Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 2 PERTEMUAN KEEMPAT

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL

Alqori Apmiranda
21129163

Media Pembelajaran Sederhana

Pengertian
Media pembelajaran sederhana adalah media pembelajaran yang bahan baku untuk
membuatanya mudah di dapat dan murah harganya, cara pembuatanya mudah, dan
pemanfaatanya dalam pembelajaran mudah digunakan tidak sulit.

Jenis-Jenis
Menurut (Kustiawan 2016:15) media pembelajaran sederhana yaitu media pembelajaran
sebagai bahan baku untuk membuat pembelajaran lebih mudah dan pemanfaatannya dalam
pembelajarannya tidak sulit. Jenis media pembelajaran sederhana meliputi:
1. Media Pembelajaran Sederhana 2 dimensi
Terdiri atas media grafis, media papan flanel dan media cetak.
a. Media Grafis
Media grafis adalah suatu penyajian secara visual yang menggunakan titik-
titik, garis-garis, gambar-gambar dengan maksud untuk menggambarkan,
merangkum suatu ide, data atau kejadian.

Contoh: bagan, diagram, gambar peta, dan globe.

Kelebihan: medianya sederhana dan mudah pembuatannya, biaya relatif


murah, bahan yang digunakan mudah diperoleh, mengatasi batasan ruang dan
waktu.

Kekurangan: tidak dapat dijangkau kelompok yang besar, hanya menekankan


persepsi indera mata (penglihatan) sehingga tidak dapat menampilkan unsur
audio.

b. Media Papan Flanel


Menurut Sukiman dalam Elihami, E., & Nurhayani, N (2017:1- 15) papan
flanel adalah papan yang berlapis kain flannel, sehingga gambar yang akan
disajikan dapat dipasang dan dilepas dengan mudah serta dapat dipakai
berkalikali. Papan flannel termasuk salah satu media pembelajaran dua

1
TUGAS 2 PERTEMUAN KEEMPAT
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL

dimensi, yang dibuat dari kain flannel yang ditempelkan pada sebuah triplek
atau papan.
Kemudian membuat guntingan-guntingan flannel atau kertas rempelas yang di
letakkan di bagian belakang gambar.
Media ini dapat digunakan untuk mengajarkan membedakan warna,
pengembangan perbendaharaan kata-kata, dramatisasi, mengembangkan
konsep memberi pesan tentang pokok-pokok cerita, membuat diagram,
grafik dan sejenisnya. Guru dapat menempelkan gambar, angka dan huruf
tersebut sehingga dapat terbaca oleh siswa atau anak didik.

c. Media Cetak
Media cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses
percetakan. Media pembelajaran berbasis teks cetak (print out) adalah
berbagai media penyampai pesan pembelajaran dimana pada nyater
kandung teks (bacaan) dan ilustrasi-ilustrasi pendukungnya. Media cetakan
meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas pengajaran dan
informasi. Contoh: buku teks, yaitu buku tentang suatu bidang studi atau
ilmu tertentu yang di susun untuk memudahkan para pendidik dan peserta
didik dalam upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penyusunan buku
teks ini di sesuaikan dengan urutan (squence) dan ruang lingkup (scope)
bidang studi tertentu.

Kelebihan: siswa dapat berhenti sewaktu-waktu untuk melihat sumber lain,


misalnya kamus, buku acuan, menggunakan kalkulator, dll, mampu
menyampaikan berbagai informasi yang berkaitan dengan fakta maupun
konsep abstrak yang bersifat pengetahuan, keterampilan ataupun sikap,
dapat digunakan kapan saja (pagi hari, siang hari, malam hari) dan dimana
saja (seperti dirumah, dikendaraan umum, terminal atau tempat lain yang
memungkinkan), penggunaannya mudah, tidak bergantung kepada
peralatan lain, kemasan media cetak umum nyaringan dan kecil
memungkinkan peserta didik yang mudah membawanya kemana saja
mereka pergi.

Kekurangan: proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama,


bahan cetak yang tebal mungkin dapat membosankan dan mematikan minat

2
TUGAS 2 PERTEMUAN KEEMPAT
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL

pembelajar untuk membacanya, tanpa perawatan yang baik, media cetak


akan cepat rusak, hilang atau musnah.

2. Media Pembelajaran Sederhana 3 Dimensi


Pemanfaatan media ini dapat dilihat dan disentuh langsung. Kelompok media ini
dapat berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun mati. Dapat pula berwujud
sebagai tiruan yang mewakili aslinya.

Ketika akan difungsikan sebagai media pembelajaran, benda asli dapat dibawa
langsung ke kelas, atau siswa sekelas dikerahkan langsung ke dunia sesungguhnya
di mana benda asli itu berada. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas
atau kelas tidak mungkin dihadapkan langsung ke tempat di mana benda itu
berada, maka benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media pembelajaran
yang efektif. Terdapat beberapa bentuk media pembelajaran 3 dimensi yaitu:
a. Belajar Benda Sebenarnya melalui Widya Wisata
Widya wisata adalah kegiatan belajar yang dilaksanakan melalui kunjungan
ke suatu tempat di luar kelas sebagai bagian integral dari seluruh kegiatan
akademis dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Dalam hal ini siswa
dapat diajak ke museum untuk mempelajari benda-benda yang ada di
dalamnya.

Kelebihan: siswa memperoleh pengalaman langsung sehingga proses


belajar menjadi lebih bermakna, membangkitkan minat siswa untuk
menyelidiki, melatih keterampilan hidup bersama dan tanggung jawab
bersama, menciptakan kepribadian yang komplit bagi guru dan siswa
mengintegrasikan pengajaran di kelas dengan kehidupan dunia nyata.

Kelemahan: sulit dalam pengaturan waktu, memerlukan biaya dan tanggung


jawab ekstra, obyek wisata yang dikunjungi jarang memberikan peluang
yang tepat dengan tujuan belajar.

b. Belajar Benda Sebenarnya melalui Spesimen


Terminologi benda sebenarnya digolongkan menjadi dua yaitu objek dan
benda contoh (spesimen). Obyek yaitu benda yang sebenarnya,

3
TUGAS 2 PERTEMUAN KEEMPAT
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL

sebagaimana adanya, tanpa perubahan, kecuali hanya dipindahkan dari


tempat aslinya. Spesimen artinya barang contoh, yaitu barang-barang asli
yang dijadikan sebagai contoh untuk mewakili benda asli yang sebenarnya
atau sebagian dari sejenis dari sekelompok benda yang sama untuk
dijadikan contoh., meliputi makhluk hidup dan benda tak hidup. Makhluk
hidup, yang ditampilkan adalah yang masih bisa hidup atau mati. Dengan
adanya specimen siswa mengetahui bagian dari bendanya yang mungkin
tidak terdapat di daerahnya atau ditempat mereka berada, sehingga mereka
tidak merasa asing lagi terhadap benda tersebut.

c. Belajar melalui Media Tiruan


Media tiruan yaitu benda tiruan dari suatu benda asli yang karena sesuatu
sebab tidak dapat ditunjukkan aslinya. Misalnya karena benda terlalu besar,
terlalu kecil, rumit, atau berada di tempat yang jauh. Dengan keterangan
diatas dalam model ini dibagi beberapa macam:
a) Model irisan: menggambarkan bagian-bagian dalam dari struktur objek.
Contoh: model irisan kulit manusia, model irisan lapisan-lapisan kulit
bumi, model irisan gunung berapi,irisan bagian dalam bumi lapisan
tanah, dan lapisan kayu/pohon.
b) Model penampang: memperlihatkan bagaimana sebuah objek itu tampak,
apabila bagian permukaannya diangkat untuk mengetahui susunan bagian
dalamnya. Model ini berguna untuk mata pelajaran biologi, karena
berfungsi untuk mengganti objek sesungguhnya. Contoh: anatomi
manusia dan hewan seperti mata, gigi, kepala, otak, tulang belulang,
paru- paru, jantung, dan bagian ginjal.
c) Model memperkecil/memperbesar, misalnya : miniatur candi, model
atom, molekul, dan sel.
d) Model perbandingan yaitu model yang dibuat betul-betul
memperthatikan perbandingan yang sesuai. Model tersebut mempunyai
ukuran akurat dan sebanding dengan benda aslinya. Misalnya :
digunakan dalam pembuatan relief peta. Dalam hal ini peta yang
digunakan adalah peta timbul . Peta timbul pada dasarnya peta dasar
yang dibentuk dengan tiga dimensi. Dibuat dari tanah liat atau bubur

