BAB II
A. Kajian Pustaka
1. Media pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
dapat juga diartikan dengan manusia dan benda atau peristiwa yang membuat
didefinisikan sebagai alat bantu berupa fisik maupun non fisik yang sengaja
digunakan sebagai perantara antara tenaga pendidik dan peserta didik dalam
proses belajar dan mengajar merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
dari dunia pendidikan. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik untuk belajar.
Dari beberapa pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa media
10
11
Perkembangan media secara umum terdiri atas tiga generasi utama, yaitu: (1)
media pada generasi ini meliputi surat kabar/majalah; (2) radio, film, dan televisi;
Informasi tercetak.
Informasi dapat dibaca dan didengar ketika disiarkan serta diputar ulang.
Informasi dapat didengar dan dilihat ketika disiarkan atau diputar ulang.
berikut:
pengetahuan latar belakang. penyajian dapat pula berbentuk hiburan drama atau
teknik motivasi.
akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat menguasai tujuan pengajaran dengan
verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajaran tidak bosan dan
belajar, sebab tidak hanya penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain
2. Montase Kreatif
Karya montse sangat identik dengan guntingan gambar atau biasa juga disebut
sebagai karya gunting tempel (cut and paste). Montase berasal dari bahasa inggris
fotografi yang kemudian berpengaruh pada cara karya seni dengan menghasilkan
Montase merupakan sebuah karya yang dibuat dengan cara memotong objek-
objek gambar dari berbagai sumber kemudian ditempelkan pada suatu bidang
sehingga menjadi satu kesatuan karya dan tema (Susanto, 2012). Guntingan
gambar artinya gambar yang sudah tercetak pada media cetak seperti foto, koran,
dipilih dan hanya digunting yang sesuai dengan objek yang dikehendaki, menurut
dengan susunan tertentu ditempelkan pada sebuah bidang datar. Biasanya, karya
montase digabungkan sesuai dengan tema yang ingin diciptakan dari gambar-
unsur, baik unsur dua dimensi atau tiga dimensi (Kristianto dan Haryanto,
2014:80).
Seni montase merupakan kajian seni budaya dan prakarya yaitu seni rupa dua
c. Fungsi Montase
Montase akan melatih daya khayal anak melahirkan ide dalam menempatkan
gambar-gambar yang yang mereka gunting. adapun fungsi dari montase, sebagai
berikut:
15
1. Fungsi praktis, yaitu fungsi pada benda sehari-hari, karya tersebut dapat
d. Teknik Montase
menjadi dua yaitu teknik foto dan teknik tempel secara manual. Akan tetapi kedua
teknik ini memiliki prinsip yang sama, yaitu menkompilasi serta memadukan
gambar-gambar menjadi satu kestuan dalam karya dalam tema tertentu (Muharrar
& Vereyanti, 2013:45). Foto yang terbuat dari beberapa tempelan atau komplikasi
foto-foto lain merupakan montase dalam dunia foto atau fotografi disebut dengan
montase foto (photo montage). Montase dengan teknik ini dapat sederhana,
pemandangan, namun bisa juga rumit dan sangat terencana. Sedangkan teknik
Pada perkembangannya montase yang semula terbatas pada karya dua dimensi
sekarang telah merambah kepada karya tga dimensi. Karya montase ini juga
kurang dikenal oleh kalangan umum, karena bentuk karyanya masih mempunyai
kemiripan dengan seni lukis, seni kriya, dan seni kolase. maka dari itu pada
Kelebihan montase adalah membuat siswa lebih kreatif dan imajinatif dalam
menciptakan karya seni dan dengan montase dapat membantu ssiswa untuk
membuat ilustrasi, serta dapat memanfaatka alat dan bahan yang ada disekitar
kita.
penyusunan gambar kerap susah memadukan gambar yang satu dengan yang
lainnya, agar bisa menjadi cerita baru, dan tata letak gambar sulit ditentukan agar
bisa dilihat bagus dan sempurna. Walaupun demikian tetap montase sangat bagus
untuk diterapkan pada anak SD, karena pembuatannya yang tidak terlalu sulit
Lihat, Gunting, Tempel, dan Ceritakan (LGTC) merupakan bagian dari teknik
montase. Menurut Ayusari 2017), montase diartikan sebuah karya seni rupa dua
dimensi yang sering dianggap seperti karya lukisan karena bahan-bahannya terdiri
diharapkan guru dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif dan mendorong
b. Manfaat media montase dengan Teknik lihat gunting tempel dan ceritakan
(LGTC)
a. Montase kreatif dengan teknik lihat, gunting, tempel dan ceritakan (LGTC) ini
c. Penggunaan media montase kreatif dengan Teknik lihat gunting tempel dan
4. Keterampilan Berbicara
a. Pengertian Berbicara
18
penting dalam pembelajaran bahasa indonesia yang harus dimiliki oleh pendidik
dan peserta didik dimanapun berada. Terampil berbicara melatih dan menuntut
siswa untuk dapat berkomunikasi dengan siswa lainnya. Perlu dipahami, bahwa
berpuisi, berdrama, atau hal lain yang bisa meningkatkan keterampilan berbicara
mereka.
