Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1

Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus / PDGK4407

Nama : Nyi Raden Isny Murni Saparina Sudarmakusumah

NIM : 857593858

UPBJJ: Purwokerto

Pokjar: Kedungreja

Soal:

1. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami kondisi khusus yang biasa muncul
sebagai hambatan atau kelainan pada aspek fisik, dan atau mental intelektual, dan atau
Bahasa dan komunikasi, dan atau emosi dan social. Istilah yang digunakan untuk menyebut
kebutuhan khusus memiliki kecenderungan untuk berubah dari waktu ke waktu. Sebutkan
istilah-istilah yang digunakan tersebut dari waktu ke waktu, dan jelaskan makna dan
implikasi dalam dunia pendidikan terhadap perubahan istilah tersebut.

Jawab:

1. Istilah-istilah yang digunakan dari waktu ke waktu di Indonesia sebelum terbit UU No.
20 tahun 2003 tentang Sisdiknas adalah anak penyandang cacat, anak berkelainan,
anak luar biasa, Istilah dalam bahasa inggris pun banyak seperti handicapped children,
impaired children, disable children, retarded children, gifted children. Penggunaan
istilah- istilah ini masih menimbulkan silang pendapat dan belum ada kesepakatan
tentang penggunaan istilah baku, meskipun sejak diundangkannya UU no 20/2003
tentang Sisdiknas bahwa istilah yang digunakan adalah Anak Berkebutuhan Khusus.
Dalam dunia pendidikan Istilah-istilah ini terus berubah karena ada alasan utamanya.
Setiap anak mempunyai potensi, namun karena kondisi kelainan yang dialminya, ia
memerlukan bantuan khusus. Bantuan khusus inilah yang disebut kebutuhan khusus.
Istilah terus berubah agar istilah yang digunakan untuk anak-anak yang mempunyai
kebutuhan khusus member konotasi yang positif, dunia pendidikan menekankan sisi
positif dari mereka atau mengedepankan potensi yang ada pada diri mereka.

Soal:

2. Siswa B adalah seorang anak laki-laki usia 9 tahun yang duduk di kelas 3 SD inklusi.
Siswa B mengalami autism yang disertai hiperaktifitas. Siswa B juga mengalami
hambatan intelektual (tunagrahita) ringan. Meski demikian, siswa B merupakan anak
yang ceria meski masih sulit diterima temannya karena seringkali memaksakan
keinginannya dan marah apabila tidak dipenuhi. Siswa B memiliki hobi menyanyi, suara
siswa B juga bagus. Berdasarkan kasus tersebut jelaskan contoh kebutuhan
fisik/kesehatan, kebutuhan social-emosional, dan kebutuhan Pendidikan yang perlu
diberikan kepada siswa B
Jawab:
2. Autisme adalah kelainan perkembangan saraf yang menyebabkan gangguan perilaku dan
interaksi sosial. Di dalam dunia medis biasa disebut dengan autism spectrum
disorder (ASD).

Penyebabnya hingga kini belum bisa diketahui secara pasti. Ciri-cirinya adalah adanya
gangguan komunikasi dan interaksi sosial. Mengalami maslah emosional seperti mudah
marah, berteriak-teriak dan hiperaktivitas. Beberapa juga diantaranya selalu menggerak-
gerakan anggota tubuh secara berulang.

Diketahui kondisi seorang anak B dengan keterangan sebagai berikut:

 Seorang laki-laki berusai 9 tahun dan duduk di kelas 3 inklusi.


 Mengalami Autism dan disertai hiperaktifitas.
 Mengalami hambatan intelektual ringan (Tuna Grahita).
 Anak B memiliki hobi menyanyi dan suaranya memang bagus.

Maka berdasarkan keterangan tersebut berikut ini adalah beberapa kebutuhan yang perlu
diberikan kepada anak B yaitu:

 Kebutuhan Fisik/Kesehatan: Anak B memerlukan terapi khusus untuk mengatasi autis


dan hiperaktifitasnya.
 Kebutuhan Psikis (Sosial-Emosional): Anak B memerlukan pendampingan khusus pada
setiap pembelajaran oleh gurunya. Dikarenakan kondisinya yang tuna grahita.
Kemudian, perlu diberi pengertian juga kepada teman-temannya agar bisa lebih sabar dan
menerima anak B. Kemudian lebih banyak diberikan waktu untuk B menyalurkan
hobinya bernyanyi agar B semakin baik secara emosionalnya.
 Kebutuhan Pendidikan: Dibutuhkan porsi lebih pada pendidikan kognitif sehingga bisa
berfokus pada proses pembelajarannya bukan kepada hasil.

Soal:
3. Model Pendidikan integrase dan inklusi memiliki sama-sama menerima anak
berkebutuhan khusus untuk belajar Bersama anak- anak lain dalam satu Lembaga
Pendidikan, namun demikian terdapat beberapa perbedaan prinsip dan implikasi
pelaksanaan Pendidikan dari keduanya. Jelaskan pengertian model Pendidikan integrasi
dan jelaskan pula pengertian dari Pendidikan inklusi, lalu bandingkan keduanya dari
layanan penyesuaian terhadap keberadaan anak berkebutuhan khusus. Lengkapi dengan
memberi contoh praktik Pendidikan yang integrative dan yang inklusif.
Jawab:
3. Pendidikan Integrasi adalah suatu sistem layanan pendidikan yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik Sekolah LuarBiasa(SLB) untuk belajar dalam waktu
tertentu di sekolah regular sesuai dengan kelas yang ada di Sekolah Luar Biasa misalnya
hanya dalam pelajaran kesenian atau olah raga. Jadi pesertadidik SLB bersama dengan
peserta didik reguler berada dalam kelas yang sama. Terdapat jenis-jenis pendidikan
integrasi. Jenis pertama adalah dimana pada suatu sekolah regular terdapat kelas khusus
untuk siswa-siswa SLB yang sejenis misalnya hanya untuk gangguan visual atau
gangguan intelektual saja. Mereka yang dengan kebutuhan pendidikan khusus tetap diajar
oleh guruSLB. Pengintegrasian diatur apakah pada mata pelajaran tertentu saja -anak-
anak dalam kelas khusus berintegrasi ke kelas regular- atau hanya pada waktu istirahat.
Dalam integrasi tersebut diperlukan asesmen untuk anak berkebutuhan khusus. Jenis
kedua adalah dimana di dalam sekolah regular terdapat ruang khusus untuk memberikan
layanan kepada peserta didik regular yang mengalami kesulitan dalam belajar karena
kondisi mereka (anak dengan kebutuhan pendidikan khusus). Di sini diperlakukan Pull
Out System dalam mata pelajaran tertentu. Layanan di ruang sumber dilakukan oleh tim
yang terdiri orthopedagog, psikolog, terapi wicara, fisiotherapist, occupational, dan
therapist. Dalam jenis ini juga diperlukan asesmen untuk peserta didik tersebut. Di dalam
pendidikan integrasi ada 3 kriteria yaitu adanya rasa memiliki-dimiliki dalam masyarakat
sosial, partisipasi demi kepentingan masyarakat, dan tanggung jawab bersama atas tugas-
tugas dan kewajiban-kewajiban.
Pendidikan inklusif sebagai pendidikan yang menempatkan semua peserta didik
berkebutuhan khusus dalam sekolah reguler sepanjang hari. Dalam pendidikan seperti ini,
guru memiliki tanggung jawab penuh terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
tersebut. Pendidikan inklusif merujuk pada layanan pendidikan untuk semua dengan
fokus spesifik pada mereka yang rentan terhadap marjinalisasi dan pemisahan yaitu
ketika orang tua atau orang lain yang diberikan tanggung jawab tidak dapat
melaksanakan misalnya anak yang berada dibawah konflik, bencana alam, anak jalanan,
anak cacat, dan anak-anak korban narkoba. Maka pendidikan inklusif tidak hanya bagi
yang menyandang kecacatan fisik, sensoriatauintelektualsaja. Inklusi merupakan sebuah
proses mengurangi atau menghilangkan hambatan untuk belajar dan berpartisipasi.
Pendidikan inklusif mengajarkan kecakapan hidup dan mendorong guru, pengelola
sekolah, anak, keluarga, dan masyarakat untuk pembelajaran anak. Sehubungan dengan
prinsip-prinsi yang diproklamirkan dalam Piagam PBB tentang Konvensi Hak Anak
tanggal 20 Nopember 1989 menegaskan fakta bahwa anak-anak karena kerapuhannya
memerlukan asuhan dan perlindungan khusus. Konvensi hak anak menempatkan
penekanan khusus pada tanggung jawab keluarga atas pengasuhan dan perlindungan
utama.Dalam konsep inklusi,pada praktiknya ABK di sekolahkan disekolah yang terdekat
dengan tempat tinggalnya,terlepas dari tingkat kelainan yang di sandang.

Soal:
4. Siswa A mengalami low vision yang cukup berat. Ia sekarang ini duduk di kelas 6 SD
inklusi dan sedang bersiap menghadapi ujian nasional. Siswa A tidak megalami masalah
intelegensi, namun ia lambat dalam membaca dan mudah pusing saat harus membaca
dalam waktu lama. Siswa Asebenarnya cukup santai dalam mempersiapkan ujian
nasional, namu ibunya justru yang cemas dan memberi target-target tertentu. Layanan
Pendidikan untuk Siswa A perlu bertujuan mengoptimalkan potensinya dan memberi
dukungan sesuai kebutuhan khususnya. Tentu saja hal ini tidak bisa dilaksanakan hanya
oleh guru kelas, sehingga perlu kolaborasi. Jelaskan makna kolaborasi untuk kasus siswa
A, pihak mana saja yang seharusnya dilibatkan sesuai kasus siswa A dan apa peran
masing-masing pihak yang terlibat.
Jawab:
4. Makna kolaborasi kasus siswa A adalah agar siswa A dapat mengoptimalkan potensinya
dan memberi dukungan sesuai, dan bisa mengerjakan Ujian Sekolah dengan baik dan
mendapat hasil yang memuaskan kebutuhan khususnya. Pihak yang terlibat adalah siswa
A, Ibu siswa A ( orang tua siswa A ), Layanan pendidikan ( guru kelas, guru les)

 Peran siswa A sebagai diri sendiri.


 Guru kelas = sebagai orang yang membimbing pelajaran di sekolah (materi-materi
ujian)
 Guru les = sebagai orang yang membantu mengajari materi yang belum dipahami
oleh siswa A.

Soal:
5. Anak berbakat memiliki karakteristik berupa IQ di atas rata-rata dan berkemampuan
unggul di banyak bidang, terutama akademik. Salah satu dari adaptasi program adalah
percepatan (akselerasi). Jelaskan pengertian program percepatan, fungsi untuk anak
berbakat, dan contoh penerapan apabila terdapat anak berbakat di kelas.
Jawab:
5. Program akselerasi disebut dengan kelas percepatan. Percepatan yang dimaksud ialah
mempersingkat waktu yang seharusnya dilalui oleh peserta didik pada umumnya. Seperti
mempercepat menamatkan jenjang SMP yang seharusnya 3 tahun menjadi 2 tahun saja.
Karena tuntutan nilai dan beban akademis yang tinggi, program ini dikhususkan bagi
siswa berbakat dengan kriteria tertentu. Pada jenjang sekolah dasar yang biasanya 6
tahun, dapat lulus dalam waktu 3-5 tahun.

Kriteria siswa kelas akselerasi yang umum diterapkan:

 Memiliki IQ minimal 130.


 Nilai-nilai tinggi pada pelajaran akademis.
 Berkomitmen menyelesaikan materi pembelajaran dengan cepat.
 Mampu membayar biaya tambahan.
 Siap untuk menjalankan pendidikan lebih cepat dari teman-teman sebayanya.

Fungsi program akselerasi:

 Memberikan fasilitas belajar yang sesuai dengan kecepatan belajar anak berbakat.
 Mempercepat waktu menyelesaikan pendidikan bagi siswa berbakat.

Contoh penerapan apabila terdapat anak berbakat di kelas adalah dengan membuat kelas
sendiri khusus untuk anak-anak berbakat tersebut, sehingga mereka lebih bisa fokus dalam
menggunakan sekaligus mengembangkan bakat mereka dan lebih meningkatkan daya saing,
sehingga meskipun ikut program percepatan, anak yang berbakat nilainya tetap unggul,
bahkan bisa jadi lebih unggul dari lainnya. Atau program akselerasi pada anak berbakat
adalah dengan memasukkan siswa berbakat pada kelas khusus. Kelas khusus tersebut berisi
siswa-siswa berbakat lainnya yang siap mengejar target materi pelajaran lebih cepat dari
siswa umumnya. Contoh siswa akselerasi seperti siswa SMA yang bisa lulus dalam waktu 2
tahun saja.

Manfaat program percepatan :

 Meningkatkan efisiensi. Siswa yang telah siap dengan bahan-bahan pelajaran dan
menguasai kurikulum pada tingkat sebelumnya akan lebih baik dan lebih efisien.

 Meningkatkan efektifitas. Siswa yang belajar pada tingkat kelas yang dipersiapkan dan
menguasai ketrampilan-ketrampilan sebelumnya merupakan siswa yang paling efektif.

 Membuka siswa pada kelompok barunya. Dengan program akselerasi, siswa


dimungkinkan untuk bergabung dengan siswa lain yang memiliki kemampuan intelektual
dan akademis yang sama. Sehingga mereka tidak merasa bahwa mereka paling super.

Anda mungkin juga menyukai