Anda di halaman 1dari 6

PENGGUNAAN MINIATUR HEWAN PADA PEMBELAJARAN IPA BAGI SISWA

TUNAGRAHITA

Kelompok : 2
Nama Anggota :

1. Candrike Nurlaili Prilangsari NIM. 190154603290


2. Dinda Ilma Napia NIM. 190154603206
3. Galuh Andikasari NIM. 1901546032
4. Isyuk Duwih Piranti NIM. 190154603265
5. Melisa Abigail Meliala NIM. 190154603277
6. Tania Izzatunnisa NIM. 190154603218

Dosen Pembimbing : Ediyanto, S.Pd., M.Pd., Ph.D

Jurusan Pendidikan Luar Biasa


Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Malang
Maret, 2021
PENGGUNAAN MINIATUR HEWAN PADA
PEMBELAJARAN IPA BAGI SISWA TUNAGRAHITA
Candrike Nurlaili Prilangsari, Dinda Ilma Napia, Galuh Andikasari, Isyuk
Duwih Piranti, Melisa Abigail Meliala, Tania Izzatunnisa, Ediyanto

Departement of Special Education, State Unoversity of Malang

candrikenp@gmail.com
galuh.andikasari@gmail.com
dindailmanapia12345@gmail.com
isyukdp@gmail.com
melisaa2702@gmail.com
taniaizzatunnisaa@gmail.com
ediyanto.fip@um.ac.id

Abstrak. Anak tunagrahita memiliki IQ di bawah rata-rata anak normal pada umumnya, sehingga menyebabkan fungsi
kecerdasan dan intelektual mereka terganggu yang menyebabkan permasalahan-permasalahan lainnya yang muncul pada
masa perkembangannya. Tidak terkecuali ketika dihadapkan pada pembelajaran IPA, bagi siswa tunagrahita mata pelajaran
IPA merupakan pembelajaran yang cukup sulit, dan terlalu abstrak karena menggunakan banyak simbol yang terlihat sama
dan juga terdapat hal-hal yang sulit untuk dikenali serta kurang menarik perhatian anak tunagrahita. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk menjawab berbagai permasalahan tersebut dan akan dijelaskan mengenai pentingnya pengadaan media
pembelajaran seperti miniatur hewan dalam pembelajaran IPA, sehingga melalui miniatur hewan ini, diharapkan mampu
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa tunagrahita. Artikel ini menggunakan metode sistematik review dengan
melakukan identifikasi terhadap artikel yang sudah dipublikasikan. Tinjauan pustaka yang dilakukan adalah dengan
memilih sepuluh artikel nasional dan satu artikel internasional yang relevan serta difokuskan pada tema yang diambil yaitu
media pembelajaran miniatur hewan bagi siswa tunagrahita. Miniatur hewan sebagai media yang konkrit dapat digunakan
sebagai media pembelajaran, karna model sangat membantu dalam mengkomunikasikan hakikat dari benda sehingga dapat
dipahami oleh siswa (Amran,1997:106). Model yang menggunakan peragaan dan penjelasan guru digabungkan dengan
latihan dan umpan balik siswa untuk membantu mereka mendapatkan pengetahuan dan keterampilan nyata yang
dibutuhkan untuk pembelajaan lebih jauh. Penggunaan alat peraga miniatur dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
membuat anak lebih mudah dalam menerima tanggapan dari materi yang disampaikan oleh guru. Perhatian anak terpusat
pada alat peraga miniatur yang digunakan oleh guru, sebab seolah-olah anak melihat obyek yang sebenarnya walaupun
dalam ukuran kecil, dan anak mudah mengingatnya. (Aman Nurdin Nawawi:2010). Berdasarkan studi literature di atas
telah dibuktikan bahwa penggunaan media miniatur hewan/binatang dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa
akan lebih memahami bagaimana bentuk dari berbagai hewan dengan lebih detail dan jelas.
Keyword: Tunagrahita, Miniatur hewan, Pembelajaran IPA

INTRODUCTION
Tunagrahita adalah keadaaan keterbelakangan mental, keadaan ini dikenal juga retardasi mental (mental
retardation). Anak tunagrahita memiliki IQ di bawah rata-rata anak normal pada umumnya, sehingga
menyebabkan fungsi kecerdasan dan intelektual mereka terganggu yang menyebabkan permasalahan-
permasalahan lainnya yang muncul pada masa perkembangannya. Kondisi ini dapat terjadi pada bayi setelah
dilahirkan, sejak bayi berada di dalam kandungan atau selama proses persalinan. Penyandang tunagrahita dapat
dikenali dari proses berpikir dan belajar yang lebih lambat dibandingkan anak-anak sehat pada umumnya. Para
penyandang tunagrahita merupakan istilah lain dari sebutan orang yang memiliki disabilitas intelektual. Anak
dengan tunagrahita memiliki tingkatan yang berbeda-beda, tetapi anak-anak tunagrahita juga perlu membutuhkan
pembelajaran untuk dapat hidup mandiri seperti anak-anak normal pada umumnya. Salah satunya adalah
pembelajaran IPA, bagi tunagrahita, IPA merupakan pembelajaran yang cukup sulit, dan terlalu abstrak karena
menggunakan banyak simbol yang terlihat sama dan juga terdapat hal-hal yang sulit untuk dikenali dan kurang
menarik perhatian anak tunagrahita. Oleh karena itu, para pendidik harus bisa kreatif dalam memilih, menentukan,
memberikan, dan menyediakan media pembelajaran atau aktivitas bagi anak tunagrahita agar perhatiannya dapat
tertuju pada proses pembelajaran dan siswa tunagrahita dapat lebih cepat mengerti tentang pembelajaran yang
disampaikan. Mata pelajaran IPA memiliki materi yang membutuhkan banyak penalaran dan pemahaman.
Sayangnya, hal itulah yang kurang dimiliki oleh siswa tunagrahita. Hal ini menjadi tatangan tersendiri bagi siswa
tunagrahita untuk mempelajari mata pelajaran yang wajib dalam pendidikannya, dan juga tantangan bagi para
pendidik untuk selalu menjadi kreatif dan memiliki inovasi-inovasi terbaru dalam pembelajaran bagi siswa
tunagrahita. Karena adanya banyak metode dan media pembelajaran sebagai penunjang pembelajarannya, dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa tunagrahita dalam mempelajari IPA. Untuk menjawab segala
permasalahan diatas, penulisan makalah ini akan dijelaskan mengenai pentingnya pengadaan media pembelajaran
seperti miniatur hewan dalam pembelajaran IPA. Melalui miniatur hewan ini, diharapkan mampu meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa tunagrahita.

METHODS
Artikel ini menggunakan metode sistematik review dengan melakukan identifikasi terhadap artikel yang
sudah dipublikasikan. Tinjauan pustaka yang dilakukan adalah dengan memilih sepuluh artikel nasional dan satu
artikel internasional yang relevan serta difokuskan pada tema yang diambil yaitu media pembelajaran miniatur
hewan bagi siswa tunagrahita. Tujuan dari metode penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran umum
mengenai konsep-konsep, teori-teori. serta pengaruh media miniatur hewan dalam kegiatan belajar mengajar pada
mata pelajaran IPA bagi siswa tunagrahita

Selection of the Articles


Artikel dipilih dengan cara meninjau beberapa artikel yang telah diperoleh. Pada mulanya penulis
berselancar di Google Schoolar (https://scholar.google.com/) dengan menggunakan kata kunci dalam pencarian
yaitu "Media Pembelajaran IPA bagi Siswa Tunagrahita". Dari pencarian ini, ditemukan 4.510 artikel. Kemudian
setelah skrining artikel yang pertama diterbitkan dari tahun 2017 hingga 2021, ditemukan sekitar 1.030 artikel.
Pada skrining tahap kedua, dipilih artikel yang memiliki deskripsi “Penggunaan Miniatur Hewan Pada
Pembelajaran IPA bagi Siswa Tunagrahita” dan ditemukan hasilnya tiga puluh artikel. Pada skrining terakhir,
artikel yang dapat menjawab pertanyaan penelitian dengan redaksi "Pengaruh Penggunaan Miniatur Hewan
Terhadap Pembelajaran IPA Bagi Siswa Tunagrahita", dan ditemukan dua puluh tujuh artikel. Dari kegiatan
berselancar meninjau artikel ini menghasilkan sepuluh artikel nasional dan satu artikel internasional yang
diidentifikasi untuk dianalisis menyeluruh sesuai dengan pertanyaan penelitian.

Analysis of Studies
Kajian pustaka dilakukan dengan pendekatan bukti terbaik, berdasarkan analisis terhadap sebelas artikel
jurnal yang dipilih sesuai dengan pertanyaan penelitian. Setiap anggota kelompok mencari jurnal dan artikel yang
sesuai kemudian dianalisis. Dalam proses ini penulis menggunakan kriteria yang sama dengan yang telah
disebutkan di atas, sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.

