Anda di halaman 1dari 33

A.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Media Pembelajaran
1. Definisi Media Pembelajaran
Media merupakan hal yang tidak terpisahkan dengan kehidupan manusia.
Proses komunikasi menjadi lebih mudah dan efisien dalam pelaksanaannya
dengan adanya bantuan media. Media merupakan istilah jamak dari medium yang
secara harfiah memiliki arti perantara atau pengantar. Sedangkan media
pembelajaran merupakan alat dan bahan yang digunakan untuk membantu upaya
meningkatkan hasil belajar siswa (Riyana, 2012). AECT dalam Miarso: (2011,
hlm. 457) mendefinisikan “media adalah segala bentuk dan saluran untuk proses
transmisi informasi”. Gagne dalam Miarso (2011, hlm. 457) mendefinisikan
media pembelajaran sebagai “berbagai jenis komponen dalam lingkungan
mahasiswa yang dapat merangsang mahasiswa untuk belajar”. Commission on
Instructional Technology dalam Miarso (2011, hlm. 457) juga mengartikan media
pembelajaran sebagai “media yang lahir akibat dari revolusi komunikasi yang
dapat digunakan untuk tujuan pembelajaran di samping guru, buku teks, dan
papan tulis”.
Berdasarkan keseluruhan pemaparan definisi media pembelajaran di atas,
dapat disimpulkan bahwa “media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali.” Miarso (2011, hlm. 458).
Media pembelajaran adalah sebuah produk atau alat, elektronik maupun non-
elektronik, yang dapat membantu siswa dalam membangun pengetahuan dan atau
keahlian sebagai bagian dari proses pembelajaran, baik secara individual maupun
berkelompok, secara mandiri maupun dibimbing, dan secara terprogram maupun
tidak terprogram.

2. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran


Penggunaan media pembelajaran bertujuan agar memudahkan siswa dalam
belajar. Selain itu pula media pembelajaran dapat membantu peran guru di kelas

6
7

dalam mengajar, disesuaikan dengan pola pembelajaran yang dipakai. Adapun


kegunaan media pembelajaran menurut Miarso (2011) adalah sebagai berikut:
a. Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak kita,
sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal.
b. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa.
c. Media dapat melampaui batas ruang kelas.
d. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dan
lingkungannya.
e. Media menghasilkan keseragaman pengamatan.
f. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
g. Media membangkitkan motivasi dan merangasang untuk belajar.
h. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari sesuatu yang
konkret maupun abstrak.
i. Media memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, pada
waktu dan kecepatan yang ditentukan sendiri.
j. Media meningkatkan kemampuan keterbacaan baru (new literacy), yaitu
kemampuan untuk membedakan dan menafsirkan objek, tindakan, dan
lambang yang tampak, baik yang dialami maupun buatan manusia, yang
terdapat dalam lingkungan.
k. Media mampu meningkatkan efek sosialisasi, yaitu dengan meningkatkan
kesadaran akan dunia sekitar.
l. Media dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun siswa.
Riyana (2012) memaparkan fungsi dari media adalah untuk mewujudkan
tujuan pembelajaran yang diharapkan. Fungsi rincinya adalah sebagai berikut:
a. Menangkap suatu objek atau peristiwa tertentu;
b. Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu;
c. Kesempatan belajar yang lebih merata;
d. Pengajaran lebih berdasarkan ilmu;
e. Menampilkan objek yang terlalu besar untuk dibawa ke ruang kelas;
f. Memperbesar serta memperjelas objek yang terlalu kecil yang sulit nampak
dilihat mata;
g. Mempercepat gerakan suatu proses yang terlalu lambat;
8

h. Memperlambat suatu proses gerakan yang terlalu cepat;


i. Menyederhanakan suatu objek yang terlalu komplek;
j. Memperjelas bunyi-bunyian yang sangat lemah.
Disamping kegunaan atau fungsi, media pembelajaran juga dapat
memberikan manfaat bagi siswa berupa peningkatan kualitas proses belajarnya
sehinga meningkat pula hasil belajarnya. Sudjana dan Rivai (2015) menyebutkan
beberapa alasan dari manfaat tersebut, diantaranya:
a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar;
b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran yang
lebih baik;
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru
tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam
pelajaran;
d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Banyak fungsi dan manfaat media pembelajaran seperti yang telah dipaparkan
diatas. Inti utama dari fungsi dan manfaat media pembelajaran adalah
memaksimalkan proses pembelajaran peserta didik agar menjadi lebih efektif dan
bermakna. Membantu pendidik agar dapat merangkul keragaman gaya belajar dan
kemampuan belajar siswa untuk sama-sama mencapai tujuan pembelajaran.
Terlebih tren teknologi saat ini, yang memadukan gambaran baik secara audio
maupun visual akan mampu merangsang peserta didik untuk melakukan
pembelajaran, dan hal ini pun bermakna agar suatu pemahaman dapat dipahami
secara konkret, bukan abstrak lagi, sehingga memungkinkan untuk lebih terasa
fungsi dan manfaatnya dalam pembelajaran.
3. Klasifikasi Media Pembelajaran
9

Media pembelajaran memiliki beragam jenis mulai dari yang sederhana


hingga kompleks yang dapat diklasifikasikan berdasarkan karakteristik dan sifat
tertentu meliputi betuk, teknik pemakaian, dan kemampuannya (Riyana, 2012).
a. Berdasarkan bentuk
Berdasarkan bentuknya, media dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu
(1) Kelompok media yang dapat diterima oleh indera pendengaran, atau media
yang mengandalkan kemampuan suara (auditif), contohnya yaitu radio, audio,
atau tape recorder, (2) Kelompok media yang dapat diterima oleh indera
penglihatan (media visual), contohnya yaitu gambar, foto slide, kartun, model,
dan sebagainya, dan (3) Kelompok media yang dapat diterima oleh indera
pendengaran sekaligus penglihatan (media audio visual), contohnya yaitu sound
slide, film, televisi, video, film strip, dan animasi.
b. Berdasarkan teknik pemakaian
Berdasarkan teknik pemakaian, media dikelompokkan menjadi dua
kelompok, yaitu (1) Media elektronik merupakan media yang menggunakan
peralatan elektronik seperti projektor, televisi, radio, opaque, dan sebagainya, dan
(2) Media non elektronik merupakan media yang dapat digunakan tanpa peralatan
elektronik seperti media grafis, model, chart, mock-up, specimen, dan sebagainya.
c. Berdasarkan kemampuan
Berdasarkan teknik pemakaian, media dikelompokkan menjadi dua
kelompok, yaitu (1) Media yang mempunyai jangakauan dan serentak,
pemanfaatannya tidak terbatas tempat dan ruangan, seperti radio dan televisi, dan
(2) Media yang mempunyai jangkauan yang terbatas, pemanfaatannya
memerlukan tempat dan penataan ruangan yang khusus, seperti OHP, slide suara,
film slide dan sebagainya.
d. Menurut Haney dan Ullmer (1981)
Diluar itu Haney dan Ullmer (dalam Miarso, 2011) juga mengklasifikasikan
media pembelajaran menjadi tiga kategori, meliputi (1) Media penyaji, media
yang mampu menyajikan informasi, (2) Media objek, media yang mengandung
informasi dengan ciri-ciri tertentu seperti ukuran, berat, bentuk, susunan, warna,
fungsi, dan sebagainya, dan (3) Media interaktif, media yang memungkinkan
siswa untuk berinteraksi dengan media selama mengikuti pembelajaran.
10