4
TUGAS 2 PERTEMUAN KEEMPAT
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL

kertas. Penggunaannya sama dengan peta datar yaitu digunakan sebagai alat
peraga dalam pelajaran ilmu bumi dan kependudukan.
e) Model utuh, misalnya : model berbagai buah-buahan yang ukurannya
kurang lebih sama dengan aslinya.
f) Model susunan yaitu model yang menggambarkan suatu objek dimana
bagian-bagian dari objek tersebut dapat dilepas dan disusun kembali.
Tujuan bagian-bagian tersebut dapat dilepas adalah untuk memperjelas
tentang objek tersebut dan bila sudah selesai dapat disusun kembali.
g) Model kerja, yaitu tiruan dari objek yang memperlihatkan bagian luar
dari objek asli. Gunanya untuk memperjelas dalam pemberian materi
kepada siswa. Beberapa contoh model kerja adalah:
i. Alat-alat matematika: mistar-sorong, busur derajat.Peralatan musik:
biola, seruling, terompet, piano, tamburin.
ii. Mock-ups, yaitu penyederhanaan susunan bagian pokok dan suatu
proses atau sistem yang lebih ruwet. Guru menggunakan mock-up
untuk memperlihatkan bentuk berbagai objek nyata seperti
kondensator-kondensator, lampu-lampu tabung,serta pengeras suara,
lambang-lambang yang berbeda dengan apa yang tertera di dalam
diagram. Contoh : Prinsip-prinsip: tenaga pemecah nuklir,
penggunaan susunan perangkap tikus, tenaga jet, dll.
iii. Sistem-sistem: penyaring air minum, sistem irigasi, pencernaan dan
peredaran darah
h) Model boneka, berupa : tiruan mengenai manusia, dapat utuh, dapat pula
hanya bagian-bagiannya saja.
i) Model globe yaitu model penampang bumi yang dilukiskan dalam
bentuk benda bulat. Globe adalah alat peraga yang tepat untuk
menunjukkan negara-negara di dunia. Globe sangat memantu guru dalam
memberikan pemahaman kepada murid tentang pelajaran yang
diberikannya.
j) Model Padat (solid model), yaitu memperlihatkan bagian permukaan luar
dari pada objek dan sering kali membuang bagian-bagian yang
membingungkan gagasan-gagasan utamanya dari bentuk, warna dan
susunannya. Contoh model padat yaitu boneka, bendera, bola, anatomi

5
TUGAS 2 PERTEMUAN KEEMPAT
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL

manusia. Guna model padat untuk membantu dan melayani para siswa
sebagai informasi berbagai pengetahuan agar siswa lebih paham dalam
pelajaran.

Unsur-Unsur
Berikut ini adalah unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media
pembelajaran sederhana:
1. Kesederhanaan
Mengacu kepada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visualisasi. Jumlah
elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan
yang disajikan.
2. Keterpaduan
Hubungan yang terdapat diantara elemem-elemen visual. Elemem-elemen itu harus
saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan, sehingga sajian visual itu
merupakan suatu bentuk menyeluruh yang dapat dikenal dan dapat membantu
pemahaman pesan serta informasi yang dikandungnya.
3. Penekanan
Konsep yang disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang
menjadi pusat perhatian siswa, dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan
perspektif warna atau ruang penekanan dapat diberikan pada unsur yang terpenting.
4. Keseimbangan
Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang
memberikan persepsi keseimbangan-keseimbangan meskipun tidak seluruhnya
simetris. Keseimbangan yang seluruhnya simetris disebut keseimbangan formal
dengan menampakkan dua bayangan visual yang sama dan sebangun yang
cendrung tampak statis, sedangkan keseimbangan informal tidak seluruh simetris
yang memberi kesan dinamis dan menarik perhatian.
5. Bentuk
Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat membangkitkan minat dan perhatian
oleh siswa karena itu pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam penyajian pesan
perlu diperhatikan.
6. Baris
Untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat menuntun perhatian siswa
untuk mempelajari suatu urutan- urutan khusus.

7. Tekstur

6
TUGAS 2 PERTEMUAN KEEMPAT
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL

Yaitu unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus yang dapat
digunakan untuk penekanan unsur, seperti warna. Tekstur dapat digunakan untuk
penekanan suatu unsur seperti halnya warna.
8. Warna
Memberi kesan pemisahan, penekanan, untuk membangun keterpaduan,
mempertinggi tingkat realisme objek, menunjukkan persamaan dan perbedaan, dan
menciptakan respons emosional tertentu. Ada tiga hal penting yang harus
diperhatikan dalam menggunakan warna yaitu:
a. Pemilihan warna khusus merah, biru, dan sebagainya
b. Nilai warna yaitu tingkat ketebalan dan ketipisan warna itu dibandingkan
dengan unsur lain dalam visual tersebut.
c. Intensitas atau kekuatan warna untuk memberikan dampak yang diinginkan.

