Anda di halaman 1dari 3

a.

Tes seleksi dan fungsinya


Tes seleksi merupakan satu jenis tes yang dimaksudkan untuk menyeleksi atau memilih calon
peserta yang memenuhi syarat untuk mengikuti suatu program.tes seleksi biasanya diadakan jika
jumlah peminat yang akan mengikuti suatu program. Melebihi dari yang dibutuhkan. Tes seleksi
dapat dilaksanakan secara tertulis, wawancara atau keduanya.(amirono & daryanto,2016 :97)
Misalnya di sebuah perguruan tinggi diadakan penerimaan mahasiswa baru dari kuota
sebanyak 200 mahasiswa ternyata yang daftar ada 300 mahasiswa, maka dilakukanlah tes seleksi
untuk menentukan calon mahasiswa yang diterima.
Seleksi calon siswa dilakukan untuk mendapatkan siswa yang baik untuk diterima. Siswa
yang baik dimaksudkan sebagai siswa yang diperdiksikan akan berhasil mengikuti program
pendidikan sekiranya diterima dan mengikuti program.sebaliknya, seleksi akan menolak siswa
yang diperkirakan akan gagal seandainya diberi kesempatan mengikuti program. Tes dan
beberapa alat pengukuran digunakan untuk mengambil keputusan tentang orang yang akan
diterima atau ditolak dalam proses seleksi. Untuk memutuskan penerimaan atau penolakan harus
digunakan tes yang tepat yaitu tes yang dapat meramalkan dengan keberhasilan atau kegagalan
seseorang dalam suatu kegiatan tertentu pada masa yang akan dating dengan resiko yang
terendah.(zainul & nasoetion,1996:9)
Menurut purwanto ( :9)Seleksi dikatakan efektif apabila : 1)siswa yang diterima memang
berhasil mengikuti program, 2)siswa yang ditolak ternyata memang gagal (dengan mengikuti
program serupa ditempat lain).sebaliknya seleksi dikatakan efektif apabila : 1)siswa yang
diterima ternyata gagal menikuti program, 2)siswa yang ditolak ternyata berhasil mengikuti
program serupa ditempat lain. Seleksi itu dilakukan dengan melakukan pengukuran
menggunakan tes seleksi.tes seleksi memberikan data yang diperlukan untuk membuat keputusan
tentang penerimaan atau penolakan calon siswa.
Menurut Suryanto (2016:24) pada dasarnya interpretasi hasil tes yang digunakan dalam tes
seleksi adalah penilaian acuan kriteria (PAK). Jadi keberhasilan calon dapat dinyatakan diterima
atau tidak didasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan. Tinggi rendahnya batas kriteria
kelulusan ditentukan oleh instansi masing-masing. Jika dari hasil tes tertulis ternyata jumlah
calon yang lulus lebih banyak dari formasi yang tersedia maka seleksi berikutnya dilakukan
dengan menggunakan pendekatan acuan norma (PAN) atau dengan kata lain dilakukan
perangkingan.
b. tes dianostik dan fungsinya
Beberapa ahli mengemukakan pengertian tes diagnostik, menurut Arikunto,(2008: 34). Tes
diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga
berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian pemberlakukan yang
tepat. Senada dengan Arikunto rasyid dan Mansur (2007 : 164) menjelaskan bahwa tes
diagnostik berguna untuk mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, termasuk
kesalahan pemahaman konsep. Menurut Sudijono (2008 : 70) mendefenisikan tes diagnotik
adalah tes yang dilakukan untuk menentukan secara tepat jenis kesukaran yang dihadapi oleh
para peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. Selanjutnya dalam buku Tes Diagnostik
yang dikeluarkan oleh Dirjen pendidikan Dasar danMenengah Tahun 2007 menyebutkan bahwa
tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa
sehingga hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan tindak lanjut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tes diagnostic itu adalah tes yang digunakan untuk mengetahui
penyebab kesulitan yang dihadapi seseorang baik dari segi intelektual,emosi,fisik dan lain-lain
yang mengganggu kegiatan bembelajaran.
Tes diagnostik merupakan tes yang dilaksanakan untuk mengetahui penyebab kesulitan
belajar yang dialami siswa. Gronlund dan Linn (1990) menyatakan bahwa “the function of
diagnostic evaluation is to diagnose learning difficulties during instruction”. Karena tes
diagnostik akan digunakan untuk menemukan kesulitan pemahaman konsep yang dialami siswa
maka materi tes diagnostik dikembangkan dari konsep-konsep yang sulit dipahami siswa. Dari
hasil tes diagnostik guru akan dapat menemukan kesulitan belajar yang dialami siswa.
Selanjutnya guru harus berupaya untuk mencari penyebab kesulitan belajar tersebut dan
sekaligus berupaya untuk mencari cara menghilangkan penyebab kesulitan belajar itu sehingga
siswa dapat berhasil menyelesaikan semua program pembelajaran yang telah Anda rancang
(Suryanto,2016:31)
menurut Arikunto (2008: 44), tes diagnostik memiliki fungsi sebagai berikut.
(1) menentukan apakah bahan prasyarat telah dikuasai atau belum,
(2) menentukan tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang dipelajari,
(3) memisah-misahkan (mengelompokkan) siswa berdasarkan kemampuan dalam menerima
pelajaran yang akan dipelajari,
(4) menentukan kesulitan-kesulitan belajar yang dialami untuk menentukan cara yang khusus
untuk mengatasi atau memberikan bimbingan.
Menurut buku panduan tes diagnostik yang disusun oleh Depdiknas (2007: 3) karateristik
dari tes diagnostik adalah sebagai berikut.
(a) Dirancang untuk endeteksi kesulitan belajar siswa,
(b) Dikembangkan berdasar analisis terhadap sumber-sumber kesalahan atau kesulitan siswa
dalam belajar,
(c) Menggunakan soal-soal bentuk supply response (bentuk uraian atau jawaban singkat).
Sehingga mampu menangkap informasi secara lengkap,
(d) Disertai rancangan tindak lanjut (pengobatan) sesuai dengan kesulitan (penyakit) yang
teridentifikasi.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Edisi Revisi). Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Pedoman Pengembangan Tes Diagnostik Mata
Pelajaran IPA SMP/MTs. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah.
Depdiknas, 2007.Tes Diagnostik,Direktorat pembinaan sekolah Menengah pertama.
rasyid harun dan Mansyur, 2007.Penilaian hasil belajar, Bandung, wacana prima.
Sudijono Anas, 2008.Pengatar evaluasi Pendidikan, jakarta, raja grafinddo persada

Anda mungkin juga menyukai