B. Multimedia dan Animasi


1. Teknologi Komputer dan Multimedia Interaktif
Komputer menjadi popular sebagai media pembelajaran karena
keistimewaannya yang tidak dimiliki oleh media pembelajaran sebelumnya
(Munir, 2013). Dikatakannya lebih lanjut bahwa beberapa keistimewaannya
sebagai media, yaitu:
a. Hubungan interaktif
Menyebabkan terwujudnya hubungan antara stimulus dan respons,
menumbuhkan inspirasi dan meningkatkan minat.
b. Pengulangan
Terdapat fitur yang memungkinkan pengguna untuk mengulang materi atau
bahan pelajaran yang diperlukan, memperkuat proses pembelajaran dan
memperbaiki ingatan, memiliki kebebasan dalam memilih materi tertentu.
c. Umpan balik
Terdapat fitur yang dapat memberikan umpan balik (feedback) terhadap
pelajaran dan memberikan motivasi dengan peneguhan postif yang diberikan
seusai pelajar memberikan jawaban.
d. Simulasi dan uji coba
Dapat mensimulasikan atau menguji coba penyajian bahan pelajaran yang
rumit dan membutuhkan ketelitian tinggi.
Dikarenakan keistimewaan yang dimiliki komputer, penggunaannya sebagai
media pembelajaran terus berkembang luas. Rusman (2005) memaparkan bahwa
bentuk pemanfaatan multimedia interaktif berbasis komputer dalam pembelajaran
dapat berupa model drill, tutorial, simulation dan games.
a. Model Drills
Model ini memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit melalui
penyediaan latihan-latihan soal untuk mrnguji penampilan siswa melalui
penyelesaian latihan (Geisert dan Futrell, 1990). Secara umum, tahapan drill
terdiri atas penyajian masalah dalam bentuk soal, pengerjaan soal oleh pengguna,
perekaman hasil pengguna sekaligus evaluasi dan pemberian umpan balik, tindak
lanjut (salah mendapatkan soal setipe yang berbeda, benar meneruskan ke soal
selanjutnya).
11

b. Model Tutorial
Pembelajaran menggunakan komputer dengan menggunakan perangkat lunak
atau software berupa program komputer berisi materi pelajaran. Tutorial ditujukan
sebagai pengganti manusia sebagai instrukttur secara langsung. Secara sederhana,
pola umum tutorial yaitu penyajian materi oleh computer, respon dari siswa,
respon program atas kegiatan siswa, and terakhir pilihan untuk melanjutkan atau
mengulangi tahapan sebelumnya.
c. Model Simulasi
Model simulasi dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
bertujuan memberikan pengalaman melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk
pengalaman yang mendekati suasana aslinya. Terbagi menjadi 4 kategori, yaitu:
fiaik, situasi, prosedur dan proses. Secara umum tahapan materi model simulasi
adalah sebagai berikut : pengenalan, penyajian, informasi, (simulasi 1, simulasi 2,
dst), pertanyaan dan respon jawaban, penilaian respon, pemberian feedback
tentang respon, pengulangan, segmen pengaturan pengajaran, dan penutup.

d. Model Instructional Game


Model instructional game adalah untuk menyediakan suasana lingkungan
yang memberikan fasilitas belajar yang menambah kemampuan siswa dengan
memunculkan cara berkompetisi untuk mencapai sesuatu. Pada model ini, realita
tidak perlu ditiru, namun dapat memiliki karakter yang menyediakan tantangan
menyenangkan bagi siswa.
Model-model ini dapat dikategorikan sebagai multimedia interaktif karena
melibatkan peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran. Model simulasi dirasa
efektif untuk pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis Animasi materi metal
spraying sebab dalam simulasi terdapat proses yang mampu mejelaskan proses
pengerjaan metal spraying.
2. Animasi
Kata animasi berasal dari kata animation yang berasal dari kata dasar animate
yang memiliki arti menghidupkan. Animasi merupakan gabungan dari beberapa
gambar diolah sedemikian rupa hingga menghasilkan gambar bergerak seperti
hidup. Animasi pada saat ini adalah sebuah teknik yang sedang marak digunakan
12

pada industri hiburan terutama perfilman, baik sebagai kesatuan yang utuh
ataupun bagian dari suatu film dan besatu dengan film live.
Membuat animasi untuk tujuan pembelajaran berbeda dengan membuat
animasi untuk tujuan hiburan. Dibutuhkan pengetahuan tentang bagaimana
membuat suatu informasi yang akan disajikan melalui illustrasi dapat dengan
mudah diterima. Oleh karena itu, dalam pembuatannya membutuhkan lebih dari
sekedar kreatifitas dan keterampilan dalam membuat animasi.
Media animasi memiliki kemampuan untuk dapat memaparkan informasi
yang rumit yang tidak bisa hanya dipaparkan oleh gambar atau kata-kata saja.
Dengan kemampuan ini maka animasi dapat digunakan untuk menjelaskan materi
secara real atau nyata dengan cara melalui visualisasi maka materi yang dijelaskan
dan tergambarkan. Selain itu media animasi bisa menjadi bahan ajar yang siap
kapan saja digunakan untuk mengajarkan suatu materi yang sudah dianimasikan
melalui perangkat teknologi, baik melalui komputer ataupun perangkat elektronik
lainnya.
Penyajian materi dalam satu frame akan lebih baik jika pokok informasi yang
disampaikan tidak terlalu banyak dan pergantian ilustrasi jangan terlalu cepat
dimana akan membuat peserta didik akan mengalami kesulitan dalam memahami
informasi yang diterima.
3. Manfaat dan Keuntungan Animasi dalam Multimedia
Keberadaan animasi dalam multimedia memberikan manfaat yang lebih.
Munir (2013) menyatakan manfaat animasi pada multimedia sebagai berikut:
a. Menunjukkan objek dengan ide;
b. Menjelaskan konsep yang sulit;
c. Menjelaskn konsep yang abstrak menjadi konkrit;
d. Menunjukkan dengan jelas suatu langkah prosedural;
Berdasarkan pernyataan Munir tersebut maka animasi memiliki manfaat
sebagai media bantu guna menyampaikan konsep atau materi yang abstrak serta
sulit dipahami sehingga menjadi lebih konkrit dan dapat dipahami. Munir (2013)
juga menegaskan keuntungan penggunaan animasi pada multimedia, sebagai
berikut:
a. Untuk mengiklankan produk baru yang merupakan produk masa depan.
13

b. Dapat menampilkan produk dalam desain yang bervariasi.


c. Tidak membutuhkan studio khusus, karena dapat dikerjakan dengan
komputer.
d. Sering digunakan untuk menyampaikan pesan yang sulit atau untuk
menjangkau pasar khusus, misalnya anak-anak.
e. Animasi dapat menggantikan produk aktual dengan prototype.
f. Animasi menjadikan presentasi lebih menarik.
g. Berdasarkan penjelasan tersebut maka keuntungan penggunaan animasi tidak
membutuhkan studio khusus karena dapat dikerjakan dengan komputer.
Apabila disajikan dalam proses pembelajaran, animasi dapat menarik
perhatian siswa sehingga penyampaian konsep materi yang sulit dapat lebih
menarik dengan adanya animasi.
4. Jenis – Jenis Animasi
Animasi pada multimedia pembelajaran digunakan untuk menjelaskan dan
mensimulasikan sesuatu yang sulit dilakukan oleh media lainnya yang dituangkan
dalam bentuk gambar 2 dimensi maupun 3 dimensi. Karakter animasi dapat
diartikan sebagai gambar yang memuat objek seolah-olah hidup, disebabkan oleh
kumpulan gambar itu berubah beraturan dan bergantian ditampilkan. Munir
(2013) “karakter animasi terbagi ke dalam beberapa jenis animasi yaitu animasi
2D, animasi 3D, Stop Motion Animation, Animasi Jepang (Anime), Animasi File
GIF”.
a. Animasi 2D (2 Dimensi)
Animasi 2 dimensi atau animasi dwi matra dikenal juga dengan nama flat
animation. Animasi 2 dimensi ini umumnya digunakan untuk pembuatan film
kartun. Pembuatan animasi 2 dimensi pada awalnya dikerjakan dengan membuat
sketsa gambar, gambar tersebut kemudian diprogram menjadi frame di komputer
sehingga semula berupa kumpulan gambar maka di komputer merupakan
kumpulan-kumpulan frame yang tersusun dalam sebuah alur waktu. Adanya
perubahan pergerakan yang dianimasi oleh komputer dapat dibuat menjadi
keyframe. Sehingga lebih efisien dibanding pembuatan animasi secara manual.
Animasi yang digunakan dalam pembuatan media pembelajaran yaitu berupa
animasi 2 Dimensi yang dapat membantu mempermudah peserta didik memahami
14

materi pembelajaran yang disampaikan oleh pengajar. Salah satu dari media
tersebut yaitu animasi yang menjelaskan cara kerja sistem rem tromol dan rem
cakram.
b. Animasi 3D (3 Dimensi)
Animasi 3D adalah pengembangan dari animasi 2D melalui animasi 3D,
karakter yang diperlihatkan semakin hidup dan nyata mendekati wujud aslinya.
Properties 3D model didefinisikan dengan angka. Angka-angka tersebut bisa
merubah posisi objek, rotasi, karakteristik permukaan, dan bahkan bentuk.
Animasi 3D mudah untuk dideskripsikan, tetapi lebih sulit untuk dikerjakan.
Faktor yang mebuat animasi 3D lebih sulit yaitu harus memvisualisasikan bentuk
3 Dimensi, kemampuan processing untuk proses render objek 3D, perlu cukup
dana, waktu dan latihan.
c. Animasi Stop Motion
Animasi ini dikenal sebagai claymation karena animasi ini menggunakan clay
(tanah liat) sebagai objek yang digerakkan. Animasi ini memakai plasticin, bahan
lentur seperti permen karet. Setelah objeknya siap kemudian difoto gerakan
pergerakan. Foto-foto tersebut lalu digabung mennjadi gambar yang bisa
bergerak. Animasi ini sulit dalam proses pembuatannya dan memerlukan biaya
yang tinggi.
d. Animasi Jepang (Anime)
Anime adalah sebutan tersendiri untuk film animasi jepang. Anime biasanya
menggunakan tokoh-tokoh karakter dan latar (background) yang digambar
menggunakan tangan dan sedikit bantuan komputer.
e. Animasi File GIF
Animasi sederhana yang sring kita lihat pada sebuah ikon atau avatar pada
sebuah forum di internet terlihat bergerak seperti sebuah file video, padahal pada
dasarnya file tersebut hanyalah berupa file sederhana yang dibuat dengan teknik
animasi GIF yang sederhana.
Animasi GIF merupakan animasi sederhana yang menggunakan prinsip
animasi dasar berupa gambar yang saling dihubungkan. Animasi pada dasarnya
dibuat dari beberapa gambar yang digunakan dan dimainkan secara bergantian
seperti halnya slideshow.
15

C. Sistem Pengisian
Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Sistem adalah seperangkat unsur yang
secara teratur saling berkitan sehingga membentuk suatu rangkaian komponen
yang berhubungan satu sama lain”. Sistem pengisian akan memproduksi tenaga
listrik untuk mengisi baterai serta untuk memberikan arus yang dibutuhkan oleh
bagian-bagian kelistrikan yang cukup selama engine bekerja. Sistem pengisian
bekerja apabila engine dalam keadaan berputar, selama engine hidup sistem
pengisian yang akan menyuplai arus listrik bagi semua komponen kelistrikan
yang ada, namun jika pemakaian arus tidak terlalu banyak dan ada kelebihan
arus, maka arus akan mengisi muatan di baterai. Dengan demikian baterai akan
selalu penuh muatan listriknya dan semua kebutuhan listrik pada mobil dapat
terpenuhi.
Sistem pengisian akan menghasilkan listrik untuk mengisi kembali baterai
dan menyuplai kelistrikan ke komponen yang memerlukannya pada saat engine
dihidupkan. Mobil yang menggunakan arus bolak-balik dari alternator mampu
menghasilkan tenaga listrik lebih baik. Adapun mobil dengan arus searah, arus
bolak-balik yang dihasilkan oleh alternator disearahkan menjadi arus searah
sebelum dikeluarkan
Menurut Daryanto (1999, hlm. 334-335) menjelaskan bahwa “Yang
dimaksud sistem pengisian adalah mengisi “isi baterai selama kendaraan
berjalan/engine berputar, yang mana rangkaiannya terdiri dari : Baterai,
regulator dan alternator (arus AC) atau dinamo (arus DC), dimana baterai
berfungsi sebagai tempat penyimpanan arus listrik, regulator berfungsi mengatur
arus dari alternator yang masuk ke baterai agar tidak berlebihan atau
kekurangan, sedangkan alternator/dynamo sebagai penghasil arus listrik yang
nantinya akan disimpan dibaterai dan untuk memberikan arus bagi keperluan
kendaraan lainnya (seperti: lampu-lampu, sistem penyalaan dan lain
sebagainya). Alternator/dinamo biasanya disebut dengan istilah “generator”
dimana alternator menghasilkan arus AC yang diubah melalui diode atau
rectifier sehingga menjadi arus DC, dan dynamo menghasilkan arus DC.”
16

1. Prinsip Dasar
a. Induksi elektromagnet
Bila garis gaya magnet dipotong atau dilewati arus yang bergerak diantara
medan magnet, akan timbul gaya gerak listrik pada penghantar dan arus akan
mengalir apabila penghantar tersebut bagian dari sirkuit lengkap (PT. Toyota
Astra Motor step 2, 1994 hlm. 2). Induksi electromagnet dipengaruhi tiga factor
yaitu :
1) Kemagnetan
2) Konduktor
3) Kecepatan potong.
Bila fluk magnet dipotong oleh gerakan konduktor didalam sebuah magnet,
maka didalam konduktor tersebut akan dihasilkan gaya listrik (tegangan listrik)
pada penghantar dan arus akan mengalir apabila penghantar tersebut merupakan
bagian dari sirkuit lengkap.

Gambar 2.1. Hukum Faraday


(Sumber: http://www.viarohidinthea.com/2014/11/sistem-pengisian.html)

Hukum faraday berbunyi: Bila sebuah konduktor digerakan dalam medan


magnet, maka akan timbul arus induksi pada konduktor tersebut.
17

2. Arah gaya gerak listrik

Gambar 2.2. Arah gaya gerak listrik


(sumber: Toyota, 1995, hlm. 2-22)

Kita umpamakan kutub N dan S magnet ditempatkan berdekatan satu dengan


yang lainnya, dan konduktor diletakan ditengahnya, seperti pada gambar,
kemudian arus listrik dialirkan melalui konduktor. Garis-garis gaya magnet diatas
konduktor adalah lebih kecil karena fluksi magnet yang dihasilkan oleh magnet
arahnya berlawanan dengan arah fluksi yang dihasilkan listrik. Sebealiknya garis-
garis gaya magnet dibawah konduktor adalah lebih besar karena arahnya sama.
(Toyota, 1995, hlm 2-22). Sehingga dapat memnyebabkan konduktor akan
terdorong ke atas. Arah gaya gerak dapat ditentukan dengan kaidah tangan kiri
flemming.

Gambar 2.3. Kaidah tangan kiri flemming


(sumber: Toyota, 1995, hlm. 2-23)
Dimana, jari telunjuk menunjukan arah fluksi maganet, jari tengah menunjukan
arah arus, dan ibu jari menunjukan arah gerakan konduktor
18

3. Prinsip Alternator
a. Magnet berputar dalam kumparan
Alternator adalah salah satu komponen dari sitem pengisian yang
berfungsi untuk merubah energi mekanis yang didapat dari putaran engine
menjadi energy listrik. Energi dari engine disalurkan dari sebuah pulley yang
memutar rotor dan menghasilkan arus bolak-balik pada stator. Arus listrik yang
dihasilkan kemudian dirubah menjadi arus searah oleh rectifier (dioda)
Kontruksi dasar alternator adalah magnet yang berputar dalam sebuah
kumparan stator yang menghasilkan arus listrik. Listrik dibangkitkan dalam
kumparan pada saat magnet di putarkan dalam kumparan tersebut. Jenis arus
listrik yang dihasilkan adalah arus bolak-balik. Magnet yang digunakan dalam
alternator adalah magnet buatan. Proses kemagnetan terjadi bila ada aliran arus
masuk melalui brush menuju slip ring dan kemudian menuju kumparan rotor
sehingga rotor menjadi magnet.
Semakin besar volume listrik yang dibangkitkan didalam kumparan, maka
kumparan semakin panas. Oleh karena itu stator coil diletakan diluar, dengan
rotor coil berputar didalamnya, hal ini dimaksudkan agar pendinginan akan
menjadi lebih baik.

Gambar 2.5. Magnet Berputar didalam Kumparan


(Sumber: http://www.viarohidinthea.com/2014/11/sistem-pengisian.html)

Alternator membangkitkan arus listrik dengan cara memutarkan magnet


listrik (rotor coil) didalam kumparan (stator coil).
b. Kumparan Menghasilkan Elektromagnet
Listrik dibangkitakan pada kumparan yaitu magnet didalam kumparan
berputar dan besarnya berubah-ubah sesuai dengan kecepatan pemutus gata gerak
19

magnet.untuk menghindari terjadinya tegangan yang berubah-ubah dalam


kumparan maka magnet permanen diganti dengan electromagnet, yang garis gaya
magnetnya berubah-ubah sesuai dengan putaran alternator. Electromagnet
mempunyai inti besi dengan kumparan yang dililitkan disekelilingnya. Saat arus
mengalir melalui kumparan, inti besi tersebut akan menjadi magnet, jadi
alternator berputar dengan kecepatan rendah, arus naik dan sebaliknya, jika
alternator berputar dengan kecepatan tinggi, arus menurun.

Gambar 2.6. Kumparan Penghasil Elektromagnet


(Sumber: http://www.viarohidinthea.com/2014/11/sistem-pengisian.html)

c. Pembangkit Arus Bolak-balik (Alternating Current)

Gambar 2.7. Pembangkit listrik arus bolak-balik


(Sumber: http://www.viarohidinthea.com/2014/11/sistem-pengisian.html)

Saat magnet berputar didalam kumparan maka akan timbul arus bolak-
balik pada kumparan.
Hubungan antara arus yang dibangkitkan dengan posisi magnet adalah:
1) Pada 0o dan 180o arus yang dibangkitkan adalah nol.
2) Pada 90o arus dibangkitkan adalah maksimum positif.
20

3) Pada 270o arus yang dibangkitkan adalah maksimum negative.

d. Arus Bolak-balik 3 Phase


Pada saat magnet berputar dalam kumparan akan timbul tegangan diantara
kudua ujung kumparan, ini akan memberikan kenaikan pada arus bolak-balik,
arus tertinggi akan bangkit pada saat kutub N dan S mencapa jarak terdekat
dengan kumparan, setiap setangah putaran arus akan mengalir dangan arah
berlawanan, dan arus yang mengalir dengan cara ini di sebut arus bolak-balik
satu fase, banyaknya perubahan yang terjadi setiap detik disebut dengan
frekuensi.
Alternator dalam mobil menggunakan tuga kumparan, masing-masing kumparan
berjarak 120 derajat, seperti terlihat dalam gambar. Keuntungan menggunakan
tuga kumparan yaitu arus yang dibangkitkan lebih efisien dan arus yang
dihasilkan adalah arus bolak-balik 3 phase.

Gambar 2.8. Arus bolak-balik 3 phase


(Sumber: http://www.viarohidinthea.com/2014/11/sistem-pengisian.html)

e. Penyearahan Arus
Proses penyearah alternator dilakukan oleh dioda. Pada diode arus mengalir
dari positif ke negative dan tidak sebaliknya. Bahkan pada arah positif ke
negative, bila tegangan kurang dari nilai tertentu. Maka arus tidak dapat
mengalir. Alternator mobil menghasilkan arus bolak-balik tiga fase, karena
dalam pengisian diperlukan arus searah maka perlu diubah menjadi arus searah.
Proses ini disebut penyearahan yang dapat dilakukan dengan beberapa cara,
21

namun alternator mobil banyak menggunakan dioda efektif, dimana diode


memungkinkan arus hanya mengalir pada satu arah.

Gambar 2.10. Penyearahan Pada Dioda


(Sumber: http://www.viarohidinthea.com/2014/11/sistem-pengisian.html)

Pada dioda arus mengalir dari P ke N dan tidak sebaliknya. Ini adalah
sifat dasar dioda yang digunakan fungsi penyearahan, bahkan pada arah P ke N,
bila tegangannya kurang dari suatu nilai tertentu, maka arus tidak dapat
mengalir.
Sistem penyarahan dengan diode terbagi menjadi dua cara yaitu:
1) Penyearahan setengah gelombang
Hanya sisi positif dari arus AC yang digunakan
2) Penyearahan gelombang penuh
Sisi positif dan negative dari arus AC dirubah menjadi DC.

Gambar 2.11. Penyearahan


(Sumber: http://www.viarohidinthea.com/2014/11/sistem-pengisian.html)
22

Penyarahan pada alternator adalah dengan penyearahan gelombang


penuh. Ini dimaksudkan agar arus yang dihasilkan lebih rata dana apabila arus
rata maka tidak akan cepat merusuak komponen dalam alternator.

4. Prinsip IC Regulator
IC regulator merupakan suatu sistem yang digunakan untuk memutus arus
rotor. IC (Integrated Circuit) adalah sirkuit yang dikecilkan yang terdiri dari
bagian- bagian listrik dan elektronik kecil (transistor, dioda, resistor, capasitor
dan lain-lain) yang dipasang atau dibuat pada substrate. IC regulator sangat
kompak dan ringan dan mempunyai kemampuan yang tinggi karena tidak
mempunyai kontak mekanik seperti pada regulator tipe kontak poin.
Komponen IC regulator antara lain:

a. Transistor
Transistor merupakan gabungan dari beberapa semi konduktor. Dalam IC
regulator transistor mempunyai dua fungsi yaitu sebagai sakelar otomatis dan
sebagai amplifikasi untuk memperbesar arus. Transistor mempunyai tiga
terminal antara lain:
1) Basis (B), sebagai pengontrol arus.
2) Emitor (E), sebagai jalan masuk arus.
3) Colector (C), sebagai pinti keluar arus.

b. Dioda ( )
Dioda (D) adalah semi konduktor yang menghantarkan arus hanya pada
satu arah. Arah dimana arus dapat mengalir disebut forward direction, dan arah
dimana arus tidak dapat mengalir disebut reverse direction.

c. Dioda Zener ( )
Dioda zener mempunyai sifat yang sama pada forward direction
sebagaimana dioda biasa, tetapi pada reverse direction arus dapat mengalir
apabila reverse direction mencapai tegangan tertentu (tegangan zener).

d. Kondensator ( )
23

Kondensator berfungsi sebagai penyimpan arus listrik dalam jumlah tertentu


sesuai dengan kapasitasnya dan dapat dikeluarkan sewaktu-waktu bila diperlukan.

e. Resistor
Resistor berfungsi sebagai tahanan atau memperkecil arus dan sebagai
pengaman rangkaian. Di dalam IC regulator digunakan 2 tipe resistor yaitu:
1) Resistor tetap ( ) yaitu resistor yang nilai tahanannya tetap.
2) Resistor variable ( ) yaitu resistor yang nilai tahanannya dapat
diubah

5. KONTRUKSI ALTERNATOR
Agar mencukupi kebutuhan listrik pada mobil, maka setiap mobil dilengkapi
dengan alternator. Alternator berfungsi untuk merubah energi mekanik yang
didapatkan dari engine menjadi tenaga listrik. Adapun konstruksi alternator
dapat dilihat pada gambar.
Tipe : Batetery Voltage Sensing

Besar output : 12 Volt / 65


Ampere Voltage regulator : Electronic built in type

Gambar 2.12. Alternator


(Sumber: Dokumentasi)
24

Gambar 2.13. Prinsip Dasar IC Regulator


(sumber: Mitsubishi Motor Corporatian, 1995 hlm. 24)

Keterangan :