Menurut KBBI berbicara berasal dari kata dasar bicara yang berarti
tidak sekedar pengucapan bunyi-bunyi atau kata-kata. Berbicara adalah suatu cara
dikembangkan.
19
Menurut Mukti dalam (Mulyati & Cahyani, 2015, h.33) menyatakan bahwa
Sementara itu menurut Djago dalam (Mulyati & Cahyani, 2015, h.33) berbicara
kemauan secara efektif maka pembicara harus memahami makna segala sesuatu
baik dan dapat menempatkan pada situasi yang sesuai agar dapat bertanggung
jawab.
20
lawan bicara dan mampu mengoreksi jika ada ucapan yang salah.
mengucapkan kosa kata atau kalimat sederh ana secara baik dan juga harus
perasaan.
lain.
cepat.
7. Berbicara dapat mendorong atau memotivasi orang lain untuk melakukan hal
Burhan (Ahmad, 2013) manyatakan ada beberapa aspek yang dinilai saat
a. Pelafalan
secara tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat dapat mengalihkan
perhatian pendengar.
b. Intonasi
Penempatan intonasi yang tepat merupakan daya tarik tersendiri dalam kegiatan
berbicara.
Pilihan kata (diksi) hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. Jelas maksudnya
mudah dimengerti oleh pendengar yang menjadi sasaran. Pendengar akan lebih
terangsang dan lebih paham, kalau kata-kata yang digunakan sudah dikenal oleh
pendengar.
22
d. Kelancaran
bahkan antara bagian-bagian yang terputus itu secara harus memiliki volume
suara yang jelas sehingga suara yang yang dihasilkan dapat di pahami dengan
a. Kelancaran
b. Kosa Kata
c. Tata Bahasa
Dari dua pendapat diatas aspek yang sesuai dengan penelitian ini adalah
menurut Fuad (2017) yang manyatakan ada beberapa aspek yang dinilai saat siswa
berbicara diantaranya: kelancaran, kosa kata, tata bahasa, dan ide atau gagasan.
5. Penelitian Relevan
berikut:
kreatif dengan teknik lihat, gunting, tempel dan ceritakan (LGTC) untuk
teknik LGTC terjadi peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas IV. Hasil uji
coba menunjukkan nilai awal yang didapatkan yaitu 61,65 meningkat menjadi
80,45 setelah dilakukan uji coba secara luas. Respon dari siswa pun menunjukkan
bahwa model ini sangat digemari oleh siswa, dan juga sangat membantu guru
Kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Nur Aniah Sentani Waris
berbicaranya.
B. Kerangka Pikir
berbicara, membaca dan menulis) merupakan faktor yang pening dalam berbahasa
belajar mengajar yang dirancang guru. Oleh sebab itu, dalam proses belajar
mengajar harus diciptakan suasana yang mampu memberi motivasi yang tinggi
membantu perkembangan kreatifitas guru dan siswa. Dengan demikian guru dapat
sehingga lebih menarik minat siswa. Media pengajaran dapat menjadi salah satu
Salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh guru untuk menumbuh
Media montase kreatif akan melatih daya khayal siswa untuk melahirkan ide
dalam menempatkan gambar-gambar yang mereka gunting. Setelah itu guru dapat
keterampilan siswa dalam berbicara ataupun pada saat mengerjakan tugas karya
berpikir bahwa dengan penerapan media montase kreatif dengan teknik lihat,
siswa kelas V di SDN 25 Parenreng pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Untuk
Aspek Siswa
Penggunaan media montase kreatif dengan teknik lihat, gunting , tempel dan
ceritakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V di SDN
25 Parenreng
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan beberapa kajian teori dan kerangka berpikir diatas maka hipotesis
dalam penelitian tindakan kelas ini adalah media montase kreatif dengan teknik
lihat gunting tempel dan ceritakan dapat meningkatkan keterampilan berbicara
siswa kelas V di SDN 25 Parenreng pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan
jumlah siswa sebanyak 16 orang, 8 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.