Anda di halaman 1dari 115

1

METODE
PENGEMBANGAN BAHASA
ANAK USIA DINI

Oleh:

Lita, S.Pd.I., M.Pd.


# BAHASA
▪ Bahasa memberikan sumbangan yang pesat dalam
perkembangan anak menjadi manusia dewasa.
▪ Dengan bantuan bahasa, anak tumbuh dari organisme
biologis menjadi individu dalam kelompok. individu itu
berpikir, berperasaan, bersikap, berbuat serta
memandang dunia dan kehidupan seperti masyarakat
disekitarnya.
▪ Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan.
PENGERTIAN BAHASA
▪ Bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi
antara anggota masyarakat yang terdiri atas
individu-individu yang menyatakan pikiran,
perasaan, dan keinginananya (Badudu, 1989).
▪ Bahasa mencakup cara untuk berkomunikasi,
pikiran dan perasaan individu dinyatakan dalam
bentuk lambang dan simbol, seperti lisan, tulisan,
isyarat, bilangan, lukisan maupun mimik yang
digunakan untuk mengungkapkan sesuatu
(Nurbiana Dhieni, dkk., 2018:1,5).
FUNGSI-FUNGSI BAHASA
1 Fungsi instrumental: bahasa digunakan sebagai alat perpanjangan tangan.
Misalnya: “Tolong ambilkan kue”.
Fungsi regulatif: bahasa digunakan untuk mengatur orang lain.
2
Misalnya: “Jangan ambil mainanku!”.
3 Fungsi interaksional: bahasa digunakan untuk bersosialisasi.
Misalnya: “Halo, apa kabar?”.
4 Fungsi personal: bahasa digunakan untuk mengungkapkan perasaan, pendapat, dan
sebagainya. Misalnya “Saya suka sekali”.
5 Fungsi heuristic/mencari informasi: bahasa digunakan untuk bertanya.
Misalnya: “Benda apakah itu?”
6 Fungsi imajinatif: bahasa digunakan untuk memperoleh kesenangan, misalnya bermain-
main dengan bunyi, irama. Misalnya: “dudidam dam dudidudidam dam”.
7 Fungsi representatif: bahasa digunakan untuk memberikan informasi/menyampaikan
fakta. Misalnya: “Tadi pagi hujan deras”.

(Halliday, 1978)
SISTEM SIMBOL DALAM BAHASA
Sistem aturan bahasa terdiri atas:

Fonologi Studi tentang sistem bunyi-bunyian bahasa. Adanya


ketentuan fonologis menyebabkan beberapa urutan bunyi
tertentu seperti sp, ba, ar, sedangkan seperti zp, qp tidak
dapat terjadi.

Morfologi Mengacu pada pengkombinasian morfem. Morfem adalah


rangkaian bunyi-bunyian terkecil yang memberi makna pada
apa yang diucapkan dan didengarkan.

Sintaksis Mencakup cara kata-kata dikombinasikan untuk membentuk


ungkapan dan kalimat yang dapat di terima / sesuai.

Semantik Mengacu pada makna kata dan kalimat.

Pragmatik Kemampuan untuk melibatkan diri dalam percakapan yang


sesuai dengan maksud dan keinginan.
KARAKTERISTIK BAHASA
1. Sistematis 5. Kompleks
Bahasa merupakan suatu cara Kemampuan berpikir dan
yang menggabungkan bunyi- bernalar dipengaruhi oleh
bunyian maupun tulisan yang kemampuan menggunakan
bersifat teratur, standar, dan bahasa yang menjelaskan
konsisten. berbagai konsep, ide.

2. Arbitier 4. Beragam
Bahasa terdiri dari Dalam hal pengucapan,
hubungan-hubungan bahasa memiliki berbagai
antara berbagai macam 3. Fleksibel variasi dialek dan cara.
suara dan visual, objek, Bahasa dapat berubah
maupun gagasan. sesuai perkembangan
zaman.
ASPEK BAHASA
Menyimak Berbicara
1 Kegiatan mendengar 2 Berkata, bercakap,
secara khusus dan terpusat berbahasa, melahirkan
pada objek yang di dengar. pendapat secara lisan
dan merundingkan.

Membaca Menulis
3 Suatu proses untuk 4 Suatu kegiatan komunikasi berupa
memahami makna suatu penyampaian pesan (informasi)
tulisan. secara tertulis kepada pihak lain
dengan menggunakan bahasa tulis
sebagai alat atau medianya.

(Bromley, 1992)
EMPAT KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK

Keterampilan Lisan dan Tertulis dan


Berbahasa Langsung Tidak Langsung
Aktif reseptif Menyimak Membaca
(menerima pesan)
Aktif produktif Berbicara Menulis
(menyampaikan
pesan)

(Nurbiana Dhieni, dkk., 2018:10.3)


KETERAMPILAN BERBAHASA ANAK
• Keterampilan berbahasa tidak dikuasai dengan sendirinya oleh anak.
• Keterampilan berbahasa akan diperoleh melalui proses pengembangan
atau memerlukan upaya pengembangan.
• Anak memperoleh keterampilan berbahasa melalui proses panjang yang
melibatkan kerja kognitif, sosial, emosional, dan unsur fisiologis alat ucap.
• Penguasaan terhadap bahasa didasarkan pada prinsip:
1. Anak belajar bahasa secara alamiah.
2. Aktivitas berbahasa dipengaruhi oleh bagaimana anak berinteraksi dengan
lingkungan.
3. Orang dewasa sangat mempengaruhi kemampuan anak memanfaatkan
bahasa.
4. Bantuan belajar bahasa terkait dengan masa peka atau meliat aspek
perkembangan anak.
METODE PENGEMBANGAN
KEMAMPUAN MENYIMAK
ANAK
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
❑ MENGAPA KEMAMPUAN MENYIMAK PERLU
DIKEMBANGKAN?
▪ Keterampilan bahasa meliputi kemampuan
menyimak/mendengarkan, berbicara, menulis dan
membaca.
▪ Kemampuan menyimak/mendengarkan merupakan
prasayarat utama karena melalui mendengarlah anak
akan belajar bahasa sebelum ia dapat berbicara, menulis
dan membaca.
▪ Anak-anak akan menjadi pendengar yang lebih baik di
tahun kedua dan ketiga, serta akan membantu
perkembangan bahasanya karena dengan mendengarkan
anak mendengar bahasa yang diucapkan, dan ini
membuat anak dapat memahami perintah serta
mengambil bagian dalam percakapan
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
▪ MENGAPA KEMAMPUAN MENYIMAK PERLU
DIKEMBANGKAN?
▪ Menyimak/mendengar merupakan dasar bagi kemampuan
berbicara, membaca, menulis.
▪ Meskipun seorang anak terlihat diam, tetapi jika ia
memperhatikan orang yang berbicara kepadanya, ia sebenarnya
sedang belajar untuk menguasai keterampilan-keterampilan
bahasa lain.
▪ Pengalaman bahasa reseptif (saat anak menyimak/mendengar)
merupakan suatu sumber bahasa ekspresif (saat anak
berbicara)
▪ Melalui menyimak atau mendengar, anak mengenali fonologi,
suatu sistem bunyi bahasa.
▪ Pengenalan terhadap fonologi merupakan unsur yang penting
agar anak kelak dapat belajar berbicara dan membaca.
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
PERBEDAAN: MENDENGAR, MENDENGARKAN, MENYIMAK

Mendengar Mendengarkan Menyimak


• Bersifar reseptif pasif • Dilakukan dengan • Ada faktor kesengajaan.
• Terjadi secara alamiah sengaja. • Ada perhatian
karena seseorang memiliki • Penuh kesadaran • Ada usaha pemahaman
indera pendengaran. • Memiliki tujuan akan sesuatu yang
• Mendengar bisa tanpa disimak
sengaja dan tanpa tujuan.
• Yang didengar bisa bunyi
apa saja.
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
PENGERTIAN MENYIMAK
▪ Menyimak adalah kegiatan mendengarkan secara aktif dan
kreatif untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan
serta memahami makna komunikasi yang disampaikan secara
lisan.
▪ Ada dua alasan mengajari anak mendengarkan:
1. Anak dan orang dewasa sebagian besar menghabiskan
waktunya untuk mendengar.
2. Kemampuan mendengarkan sangat penting., tidak hanya
belajar di dalam kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-
hari.
▪ Menyimak memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia.
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
FUNGSI ATAU PERANAN MENYIMAK BAGI ANAK

1. Menjadi dasar belajar bahasa, baik bahasa pertama maupun bahasa


kedua

2. Menjadi dasar pengembangan kemampuan bahasa tulis (membaca


dan menulis)

3. Menunjang keterampilan berbahasa lainnya

4. Memperlancar komunikasi lisan

5. Menambah Informasi atau Pengetahuan


A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
FUNGSI ATAU PERANAN MENYIMAK BAGI ANAK