1. Puli Alternator 9. Terminal

2. Seal 10. Plate

3. Rotor 11. Regulator dan Brush holder

4. Rear bearing 12. Brush

5. Bearing retainer 13. Brush spring

6. Front Bearing 14 Slinger

7. Front Bracket 15. Rectifier

8. Stator 16. Rear Bracket


25

A. KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM PENGISIAN

1. Baterai
“Baterai (accu) adalah suatu alat yang menyimpan tenaga listrik dalam
bentuk tenaga kimia dimana akan mengeluarkan tenaga listrik bila
diperlukan, perbedaan baterai dengan elemen kering yang digunakan pada
lampu senter atau radio ialah elemen kering tidak dapat di isi lagi guna
menyimpan tenaga listrik sehingga sudah tidak dapat digunakan lagi
sedangkan pada baterai dapat digunakan kembali setelah diadakan pemakaian
dengan jalan mengisinya yaitu menyimpan tenaga dalam bentuk tenaga
kimia” (Daryanto, 1999, hlm. 335).
Sumber arus dari baterai mobil berguna untuk:
a. Memberi aliran untuk memutarkan engine.
b. Membuat tegangan pada sistem kelistrikan stabil.
c. Melengkapi aliran listrik lainnya pada kendaraan (untuk penerangan dan
instrument)
6. Regulator
“Regulator adalah untuk mencegah kembalinya arus dari generator yang
menuju ke baterai jika tidak diberi pembatas arus dari regulator maka besar
kemungkinan arus dari baterai kembali ke generator atau alternator dimana
hal ini tidak dikehendaki, fungsi lain dari regulator adalah untuk mencegah
ada pengaliran arus yang berlebihan pada baterai jika isi baterai tekah penuh,
maka tidak mungkin lagi dimuati karena ini adalah tugas regulator”
(Daryanto, 1999, hlm. 335).
Regulator terdiri dari tiga buah relay, yakni:
a. Voltase relay : untuk mengontrol tegangan listrik yang dibangkitkan.
b. Pembatas arus, untuk mengontrol arus yang keluar.
c. Cut out relay, unruk mencegah arus balik dari baterai.

7. Alternator
Alternator adalah sebuah mekanik yang berfungsi untuk membangkitkan
arus listrik untuk kebutuhan mengisi arus listrik dalam baterai dan juga
memberikan arus bagi keperluan lain dalam kendaraan bermotor.
26

a. Kebaikan alternator arus AC adalah


1) Alternator mempunyai ukuran yang lebih kecil disbanding dengan
dinamo dengan ukuran yang sama.
2) Alternator lebih tahan pada putaran tinggi dalam motor hanya terdapat
kumparan medan yang jumlah belitannya hanya sedikit sehingga motor
ringan selain itu slip ring juga lebih tahan putaran tinggi dibanding
komutator dari dinamo.
3) Pada sikat tidak terjadi bunga api karena kontak antara sikat dengan slip
ring juga karena arus putaran idling,
4) Tidak diperlukan adanya ’’cut out relay’’ (relay pengeluaran), diode
silicon (rectifier) sudah mencegah mengalirnya arus pada putaran
idling, hal ini karena perbandingan diameter puli lebih besar sehingga
pada putaran idling, alternator telah berputar cukup cepat.
5) Tidak diperlukan adanya pembatas arus karena adanya tahanan induksi
dalam gulungan stator sehingga arus yang terbangkit tidak akan
bertambah walaupun putaran bertambah cepat.

b. Komponen-komponen altenator
1) Puli (Pully)
Pully berfungsi untuk menerima tenaga mekanis dari engine
untuk memutarkan rotor. Energi mekanik dari engine akan disalurkan
ke altenator melalui sebuah puli dengan penghubung belt.
Jenis puli dibagi menjadi dua yaitu puli V dan puli V Ribbed.
Untuk Mitsubishi Galant adalah puli V ribbed.
2) Kipas (Fan)
Kipas berfungsi untuk mendinginkan komponen-komponen dalam
altenator, seperti diode dan kumparan-kumparan pada altenator.
3) Rotor
Rotor berfungsi untuk membangkitkan kemagnetan. Rotor merupakan
bagian yang berputar bersama engine melalui perantara puli. Rotor
disusun dari inti kutub (kutub magnet) field coil, slipring, rotor shaft
dan fun.
4) Stator
27

Stator berfungsi untuk menghasilkan arus listrik dengan


memotong garis- garis gaya magnet yang dihasilkan rotor, sehingga
pada stator terjadi induksi magnet yang menghasilkan arus listrik.
Arus yang dihasilkan stator merupakan arus bolak-balik (AC) 3 fase.
Stator terdiri dari stator core (inti stator), dan stator coil (lilitan
stator) yang disatukan dengan drive and frame.
5) End Frame
Frame mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pendukung rotor dan
sebagai pemegang dengan engine, kedua End Frame mempunyai
beberapa saluran udara untuk meningkatakan efisiensi pendinginan.

6) Rectifier
Rectifier merupakan rangkaian dari dioda-dioda. Dalam altenator
terdapat tiga buah dioda positif dan tiga buah dioda negative. Dioda
ini berfungsi untuk menyearahkan arus AC yang dibangkitkan oleh
stator menjadi arus searah (DC).
Rectifier pada mitsubihsi Lancer menggunakan sembilan buah
dioda, dengan perincian 6 buah dioda utama (main dioda) dan tiga
buah dioda (dioda trio) ditambahkan untuk mensuplay arus rotor.
Dioda ini juga disebut dengan tiga dioda ekstisasi. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada gambar berikut.

Dioda
positif
Dioda trio
Dioda
negatif

Gambar 2.13. Rangkaian rectifier


(sumber: PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors,1995 hlm. 8)

8. IC Regulator
Dalam sistem pengisian dikenal dua jenis regulator yaitu regulator tipe
titik (point type) dan regulator tipe IC. Namun pada dasarnya mempunyai
fungsi dasar yang sama yaitu untuk mengatur tegangan yang dihasilkan oleh
28

altenator agar tidak terjadi overcharge. Yang membedakan adalah cara


pengaturannya, IC regulator pemutusannya menggunakan IC, sedangkan
regulator tipe poin pengaturannya menggunakan relay.
IC adalah sirkuit yang dikecilkan yang terdiri dari bagian-bagian listrik dan
elektronik kecil seperti transistor, diode, resistor dan kondensor.

Keuntungan tipe IC regulator


a. Pengisian baterei dapat dilakukan dengan baik.
b. Dengan memakai IC regulator arus rotor bertambah besar (tahanan
kumparan
rotor lebih kecil), sehingga tersedia daya keluaran yang lebih besar.
c. Rentang tegangan outputnya lebih sempit dan variasi tegangan outputnya
dalam waktu singkat.
d. Tahan terhadap getaran
e. Dapat digunakan dalam waktu lama (awet).
Berdasarkan penempatannya, IC regulator dibagi menjadi dua macam yaitu:
a. IC regulator Built in type, yaitu IC regulator yang ditempatkan dalam rumah
alternator.
b. IC regulator mount type, yaitu IC regulator yang ditempatkan menempel
pada bagian atas rumah alternator.
B. Rangkaian Sistem Pengisian IC Regulator

Gambar 2.14 Rangkaian IC regulator


(Sumber: http://www.viarohidinthea.com/2014/11/sistem-pengisian.html)

Lokasi IC regulator menjadi satu kesatuan dengan altenator, pada altenator


29

terdapat 4 terminal yaitu terminal B, IG, S dan L.  Terminal B merupakan


terminal output altenator, dihubungkan ke baterai dan beban, terminal IG
dihubungkan ke kunci kontak untuk mensuplai arus ke IC regulator, terminal S
dihubungkan ke baterai langsung dan terminal L ke lampu indicator pengisian. 

C. Cara Kerja Sistem Pengisian dengan Regulator IC


Ada beberapa tipe dalam sistem pengisian IC regulator, namun tipe yang
digunakan pada kendaraan Mitsubishi galant berjenis IC regulator tipe M.
Cara pemasangan IC regulator ke alternator adalah built in.

Gambar 2.15 IC regulator tipe M


(Sumber: http://www.viarohidinthea.com/2014/11/sistem-pengisian.html)

Keterangan gambar :

B = kabel output alternator yang mensuplai langsung ke aki.

IG = indikator kontak yang ada dialternator.

S = digunakan oleh regulator untuk mengatur strum pengisian ke aki.

L = kabel yang digunakan oleh regulator untuk indikator lampu ( CHG ).

IGN. SW. = Ignition Switch (kunci kontak)

Vehicle Loads = Beban


30

Chaerge lamp = Lampu indikator pengisian

Lokasi IC regulator menjadi satu kesatuan dengan altenator, pada

altenator terdapat 4 terminal yaitu terminal B, IG, S dan L. Terminal B

merupakan terminal output altenator, dihubungkan ke baterai dan beban,

terminal IG dihubungkan ke kunci kontak untuk mensuplai arus ke IC

regulator, terminal S dihubungkan ke baterai langsung dan terminal L ke

lampu indicator pengisian.

Cara kerja sistem pengisian dengan IC regular tipe M sebagai berikut:

9. Saat kunci kontak ON, engine belum hidup

Gambar 2.16 Aliran arus saat kunci kontak ON, engine belum hidup
(Sumber: https://benylistanto.blogspot.com/2016/11/cara-kerja-sistem-pengisian-
dengan.html)

Saat kunci kontak ON, engine belum hidup (gambar di atas), maka arus
dari baterai mengalir sekering, ke kunci kontak, ke terminal IG, dan masuk ke
MIC. Arusyang masuk ke MIC tersebut kemudian mengalir ke kaki basis (B)
transistor (Tr1), keE Tr1, kemudian ke massa. Hal ini menyebabkan Tr1 menjadi
ON. Pada saat yang sama arus juga mengalir ke B Tr3, ke E Tr3, kemudian ke
massa. Akibatnya Tr3 menjadi ON. Aktifnya Tr1 dan Tr3 menyebabkan aliran arus
seperti digambarkan pada skema di bawah ini.
31

Gambar 2.17 Aliran arus saat Tr1 dan Tr3 ON


(Sumber: https://benylistanto.blogspot.com/2016/11/cara-kerja-sistem-pengisian-
dengan.html)

Aktifnya Tr1 menyebabkan arus mengalir dari baterai ke terminal B, kekumparan


rotor (rotor coil), ke terminal F, ke C Tr 1, ke E Tr1, kemudian ke massa.Aliran
arus ke kumparan rotor ini menyebabkan terjadinya medan magnet pada
kumparan rotor. Pada saat yang sama, aktifnya Tr3 menyebabkan arus mengalir
dari baterai ke kunci kontak, ke lampu pengisian, ke terminal L regulator, ke kaki
C Tr3, ke E Tr3, kemudian ke massa. Aliran arus ini menyebabkan lampu
pengisian menyala.

10. Saat engine hidup, tegangan alternator kurang dari 14 V


Setelah engine hidup, maka rotor (yang sudah menjadi magnet) berputar
karena diputarkan oleh poros engkol melalui tali kipas sehingga pada kumparan
stator terjadi tegangan AC. Tegangan ini kemudian disearahkan menjadi DC oleh
dioda penyearah. Karena kumparan stator sudah menghasilkan tegangan, maka
arus pada salah satu ujung kumparan stator mengalir ke terminal P. Aliran arus ini
oleh MIC diolah dan digunakan untuk mengalirkan arus basis (B) Tr2 sehingga Tr2
menjadi ON dan menghentikan aliran arus ke B Tr3 sehingga Tr3 menjadi OFF.
Karena Tr3 OFF,maka aliran arus dari lampu ke massa mela lui Tr 3 terhenti
sehingga lampu tidak mendapat massa dan aktifnya Tr2 menyebabkan aliran arus
dari IG ke E Tr2, ke C Tr2, ke terminal L, dan kemudian ke lampu pengisian.
Karena lampu mendapat dua aliran arus dari L dan dari kunci kontak, maka tidak
32

ada per bedaan tegangan di antara kaki-kaki lampu sehingga lampu padam (lampu
juga mati karena tidak mendapatmassa dari Tr3).

Gambar 2.18 Aliran arus saat tegangan alternator kurang dari 14 V


(Sumber: https://benylistanto.blogspot.com/2016/11/cara-kerja-sistem-pengisian-
dengan.html)

Tegangan yang disearahkan oleh dioda mengalir ke terminal B dan mengalir ke


baterai sehingga terjadi pengisian. Apabila tegangan yang dihasilkan alternator
kurang dari 14 V, maka terminal S tidak mendeteksi adanya kelebihan tegangan
sehingga MIC akan tetap memberikan arus ke B Tr 1 sehingga Tr1 tetap ON. Hal
ini menyebabkan arus dari dioda kengalir ke kumparan rotor, ke terminal F, ke C
Tr 1, keE Tr1, kemudian ke massa. Hal ini menyebabkan medan magnet pada
kumparan rotor tetap kuat. Jadi pada saat tegangan alternator kurang dari 14 V,
medan magnet dipertahankan pada keadaan kuat sehingga tegangan tidak drop.
33

11. Saat tegangan alternator lebih dari 14 V

Gambar 2.19 Aliran arus saat tegangan alternator lebih dari 14 V


(Sumber: https://benylistanto.blogspot.com/2016/11/cara-kerja-sistem-pengisian-
dengan.html)

Apabila engine berputar makin tinggi, maka output alternator akan cenderung
naik juga. Berdasarkan gambar di atas, jika tegangan yang dihasilkan lebih dari 14
V, maka tegangan itu akan terdeteksi oleh komponen aktif di dalam MIC berupa
dioda zener melalui terminal S. Aliran arus melalui terminal S ini oleh MIC akan
diolah dan difungsikan untuk menghentikan arus yang mengalir ke B Tr1,
sehingga Tr1 menjadi OFF. Perhatikan gambar di bawah ini, jika Tr1 OFF maka
aliran arus dari dioda yang menuju kumparan rotor dan ke massa melalui Tr1 akan
terhenti sehingga medan magnet pada kumparan rotor menjadi hilang. Aliran arus
dari terminal P tetap mengalir selama engine hidup untuk mempertahankan Tr3
OFF dan Tr2 ON sehingga lampu pengisian tetap padam.
34

Gambar 2.20 Saat Tr1 OFF


(Sumber: https://benylistanto.blogspot.com/2016/11/cara-kerja-sistem-pengisian-
dengan.html)

Jika medan magnet pada kumparan rotor hilang karena Tr1 OFF, maka tegangan
yang dihasilkan oleh alternator akan turun. Jika tegangan alternator kurang dari
14 V, maka terminal S tidak mendeteksi adanya kelebihan tegangan (perhatikan
gambar di bawah ini) sehingga MIC akan merespon dengan mengalirkan kembali
arus ke B Tr1. Jika arus mengalir ke B Tr1, maka Tr1 menjadi ON.

Gambar 2.21 Saat Tr1 kembali ON


(Sumber: https://benylistanto.blogspot.com/2016/11/cara-kerja-sistem-pengisian-
dengan.html)

Apabila Tr1 kembali menjadi ON (perhatikan gambar di bawah ini), maka arus
dari dioda akan mengalir kembali ke kumparan rotor, ke terminal F, ke kaki C
35

Tr1, keE Tr1, kemudian ke massa. Hal ini menyebabkan kemagnetan pada
kumparan rotor kembali menguat. Medan magnet yang menguat ini kemudian
akan menyebabkan output alternator kembali naik.

Gambar 2.22 Aliran arus saat tegangan turun kurang dari 14 V


(Sumber: https://benylistanto.blogspot.com/2016/11/cara-kerja-sistem-pengisian-
dengan.html)

Jika kenaikan tegangan ini melebihi 14 V lagi, maka proses ini akan kembali
berulang ke proses sehingga tegangan akan kembali turun, dan jika tegangan
kurang dari 14 V maka proses akan kembali ke proses (2)*. Proses (1)* dan (2)*
ini akan terjadi secara terus menerus.

12. Saat terminal S putus

Gambar 2.23 Saat terminal S putus


(Sumber: https://benylistanto.blogspot.com/2016/11/cara-kerja-sistem-pengisian-
dengan.html)
36

Apabila terminal S putus, maka MIC akan mendeteksi bahwa tidak ada masukan
tegangan melalui terminal F. Jika pada terminal P tegangannya mencapai diatas
16 V (tegangan pengisian berlebihan) maka MIC akan mengaktifkan Tr3 dan
mematikan Tr2 sehingga lampu pengisian menyala.

Gambar 2.24 ON dan OFF-nya Tr1 saat terminal S putus


(Sumber: https://benylistanto.blogspot.com/2016/11/cara-kerja-sistem-pengisian-
dengan.html)

Berdasarkan masukan dari terminal P juga MIC akan menghentikan aliran


aruske kaki B Tr1 sehingga Tr1 menjadi tidak aktif (OFF). Akibatnya arus yang
mengalir kekumparan rotor menjadi terhenti dan medan magnet pada kumparan
rotor hilang. Hal ini menyebabkan tegangan di terminal P turun dan jika
penurunan tegangan inisampai di bawah 16 V maka MIC akan kembali
mengalirkan arus ke B Tr1 sehingga Tr1 menjadi ON dan arus ke kumparan rotor
kembali mengalir. Hal ini terjadi berulang ulang, dan dalam kondisi ini lampu
pengisian tetap menyala untuk memberi peringatan kepada pengemudi untuk
mengecek dan memperbaiki kerusakan tersebut.
37

13. Saat terminal B putus

Gambar 2.25 Aliran arus saat terminal B putus


(Sumber: https://benylistanto.blogspot.com/2016/11/cara-kerja-sistem-pengisian-
dengan.html)

Gambar 2.26 Aliran arus saat terminal B putus


(Sumber: https://benylistanto.blogspot.com/2016/11/cara-kerja-sistem-pengisian-
dengan.html)

Jika kabel terminal B yang menghubungkan terminal B alternator dan terminal


positif baterai putus (perhatikan gambar (a) dan (b) di atas), maka yang terjadi
adalah sebagai berikut. Terminal S akan mendeteksi adanya tegangan yang
besarnya kurang dari 13 V karena tidak ada masukan dari terminal B alternator.
Sementara itu pada terminal P tarjadi tegangan di atas 16 V. Perbedaan tegangan
antara terminal S dan terminal P yang besar ini akan tebaca oleh MIC sehingga
MIC akan mengatur kerja Tr1 untuk mempertahankan tegangan sekitar 16 V. Pada
saat yang sama MIC akan menghentikan arus B Tr2 dan memberikan arus ke B Tr3
38

sehingga Tr2 menjadi OFFsementara Tr3 menjadi ON. Hal ini menyebabkan
lampu pengisian menyala.Tegangan dipertahankan dengan mengatur kerja Tr1 ON
dan OFF sehingga kerja rangkaian sistem pengisian bekerja seperti gambar (a)
dan (b) secara berulang -ulang.

D. Penelitian Terdahulu
Sebelum penelitian ini dilakukan, terlebih dahulu peneliti mencari penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Adapun penelitian
dilakukan oleh:
1 Hasruddin (2009) yang berjudul Peran Multimedia dalam Pembelajaraan
Biologi bahwa dikatakan “dengan penggunaan multi media ini, diharapkan
proses pembelajaran biologi akan semakin berkualitas dan pada akhirnya
akan terjadi peningkatan kualitas sumber daya manusia secara keseluruhan”.
2 Putra (2013) berjudul Teknologi Media Pembelajaran Sejarah Melalui
Pemanfaatan Multimedia Animasi Interaktif. Hasil dari penelitian ini adalah
bahwa multimedia pembelajaran interaktif dapat meningkatkan minat siswa
terhadap materi yang disajikan secara signifikan.
3 Fratandha, Suherman, Komaro (2015) berjudul Penggunaan Multimedia
Animasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dalam
Pembelajaran Materi Penguatan Logam Pada Mata Kuliah Material Teknik.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa peningkatan berpikir kritis peserta didik
yang mendapatkan multimedia animasi berada pada kategori sedang,
sedangkan peserta didik yang mendapatkan media diktat berada pada kategori
rendah.

Anda mungkin juga menyukai