Anda di halaman 1dari 25

MATKUL STARTEGI PEMBELAJARAN DI SD

RANGKUMAN MODUL 6
MEDIA PEMBELAJARAN
DAN
RANGKUMAN MODUL 7
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

LIA LISTRIA
857504091
KELAS E

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ BANDUNG
POKJAR SINGAPARNA
2022
MODUL 6

MEDIA PEMBELAJARAN
RANGKUMAN KEGIATAN BELAJAR 1

HAKIKAT, FUNGSI, DAN PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN

Guru pada umumnya sering menggunakan media pembelajaran


dengan tujuan agar informasi atau bahan ajar tersebut dapat diterima dan
diserap dengan baik oleh para siswa. Sebagai wujud bahwa bahan ajar
tersebut dapat diterima oleh para siswa dibuktikan dengan terjadinya
perubahan-perubahan perilaku baik berupa pengetahuan, sikap, maupun
keterampilan.
Menurut Heinich, dkk (1993) media merupakan alat saluran
komunikasi. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu perantara
sumber pesan (a receiver). Contoh media ini seperti film, televise, diagram,
bahan tercetak(printed material), komputer dan instruktur. Contoh media
tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika membawa
pesan-pesan (message) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Heinich juga mengaitkan hubungan antara media dengan pesan dan
metode (methods) dalam proses pembelajaran yang artinya dalam proses
pembelajaran terdapat pesan-pesan yang harus dikomunikasikan. Pesan
tersebut biasanya merupakan isi dari suatu topik pembelajaran yang
disampaikan oleh guru kepada siswa melalui suatu media dengan
menggunakan prosedur pembelajaran tertentu yang disebut metode.
Pengertian media pembelajaran lainnya adalah sebagai berikut,
a. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran (Schramm, 1977)
b. Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku,
film, video, slide, dan sebagainya (Briggs, 1977)
c. Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar,
termasuk teknologi perangkat kerasnya (NEA, 1969)

Media pembelajaran pada hakikatnya merupakan saluran dari pesan-


pesan pembelajaran (messages) yang disampaikan oleh sumber pesan
(guru) kepada penerima pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan
tersebut dapat terserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya.
Kegiatan pembelajaran itu sendiri pada hakikatnya merupakan proses
komunikasi dimana guru biasanya berperan sebagai komunikator
(communicator) yang bertugas menyampaikan pesan/bahan ajar kepada
siswa. Siswa dalam hal ini bertindak sebagai penerima pesan
(communicator). Media pembelajaran terdiri atas dua unsur penting, yaitu:

a. Peralatan atau Perangkat keras (hardware)


Perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang
digunakan untuk menyajikan pesan/bahan ajar.
b. Unsur pesan yang dibawanya (message/sofware)
Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan ajar itu sendiri
yang akan disampaikan kepada siswa.
Dalam kaitannya dengan fungsi media pembelajaran dapat
ditekankan beberapa hal berikut ini:
a. Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan,
tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk
mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.
b. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses
pembelajaran.
c. Media pembelajaran dalam penggunaanya harus relevan dengan
kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri.
d. Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai alat hiburan.
e. Media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses belajar.
f. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses
belajar-mengajar.
g. Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir.
Media pembelajaran juga memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut:
1. Membuat konkret konsep-konsep yang abstrak
2. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat
ke dalam lingkungan belajar
3. Menampilkan objek yang terlalu besar
4. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat

RANGKUMAN KEGIATAN BELAJAR 2

JENIS DAN KARAKTERISTIK MEDIA PEMBELAJARAN

Media berdasarkan pembuatannya terbagi dua yaitu media by


utilization media yang terdapat di pasaran dan tinggal pakai sedangkan
media yang sengan sengaja dirancang dan dipersiapkan sesuai dengan
tuntutan kompetensi/tujuan pembelajaran disebut media by design. Media
pembelajaran pada umumnya dapat dikelompokkan kedalam 3 jenis yaitu:

A. MEDIA VISUAL
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan indra penglihatan.
Media visual terdiri atas 2 media yaitu:
1. Media Visual yang Diproyeksikan (Projected Visual)
Media visual yang dapat diproyeksikan pada dasarnya adalah media
yang menggunakan alat proyeksi (projector) sehingga gambar atau
tulisan tampak pada layar (sreen).
Contohnya adalah Opaque Projection, overhead projector (OHP), dan
slide projector.
2. Media Visual yang Tidak Diproyeksikan (Non Projected Visual)
Jenis media visual yang tidak diproyeksikan antara lain sebagai
berikut:
a. Gambar fotografik
Contoh gambar fotografik anatara lain, sebagai berikut:
Gambar tentang manusia, binatang, tempat atau objek lainnya
yang ada kaitannyadengan isi/bahan pembelajaran yang akan
disampaikan kepada siswa.
Keuntungan media gambar fotografik
1. Dapat menerjemahkan ide/gagasan yang bersifat abstrak
menjadi lebih realistik.
2. Banyak tersedia dalam buku-buku ( termasuk buku teks).
Majalah, surat kabar, kalender, dsb.
3. Mudah menggunakannya dan tidak memerlukan peralatan
lain.
4. Tidak mahal, bahkan mungkin tanpa mengeluarkan biaya untuk
pengadaannya.
5. Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan semua
mata pelajaran/disiplin ilmu.
Keterbatasan media gambar
1. Terkadang ukuran gambar-gambarnya terlalu kecil jika
digunakan pada suatu kelas yang memiliki banyak siswa.
2. Gambar fotografik merupakan media dua dimensi yang tidak
bisa menimbulkan kesan gerak.
b. Grafis (graphic) merupakannmedia pandang dua dimensi (bukan
fotografik) yang dirancang secara khusus untuk
mengkomunikasikan pesan pembelajaran. Unsur-unsur yang
terdapat pada media grafis ini adalah gambar dan tulisan.
Contoh media grafis antara lain:
1. Grafik
Grafik merupakan gambar sederhana untuk menggambarkan
data kuantitatif yang akurat dan mudah untuk dimengerti.
Contohnya: grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik garis.
2. Bagan (chart)
Bagan biasanya dirancang untuk menggambarkan atau
menunjukkan suatu ide atau gagasan melalui garis, simbol,
gambar, dan kata-kata singkat. Fungsi bagan antara lain:
menunjukkan hubungan perbandingan, perkembangan,
klarifikasi, dan organisani.
3. Diagram merupakan suatu gambaran sederhana yang dirancang
untuk memperlihatkan tentang tata kerja dari suatu benda,
terutama dengan garis-garis.
4. Poster merupakan suatu kombinasi visual yang terdiri atas gambar
dan pesan/tulisan, biasanya dengan menggunakan warna yang
mencolok.
5. Kartun (cartoon) merupakan penggambaran dalam bentuk
lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan atau situasi yang
dirancang untuk membentuk opini siswa.
c. Media tiga dimensi
Media tiga dimensi terdiri atas:
1. Media realia merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran
yang berfungsi memberikan pengalaman secara langsung kepada
para siswa.
2. Media Model merupakan tiruan dari nyata, seperti objek yang
terlalu besar, objek yang terlalu jauh, objek yang terlalu kecil, dsb.