1. Menjadi Dasar Belajar Bahasa, Baik Bahasa Pertama Maupun Bahasa Kedua.
▪ Kemampuan berbahasa tidak akan dimiliki oleh seseorang kalau tidak diawali dengan
kegiatan mendengarkan.
▪ Seseorang anak dapat mengucapkan kata mama, papa, dan sebagainya setelah ia sering
dan berulang-ulang menyimak pengucapan kata-kata tersebut dari orang-orang yang ada
disekitarnya.
▪ Demikian pula, halnya pada saat anak belajar bahasa asing. Kegiatan mungkin diawali
dengan menyimak cara pengucapan fonem, kata, dan kalimat sebelum dia bisa
mengucapkan sebuah kata dan menggunakannya dalam kegiatan berbicara.
2. Menjadi Dasar Pengembangan Kemampuan Bahasa Tulis (Membaca dan Menulis)
▪ Kemampuan mendengar menjadi kemampuan dasar yang harus dimiliki anak sebelum
diajarkan membaca.
▪ Tom dan Harriet Sobol mengemukakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki
anak sebelum diajarkan membaca adalah kemampuan membedakan auditorial.
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
FUNGSI ATAU PERANAN MENYIMAK BAGI ANAK

3. Menunjang keterampilan berbahasa lainnya


▪ Apabila bahasa pembicara sama dengan bahasa penyimak maka penyimak
dari hasil simakannya akan dapat mengetahui ciri-ciri bahasa pembicara.
Hal ini dapat menunjang kemampun berbicara penyimak.
▪ Selain itu, penyimak dari hasil simakannya akan memperoleh tambahan
pembendaharaan kata yang dapat meningkatkan keterampilan
brbahasanya, baik lisan (berbicara dan menyimak) maupun tulisan
(membaca dan menulis).
4. Memperlancar komunikasi lisan
▪ Setelah menyimak pembicaraan seseorang, tentu penyimak akan dapat
mengetahui isi atau makna pembicaraan tersebut maka akan terjadi
komunikasi antara pembicara dan penyimak.
▪ Hal ini berarti, menyimak dapat memperlancar komunikasi lisan.
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
FUNGSI ATAU PERANAN MENYIMAK BAGI ANAK

5. Menambah Informasi atau Pengetahuan


▪ Pengetahuan tentang ilmu kemajuan
pengetahuan dan teknologi atau informasi
lainnya tidak hanya diperoleh melalui
membaca, tetapi juga melalui menyimak.
▪ Pengetahuan baru tersebut dapat diperoleh
melalui kegiatan mendengarkan berita,
ceramah, diskusi, dan lain sebagainya
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
TUJUAN MENYIMAK BAGI ANAk

1. Untuk belajar. Misalnya, belajar untuk membedakan


bunyi-bunyi yang diperdengarkan guru, mendengarkan
cerita, permainan bahasa.
2. Untuk mengapresiasi. Artinya, menyimak bertujuan untuk
dapat memahami, menghayati, dan menilai bahan yang
disimak. Misalnya menyimak cerita, dongeng, puisi.
3. Untuk menghibur diri. Artinya, dengan menyimak anak
merasa senang dan gembira.
4. Untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Keterampilan
menyimak harus diberikan oleh guru agar anak-anak
memiliki kemampuan tersebut, sehingga anak-anak
mampu untuk berkonsentrasi dalam belajar
mendengarkan penjelasan guru maupun pembicaraan
teman sekelasnya ketika belajar.
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
JENIS-JENIS MENYIMAK YANG DIKEMBANGKAN UNTUK ANAK

1. Menyimak Informatif 2. Menyimak Kritis 3. Menyimak Apresiatif


Menyimak atau Mendengarkan kritis lebih dari Menyimak apresiatif adalah
mendengarkan informasi sekedar mengidentifikasi dan kemampuan untuk menikmati
untuk mengidentifikasi mengingat fakta, ide, dan dan merasakan apa yang
dan mengingat fakta- hubungan-hubungan. didengar. Penyimak dalam
fakta, ide-ide, dan Kemampuan ini membutuhkan jenis menyimak ini larut dalam
hubungan-hubungan. kemampuan untuk menganalisis bahan yang disimaknya. Anak
apa yang didengar dan akan terpaku dan terpukau
membuat sebuah keterangan dalam-dalam menikmati
tentang hal tersebut dan dramatisasi atau puisi.
membuat generalisasi
berdasarkan apa yang didengar.
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
MENYIMAK INFORMATIF
Beberapa kegiatan yang dapat direncanakan atau ditugaskan kepada anak untuk
mengembangkan kemampuan menyimak informatif:

1. Membiarkan atau menyuruh anak menutup mata lalu menundukkan kepalanya di atas meja, kemudian
suruh mereka membedakan bunyi (meraut pensil, mendorong buku, membuka pintu, mendorong kursi)
lalu tanyakan kepada mereka untuk menebak suara apa yang muncul.
2. Mengajarkan kepada anak-anak bagaimana menerima pesan telepon secara singkat.
3. Mengajak anak-anak berjalan-jalan.
4. Membacakan paragraf pendek tentang ilmu pengetahuan atau ilmu sosial. Kemudian ajukan
pertanyaan-pertanyaan tentang apa, siapa, mengapa, dan kapan, jawabannya harus berupa pilihan dan
anak harus menerangkan faktanya untuk dapat menjawab.
5. Membaca sajak atau cerita. Kadang-kadang hilangkan sebuah kata atau kalimat pada akhir cerita,
kemudian suruh anak melengkapi atau mengisi kata atau kalimat yang hilang tersebut.
6. Ajak anak untuk menggambarkan dalam pikirannya tentang apa yang mereka dengar dari cerita yang
anda bacakan. Diskusikan tentang bagaimana mereka menyususun gambaran visualnya.
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
MENYIMAK KRITIS
Beberapa kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan menyimak kritis pada anak
adalah sebagai berikut:

1. Membacakan cerita pendek lalu ajak anak untuk mengungkapkan ide utama dari cerita yang mereka
dengar. Untuk membantu anak mengungkapkan ide/cerita bisa dipandu dengan pertanyaan dari guru.
Membacakan cerita pada anak dapat mengembangkan:
a. Kemampuan menyimak anak.
b. Merangsang anak untuk ingin membaca.
c. Mempertinggi kebebasan kemampuan membaca.
d. Memperluas pengalaman dan ketertarikan anak.
2. Membacakan teka-teki dan mengajak anak menebak berbagai jawaban.
3. Mengajak anak-anak membuat teka-teki sendiri lalu membacakan pada teman-temannya.
4. Mengajak anak menonton cerita pada televisi atau memutar sebuah video cerita, lalu mintalah kesan
anak tentang cerita tersebut atau ajukan pertanyaan yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir
kritis anak.. Misalnya, pertanyaannya: “kamu senang tidak dengan cerita tadi?”, “Siapa tokoh dalam
cerita tersebut?”, “Bagaimana sifat-sifat tokohnya?”, “Tokoh mana yang kamu sukai? Mengapa?” dan
seterusnya.
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
MENYIMAK APRESIATIF
Ada tiga media yang dapat dikembangkan untuk mengembangkan kemampuan menyimak ini,
yaitu:

1. Musik, merupakan media yang paling nyata untuk membantu anak


menghargai dan menikmati apa yang didengar.
2. Bahasa yang berirama, meliputi semua sajak Taman kanak-kanak.
Membacakannya dengan lantang di depan anak membantu mereka
memahami dan merasakan irama dan ritme bahasanya.
3. Patung visual, berhubungan dengan musik yang menciptakan atmosfer
khusus atau irama yang membuat pesan yang disampaikan diperkirakan
dapat lebih menambah ketertarikan anak dalam mendengarkan
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
MENYIMAK APRESIATIF
Beberapa kegiatan yang dapat diberikan untuk meningkatkan kemampuan menyimak apresiatif
pada anak adalah sebagai berikut:

1. Membacakan anak koleksi cerita, seperti cerita binatang atau cerita lain sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan anak untuk mengenalkan anak pada pengulangan kata dan nyanyian yang
berulang. Bicarakan tentang perasaan. Suasana hati atau gambaran yang muncul dalam cerita.
2. Membacakan bacaan yang berkualitas pada anak. Membicarakan tentang perasaan, suasana hati,
atau gambaran yang muncul pada cerita.
3. Membacakan semua tipe puisi pada anak dan membantu mereka merespons isi puisi dengan
visualisasi dan perasaan. Gunakan kepekaan penglihatan, pendengaran, perasa, penciuman,dan
perabaan. Dorong anak untuk bergabung dan membacakannya sehingga mereka merasakan
perasaan puisi tersebut dari pengucapannya sendiri.
4. Berbagi puisi bergambar atau buku bergambar. Menurut Glazer (1990) puisi yang diberi ilustrasi
yang cantik akan berdampak dua kali lipat pada pembacanya. Dibandingkan dengan puisi yang
artistik, namun tanpa ilustrasi.
5. Mengundang seorang pencerita untuk mengunjungi kelas sehingga anak dapat belajar untuk
menikmati bentuk kesenian khusus.
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
MENYIMAK APRESIATIF
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru di kelas untuk membantu siswa memiliki
kemampuan mendengar yang dikaitkan dengan proses pembelajaran, seperti berikut:
:
1. Memainkan beberapa musik yang diminati.
2. Menggunakan lagu-lagu berisi cerita.
3. Saya bercerita, kamu mengerjakan, latihan untuk bekerjasama, yang satu menyebutkan dan yang
lain mengerjakan.
4. Story line, anak dapat berlatih mendengarlan cerita dan memahami isinya, kemudian dapat
menceritakan kembali dalam urutan yang benar.
5. Translate sounds, ajak anak mengubah dan menulis apa yang didengar dalam bentuk grafik,
musik.
6. Compare/Contrast, anak dapat mendengarkan rekaman lagu dan kemudian mendengarkan buku
bergambar dengan cerita dan lagu yang sama.
7. Summarise information, buku-buku yang menceritakan kejadian nyata dalam kehidupan sehari-
hari adalah sumber yang baik untuk belajar merangkum.
8. Couse/effect, menggunakan cerita yang mengandung konsekuensi tentang sebuah karakter.
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
STRATEGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
Beberapa strategi dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan menyimak
anak. Cara-cara-tersebut diantaranya adalah:

1. Tetap diam, artinya penyimak tidak menambahkan kata-kata sewaktu terjadi keragu-raguan ketika
seorang pembicara sedang berhenti. Yang harus dilakukan adalah tetap diam dan menyerap
pesan yang disampaikan. Jadi, guru di sini harus menjadi contoh penyimak yang baik. Jika anak
mengajukan pertanyaan, guru jangan langsung menjawab sebelum pertanyaan tersebut selesai
diajukan oleh anak.
2. Teori dan penelitian membuktikan bahwa anak akan belajar lebih banyak jika guru mendengarkan
lebih banyak (Bromley).
3. Mempertahankan kontak mata. Cara yang terbaik untuk membatasi informasi yang masuk adalah
dengan tetap menjaga kontak mata dengan pembicara. Caranya guru bisa melihat ke sekeliling
atau duduk dekat anak.
4. Menggunakan bahasa nonverbal. Seorang pendengar aktif memproses semua informasi yang
disampaikan oleh pembicara. Seorang pendengar aktif akan mencoba mendengar apa kata anak
dan melihat bagaimana itu menjadi sebuah kenyataan. Jadi, untuk membantu pemahaman anak
terhadap apa yang diperdengarkan, guru bisa memanfaatkan bahasa nonverbal, seperti gerakan
tangan, mimik, atau ekspresi.
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
STRATEGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
Beberapa strategi dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan menyimak
anak. Cara-cara-tersebut diantaranya adalah:

5. Menangkap pengertian. Apabila pendengar mendengar suatu


ketidaksesuaian antara apa-apa yang didengar, pendengar dapat
menemukan waktu yang tepat untuk menanyakan sebuah pernyataan atau
pertanyaan.
6. Membagi kesan mental. Pendengar terlibat aktif dalam mendengar dan
mengolah apa yang didengar sehingga menjadi lebih mengerti.
7. Mendoromg berbicara. Bagaimana orang dewassa mendorong anak untuk
berani berbicara dan percaya diri ketika di rumah maupun di sekolah.
8. Partisispasi kelompok. Kegiatan yang dapat dilakukan secara berkelompok
yang dapat meningkatkan kemampuan menyimak anak adalah bekerja
berpasangan, bermain peran atau dramatisasi, dan lain-lain.
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
STRATEGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
Secara lebih khusus metode-metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan
kemampuan menyimak pada anak di berbagai lembaga PAUD adalah sebagai berikut:
1. Simak-Ulang Ucap
Metode simak-ulang ucap biasanya digunakan dalam memperkenalkan bunyi-bunyi
tertentu, seperti bunyi kendaraan, suara binatang, bunyi pintu ditutup atau juga bunyi
bahasa. Bunyi bahasa atau huruf biasanya diperkenalkan pada saat pertama anak
belajar membaca atau mengenal bunyi-bunyi huruf.
2. Simak-Kerjakan
Model ucapan guru berisi kalimat perintah. Anak mereaksi atas perintah guru. Reaksi
anak dalam bentuk perbuatan. Kegiatan ini juga sangat cocok diterapkan di Taman
Kanak-Kanak. Seperti untuk mencapai hasil belajar, anak mampu melaksanakan 2-3
perintah secara berurutan. Penggunaan metode ini bisa dilakukan dalam bentuk
permainan atau perlombaan.
3. Simak-Terka
Guru menyiapkan benda-benda yang tidak diketahui atau tidak diperlihatkan kepada
anak. Lalu menyebutkan ciri-ciri benda tersebut dan anak ditugaskan untuk menerka
benda tersebut.
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
STRATEGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
Secara lebih khusus metode-metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan
kemampuan menyimak pada anak di berbagai lembaga PAUD adalah sebagai berikut:
4. Menjawab Pertanyaan
Guru menyiapkan bahan simakan berupa cerita. Sangat diharapkan taraf kesukaran cerita
baik dari segi isi maupun bahasanya disesuaikan dengan kemampuan anak. Cerita
tersebut juga cerita yang aktual dan menarik bagi anak. Kemudian guru menyampaikan
cerita tersebut secara lisan, lalu guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan sehubungan
dengan cerita tersebut.
5. Parafrase
Guru mempersiapkan sebuah puisi yang cocok untuk anak. Guru membacakan puisi
tersebut. Anak menyimak dan kemudian ditugaskan menceritakan kembali isi puisi
tersebut dengan kata-kata sendiri.
6. Merangkum
Guru menyiapkan bahan simakan berupa cerita yang tidak terlalu panjang. Isi dan
bahasanya juga disesuaikan dengan kemampuan anak. Setelah guru bercerita anak
ditugaskan untuk menceritakan isi cerita tersebut dengan kalimat sendiri. Bagi anak, kalau
anak kesulitan dalam menemukan isi cerita bisa dibantu dengan pertanyaan-pertanyaan
oleh guru.
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
STRATEGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
Secara lebih khusus metode-metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan
kemampuan menyimak pada anak di berbagai lembaga PAUD adalah sebagai berikut:

7. Bisik Berantai
Metode ini dapat digunakan di Taman Kanak-kanak. Guru
membisikkan suatu pesan kepada seorang anak atau yang
dibisikkan juga bisa berupa tiga kata berurutan sesuai tema
tertentu.
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
CONTOH RANCANGAN PROGRAM KEGIATAN MENYIMAK

Tema : Binatang
1. Kemampuan atau hasil belajar yang diharapkan:
Menyebutkan berbagai bunyi/suara tertentu (Menyimak informatif).
2. Kegiatan:
Menyebutkan berbagai macam bunyi/suara yang diperdengarkan
Menirukan berbagai macam bunyi/suara yang diperdengarkan
3. Metode atau Teknik:
Tanya jawab dan penugasan (Simak Ulang-Ucap)
4. Alat Peraga atau Media:
a. Kaset rekaman suara-suara binatang
b. Permainan gambar-gambar binatang yang mengeluarkan suara
5. Langkah-Langkah Pelaksanaan
a. Guru menugaskan anak memejamkan mata dan mendengarkan kaset/suara binatang.
b. Anak ditugaskan menyebutkan kembali suara apa yang sudah didengarnya.
c. Secara berurutan, misalnya suara kucing, suara anjing, suara bebek, atau suara harimau.
d. Anak ditugaskan untuk menceritakan apa yang telah didengarnya dan menirukannya.
Sewaktu anak menceritakan bisa sambil menunjukkan gambar binatang yang dimaksud.
A. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK
CONTOH RANCANGAN PROGRAM KEGIATAN MENYIMAK
Tema : Keluargaku
1. Kemampuan yang diharapkan:
Menceritakan kembali isi cerita sederhana yang sudah diceritakan guru (menyimak kritis).
2. Kegiatan:
Bercerita tentang “Aku cinta keluargaku”
3. Metode atau Teknik:
a. Bercerita
b. Tanya jawab
c. Penugasan merangkum cerita
4. Langkah-Langkah Pelaksanaan
a. Guru mengatur posisi tempat duduk anak.
b. Guru megadakan apersepsi untuk memancing perhatian anak untuk mendengarkan cerita
guru, seperti dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang erhubungan dengan cerita
atau dengan memperlihatkan media yang menarik.
c. Guru mulaibercerita dan anak menyimak.
d. Setelah selesai bercerita guru memberi tugas pada anak-anak untuk menceritakan kembali
isi cerita tersebut secara bergantian.
e. Guru memberikan pujian kepada anak yang sudah lancar bercerita dan memberikan
motivasi pada anak yang belum.
METODE PENGEMBANGAN
KEMAMPUAN BERBICARA
ANAK
B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
BAGAIMANA ANAK BERBICARA?
▪ Kematangan menyimak terjadi lebih dahulu dari
pada kematangan berbicara meskipun dalam
perkembangan selanjutnya kedua kematangan ini
saling berkaitan.
▪ Stimulus dari orang tua dapat menjalin suasana yang
lebih komunikatif antara orang tua dan anak yang
berdampak pada perkembangan selanjutnya.
▪ Semakin baik stimulus yang diberikan oleh orang
tua, semakin positif respon yang dimunculkan anak.
▪ Peran orang tua dalam membantu kemampuan
berbicara pada anak akan berhasil, bilamana orang
tua mampu menciptakan lingkungan yang kondusif
bagi perkembangan anak.
▪ Rumah adalah sekolah pertama bagi anak, dan
orang tua adalah guru pertama yang bisa mengantar
anak menuju gerbang pendidikan formal.
B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
KESEIMBANGAN ANTARA BERBICARA DAN MENYIMAK

▪ Perkembangan berbicara pada


▪ Melalui berbicara seseorang dapat anak berawal dari anak
menyampaikan banyak informasi. menggumam maupun membeo.
▪ Melalui mendengarkan seseorang ▪ Secara bertahap kemampuan
mendapatkan banyak informasi. anak meningkat, bermula dari
▪ Kedua kemampuan baik mendengar mengekspresikan suara saja,
maupun berbicara dalam pengembangan hingga mengekspresikannya
bahasa lisan anak sangat penting, hanya dengan komunikasi.
perlu mendaptkan porsi yang berbeda
pada situasi dan waktu yang berbeda.
▪ Kemampuan berbicara merupakan suatu
proses penggunaan bahasa ekspresif
dalam membentuk arti.
B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
PENGERTIAN BERBICARA

▪ Berbicara bukanlah sekedar pengucapan kata atau bunyi, tetapi


merupakan suatu alat untuk mengekspresikan, menyatakan,
menyampaikan, atau mengkomunikasikan pikiran, ide, maupun
perasaan.
▪ Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang berkembang
dan dipengaruhi oleh keterampilan menyimak.
▪ Berbicara dan menyimak adalah kegiatan komunikasi dua arah atau
tatap muka yang dilakukan secara langsung.
▪ Kemampuan berbicara berkaitan dengan kosakata yang diperoleh anak
dari kegiatan menyimak dan membaca.
B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
KESEIMBANGAN ANTARA BERBICARA DAN MENYIMAK

▪ Setiap anak memiliki perbedaan kecepatan dalam berbahasa, namun


komponen-komponen dalam bahasa tidak berubah.
▪ Komponen-komponen tersebut terdiri dari fonologi, morfologi, sintaksis,
semantik dan pragmatik. (Bromley: 1992).
▪ Perkembangan fonologi berkenaan dengan adanya pertumbuhan dan
produksi sistem bunyi dalam bahasa.
▪ Bagian terkecil dari sistem bunyi tersebut dikenal dengan istilah fonem,
yang dihasilkan sejak bayi lahir hingga usia satu tahun.
▪ Fonem vokal diekspresikan lebih dahulu oleh anak usia 4-6 bulan dari pada
fonem konsonan. Fonem seperti m dan a dikombinasikan oleh anak
sehingga mejadi ma-ma-ma.
B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
KESEIMBANGAN ANTARA BERBICARA DAN MENYIMAK

▪ Perkembangan morfologi berkenaan dengan pertumbuhan dan produksi arti bahasa.


▪ Bagian terkecil dari arti bahasa tersebut dikenal dengan istilah morfem.
▪ Sebagai contoh anak yang masih kecil mengucapkan “mam” yang dapat berarti
“makan”.
▪ Katika anak mengucapkan kata seperti “bola” mungkin berarti “saya ingin bola”
▪ Sintaksis berkenaan dengan aturan bahasa yang meliputi keteraturan fungsi kata.
▪ Perkembangan sintaksis merupakan produksi kata-kata yang bermakna dan sesuai
dengan aturan yang menghasilkan pemikiran dan kalimat utuh.
▪ Anak bereksperimen dengan sintaksis sejak 6 tahun pertama perkembangannya.
▪ Pada dua tahun pertama , anak tidak melibatkan kata sandang, kata sifat, maupun kata
keterangan dalam mengkomunikasikan maksud maupun perasaannya.
▪ Dengan bertambahnya usia anak, seiring dengan perkembangannya dalam berbahasa,
anak mulai melibatkan komponen fonologi maupun morfologi lebih banyak dalam
mengucapkan kalimat tiga atau empat kata.
B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
KESEIMBANGAN ANTARA BERBICARA DAN MENYIMAK

▪ Ketika anak mulai menggunakan kalimat yang lebih panjang, anak juga menggunakan
intonasi dalam menanyakan suatu informasi, dengan memberikan penekanan dalam
kalimatnya, seperti: “Ayam makan?”, “Kakak sekolah/” dan sebagainya.
▪ Kemampuan anak terus berkembang dimulai dengan tampaknya penggunaan kata
tanya seperti “siapa”, “apa”, “mengapa”, “dimana” dan “bagaimana” hingga anak
menguasai banyak hal tentang struktur sintaksis yang lebih kompleks pada usia
menjelang 6 tahun.
▪ Pada usia 3 tahun anak menggunakan banyak kosa kata dan kata tanya seperti apa dan
siapa.
▪ Pada usia 4 tahun anak mulai bercakap-cakap, memberi nama, alamat, usia, dan mulai
memahami waktu.
▪ Perkembangan bahasa anak semakin meningkat pada usia 5 tahun dimana anak sudah
dapat berbicara lancar dengan menggunakan berbagai kosa kata baru.

