METODE
PENGEMBANGAN BAHASA
ANAK USIA DINI
Oleh:
(Halliday, 1978)
SISTEM SIMBOL DALAM BAHASA
Sistem aturan bahasa terdiri atas:
2. Arbitier 4. Beragam
Bahasa terdiri dari Dalam hal pengucapan,
hubungan-hubungan bahasa memiliki berbagai
antara berbagai macam 3. Fleksibel variasi dialek dan cara.
suara dan visual, objek, Bahasa dapat berubah
maupun gagasan. sesuai perkembangan
zaman.
ASPEK BAHASA
Menyimak Berbicara
1 Kegiatan mendengar 2 Berkata, bercakap,
secara khusus dan terpusat berbahasa, melahirkan
pada objek yang di dengar. pendapat secara lisan
dan merundingkan.
Membaca Menulis
3 Suatu proses untuk 4 Suatu kegiatan komunikasi berupa
memahami makna suatu penyampaian pesan (informasi)
tulisan. secara tertulis kepada pihak lain
dengan menggunakan bahasa tulis
sebagai alat atau medianya.
(Bromley, 1992)
EMPAT KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK
1. Menjadi Dasar Belajar Bahasa, Baik Bahasa Pertama Maupun Bahasa Kedua.
▪ Kemampuan berbahasa tidak akan dimiliki oleh seseorang kalau tidak diawali dengan
kegiatan mendengarkan.
▪ Seseorang anak dapat mengucapkan kata mama, papa, dan sebagainya setelah ia sering
dan berulang-ulang menyimak pengucapan kata-kata tersebut dari orang-orang yang ada
disekitarnya.
▪ Demikian pula, halnya pada saat anak belajar bahasa asing. Kegiatan mungkin diawali
dengan menyimak cara pengucapan fonem, kata, dan kalimat sebelum dia bisa
mengucapkan sebuah kata dan menggunakannya dalam kegiatan berbicara.
2. Menjadi Dasar Pengembangan Kemampuan Bahasa Tulis (Membaca dan Menulis)
▪ Kemampuan mendengar menjadi kemampuan dasar yang harus dimiliki anak sebelum
diajarkan membaca.
▪ Tom dan Harriet Sobol mengemukakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki
anak sebelum diajarkan membaca adalah kemampuan membedakan auditorial.
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
FUNGSI ATAU PERANAN MENYIMAK BAGI ANAK
1. Membiarkan atau menyuruh anak menutup mata lalu menundukkan kepalanya di atas meja, kemudian
suruh mereka membedakan bunyi (meraut pensil, mendorong buku, membuka pintu, mendorong kursi)
lalu tanyakan kepada mereka untuk menebak suara apa yang muncul.
2. Mengajarkan kepada anak-anak bagaimana menerima pesan telepon secara singkat.
3. Mengajak anak-anak berjalan-jalan.
4. Membacakan paragraf pendek tentang ilmu pengetahuan atau ilmu sosial. Kemudian ajukan
pertanyaan-pertanyaan tentang apa, siapa, mengapa, dan kapan, jawabannya harus berupa pilihan dan
anak harus menerangkan faktanya untuk dapat menjawab.
5. Membaca sajak atau cerita. Kadang-kadang hilangkan sebuah kata atau kalimat pada akhir cerita,
kemudian suruh anak melengkapi atau mengisi kata atau kalimat yang hilang tersebut.
6. Ajak anak untuk menggambarkan dalam pikirannya tentang apa yang mereka dengar dari cerita yang
anda bacakan. Diskusikan tentang bagaimana mereka menyususun gambaran visualnya.
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
MENYIMAK KRITIS
Beberapa kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan menyimak kritis pada anak
adalah sebagai berikut:
1. Membacakan cerita pendek lalu ajak anak untuk mengungkapkan ide utama dari cerita yang mereka
dengar. Untuk membantu anak mengungkapkan ide/cerita bisa dipandu dengan pertanyaan dari guru.
Membacakan cerita pada anak dapat mengembangkan:
a. Kemampuan menyimak anak.
b. Merangsang anak untuk ingin membaca.
c. Mempertinggi kebebasan kemampuan membaca.
d. Memperluas pengalaman dan ketertarikan anak.
2. Membacakan teka-teki dan mengajak anak menebak berbagai jawaban.
3. Mengajak anak-anak membuat teka-teki sendiri lalu membacakan pada teman-temannya.
4. Mengajak anak menonton cerita pada televisi atau memutar sebuah video cerita, lalu mintalah kesan
anak tentang cerita tersebut atau ajukan pertanyaan yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir
kritis anak.. Misalnya, pertanyaannya: “kamu senang tidak dengan cerita tadi?”, “Siapa tokoh dalam
cerita tersebut?”, “Bagaimana sifat-sifat tokohnya?”, “Tokoh mana yang kamu sukai? Mengapa?” dan
seterusnya.
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
MENYIMAK APRESIATIF
Ada tiga media yang dapat dikembangkan untuk mengembangkan kemampuan menyimak ini,
yaitu:
1. Membacakan anak koleksi cerita, seperti cerita binatang atau cerita lain sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan anak untuk mengenalkan anak pada pengulangan kata dan nyanyian yang
berulang. Bicarakan tentang perasaan. Suasana hati atau gambaran yang muncul dalam cerita.
