Anda di halaman 1dari 4

LK 0.1.

3: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Pendidikan Anak dengan Hambatan Pendengaran


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep Dasar Hambatan Pendengaran
2. Pembelajaran untuk Peserta Didik Hambatan
Pendengaran
3. Program Khusus PKPBI untuk Peserta Didik
Hambatan Pendengaran
4. Program Khusus Bina Wicara dan Bina Isyarat
untuk Peserta Didik Hambatan Pendengaran
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang Kegiatan Belajar 1
dipelajari 1. Tunarungu adalah suatu istilah umum yang
menunjukkan kesulitan mendengar dari yang ringan
sampai berat, digolongkan ke dalam tuli dan kurang
dengar.

2. Sifat atau ciri-ciri yang sering ditemukan pada peserta


didik tunarungu/hambatan pendengaran sering
menunjukkan hal-hal sebagai berikut: sifat egsentris
yang lebih besar daripada anak mendengar, memiliki
sifat impulsif, sifat kaku, sifat lekas marah/tersingung,
perasan ragu-ragu dan khawatir.

3. Klasifikasi hambatan pendengaran/tunarungu dapat


terbagi berdasarkan: saat terjadinya hambatan
pendengaran/ketunarunguan, tingkatan derajat
pendengaran , penguasaan bahasa, dan berdasarkan
tempat kerusakan pendengaran.

4. Fator penyebab ketunarunguan adalah fator


internal (keturunan, menderita campak Jerman
sewaktu ibu hamil, Toxaminia) dan faktor
eksternal (penyakit dan kecelakaan)

5. Permasalahan yang terjadi akibat ketunarunguan anatar


lain : persepsi auditif, bahasa dan komunikasi, kognisi
dan intelektual, pendidikan, vokasional, keluarga dan
masyarakat, sosial, dan emosi.

6. Proses pendidikan di semua lembaga pendidikan,


termasuk SLB tunarungu bertopang pada kemampuan
berbahasa peserta didiknya.

7. Kurikulum pendidikan di lembaga pendidikan


hambatan penglihatan biasanya dapat digolongkan
sebagai bidang studi dan sebagai keterampilan
khusus.

Kegiatan Belajar 2
1. kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan MMR terdiri atas kegiatan percakapan,
termasuk di dalamnya menyimak, membaca dan
menulis yang dikemas secara terpadu dan utuh.

2. Ciri-ciri pembelajaran dengan menggunakan metode


maternal reflektif adalah melaksanakan percakapan
yang sewajarnya; metode tangkap, tanggap, peran
ganda; ungkapan anak seritmis mungkin; mengikuti
cara-cara anak mendengar menguasai bahasa ibu;
bertitik tolak pada minat & kebutuhan komunikasi
anak; menyajikan bahasa sewajar mungkin baik reseptif
maupun ekspresif; dan menuntun anak agar secara
bertahap dapat menemukan sendiri aturan atau bentuk
Bahasa melalui refleksi terhadap segala pengalaman
berbahasa.

3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran dengan menggunakan


Pendekatan MMR antara lain : 1) Percakapan harus
terjadi sedini mungkin, sebelum anak berbahasa
sepatah katapun. 2) Lingkungan yang mengajak
bercakap (kapan saja, dimana saja, tentang apa saja). 3)
Percakapan bertolak dari pengalaman bersama
(ibu/orangtua. guru, teman). 4) Percakapan dengan
Motto “apa yang ingin kau katakan, katakalah
begini…” 5) Percakapan berlangsung dengan Metode
Tangkap dan Peran Ganda.

4. Penggunaan pendekatan MMR terdapat beberapa jenis


percakapan, yaitu: percakapan dari hati ke hati
(Perdati), percakapan membaca Ideovisual (Percami),
dan percakapan linguitik (Percali).

Kegiatan Belajar 3
1. PKPBI merupakan pembinaan dalam penghayatan
bunyi yang dilakukan dengan sengaja atau tidak
sengaja, sehingga sisa-sisa pendengaran dan perasaan
vibrasi yang dimiliki peserta didik tunarungu/hambatan
pendengaran-peserta didik tunarungu/hambatan
pendengaran tunarungu dapat dipergunakan
sebaikbaiknya untuk berinteg

2. Materi dalam Pelaksanaan PKPBI meliputi: a) Bunyi


primitif / latar belakang, misalnya bunyi dari alam:
hujan, ombak, angin, petir, guntur. Bunyi dari suara
binatang: anjing mengonggong, kucing mengeong.
Bunyi yang dibuat oleh manusia sebagai karya seni,
misalnya: lagu, musik,dan bunyi yang dihasilkan oleh
suara manusia seperti : tertawa, menangis, teriakan. b)
Bunyi sebagai tanda : bedug, sirene, lonceng, klakson
c) Bunyi bahasa merupakan bunyi tertinggi yang
merupakan hasil interaksi antar manusia.

3. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan PKPBI


adalah menggabungkan beberapa metode pembelajaran
diantaranya: metode bermain, metode pemberian tugas,
metde demonstrasi, metode observasi atau
pengamatan,

4. Dalam pelaksanaan PKPBI ini meliputi 4 tahapan


sebagai berikut: (1) deteksi bunyi musik/ irama, (2)
diskriminasi bunyi musik/ irama; (3) identifikasi bunyi
musik/ irama; dan (4) komprehensi bunyi musik/irama.

Kegiatan Belajar 4
1. Pembelajaran wicara adalah suatu upaya sistematis
untuk melakukan tindakan belajar mengajar bicara,
yang dalam prakteknya merupakan serangkaian usaha
untuk mengembangkan kemampuan peserta didik
tunarungu/hambatan pendengaran terhadap
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimilikinya
dengan mengekspresikan pikiran, gagasan, dan
perasaannya dengan cara berbicara.

2. Materi dalam Pelaksanaan bina wicara meliputi


fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik.

3. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan bina


wicara adalah sebagai berikut: 1) Metode Global
Diferensiasi, 2) Metode Analisis Sintesis, 3) Metode
Multisensori, 4) Metode Suara, 5) Metode Fonetika, 6)
Metode Tangkap dan Peran-ganda.

4. Di Indonesia kita mengenal bentuk isyarat yang


digunakan pada Sekolah Luar Biasa untuk tunarungu
(SLB-B) yang dikenal dengan SIBI (Sistem Isyarat
Bahasa Indonesia). SIBI digunakan oleh peserta didik
tunarungu/hambatan pendengaran. SIBI merupakan
media komunikasi dengan dan diantara kaum
tunarungu berupa gerakan tangan yang disusun secara
sistematis untuk melambangkan bahasa Indonesia.

2 Daftar materi yang sulit 1. Pengucapan vokal dan konsonan pada fonem segmental
dipahami di modul ini bab bina wicara.

3 Daftar materi yang sering 1. Konsep dasar PKPBI.


mengalami miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai