Anda di halaman 1dari 21

BAB III MEDIA PEMBELAJARAN NON

PROYEKSI dan PROYEKSI

Pada bagian ini akan dibahas mengenai media


yang dapat diproyeksikan dan tidak dapat diproyeksikan.
A. Media Non Proyeksi
Kelompok media ini sering disebut sebagai media
pameran (displayed media). Jenis media yang tidak
diproyeksikan antara lain; realia, model, dan grafis.
Ketiga jenis media ini dapat dikategorikan sebagai media
sederhana yang penyajiannya tidak memerlukan tenaga
listrik. Walaupun demikian media ini sangat penting bagi
peserta didik karena mampu menciptakan kegiatan
pembelajaran menjadi lebih hidup dan lebih menarik.
1. Media realia
Media realia adalah benda nyata yang digunakan
sebagai bahan atau sumber belajar. Pemanfaatan media
realia tidak harus dihadirkan secara nyata dalam ruang
kelas, melainkan dapat juga dengan cara mengajak
peserta didik melihat langsung (observasi) benda nyata
tersebut ke lokasinya. Realia dapat digunakan dalam
kegiatan belajar dalam bentuk sebagaimana adanya, tidak
perlu dimodifikasi, tidak ada pengubahan kecuali
dipindahkan dari kondisi lingkungan aslinya. Ciri media
realia yang asli adalah benda yang masih dalam keadaan
utuh, dapat dioperasikan, hidup, dalam ukuran yang
sebenarnya, dan dapat dikenali sebagai wujud aslinya.
Media realia sangat bermanfaat terutama bagi peserta
didik yang tidak memiliki pengalaman terhadap benda
tertentu. Misalnya untuk mempelajari binatang langka,
peserta didik diajak melihat badak yang ada di kebun
binatang. Selain observasi dalam kondisi aslinya,
penggunaan media realia juga dapat dimodifikasi.
Modifikasi media realia dapat berupa: potongan benda
(cutaways), benda contoh (specimen), dan pameran
(exhibid).
Cara potongan (cutaways) adalah benda
sebenarnya tidak digunakan secara utuh atau menyeluruh,
tetapi hanya diambil sebagian saja yang dianggap penting
dan dapat mewakili aslinya. Misalnya binatang langka
hanya diambil bagian kepalanya saja. Benda contoh
(specimen) adalah benda asli tanpa dikurangi sedikitpun.
Pemakaiannya sebagai contoh untuk mewakili karakter dari
sebuah benda dalam jenis atau kelompok tertentu.
Misalnya beberapa ekor ikan hias dari jenis tertentu, yang
dimasukkan dalam sebuah toples berisi air untuk diamati di
dalam kelas. Pameran (exhibit) menampilkan benda-benda
tertentu yang dirancang seperti berada dalam lingkungan
atau situasi aslinya. Misalnya senjata-senjata kuno yang
masih asli ditata dan dipajang seolah-olah mengambarkan
situasi perang pada jaman dulu.
Secara teori, penggunaan media realia ini banyak
kelebihannya, misalnya dapat memberikan pengalaman
nyata kepada peserta didik. Namun, dalam prakteknya
banyak benda-benda nyata yang tidak mudah dihadirkan
dalam bentuk yang sebenarnya, hal ini dapat disebabkan
oleh keterbatasan-keterbatasan tertentu. Oleh karena itu
perlu ada jenis media lain sebagai penggantinya.
2. Media model
Media model diartikan sebagai benda tiruan dalam
wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau
pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan
model sebagai media dalam pembelajaran dimaksudkan
untuk mengatasi kendala tertentu untuk pengadaan
realia.
Model suatu benda dapat dibuat dengan ukuran yang lebih
besar, lebih kecil atau sama dengan benda sesungguhnya.
Model juga dapat dibuat dalam wujud yang lengkap
seperti aslinya, bisa juga lebih disederhanakan hanya
menampilkan bagian/ciri yang penting. Contoh model
adalah: candi borobudur, pesawat terbang atau tugu
monas yang dibuat dalam bentuk mini.
3. Media grafis
Media grafis tergolong jenis media visual yang
menyalurkan pesan lewat simbol-simbol visual. Grafis juga
berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian
pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep
yang mudah terlupakan jika hanya dijelaskan melalui
penjelasan verbal saja. Banyak konsep yang justru lebih
mudah dijelaskan melalui gambar daripada menggunakan
kata kata verbal. Gambar dapat menjelaskan banyak
makna atau pengertian.
Semua media grafis, baik itu berupa gambar,
sketsa bagan, grafik atau media visual yang lain harus
dibuat dengan memperhatikan prinsip-prinsip umum.
Sebagai salah satu media visual, grafis harus diusahakan
memenuhi ketentuan-ketentuan agar menghasilkan visual
yang komunikatif. Untuk lebih mudah diingat, ketentuan
tersebut dinyatakan dalam akronim "VISUALS" (Visible,
Interesting, Simple, Useful, Accurate, Ligitimate, dan
Structured). Secara singkat prinsip umum pembuatan
visual itu dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Visible berarti mudah dilihat oleh seluruh sasaran
didik yang akan memanfaatkan media yang kita buat.
b. Interesting artinya menarik, tidak monoton dan fidak
membosankan.
c. Simple artinya sederhana, singkat, dan tidak
berlebihan.
d. Useful maksudnya adalah visual yang ditampilkan
harus dipilih yang benar-benar bermanfaat bagi
sasaran didik. Jangan menayangkan tulisan terlalu
banyak yang sebenamya kurang penting.
e. Accurate artinya isinva harus benar dan tepat
sasaran. Jika pesan yang dikemas dalam media visual
salah, maka dampak buruknya akan sulit terhapus
dari ingatan peserta didik.
f. Legitimate adalah bahwa visual yang ditampilkan
harus sesuatu yang sah dan masuk akal. Visual yang
tidak logis atau tidak lazim akan dianggap janggal
oleh anak.
g. Structured maksudnya visual harus terstruktur atau
tersusun dengan baik, sistematis, dan runtut sehingga
mudah dipahami pesannya.
Media grafis banyak jenisnya, misalnya:
gambar/foto, sketsa, bagan, diagram, grafik, poster,
kartun dan sebagainya. Berikut ini dijelaskan beberapa
diantara jenis grafis tersebut.
a. Gambar/foto
Gambar/foto adalah media yang paling umum
dipakai dalam pembelajaran. Gambar/foto sifatnya
universal, mudah dimengerti, dan tidak terikat oleh
keterbatasan bahasa. Beberapa kelebihan media
gambar/foto antara lain:
1) sifatnya konkrit
2) dapat mengatasi batasan ruang, waktu dan indera
3) harganya relatif murah serta mudah dibuat dan
digunakan dalam pembelajaran di kelas.
Selain kelebihan, gambar/foto juga memiliki
kelemahan, antara lain:
1) hanya menekankan pada persepsi indera mata,
ukurannya terbatas hanya dapat terlihat oleh
sekelompok peserta didik.
2) jika gambar terlalu kompleks, akan kurang efektif untuk
tujuan pembelajaran tertentu.
Agar lebih bermanfaat dalam pembelajaran, maka
gambar/foto hendaknya memenuhi persyaratan berikut :
1) otentik, artinya dapat menggambarkan
obyek/peristiwa seperti jika peserta didik melihat
langsung sederhana, artinya harus menunjukkan
dengan jelas bagian-bagian pokok dari gambar
tersebut
2) ukurannya proporsional, sehingga peserta didik
mudah membayangkan ukuran sesungguhnya
benda/obyek yang digambar. Caranya antara lain
dengan mensejajarkan gambar/foto tersebut dengan
benda lain yang sudah dikenal peserta didik.
Memadukan antara keindahan dengan kesesuaiannya
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draft
kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa
detail. Selain dapat menarik perhatian peserta didik,
sketsa dapat menghindarkan verbalisme dan memperjelas
pesan. Sketsa dapat dibuat langsung oleh pendidik, karena
itu harganya pasti murah (bahkan bisa tanpa biaya). Satu-
satunya hambatan yang sering dikemukakan adalah
pendidik tidak bisa menggambar. Padahal setiap orang
pasti memiliki kemampuan dasar mengganbar, dan itu
sudah cukup sebagai modal membuat sketsa untuk
memperjelas sajian materi pembelajaran.
c. Diagram/skema
Diagram/skema merupakan suatu gambar
sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-
simbol. Diagram menggambarkan struktur dari obyek
tertentu secara garis besar. Diagram menunjukkan
hubungan yang ada antara komponennya atau sifat-sifat
proses yang ada di sana. Isi diagram pada umumnya
berupa petunjuk untuk memahami komponen dan
mekanisme kerja peralatan tertentu. Misalnya kalau kita
membeli peralatan elektronik, biasanya disertai sebuah
diagram mengenai komponen alat tersebut, fungsi, dan
cara pengoperasian. Jika digunakan dalam pembelajaran,
diagram bisa menyederhanakan sesuatu yang kompleks,
sehingga dapat membantu memperjelas penyajian
pendidik. Kelebihannya diagram dapat menyajikan materi
yang luas dan kompleks menjadi lebih padat dan
sederhana. Namun untuk bisa memahami diagram, peserta
didik harus memiliki atar belakang tentang materi yang
didiagramkan. Diagram yang baik haruslah:
1) benar datanya
2) rapi
3) diberi judul dan penjelasan seperlunya
4) ukurannya cukup dan dapat dilihat oleh peserta didik
dalam jumlah yang diinginkan
5) penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca
yang umum (dari kiri ke kanan).
d. Bagan/chart
Fungsi bagan/chart yang pokok adalah menyajikan
ide-ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah
dicerna peserta didik. Bagan mampu memberikan
ringkasan butir-butir penting dari suatu penyajian. Dalam
bagan/chart sering dijumpai bentuk grafis yang lain
seperli gambar, diagram, kartun atau lambang verbal.
Agar menjadi media yang baik, bagan hendaknya dibuat:
1) secara sederhana
2) lugas
3) tidak berbelit-belit
4) up to date.
Ada beberapa macam bentuk bagan, yaitu: bagan
pohon, bagan arus dan bagan garis waktu. Bagan pohon
biasanya digunakan untuk menunjukkan sifat, komposisi
atau hubungan antar kelas (strata). Contoh bagan pohon
yang paling mudah ditemukan di sekolah adalah bagan
tentang struktur organisasi kelas. Bagan arus untuk
menggambarkan hubungan atau langkah-langkah suatu
kegiatan. Sedangkan bagan garis waktu untuk
menggambarkan hubungan antara peristiwa dengan waktu
secara kronologis.
e. Grafik
Grafik merupakan gambar sederhana yang
menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk
tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Grafik
digunakan untuk menjelaskan perkembangan atau
perbandingan suatu obyek yang saling berhubungan. Grafik
biasanya disusun berdasarkan prinsip matematika dan
menggunakan data komparatif. Ada beberapa bentuk
grafik, antara lain: grafik garis, grafik batang, grafik
lingkaran, dan grafik gambar.
Beberapa kelebihan grafik dalam pembelajaran
antara lain:
1) memungkinkan mengadakan analisis, penafsiran dan
perbandingan antar data-data yang disajikan, baik
dalam ukuran, jumlah, pertumbuhan, maupun arah
tertentu
2) bermanfaat untuk mempelajari hubungan kuantitatif
antar beberapa data
3) penyajian pesannya cepat, jelas, menarik, ringkas, dan
logis.
Semakin rumit data yang akan disajikan akan
semakin efektif bila disajikan melalui grafik. Grafik yang
baik haruslah:
1) jelas untuk dilihat dan dibaca peserta didik
2) hanya menyajikan satu ide/pokok masalah
3) menggunakann warna-warna kontras dan harmonis
4) dibuat secara ringkas dan diberikan judul
5) sederhana, menarik, teliti dan dapat langsung
mengerti maksudnya).
Selain yang telah dijelaskan di atas, terdapat
beberapa jenis papan dan media lain yang termasuk
media pandang non proyeksi. Berikut akan diuraikan satu
persatu.
1. Papan tulis; sebagai media papan tulis dapat dipakai
untuk membuat gambar, skema, diagram,
menggantungkan peta, dan sebagainya.
2. Papan flannel; papan flannel adalah papan yantg
permukaannya dilapisi kain flannel. Kegunaannya
untuk menempelkan program yang berupa gambar,
skema, kartu kata, dan sebagainya.
3. Papan magnetis; papan magnetis hampir sama
dengan papan flannel hanya melekatnya program
disebabkan daya tarik magnet.
4. Papan tali; papan tali dapat dibuat dengan
memasang tali tali pada papan tulis biasa atau
papan tripleks. Jarak tali yang satu dengan lainnya
disesuaikan dengan besar kecilnya kartu yang akan
dipasang. Kartu-kartu yang dapat dipasang adalah
kartu kata, kartu suku kata, kartu huruf.
5. Papan selip (Slot board); bahan untuk membuatnya
adalah tripleks atau karton dengan ukuran kurang
lebih 60 x 40 cm. Pada papan tersebut dipasang
beberapa buah kantong dari bahan lama, membujur
dari kanan ke kiri. Kartu yang diselipikan biasanya,
berupa kartu kata dan kartu tanda baca.
6. Gambar seri (flow chart atau gambar susun); media
ini terbuat dari kertas manila lebar berisi beberapa
buah gambar yang berhubungan satu dengan
lainnya sehingga merupakan rangkaian cerita.
Gambar yang digunakan dalam media ini adalah
gambar mnemonis yaitu gambar yang dapat
menimbulkan gagasan pada rangkaian kejadian
tertentu.
7. Wall chart; media ini berupa gambar, denah bagan,
atau skema yang digantungkan pada dinding kelas.
Gambar-gambar tersebut dikelompokkan menurut
jenisnya, misainya : kelompok gambar boneka
bernyawa, kelompok gambar perbuatan, dan
sebagainya. Gambar pada wall chart (carta gambar)
ini merupakan gambar sernantis.
8. Flash card; media ini berupa kartu-kartu berukuran
15 x 40 cm sebanyak 30 - 40 buah. Setiap kartu
berisi gambar yang berbentulk stick figur yaitu
gambar yang berupa garis-garis sederhana tetapi
sudah menggambarkan pesan yang jelas dan tidak
disertai tulisan apapun.
9. Kubus struktur; media ini terdiri dari beberapa buah
kubus yang terbuat dari kayu, triplek, atau karton.
Pada keenam sisi kubus bertuliskan kata-kata tertentu
yang dapat menduduki gatra subjek, predikat, objek,
atau gatra keterangan.
10. Bumbung substitusi; media ini berupa tabung atau
bumbung panjang yang pada bagian luarnya dilapisi
atau dilengkapi kertas manila yang dapat diputar-
putar. Jurnlah kertas pelingkup adalah tiga atau
empat sesuai dengan jumlah gatra kalimat yang akan
disubstitusi. Setiap kertas pelingkup ditulis kata-kata
yang dapat mengisi gatra yang sama, berderet dari
atas ke bawah.
11. Kartu gambar; media ini terbuat dari kartu-kartu kecil
berukuran 8 x 9 cm. Setiap kartu berisikan gambar
yang dtperoleh dengan jalan menempelkan guntungan
gambar dari majalah atau yang lain. Gambar yang
ditempelkan bisa tematis, mnenonis, atau semantis.
Jumlah kartu kurang lebih 50 buah. Media ini berguna
untuk melatih keterampilan berbicara
Menggunakannya dengan cara bermain seperti main
domino.
12. Reading box; media ini terdiri dari sebuah kotak yang
berisi seperangkat teks atau bacaan lengkap dengan
pertanyaan dan kunci jawaban. Materi bacaan
beragam dan taraf kesukarannya berbedabeda. Setiap
panjang bacaan menggunakan kertas yang warnanya
berbeda. Reading box berguna untuk melatih
kernampuan membaca yang bertolak dari prinsip
membaca progresif.
13. Reading machine; media ini berfungsi melatih
keterampilan membaca cepat. Peralatannya berupa
mesin sederhana yang dapat memutar atau mengganti
lembaran-lembaran bacaan yang terdiri dari satu
kalimat atau satu paragraf pendek. Tugas peserta
didik membaca lembaran-lembaran yang dimaksudkan
secara cepat.
14. Modul; Selain sebagai suatu nama suatu sistem
pengajaran, modul juga merupakan nama suatu
media. Media ini berupa suatu perangkat yang terdiri
atas komponen (1) lembar petunjuk pendidik, (2)
lembar petunjuk peserta didik, (3) lembar kegiatan,
(4) lembar kerja, (5) lembar kunci kerja, (6) lembar
tes, (7) lembar kunci tes. Untuk mempelajari sebuah
modul peserta didik pertama kali membaca petunjuk
untuk peserta didik, membaca dan mengerjakan
lembar kegiatan, setelah memahaminya peserta
didik boleh melangkah ke lembar berikutnya, dan
mencocokkan dengan kunci kerja. Demikian modul
demi modul dikerjakan sampai seluruh modul
selesai.

B. Media Proyeksi
Terdapat beberapa macam media pandang proyeksi,
seperti dijelaskan di bawah ini.
1. OHP;
OHP merupakan alat yang dipakai untuk
memproyeksikan suatu objek transparan ke permukaan
layar. Perangkat lunak yang menyertai penggunaan
media ini berupa program dalam transparansi. Pengisian
program pada transparansi dapat dilakukan dengan
fotokopi atau menulisnya dengan spidol logam
transparansi dapat diklasifikasikan menjadi 6 macam
yaitu 1) program pengganti papan tulis, (2) program
transparansi lepas, (3) program silhoute, (4) program
overlays, (5) program revelation, (6) program gerak.
Berbeda dengan media-media visual terdahulu
yang tidak memerlukan alat penyaji, transparansi OHP
visualnya diproyeksikan ke layar menggunakan proyektor.
Media ini terdiri dari dua perangkat, yaitu perangkat lunak
(software) dan perangkat keras (hardware). Perangkat
lunaknya berupa transparansi yang disebut OHT (overhead
transparancy). Sedangkan perangkat lunaknya adalah OHP
(overhead projector).
Beberapa kelebihan media transparansi OHP
sebagai berikut:
a. tidak memerlukan ruangan gelap, sehingga aktivitas
belajar peserta didik dapat berjalan seperti biasa
b. praktis, dapat dipergunakan untuk semua ukuran
kelas dan ruangan, dan bisa disajikan tanpa layar
khusus (dapat langsung ke dinding kelas)
c. memberi kemungkinan peserta didik mencatat
informasi yang ditayangkan
d. bisa disajikan dengan berbagai variasi yang menarik
sehingga tidak membosankan
e. transparansi dapat dicopy dan dibagikan kepada
peserta pendidik sebagai hand out
f. dapat dipakai pendidik sebagai pointer (pokok-pokok
materi)
g. dapat dipakai berulang-ulang
h. pendidik dapat mengatur, mengurutkan, dan merevisi
materi yang akan disajikan
i. pendidik bebas mengatur waktu, kecepatan, dan
teknik penyajiannya
j. mudah pembuatannya, tulisan dapat dihapus,
ditambah, atau dikurangi serta mudah
pengoperasiannya
k. visual yang disajikan jauh lebih menarik dibandingkan
kalau hanya digambar di papan tulis
l. pendidik dapat bertatap muka (tidak perlu
membelakangi peserta didik) sambil menggunakan
OHP
m. lebih bersih dan sehat jika dibandingkan dengan
menggunakan kapur dan papan tulis
Meskipun banyak kelebihannya media ini juga
memiliki kelemahan yang perlu diperhatikan, diantaranya:
a. tergantung pada adanya aliran listrik
b. urutan penyajianya mudah kacau jika sebelumnya
tidak dipersiapkan secara sistematis
c. bagi sekolah-sekolah tertentu, pengadaan
peralatannya masih dirasakan mahal
d. bila rusak, misalnya lampunya putus, suku cadangnya
sulit diperoleh, khususnya untuk sekolah yang jauh
dari kota besar
e. untuk jenis OHP tertentu, tidak mudah dibawa
kemana- mana.
Oleh karena media OHP ini sudah banyak dimiliki
dan digunakan oleh banyak sekolah, maka pemanfaatan
media ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian akhir
modul ini.

2. Slide;
Media ini terdiri dari perangkat keras berupa
proyektor slide dan perangkat lunak berupa slide.
Presentasi media ini dilakukan dengan cara
memproyeksikan slide satu per satu. Film bingkai/slide
adalah suatu film transparan yang umumnya berukuran
35 mm. Dalam satu paket program film bingkai berisi
beberapa bingkai film yang terpisah satu sama lain.
Sebagai suatu program, maka durasi (lama putar) film
bingkai sangat bervariasi, tergantung jumlah bingkai
filmnya. Waktu yang diperlukan untuk menayangkan
setiap bingkai juga bervariasi. Film bingkai ada juga yang
dilengkapi dengan paralatan audio, sehingga selain
gambar, juga bisa menyajikan suara. Film bingkai yang
dilengkapi dengan audio dinamakan film bingkai suara
atau slide suara. Dalam beberapa hal, manfaat film
bingkai ini sebenarnya hampir sama dengan transparansi
OHP, hanya saja kualitas visual yang dihasilkan jauh lebih
bagus. Dengan demikian potensi dan kelebihan yang ada
pada transparansi OHP juga dimiliki oleh film bingkai.
Kelemahan media ini dibandingkan OHP adalah biaya
produksi dan peralatannya lebih mahal. Selain itu
pengoperasiannya juga kurang praktis. Untuk menyajikan
film bingkai ini diperlukan alat yang disebut proyektor
slide. Karena faktor kemahalan dan kurang praktis
tersebut, maka penggunaan media ini kurang populer di
sekolah. Apalagi saat ini sudah ada program komputer
yaitu Power Point yang lebih murah dan lebih praktis
penggunaannya.

Kelebihan Media Slide


a. Membantu menimbulkan pengertian dan ingatan
yang kuat pada pesan yang disampaikan dan dapat
dipadukan dengan unsur suara.
b. Merangsang minat dan perhatian peserta didik dengan
warna dan gambar yang kongkrit.
c. Program slide mudah direvisi sesuai dengan
kebutuhan, karena filmnya terpisah-pisah.
d. Penyimpanannya mudah karena ukurannya kecil.

Kelemahan Media Slide


a. Memerlukan penggelapan ruangan untuk
memproyeksikannya.
b. Pembuatannya memerlukan waktu yang cukup lama,
jika program yang dibuatnya cukup panjang.
c. Memerlukan biaya yang boleh dikatakan besar.
d. Hanya dapat menyajikan gambar yang diam.

3. Film strips;
Media ini hampir sama dengan slide. Yang
membedakan adalah gambar-gambarnya merupakan
rangkaian dalam satu film. Cara memakainya dengan
memutar satu persatu tanpa harus mengurutkan.

4. Film bisu;
Media ini memproyeksikan rangkaian gambar-
gambar film positif secara kontinyu dengan kecepatan
putar tertentu sehingga olah-olah gambar tersebut
kelihatan bergerak. Pada waktu mempresentasikan
pendidik dapat menambahkan kornentar seperlunya.

5. Film loop;
Media ini terdiri dari perangkat keras, maupun
proyektor film loop, sedangkan perangkat lunaknya
program yang berupa gulungan atau roi film/karet.
Program ini lebih pendek daripada film bisu karena hanya
mempresentasikan suatu adegan atau gerakan tertentu
saja.
6. Episcope atau epidiascope;
Media ini mirip dengan OHP. Media Episcope atau
epidiascope memproyeksikan benda-benda opaque.
Benda- benda yang dapat diproyeksikan oleh epidiascope
adalah benda-benda yang sesungguhnya, modal, spesimen,
gambar, dan sebagainya.

7. Media Dengar;
Media dengar adalah rekaman, radio, piringan
hitam, diantaranya:
a. Rekaman; media rekaman sangat sesuai untuk melatih
keterampiian ekspresi lisan dan komprehensi lisan.
b. Radio; bentuk program siaran radio adalah program
dalam bentuk pidato, program dalam bentuk dialog
atau tanyajawab, dan program dalarn bentuk drama
atau sandiwara.
c. Piringan hitam; media ini mirip dengan rekaman.
Dewasa ini media ini sudah tdak dipergunakan lagi.

8. Media Pandang Dengar;


Beberapa media yang termasuk media pandang
dengar adalah sound slide, film suara, televisi, dan VTR.

9. Sound slide (slide suara, slide tape, atau photoplay);


Media ini merupakan perpaduan slide dengan
rekaman. Penggunaan media ini dengan memproyeksikan
slide yang telah diurutkan sedemikian rupa, sehingga
dapat menggambarkan urutan kejadian yang
pemuculannya dilakukan satu persatu disertai norasi hasil
pemutaran pita rekaman.
10. Film suara ;
Media ini pada prinsipnya sama dengan film suara
yang disertai suara suara yang diisikan dapat berupa
komentar, dialog, monolog, suara musik, maupun suara
alam.
11. Televisi;
Sebagai media pembelajaran, media ini dapat
digunakan secara langsung maupun tidak langsung. Cara
langsung dilakukan dengan jalan mempresentasikan materi
pelajaran pada acara yang memang direncanakan khusus
untuk pembinaan bahasa Indonesia. Cara tidak langsung
dilakukan dengan memanfaatkan acara siaranumum,
misalnya film, sandiwara, dan acara lain, untuk
pembelajaran bahasa Indonesia.

12. VTR (Video Tape Recorver);


Program ini berupa lambang gerak, visual, dan
verbal. Materi yang dapat direkam misalnya cerita untuk
pengembangan keterampilan memasak, mengarang,
maupun berbicara.

Anda mungkin juga menyukai