2. Membacakan bacaan yang berkualitas pada anak. Membicarakan tentang perasaan, suasana hati,
atau gambaran yang muncul pada cerita.
3. Membacakan semua tipe puisi pada anak dan membantu mereka merespons isi puisi dengan
visualisasi dan perasaan. Gunakan kepekaan penglihatan, pendengaran, perasa, penciuman,dan
perabaan. Dorong anak untuk bergabung dan membacakannya sehingga mereka merasakan
perasaan puisi tersebut dari pengucapannya sendiri.
4. Berbagi puisi bergambar atau buku bergambar. Menurut Glazer (1990) puisi yang diberi ilustrasi
yang cantik akan berdampak dua kali lipat pada pembacanya. Dibandingkan dengan puisi yang
artistik, namun tanpa ilustrasi.
5. Mengundang seorang pencerita untuk mengunjungi kelas sehingga anak dapat belajar untuk
menikmati bentuk kesenian khusus.
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
MENYIMAK APRESIATIF
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru di kelas untuk membantu siswa memiliki
kemampuan mendengar yang dikaitkan dengan proses pembelajaran, seperti berikut:
:
1. Memainkan beberapa musik yang diminati.
2. Menggunakan lagu-lagu berisi cerita.
3. Saya bercerita, kamu mengerjakan, latihan untuk bekerjasama, yang satu menyebutkan dan yang
lain mengerjakan.
4. Story line, anak dapat berlatih mendengarlan cerita dan memahami isinya, kemudian dapat
menceritakan kembali dalam urutan yang benar.
5. Translate sounds, ajak anak mengubah dan menulis apa yang didengar dalam bentuk grafik,
musik.
6. Compare/Contrast, anak dapat mendengarkan rekaman lagu dan kemudian mendengarkan buku
bergambar dengan cerita dan lagu yang sama.
7. Summarise information, buku-buku yang menceritakan kejadian nyata dalam kehidupan sehari-
hari adalah sumber yang baik untuk belajar merangkum.
8. Couse/effect, menggunakan cerita yang mengandung konsekuensi tentang sebuah karakter.
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
STRATEGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
Beberapa strategi dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan menyimak
anak. Cara-cara-tersebut diantaranya adalah:
1. Tetap diam, artinya penyimak tidak menambahkan kata-kata sewaktu terjadi keragu-raguan ketika
seorang pembicara sedang berhenti. Yang harus dilakukan adalah tetap diam dan menyerap
pesan yang disampaikan. Jadi, guru di sini harus menjadi contoh penyimak yang baik. Jika anak
mengajukan pertanyaan, guru jangan langsung menjawab sebelum pertanyaan tersebut selesai
diajukan oleh anak.
2. Teori dan penelitian membuktikan bahwa anak akan belajar lebih banyak jika guru mendengarkan
lebih banyak (Bromley).
3. Mempertahankan kontak mata. Cara yang terbaik untuk membatasi informasi yang masuk adalah
dengan tetap menjaga kontak mata dengan pembicara. Caranya guru bisa melihat ke sekeliling
atau duduk dekat anak.
4. Menggunakan bahasa nonverbal. Seorang pendengar aktif memproses semua informasi yang
disampaikan oleh pembicara. Seorang pendengar aktif akan mencoba mendengar apa kata anak
dan melihat bagaimana itu menjadi sebuah kenyataan. Jadi, untuk membantu pemahaman anak
terhadap apa yang diperdengarkan, guru bisa memanfaatkan bahasa nonverbal, seperti gerakan
tangan, mimik, atau ekspresi.
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
STRATEGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
Beberapa strategi dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan menyimak
anak. Cara-cara-tersebut diantaranya adalah:
7. Bisik Berantai
Metode ini dapat digunakan di Taman Kanak-kanak. Guru
membisikkan suatu pesan kepada seorang anak atau yang
dibisikkan juga bisa berupa tiga kata berurutan sesuai tema
tertentu.
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
CONTOH RANCANGAN PROGRAM KEGIATAN MENYIMAK
Tema : Binatang
1. Kemampuan atau hasil belajar yang diharapkan:
Menyebutkan berbagai bunyi/suara tertentu (Menyimak informatif).
2. Kegiatan:
Menyebutkan berbagai macam bunyi/suara yang diperdengarkan
Menirukan berbagai macam bunyi/suara yang diperdengarkan
3. Metode atau Teknik:
Tanya jawab dan penugasan (Simak Ulang-Ucap)
4. Alat Peraga atau Media:
a. Kaset rekaman suara-suara binatang
b. Permainan gambar-gambar binatang yang mengeluarkan suara
5. Langkah-Langkah Pelaksanaan
a. Guru menugaskan anak memejamkan mata dan mendengarkan kaset/suara binatang.
b. Anak ditugaskan menyebutkan kembali suara apa yang sudah didengarnya.
c. Secara berurutan, misalnya suara kucing, suara anjing, suara bebek, atau suara harimau.
d. Anak ditugaskan untuk menceritakan apa yang telah didengarnya dan menirukannya.
Sewaktu anak menceritakan bisa sambil menunjukkan gambar binatang yang dimaksud.
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
CONTOH RANCANGAN PROGRAM KEGIATAN MENYIMAK
Tema : Keluargaku
1. Kemampuan yang diharapkan:
Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang sudah diceritakan guru (menyimak kritis).
2. Kegiatan:
Bercerita tentang “Aku cinta keluargaku”
3. Metode atau Teknik:
a. Bercerita
b. Tanya jawab
c. Penugasan merangkum cerita
4. Langkah-Langkah Pelaksanaan
a. Guru mengatur posisi tempat duduk anak.
b. Guru megadakan apersepsi untuk memancing perhatian anak untuk mendengarkan cerita
guru, seperti dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang erhubungan dengan cerita
atau dengan memperlihatkan media yang menarik.
c. Guru mulaibercerita dan anak menyimak.
d. Setelah selesai bercerita guru memberi tugas pada anak-anak untuk menceritakan kembali
isi cerita tersebut secara bergantian.
e. Guru memberikan pujian kepada anak yang sudah lancar bercerita dan memberikan
motivasi pada anak yang belum.
METODE PENGEMBANGAN
KEMAMPUAN BERBICARA
ANAK
B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
BAGAIMANA ANAK BERBICARA?
▪ Kematangan menyimak terjadi lebih dahulu dari
pada kematangan berbicara meskipun dalam
perkembangan selanjutnya kedua kematangan ini
saling berkaitan.
▪ Stimulus dari orang tua dapat menjalin suasana yang
lebih komunikatif antara orang tua dan anak yang
berdampak pada perkembangan selanjutnya.
▪ Semakin baik stimulus yang diberikan oleh orang
tua, semakin positif respon yang dimunculkan anak.
▪ Peran orang tua dalam membantu kemampuan
berbicara pada anak akan berhasil, bilamana orang
tua mampu menciptakan lingkungan yang kondusif
bagi perkembangan anak.
▪ Rumah adalah sekolah pertama bagi anak, dan
orang tua adalah guru pertama yang bisa mengantar
anak menuju gerbang pendidikan formal.
B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
KESEIMBANGAN ANTARA BERBICARA DAN MENYIMAK
▪ Ketika anak mulai menggunakan kalimat yang lebih panjang, anak juga menggunakan
intonasi dalam menanyakan suatu informasi, dengan memberikan penekanan dalam
kalimatnya, seperti: “Ayam makan?”, “Kakak sekolah/” dan sebagainya.
▪ Kemampuan anak terus berkembang dimulai dengan tampaknya penggunaan kata
tanya seperti “siapa”, “apa”, “mengapa”, “dimana” dan “bagaimana” hingga anak
menguasai banyak hal tentang struktur sintaksis yang lebih kompleks pada usia
menjelang 6 tahun.
▪ Pada usia 3 tahun anak menggunakan banyak kosa kata dan kata tanya seperti apa dan
siapa.
▪ Pada usia 4 tahun anak mulai bercakap-cakap, memberi nama, alamat, usia, dan mulai
memahami waktu.
▪ Perkembangan bahasa anak semakin meningkat pada usia 5 tahun dimana anak sudah
dapat berbicara lancar dengan menggunakan berbagai kosa kata baru.
1. Egosentric Speech
• Terjadi ketika anak berusia 2-3 tahun, dimana anak berbicara
kepada dirinya sendiri (monolog).
• Perkembangan berbicara anak dalam hal ini sangat berperan
dalam mengembangkan kemampuan berpikirnya.
2. Socialized speech
• Terjadi ketika anak berinteraksi dengan temannya ataupun
lingkungannya. Hal ini berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan adaptasi sosial anak.
• Berkenaan dengan hal tersebut, terdapat 5 bentuk socialized
speech yaitu (1) saling tukar informasi untuk tujuan bersama
(2) penilaian terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain (3)
perintah, permintaan, ancaman (4) pertanyaan (5) jawaban)
B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
TIPE PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
Hurlock mengemukakan kriteria untuk mengukur tingkat kemampuan berbicara anak, apakah
anak berbicara secara benar atau hanya sekedar ‘membeo’, sebagai berikut:
1. Tahap Eksternal : Terjadi ketika anak berbicara secara eksternal dimana sumber berpikir
berasal dari luar diri anak. Sumber berpikir ini sebagian besar dari orang dewasa yang
memberikan pengarahan, informasi, dan melakukan tanya jawab dengan anak. Contoh
orang dewasa bertanya: “kamu sedang apa?” Anak menjawab : “sedang makan”. Orang
dewasa tersebut lalu meneruskan pertanyaannya: “Mana sendoknya?”, dan seterusnya.
2. Tahap Egosentris : dimana anak berbicara sesuai dengan jalan pikirannya dan pembicaraan
orang dewasa bukan lagi menjadi persyaratan. Contoh : “Ini nasi, ini piring, ini sendok”.
3. Tahap berbicara internal : dimana dalam proses berpikir, anak telah memiliki penghayatan
sepenuhnya. Contoh: ketika anak akan menggambar sebuah biskuit, anak menggunakan
pemikirannya sendiri: “Apa yang akan saya gambar? Saya akan menggambar biskuit
cokelat”.
B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
TIPE PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
2. Ekpresi
• Gunakan bahasa yang singkat, jelas, dan benar (jangan gunakan bahasa
kekanakan).
• Berbicara dengan pelan dan dibantu dengan ekspresi wajah atau gerakan tubuh. Ini
membantu anak untuk mengulangi kata-kata yang diucapkan. Sebab, sebelum
mereka bisa bicara sebenernya mereka telah paham makna kata-kata tersebut.
• Walaupun anak belum bisa bicara, namun perhatikanlah suara, bahasa tubuh, dan
ekspresi wajah. Sehingga, kita akan memahami perasaan anak dan mereka juga
akan merasa dihargai. Dengan demikian, anak akan memahami bahwa ia memiliki
“power” melalui kata-katanya.
3. Lafal Ucapan
Ketika anak menggunakan bahasa kanak-kanaknya, jangan ditirukan atau diolok-olok.
Jangan disalahkan. Yang penting, gunakan kata-kata anak, kemudian ikuti dengan kata-
kata yang benar. Contoh: “Ade mau cucu? Iya, mama ambilkan susunya ya”.
1. Anak berada di lingkungan yang positif dan bebas dari tekanan. Anak selalu dibiasakan
untuk ikut dalam pembicaraan. Lingkungan yang kaya akan bahasa akan menstimulasi
perkembangan bahasa anak.Stimulasi tersebut akan optimal jika anak tidak merasa tertekan.
2. Pandang mata anak saat berbicara. Kontak tersebut mendorong anak aktif berbicara,
menunjukkan sikap dan minat yang tulus pada anak.
3. Anak usia dini emosinya masih kuat, karena itu pendidik harus menunjukkan minat dan
perhatian tinggi kepada anak. Orang dewasa perlu merespon anak dengan tulus.
4. Menyampaikan pesan verbal dengan diikuti pesan non verbal. Dalam bercakap-cakap
dengan anak, orang dewasa perlu menunjukkan ekspresi yang sesuai dengan ucapannya.
Perlu diikuti gerakan mimik muka, dan intonasi yang sesuai.
5. Melibatkan anak dalam komunikasi
6. Orang dewasa perlu melibatkan anak untuk membangun komunikasi. Kita menghargai ide-
idenya dan memberikan respons yang baik terhadap bahasa anak.
B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
STRATEGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
Kemampuan bahasa anak akan berkembang lebih cepat jika:
7. Gunakan ejaan yang benar. Hindari ejaan yang dibuat-buat, seperti cayang, antik ya (cantik
ya).
8. Bicarakan apa yang benar-benar dilakukan dan dialami anak. Misalnya: “Ayo kita makan ya”,
“wah adik kepanasan”.
9. Beri respon yang lebih banyak atas pertanyaan anak. Misalnya: saat anak bertanya “dari
mana ma?”, jawab dengan “mama dari toko di sebelah, ini beli gula untuk membuat teh
manis ayah”.
10. Gunakan tata bahasa yang benar dalam berbicara. Hal ini penting karena anak peniru yang
unggul. Ia akan terbiasa dengan percakapan sehari-hari. Misalnya: “Ibu akan memandikan
kamu/adik”.
11. Betulkan kesalahan bahasa anak dengan lembut, baik dalam pengucapan maupun susunan.
Misalnya, mama, mam adik nasi. Dengan lembut orang tua mengatakan “adik mau makan
nasi ya”. Hindari menertawakan ucapan dan dialeg anak.
12. Hindari memaksa anak untuk menghafal kata. Sebenarnya anak suka mengulang-ngulang
kata yang baru dikenal. Orang tua dapat mendukung aktivitas ini. Tetapi bila anak tidak mau,
orang tua tidak perlu mendorongnya lagi.
B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
AKTIVITAS YANG DAPAT MEMBANTU ANAK AKTIF BERBICARA
Beberapa contoh aktivitas yang dapat dilakukan oleh guru / orang tua dalam membantu
mengembangkan kemampuan berbicara anak:
1. Dislkusi kelompok
Sering kali guru menemui kesulitan dalam diskusi kelompok secara langsung, Hendrick
dalam Nurbiana Dhieni., dkk (2018:10:40) memberikan beberapa petunjuk dalam diskusi
kelompok:
a. Menyampaikan dengan antusias dan jadikan hubungan yang menyenangkan.
b. Jaga kestabilan dalam kelompok kecil.
c. Hindari ketegangan dan gangguan.
d. Rencanakan secara fleksibel.
e. Mulai dengan tepat ketika anak sudah mulai dan berkumpul.
f. Dorong diskusi berjalan sportif.
g. Dibuka dengan keterampilan, membuka dan menutup pertanyaan.
h. Ijinkan anak-anak untuk memimpin, berkata yang ingin disampaikan, dari pada menekan
mereka.
B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
AKTIVITAS YANG DAPAT MEMBANTU ANAK AKTIF BERBICARA
Beberapa contoh aktivitas yang dapat dilakukan oleh guru / orang tua dalam membantu
mengembangkan kemampuan berbicara anak:
2. Wawancara
Melatiha anak mengungkapkan pertanyaan dengan jelas dan teratur
3. Menggunakan cerita dalam membantu kemampuan berbicara mengungkapkan ide, gagasan
sebagai cara baik untuk mengembangkan otak. Dengan menggunakan cerita/narasi dapat
membantu anak :
a. Menstimulasi berpikir anak
b. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman era, budaya dan tempat.
c. Menghubungkan dengan budaya yang dimiliki anak.
d. Mengajarkan anak tentang struktur dan bermacam-macam model naskah.
e. Memperkaya anak dengan kemampuan berbahasa dengan cerita dan informasi.
f. Menantang anak membeikan ide baru.
g. Mengembangkan kemampuan berpikir dan strategi pemecahan masalah.
METODE PENGEMBANGAN
KEMAMPUAN MEMBACA
PERMULAAN
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
▪ Abad 21 bagi bangsa Indonesia adalah abad industri yang didukung
dengan teknologi informasi yang semakin canggih. Kemajuan
tersebut menuntut dukungan budaya baca tulis, yaitu perwujudan
perilaku yang mencakup kemampuan, kebiasaan, dan kebutuhan
baca tulis.
▪ Namun, budaya baca tulis tersebut, sampai penggal pertama
dekade terakhir abad ke-20 belum berkembang di masyarakat
Indonesia. Oleh karena itu jika bangsa Indonesia ingin berhasil
dalam pembangunan pada masa yang akan datang,
pengembangan budaya baca tulis itu mutlak segera dilaksanakan.
▪ Akan tetapi yang menjadi pertanyaan adalah “kapan kemampuan
membaca dan menulis itu diajarkan?”. Jawaban pertanyaan ini
sebenarnya masih dalam polemik. Ada sebagian pendapat yang
menyatakan bahwa membaca dan menulis baru diajarkan pada
saat anak sudah di SD. Tetapi banyak juga ahli yang mengatakan
bahwa membaca dan menulis harus diajarkan sejak dini.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
▪ Banyak penelitian mutakhir membuktikan bahwa anak dapat
diajar membaca sebelum dia mencapai usia sekolah.
▪ Durkin (1966) tealah mengadakan penelitian tentang
pengaruh membaca dini pada anak-anak.
▪ Durkin menyimpulkan bahwa tidak ada efek negatif pada
anak-anak dari membaca dini.
▪ Anak-anak yang telah diajar membaca sebelum masuk SD
pada umumnya lebih maju di sekolah dari anak-anak yang
belum pernah memperoleh membaca dini.
▪ Steinberg telah berhasil dalam eksperimennya tentang
mengajar membaca dini untuk anak-anak usia 1-4 tahun.
▪ Steinberg menemukan bahwa anak-anak yang telah
mendapat pelajaran membaca dini pada umumnya lebih maju
di sekolah.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
7. Interpretasi Gambar
▪ Tunjukkan sebuah gambar kepada anak dari buku atau file Anda. Ajaklah anak
menginterpretasikan gambar secara kreatif.
8. Progres dari Kiri ke Kanan
▪ Buatlah kalender kelas bertumpuk.
▪ Tunjukkan kepada anak bahwa membaca dimulai dari sisi tangan kiri ketika membaca
keras kepada anak.
▪ Buatlah anak meletakkan potongam komik dengan rangkaian dari kiri ke kanan.
9. Kemampuan Merangkai
▪ Buatlah anak merangkai gambar seri dengan benar.
▪ Buatlah anak mengulang cerita yang baru saja didengar atau dibaca dengan benar.
10. Penggunaan Bahasa Mulut
▪ Buatlah sekelompok anak-anak ikut serta dalam kegiatan, seperti membagi waktu,
percakapan, bermain drama, dan bermain peran.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
KEMAMPUAN-KEMAMPUAN KESIAPAN MEMBACA
Adapun kemampuan-kemampuan kesiapan membaca yang akan dikembangkan itu adalah
sebagai berikut:
1. Motivasi
▪ Faktor motivasi akan menjadi pendorong semangat anak untuk membaca.
▪ Motivasi merupakan faktor pendorong yang cukup besar pengaruhnya terhadap
kemampuan membaca, dalam situasi untuk membaca dapat dibedakan berdasarkan
sumbernya. Ada motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
▪ Motivasi intrinsik yaitu yang bersumber pada pembaca itu sendiri.
▪ Motivasi ekstrinsik yang sumbernya terletak di luar pembaca itu sendiri.
▪ Seseorang yang memiliki motivasi tinggi atau kuat, tanpa didorong atau disuruh
membaca, giat belajar membaca, sedangkan yang tidak bermotivasi atau
motivasinya rendah tentunya enggan membaca.
▪ Motivasi adalah sebuah ketertarikan untuk membaca, hal ini penting karena jika ada
motivasi akan menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan belajar yang lebih
baik.
▪ Cara agar anak termotivasi dan tertarik untuk membaca adalah dengan menyediakan
bahan bacaan yang berkualitas tinggi dam memiliki hubungan dengan kehidupan
mereka.
▪ Guru bertindak sebagai katalisator motivasi dan ketertarikan serta model bagi siswa.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca:
2. Lingkungan Keluarga
▪ Leonhardt mengemukakan bahwa anak sangat memerlukan keteladanan dalam membaca.
Keteladanan itu harus sesering mungkin ditunjukkan kepada anak oleh orang tua, seperti
yang dialaminya dengan menunjukkan perilaku membaca sesering mungkin pada anak,
membuat anak gemar membaca. Seperti kita ketahui bahwa anak-anak memiliki potensi untuk
meniru secara naluriah.
▪ Menurut Leichter (1984) perkembangan kemampuan membaca dan menulis dipengaruhi oleh
keluarga dalam hal:
a. Interaksi interpersonal
Interaksi interpersonal terdiri atas pengalaman-pengalaman baca tulis bersama orang
tua, saudara, anggota keluarga lain di rumah.
b. Lingkungan fisik
Lingkungan fisik mencakup bahan-bahan bacaan di rumah.
c. Suasana yang penuh perasaan (emosional) dan memberikan dorongan (motivasional)
yang cukup hubungan antat individu di rumah, terutama yang tercermin pada sikap
membaca.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca:
3. Bahan Bacaan
▪ Minat baca serta kemampuan membaca seseorang juga dipengaruhi oleh bahan bacaan.
▪ Bahan bacaaan yang terlalu sulit untuk seseorang dapat mematikan selera untuk membaca.
▪ Sehubungan dengan bahan bacaan ini ada beberapa faktor yang perlu diprhatikan, yaitu topik
atau isi bacaan dan keterbacaan bahan.
▪ Bromley (1990) menyatakan bahwa bacaan anak-anak adalah bahan kritis dan media dalam
mengajar komunikasi secara efektif.
▪ Bahan bacaan biasanya mengembangkan semua aspek pelajaran literatur:
Memberikan anak-anak kesenangan… untuk anak usia dini penyajian bahan bacaan disertai
dengan gambar-gambar yang menarik. Gambar lebih dominan dari pada tulisan.
▪ Sehubungan dengan topik bacaan, anak harus dikenalkan dengan bermacam-macam topik
bacaan sehingga dapat menambah wawasan anak, namun topik itu harus menarik bagi anak
baik secara seigi isi maupun dai segi penyajiannya.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
PROSES MEMBACA
1. Mengeksplorasi buku
Anak meniru kebiasaan orang orang tua dalam membaca buku, anak melakukannya lebih untuk
bermain membaca, anak juga meminta kepada orang tua untuk memilih buku yang mereka
sukai.
2. Memahami urutan
Anak dapat mengenali tahapan-tahapan cerita dimulai dari awal, pertengahan dan akhir cerita.
3. Mengenali bahwa kata-kata adalah simbol
Anak dapat memahami hubungan antara gambar-gambar di buku dengan kata-kata yang
tertulis di halaman buku.
4. Mencocokkan kata dengan teks
Anak mulai memahami huruf-huruf tertulis mewakili kata-kata tertentu.
5. Mengenali kata-kata tertulis
Anak mulai memiliki rasa keingintahuan mengenai buku.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
TUJUAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA
1 2
Pengembangan Pengembangan
sikap positif konsep tentang
terhadap buku dan
pemahaman teks
kemampuan
membaca
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
TUJUAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA
1 Pendekatan Pengalaman
Bahasa 3 Lihat dan Katakan
2 Fonik
4 Metode Pendukung Konteks
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
METODE PENGEMBANGAN MEMBACA PERMULAAN
Ada beberapa metode yang dapat dipilih guru dalam mengembangkan membaca permulaan
anak usia dini, diantaranya berikut ini:
1. Pendekatan Pengalaman Bahasa
▪ Dalam pendekatan ini guru menggunakan kata-kata anak sendiri untuk
membantunya belajar membaca.
▪ Kata-kata itu dapat berupa penjelasan suatu gambar atau suatu cerita
pendek yang dimasukkan ke dalam suatu buku.
▪ Mula-mula anak itu mengatakan kepada guru apa yang harus ditulis.
Setelah beberapa waktu anak-anak dapat menyalin tulisan guru dan
akhirnya dapat direalisasikan kata-kata mereka sendiri.
▪ Membaca kata-kata mereka sendiri membantu anak-anak memahami
bahwa kata yang tertulis adalah untuk komunkikasi makna.
▪ Kakuatan dari pendekatan pengalaman bahasa yang utama adalah dapat
membuat anak menggunakan pengalaman mereka sendiri sebagai bahan
utama pelajaran membaca.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
METODE PENGEMBANGAN MEMBACA PERMULAAN
Ada beberapa metode yang dapat dipilih guru dalam mengembangkan membaca permulaan
anak usia dini, diantaranya berikut ini:
2. Fonik
▪ Metode ini mengandalkan pada pelajaran alfabet yang diberikan
terlebih dahulu kepada anak-anak, mempelajari nama-nama huruf,
dan bunyinya.
▪ Setelah mempelajari bunyi huruf mereka mulai merangkum
beberapa huruf tertentu untuk membentuk kata-kata.
b-a-k r-a-k p-a-k t-a-k
3. Lihat dan Katakan
▪ Dalam metode ini anak belajar mengenali kata-kata atau kalimat-
kalimat keseluruhan, bukannya bunyi-bunyi individu.