B. MEDIA AUDIO
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk
auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dari kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar.
Kelebihan media audio
• Melatih ketrampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek
keterampilan mendengarkan
• Harganya relatif cukup murah
• Bersifat mobile
• Program relatif mudah diproduksi dan bervariasi
• Merangsang partisipasi aktif pendengar
• Melatih daya imajinasi dan sensitivitas
• Sumber belajar di dalam kelas dan khususnya media radio yang dapat
menjangkau sasaran yang luas dan menyajikan laporan peristiwa
secara langsung.

Kelemahan media audio


• Media ini hanya akan mampu melayani secara baik mereka yang sudah
mempunyai kemampuan dalam berfikir abstrak
• Media ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi dibanding
media lainnya, oleh karena itu dibutuhkan teknik-teknik tertentu dalam
belajar media ini
• Sifatnya yang auditif sehingga memerlukan pengalaman secara visual

C. MEDIA AUDIOVISUAL

Media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa


disebut media pandang dengar. Contoh media audio visual antara lain:
program video/televisi pendidikan, video/televisi instruksional, dan program
slide suara.

RANGKUMAN KEGIATAN BELAJAR 3

PEMILIHAN, PENGGUNAAN DAN PERAWATAN MEDIA


PEMBELAJARAN SEDERHANA

Media pembelajaran sederhana dalam hal ini dimaksudkan sebagai


jenis-jenis media yang mudah dibuat, bahan-bahannya mudah diperoleh,
mudah digunakan, serta harganya relative tidak terlalu mahal (murah).

A. Pemilihan Media Pembelajaran (Media Selection)


Memilih media harus selalu dikaitkan dengan kompetensi/tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, sifat-sifat bahan ajar yang akan
disampaikan, strategi pembelajaran yang akan digunakan, dan system
evaluasinya. Tiga hal utama yang perlu dijadikan pertimbangan dalam
pemilihan media pembelajaran yaitu:
1. Tujuan Pemilihan Media Pembelajaran, memilih media pembelajaran
harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Apakah
digunakan untuk kegiatan pembelajaran atau untuk pemberian informasi
yang sifatnya umumatau untuk sekedar hiburan saja.
2. Karakteristik Media Pembelajaran, setiap media pembelajaran
mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi keandalannya,
cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Pemahaman
terhadap karakteristik berbagai media pembelajaran merupakan
kemampuan dasar yang perlu anda mliki dalam kaitannya dengan
pembelajaran ini.
3. Alternatif Media Pembelajaran yang Dapat Dipilih, memilih media pada
dasarnya merupakan proses mengambil/menentukan keputusan dari
berbagai pilihan (alternatif) yang ada.

Bebapa faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan media


pembelajaran yaitu :
a. Rencana pembelajaran. Media yang dipilih harus disesuaikan dengan
rencana pembelajaran dan kurikulum yang berlaku.
b. Sasaran belajar. Media yang dipilih harus disesuaikan dengan tingakat
perkembangan siswa misalnya dari segi bahasanya, simbol-simbol
yang digunakannya, cara menyajikan atau juga waktu penggunaannya.
c. Tingkat keterbacaan media (reliability), maksudnya apakah media
pembelajaran tersebut sudah memenuhi syarat-syarat teknis, seperti
kejelasan gambar, huruf, dan pengaturan warna.
d. Situasi dan kondisi, misalnya, situasi dan kondisi tempat atau ruangan
yang dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar, seperti
ukurannya, perlengkapannya, ventilasinya dan cahayanya. Bisa juga
keadaan siswanya, seperti jumlah siswa, minat, dan motivasi
belajarnya.
e. Objektivitas, maksudnya bahwa Anda harus terhindar dari pemilihan
media yang didasari oleh kesenangan pribadi semata (subjektif).

B. Penggunaan Media Pembelajaran


1. Penggunaan Media Grafis
a. Cara menggunakan grafik
Tujuan penggunaan grafik adalah untuk menunjukkan suatu
perbandingan dengan cepat namun sederhana. Sebagai alat bantu grafik
juga dapat disajikan sebagai sumber belajar dan sebagai bahan kajian para
siswa untuk mengungkapkan makna yang ada dalam grafik tersebut. Pada
umumnya grafik menyajikan data statistik, pembuatannya tidak terlalu
menuntut keterampilan khusus, cukup dengan memahami prinsip-prinsip
pembuatannya, yaitu harus sederhana, berisi hubungan antardata dapat
dibaca dan dipahami siswa sesuai dengan usianya.
b. Cara menggunakan bagan dan diagram
Bagan dan diagram yang sederhana dapat disiapkan dengan mudah dan
tidak terlalu diperlukan keterampilan artistik yang khusus. Beberapa
saran yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bagan/diagram yaitu:
1) Buatlah perencaan terlebih dahulu berupa sketsa/garis besar tentang
isi bahan ajar yang akan dituangkan ke dalam bagan/diagram.
2) Usahakan membuat bagan yang sederhana, tetapi tepat pada
sasarannya.
3) Untuk kelas yang cukup besar buatlah bagan/diagram yang cukup
besar pula supaya dapat dilihat dan terbaca oleh semua siswa.
4) Buatlah bagan atau diagram semenarik mungkin
5) Warna yang dgunakan jangan terlalu berlebihan tetapi harmonis dan
menarik erhatian siswa
c. Cara membuat poster, poster yang baik sifatnya harus dinamis,
sederhana, menarik perhatian dan tidak memerlukan pemikiran siswa
yang terlalu terperinci dan rumit. Apabila tidak demikian akan hilang
kegunaannya.
d. Cara menggunakan kartun
Kartun merupakan media pembelajaran yang cukup unik untuk
menyampaikan pesan/gagasan yang terkait dengan bahan ajar kepad
siswa. Kartun akan membuat para siswa senang dan tertawa dengan
humor dan kelucuannya, namun terarah pada tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.

2. Penggunaan Media Tiga Dimensi


Media model terdiri atas: model padat (solid model); model
penampang (cutaway model); model susun (build model); model
kerja (working model). Selain jenis model tersebut mock-up dan
diorama juga dikelompokkan kedalam jenis media model.
1) Model Padat
Biasanya memperlihatkan bagian permukaan dari suatu objek dan
membuang bagian-bagian yang membingungkan gagasan
utamanya, seperti bentuknya, warnanya, maupun susunannya.
Contoh patung para pahlawan, patung binatang.
2) Model Penampang
Mempertunjukkan bagaimana sebuah objek terlihat apabila
bagian permukaan objek tersebut diangkat/dipotong untuk
mengetahui susunan di dalamnya. Contoh model lapisan bumi,
model batang suatu tumbuhan.
3) Model Susun
Merupakan susunan yang terdiri atas beberapa objek yang
lengkap/sedikitnya suatu bagian penting dari objek tersebut.
Contoh torso yang memperlihatkan anatomi tubuh manusia dan
susunan dari suatu bel listrik.
4) Model Kerja
Merupakan tiruan yang memperlihatkan proses kerja dari suatu
objek studi. Contoh model pesawat telepon, perahu dayung.
5) Mock up
Merupakan penyederhanaan dari susunan bagian pokok suatu
proses yang lebih rumit. Susunan nyatanya diubah sehingga
proses itu mudah dimengerti siswa. Contoh perangkap tikus,
jaringan listrik pedesaan, sistem irigasi.
6) Diorama
Adalah sebuah bentuk tiruan 3 dimensi mini yang bertujuan untuk
memberikan gambaran tentang suatu susunan/keadaan yang
sebenarnya. Contoh interior pada sebuah gua, pemandangan
alam.
Media Realia (Benda-benda Nyata) merupakan alat bantu visual
dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman
langsung kepada siswa. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
apabila tertarik untuk menggunakan media 3 dimensi :
1. Gunakan objek tersebut sesuai dengan kompetensi/tujuan yang
dicapai dalam proses pembelajaran
2. Gunakan hanya objek-objek yang tepat atau cocok saja
3. Apabila menggunakan beberapa objek, hendaknya objek tersebut
satu sama lain berhubungan.
4. Perhatikan bentuk dan ukuran objek agar dapat dilihat oleh
keseluruhan kelas
5. Jangan terlalu banyak memberikan penjelasan.
6. Doronglah para siswa untuk bertanya, berdiskusi atau
memberikan tanggapan/kritik agar siswa belajar lebih aktif.
C. PEMELIHARAAN MEDIA PEMBELAJARAN

Agar media pembelajaran yang telah dibuat dapat terpelihara dengan


baik dan dapat digunakan berkali – kali dalam waktu yang relatif lama, maka
perlu diupayakan pemeliharaan atau perawatannya. Berikut ini diuraikan
beberapa cara praktis dalam memelihara dan merawat media pembelajaran
sederhana yang bisa dilakukan tanpa harus mengeluarkan biaya yang
terlalu banyak, bahkan tanpa biaya sedikitpun, antara lain:
1. Media grafis, seperti bagan, diagram, grafik, poster, dan kartun yang
dibuat dengan ukuran cukup besar (ukuran karton manila), bisa diberi
bingkai pada bagian atas dan bawahnya. Cara menyimpannya tidak
digulung atau dilipat supaya media tersebut tidak cepat rusak atau robek

2. Dalam rangka upaya pemeliharaan dan kepraktisan dalam penggunaan


media grafis, bisa dipayakan dengan pembuatan Display atau papan
penyajian. Display ini bisa saja berupa papan flanel, papan buletin, papan
tikar atau bisa juga berupa lembaran balik (flipchart).
3. Apabila pihak sekolah memiliki dana yang cukup memadai, sebaiknya
disediakan ruang tertentu untuk penyimpanan berbagai media
pembelajaran, baik yang telah dibuat sendiri oleh guru maupun hasil
membeli dari tolo, sehingga media tersebut awet – tahan lama dan
terpelihara dengan baik.

RANGKUMAN KEGIATAN BELAJAR 4

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

Sumber belajar adalah semua sumber baik berupa data, orang dan
wujud tertentu yang dapa digunakan oleh siswa dalam belajar, baik secara
terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa
dapat mencapai tujuan belajarnya. Sumber belajar dapat dibedakan
menjadi 6 jenis yaitu:

1. Pesan (message) adalah segala informasi dalam bentuk ide/gagasan,


fakta, data, yang disampaikan kepada siswa, biasanya pesan-pesan ini
sudah tertuang dalam kurikulum yang berlaku.
2. Orang (people) adalah manusia yang berperan sebagai pengolah dan
penyaji pesan seperti guru, pembibing, dan narasumber lain yang
dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran.
3. Bahan (materials) berkaitan dengan software atau perangkat lunak yang
berisi pesan-pesan pembelajaran sperti buku teks dan modul
4. Alat (tools and equipment) adalah perangkat keras (hardware) yang
digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran seprti proyektoor,
OHP. TV, proyektor slide, dan, radio.
5. Teknik (technique) adalah prosedur yang digunakan untuk menyajikan
pesan/bahan ajar seprti simulasi, diskusi, demontrasi, pemecahan
masalah.
6. Lingkungan (setting)
A. PENGERTIAN LINGKUNGAN

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), lingkungan diartikan


sebahai bulatan yang melingkungi (melingkar). Pengertian lainnya
lingkungan adalah sekalian yang terlingkung di suatu daerah. Dalam Kamus
Bahasa Inggris, lingkungan ini cukup beragam diantaranya adalah istilah
circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment. Artinya
kurang lebih berkaitan dengan keadaan/segala sesuatu yang ada di
sekitar/sekeliling. Lingkungan diartikan sebagai bulatan yang melingkungi.
Pengertian lainnya adalah sekalian yang terlingkung disuatu daerah.
Lingkungan itu terdiri dari unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati),
dan budaya manusia.

B. NILAI LINGKUNGAN
Nilai – nilai yang dapat diperoleh dengan menggunakan lingkungan
sumber belajar, diantaranya sebagai berikut:
1. Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari siwa,
memperkaya wawasannya, tidak terbatas oleh empat dinding kelas, dan
kebenarannya lebih akurat.
2. Kegiatan belajar dimungkingkan akan lebih menarik, tidak
membosankan, dan menumbuhkan antusiasme siswa untuk lebih giat
belajar
3. Belajar akan lebih bermakana (meaning full learning) sebab siswa
dihadapkan dengan keadaan sebenarnya.
4. Aktivitas siswa akan lebih meningkat sengan
memungkinkannyamenggunakan berbagai cara seperti proses
mengmati, bertanya atau wawancara, membuktikan sesuatu, dan
menguji fakta.
5. Dengan memahami dan menghayati aspek kehidupan yang ada
dilingkungannya, dapat dimungkinkan terjadi pembentukan pribadi para
siswa, seperti cinta pada lingkungan.

C. JENIS LINGKUNGAN

Jenis lingkungan tersebut bisa berupa lingkungan sosial maupun


lingkungan alam atau lingkungan fisik. Lingkungan sosial sangat tepat
digunakan untuk mempelajari ilmu sosial dan kemanusiaan. Lingkungan
sosial berkenaan dengan interaksi siswa dalam kehidupan
bermasyarakat. Sedangkan lingkungan alam adalah segala sesuatu yang
sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam (air, hutan, tanah, batuan),
tumbuhan (flora), hewan (fauna), sungai, iklim, suhu udara dan sebagainya.
Gejala alam itu sifatnya relatif tetap, tidak seperti lingkungan sosial yang
sering terjadi perubahan. Oleh karena itu, sebenarnya akan lebih mudah
dipelajari oleh siswa. Ia dapat mengamati dan mencatat perubahan yang
terjadi termasuk proses terjadinya gejala alam. Contoh lain, masalah
kerusakan lingkungan dan penyebabnya dapat dipelajari oleh siswa, seperti
erosi, hutan gundul, pencemaran air, udara, dan tanah.
Agar penggunaan lingkungan ini efektif perlu disesuaikan dengan
tuntutan kurikulum pada masing – masing mata pelajaran yang ada, dan
lingkungan ini dijadikan sebagai salah satu media atau sumber belajar.
Dengan begitu maka lingkungan ini dapat berfungsi untuk memperkaya
bahan ajar, memperjelas konsep dan prinsip yang dipelajari dan bisa
dijadikan sebagai laboratorium belajar siswa.

D. TEKNIK MENGGUNAKAN LINGKUNGAN


Beberapa teknik yang dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
cara yaitu:
1. Melakukan kegiatan karyawisata/fieldtrip yaitu mengunjungi lingkungan
yang dijadikan objek studi tertentu sebagai bahan integral dari
pelaksanaan kurikulum.
2. Melaksanakan kegiatan perkemahan (school camping).
3. Melakukan kegiatan survei yaitu mengunjungi objek tertentu yang
relevan dengan tujuan pembelajaran.
4. Melakukan praktik kerja pada tempat-tempat pekerjaan yang ada di
lingkungan sekolah.
5. Mengadakan suatu proyek pelayanan kepada masyarakat, seperti
membantu dalam hal kebersihan lingkungan.

E. PROSEDUR PEMANFAATAN LINGKUNGAN

Ada 3 langkah yang bisa anda temouh auntuk menggunkan


lingkungan ini, yaitu:
1. Perencanaan, langkah perencanaan dalam pemanfaatan lingkungan
sebagai sumber belajar dapat anda lakukan melalui cara cara sebagai
berikut:
a. Tentukan kompetensi atau tujuan pembelajaran yang harus dicapai
siswa berkaitan dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber
belajar.

b. Tentukan objek yang akan dipelajari atau dikunjungi. Perhatikan


keterkaitannya dengan kompetensi pembelajaran dan kemudahan
dalam menggunkan lingkungan.

c. Rumusan cara belajar atau bentuk kegiatan yang harus dilakukan


siswa selama mempelajari lingkungan, seperti mencatat apa yang
terjadi, mengamati suatu proses, melakukan wawancara, membuat
sketsa dan lain – lain.

d. Siapkan pula hal yang sifatnya teknis, seperti tata tertib kegiatan yang
harus dipatuhi siswa, perijinan untuk mengadakan kegiatan,
perlengkapan yang harus dibawah dan alat atau instrumen yang akan
digunakan.

2. Pelaksanaaan, langkah pelaksanaan, yaitu melakukan berbagai


kegiatan belajar ditempat tujuan sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan.

3. Tindak lanjut, langkah ini bisa berupa kegiatan belajar di dalam kelas
untuk mendiskusikan hasil yang telah diperoleh dari lingkungan. Setiap
kelompok diminta untuk melaporkan hasilnya di depan kelas. Tugas
berikutnya, dapat diberikan guru kepada siswa, misalnya berupa pekerjaan
rumah, memyusun laporan dari kegiatan hyang telah dilakukan, menyusun
karangan berkenaan dengan kesan selama melakukan kegiatan atau
membuat pertanyaan yang berkenaan dnegan hasil karya wisata.
MODUL 7

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR 1


RANGKUMAN KEGIATAN BELAJAR 1

KETERAMPILAN BERTANYA

Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang paling


sederhana dibandingkan keterampilan lainnya. Keterampilan bertanya
merupakan keterampilan yang bersifat mendasar yang dipersyaratkan bagi
penguasaan keterampilan berikutnya.

A. RASIONAL
Menurut G.A Brown dan R Edmondson (1984) guru menggunakan 30%
dari waktunya untuk bertanya. Tujuan bertanya dalah untuk
mendapatkan informasi. Empat alasan mengapa seorang guru perlu
menguasai keterampilan bertanya:
1. Pada umumnya guru masih cenderung mendominasi kelas dengan
metode ceramahnya.
2. Kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat kita tidak membiasakan
nak untuk bertanya sehingga keinginan anak untuk bertanya selalu
terpendam.
3. Penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dalam
kegiatan pembelajaran menuntut keterlibatan siswa secara mental-
intelektual.
4. Adanya anggapan bahwa pertanyaan yang diajukan guru hanya
berfungsi untuk menguji pemahaman siswa.

B. DEFINISI DAN FUNGSI PERTANYAAN


Menurut G.A Brown dan R Edmondson (1984) mendefinisikan bahwa
pertanyaan sebagai “segala pernyataan yang menginginkan tanggapan
verbal (lisan)” . Turney (1979) mengidentifikasi 12 fungsi pertanyaan sbb:
1. Membangkitakan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu topik.
2. Memusatkan perhatian pada masalah tertentu.
3. Menggalakkan penerapan belajar aktif
4. Merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri.
5. Menstrukturkan tugas-tugas hingga kegiatan belajar dapat
berlangsung secara maksimal
6. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
7. Mengkomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus
terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
8. Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan
pemahamnannya tentang informasi yang diberikan.
9. Melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat
mendorong kesempatan berpikir.
10. Mengembangkan kebiasaan menangapi pertanyaan teman atau
pernyataan gur.
11. Memberi kesempatan untuk belajar diskusi
12. Membantu siswa menyatakan perasaan dan pikiran yang murni.

C. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN BERTANYA


Pada dasarnya keterampilan bertanya dapat dikelompokkan menjadi
dua bagian besar yaitu keterampilan bertanya dasar dan bertanya lanjut.
• Keterampilan bertanya dasar, terdiri atas komponen-komponen:
a) Pengajuan pertanyaan secara jelas dan singkat sehingga
mudah dipahami oleh siswa
b) Pemberian acuan berupa informasi yang perlu diketahui siswa
c) Pemusatan
d) Pemindahan giliran
e) Penyebaran
f) Pemberian waktu berfikir
g) Pemberian tuntunan

• Keterampilan bertanya lanjut terdiri atas beberapa komponen:


a) Pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan
b) Pengaturan urutan pertanyaan
c) Penggunaan pertanyaan pelacak
d) Peningkatan terjadinya interaksi

D. PRINSIP PENGGUNAAN

Dalam menerapkan ketrampilan bertanya dasar dan lanjut, guru perlu


memperhatikan prinsip prinsip berikut :
a) Kehangatan dan keantusiasan
b) Menghindari kebiasaan-kebiasaan mengulang pertanyaan sendiri,
mengulang jawaban siswa, menjawab pertanyaan sendiri, mengajukan
pertanyaan yang memancing jawaban serentak, mengajukan pertanyaan
ganda, dan menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan.
c) Memberikan waktu berfikir yang diberikan untuk pertanyaan tingkat
lanjut lebih banyak dari yang diberikan untuk pertanyaan tingkat dasar.
d) Mempersiapkan pertanyaan pokok yang akan diajukan
e) Menilai pertanyaan yang telah diajukan.

RANGKUMAN KEGIATAN BELAJAR 2

KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN

A. Pengertian dan Tujuan


Penguatan adalah respon yang diberikan terhadap perilaku atau
perbuatan yang dianggap baik, yang dapat membuat terulangnya
atau meningkatnya perilaku/perbuatan yang dianggap baik tersebut.
Tujuan memberi penguatan adalah:
1. Meningkatkan perhatian siswa
2. Membangkitkan dan memmelihara motivasi siswa
3. Memudahkan siswa belajar
4. Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa serta mendorong
munculnya perilaku yang positif
5. Menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa
6. Memelihara iklim kelas yang kondusif
B. Komponen Keterampilan Memberi Penguatan
1. Penguatan verbal merupakan penguatan yang paing mudah
digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yang dapat diberikan
dalam bentuk komentator, pujian, dukungan,
pengakuan/dorongan yang diharapakan dapat meningkatkan
tingkah laku dan penampilan siswa.
2. Penguatan nonverbal dapat ditunjukkan dengan berbagai cara
sebagai berikut:
✓ Mimik dan Gerakan badan
✓ Gerak mendekati
✓ Sentuhan
✓ Kegiatan yang menyenangkan
✓ Pemberian simbol atau benda
3. Penguatan tak penuh diberikan untuk jawaban/respon siswa
yang hanya sebagian benar sedangkan bagian lainnya masih
perlu diperbaiki
C. Prinsip Penggunaan
a. Kehangatan dan keantusiasan
b. Kebermaknaan
c. Menghindari penggunaan respon negative

Disamping ketiga prinsip diatas dalam memberikan penguatan guru


hendaknya memperhatikan hal-hal berikut sbb:

a. Sasaran penguatan
b. Penguatan harus diberikan dengan segera
c. Variasi dalam penggunaan
RANGKUMAN KEGIATAN BELAJAR 3

KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

Keterampilan dasar mengajar ketiga yang harus dikuasai selain


keterampilan bertanya dan keterampilan memberi penguatan yaitu
keterampilan mengadakan variasi. Pada keterampilan ini dapat dikuasai
jika guru telah menguasai keterampilan bertanya dan keterampilan
memberi penguatan. Oleh sebab itulah sebelum mulai mempelajari
keterampilan mengadakan variasi, terlebih dahulu seorang guru mampu
menguasai keterampilan bertanya dan keterampilan member penguatan.

A. Pengertian dan Tujuan


Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton,
variasi dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan
yang sengaja diciptakan/dibuat untuk memberikan kesan yang unik. Di
dalam kehidupan sehari-hari variasi memegang peranan yang sangat
penting. Tanpa variasi hidup ini akan menjadi membosankan namun
sebaliknya variasi membuat hidup menjadi lebih bergairah, dinamis, dan
penuh harapan. Sejalan dengan kehidupan sehari-hari, variasi sangat
diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa menjadi sangat bosan jika
guru selalu mengajar dengan cara yang sama. Tidak jarang terjadi adanya
siswa yang selalu hafal dengan “gaya” mengajar gurunya sehingga ia sudah
bisa menebak apa yang akan dikatakan oleh guru. Hal demikian, sering
dijadikan bahan permainan yang disampaikan dengan berbagai kode.
Tentu saja keadaan seperti ini, tidak menunjang keefektifan kegiatan
pembelajaran. Adapun tujuan daripada variasi di dalam kegiatan
pembelajaran antara lain sebagai berikut :
1) Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar.
2) Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu.
3) Mengembangkan keinginan siswa untuk mengetahui dan
menyelesaikan hal-hal baru.
4) Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam.
5) Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
Dengan tujuan seperti itu, kiranya dapat dipahami betapa pentingnya
keterampilan mengadakan variasi bagi seorang guru. Dengan variasi yang
diadakan guru, bukan saja siswa yang akan memperoleh kepuasan belajar,
tetapi guru pun akan memperoleh kepuasan dalam mengajar. Oleh karena
itu, seorang guru harus mampu mengadakan variasi dalam kegiatan
pembelajaran yang dikelolanya.

B. Komponen-Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi


Pada dasarnya, variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Variasi dalam gaya mengajar
Pada variasi dalam gaya belajar seorang guru sering dikaitkan dengan
kepribadian guru tersebut sehingga sering terdengar di antara para siswa
bahwa guru A duduk ketiak berbicara, guru B sering marah-marah, guru
C suka berguarau dan sebagainya. Secara garis besar, hal-hal yang
berkaitan dengan gaya mengajar yang dapat divariasikan oleh seorang
guru berkisar pada butir-butir sebagai berikut :
a) Variasi Suara
Suara guru dapat dikatakan merupakan faktor yang sangat
penting di dalam kelas karena sebagian besar kegiatan di kelas
akan bersumber dari hal-hal yang disampaikan guru secara lisan.
b) Pemusatan Perhatian
Dalam mengajar, guru sering menginginkan agar siswa
memperhatikan butir-butir penting yang sedang disampaikan. Hal ini
dapat dilakukan guru dengan mengucapkan kata-kata tertentu
secara khusus disertai isyarat atau gerakan seperlunya.
c) Kesenyapan
Dalam hal ini ketika gru sedang asyik berbicara suasana kelas agak
terganggu. Ada siswa yang mengantuk, berbicara atau bermain
dengan temannya atau mungkin ada yang sibuk sendiri. Untuk
mengatasi hal ini, guru dapat menerapkan kesenyapan, yaitu diam
sejenak sambil mamandang kepada siswa-siswa yang sedang sibuk
sendiri. Perubahan atau variable dari kadaan ada suara ke
kesenyapan yang tiba-tiba akan memberi pengaruh kepada siswa.
d) Mengadakan Kontak Pandang
Kontak pandang dengan seluruh siswa merupakan salah satu
senjata ampuh bagi guru dalam mengajar. Memandang seluruh
siswa ketika mulai berbicara dan kemudian memandang siswa
tertentu dengan tujuan mengecek pemahamannya mencerminkan
keakraban gubungan atara guru dan siswa dalam mengajar.
e) Gerakan Badan dan Mimik
Mimik dan gerakan badan merupakan alat komunikasi yang efektif.
Variasi mimik dan gerakan badan yang dilakukan secara tepat dapat
mengomunikasikan pesan secara lebih efektif dibandingkan dengan
ucapan yang bertele-tele. Hal ini dapat divariasikan antara lain,
ekspresi wajah, gerakan kepala, gerakan tangan, gerakan bahu,
gerakan badan secara keseluruhan.
f) Perubahan Dalam Posisi Guru
Posisi guru ketika mengajar di dalam kelas juga berpengaruh kepadan
kegairahan siswa belajar. Sebagai seorang guru selama mengajar
tidak seharusnya terpaku di sat teempat. Guru dapat memvariasikan
posisinya secara wajar, misalnya berdiri di depan kelas, pindah
kesamping atau kebelakang.
2. Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan
Pola interaksi dalam kegiatan pembelajaran dapat bervariasi dari yang
paling didominasi guru sampai yang berpusat pada siswa sendiri. Dilihat
dari pengorganiasasian siswa, pola interaksi dapat dibedakan atas pola
interaksi klasikal, kelompok, dan perorangan.
3. Variasi Dalam Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran
Alat dan media pembelajaran merupakan suatu faktor penting dalam
kegiatan pembelajaran. Konsep yang sukar dan membosankan untuk
disimak untuk menjadi menarik jika disajikan dengan menggunakan
media dan alat yang tepat. Alat bantu pelajaran data divariasikan sesuai
dengan fungsinya serta variasi kesensitifan indera para siswa. Variasi ini
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a) Variasi Alat Bantu yang Dapat Dilihat
Penggunaan alat bantu pembelajaran yang dapat dilihat merupakan
variasi yang kaya dan dapat meningkatkan minat dan perhatian para
siswa pada kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
b) Variasi Alat Bantu Pembelajaran yang Dapat Didengar
Pada umumnya, alat bantu pembelajaran yang dapat didengar
dengan mendominasi kelas. Oleh karena itu, suara guru harus cukup
mampu menarik perhatian siswa. Guru harus mampu mevariasikan
suaranya, dari tinggi ke rendah, sedih ke gembira.
c) Variasi Alat Bantu Pembelajaran yang Dapat Diraba dan
Dimanipulasi
Penggunaan alat ini secara tepat akan dapat menumbuhkan dan
memelihara minat siswa dalam belajar sehingga kegiatan
pembelajaran menjadi lebih efektif. Kesempatan memanipulasi alat
bantu pelajaran sangat langka terjadi, padahal kesempatan tersebut
member variasi yang sangat bermakna bagi siswa.

C. Prinsip Penggunaanan
Agar variasi dapat berfingsi secara efektif, guru perlu memperhatikan
prinsip penggunaan sebagai berikut :
1) Variasi yang dibuat harus mengandung maksud tertentu serta sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai, karakteristik kemampuan siswa, latar
belakang sosial budaya, materi yang sedang disajikan, dan
kemampuan guru menciptakan variasi tersebut.
2) Variasi harus terjadi secara wajar, tidak berlebihan sehingga tidak
mengganggu terjadinya proses belajar.
3) Variasi harus berlangsung secara lancar dan berkesinambungan,
hingga tidak merusak suasana kelas, dan tidak mengganggu jalannya
kegiatan belajar.
4) Komponen-komponen variasi yang memerlukan pengorganisasian dan
perencanaan yang baik perlu dirancang secara cermat dan
dicantumkan dalam rencana pembelajaran.

RANGKUMAN KEGIATAN BELAJAR 4

KETERAMPILAN MENJELASKAN

Keterampilan dasar mengajar keempat yang harus dikuasai oleh


guru adalah keterampilan menjelaskan. Kegiatan menjelaskan merupakan
kegiatan yang paling sering dilakukan guru dalam pembelajaran. Agar
penjelasan yang diberikan dapat dipahami dengan baik oleh siswa, tentu
saja guru harus menguasai teori memberikan pembelajaran.

A. Pengertian dan Penjelasan


Istilah menjelaskan sering dikacaukan dengan menceritakan,
misalnya pengalaman berkelana ke berbagai daerah yang diceritakan
kepada orang lain sering dianggap sebagai kegiatan menjelaskan. Dari segi
etimologis, kata menjelaskan mengandung makna “membuat sesuatu
menjadi jelas”. Dalam kegiatan menjelaskan terkandung makna pengkajian
ingormasi secara sistematis sehingga yang menerima penjelasan
mempunyai gambaran yang jelas tentang informasi yang satu dengan yang
lain. Sebagai satu keterampilan yang bersifat generic, keterampilan
menjelaskan seyoginya dikuasai oleh semua guru, terlepas dari
tingkat/kelas maupun bidang studi yang diajarkan. Kegiatan menjelaskan
bertujuan untuk :
1) Membantu siswa memahami berbagai konsep, hokum, dalil,
dan sebagainya
secaraobjektif dan bernalar.
2) Membimbing siswa menjawab pertanyaan “mengapa” yang muncul
dalam proses
pembelajaran.
3) Meningkatkan keterlibatan siswa dalam memecahkan berbagai
masalah melalui
cara berpikir yang lebih sistematis.
4) Mendapatkan balikan dari siswa tentang tifnkat pemahamannya
terhadap konsep
yang dijelaskan dan untuk mengatasi salah pengertian.
5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses
pemeliharaan dalam penyelesaian ketidakpastian.

Sementara itu, penguasaan keterampilan menjelaskan akan


memungkinkan guru untuk:
1) Meningkatkan efektivitas pembicaraan di kelas sehingga benar-benar
merupakan
penjelasasn yang bermakna bagi siswa.
2) Memperkirakan tingkat pemahaman siswa terhadap penjelasan yang
diberikan.
3) Membantu siswa menggali pengetahuan dari berbagai sumber
4) Mengatasi kekurangan berbagai sumber belajar
5) Menggunakan waktu secara efektif.

B. Komponen-Komponen Keterampilan Menjelaskan


Keterampilan memberikan penjelasan dapat dikelompokkan menjadi
2 bagian besar, yaitu keterampilan merencanakan penjelasan dan
keterampilan menyajikan penjelasan. Keberhasilan suatu penjelasan
sangat tergantung dari tingkat penguasaan guru terhadap kedua jenis
komponen keterampilan tersebut. Oleh karena itu, seorang guru ditntut
untuk mampu merencanakan dan menyajikan penjelasan.
1) Keterampilan Merencanakan Penjelasan
Merencanakan penjelasan mencakup 2 subkomponen, yaitu yang
berkaitan dengan isi pesan atau materi pembelajaran yang akan
dijelaskan dan yang mberkaitan dengan siswa sebagai penerima
pesan.
a) Merencanakan isi pesan
Merencanakan isi pesan atau materi pembelajaran merupakan
tahap awal dalam proses mejelaskan. Tidak dapat dipungkiri
bahwa perencanaan yang matang tentang materi yang akan
dijelaskan merupakan awal keberhasilan dari kegiatan
menjelaskan. Perencanaan ini mencakup tiga hal yaitu
menganalisis masalah yang akan dijelaskan secara
keseluruhan, menetapkan jenis hubungan antara unsur-unsur
yang berkaitan tersebut dan menelaah hukum, rumus, prinsip
atau generalisassi yang mungkin dapat digunakan dalam
menjelaskan masalah yang ditentukan.
b) Menganalisis karakteristik penerima pesan
Dalam merencanakan suatu penjelasan karakteristik siswa
sebagai penerima pesan perlu dipertimbangkan dengan cermat.
Sasaran utama penjelasan yang diberikan guru adalah
pemahaman siswa. Mampu tidaknya siswa memahami
penjelasan guru sangat tergantung dari kemampuan guru
menganalisis karakteristik siswa.

2) Keterampilan Menyajikan Penjelasan.


Keterampilan menyajikan penjelasan memegang peranan penting
dalam pelaksanaan rencana penjelasan yang sudah baik.
Keterampilan menyajikan penjelasan terdri dari komponen-komponen
berikut :
a) Kejelasan
Kejelasan dari suatu penjelasan tergantung dari berbagai faktor
seperti kelancaran dan kejelasan ucapan dalam berbicara,
susunan kalimat yang baik dan benar, penggunaan istilah-istilah
yang sesuai dengan perbendaharaan bahasa siswa, serta
penggunaan waktu “diam sejenak” untuk melihat reaksi siswa
terhadap penjelasan yang diberikan. Kelancaran dan kejelasan
ucapan dalam berbicara sangat menentukan kualitas suatu
penjelasan.
b) Penggunaan contoh dan ilustrasi
Suatu penjelasan akan menjadi lebih menarik dan mudah
dipahami jika disertai dengan contoh dan ilustari yang tepat.
Konsep yang sulit dan kompleks dapat dipermudah dengan
pemberian contoh dan ilustrasi yang diambil dari kehidupan
nyata para siswa. Pola pemberian contoh dikelompokkan
menjadi dua bagian yaitu pola induktif dan deduktif.
c) Pemberian tekanan
Dalam memberikan penjelasan, sering terjadi guru berbicara
panjang lebar tentang hal-hal yang sebenarnya sangat tipis
kaitannya dengan masalah pokok yang dijelaskan. Akibatnya,
setelah berakhirnya penjelasan, siswa tidak tahu apa
sebenarnya yang dijelaskan olah guru. Untuk menghindari hal
tersebut ada dua subketerampilan yang harus dikuasai oleh guru
dalam meberikan tekanan, yaitu variasi gaya mengajar dan
membuat struktur sajian.
d) Balikan
Tujuan utama guru dalam memberikan penjelasan adalah agar
siswa memahami masalah yang dijelaskan oleh guru. Oleh
karena itu, selam memberikan penjelasan guru hendaknya
meluangkan wkatu untuk memeriksa pemahaman para siswa
dengan cara menajukan pertanyaan atau melihat ekspresi wajah
siswa setelah mendengarkan penjelasan guru. Dengan cara
seperti ini, guru akan mendapatkan balikan dari penjelasan yang
diberikan.

C. Prinsip Penggunaan
Dalam memberikan penjelasan, guru perlu memperhatikan hal-hal berikut
1) Memperhatikan kaitan antara yang menjelaskan (guru), yang
mendengarkan, dan bahan yang dijelaskan. Ketiga komponen inin
harus mempunyai kaitan yang jelas sehingga bahan yang jelaskan guru
sesuai dengan khazanah pengalaman dan latar belakang kehidupan
siswa.
2) Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, dan akhir pelajaran
tergantung dari munculnya kebutuhan akan penjelasan.
3) Penjelasan yang diberikan harus bermakna dan sesuai dengan tujuan
pelajaran
4) Penjelasan dapat disajikan sesuai dengan rencana guru atau bila
kebutuhan akan suatu penjelasan muncul dari siswa, misalnya siswa
menajukan usatu pertanyaan yang memerlukan penjelasan.

Anda mungkin juga menyukai