TUNARUNGU
Mulina Cabatay 21129251022
Thalia Ayu Rini 22129251006
Muh. Rijal 22129251003
PENGERTIAN
ANAK TUNARUNGU
Secara umum anak tunarungu dapat diartikan anak yang
tidak dapat mendengar. Tidak dapat mendengar tersebut
dapat dimungkinkan kurang dengar atau tidak mendengar
sama sekali.
3. Prinsip Keparagaan
Anak tunarungu cenderung memaksimalkan indra penglihatannya dalam belajar
sehingga guru sebaiknya menggunakan alat peraga atau visualisasi dalam
belajar.
KEBUTUHAN BELAJAR
ANAK TUNARUNGU
Anak tunarungu membutuhkan teknologi dan dukungan untuk memenuhi kebutuhan
belajarnya (Heward dkk., 2017)
❏ Teknologi yang dapat digunakan oleh anak tunarungu adalah teknologi yang
dapat memperkuat atau menyediakan suara meliputi alat bantu dengar (ABD)
dan implan koklea.
❏ Teknologi dan dukungan yang dapat melengkapi atau mengganti suara antara
lain juru bahasa isyarat; penerjemah speech-to-text; terjemahan pada televisi,
video, dan film; dan text telephones (TTYs); teknologi komputer; dan perangkat
peringatan (alerting devices).
ALERTING DEVICES
TEXT TELEPHONES
PENDEKATAN PENDIDIKAN
ANAK TUNARUNGU
Sebagian besar program untuk siswa tunarungu menekankan salah satu dari tiga pendekatan:
pendekatan lisan/oral, komunikasi total, atau pendekatan bilingual-bikultural (Estabrooks, 2006).
1. Pendekatan lisan/oral memandang bicara sebagai hal yang penting jika siswa ingin
berfungsi dalam dunia pendengaran; pelatihan mendengar; speech reading; penggunaan
alat bantu teknologi; dan yang terpenting adalah berbicara.
2. Komunikasi total menggunakan modalitas secara keseluruhan dari spektrum bahasa,
yaitu gerak-gerik (gestures), bahasa isyarat (sign language), berbicara, membaca ujaran,
membaca, menulis serta pemanfaatan sisa pendengaran.
3. Pada pendekatan dwi bahasa - bikultural, ketulian dipandang sebagai perbedaan budaya
dan bahasa, bukan kecacatan, dan bahasa isyarat digunakan sebagai bahasa pengantar.
Daftar Pustaka