Categorization of the Articles


Setiap artikel ditinjau berdasarkan dengan kesesuaian tema yang ingin diambil oleh penulis. Para penulis
memastikan bahwa setiap artikel yang dipilih berpotensi untuk dimasukkan ke dalam lebih dari satu temuan (dan
terkadang lebih banyak), misalnya beberapa artikel menunjukkan berbagai jenis pencapaian.

RESULTS
Penerapan pembelajaran IPA harus disesuaikan dengan kondisi siswa, Model dan media pembelajaran
siswa sebagai perantara komunikasi antara guru kelas dan siswa sangat penting dalam proses pembelajaran di
kelas karena menentukan keberhasilan hasil belajar siswa berkebutuhan khusus (Istanti & Triwidjaya, 2014).
Pembelajaran IPA bagi anak tunagrahita ringan adalah lebih ditekankan pada kemampuan fungsional siswa dalam
memahami konsep IPA sederhana yang erat kaitanya dengan kehidupan sehari-hari,. (Depdiknas,2006:1).
Miniatur hewan sebagai media yang konkrit dapat digunakan sebagai media pembelajaran, karna model
sangat membantu dalam mengkomunikasikan hakikat dari benda sehingga dapat dipahami oleh siswa
(Amran,1997:106). Model yang menggunakan peragaan dan penjelasan guru digabungkan dengan latihan dan
umpan balik siswa untuk membantu mereka mendapatkan pengetahuan dan keterampilan nyata yang dibutuhkan
untuk pembelajaan lebih jauh. Menurut (Flores & Kaylor, 2007 ; Leno & Dougherty, 2007). Pengunaan media
pembelajaran mengunakan media Miniatur dapat membantu siswa tunagrahita dalam memahami benda-benda
dengan lebih nyata tentang pembelajaran mahluk hidup, Alat peraga miniature dipilih karena mudah dalam
penggunaannya serta dapat menciptakan suasana belajar yang bervariasi. dalam penelitian guru mengalami
peningkatan dalam aktivitas pembelajaran dengan mengunakan media pembelajaran maniatur (hilmi hayati:2012).
Kelebihan alat peraga miniatur dapat terlihat jelas bahwa alat peraga miniatur merupakan alat peraga 3
dimensi sedangkan seperti halnya alat peraga gambar hanya 2 dimensi. Selain itu alat peraga miniatur lebih
menarik perhatian anak tunagrahita mampu didik. Sehingga anak tunagrahita dapat lebih memahami materi yang
disampaikan. (Dimyati dan Mujiono (1999:297) Penggunaan alat peraga miniatur dalam pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam membuat anak lebih mudah dalam menerima tanggapan dari materi yang disampaikan oleh
guru. Perhatian anak terpusat pada alat peraga miniatur yang digunakan oleh guru, sebab seolah-olah anak melihat
obyek yang sebenarnya walaupun dalam ukuran kecil, dan anak mudah mengingatnya. (Aman Nurdin
Nawawi:2010).

Table 1. Temuan ahli terkait penggunaan media pembelajaran miniatur hewan bagi siswa tunagrahita
Author(s) N Method Findings
[1] Zeni Abidah, Ahmad - Penelitian ini dilakukan dengan Penggunaan model pembelajaran Example
Samawi pendeketan penelitian tindakan dan non Example dalam pembelajara IPA
kelas (PTK). pada anak tunagrahita dapat menunjukkan
keberhasilan dalam belajar.
[2] Aman Nurdin Nawawi - Penelitian mengunakan Tehnik Penggunaan alat peraga miniatur dalam
pengumpulan data yang pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam membuat
digunakan analisis diskriptif anak lebih mudah dalam menerima tanggapan
komparatif yaitu dari materi yang disampaikan oleh guru.
membandingkan nilai tes Perhatian anak terpusat pada alat peraga
kondisi awal, nilai tes setelah miniatur yang digunakan oleh guru, sebab
siklus I dan nilai siklus tes seolah-olah anak melihat obyek yang
siklus II, kemudian hasil sebenarnya walaupun dalam ukuran kecil, dan
pengamatan menggunakan anak mudah mengingatnya.
analisis diskriptif kualitatif.
[3] Nur Fajrie, Siti Masfuah - Metode yang digunakan dalam Siswa lebih mudah memahami materi sains
kegiatan ini yaitu metode dan lebih antusias karena mereka dan
pendekatan melakukan kegiatan secara langsung sehingga
lebih termotivasi dalam belajar. Hal itu dapat
dilihat dari nilai prestasi siswa yang
meningkat rata-rata 35%.
[4] Linda Sari, dan Siti - Mengunakan teknik Model pembelajaran langsung bermedia tiga
Masitoh pengumpulan data dengan dimensimempunyai pengaruh terhadap
metode tes dan observasi. kemampuan anak tunagrahita dalam mengenal
anggota tubuh. Hal ini terlihat pada
kemampuan mengnal anggota tubuh pada
anak tunagrahita mengalami peningkatan.
[5] Yani Prihati, Harto - Metode yang digunakan yaitu Proses pembelajaran untuk anak tunagrahita
Listijo metode observasi, metode harus dilakukan dengan metode dan media
wawancara dan metode pembelajaran yang mendukung materi yang
kepustakaan. disampaikan. Hal ini harus diperhatikan
karena anak tunagrahita mempunyai
keterbatasan kognitif walaupun mereka
mempunyai kemampuan belajar untuk
membaca dan menulis serta
mengkomunikasikan materi yang disampaikan
[6] Himmia Hayati - Penelitian ini mengunakan Proses pembelajaran dengan menggunakan
Penelitian Tindakan media miniatur binatang dan tumbuhan untuk
Kelas (PTK) yang terdiri atas meningkatkan proses pembelajaran siswa pada
dua siklus. Dengan metode Tema Makhluk Hidup di Kelas II B SDN
observasi dan test. Perak II Kecamatan Perak Kabupaten
Jombang berhasil dan sangat baik dan mampu
meningkatkan proses pembelajaran.
[7] Nur hidayati - Metode observasi, wawancara Pengunaan media pembelajaran selama proses
dan dokumentasi. belajar bagi anak tunagrahita untuk
menunjang keberhasilan dari pembelajaran .
karena siswa lebih dapat berpikir nyata
tentang materi pelajaran yang telah diberikan
olrh guru dan dapat langsung praktik
mengikuti intruksi guru.
[8] Sunaryo - Metode eksprimen dan metode Media pembelajaran (model) berpengaruh
tes positif signifikan terhadap prestasi belajar
anak tunagrahita ringan pada mata pelajaran
IPA.
[9] Siti Fatimah Mutia Sari, - Metode penelitian ini Tunagrahita berarti suatu keadaan yang
Binahayati, Budi menggunakan penelitian ditandai dengan fungsi kecerdasan umum
Muhammad T kualitatif deskriptif. yang berada dibawah rata-rata disertai dengan
berkurangnya kemampuan untuk
menyesuaikan diri (berperilaku adaptif), yang
mulai timbul sebelum usia 18 tahun. Ia juga
mengatakan bahwa orang-orang secara mental
mengalami keterbelakangan, memiliki
perkembangan kecerdasan (IQ) yang lebih
rendah dan mengalami kesulitan dalam
prosesbelajar serta adaptasi sosial.
[10] Rizqi Fajar Pradipta1, - Metode penelitian ini Berdasarkan perbandingan antara hasil pre test
Dimas Arif Dewantoro2 menggunakan metode dan post test diketahui bahwa hasil post test
eksperimen semu (Quasi lebih tinggi dari hasil pre test hal ini
Experiment) dengan menunjukkan adanya peningkatan
pendekatan penelitian kemampuan motorik halus siswa tunagrahita
kuantitatif. sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
dengan bermain origami.
[11] Nuril Nuzulia - Penelitian ini menggunakan Penggunaan pendekatan saintifik dalam
penelitian eksperimen dengan pembelajaran sangat efektif dalam
teknik pengumpulan data yaitu meningkatkan hasil belajar peserta didik.
observasi awal, wawancara Perbedaaan kelas yang menggunakan
tidak terstruktur, metode tes, pendekatan saintifk dan kelas tidak
dan dokumentasi. menggunakan pendekatan saintifik dapat
dilihat dengan rata-rata hasil belajar yang
diperoleh. Pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan saintifik pada pembelajaran IPA
lebih diminati peserta didik karena mereka
lebih dapat memahami materi, mereka dapat
menggali pengetahuan sendiri, dan
pembelajaran berlandaskan kerja ilmiah.

DISCUSSIONS
Media pembelajaran yang tepat bagi siswa tunagrahita yaitu media yang dapat mengatasi keterbatasan
intelektualnya dalam belajar mengenai hewan-hewan. Dengan kreatifitas dari pendidik melalui miniatur hewan,
anak tunagrahita bisa lebih mengenali berbagai macam hewan dan perhatian anak tunagrahita pun akan teralihkan.
Melalui miniatur hewan, anak tunagrahita bisa membayangkan bagaimana bentuk hewan-hewan yang mungkin
belum pernah ia temui di dunia nyata. Pada saat siswa tunagrahita melihat dan memegang miniatur hewan, siswa
tunagrahita akan mengenali yang mana saja hewan hewan yang jinak, cukup buas, dan sangat buas. Dan
pengalaman siswa tunagrahita dalam melihat hewan-hewan melalui miniatur akan lebih mudah tersimpan dalam
memori siswa dengan kebutuhan khusus utamanya pada peserta didik tunagrahita yang memang pada dasarnya
anak-anak ini kurang dalam hal ingatan jangka panjang jika mereka tidak melihatnya secara berkali-kali atau
pengulangan materi untuk memahamkan siswa dalam pembelajaran. Selain itu, dengan adanya media
pembelajaran seperti ini anak tidak akan mudah bosan dalam mengikuti pembelajaran justru anak akan semakin
meningkat semangatnya karena sistem pembelajarannya seperti belajar sambil bermain.

CONCLUSIONS
Berdasarkan studi literature dalam penelitian ini ditemukan bahwa siswa tunagrahita merupakan siswa
yang memiliki gangguan pada intelektualnya, sehingga hal ini menjadi tantangan bagi guru, khususnya dalam
mengajarkan materi “Pengenalan Hewan” kepada siswa. Berdasarkan studi literature di atas telah dibuktikan
bahwa penggunaan media miniatur hewan/binatang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan bentuk
mini dari benda aslinya membuat anak lebih memahami bagaimana bentuk dari berbagai hewan dengan lebih
detail dan jelas. Mengenalkan berbagai hewan menggunakan media miniature membuat siswa menjadi lebih
mudah dalam mengingat bentuk, mudah dalam memahami materi, dan perhatian siswa terpsusat pada miniature
tersebut. Pembelajaran menggunakan miniatur dapat membuat imajinasi anak terhadap berbagai hewan menjadi
lebih jelas dan nyata.

REFERENCES
[1]Abidah, Zeni, Ahmad Samawi. 2014. Penggunaan Model Pembelajaran Example Non Example Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Tunagrahita Kelas VII. Jurnal Ortopedagogia. 1(3): 205-211
[2]Nawawi, Aman Nurdin. 2010. Efektivitas Penggunaan Alat Peraga Miniatur dalam Peningkatan Prestasi
Belajar Ilmu pengetahuan alam anak tunagrahita kelas v SD di SLB Dharma Anak Bangsa Klaten
[skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret
[3]Fajrie, Nur, Siti Masfuah. 2018. Model Media Pembelajaran Sains Untuk Anak Berkebutuhan Khusus.
Bagimu Negeri: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 2(1): 9-19.
[4]Sari, Linda, Siti Masitoh. 2019. Model Pembelajaran Langsung Bermedia Tiga Dimensi Terhadap Hasil
Belajar IPA Pada Anak Tunagrahita. Jurnal Pendidikan Khusus. 12(3).
[5]Prihati, Yani, Harto Listijo. 2014. Pengembangan Prototype Media Pembelajaran IPA Bagi Siswa
Tunagrahita Di SLB N Pembina Yogya. Majalah Ilmiah INFORMATIKA. 1(1).
[6]Hayati, Himmia. 2013. Penggunaan Media Miniatur Binatang dan Tumbuhan untuk Meningkatkan Proses
Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 1(2): 1-10.
[7]Hidayati, Nur. 2016. Model Pembelajaran Yang Efektif Bagi Siswa Tunagrahita Di Sekolah Menengah
Pertama Luar Biasa (SMPLB) Bintara Campurdarat Tulungangung [skripsi]. Malang (ID): Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
[8]Sunaryo. 2009. Pengaruh Penggunaan Media Maket Terhadap Prestasi Belajar Siswa Tunagrahita Ringan
Pada Mata Pelajaran IPA. Jassi Anakku. 8(2): 85-88.
[9]Sari, Siti Fatimah Mutia, Binahayati, Budi Muhammad Taftazani. 2017. Pendidikan Bagi Anak Tunagrahita
(Studi Kasus Tunagrahita Sedang Di SLB N Purwakarta). Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat. 4(2).
[10]Pradipta, Rizqi Fajar, Dimas Arif Dewantoro. 2019. Origami and Fine Motoric Ability of Intellectual
Disability Student. International Journal of Innovation, Creativity and Change. 5(5): 531-545.
[11]Nuzulia, Nuril. 2017. Efektivitas Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Tunagrahita di Home Schooling Primagama Malang. Madrasah: Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Dasar. 10(1): 1-8

Anda mungkin juga menyukai