Anda di halaman 1dari 11

BABI

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Proses pembelajaran dengan menggunakan bantuan alat peraga tidak


selamanya dapat membuahkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan
tidak tertutup kemungkinan digunakannya alat peraga justru bukannya membantu
memperjelas konsep, akan tetapi sebaliknya misalnya membuat siswa menjadi
bingung.
Dalam memilih alat peraga secara tepat terdapat lima hal yang harus di
perhatikan oleh guru yakni:tujuan, materi pelajaran, strategi belajar mengajar,
kondisi dan siswa yang belajar serta perlu waspada, sehingga tidak memakai media
mengajar yang tidak begitu kecil, sehingga anak sulit melihat dan menjadi ribut.
Serta gambar yang terlalu asing pada perasaan anak, umpanya gambar tertentu dari
luar negeri yang kurang cocok di Indonesia. Perasaan aneh atau lucu tidak
menguntungkan dalam proses belajar mengajar ini. Karena itu guru sebaiknya
memakai alat peraga yang tepat dan bermutu sebagai alat Bantu mengajar.
Supaya sumber belajar dapat mempengaruhi proses belajar dengan efektif
dan efisien, perlu ada yang mengatur. Yang bertugas mengatur adalah instruction.
Tujuannya dalam hal ini ialah mengusahakan agar terjadi interaksi antara siswa
dengan sumber belajar yang relevan dengan tujuan instruksional yang akan dicapai.
Agar alat dapat berfungsi dengan efektif dalam menunjang proses belajar perlu
dikembangkan dengan memperhatikan tujuan instruksional yang akan dicapai.
Kecuali itu, penggunaannya dalam program intruksional harus direncanakan secara
sistematis seksama melalui serangkaian kegiatan yang disebut pengembangan
instruksional.
AECT, mendefinisikan teknologi sebagai suatu proses yang kompleks dan
terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk
menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan
mengelola pemecahan masalah yang mengangkut semua aspek belajar manusia.
Tekologi instruksional adalah suatu proses yang kompleks dan terintegrasi,
meliputi orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah
dan merancang, melaksanakan dan menilai, serta mengelola pemecahan terhadap
masalah tersebut dalam situasi-situasi dimana proses belajar dilakukan secara
sengaja, bertujuan dan terkontrol.

2. PERMASALAHAN

1. Apa fungsi alat peraga dalam meningkatkan pembelajaran ?


2. Apa sajakah jenis-alat yang di terapkan dalam pembelajaran ?
3. Bagamanakah penerapan alat peraga dalam pembelajaran ?
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN ALAT PERAGA

Alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga
dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan
efisien (Sudjana, 2002 :59 ). Alat peraga merupakan salah satu komponen penentu
efektivitas belajar.Alat peraga mengubah materi ajar yang abstrak menjadi kongkrit
dan realistik. Penyediaan perangkat alat peraga merupakan bagian dari pemenuhan
kebutuhan siswa belajar, sesuai dengan tipe siswa belajar.
Pembelajaran menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi
seluruh panca indra siswa untuk meningkatkan efektivitas siswa belajar dengan cara
mendengar, melihat, meraba, dan menggunakan pikirannya secara logis dan
realistis. Pelajaran tidak sekedar menerawang pada wilayah abstrak, melainkan
sebagai proses empirik yang konkrit yang realistik serta menjadi bagian dari hidup
yang tidak mudah dilupakan.
Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat Bantu
untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Proses belajar mengajar
ditandai dengan adanya beberapa JEunsur antara lain tujuan, bahan, metode dan
alat, serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa
dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau tehnik untuk
mengantarkan sebagai bahan pelajaran agar sampai tujuan. Dalam pencapain
tersebut, peranan alat Bantu ataualat peraga memegang peranan yang penting
sebab dengan adanya alat peraga ini bahan dengan mudah dapat dipahami oleh
siswa.Alat peraga sering disebut audio visual, dari pengertian alat yang dapat
diserap oleh mata dan telinga.Alat tersebut berguna agar pelajaran yang
disampaikan guru lebih mudah dipahami oleh siswa. Dalam proses belajar
mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses
belajar siswa lebih efektif dan efisien.

2. JENIS-JENIS ALAT PERAGA


Ada beragam jenis alat peraga pembelajaran, dari mulai benda aslinya,
tiruannya, yang sederhana sampai yang canggih, diberikan dalam kelas atau di luar
kelas. Bisa juga berupa bidang dua dimensi (gambar), bidang tiga dimensi (ruang),
animasi / flash (gerak), video (rekaman atau simulasi).Teknologi telah mengubah
harimau yang ganas yang tidak mungkin di bawa dalam kelas bisa tampik di dalam
kelas dalam habitat kehidupan yang sesungguhnya.
Alat peraga pembelajaran sederhana dapat dibuat dari bahan-bahan sederhana
seperti karton, kardus, styrofoam, dan juga bisa memanfaatkan software-software
komputer yang dapat menciptakan alat peraga. Jika guru belum memiliki
kemampuan untuk menciptakan alat peraga berbasis TIK maka guru dapat
memanfaatkan hasil alat peraga yang telah diciptakan oleh rekan-rekan sejawat
yang lain. Eksplorasilah kemampuan pencarian informasi melalui internet, maka guru
akan mendapatkan beragam alat peraga pembelajaran berbasis TIK yang bisa
dipergunakan secara cuma-cuma.
Animasi atau lebih akrab disebut dengan film animasi, adalah film yang
merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang
bergerak.Dengan bantuan komputer dan grafika komputer, pembuatan film animasi
menjadi sangat mudah dan cepat (wikipedia, 2009).
Flash adalah alat untuk membuat web site yang interaktif dan web site yang
dianimasikan (mohkaris.blogspot.com, 2009). Animasi flash adalah gambar bergerak
yang dibuat dengan menggunakan alat untuk membuat web site yang interaktif dan
web site yang dianimasikan. (mohkaris.blogspot.com, 2009).
Simulasi adalah suatu peniruan sesuatu yang nyata, keadaan sekelilingnya
(state of affairs), atau proses.Aksi melakukan simulasi sesuatu secara umum
mewakilkan suatu karakteristik kunci atau kelakuan dari sistem-sistem fisik atau
abstrak (wikipedia, 2009).

Jenis alat peraga dikelompokan menjadi dua, yaitu :


1. Alat peraga dua dan tiga dimensi Bagan, grafik, poster, gambar mati, peta datar,
peta timbul, globe, papan tulis
2. Alat peraga yang diproyeksikan Film, slide dan filmstrip

Adapun beberapa contoh alat peraga yang dapat digunakan dalam mengajar
yaitu:
a. Gambar
Gambar adalah suatu bentuk alat peraga yang nampaknya saling dikenal dan
saling dipakai, karena gambar disenangi oleh anak berbagai unur, diperoleh dalam
keadaan siap pakai, dan tidak mengita waktu persiapan.
b. Peta
Peta bisa menolong mereka mempelajari bentuk dan letak negara-negara
serta kota-kota yang disebut Al-kitab.Salah satu yang harus diperhatikan,
penggunaan peta sebagai alat peraga hanya cocok bagi anak besar/kelas besar.
c. Papan tulis
Peranan papan tulis tidak kalah pentingnya sebagai sarana mengajar.Papan
tulis dapat dirima dimana-mana sebagai alat peraga yang efektif.Tidak perlu menjadi
seorang seniman untuk memakai papan tulis. Kalimat yang pendek, beberapa
gambaran orang yang sederhana sekali, sebuah diagram, atau empat persegi
panjang dapat menggambarkan orang, kota atau kejadian.
d. Boks pasir
Anak kelas kecil dan kelas tengah sangat menggemari peragaan yang
menggunakan boks pasir. Boks pasir dapat diciptakan “peta” bagi mereka
khususnya bagi kelas tengah karena pada umur tersebut mereka sudah mengetahui
jarak dari desa ke desa. (Pepak.sabda.org.and omtions.blogspot.com)
Selain alat peraga yang disebutkan di atas, media mengajar yang paling
dikenal di dalam pelayanan anak sering disebut dengan istilah singkat, alat peraga
berbentuk fleschard, wayang, boneka jari, rumah palestina dan sebagainya.
Adapun alat peraga yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan alat peraga gambar karena disenangi anak berbagai umur, diperoleh
dalam keadaan siap pakai, dan tidak mengita waktu persiapan selain itu untuk
menarik perhatian siswa dalam melakukanya yang akan diujikan pada siswa kelas IV
SD Negeri 14 Mataram tahun ajaran 2007/2008.

3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA


Adapun kelebihan dan kekurangan penggunaan alat peraga dalam
pengajaran yaitu:

Kelebihan penggunaan alat peraga yaitu:


 Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih menarik
 Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah
memahaminya
 Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah bosan
 Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti :mengamati, melakukan
dan mendemonstrasikan dan sebagainya.

Adapun tujuan dari alat peraga untuk:


1. Memperkenalkan, membentuk, memperkaya, serta memperjelas.
2. Mengembangkan sikap yang dikehendaki.
3. Mendorong kegiatan siswa lebih lanjut.

Pemakaian alat peraga merangsang imajinasi anak dan memberikan kesan


yang mendalam dalam mengajar, panca indra dan seluruh kesanggupan seorang
anak perlu dirangsang, digunakan dan libatkan, sehingga tak hanya mengetahui,
melainkan dapat memakai dan melakukan apa yang dipelajari. Panca indera yang
paling umum dipakai dalam mengajar adalah “ mendengar” melalui pendengaran,
anak mengikuti peristiwa-peristiwa dan ikut merasakan apa yang disampaikan.
Seolah-olah telinga mendapatkan mata. Anak melihat sesuatu dari apa yang
diceritakan. Namun ilmu pendidikan berpendapat, bahwa hanya 20% dari apa yang
didengar dapat diingat kemudian hari. Kesan yang lebih dalam dapat dihasilkan
jikalau apa yang diceritakan “dilihat melalui sebuah gambar “. Dengan demikian,
melalui” mendengar “ dan “ melihat” akan diperoleh kesan yang jauh lebih
mendalam.

Kekurangan alat peraga yaitu:


1. Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntuk guru.
2. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan
3. Perlu kesediaan berkorban secara materiil

Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran alat


peraga itu, antara lain terlalu menekankan bahan-bahan peraganya sendiri dengan
tidak menghiraukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan desain,
pengembangan, produksi, evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan itu. Kelemahan
lain adalah alat peragadipandang sebagai “alat Bantu “ semata-mata bagi guru
dalam melaksanakan kegiatan mengajarnya sehingga keterpaduan antara bahan
pelajaran dan alat peraga tersebut diabaikan. Disamping itu terlalu menekankan
pentingnya materi ketimbang proses pengembangannya dan tetap memandang
materi audiovisual sebagai alat Bantu guru dalam mengajar.

Alat peraga yang digunakan hendaknya memiliki karakteristik tertentu.


Ruseffendi (dalam darhim,19986:14 ) menyatakan bahwa alat peraga yang di
gunakan harus memiliki sifat sebagai berikut:
1. Tahan lama (terbuat dari bahan yang cukup kuat ).
2. Bentuk dan warnanya menarik.
3. Sederhana dan mudah di kelola (tidak rumit ).
4. Ukurannya sesuai (seimbang )dengan ukuran fisik anak.
5. Dapat mengajikan konsep matematika (tidak mempersulit pemahaman)
6. Sesuai dengan konsep pembelajaran.
7. Dapat memperjelas konsep (tidak mempersulit pemahaman )
8. Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir yang abstrak
bagi siswa.
9. Bila kita mengharap siswa belajar aktif (sendiri atau berkelompok )alat peraga itu
supaya dapat di manipulasikan , yaitu: dapat diraba, dipegang, dipindahkan,
dimainkan, dipasangkan, dicopot, (diambil dari susunannya ) dan lain-lain.
10. Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah lipat (banyak ).

4. FUNGSI ALAT PERAGA

Berikut ini beberapa fungsi alat peraga antara lain:


 Fungsi Alat Peraga terutama untuk membangkitkan minat siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran.
 Fungsi Alat peraga untuk menyajikan materi ke dalam bentuk yang lebih
konkrit, siswa pada tingkat yang lebih rendah akan lebih memahami dan mengerti
apa yang diajarkan.
 Dengan Alat Peraga siswa akan menyadari adanya hubungan antara
pembelajaran dengan benda-benda di sekitarnya
 Penggunaan alat peraga meungkinkan konsep-konsep abstrak yang disajikan
dalam bentuk konkrit

Fungsi lain dari alat peraga adalah sebagai berikut:


1. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
2. Salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru karena mrupakan bagian
yang integral dari situasi mengajar.
3. Penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran.
4. Penggunaannya bukan semata-mata alat hiburan (pelengkap).
5. Untuk mempercepat proses pembelajaran (menangkap pengertian)
6. Untuk memprtinggi mutu pembelajaran.
Nilai-nilai penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Dapat mengurangi terjadinya verbalisme.
2. Dapat memperbesar minat dan perhatian siswa.
3. Hasil belajar bertambah mantap.
4. Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri pada setiap siswa.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan.
6. Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya bahasa.
7. Membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih
sempurna.

5. PENERAPAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang dilaksanakan setiap hari, merupakan


kehidupan dari suatu kelas, dimana guru dan peserta didik saling terkait dalam
pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan oleh guru.Keberhasilan kegiatan
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru, karena guru merupakan
pengelola tunggal di dalam kelas.Oleh karena itu bila peserta didik kurang bisa
menunjukan keterampilan dalam suatu mata pelajaran, maka tuduhan
kekurangberhasilan juga tertuju kepada guru.
Media pembelajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara
dalam terjadinya pembelajaran.Berdasar fungsinya media dapat berbentuk alat
peraga dan sarana.Namun dalam keseharian kita tidak terlalu membedakan antara
alat peraga dan sarana.Menurut Estiningsih (1994) alat peraga merupakan media
pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri konsep yang dipelajari.
Contoh: papan tulis, buku tulis, dan daun pintu yang berbentuk persegi panjang
dapat berfungsi sebagai alat peraga pada saat guru menerangkan bangun geometri
dalam persegi panjang.
Fungsi utama alat peraga adalah untuk menurunkan keabstrakan dari
konsep, agar anak mampu menangkap arti sebenarnya dari konsep yang
dipelajari.Dengan melihat, meraba, dan memanipulasi alat peraga maka anak
mempunyai pengalaman nyata dalam kehidupan tentang arti konsep. Sedangkan
sarana merupakan media pembelajaran yang fungsi utamanya sebagai alat bantu
untuk melakukan pembelajaran. Dengan menggunakan sarana tersebut diharapkan
dapak memperlancar pembelajaran. Contoh: papan tulis, jangka, penggaris, lembar
tugas (LT), lembar kerja (LK), dan alat-alat permainan.
Prinsip-prinsip penggunaan alat peraga ialah sebagai berkut:
1. Menentukan alat peraga dngan tepat
2. Menetapkan /memperhitungkan subjek dengan tepat.
3. Menyajikan alat peraga dengan tepat.
4. Menempatkan atau memperlihatkan alat peraga tepat waktu, tempat dan situasi
yang tepat.
Bila kita cermati pembelajaran yang terjadi di sekolah saat ini, masih banyak
yang dikelola secara klasikal. Artinya semua peserta didik diperlakukan sama oleh
guru. Pembelajaran klasikal merupakan pembelajaran yang paling disenangi oleh
guru karena cara ini mudah dilaksanakan. Pada pembelajaran klasikal umumnya
komunikasi terjadi searah, yaitu dari guru ke peserta didik, dan hampir tidak terjadi
sebaliknya.Oleh sebab itu penggunaan alat peraganya didominasi oleh guru.Pada
umumnya hanya sebagaian kecil dari peserta didik yang dapat memanfaatkan alat
peraga tersebut.
Untuk meminimalisasi dominasi guru dalam penggunaan alat peraga, maka
perlu direncanakan dan dikembangkan alat peraga untuk kelompok atau individu.
Ada beberapa keuntungan bila alat peraga digunakan untuk kelompok, antara lain:
(1) adanya tutor sebaya dalam kelompok, akandapat membantu guru dalam
menerangkan pemanfaatan alat peraga kepada temannya, (2) kerjasama yang
terjadi dalam penggunaan alat peraga kelompok akan
membuat suasana kelas lebih menyenangkan, (3) banyaknya anggota kelompok
yang relatif kecil akan memudahkan peserta didik untuk berdiskusi dan bekerjasama
dalam pemanfaatan alat.
Dengan bantuan penggunaan alat peraga dalam diharapkan dapat
memberikan permasalahan-permasalahan menjadi lebih menarik bagi anak yang
sedang melakukan kegiatan belajar. Karena penemuan-penemuan yang diperoleh
dari aktivitas anak biasanya bermula dari munculnya hal-hal yang merupakan tanda
tanya, maka permasalahan yang diselidiki jawabannya itu harus didasarkan pada
obyek yang menarik perhatian anak. Jadi bila memungkinkan hal itu haruslah
dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang mengarah pada bahan diskusi dalam
berbagai cabang penyelidikan, misalnya dari buku, dari guru atau bahkan dari anak
sendiri.Hal itu dapat ditentukan melalui peragaan dari guru dan diskusi yang
melibatkan seluruh kelas atau oleh kelompok kecil/seorang anak yang bekerja
dengan lembar kerja. Dengan menggunakan suatu lembar kerja, mereka dapat
menggunakan bahan-bahan yang dirancang untuk mengarahkan dalam menjawab
pertanyaan yang akan membantu mereka menemukan suatu jawaban yang
dimaksudkan pada arti pertanyaannya. Oleh karena itu sebaiknya setiap alat peraga
dilengkapi dengan kartu-kartu atau lembar kerja atau petunjuk penggunaan alat
untuk menjawab permasalahan.
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Dari defenisi tersebut ciri-ciri teknologi pembelajaran, tampak bahwa dalam


memecahkan masalah belajar yang bertujuan dan terkontrol, teknologi pembelajaran
menggunakan komponen sistem pembelajaran.Kegiatan insturksional yang
direncanakan secara integral dan sistematis dalam suatu komponen pembelajaran
merupakan ujud dari pemecahan masalah belajar menurut teknologi pembelajaran.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa alat adalah merupakan salah
satu komponen dalam sumber belajar, sekaligus merupakan salah satu bentuk
pemecahan belajar menurut teknologi penididkan, dengan melalui suatu
perancangan yang sistematis.Hubungan antara alat dan teknologi pendidikan ini
ditegaskan lagi oleh Yusuf hadi miarso, dkk bahwa membicarakan media tentu saja
tak dapat terlepas dari membicarakan. Alat Peraga
Alat peraga merupakan salah satu komponen penentu efektivitas belajar.Alat
peraga mengubah materi ajar yang abstrak menjadi kongkrit dan realistik.
Penyediaan perangkat alat peraga merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan
siswa belajar, sesuai dengan tipe siswa belajar.
Pembelajaran menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi
seluruh panca indra siswa untuk meningkatkan efektivitas siswa belajar dengan cara
mendengar, melihat, meraba, dan menggunakan pikirannya secara logis dan
realistis.
Pelajaran tidak sekedar menerawang pada wilayah abstrak, melainkan
sebagai proses empirik yang konkrit yang realistik serta menjadi bagian dari hidup
yang tidak mudah dilupakan.
Tujuan penggunaan alat peraga adalah untuk mendemonstrasikan konsep yang
abstrak ke dalam bentuk visual. Dalam proses pembelajaran alat peraga berfungsi
 memecah rangkaian pembelajaran ceramah yang monoton
 Membumbui pembelajaran dengan humor untuk memperkuat minat siswa
belajar.
 menghibur siswa agar pembelajaran tidak membosankan.
 memfokuskan perhatian siswa pada materi pelajaran secara kongkrit.
 melibatkan siswa dalam proses belajar sebagai rangkaian pengalaman nyata.
Penggunaan alat peraga menunjang prinsip pembelajaran yang efektif yang
terkait pada upaya :
1. Meningkatkan motivasi siswa belajar karena peraga dapat merangsang
tumbuhnya perhatian serta mengembangkan keterampilan
2. Peraga dapat memfokuskan perhatian siswa, pendidik dapat menggunakan
peraga dengan melihat benda yang sesungguhnya di luar kelas atau dalam kelas
3. Menyajikan pembelajaran dengan memanfaatkan kehidupan nyata dalam rangka
meningkatkan daya antusias siswa terhadap materi pelajaran
4. Alat peraga pembelajaran dapat mengubah guru sebagai transmisi yang
berfungsi sebagai penghantar menjadi fasilitator, peraga membuat siswa lebih aktif.
5. Membuat seluruh momen dalam kelas hidup dan berubah dari waktu ke waktu,
pendidikan dapat membangun pertanyaan dengan dukungan alat yang ada di
tangan
6. Alat peraga membuat siswa menjadi lebih aktif berpikir dan mengembangkan
kemampuan berpikir kritis karena siswa tidak sekedar mengingat dan
mendengarkan, namun mengembangkan pikirannya dengan fakta
7. Alat peraga lebih meningkatkan interaksi antar siswa dalam kelas sehingga
transformasi belajar dapat berkembang dinamis
8. Dengan bantuan alat peraga dapat meningkatkan daya monitor pendidik
sehubungan dengan aktifitas siswa lebih mudah diamati
Penggunaan alat peraga memenuhi kebutuhan belajar sesuai gaya belajar
siswa dalam satu kelas. Sebagaimana kita ketahui bahwa terdapat beberapa tipe
siswa berdasarkan cara mereka memahami sesuatu. Ada siswa dengan gaya belajar
visual, audio, atau kinestetik. Masing-masing memiliki kecenderungan untuk
mengoptimalkan salah satu indera mereka dalam belajar sehingga memerlukan
metode mengajar yang berbeda.Namun demikian, guru harus mampu untuk
mengkombinasikan beragam metode pengajaran agar dapat mengakomodasi
kebutuhan seluruh siswanya dalam belajar.
Metode untuk siswa visual mencakup materi tertulis, penggunaan gambar
dalam menjelaskan materi, menggambarkan time line untuk hari-hari penting dalam
pelajaran sejarah, menggunakan transparansi atau power point, dan instruksi tertulis
lainnya (wikipedia, 2009). Biasanya siswa dengan gaya belajar visual akan selalu
mengikuti dan melihat guru saat memberikan penjelasan.
Metode audio mencakup pengulangan secara lisan dengan suara keras
istilah-istilah sulit dan konsep dalam pelajaran, menemani dalam diskusi kelompok,
mengadakan debat, mendengarkan materi melalui tape, dan sebagainya.
Metode kinestetik mencakup penyediaan peralatan dan kegiatan percobaan,
penyelesaian tugas, menggunakan pertolongan alat dan objek dalam pembelajaran,
menggunakan permainan dan menyelenggarakan field trip.
Seringkali kita tidak memahami karakteristik siswa dan memaksakan metode
pengajaran yang kita anggap benar sehingga pencapaian hasil yang diharapkan
tidak tercapai. Salah satu sarana yang dapat mewadahi dan mendukung proses
pengajaran menegaskan bahwa keberadaaan alat peraga dalam setiap
pembelajaran sangatlah penting. Guru akan lebih mudah dalam mendeskripsikan
materi yang sedang dijelaskan olehnya sehingga siswa pun akan lebih mudah dan
cepat dalam memahami pelajaran. Ketiga jenis gaya belajar siswa pun dapat
diakomodasi sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan lebih efektif.

