Anda di halaman 1dari 14

TUGAS INDIVIDU 6

MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI

OLEH:
LAVIONY BELLA SUKMA
23031118
PENDIDIKAN BIOLOGI KELAS E

DOSEN PENGAMPU:
Drs. RISTIONO SOEGENG, M. Pd.

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
KARAKTERISTIK MEDIA TIRUAN DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

A. PENGERTIAN MEDIA TIGA DIMENSI

Media tiga dimensi ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara

visual tiga dimensional.Moedjiono (1992) mengatakan bahwa media sederhana tiga dimensi

memiliki kelebihan-kelebihan:

 memberikan pengalaman secara langsung,

 penyajian secara kongkrit dan menghindari verbalisme,

 dapat menunjukkan obyek secara utuh baik konstruksi maupun cara kerjanya,

 dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas,

 dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.

Kelemahan-kelemahannya adalah:

 tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah yang besar,

 penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatannya rumit.

Contoh media tiga dimensi diantaranya adalah model, boneka dan lainsebagainya.

1. MODEL

Model adalah tiruan tiga dimensional dari beberapa objek nyata yang terlalu

besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang atau terlalu ruwet untuk

dibawa ke dalam kelas dan dipelajari siswa dalam wujud aslinya. Media tiruan atau

Model merupakan tiruan dari benda yang berbentuk tiga dimensi yang dibuat sedemikian
rupa sehingga serupa dalam bentuk dan tidak sama dalam hal-hal yang lainnya. Model

dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu: model padat, model penampang, model

susun, model kerja, dan diorama.

Ada beberapa tujuan belajar dengan menggunakan model, yaitu:

 Untuk mengatasi kesulitan yang muncul ketika mempelajari objek yang terlalu

besar.

 Untuk mempelajari objek yang telah menyejarah di masa lampau.

 Untuk mempelajari objek-objek yang tak terjangkau secara fisik.

 Untuk mempelajari obyek yang mudah dijangkau tetapi tidak memberikan

keterangan yang memadai (misalnya mata manusia, telinga manusia).

 Untuk mempelajari konstruksi-konstruksi yang abstrak

 Untuk memperlihatkan proses dari objek yang luas (misalnya proses peredaran

planet-planet).

Keuntungan-keuntungan menggunakan model adalah:

 Belajar dapat difokuskan pada bagian yang penting-penting saja.

 Dapat mempertunjukkan struktur dalam suatu objek.

 Siswa memperoleh pengalaman yang konkrit.

2. MODEL PADAT

Model padat biasanya memperlihatkan bagian permukaan luar dari objek dan acapkali

membuang bagian-bagian yang membingungkan gagasan- gagasan utama dari bentuk, warna

dan susunannya. Kegiatan membuat model oleh para siswa sangat bermanfaat dalam
mengembangkan konsep realistik pada dirinya. Misalnya siswa diberi tugas membuat peta

timbul, gunung api, pegunungan dan sebagainya.

Peta timbul adalah peta yang dapat menunjukkan tinggi rendahnya permukaan bumi.

Secara fisik peta timbul termasuk model lapangan, walaupun untuk objek lokasi yang lebih

luas. Peta timbul mempunyai ukuran panjang, lebar, dan dalam (lekukan relief). Keuntungan

peta timbul jika dibandingkan dengan peta datar adalah lebih mudah memberikan pengertian

atau gambaran tentang keadaan permukaan bumi. Dengan melihat peta timbul siswa

memperoleh gambaran yang jelas tentang perbedaan letak tepi pantai, dataran rendah,

dataran tinggi, pegunungan, gunung berapi, lembah, danau-danau, dan sebagainya. Siswa

akan mudah memperoleh pengertian atau memahami mengapa tinggi tempat/gunung diukur

dari permukaan air laut dan sebagainya.

3. MODEL PADAT

Kelebihan dari model padat:

 Dapat memberikan pengalaman secara langsung

 Dapat dibuat dengan biaya yang murah

 Dapat mengembangkan konsep realisme siswa

Kekurangandari model padat:

 Tidak dapat menjangkausasaran dalamjumlah besar.

