Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : PUJI KURNIA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 856217139

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4407

Kode/Nama UPBJJ : 14/PADANG

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Jelaskan pengertian singkat keterampilan memelihara diri / bina diri dan
areanya. Mengapa kebutuhan tersebut diperlukan untuk penyandang
tunadaksa, dan seperti apa bentuk implementasinya?
Jawab: keterampilan memelihara diri / bina diri adalah kemampuan individu
untuk mengelola dan menjaga kesejahteraan fisik, emosional, mental, dan
spiritual mereka. Ini mencakup serangkaian kegiatan dan praktik yang
bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan dan kesehatan holistik
seseorang. Kebutuhan pengembangan keterampilan memelihara diri / bina diri
sangat penting bagi penyandang tunadaksa karena mereka mungkin
menghadapi tantangan fisik yang membatasi kemampuan mereka untuk
melakukan tugas-tugas sehari-hari. Dalam konteks ini, pengembangan
keterampilan memelihara diri membantu mereka menjadi lebih mandiri,
meningkatkan kualitas hidup, dan memungkinkan mereka untuk berpartisipasi
aktif dalam kehidupan sehari-hari.
Implementasi keterampilan memelihara diri atau bina diri bagi anak tunadaksa
memerlukan pendekatan yang holistik dan disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan individu. Kegiatannya seperti: merawat diri (kegiatan makan-
minum, kebersihan badan yaitu mandi, sikat gigi, cuci tangan, dan kaki),
mengurus diri (berpakaian, dan berhias), menolong diri ( mengendalikan dan
menghindari bahaya benda tajam, obat-obatan terlarang, binatang buas),
komunikasi ( menyampaikan keinginan, dan memahami pesan orang lain),
adaptasi lingkungan dan okupas (kesibukan dirumah).

2. Berilah penjelasan dan contoh bentuk problem/gejala perilaku dari aspek


tersebut pada konteks pendidikan atau pembelajaran?
Jawab:
a. Kesulitan konsentrasi: Anak dengan tunalaras mungkin mengalami
kesulitan dalam mempertahankan fokus dan konsentrasi selama
pembelajaran. Mereka dapat dengan mudah teralihkan oleh rangsangan
eksternal atau memperoleh gangguan internal yang mempengaruhi
kemampuan mereka untuk belajar. Contoh: Anak sulit tetap fokus pada
tugas-tugas akademik, seringkali terlihat memandang ke luar jendela
atau mengalihkan perhatian mereka pada hal-hal lain di lingkungan.
b. Masalah perilaku impulsif: Anak dengan tunalaras cenderung memiliki
masalah dalam mengendalikan perilaku impulsif mereka. Mereka
mungkin sulit menunggu giliran, mengontrol emosi mereka, atau
memikirkan konsekuensi tindakan mereka sebelum bertindak. Contoh:
Anak sering memotong saat berbicara, mengganggu kegiatan kelas, atau
bertindak tanpa mempertimbangkan akibatnya, seperti menginterupsi
guru atau mengambil mainan teman.
c. Gangguan dalam mengatur emosi: Anak tunalaras mungkin mengalami
kesulitan dalam mengatur dan mengungkapkan emosi mereka secara
tepat. Mereka mungkin merasa cemas, frustrasi, atau marah dengan
mudah, dan kesulitan dalam mengekspresikan perasaan mereka dengan
cara yang sesuai.
d. Stres akademik yang tinggi: Anak tunalaras seringkali menghadapi stres
yang tinggi terkait dengan tuntutan akademik. Mereka mungkin merasa
tertekan, cemas, atau tidak percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas
sekolah, ujian, atau situasi evaluasi lainnya. Contoh: Anak menunjukkan
gejala fisik seperti sakit perut atau sakit kepala sebelum atau selama
ujian, sering menghindari tugas-tugas yang menantang, atau mengalami
kecemasan yang berlebihan terkait penilaian oleh guru atau teman
sebaya. Penting untuk diingat bahwa setiap anak dengan tunalaras dapat
menunjukkan gejala.

3. Jelaskan karakteristik hambatan khas tersebut dalam aspek kemampuan


berhitung atau matematika?
Jawab:
a. Kesulitan mengenal dan memahami symbol seperti +, -,x. :, =. <,>,dsb
b. Kesulitan mengoperasikan hitungan/bilangan
c. Sering salah membilang secara urut
d. Ketidaksesuaian dalam menghitung benda secara berurutan sambil
menyebutkan bilangannya
e. Sering salah membedakan angka, seperti angka 9 dengan 6; 17 dengan
71. 2 dengan 5,3 dengan 8, dsb
f. Sulit membedakan bangunan-bangunan geometri
Cawley & Collegues (Lovitt, 1989:292) mengemukanan tiga bentuk alasan
kegagalan pada sebagian anak berkesulitan belajar yaitu:
a. Keterkaitan kegagalan: kemampuan dalam matematika, sudah tentu
berhubungan dengan kemampuan membaca. Siswa berkesulitan
membaca akan memiliki masalah dalam matematika, terutama dalam
soal cerita. Demikian juga masalah dalam menulis permulaan atau
kesulitan dalam menggambar bentuk sederhana, dapat berdampak egatif
terhadap kemampuan matematika.
b. Kegagalan pembelajaran: sebagian besar anak berkesulitan belajar
menerima layanan pembelajarannya di ruangan khusus. Namun, sering
kali guru tidak siap untuk memeberikan pembelajaran kepada siswa
tentang perhitungan sederhana.
c. Kegagalan individu: diantara karakteristik siswa yang dipercaya telah
berkontribusi terhadap kegagalan dalam aspek matematika adalah
kekuranagan perhatian dan masalah dalam menuliskan atau membaca
tanda (encording), memori, atau pengorganisasian.

4. Jelaskan pengertian dan sebutkan minimal 3 teknik pengumpulan data serta


contoh datanya dalam identifikasi dan asesmen?
Jawab: identifikasi adalah proses untuk menemukan adanya gejala kelainan
pada siswa, yang berujung pada adanya gejala kelainan pada siswa, yang
berujung pada adanya dugaan bahwa seorang anak menyandang kelainan.
Asesmen adalah satu proses yang sistematis untuk mengumpulkan informasi
tentang perilaku anak yang berkaitan dengan pendidikan, yang hasilnya akan
digunakan untuk penempatan dan mengembangkan program pendidikan untuk
anak tersebut.
Teknik pengumpulan data yaitu:
a. Teknik observasi
b. teknik wawancara
c. tes sederhana
contohnya:
Ibu Sriyani. Seorang guru SD yang mengajar di kelas 3, merasa sangat risau akan
kemampuan membaca Tedi. Telah berulang kali Bu Sri mendapatkan Tedi
membaca sambil menunjuk terus pada kata-kata yang dibacanya. Di samping
itu, pengamatan yang dilakukan oleh Bu Sri selama seminggu menunjukkan
bahwa Tedi selalu ingin menghindar jika mendapat giliran membaca. Jika dia
terpaksa membaca, Tedi seringmembuat banyak kesalahan dan ditertawakan
oleh teman-temannya. Berdasarkan pengamatan tersebut, Bu Sri memutuskan
untuk memberi perhatian yang lebih serius pada kemampuan membaca Tedi.
Bu Sri memilih beberapa alat asesmen informal yang diberikan oleh temannya
yang pernah mengikuti pelatihan tentang menangani anak berkesulitan belajar.
Alat asesmen yang digunakan oleh Bu Sriyani selama seminggu, sedang tes
berupa Procedure Cloze diberikan 3 kali. Hasil observasi dan tes Procedure
Cloze diolah dan kemudian Ibu Sri sampai pada kesimpulan berikut:
a. tedi memgalami kesulitan dalam memenggal kata, terutama kata yang
terdiri dari 3 suku kata atau lebih.
b. Tedi mendapat kesulitan dalam membaca vocal ganda, seperti baik, biak,
buah, yang selalu dibacanya bek, bik dan buh
c. Dari 3 kali procedure cloze yang diberikan, Tedi hanya berhasil
melengkapi 5 kata dengan benar 36 kata yang harus diisinya, ini
menunjukkan bahwa Tedi mendapat kesulitan dalam memahami isi
bacaan dan menebak kata dari konteks.

5. Susunlah laporan sederhana dari hasil identifikasi dan asesmen lalu silahkan
menyusun rancangan PPI sederhana untuk diterapkan pada anak dalam kasus
tersebut!
Bentuk program pengajaran individual (PPI)

Program Pengajaran Individual


Nama siswa : Rita
Jenis kelamin : perempuan
Kelas :3
Bidang kesulitan : menulis

Kemampuan yang semestinya dikuasai :


1. Dapat menulis dalam bentuk yang sempurna dan benar
2. Dapat memelihara jarak huruf dan jarak kata
3. Dapat mengerjakan kata-kata

Kemampuan nyata yang dikuasai :


1. Tulisannya belum mampu dibaca karena bentuk huruf a, u, e dan o hampir
sama
2. Mengalami kesulitan dalam menulis ejaan yang benar

Informasi Lain Yang Relevan


1. Masih sering tidak mau menulis huruf dan kata-kata
2. Sering menghindari giliran menulis

Tujuan Umum
1. Rita dapat menulis dengan benar dan bisa dibaca
2. Bentuk huruf a, u, e dan o jelas
3. Rita dapat menulis ejaan dengan benar

Tujuan Khusus
1. Dapat menulis a, u, e dan o dengan benar
2. Bisa menulis ejaan dengan benar.

Materi pelajaran
1. Menulis huruf konsonan dan vokal
2. Menulis kata-kata terdiri dari beberapa pragraf seperti membuat cerita

Media dan sumber


1. Buku bahasa indonesia kelas 3
2. Poster tentang huruf

Kegiatan belajar
1. Kegiatan belajar dilakukan secara terintegrasi dan continue, namun perlu
latihan tiap hari diluar jam pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Kegiatan terintegrasi guru akan memberikan bantuan kepada Rita sementara
anak lain mengerjakan tugas. Guru akan berusaha mengatur agar Rita dapat
dibantu dan anak-anak lain bisa belajar seperti biasanya.
2. Kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar dengan bantuan poster.
Langkah-langkah selanjutnya anak-ank disuruh menulis huruf yang ada diposter
huruf a, u, e dan o tersebut. Jika siswa sudah menunjukan kemajuan dalam
penulisan maka penulisan huruf akan ditambah.
3. Kegiatan pertama pengenalan huruf a-z yaitu pada huruf vocal dan konsonan,
contohnya anak ditunjukan huruf p dan q lalu anak disuruh menulis huruf p dan
q tersebut. Dalam prakteknya kita menggunakan metode pembelajaran yang
menyenangkan yaitu belajar sambil bermain.

Penilaian
1. Prosedur penilaian : penilaian kemampuan Rita dilakukan selama proses
latihan dan pelajaran berlangsung dan pada akhir masa latihan.
2. Jenis dan alat penilaian : penilaian akan dilakukan dengan tes perbuatan, tes
lisan, dan tertulis. Tes perbuatan dilakukan dengan pemberian tugas dan tes
tulisan dilakukan dengan latihan membuat huruf. Selama melaksanakan latihan
digunakan lembar observasi berikut untuk merekam kemajuan Rita.

Tabel
Lembar Observasi
Nama Rita
No Aspek yang jumlah jawaban benar pada latihan Ke- Keterangan
dinilai
1 2 3 4 5 6
1 Penulisan
huruf terpisah
:
a. konsonan
b. vokal

2 Penulisan
huruf dalam
kalimat
a. konsonan
b. vokal
3 Penulisan kata
dalam pragraf
a. konsonan
b.vokal
4 Pemahaman
a. makna
kalimat
b. makna
pragraf
5 Menebak dan
menulis kata
dengan benar
a. dalam
kalimat
b. pragraf

Anda mungkin juga menyukai