Diposkan oleh Dede Ubaidillah L Z di 08.59


47

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, Penerbit


Rineka Cipta, Jakarta.

Adili, L.O., (2004), Metode STAD Pembelajaran Membaca Pemahaman.


http://:www.smu-net.com, Diakses 21 Juni 2010.

Arikunto, S., (1999), Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Rineka


Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., (2003), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Hamalik, O., (2004), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.

Hamalik, O., (2007), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Ibrahim, H.M., Rachmadiarti, F., dan Ismono, (2000), Pembelajaran Kooperatif,


UNESA - Universitas Press, Surabaya.

Karuru, P., (2003) Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Seting


Pembelajaran Kooperatif STAD Untuk Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran IPA Siswa SLTP. http://depdiknas.go.id/jurnal.htm. Diakses
21 Juni 2010

Lie, A., (2008), Cooperative Learning, Grasindo, Jakarta.

Nurhadi, dan Senduk, A.G., (2003), Pembelajaran Kontekstual (Contextual


Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya Dalam KBK,
Universitas Negeri Malang, Malang.

Pannen, P., Dina, M., dan Mestika, S., (2001), Konstruktivisme Dalam
Pembelajaran, Universitas Terbuka, Jakarta.

Sardiman, A.M., (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali


Press, Jakarta.

Slameto, (1995), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka


Cipta, Jakarta.

Sudjana, (1992), Metoda Statistik, Tarsito, Bandung.

Sudjana, N., (1990), Model-model Mengajar CBSA, Sinar Baru, Bandung.

Syah, M., (2003), Psikologi Belajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai