Anda di halaman 1dari 36

Pendidikan Anak Tunarungu dan

Anak dengan Gangguan


Komunikasi (Modul 5)
Nama Kelompok:
Ela Saidatul A
Mei Sulistiyani
Tutik Alfiah
Definisi dan Klasifikasi, Penyebab,
serta Cara Pencegahan Terjadinya
Tunarungu dan Gangguan Komunikasi

Kegiatan Belajar 1
Definisi Tunarungu

Tunarungu merupakan satu istilah umum yang


menunjukkan ketidakmampuan mendengar
dari yang ringan sampai yang berat sekali yang
digolongkan kepada tuli dan kurang dengar.
Hallahan dan Kauffmann (1991:266)
Telinga Menerima Bunyi

Images reveal large amounts of


data, so remember: use an
image instead of a long text.
Your audience will appreciate it
Klasifikasi Tunarungu

Saat terjadinya
Tingkat kehilangan ketunarunguan
pendengaran

Letak gangguan
pendegaran secara Berdasarkan
anatomis etimologi (asal-usul
Penyebab Terjadinya Tunarungu
Tipe Konduktif
1. Kerusakan pada telinga luar (tidak terbentuknya lubang telinga
bagian luar sejak lahir dan terjadinya peradangan pada lubang
telinga luar)

2. Kerusakan pada telinga tengah (ruda paksa, inveksi, otesclerosis,


tympanisclerosis, anomali congenital,disfungsi tuba eustachii)

Tipe Sensorineural
1. Faktor genetic

2. Faktor non genetic (virus rubella, tidaksesuainya antara daerah


ibu dan anak, meningitis, trauma akustik)
Cara Pencegahan Terjadinya Tunarungu

Practical exercise
01 Upaya yang dilakukan sebelum
menikah 04 Upaya yang dilakukan setelah
kelahiran

02 Upaya yang dilakukan saat hamil

03 Upaya yang dilakukan saat


melahirkan
Definisi Gangguan Komunikasi

Komunikasi adalah penyampaian informasi


melalui bicara, bahasa., tekanan, kecepatan,
intonasi, kualitas suara, pendengaran,
pemahaman, ekspresi muka dan gerak isyarat
tangan.
Samuel A, Kirk (1989:244)
Gangguan Komunikasi

Gangguan dalaam berkomunikasi dengan orang


lain, baik sebagai komunikator atau komunikan.
Dimana gangguan komunikasi yang dialami oleh
komunikator antara lain kesalahan dalam
mengucapkan berbagai fonem, sehingga pesan
yang di sampaikan sulit di pahami
Klasifikasi Gangguan Komunikasi
Gangguan Bicara Gangguan Bahasa
(Speech Disorder) (Language Disorder)
1 Gangguan artikulasi Fonologi

2 Gangguan kelancaran Morfologi

3 Gangguan suara Semantik

4 Gangguan bicara
(kelainan lidah,celah Sintaksis
bibir)
5 Gangguan bicara Pragmatik
(kerusakan saraf)
Penyebab Gangguan Komunikasi

1. Kehilangan pendengaran
2. Kelainan organ bicara
3. Gangguan emosi
4. Keterlambatan perkembangan
5. Mental retardasi
6. Kerusakan otak
7. Lingkungan
Cara Pencegahan Gangguan
Komunikasi
Orangtua harus memonitor tumbuh kembang anak,
sehingga apabila terjadi gangguan dalam
perkembangan anak segera dikonsultasikan pada
tenaga ahli untuk mendapatkan intervensi diri.

Pada masa awal perkembangan bicara dan bahasa


tersebut, hendaknya lingkungan keluarga
menghindari dwi bahasa Ketika berkomunikasi
dengan anak.
KB 2

Dampak Tuna Rungu dan


Gangguan Komunikasi Bagi
Perkembangan Anak
A. Dampak tunarungu bagi anak

1. Dampak Tunarungu Terhadap Perkembangan Bicara Dan Bahasa

Anak tunarungu terutama sejak lahir, tidak memperoleh stimulasi bunyi-bunyi bahasa yang
dapat ditiru sebagai awal perkembangan bicara Bahasa.
Tahapan normal perkembangan bicara yang dikemukakan oleh Robert M. Smith dan John T.
Neiswork (1975) s.b:

a. Fase reflexive vocalization (0-6 minggu)


b. Fase babbling/ vocal play (6 minggu 6 bulan)
c. Fase Lalling (6-9 bulan)
d. Fase echolalic (9-12 bulan)

e. Fase True speech (12-18 bulan)


Kesulitan berkomunikasi yang dialami anak tunarungu,
mengakibatkan mereka memiliki kosakata yang terbatas, sulit
mengartikan ungkapan-ungkapan bahasa yang mengandung kiasan,
sulit mengartikan kata-kata abstrak, serta kurang menguasai irama
san gaya Bahasa.
2. Dampak Tunarungu terhadap Kemampuan Akademis

Lanny Bunawan (1982:4) berpendapat yang menyatakan bahwa “


ketunarunguan tidak mengakibatkan kekurangan dalam potensi
kecerdasan mereka, akan tetapi siswa tunarungu sering menampakkan
prestasi akademik yang lebih rendah dibandingkan dengan anak
mendengar seusianya”
3. Dampak Tunarungu terhadap Aspek Sosial-Emosional

a. Pergaulan yang terbatas pada sesama tunarungu


b. Memiliki sifat egosentris yang melebihi anak normal
c. Memiliki perasaan takut (khawatir) terhadap lingkungan sekitar
d. Perhatian anak tunarungu sukar dialihkan
e. Memiliki sifat polos
f. Cepat marah dan mudah tersinggung
4. Dampak Tunarungu terhadap Aspek Fisik dan
Kesehatan

Sebagian tunarungu ada yang mengalami gangguan keseimbangan sehingga


cara berjalannya kaku dan agak membungkuk.
Gerakan mata anak tunarungu lebih cepat.
Gerakan tangannya sangat cepat/ lincah.
Pernafasannya pendek.
B. Dampak Gangguan Komunikasi Bagi Anak

1. Hambatan dalam berinteraksi sosial


2. Hambatan dalam pengembangan kemampuan akademik
KB 3
Kebutuhan Khusus dan Profil
Pendidikan Anak Tunarungu dan
Anak dengan Gangguan
Komunikasi
Kebutuhan Khusus
Anak dengan Gangguan
Anak Tunarungu
Komunikasi
Tingkat ketunarunguannya Anak dengan Gangguan
Artikulasi
Lokasi kerusakan organ
pendengaran Anak yang Gagap

Tunarungu sejak lahir Anak dengan Keterlambatan


Komunikasi Verbal
Tunarungu setelah kemampuan Anak dengan Gangguan
bicara dan bahasa kembang Komunikasi Karena Autis
Kebutuhan Khusus
Anak Alat Bantu Dengar
Tunarungu (Hearing Aid)

Layanan BKPBI
(Layanan Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama)

Layanan Bina Layanan Bina Persepsi bunyi


Komunikasi dan Irama (BPBI)
Pengembangan Membaca
Kemampuan Bina Bicara Ujaran
Berbahasa
Layanan Pengembangan Kemampuan Bahasa

Layanan diberikan melalui percakapan dengan


memperhatikan sensori yang dapat diberikan
stimulasi. MMR (Metode Maternal Reflektif)
yang biasa diterapkan yaitu guru harus dapat
menangkap apa yang diungkapkan anak melalui
suara/ isyarat/gerakan tubbuh anak, lalu
membahasakannya, baik secara hati kehati atau
secara linguistik
Layanan Bina Bicara (Latihan Artikulasi)

Upaya meningkatkan kemampuan pengucapan


bunyi-bunyi bahasa dalam rangkaian kata-kata,
agar dapat dimengerti/ diinterpretasikan oleh
orang yang mengajak/ diajak bicara. Upaya
berikut dapat meliputi latihan prabicara, latihan
pernafasan, latihan pembentukan suara, latihan
pembentukan fonem, penggemblengan
pembetulan dan penyadaran irama/aksen.
Layanan Membaca Ujaran

Latihan dengan memanfaatkan pengelihatannya


untuk memahami pembicaraan orang lain melalui
gerakan bibir dan mimik si pembicara (Speech
Reading). Dalam hal ini, si pembicara harus
bertatap muka secara langsung dengan lawan
bicaranya dengan pengucapan yang jelas.
Layanan Bina Persepsi Bunyi dan Irama (BPBI)

Pengertian Manfaat Layanan Program Layanan

Layanan untuk Agar anak dapat Latihan deteksi/ kesadaran terhadap


melatihkan mendeteksi bunyi-bunyi bunyi, Latihan mengidentifikasi bunyi,
kepekaan/penghay disekitarnya, baik Latihan membedakan/ diskriminasi
atan anak menggunakan alat bantu bunyi, Latihan memahami bunyi latar
tunarungu terhadap maupun tidak. Selain itu, belakang dan bunyi bahasa
bunyi dan irama. untuk meningkatkan
keterampilan bicara dan
membaca ujarannya
Kebutuhan Khusus Anak dengan Gangguan Artikulasi

Dilakukannya pelatihan
pendengarannya, untuk
membedakan berbagai fonem
(bunyi terkecil yang membedakan
bentuk dan makna kata) dan
pelatihan pengucapan
Kebutuhan Khusus Anak yang Gagap

Pemberian kesempatan kepada anak, untuk


berkomunikasi dengan suasana tenang,
nyaman dan santai, sehingga anak teralihkan
denga kegagapannya.

Lingkungan yang tidak banyak menuntut dan


kesabaran lawan bicara juga berpengaruh
penting terhadap kepercaya dirian anak
penyandang gagap tersebut.
Kebutuhan Khusus Anak dengan Keterlambatan Komunikasi Verbal

Pemberian stimulasi bunyi-bunyi bahasa dari


lingkungannya melalui percakapan tentang apa
yang di alaminya, pelatihan kontak mata dan
pengembangan kosa kata juga menjadi
pembiasaan yang penting.
Kebutuhan Khusus Anak dengan gangguan Komunikasi Karena Autis

Komunikasi dapat dilakukan melalui


gesture/gerakan tubuh atau dapat dilakukan
secara verbal/ lisan. Namun, dipastikan dalam
setiap latihan, anak melakukan dengan jelas,
baik kontak matanya, bahasa tubuh yang
dimaksud dan artikulasi kata yang
digunakannya.
Profil Pendidikan Khusus Bagi Anak Tunarungu

Sistem Pendidikan Bagi Segrasi Integrasi Inkusif


Anak Tunarungu

Metode Komunikasi Komunikasi


Oral Aural Manual/ Isyarat
Total

Strategi Pembelajaran Individualisasi Kooperatif Modifikasi


Perilaku
Sistem Pendidikan Bagi Anak Tunarungu

Sistem pendidikan Segresi yaitu sistem pendidikan yang terpisah dari sistem pendidikan anak normal.
Misalnya Sekolah khusus, Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), dan Kelas Jauh/kelas Kunjung
Sistem Pendidikan Integrasi Sistem Pendidikan Inklusif
Pada sistem pendidikan Pada sistem pendidikan
integrasi, keterpaduannya Inklusif, siswa tunarungu
Sistem pendidikan integrasi dan sistem beragam, dari keterpadua benar-benar terpadu
pendidikan inkulsif merupakan sistem minimal sampai dengan sepenuhnya
keterpaduan penuh
pendidikan yang sama-sama meberikan Pada sistem pendidikan Pada sistem pendidikan
kesempatan bagi siswa tunarungu untuk integrasi, siswa lebih Inklusif, sekolah dituntut
banyak dituntut untuk untuk menyediakan
belajar bersama-sama dengan siswa menyesuaikan diri dengan program pembelajaran
mendengar/normal di sekolah program yang ada. yang disesuaikan dengan
kebutuhan khusus anak
biasa/reguler tunarungu, dengan kata
lain sistem disekolah dapat
diadaptasikan dengan
kebutuhan anak tunarungu
Metode Komunikasi
Metode oral aural yaitu Metode manual/ isyarat Komunikasi Total yaitu
metode komunikasi melalui yaitu metode komunikasi penerapan berbagai metode
bahasa lisan. Metode ini menggunakan bahasa dan media komunikasi,
terdiri dari beberapa isyarat, bahasa tubuh dan seperti membaca ujaran,
kegiatan, seperti oral/bicara, ejaan jari/abjad jari bahasa isyarat, bahasa tubuh
membaca ujaran, dan ejaan jari/abjad jari,
menangkap pembicaraan menulis, menggambar, yang
melalui pendengaran/audio mana disesuaikan dengan
dengan memakai alat bantu kebutuhan dan kemampuan
dengar maupun tidak tunarungu secara
perorangan
Strategi Pembelajaran

Strategi individualisasi Strategi Kooperatif yaitu Strategi Modifikasi


yaitu strategi pembelajaran strategi pembelajaran yang Perilaku yaitu strategi
yang disesuaikan dengan menekankan unsur gotong pembelajaran yang
perbedaan-perbedaan royong/ saling membantu satu bertujuan mengubah
individu, baik dari segi sama lain dalam mencapai perilaku siswa ke arah yang
karakteristik, kebutuhan tujuan pembelajaran, misalnya lebih positif dan
maupun kemampuan interaksi tatap muka antar membantunya agar lebih
perorangan. siswa sehingga mereka dapat produktif sehingga menjadi
berdialog dengan sesama individu yang mandiri
temannya
Profil Pendidikan Khusus Bagi Anak dengan Gangguan Komunikasi

Pendidikan untuk anak dengan gangguan komunikasi tergantung dengan jenis


gangguan komunikasi dan hambatan lain yang dialami anak tersebut, sehingga
strategi, materi, media maupun penilaian yang digunakan dalam layanan
pendidkan khusus bagi anak dengan gangguan komunikasi ini tergantung dengan
tingkatan gangguannya.
Terimakasih Atas Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai