Anda di halaman 1dari 30

MEDIA PEMBELAJARAN

A Pengertian Media Pembelajaran


Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar (Arsyad,
2009:3). AECT atau Association of Educatian and Communication
Technology (dalam Arsyad 2009:3) membatasi istilah media sebagai segala
bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi. Fleming (dalam Arsyad, 2009:3) menyatakan bahwa media yang
sering diganti dengan kata mediator adalah penyebab atau alat yang turut
campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Lebih lanjut Arsyad
menyatakan bahwa dengan istilah mediator menunjukkan fungsi atau
peranannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama
dalam proses belajar yaitu siswa dan isi pelajaran. Gerlach & Ely (dalam
Arsyad, 2009:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan
media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Heinich (dalam Arsyad, 2009:3) mengatakan istilah medium sebagai
perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Arsyad
(2009:4) menyatakan bahawa apabila media itu membawa pesan-pesan atau
informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud
pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran. Schramm (Sudjana &
Rivai, 1997: 4) mendefinisikan media pembelajaran sebagai teknologi
pembawa informasi yang dapat dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar,
sedangkang Briggs (Sudjana & Rivai, 1997: 4) mendefinisikannya sebagai
sarana fisik untuk menyampaikan bahan ajar. Gagne dan Briggs (dalam
Arsyad 2009:4) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran
meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi
5

pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video
camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik,
televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber
belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. National Education Association memberikan
definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-
visual dan peralatannya; dengan demikian, media dapat dimanipulasi, dilihat,
didengar, atau dibaca.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dikemukakan ciri-ciri umum yang
terkandung pada media adalah:
1. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal
sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat
dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindera.
2. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai
software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam
perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
3. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
4. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik
di dalam maupun di luar kelas.
5. Media Pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru
dan siswa dalam proses pembelajaran.
6. Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya: radio,
televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video,
OHP), atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio tape/ kaset,
video recorder).
7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan
dengan penerapan suatu ilmu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media
pengajaran adalah alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar
kelas yang digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi edukatif antara
6

guru dan anak didik dapat berlangsung secara efektif dan efesien sesuai
dengan tujuan pengajaran yang telah dicita-citakan.

B Jenis Media Pembelajaran


Berikut akan dibahas karakteristik beberapa jenis media yang lazim
dipakai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di Indonesia
1. Media Grafis
Media Grafis termasuk media visual. Media grafis berfungsi untuk
menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang akan
dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan tersebut akan dituangkan ke
dalam simbol-simbol komunikasi visual. Selain fungsi umum, secara
khusus grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian
ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat
dilupakan atau diabaikan bila tidak di grafiskan.
Banyak jenis media grafis, beberapa di antaranya akan kita bicarakan
berikut ini :
a. Gambar/Foto
Di antara media pendidikan, gambar/foto adalah media yang paling
umum dipakai. Hal ini dikarenakan dapat dimengerti dan dinikmati
dimana-mana.
Adapun kelebihan media gambar/foto adalah :
1) Sifatnya konkrit. lebih realistis menunjukkan pokok masalah
dibandingkan dengan media verbal semesta.
2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
3) Media gambar/foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
4) Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan
untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau
membetulkan kesalahpahaman.
5) Murah harganya dan gampang didapat serta digunakan, tanpa
memerlukan peralatan khusus.
7

Selain kelebihan-kelebihan tersebut, gambar/foto mempunyai beberapa


kelemahan yaitu :
1) Gambar/foto hanya menekankan presepsi indera mata.
2) Gambar/foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk
kegiatan pembelajaran.
3) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
Bagaimana gambar/foto yang baik sebagai media pendidikan itu?
tentu saja adalah gambar/foto yang cocok dengan tujuan pembelajaran.
Selain itu ada enam syarat yang perlu dipenuhi :
1) Harus Autentik
2) Sederhana
3) Ukuran Relatif
4) Gambar/foto sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan.
5) Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
6) Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus
b. Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang
melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Sketsa dapat
menarik perhatian murid, menghindari verbalisme, dan dapat
memperjelas penyampaian pesan., harganya pun tak perlu dipersoalkan
sebab media ini dibuat langsung oleh guru.
c. Diagram
Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis
dan simbol-simbol, diagram atau skema menggambarkan struktur dari
objeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antar
komponennya atau sifat-sifat proses yang ada di situ.
Isi diagram pada umumnya berupa petunjuk-petunjuk. Diagram
menyederhanakan yang kompleks sehingga dapat memperjelas
penyajian pesan.
8

Beberapa ciri diagram yang perlu diketahui adalah :


1) diagram bersifat simbolis dan abstrak sehinga kadang-kadang sulit
dimengerti ;
2) untuk dapat membaca diagram seseorang harus mempunyai latar
belakang tentang apa yang didiagramkan ;
3) Walaupun sulit dimengerti, karena sifatnya yang padat, diagram
dapat memperjelas arti.
Diagram yang baik sebagai media pendidikan adalah yang :
1) benar, digambar rapi, diberi titel, label dan penjelasan-penjelasan
yang perlu;
2) cukup besar dan ditempatkan secara strategis; dan
3) penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum :
dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah
d. Bagan/Chart
Bagan/Chart memiliki fungsi menyajikan ide-ide atau konsep-
konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan
secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir
penting dari suatu presentasi. Pesan yang akan disampaikan biasanya
berupa ringkasan visual suatu proses, perkembangan atau hubungan-
hubungan penting.
Sebagai media yang baik, bagan haruslah :
1) dapat dimengerti anak;
2) sederhana dan lugas, tidak rumit atau berbelit-belit ; dan
3) diganti pada waktu-waktu tertentu agar selain tetap termasa (up to
date) juga tak kehilangan daya tarik.
e. Grafik (Graphs)
Sebagai suatu media visual, grafik adalah gambar sederhana yang
menggunakan itik-titik, garis, atau gambar. Untuk melengkapinya
seringkali simbol-simbol verbal digunakan pula disitu. Fungsinya
adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti,
9

menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau


peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas.
Berbeda dengan bagan, grafik disusun berdasarkan prinsi-prinsip
matematik dan menggunakan data-data komparatif.
Beberapa kelebihan grafik sebagai media antar lain :
1) Grafik bermanfaat sekali untuk mempelajari dan mengingat data-
data kuantitatif dan hubungan-hubungannya.
2) Grafik dengan cepat memungkinkan kita mengadakan analisis,
interpretasi dan perbandingan antara data-data yang disajikan
dalam hal ukuran, jumlah, pertumbuhan dan arah.
3) Penyajian data grafik : jelas, cepat, menarik, dan logis.
Sebagai media pendidikan grafik dapat dikatakan baik kalau
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Jelas untuk dilihat oleh seluruh kelas.
2) Hanya menyajikan suatu ide setiap grafik.
3) Ada jarak/ruang kosong antara kolom-kolom bagiannya
4) Warna yang digunakan kontras dan harmonis.
5) Berjudul dan ringkas.
6) Sederhana
7) Mudah dibaca
8) Praktis, mudah diatur
9) Menggambarkan kenyataan
10) Menarik
11) Jelas dan tak memerlukan informasi tambahan
12) Teliti
Ada beberapa macam grafik, di antaranya adalah:
1) grafik garis (line graphs)
2) grafik batang (bargraphs)
3) grafik lingkaran (circle atau pie graphs)
4) grafik gambar (pictoria graphs).
10

f. Kartun
Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis, adalah suatu
gambar interpretative yang menggunakan simbol-simbol untuk
menyampaikan sesuatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu
sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Jika
kartun dapat mengena, pesan yang besar bisa disajikan secara ringkas
dan kesannya akan tahan lama di ingatan.
g. Poster
Poster tidak saja penting untuk menyampaikan kesan-kesan
tertentu tetapi dia mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi
tingkah laku orang yang melihatnya. Poster dapat dibuat di atas kertas,
kain, batang kayu, seng dan semacamnya. Pemasangannya bisa
dikelas, di luar kelas, di pohon, di tepi jalan, di majalah.Ukurannya
bermacam-macam, tergantung kebutuhan. Namun secara umum, poster
yang baik hendaklah :
1) sederhana,
2) menyajikan satu ide dan untuk mencapai satu tujuan pokok,
3) berwarna
4) slogan ringkas dan jitu,
5) tulisannya jelas,
6) motif dan desain bervariasi.
h. Peta dan Globe
Pada dasarnya peta dan globe berfungsi unuk menyajikan data-data
lokasi. Tetapi secara khusus peta dan globe tersebut memberikan
informasi tentang :
1) keadaan permukaan bumi, daratan, sungai-sungai, gunung-gunung,
dan bentuk-bentuk daratan serta perairannya;
2) tempat-tempat serta arah dan jarak dengan tempat yang lain;
3) data-data budaya dan kemasyarakatan
4) data-data ekonomi
11

Kecuali itu kelebihan lain dari peta dan globe, jika dipakai sebagai
media dalam kegiatan belajar mengajar adalah :
1) memungkinkan siswa mengerti posisi dari kesatuan politik, daerah
kepulauan, dan lain-lain;
2) merangsang minat siswa terhadap penduduk dan pengaruh-
pengaruh geografis;
3) memungkinkan siswa memperoleh gambaran tentang imigrasi dan
distribusi penduduk, tumbuh-tumbuhan dan kehidupan hewan,
serta bentuk bumi yang sebenarnya.
i. Papan Flanel
Papan flanel adalah media grafis yang efektif sekali untuk
menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan
flanel ini dapat dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar yang akan
disajikan dapat dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat
dipakai berkali-kali.
j. Papan Buletin
Berbeda dengan papan flanel, papan buletin ini tidak dilapisi kain
flanel tetapi langsung ditempel gambar-gambar atau tulisan-tulisan.
Fungsinya selain menerangkan sesuatu papan buletin dimaksudkan
untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu.

2. Media Audio
Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera
pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam
lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata/bahasa lisan)
maupun non verbal. Ada beberapa jenis media yang dapat kita
kelompokkan dalam media audio, antara lain : radio, alat perekam pita
magnetik piringan hitam, dan laboratorium bahasa.
a. Radio
Sebagai suatu media radio mempunyai beberapa kelebihan jika
dibandingkan dengan media lain, yaitu :
12

1) harganya relative murah dan variasi programnya lebih banyak


daripada TV ;
2) sifatnya mudah dipindahkan (mobile). Radio dapat dipindah-
pindahkan dari satu ruang ke ruang lain dengan mudah ;
3) jika digunakan bersama-sama dengan alat perekam radio bisa
mengatasi problem jadwal ;
4) radio dapat mengembangkan daya imajinasi anak ;
5) dapat merangsang partisipasi aktif daripada pendengar ;
6) radio dapat memusatkan perhatian siswa pada kata-kata yang
digunakan, pada bunyi dan artinya ;
7) siaran lewat suara terbukti amat tepat/cocok untuk mengajarkan
musik, dan bahasa ;
8) radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu secara lebih baik bila
dibandingkan dengan jika dikerjakan oleh guru ;
9) radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu yang tidak dapat
dikerjakan oleh guru
10) radio dapat mengatasi batasan ruang dan waktu ; jangkauannya
luas.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut sebagai media pendidikan, radio
mempunyai kelemahan-kelemahan pula, antara lain :
1) sifat komunikasinya hanya satu arah (one way communication)
2) biasanya siarannya disentralisasikan sehingga guru tak dapat
mengontrolnya ; dan
3) penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah.
b. Alat Perekam Pita Magnetik
Alat perekam pita magnetic (magnetic tape recording) atau
lazimnya orang menyebut tape recorder adalah salah satu media
pendidikan yang tak dapat diabaikan untuk menyampaikan informasi,
karena mudah menggunakannya. Ada dua macam rekaman dalam alat
perekam pita magnetik yaitu sistem : full track recording dan double
13

track recording. Ada beberapa kelebihan alat perekam sebagai media


pendidikan :
1) Mempunyai fungsi ganda yang efektif sekali, untuk merekam,
menampilkan rekaman dan menghapusnya.
2) Pita rekaman dapat diputar berulang-ulang tanpa mempengaruhi
volume.
3) Rekaman dapat dihapus secara otomatis dan pitanya bisa dipakai
lagi.
4) Pita rekaman dapat digunakan sesuai jadwal yang ada.
5) Program kaset bisa menimbulkan berbagai kegiatan di luar sekolah
6) Program kaset bisa menimbulkan berbagai kegiatan.
7) Program kaset memberikan efisiensi dalam pengajaran bahasa
(laboratorium bahasa)
Dibandingkan dengan program radio, program kaset mempunyai
kelemahan sebagai berikut :
1) Daya jangkauannya terbatas.
2) Segi biaya pengadaannya bila untuk sasaran yang banyak jauh
lebih mahal.

3. Media Proyeksi Diam


Media proyeksi diam (still proyected medium) mempunyai persamaan
dengan media grafis dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual.
Perbedaan yang jelas di antara mereka adalah bila pada media grafis dapat
secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan, pada
media proyeksi pesan tersebut harus diproyeksikan dengan proyektor agar
dapat dilihat oleh sasaran;
Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain : film bingkai (slide),
film rangkai (film strip), overhead proyektor, proyektor opaque,
tachitoscope, microprojection dengan microfilm.
14

a. Film Bingkai
Film bingkai adalah suatu film transparan (transparant) berukuran
35 mm, yang baiasanya dibungkus bingkai berukuran 2x2 inci terbuat
dari karton, atau plastik.
Sebagai suatu program, film bingkai sangat bervariasi panjang
pendeknya, tergantung pada tujuan yang ingin dicapai dan materi yang
ingin disajikan. Durasi program film bingkai bersuara berkisar 10-30
menit. Jumlah gambar (frame) dalam satu program pun bervariasi, ada
yang hanya 10 buah, tapi ada yang sampai 160 buah atau lebih
Dilihat dari ada tidaknya rekaman suara yang menyertainya
dapatlah dikatakan bahwa program film bingkai bersuara termasuk
dalam kelompok media Audio-Visual; sedangkan program tanpa suara,
dalam kelompok media visual.
Beberapa keuntungan penggunaan film bingkai sebagai media
pendidikan :
1) materi pelajaran yang sama dapat disebarakan ke seluruh siswa
secara serentak;
2) perhatian anak-anak dapat dipusatkan pada satu butir tertentu,
sehingga menghasilkan keseragaman pengamatan ;
3) fungsi berfikir penonton dirangsang dan dikembangkan secara
bebas ;
4) film bingkai berada di bawah control guru.
5) film bingkai baik untuk menyajikan berbagai bidang studi tertentu,
dapat dilakukan secara berkelompok maupun individual.
6) penyimpanannya mudah (praktis)
7) film bingkai dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan indera.
8) program film bingkai bersuara dapat menjadi media yang sangat
efektif bila dibandingkan dengan media cetak yang berisi gambar
yang sama
9) Program film bingkai bersuara mudah direvisi , baik visual maupun
audionya.
15

10) Film bingkai adalah media yang relative sederhana/mudah, baik


cara membuatnya maupun cara menggunakannya, dibandingkan
dengan media TV atau film. Biayanya pun lebih murah.
11) Program dibuat dalam waktu singkat.
Selain kelebihan dan keuntungan tersebut di atas, film bingkai juga
mempunyai keterbatasan dan kelemahan yang perlu diketahui.
1) seri program fil bingkai yang terdiri dari gambar-gambar lepas di
samping merupakan kelebihan juga merupakan titik kelemahan.
Karena lepas maka dengan mudah gambar-gambar tersebut
dapat/hilang atau tertukar apabila penyimpanannya kurang baik.
2) dibandingkan dengan media audio visual yang lain seperti TV dan
film, film bingkai mempunyai kelemahan yang hanya mampu
menyajikan objek-objek secara diam, sehinga kurang begitu
efektif.
3) Bila tidak ada “daylight” screen, penggunaan program slide suara
memerlukan ruangan yang gelap.
4) Dibandingkan dengan gambar, foto, bagan atau papan flannel
pembuatan fil bingkai jauh lebih mahal biayanya.
b. Film Rangkai
Berbeda dengan film bingkai, gambar (frame) pada film rangkai
berurutan merupakan satu kesatuan. Sebagiamana halnya film bingkai,
film rangkai bisa tanpa suara (silent) bisa pula dengan suara (sound).
Sebagai media pendidikan film rangkai mempunyai beberapa
kelebihan, yaitu :
1) Seperti halnya film bingkai, kecepatan penyajian film rangkai bisa
diatur, dapat ditambahi narasi dengan control oleh guru ;
2) Semua kelebihan non projected still picture dimiliki oleh fil
rangkai ;
3) Film rangkai dapat mempersatukan berbagai media pendidikan
yang berbeda dalam satu rangkai ;
4) Cocok untuk mengajarkan keterampilan ;
16