▪ Mereka memandangi kata-kata, mereka mendengar kata itu
diucapkan, dan kemudian mereka mengulangi ucapan itu.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
METODE PENGEMBANGAN MEMBACA PERMULAAN
Ada beberapa metode yang dapat dipilih guru dalam mengembangkan membaca permulaan
anak usia dini, diantaranya berikut ini:
4. Metode Pendukung Konteks
▪ Bila anak-anak sedang belajar membaca, sangatlah penting
bahwa mereka menggunakan buku yang benar-benar menarik
bagi mereka.
▪ Berikut ini dijelaskan tentang bagaimana menyusun program
membaca yang dikemukakan oleh Bromley. Dia menyatakan
bahwa kita dapat mempercepat/mendorong pertumbuhan bahasa
pada anak dengan menyediakan kesempatan untuk menggunakan
bahasa dan meningkatkan interaksi mereka dengan sesama dan
keterlibatan mereka, antara lain mengaitkan dengan hal yang
dekat dengan mereka.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
METODE PENGEMBANGAN MEMBACA PERMULAAN
Ada beberapa metode yang dapat dipilih guru dalam mengembangkan membaca permulaan
anak usia dini, diantaranya berikut ini:
4. Metode Pendukung Konteks
▪ Program seni berbahasa yang efektif mempunyai beberapa ciri sebagai berikut ini:
a. Buku-buku
Keterampilan berbahasa akan diajarkan lebih efektif jika buku-bukunya
berkualitas yang ditulis untuk dan tentang anak-anak.
b. Interaksi dan keterlibatan
Anak belajar bahasa paling baik apabila mereka terlibat secara aktif
menggunakan bahasa dalam situasi nyata dan bermakna
a. Instruksi
Instruksi yang efektif meliputi bimbingan yang hati-hati dan penunjukkan model
yang tepat. Guru harus mengetahui apa yang mereka nilai dan harapkan dari
anak. Guru harus menunjukkan kepada anak bagaimana belajar, dan juga harus
memfasilitasi belajar untuk mengetahui apa yang harus dikerjakan.
METODE PENGEMBANGAN
KEMAMPUAN MENULIS
PERMULAAN
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
PENTINGNYA MENULIS BAGI ANAK
▪ Menulis merupakan salah satu media untuk berkomunikasi ketika anak dapat
menyampaikan makna, ide, pikiran, dan perasaannya melalui untaian kata-kata
yang bermakna.
▪ Menurut Poerwadarminta (1982), menulis memiliki batasan sebagai berikut:
1. Membuat huruf, angka, dan lainnya dengan pena, kapur, dan sebagainya.
2. Mengekspresikan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat,
dan lainnya dengan tulisan.
▪ Badudu (1982) mengemukakan bahwa menulis adalah menggunakan pena, potlot,
ball point di atas kertas, kain ataupun papan yang menghasilkan huruf, kata,
maupun kalimat.
▪ Manulis bukanlah sekedar membuat huruf-huruf ataupun angka pada selembar
kertas dengan menggunakan alternatif media, melainkan merupakan upaya untuk
mengekspresikan perasaan dan pikiran yang ada pada diri individu.
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
PENTINGNYA MENULIS BAGI ANAK
Menurut Jalongo, Ada beberapa tahap menggambar dan menulis yang dilalui
oleh anak sebagai berikut:
1. Prealphabetic Writing and Nonrepresentational Drawing
2. Random Scribbling
3. Controlled Scribbling
4. Naming of Scribbling
5. Alphabetic Writing and Representational Drawing
6. Early Representational Drawing, Mock Letters, and Letters
7. Preschematic Drawing and Semiconventional Alphabetic Writing
8. Schemati Drawing and Conventional Writing
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
HUBUNGAN MENGGAMBAR DENGAN MENULIS
Tahap Menggambar dan Menulis Anak (Jalongo, 2002)
Menurut Jalongo, Ada beberapa tahap menggambar dan menulis yang dilalui oleh anak
sebagai berikut:
1. Prealphabetic Writing and Nonrepresentational Drawing
Tahap awal dalam menulis disebut prealphabetic, diartikan bahwa tidak ada huruf-huruf
yang dapat dikenal. Hasil dari tahap ini dalam menggambar adalah nonrepresentational,
diartikan bahwa objek yang digambar oleh anak tidak sama seperti aslinya, bahkan
pada tahap mencoret, anak lebih menunjukkan konsep komunikasi melalui simbol.
2. Random Scribbling
Coretan pada tahap ini masih acak dan tidak terarah, dia hanya membuat garis-garis
dengan gerakan tangan yang sederhana. Ini adalah tahap awal untuk semua anak
dalam mengembangkan kemampuan mereka dalam mengontrol alat tulis dn menulis
tanda hanya di tempat yang mereka inginkan.
3. Controlled Scribbling
Kebanyakan anak usia 3 tahun mempunya kontrol yang lebih baik dalam menulis.
Mereka tetap berada menulis di kertas, dan coretan mereka menambah jelas
penempatan pola. Kemudian, coretan mereka lebih lurusKemudian, coretan mereka
lebih lurus.
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
HUBUNGAN MENGGAMBAR DENGAN MENULIS
Tahap Menggambar dan Menulis Anak (Jalongo, 2002)
Menurut Jalongo, Ada beberapa tahap menggambar dan menulis yang dilalui oleh
anak sebagai berikut:
4. Naming of Scribbling
Anak usia 4 tahun sering menjelaskan coretan mereka dan melihat hubungan
antara tanda yang dia buat di kertas, ide, objek, maupun kata-kata.
5. Alphabetic Writing and Representational Drawing
Pada tahap ini gambar anak sudah mulai terlihat sama dengan gambar yang asli
dan tulisannya pun sudah lebih terbaca.
6. Early Representational Drawing, Mock Letters, and Letters
Biasanya anak usia 4 tahun ketika menggambar merepresentasikan orang atau
objek lain yang mempunyai ciri khusus.
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
HUBUNGAN MENGGAMBAR DENGAN MENULIS
Tahap Menggambar dan Menulis Anak (Jalongo, 2002)
Menurut Jalongo, Ada beberapa tahap menggambar dan menulis yang dilalui oleh
anak sebagai berikut:
7. Preschematic Drawing and Semiconventional Alphabetic Writing
Mayoritas pada anak usia 5 tahun mulai muncul keterampilan motorik
halusuntuk merancang gambar. Anak mencoba menggambar sampai mereka
menegmbangkan gaya mereka sendiri untuk merepresentasikan orang. Bentuk
geometri sering mereka tampilkan dalam bentuk gambar.
8. Schemati Drawing and Conventional Writing
Saat anak memsuki kelas 1 SD, mereka membuat gambaran yang
merefleksikan pengamatan mereka. Dalam menulis, anak mulai membuat huruf
dengan ukuran yang sama, dan terus memperbaiki bentuk huruf serta angka,
mencoba menggunakan huruf sambung, huruf besar, dan huruf kecil secara
benar.
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
HUBUNGAN MENGGAMBAR DENGAN MENULIS
Menurut Brewer, ada 4 Tahapan dalam Kemampuan Menulis sebagai berikut:
1. Scribble stage, yaitu tahap mencoret atau membuat goresan. Pada tahap ini,
anak mulai membuat tanda-tanda dengan menggunakan alat tulis. Pada tahap
ini, mereka mulai belajar tentang bahasa tulis dan cara mengerjakan tulisan
tersebut.
2. Linear Repetitive Stage, yaitu tahap pengulangan linear. Pada tahap ini, anak
menelusuri bentuk tulisan yang horizontal
3. Random Letter Stage, yaitu tahap menulis random. Pada tahap ini anak belajar
tentang berbagai bentuk yang merupakan suatu tulisan dan mengulang berbagai
kata ataupun kalimat.
4. Letter Name Writing or Phonetic Writing, yaitu tahap menulis nama. Pada
tahap ini, anak mulai menyusun dan menghubungkan antara tulisan dan
bunyinya. Anak mulai menulis nama dan bunyi secara bersamaan.
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
HUBUNGAN MENGGAMBAR DENGAN MENULIS
Morrow (1993) membagi kemampuan menulis anak menjadi 6 tahapan, sebagai berikut:
Ada lima kemampuan yang diperlukan untuk dapat menulis seperti berikut:
1. Mengenal bentuk
2. Mengenal perbedaan bunyi huruf
3. Mengenal rangkaian (pola)
4. Kekuatan jari-jari tangan
5. Kelenturan gerakan pergelangan tangan.
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
STRATEGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS
Kemampuan menulis dibentuk melalui suatu proses. Ada delapan tahap yang dilalui anak dalam
pembentukan kemampuan menulis, yaitu:
No Tahapan Usia
Coretan acak atau tidak terkendali
1 Coretan acak; coretan-coretan yang dibuat seolah-olah 2 tahun
tidakputus dan berhenti
No Tahapan Usia
Membuat suatu bentuk yang lebih jelas
3,5-4
4 Dari hasil pengulangan akan semakinjelas bentuk yang
tahun
dihasilkan. Misalnya gambar ikan atau huruf.
Menulis nama
Semakin ada kemajuan bentuk tulisan yang dibuat anak. 4,5-5
5
Anak mulai menunjukkan identitasnya, melalui nama dan tahun
gambar.
Meniru tulisan
5-6
6 Anak mulai suka meniru tulisan yang dilihatnya, misalnya
tahun
dari koran atau majalah.
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
STRATEGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS
Kemampuan menulis dibentuk melalui suatu proses. Ada delapan tahap yang dilalui anak dalam
pembentukan kemampuan menulis, yaitu:
No Tahapan Usia
Menemukan ejaan atau kata
5,5-6,5
7 Menulis respon pada sesuatu. Dengan ditunjukkan
tahun
sejumlah benda, anak menuliskan nama-nama benda itu
Ejaan standar
8 Anak dapat mengeja kata dengan benar dan mampu
mengabungkan kata-kata menjadi kalimat
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
AKTIVITAS DI KELAS YANG MENDUKUNG PENGEMBANGAN
KEMAMPUAN MENGGAMBAR DAN MENULIS PADA ANAK