PENDAHULUAN
Sebagai akibat cacat yang di deritanya, anak tunarungu kurang atau tidak
Mereka kurang atau tidak dapat menerima dan menyampaikan pesan-pesan dari
pendidik bagi anak tunarungu adalah melatih mereka melalui pelajaran bahasa
wicara.
Taruna Mandiri ini penulis mencoba melalui kajian teoritis yang dirumuskan
Bagian B”.
1
B. Rumusan Masalah
3. Untuk mendapatkan gambaran metode apa yang bisa diterapkan dari pelajaran
4. Rencana dan program apa yang dilaksanakan dalam pelajaran wicara anak
2
D. Teknik Penulisan Makalah
literature atau sumber bacaan dengan cara mengadakan analisis teori yang relevan
yang akan diuraikan terdiri dari ; Latar belakang masalah, Rumusan masalah,
makalah.
dirumuskan yang terdiri dari ; Siapa anak tunarungu, Pentingnya pelajaran wicara
anak tunarungu dan Materi pelajaran wicara anak tunarungu di SLB Negeri
Taruna Mandiri.
Bab III Kesimpulan , Saran dan Penutup merupakan intisari dari isi makalah.
3
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
Dalam Bab II ini penulis akan membahas sesuai dengan yang telah
Kata tunarungu, tuli, tidak mendengar, budeg, tidak asing lagi bagi
sempurna sebagai kelainan bawaan atau didapat pada waktu masih muda
(Ing.deaf-mute).
971, 613, Tuna artinya rusak, luka atau kurang, tidak memiliki, Rungu
berfungsi secara normal sehingga tidak mungkin lagi diandalkan untuk belajar
bahasa wicara tanpa bantuan peralatan khusus dengan metoda yang tepat.
4
Berdasarkan dari pengertian di atas, anak tunarungu dapat diklasifikasikan
Tunarungu dapat dibagi atas tuli dan kurang dengar. Golongan tuli
kurang dengar dapat dibedakan atas kurang dengan ringan artinya kehilangan
Dilihat dari letak atau lokasi kerusakan dapat dibedakan atau tunarungu
bahasa, setelah memiliki bahasa dan diantara kedua masa itu. Bila tunarungu
itu terjadi pada saat seseorang belum memiliki bahasa disebut tunarungu
pralingual dan bila tunarungu terjadi pada seseorang yang telah berbahasa
disebut tunarungu postinguang dan bila terjadi diantara kedua hal itu disebut
tunarungu interlinguang.
5
4. Berdasarkan penyebabnya
Pada umumnya belajar pertama kali adalah dengan cara meniru khususnya
melalui penglihatan.
Anak tunarungu perlu diberi pelajaran wicara dengan cara meniru gurunya.
Pelajaran ini diberikan secara teratur seperti dijelaskan dalam buku Pedoman
Pengajaran Wicara Bagi Anak Tunarungu PPSLB Direktorat Pend. Dasar, Jakarta
6
Pengajaran wicara adalah proses belajar, proses interaksi antar anak yang
belajar dan guru yang mengajar tentang sesuatu bahan wicara untuk mencapai
suatu tujuan komunikasi.
anak menirukan wicaranya. Bila cara itu tidak cukup member pegangan kepada
anak, maka dapat digunakan sarana lain, misalnya dengan bentuk tulisan, gambar,
terintegrasi.
cara wicara. Dengan kata lain anak dapat berkomunikasi dengan cara wicara.
7
C. Pentingnya Pengajaran Wicara anak Tunarungu
kemampuan anak manusia untuk berkontak dengan orang lain. Namun terkadang
adanya kendala bagi kontak itu seperti yang dialami anak tunarungu.
kepada anak tetapi pelajaran wicara banyak membantu anak dalam belajar untuk
berkomunikasi.
Contoh : Seorang anak tunarungu yang belum memiliki bahasa wicara mau makan
dalam pelaksanaannya mungkin dengan isyarat atau mungkin pula
melalui emosinya yang tinggi sehingga menimbulkan masalah di
keluarganya. Berbeda dengan anak tunarungu yang sudah mendapatkan
pelajaran bahasa wicara di sekolah. Dalam pernyataan bahwa ia ingin
makan, maka bahasa wicaralah yang akan berperan ia kan minta makan
kepada ibunya dengan cara wicara.
sebagai berikut :
8
1. Perhatikan kemampuan setiap anak
6. Kesiapan guru
8. Metode
yang baik bahasa memiliki kedudukan yang penting karenaa kata-kata itu
mengandung arti.
Penjelasan ini seperti dikemukakan oleh seorang ahli A. Van hagen, M.de
Reflektif Pengajaran Bahasa Ibu, Hal. 23. Sikap memberikan pelajaran wicara :
9
Dari penjelasan tersebut di atas mengandung pengertian bahwa cara yang
baik dalam membantu anak dalam pengolahan wicara ialah menciptakan situasi
dan kondisi yang tepat dimana anak didik dalam keadaan siap secara utuh, siap
menerima keadaan wicara dari guru. Peran guru dalam memberikan pelajaran
wicara selalu mengacu kepada tujuan yang ingin dicapai melalui proses perbaikan
10
BAB III
A. Kesimpulan
- Kemampuan wicara anak tunarungu merupakan hasil jerih payah guru yang
- Saat yang tepat merupakan sesuatu yang tidak perlu dilupakan, artinya situasi
B. Saran
menjadikan hambatan bagi tunarungu itu sendiri oleh karena tiu diperlukan
bimbingan khusus.
Kepada orang tua anak, kepada anak itu sendiri bahkan kepada guru
yang menangani dituntut kesabaran dengan harapan cepat atau lambat ada
11
C. Penutup
metode yang tepat dan menuntut kesabaran dari semua pihak. Karena betapa
pendidikan yang tidak dimiliki anak didik lainnya, yaitu bahwa terlepas dari usia
masuk sekolah. Bagi mereka pada awal proses pendidikan di sekolah perlu
penyajian bahan pelajaran yang akan disajikan di bangku sekolah. Hal ini berarti
bahwa memerlukan waktu yang lama dalam pendidikan mereka dari anak
12
DAFTAR PUSTAKA
13