5) Urutan gambar sudah pasti karena film rangkai merupakan satu


kesatuan ;
6) Penyimpanannya mudah, cukup digulung dan dimasukkan ke
dalam tempat khusus ;
7) Reproduksinya dalam jumlah besar relative lebih muda
pergambarnya dibandingkan film bingkai; dan
8) Dapat untuk belajar kelompok maupun individual.
Kelemahan yang pokok dibandingkan dengan film bingkai adalah
bahwa film rangkai sulit di edit atau direvisi karena sudah merupakan
satu rangkaian, sukar dibuat sendiri secara local dan memerlukan
peralatan laboratorium yang dapat mengubah dilm bingkai ke film
rangkai.
c. Media Transparensi
Media transparensi atau overhead transparency (OHT) seringkali
disebut dengan nama perangkat kerasnya : yaitu OHP (overhead
projector). Media transparensi adalah media visual proyeksi, yang
dibuat di atas bahan transparensi, biasanya film acetate atau plastik
berukuran 8,5 x 11’’.
Sebagai media pendidikan, media transparensi mempunyai
beberapa kelebihan antara lain :
1) Gambar yang diproyeksikan lebih jelas dibandingkan dengan
gambar di papan;
2) Guru sambil mengajar dapat berhadapan dengan siswa;
3) Benda-benda kecil dapat diproyeksikan hanya dengan
meletakannya di atas OHP, walaupun hasilnya berupa bayang-
bayang;
4) Memungkinkan penyajian diskriminasi warna dan menarik minat
siswa;
5) Tak memerlukan tenaga bantuan operator dalam menggunakan
OHP karena mudah dioperasikan;
6) Lebih sehat dari papan tulis;
17

7) Praktis dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas/ruangan;


8) Mempunyai variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak
membosankan, terutama untuk proses yang kompleks dan
bertahap;
9) Menghemat tenaga dan waktu karena dapat dipakai berulang-
ulang;
10) Sepenuhnya di bawah control guru;
11) Dapat dipakai sebagai petunjuk sistematika penyajian guru;
12) Dapat menstimulasi efek gerak yang sederhana dan warna pada
proyeksinya dengan menambahkan alat penyajian tertentu.
Sekalipun banyak kelebihan media transparensi, masih ada
beberapa kelemahan, anatar lain :
1) Transparensi memerlukan peralatan khusus untuk
memproyeksikannya (OHP) sedang OHP itu sendiri kadang-
kadang sulit dicari suku cadangnya di tempat-tempat tertentu;
2) Memerlukan waktu, usaha dan persiapan yang baik, lebih-lebih
jika menggunakan teknik penyajian yang kompleks;
3) Oleh karena transparensi- transparensi itu lepas maka menuntut
cara kerja yang sistematis dalam penyajiannya. Bila tidak
penyajian bisa kacau;
4) Jika kurang menguasai teknik pemanfaatan serta potensinya ada
kecenderungan OHP dipakai sebagai pengganti papan tulis dan
siswa cenderung bersikap pasif.
d. Proyektor Tak Tembus Pandang
Disebut demikian karena yang diproyeksikan bukan tranparan,
tetapi bahan-bahan tidak tembus pandang (opaque). Contohnya :
benda-benda tiga dimensi, misalnya : mata uang, model,serta anyaman
dapat diproyeksikan.
Kelebihan proyektor tak tembus pandang sebagai media
pendidikan ialah bahan cetak pada buku, majalah, foto grafis, bagan,
18

diagram, atau peta dapat diproyeksikan secara langsung tanpa


dipindahkan ke dalam transparan terlebih dahulu.
Kecuali itu, kelebihan proyektor tak tembus pandang ialah :
1) Dapat digunakan untuk hamper semua bidang studi yang ada di
kurikulum, dan
2) Dapat memperbesar benda kecil menjadi sebesar papan, sehingga
bahan yang semula halnya untuk individu jadi untuk seluruh kelas.
Kelemahannya ialah proyektor tak tembus pandang tidak seperti
OHP harus digunakan di ruangan yang gelap.
e. Mikrofis
Mikrofis atau microfiche adalah lembaran film transparan terdiri
dari lambang-lambang visual (grafis maupun verbal) yang diperkecil
sedemikian rupa sehingga tak dapat dibaca dengan mata telanjang.
Secara umum, mikrofis termasuk kelompok media bentuk kecil. Secara
fisik gulungan dapat dibedakan microform tersebut atas dua jenis,
yaitu yang menggunakan film 16 mm atau 35 mm, dalam bentuk kaset
atau terbuka;
Adapun keuntungan media pendidikan mikrofi adalah :
1) Mudah dikopi cetak, dan diduplikasi dengan biaya yang relative
murah;
2) Bisa diproyeksikan ke layar lebar;
3) Karena dalam bentuk lembaran, ringkas, hemat tempat, dan praktis
untuk dikirim; dan
4) Informasi kepustakaan yang terletak di bagian atas lembaran
mudah untuk diidentifikasi.
Kelemahan mikrofis yang perlu diperhatikan adalah
1) Mahal pembuatan masternya;
2) Mudah hilang
3) Bila telah banyak, sulit memfilmkan sehingga mudah salah masuk
filing.
19

f. Film
Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam
membantu proses belajar mengajar. Sebuah film terdiri dari ribuan
gambar.
Sebagai suatu media, keunggulan-keunggulan film antara lain:
1) Merupakan suatu denominator belajar yang umum;
2) Film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses;
3) Film dapat menampilkan kembali masa lalu dan meyajikan
kembali kejadian-kejadian sejarah yang lampau;
4) Film dapat mengembara dengan lincahmya dari satu negara ke
negara yang lain, horizon menjadi amat lebar, dunia luar dapat
dibawa masuk kelas;
5) Film dapat menyajikan baik teori maupun praktek dari yang
bersifat umum ke khusus atau sebaliknya;
6) Film dapat mendatangkan seorang ahli dan memperdengarkan
suaranya di kelas;
7) Film dapat menggunakan teknik-teknik seperti warna, gerak
lambat, animasi dan sebagainya untuk menampilkan butir-butir
tertentu;
8) Film memikat perhatian anak;
9) Film lebih realistis, dapat diulang-ulang, dihentikan, dan
sebagainya, sesuai dengan kebutuhan.
10) Film bisa mengatasi keterbatasan daya indera kita; dan
11) Film dapat merangsang atau memotivasi kegiatan anak-anak.
Sekalipun banyak kelebihannya ada pula kelemahannya antara lain:
harga/biaya produksinya relative mahal; film tak dapat mencapai
semua tujuan pembelajaran; penggunaannya perlu ruangan gelap.
g. Film Gelang
Film gelang atau film loop (loop film) adalah jenis media yang
terdiri dari film berukuran 8 mm atau 16 mm yang ujung-ujungnya
20

saling bersambungan, sehingga film ini akan berputar terus berulang-


ulang kalau tidak dimatikan.
Sebagai satu media film gelang mempunyai beberapa kelebihan
jika disbanding dengan media yang lain di antaranya
1) Ruangan tak perlu digelapkan;
2) Dapat berputar terus berulang-ulang sehingga pengertian yang
kabur menjadi jelas;
3) Baik sekali untuk menunjukkan suatu periode yang pendek, yang
berisi gerakan-gerakan tertentu dari objek yang dipelajari.
4) Film gelang mudah sekali diintegrasikan ke pelajaran dan dipakai
bersama dengan medium lain;
5) Karena sedehana, murid pun bisa memakainya sendiri;
6) Film dapat dihentikan setiap saat untuk diselingi dengan penjelasan
atau diskusi.
h. Televisi
Selain film, televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan
pebelajaran secara audio visual dengan disertai unsur gerak. Dilihat
dari sudut jumlah penerima pesannya televise tergolong ke dalam
media massa. Sebagai media pendidikan, televisi mempunyai
kelebihan-kelebihan sebagai berikut :
1) TV dapat menerima, menggunakan dan mengubah atau membatasi
semua bentuk media yang lain, menyesuaikan dengan tujuan-
tujuan yang akan dicapai;
2) TV merupakan medium yang menarik, modern dan selalu siap
diterima oleh anak-anak karena mereka mengenalnya sebagai
bagian dari kehidupan luar sekolah mereka;
3) TV dapat memikat perhatian sepenuhnya dari penonton;
4) TV mempunyai realitas dari film tapi juga mempunyai kelebihan
yang lain yaitu immediacy;
5) Sifatnya langsung dan nyata;
6) Horizon kelas dapat diperlebar dengan TV;
21

7) Hampir setiap mata pelajaran bisa di-TV kan;


8) TV dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru dalam
mengajar;
Beberapa kelemahan/keterbatasan TV antara lain :
1) Harga pesawat TV relative mahal;
2) Sifat komunikasinya hanya satu arah;
3) Jika akan dimanfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran
di sekolah seringkali sulit disesuaikan;
4) Program di luar control guru; dan
5) Besarnya gambar di layar relatif kecil disbanding dengan film,
sehingga jumlah siswa yang dapat memanfaatkan terbatas.
i. Video
Video, sebagai media audio visual yang menampilkan gerak,
semakin lama semakin popular. Pesan yang disajikan bisa bersifat
fakta maupun fiktif; bisa bersifat informative, edukatif, maupun
instruksional. Sebagaian besar tugas film dapat digantikan oleh video.
Masing-masing mempunyai kelebihan dan keterbatasannya sendiri.
1) Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari
rangsangan luar lainnya;
2) Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat
memperoleh informasi dari ahli-ahli/spesialisasi;
3) Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkandan direkam sebelumnya,
sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian
pada penyajiannya;
4) Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang;
5) Kamera tv bisa mengamati lebih dekat obyek yang lagi bergerak
atau objek yang berbahaya seperti harimau;
6) Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan
disisipi komentar yang akan didengar;
7) Gambar proyeksi bisa di-beku-kan untuk diamati dengan seksama.
8) Ruangan tak perlu digelapkan waktu menyajikannya.
22

Hal-hal yang negatif yang perlu diperhatikan sehubungan dengan


penggunaan alat perekam pita video dalam proses belajar-mengajar
adalah :
1) Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang
dipraktekan;
2) Sifat komunikasinya yang bersifat satu arah haruslah diimbangi
dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain;
3) Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan
secara sempurna; dan
4) Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.

4. Permainan dan Simulasi


Permainan (games) adalah setiap kontes antara para pemain yang
berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu pula. Setiap permainan harus mempunyai
empat komponen utama, yaitu:
1) adanya pemain
2) adanya lingkungan di mana para pemain berinteraksi
3) adanya aturan-aturan main, dan
4) adanya tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Selain permainan, ada istilah lagi yaitu : simulasi dan permainan peran
dan permainan-simulasi. Keempat istilah tersebut berbeda satu sama lain.
Simulasi adalah suatu model hasil penyederhanaan suatu relitas. Kecuali
harus mencerminkan situasi yang sebenarnya, simulasi haruslah bersifat
operasional. Permainan simulasi menggabungkan unsur-unsur permainan
dan simulasi, yaitu adanya setting, pemain, aturan, tujuan dan penyajian
model situasi sebenarnya. Permainan peran (role playing) berbeda dari
yang lain karena adanya 3 komponen pokok :
1) adanya skenario atau lingkungan tempat terjadinya tindakan-tindakan;
2) adanya sejumlah peran dengan berbagai karakternya yang harus
dibawakan; dan
23

3) adanya masalah yang harus dipecahkan oleh pemegang-pemegang


peran tersebut.
Sekalipun berbeda-beda semuanya dapat dikelompokkan ke dalam satu
istilah: permainan. Berdasarkan aturannya dapat dibedakan menjadi dua
yaitu : permainan yang aturannya ketat dan aturannya luwes. Sebagai
media pendidikan, permainan mempunyai beberapa kelebihan sebagai
berikut :
1) Permainan adalah sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan;
2) Permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif dari siswa untuk
belajar ;
3) Permainan dapat memberikan umpan balik langsung;
4) Permainan memungkinkan penerapan konsep-konsep ataupun peran-
peran ke dalam situasi dan peranan yang sebenarnya di masyarakat.
5) Permainan bersifat luwes;
6) Permainan dapat dengan mudah dibuat dan diperbanyak.
Sebaimana halnya dengan media-media yang lain permainan dan
simulasi mempunyai kelemahan atau keterbatasan, yang patut untuk
dipertimbangkan antara lain :
1) Karena asyik, atau karena belum mengenai aturan/teknis pelaksanaan;
2) Dlam mensimulasikan situasi sosial permainan cenderung terlalu
menyederhanakan konteks sosialnya sehingga tidak mustahil siswa
justru memperoleh kesan yang salah; dan
3) Kebanyakan permainan hanya melibatkan beberapa orang siswa saja
padahal keterlibatan seluruh siswa/warga belajar amatlah penting agar
proses belajar bisa lebih efektif dan efisien.

C Karakteristik Media Pembelajaran


Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuan
membangkitkan rangsangan indera pengelihatan, pendengaran, perabaan,
pengecapan, maupun penciuman.
24

Jadi klasifikasi media, karakteristik media, dan pemilihan media


merupakan kesatuan yang yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi
pembelajaran.
Gerlach dan Ely (dalam Arsyad 2006: 14) mengemukakan 3 karakteristik
atau ciri dari media pembelajaran, yaitu:
1. Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,
melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Hal ini bisa
dilakukan dengan menggunakan media seperti fotografi, video, tape, audio
tape, disket, computer dan film.
Contohnya: Perekaman penemuan rumus terdahuli oleh ahli-ahli para
ahli.
2. Ciri manipulatif (manipulative property)
Dengan ciri manipulatif suatu kejadian atau objek dimungkinkan untuk
ditransformasi. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat
disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik
pengambilan gambar time-lapse recording. Selain itu, bahkan proses dapat
diputar balik dan diulang-ulang. Kejadian yang berlangsung cepat juga dapat
diperlambat.
Contohnya:
Proses transformasi suatu bangun ruang, dimana diperlukan waktu yang
cukup lama, tetapi dapat diamati melalui bantuan kemampuan
manipulatifdari media.
3. Ciri disributif (distributive property).
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian
ditrasnspormasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut
disajikan kepada peserta didik dengan stimulas pengalaman yang relatif
sama mengenai kejadian ini. Sekali informasi direkam dalam format media
apa saja, ia dapat direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan
secara bersamaan di berbagai tempat atau digunakan secara berulang-
25

ulang di suatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan


terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya.

D Prinsip dan Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran


Menurut Musfiqon ada tiga prinsip pemilihan media secara umum, yaitu:
1. Prinsip efektifitas dan efisiensi
Efektifitas artinya media yang digunakan dapat mendukung dan
mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran. Sedangkan efisien diartikan
bahwa media yang digunakan dapat mendukung dalam pencapaian tujuan
pembelajaran dengan menggunakan biaya, waktu dan sumber daya lain
seminimal mungkin.
2. Prinsip relevansi
Guru dituntut untuk bisa memilih media yang sesuai dengan tujuan, isi,
strategi pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Relevansi ini ada dua
macam yaitu relevansi ke dalam dan relevansi keluar.
Relevansi kedalam adalah pemilihan media pembelajaran yang
mempertimbangkan kesesuaian dan sinkronisasi antara tujuan, isi, strategi
dan evaluasi materi pembelajaran. Selain itu relevasi ke dalam dimaksudkan
bahwa media yang digunakan sesuai dengan kebutuhan guru, kebutuhan
siswa, serta sesuai dengan materi yang disampaikan.
Relevansi keluar adalah pemilihan media yang disesuaikan dengan
kondisi perkembangan masyarakat. Artinya media yang digunakan sesuai
dengan konteks kehidupan anak didik yang sehari-hari dilihat, didengar dan
dialami.
3. Prinsip produktivitas
Dalam memilih media pembelajaran, guru dituntut untuk bisa menganalisis
apakah media yang digunakan bisa meningkatkan pencapaian tujuan
pembelajaran atau tidak. Jika media yang digunakan bisa menghasilkan dan
mencapai target dan tujuan pembelajaran lebih bagus dan banyak maka
media tersebut dikategorikan media produktif.
26

Musfiqon (2006: 118) berpendapat bahwa kriteria pemilihan media adalah:


1. Kesesuaian dengan Tujuan
Tujuan digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran, sehingga pemilihan
media hendaknya menunjang pencapaian tujuan.pembelajaran agar lebih
efektif dan efisien.
2. Ketepatgunaan
Tepat guna dalam konteks media pembelajaran diartikan media telah
didasarkan pada kegunaan. Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-
bagian yang penting dari benda, maka gambar seperti bagan dan slide dapat
digunakan. Apabila yang dipelajari adalah aspek-aspek yang menyangkut
gerak, maka media film atau video akan lebih tepat.
3. Keadaan Peserta Didik.
Kriteria pemilihan media yang baik adalah disesuaikan dengan keadaan
anak didik tidak dapat membantu banyak dalam memahami materi
pembelajaran.
Media yang efektif adalah media yang penggunaannya tidak tergantung
dari perbedaan individual siswa. Misalnya, jika siswa yang ada di kelas
tergolong tipe auditif-visual maka media yang kita gunakan seharusnya juga
media berbasis audio-visual. Begitu juga dengan keadaan siswa yang
kinestetik. Untuk siswa tipe ini media yang digunakan juga berbasis
kinestetik.
Oleh karena itu, agar media sesuai dengan bekal awal maka sesuaikan
media itu dengan apa yang telah difahami siswa. Agar media yang
digunakan sesuai perkembangan psikologis anak.
4. Ketersediaan
Jika guru tidak mampu membuat dan memproduksi media maka pilihlah
media alternative yang tersedia di sekolahan tersebut untuk menjelaskan
materi pembelajaran.
5. Biaya Kecil
Pemilihan media pembelajaran juga mempertimbangkan aspek biaya.
Pilihlah media yang murah dan sederhana tetapi hasilnya banyak dan bagus.
27

Kalaupun harus memilih media yang mahal maka hasilnya harus lebih besar
dan lebih bagus.
6. Keterampilan Guru
Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya,
jadi haruslah guru memilih media yang mereka dapat gunakan dengan baik.
7. Mutu Teknis
Kualitas media jelas mempengaruhi tingkat ketersampaian pesan atau materi
pembelajaran kepada peserta didik. Untuk itu media yang dipilih dan
digunakan hendaknya memiliki mutu teknis yang bagus.
Menurut E. T. Ruseffendi beberapa persyaratan media pembelajaran
matematika, diantaranya adalah :
1. Tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat),
2. Bentuk dan warnanya menarik,
3. Sederhana dan mudah dikelola (tidak rumit),
4. Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak,
5. Dapat menyajikan konsep matematika, baik dalam bentuk real, gambar atau
diagram,
6. Sesuai dengan konsep pada matematika,
7. Dapat memperjelas konsep matematika dan bukan sebaliknya (mempersulit
pemahaman matematika),
8. Peragaan itu agar menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir abstrak
bagi siswa,
9. Bila kita mengharapkan agar siswa itu aktif (sendiri atau berkelompok) alat
peraga itu dapat dimanipulasikan, yaitu dapat diraba, dipegang, dipindahkan,
dimainkan, dipasangkan, dicopot (diambil dari sussunannya), dan
10. Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah banyak.

Syarat media pembelajaran Matematika antara lain adalah:


1. Dapat meragakan konsep
Media yang baik adalah media yang mampu meragakan konsep yang abstrak
ke konkret. Menurut Rumampuk (1988:19) bahwa prinsip-prinsip pemilihan
28

media adalah harus diketahui dengan jelas media itu dipilih untuk tujuan apa
sehingga sesuai dengan konsep.
2. Dapat menjelaskan aturan
Media itu harus menjelaskan aturan-aturan dan cara pemakaian nya agar
dapat digunakan sebagaimana fungsinya.
3. Memudahkan pemahaman
Sebuah media harus mampu membantu siswa untuk memahami suatu materi
matematika. Menurut E. T. Ruseffendi persyaratan media pembelajaran
matematika, diantaranya adalah : dapat memperjelas konsep matematika dan
bukan sebaliknya (mempersulit pemahaman matematika).
4. Mudah-murah dibuat
Menurut Rumampuk (1988:19) bahwa prinsip-prinsip pemilihan media
diantaranya harus mempertimbangkan biaya pengadaan, ketersediaan bahan
media, mutu media, dan lingkungan fisik tempat siswa belajar.
5. Mudah digunakan
Sebuah media haruslah mudah untuk digunakan dan tidak berbahaya. Hal ini
agar siswa dapat menggunakan media tersebut sebagai mana fungsi dan
tujuan dari media tersebut.
6. Fisibel
Fisibel adalah terlaksana atau terwujud. Jadi media itu harus mampu
mewujudkan atau mengaplikasikan tujuan dari media itu sendiri yakni sesuai
dengan konsep pada suatu materi.

E Fungsi Media dalam Pembelajaran Matematika


1. Objek matematika itu abstrak sehingga memerlukan peragaan
Dengan alat pembelajaran matematika, materi matematika yang abstrak
disajikan kedalam pendekatan yang lebih konkret, ada visualisasinya, serta
manfaat dalam mempelajari materi tersebut dalam kehidupan sehari-
hari. Sementara menurut Murwani (1999), untukmembelajarkan
matematika secara benar pada siswa mutlak harus menggunakan alat
peraga untuk memudahkan siswa mengenal konsep-konsep matematika.
29

2. Membantu siswa dalam memahami materi matematika


Materi dari matematika bersifat abstrak, hal ini menjadikan materi
matematika tidak mudah dipahami oleh kebanyakan siswa. Maka dari itu
dengan alat pembelajaran matematika siswa diharuskan berpartisipasi
lebih aktif, mereka tidak hanya melihat, mendengar, dan memperhatikan
saja, tetapi mereka juga harus melakukan/latihan, sehingga pembelajaran
minds on dan hands on bisa tercapai, konsep dibangun oleh siswa sendiri.
Contohnya : dalam metode eliminasi, apabila disajikan dalam alat peraga
maka tiap langkah yang harus dilakukan tidak dihapal oleh siswa tetapi
dipahami, mereka membangun konsep sendiri dan mereka tahu alasan
melakukan tiap langkah tersebut.
3. Membantu siswa bekerja secara sistematis sesuai dengan hirarki
dalam pembelajaran matematika
Dalam matematika terdapat materi prasyarat yang diperlukan untuk dapat
menginjak ke materi selanjutnya. Hirarki belajar menurut Gagne harus
disusun dari atas ke bawah atau up down (Orton,1987). Dimulai dengan
menempatkan kemampuan, pengetahuan, ataupun keterampilan yang
menjadi salah satu tujuan dalam proses pembelajaran di puncak dari
hirarki belajar tersebut, diikuti kemampuan, keterampilan, atau
pengetahuan prasyarat (prerequisite) yang harus mereka kuasai lebih
dahulu agar mereka berhasil mempelajari keterampilan atau pengetahuan
diatasnya. Hirarki matematika bersifat ketat dan kaku artinya dalam
pemecahan masalah membutuhkan aturan, prinsip dan konsep-konsep
terdefinisi sebagai prasyaratnya, yang membutuhkan konsep konkret
sebagai prasyarat berikutnya lagi. Jadi diperlukan media agar dapat
menuntun untuk terbiasa dalam belajar matematika yang tatanannya
bersifat siatematis dan cenderung kaku.
4. Membantu siswa dalam mengaplikasikan matematika dalam
kehidupan sehari-hari
Dapat dirasakan oleh siswa bahwa aplikasi matematika itu kurang nyata,
bahkan siswa hanya menganggap bahwa matematika adalah kumpulan
30

angka dan simbol-simbol. Oleh karena itu diperlukan media agar


matematika dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
begitu siswa juga dapat dengan mudah dalam mempelajari konsep-konsep
dalam matematika.
5. Membantu siswa belajar matematika dengan fokus
Matematika memang tidah mudah dipahami, serta hirarkinya yang kaku
sehingga membuat siswa menjadi kesulitan dalam mempelajari
matematika. Maka dari itu siswa harus fokus ketika guru sedang
menerangkan materi matematika, sedangkan kebanyakan guru
menggunakan metode ceramah dalam pembelajarannya. Akibatnya siswa
menjadi cepat lelah dan bosan dalam belajar matematika, oleh karena itu
guru dituntut untuk memiliki kreatifitas dalam pembelajaran matematika.
Alat peraga dapat membatu guru untuk menyampaikan ide atau
gagasannya dalam pembelajaran matematika agar siswa lebih aktif dan
tidak bosan.
6. Meningkatkan Motivasi belajar siswa
Untuk menumbuhkan minat siswa terhadap matematika, pembelajaran
matematika di sekolah dalam penyajiannya harus diupayakan dengan cara
yang lebih menarik bagi siswa. Matematika sebenarnya memiliki banyak
sisi yang menarik. Namun, seringkali hal tersebut tidak dihadirkan dalam
proses pembelajaran matematika. Akibatnya siswa mengenal matematika
tidak secara utuh. Matematika hanya dikenal oleh siswa sebagai kumpulan
rumus, angka, dan simbol belaka.
Pembelajaran matematika di sekolah tidak dapat dilepaskan dari
pendekatan yang digunakan oleh guru. Dan pendekatan tersebut biasanya
dipengaruhi oleh pemahaman guru tentang sifat matematika, bukan oleh
apa yang diyakini paling baik untuk proses pembelajaran matematika di
kelas. Guru yang memandang matematika sebagai produk yang sudah jadi
akan mengarahkan proses pembelajaran siswa untuk menerima
pengetahuan yang sudah jadi. Guru akan cenderung mengisi pikiran siswa
dengan sesuatu yang sudah jadi. Sementara, guru yang memandang bahwa
31

matematika merupakan suatu proses akan lebih menekankan aspek proses


daripada aspek produk dalam pembelajaran matematika. (Marpaung,
1998).

F Sajian Media Pembelajaran Matematika


Media pembelajaran matematika dapat disajikan secara Informatif dan
Matematik. Untuk informatif bisa berupa :
1. Peta konsep
Peta konsep merupakan gambar yang menunjukkan hubungan konsep-
konsep dari suatu topik pada bidang studi. Penyajian peta konsep adalah
suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi
dalam suatu topik pada bidang studi. Martin (dalam Basuki, 2000)
mengungkapkan bahwa peta konsep merupakan petunjuk bagi guru, untuk
menunjukkan hubungan antara ide-ide yang penting dengan rencana
pembelajaran. Sedangkan menurut Arends (dalam Basuki, 2000)
menuliskan bahwa penyajian peta konsep merupakan suatu cara yang baik
bagi siswa untuk memahami dan mengingat sejumlah informasi baru.
Dengan penyajian peta konsep yang baik maka siswa dapat mengingat
suatu materi dengan lebih lama lagi Ernest (dalam Basuki, 2000)
berpendapat bahwa untuk menyusun suatu peta konsep dalam matematika
bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Tentukan dahulu topiknya
a. Membuat daftar konsep-konsep yang relevan untuk konsep tersebut,
b. Menyusun konsep-konsep menjadi sebuah bagan,
c. Menghubungkan konsep-konsep itu dengan kata-kata supaya bisa
terbentuk suatu proposisi,
d. Mengevaluasi keterkaitan konsep-konsep yang telah dibuat.
2. Diagram data
Untuk tujuan informatif penyajian diagram data pada media pembelajaran
diperlukan ketika sesuai dengan materi. Misalnya pada materi statistik,
diperlukan penyajian diagram tabel.
32

Sedangkan untuk sajian berupa matematik yaitu :


1. Algoritma
Algoritma adalah kumpulan urutan perintah yang menentukan operasi-
operasi tertentu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu masalah
ataupun mengerjakan suatu tugas tertentu. Algoritma merupakan urutan
langkah instruksi yang logis. Setiap langkah instruksi mengerjakan suatu
tindakan aksi. Apabila suatu aksi dilaksanakan, maka operasi atau
sejumlah operasi yang bersesuaian dengan aksi itu dikerjakan oleh
pemroses. Bila data yang digunakan benar, maka algoritma akan selalu
berhenti dengan memberikan hasil yang benar pula. Dalam media
pembelajaran matematika, diperlukan algoritma agar langkah demi
langkah terurut sehingga memudahkan siswa dalam memahami suatu
materi atau konsep.
2. Konstruksi konsep
Kesulitan dalam pembelajaran dapat disebabkan kurangnya
pemahaman konsep dan kemampuan siswa yang masih kurang dalam
memahami kalimat pada soal yang terlalu panjang. Usaha yang dilakukan
guru untuk mengatasi kesulitan tersebut antara lain dengan
mengkonstruksi konsep agar lebih dipahami siswa.
3. Geometrik
Sajian ini digunakan hanya pada materi-materi tertentu misalnya
kesebangunan dalam segitiga. Perlu adanya sajian secara geometrik agar
siswa dapat memvisualisasikan konsep tesebut, agar siswa tersebut
menjadi lebih mudah memahaminya.
4. LKS
Lembar kerja siswa (LKS) ialah lembar kerja yang berisi informasi dan
perintah/instruksi dari guru kepada siswa untuk mengerjakan suatu
kegiatan belajar dalam bentuk kerja, praktek, atau dalam bentuk penerapan
hasil belajar untuk mencapai suatu tujuan. Lembar kerja siswa (LKS)
merupakan salah satu dari sekian banyak media yang digunakan dalam
33

proses belajar mengajar di sekolah. Dalam pengajaran mata pelajaran,


media LKS banyak digunakan untuk memancing aktivitas belajar siswa.
Karena dengan LKS siswa akan merasa diberikan tanggung jawab moril
untuk menyelesaikan sesuatu tugas dan merasa harus mengerjakannya,
terlebih lagi apabila guru memberikan perhatian penuh terhadap hasil
pekerjaan siswa dalam LKS tersebut.

Anda mungkin juga menyukai