Manfaat
Beberapa keuntungan tersebut menurut (Noor, Prasetyo, & Fawaida, 2019) antara lain:
a. menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah ada di lingkungan,
b. memberikan pengalaman yang riil kepada siswa, pelajaran menjadi lebih konkrit,
tidak verbalistik.
c. karena benda-benda (media pembelajaran) tersebut berasal dari lingkungan siswa,
maka benda-benda tersebut akan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa,
d. Pelajaran lebih aplikatif, materi belajar yang diperoleh siswa melalui media
lingkungan kemungkinan besar akan dapat diaplikasikan langsung, karena siswa
akan belajar menemui benda-benda atau peristiwa serupa dalam kehidupan sehari-
hari,
e. Media lingkungan memberikan pengalaman langsung kepada siswa,
f. Lebih komunikatif, sebab benda dan peristiwa yang ada dilingkungan siswa
biasanya lebih mudah dicerna oleh siswa dibandingkan dengan media yang dikemas
(didesain).

Adapun manfaat media murah meriah (sederhana) dalam pembelajaran menurut Noor et.al.,
(2019) adalah:

7
TUGAS 2 PERTEMUAN KEEMPAT
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL

a. membangun komunitas berbasis pendidikan yang kreatif,


b. Mengembangkan berbagai alternative media sederhana yang kreatif dan
berkesinambungan sedemikian rupa sehingga mampu membantu anak didik tumbuh
dan berkembang menjadi pribadi yang kritis, kreatif, mandiri dan peduli terhadap
lingkungan,
c. Membangun jaringan kerja dalam upaya mengembangkan berbagai media alternatif.

Karakteristik Media yang Murah


Menurut (Yaumi, 2017) antara lain:
a. memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggabungkan unsur
audio dan visual,
b. bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi
respon pengguna,
c. bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi
sedemikian rupa sehingga pengguna dapat menggunakan tanpa bimbingan orang
lain.

Cara Guru Mengembangkan Media Pembelajaran Sederhana


Guru dituntut untuk kreatif untuk membuat dan mengembangkan sendiri media
pembelajaran yang berasal dari barang bekas dan barang sederhana dengan berpedoman
pada rambu-rambu yang dipaparkan oleh (Yaumi, 2017) berikut:
a. gunakan barang bekas atau barang sederhana yang murah dan mudah di dapat,
b. media yang dibuat hendaklah yang bisa meningkatkan perhatian dan pemahaman
siswa,
c. Bahan yang dikembangkan hendaklah yang bisa menciptakan siswa berpikir
kritis, mengundang siswa untuk bertanya, ingin tahu dan ingin mencari kebenaran,
d. bahan yang digunakan hendaklah yang bisa merujuk kepada upaya mendorong
kemampuan siswa untuk memahami dan mengingat secara tegas dan jelas materi
pembelajaran yang disajikan,
e. media yang dibuat harus mampu memberikan kebersamaan bagi siswa dengan
kondisi yang menyenangkan dalam mengikuti pembelajaran,
f. siswa mencatat atau menulis segala hal yang ia dengar dan mengamati selama guru
mempergunakan media ciptaannya guna meningkatkan daya ingat siswa

8
TUGAS 2 PERTEMUAN KEEMPAT
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL

DAFTAR PUSTAKA

Elihami, E., & Nurhayani, N. 2017. Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Melalui
Media Papan Flannel Di Kelompok Bermain. Jurnal Pendidikan Edumaspul, 4(1),
1-15.
Fahmi, F., Anas, N., Ningsih, R. W., Khairiah, R., & Permana, W. H. (2021). Pemanfaatan
Media Pembelajaran Sederhana Sebagai Sumber Belajar: Use Of Simple Learning
Media as A Source of Learning. Decode: Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi,
1(2), 57-63.

Pebrianti, F. (2019). Kemampuan Guru Dalam Membuat Media Pembelajaran Sederhana.


Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra, 93-98.
Prasetyo, D. R., Fawaida, U., & Noor, F. M. (2019). Pemanfaatan Alat Dan Bahan
Dari Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran Sederhana Mata Pelajaran Ipa
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Mts Muwahidun
Gembong.Thabiea: Journal of Natural Science Teaching,2(2), 111-117.
Simatupang, H. (2019). Strategi Belajar Mengajar Abad-21. Surabaya: CV. Cipta Media
Edukasi.
Yaumi, M. (2017). Ragam Media Pembelajaran: Dari Pemanfaatan Media Sederhana
Ke Penggunaan Multi Media. Seminar Nasional dan Workshop tentang
Pemanfaatan Media Pembelajaran dan Pengembangan Evaluasi Sistem
Pembelajaran Berorientasi Multiple Intelligences, 21-44.
Yudhimunadi. 2012, Media Pembelajaran_Sebuah Pendekatan Baru. Gaung Persada (GP)
Press: Jakarta.
Zahara, M. (2015). Urgenitas Dalam Mendukung Proses Pembelajaran Yang Kondusif.
Jurnal Ilmiah CIRCUIT, 1(1), 60-73.

Anda mungkin juga menyukai