 Anak tunanetra sulit untuk mengaplikasikannya.


4. MODEL PENAMPANG

Model penampang yaitu media tiga dimensi yang memperlihatkan bagaimana sebuah

objek tampak, apabila bagian permukaannya dibuang untuk mengetahui susunan dalamnya,

misalnya model penampang melintas dari lapisan bumi.

Kelebihan dari model penampang:

 Dapat memberikan pengalaman secara langsung.

 Hasil belajar lebih mendalam dan mantap.

 Dapat mempermudah pemahaman karena merupakan pengganti objek yang

sesungguhnya.

 Dapat dibuat dengan biaya yang relatif murah.

 Belajar dapat difokuskan pada bagian yang penting-penting saja.

Kekurangan dari model penampang:

 Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah yang banyak.

 Penyimpanan memerlukan ruang dan perawatan.

 Anak tunanetra sulit membandingkannya.

 Jika membeli alat perga membutuhkan biaya yang besar.

5. MODEL SUSUN

Model susun terdiri dari beberapa bagian objek yang lengkap atau sedikitnya suatu

bagian penting dari objek itu. Seorang guru mempersiapkan peta yang terbuat dari kayu atau
benda padat lainnya yang terdiri dari bagian- bagian tertentu. Selanjutnya siswa disuruh

menyusun bagian-bagian itu agar ia bermakna.

Kelebihan dari model susun:

 Memberikan pengalaman secara langsung.

 Penyajian secara kongkrit dan menghindari verbalisme.

 Dapat menunjukkan objek secara utuh baik kontruksi maupun cara kerjanya.

 Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas.

 Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.

Kekurangan dari model susun:

 Tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah besar.

 Anak tunanetra sulit untuk membandingkannya.

 Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang rumit.

6. MODEL KERJA

Kelebihan dari model kerja:

 Memberikan pengalaman secara langsung.

 Dapat menunjukkan objek secara utuh baik cara kerjanya.

 Dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas.

 Dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.


Kekurangan dari model kerja:

 Tidak dapat menjangkau sasaran dalam jumlah besar.

 Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan perawatan yang rumit.

 Untuk membuat alat peraga ini membutuhkan biaya yang besar.

 Anak tunanetra sulit untuk mengaplikasikannya secara sempura.

7. DIORAMA

Diorama adalah sebuah pemandangan tiga dimensi mini, bertujuan untuk

menggambarkan pemandangan sebenarnya. Dalam mata pelajaran geografi dibuat

diorama berupa gua tiruan dengan bahan dari kertas semen bekas. Disana dapat dilihat

stalaktit dan stalakmit, bisa juga dibuat mengenai lingkungan hidup dan sebagainya.

8. MODEL IRISAN

Untuk memperlihatkan struktur bagian dalam suatu bentuk atau objek agar

mendapatkan pengertian yang jelas tentang bagian-bagiannya maka digunakanlah model

irisan. Model irisan ini dibuat dengan beberapa alasan yang antara lain benda aslinya

tertutup dan terlalu besar, misalnya gunung berapi, sedang murid memerlukan penjelasan

tentang struktur bagian dalamnya. Alasan lain adalah alasan kesesuaian, misalnya untuk

mendapat pemahaman yang jelas tentang struktur bagian dalam mata manusia, kita tidak

mungkin membuat irisan langsung pada tubuh manusia, sekalipun sudah mati. Untuk itu

diperlihatkan tiruan untuknya.


9. MODEL LAPANGAN

Model lapangan ini dibuat untuk menerangkan suatu daerah tertentu atau kondisi

wilayah tertentu. Misalnya pelabuhan udara, daerah perkebunan, proyek perumahan, dan

sebagainya. Model lapangan dibuat untuk memperjelas lokasi suatu bangunan tertentu.

Tentu saja model lapangan ini perlu dilengkapi dengan berbagai bentuk model yang

sedang disederhanakan. Biasanya model semacam ini disebut maket (maquette).

Walaupun dilengkapi dengan berbagai model yang disederhanakan dan juga

menggunakan prinsip model perbandingan, dalam model ini yang diutamakan adalah

bentuk kejelasan lokasinya. Dengan model ini, orang yang akan mempelajari atau

menyelidiki lokasi suatu daerah akan mendapat kejelasan yang memadai melalui model

ini.

10. GLOBE

Globe adalah benda tiruan bentuk bumi yang diperkecil. Tujuan penggunaan

globe adalah menunjukkan bentuk bumi yang sebenarnyadalam skala kecil, menunjukkan

jarak pada suatu titik tertentu, menunjukkan skala- skala tentang jarak pada lingkungan

yang luas.

11. BONEKA

Boneka adalah benda tiruan dari bentuk manusia dan binatang. Sebagai media

pendidikan, dalam penggunaan boneka dimainkan dalam bentuk sandiwara boneka

(diodrama).
Keuntungan menggunakan boneka:

 Efisien terhadap waktu, tempat, biaya dan persiapan.

 Tidak memerlukan keterampilan yang rumit.

 Dapat mengembangkan imajinasi dan aktivitas anak dalam suasana gembira.

Supaya alat- alat visual tiga dimensi itu baik itu yang asli maupun contoh menjadi

alat peraga yang efektif. Ada beberpa persyaratan yang perlu diperhatikan:

 Alat visual tiga dimensi harus dapat dilihat oleh semua yang sedang belajar secara

bersama.

 Beri kesempatan bagi mereka yang belajar untuk memeriksa alat-alat dimensi

yang digunakan.

 Gunakan alat peraga tambahan seperti gambar dua dimensi.

 Perhatikan alat-alat visual tiga dimensi itu pada waktu diperlukan saja.

Macam-macam boneka diantaranya adalah:

 Boneka jari (dimainkan dengan jari tangan)

 Boneka tangan (satu tangan memainkan satu boneka)

 Boneka tongkat seperti wayang-wayangan

 Boneka tali sering disebut marionet (cara menggerakkan melalui tali yang

menghubungkan kepala, tangan, dan kaki)

 Boneka bayang-bayang (shadow puppet) dimainkan dengan cara mempertontonkan gerak

bayang- bayangnya.
B. MODEL SKEMA PROSES

Dalam pembelajaran biologi, terdapat beberapa model skema proses yang dapat

digunakan untuk memahami karakteristik media tiruan pembelajaran. Berikut adalah

beberapa contoh model skema proses yang relevan dalam konteks ini:

1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model pembelajaran berbasis masalah menekankan pada pemberian

masalah nyata kepada peserta didik sebagai titik awal pembelajaran. Dalam

konteks karakteristik media tiruan pembelajaran biologi, model ini dapat

digunakan untuk mengembangkan media yang mempresentasikan masalah-

masalah biologi yang relevan dan menarik bagi peserta didik. Media tersebut

harus memenuhi karakteristik seperti tujuan pembelajaran yang jelas, penyajian

materi sesuai dengan kompetensi, kebenaran konsep, alur proses pembelajaran

yang jelas, petunjuk penggunaan yang jelas, adanya apersepsi, kesimpulan,

contoh, dan latihan yang disertai umpan balik, serta mampu membangkitkan

motivasi belajar siswa.

Kelebihan PBL

Kelebihan atau manfaat model pembelajaran PBL menurut Kurniasih &

Sani (2016, hlm. 48) adalah dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar

untuk mentransfer pengetahuan yang baru serta mengembangkan kemampuan

berpikir kritis dan ketrampilan kreatif.


Selain itu, Shoimin (2017, hlm. 132) mengungkapkan beberapa kelebihan

model pembelajaran berbasis masalah yang meliputi:

 mendorong siswa untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah

pada dunia nyata,

 membangun pengetahuan siswa melalui aktivitas belajar,

 mempelajari materi yang sesuai dengan permasalahan,

 terjadi aktivitas ilmiah melalui kerja kelompok pada siswa,

 kemampuan komunikasi akan terbentuk melalui kegiatan diskusi dan

presentasi hasil pekerjaan,

 melalui kerja kelompok siswa yang mengalami kesulitan secara

individual dapat diatasi.

Manfaat Problem Based Learning

Selain berbagai kelebihan di atas, Warsono & Hariyanto (2013, hlm. 152)

mengemukakan pendapat bahwa kekuatan atau manfaat utama penerapan model

pembelajaran PBL adalah sebagai berikut.

 Siswa akan tertantang untuk menyelesaikan masalah yang akan membuat

siswa menjadi terbiasa menghadapi masalah

 Solidaritas sosial akan terpupuk dengan adanya diskusi dengan teman satu

kelompok,

 Guru dengan siswa akan semakin akrab


 Siswa akan terbiasa menerapkan metode eksperimen karena ada

kemungkinan suatu masalah yang harus diselesaikan siswa melalui

eksperimen

Kekurangan PBL

Sementara itu, kelemahan penerapan model pembelajaran Problem Based

Learning menurut Shoimin (2017, hlm. 132) antara lain:

 tidak semua materi pembelajaran dapat menerapkan PBL, guru harus tetap

berperan aktif dalam menyajikan materi (dan akan kesulitan dalam kelas

gemuk);

 keragaman siswa yang tinggi dalam suatu kelas akan menyulitkan dalam

pembagian tugas berdasarkan masalah nyata.

Selain itu, menurut Abidin (2014, hlm. 163) kekurangan dalam model

pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut.

 Siswa yang terbiasa mendapatkan informasi yang diperoleh dari guru

sebagai narasumber utama akan merasa kurang nyaman dengan cara

belajar sendiri dalam pemecahan masalah.

 Jika siswa tidak mempunyai rasa kepercayaan bahwa masalah yang

dipelajari sulit untuk dipecahkan maka mereka akan merasa enggan untuk

mencoba memecahkan masalahnya.


 Tanpa adanya pemahaman siswa terhadap mengapa mereka harus

berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari maka mereka

tidak akan belajar apa yang ingin mereka pelajari.

Tujuan Problem Based Learning

Hosnan (2014, hlm. 298) menjelaskan bahwa tujuan utama dari model PBL bukan

sekedar menyampaikan pengetahuan kepada siswa namun juga mengembangkan

kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah serta kemampuan siswa

itu sendiri yang secara aktif dapat memperoleh pengetahuannya sendiri.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Al-Tabany (2017, hlm. 71) yang

menyatakan bahwa model problem based learning berusaha untuk membantu siswa

menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom.

Melalui bimbingan guru yang secara berulang-ulang mendorong dan

mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan dan mencari penyelesaian terhadap

masalah nyata oleh mereka sendiri, siswa secara tidak langsung akan belajar untuk

menyelesaikan tugas-tugas itu secara mandiri dalam hidupnya kelak.

2. Model Pembelajaran Kontekstual

Model pembelajaran kontekstual menekankan pada keterkaitan antara

materi pelajaran dengan kehidupan nyata peserta didik. Dalam konteks

karakteristik media tiruan pembelajaran biologi, model ini dapat digunakan untuk
mengembangkan media yang mengaitkan konsep-konsep biologi dengan situasi

atau konteks kehidupan sehari-hari peserta didik. Media tersebut harus mampu

membangkitkan motivasi belajar siswa, menyajikan gambar, animasi, teks, dan

warna secara serasi dan harmonis, serta mendukung kontekstual dan sosial.

3. Model Pembelajaran Ekspositori

Model pembelajaran ekspositori menekankan pada proses penyampaian

materi secara verbal oleh guru kepada peserta didik. Dalam konteks karakteristik

media tiruan pembelajaran biologi, model ini dapat digunakan untuk

mengembangkan media yang mempresentasikan materi biologi secara verbal,

misalnya melalui video atau rekaman suara. Media tersebut harus mampu

menjelaskan konsep-konsep biologi dengan jelas dan menarik agar peserta didik

dapat menguasai materi secara optimal

Pemilihan model skema proses yang tepat dalam pengembangan media tiruan

pembelajaran biologi akan tergantung pada tujuan pembelajaran, karakteristik peserta

didik, serta konteks pembelajaran. Penting bagi pengembang media pembelajaran biologi

untuk memahami dan menguasai berbagai model skema proses agar dapat merancang

media yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai