar dimana media sebagai media integral dalam program pembelajaran, maka media
pendidikan lebih sesuai disebut media pembelajaran.
Sementara penelitian yang dilakukan oleh British Audio-Visual Association menyatakan
bahwa rata-rata jumlah informasi yang diperoleh seseorang melalui indera penglihatan (visual)
berkisar 75%, indera pendengaran (auditori) berkisar 13%, indera sentuhan/peradapan berkisar 6%,
dan indera penciuman berkisar 6%. Dengan demikian, maka indera penglihatan (visual) merupakan
indera yang sangat berperan dalam pembelajaran.
Setiap jenis media memiliki jenis dan karakteristik masing-masing begitu juga pada media
model. Masing-masing menampilkan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses belajar
peserta didik. Dalam bukunya Nana Sudjana yang dikutip Asrotum dan juga menurut Afid
Burhanuddin mengatakan media model memiliki beberapa jenis, yakni:
Model panel yaitu memperlihatkan bagian permukaan luar dari pada objek dan sering kali
membuang bagian-bagian yang membingungkan gagasan-gagasan utamanya dari bentuk, warna dan
susunanya. Guna model padat untuk membantu dan melayani para siswa sebagai informasi berbagai
pengetahuaan agar siswa lebih paham dalam pelajaran untuk mengembangkan konsep realisme bagi
siswa. Contoh model padat yaitu boneka, bendera, bola, anatomi manusia. Model padat memiliki
karakteristik sebagai berikut:
Adapun kelebihan dan kekurangan dari model padat adalah sebagai berikut:
Model penampang yaitu memperlihatkan bagaimana sebuah objek itu tampak, apabila bagian
pembukaannya diangkat untuk mengetahui susunan dalamnya. Hanya bagian terpenting saja yang
ditonjolkan dengan warna yang kontras dan rincian-rincian yang tidak begitu penting dihilangkan.
Model ini sangat berguna untuk mata pelajaran biologi, karena berfungsi untuk mengganti
objek sesungguhnya. Model penampang dibuat dengan beberapa alasan yang antara lain benda aslinya
tertutup dan erlalu besar atau terlalu kecil, misalnya gunung berapi, sedang murid memerlukan
penjelasan tentang struktur bagian dalamnya. Fungsi dari model penampang (Afid Burhanuddin)
adalah sebagai berikut:
Adapun kelebihan dan kekurangan dari model penampang yaitu sebagai berikut:
Adapun kelebihan dan kekurangan dari model kerja adalah sebagai berikut;
4) Model Mock-ups
Model mock-ups yaitu penyerhanaan susunan bagian pokok dan suatu proses atau sistem yang
lebih ruwet. Guru menggunakan mock-ups untuk memperlihatkan bentuk berbagai objek nyata seperti
kondesator-kondesator, lampu-lampu tabung, serta pengeras suara, lambang-lambang yang berbeda
dengan apa yang tertera dalam diagram.
5) Model Diorama
Model susun yaitu terdiri dari beberapa bagian objek yang lengkap, atau suatu bagian penting
dari objek itu. Dengan memperlihatkan struktur bagian dalam dari suatu benda. Model susun dapat
dilepas atau dipreteli untuk dipelajari satu persatu. Dapat juga diletakkan kembali pada posisinya
semula jika sudah selesai. Bentuk dari model susun ini berupa variasi dari model irisan. Contohnya :
bangun ruang, anatomi manusia dan binatang.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari model susun adalah sebagai berikut;
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Media model adalah media yang tidak dapat diproyeksikan dan sering disebut sebagai
media pameran atau displayed media. Model termasuk salah satu media realia yaitu media
tiga dimensi yang menyerupai benda asli (spesimen). Pemamfaatan media realia dalam proses
pembelajaran merupakan cara yang cukup efektif, karena dapat memberikan informasi yang
lebih akurat. Walaupun tidak semua benda nyata dapat digunakan sebagai media realia karena
keterbatasan dalam penyediaannya, misalnya karena ukuran ataupun biayanya.
3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya media model pembelajaran tiga dimensi ini pemahaman
siswa akan materi pembelajaran lebih meningkat dan bermamfaat bagi massa depannya.