(Bowler and Linke, 1996)


B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
KESEIMBANGAN ANTARA BERBICARA DAN MENYIMAK

▪ Semantik berkaitan dengan kemampuan anak membedakan berbagai arti kata.


▪ Perkembangan semantik terjadi dengan kecepatan yang lebih lambat dan lama
dibandingkan perkembangan anak dalam memahami fonologi, morfologi, maupun
sintaksis.
▪ Perkembangan semantik bermula saat anak berusia 9-12 bulan, yaitu ketika anak
menggunakan kata benda, kata kerja, dan seiring dengan perkembangannya anak
menggunakan kata sifat, maupun kata keterangan. Jenis kata yang sifatnya lebih
abstrak seperti kata depan dan kata penghubung muncul kemudian.
▪ Menjelang usia 5-6 tahun anak dapat memahami sekitar 8000 kata, dan dalam
satu tahun berikutnya kemampuan anak dapat mencapai 9000 kata (Haris dan
sipay dalam Bromley, 1992).
B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
KESEIMBANGAN ANTARA BERBICARA DAN MENYIMAK

▪ Pragmatik berkaitan dengan penggunaan bahasa dalam mengekspresikan minat


dan maksud seseorang untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
▪ Sejak anak masih berusia dini, dimana ia menggunakan hanya satu kata, anak
sudah melibatkan komponen pragmatik agar keinginannya tercapai.
▪ Ada beragam aturan dalam menggunakan bahasa yang tepat di situasi sosial yang
berbeda.
▪ Seseorang telah dapat dikatakan memiliki kompetensi berkomunikasi ketika ia
telah memahami penggunaan bahasa tersebut sesuai dengan aturan yang berlaku.
▪ Dalam hal ini, anak membutuhkan bimbingan dari orang dewasa untuk
membimbing mereka menggunakan kalimat yang tepat dalam menyampaikan
maksud pada situasi tertentu.
B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
TIPE PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

1. Egosentric Speech
• Terjadi ketika anak berusia 2-3 tahun, dimana anak berbicara
kepada dirinya sendiri (monolog).
• Perkembangan berbicara anak dalam hal ini sangat berperan
dalam mengembangkan kemampuan berpikirnya.
2. Socialized speech
• Terjadi ketika anak berinteraksi dengan temannya ataupun
lingkungannya. Hal ini berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan adaptasi sosial anak.
• Berkenaan dengan hal tersebut, terdapat 5 bentuk socialized
speech yaitu (1) saling tukar informasi untuk tujuan bersama
(2) penilaian terhadap ucapan atau tingkah laku orang lain (3)
perintah, permintaan, ancaman (4) pertanyaan (5) jawaban)
B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
TIPE PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
Hurlock mengemukakan kriteria untuk mengukur tingkat kemampuan berbicara anak, apakah
anak berbicara secara benar atau hanya sekedar ‘membeo’, sebagai berikut:

1 Anak mengetahui arti kata yang digunakan dan mampu


menghubungkannya dengan objek yang diwakilinya.

2 Anak mampu melafalkan kata-kata yang dapat dipahami


orang lain dengan mudah.

3 Anak memahami kata-kata tersebut bukan karena telah


sering mendengar atau menduga-duga.
B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
TIPE PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
Vygotsky (1986) menjelaskan tiga tahap perkembangan bicara anak yang berhubungan erat
dengan perkembangan berpikir anak yaitu:

1. Tahap Eksternal : Terjadi ketika anak berbicara secara eksternal dimana sumber berpikir
berasal dari luar diri anak. Sumber berpikir ini sebagian besar dari orang dewasa yang
memberikan pengarahan, informasi, dan melakukan tanya jawab dengan anak. Contoh
orang dewasa bertanya: “kamu sedang apa?” Anak menjawab : “sedang makan”. Orang
dewasa tersebut lalu meneruskan pertanyaannya: “Mana sendoknya?”, dan seterusnya.

2. Tahap Egosentris : dimana anak berbicara sesuai dengan jalan pikirannya dan pembicaraan
orang dewasa bukan lagi menjadi persyaratan. Contoh : “Ini nasi, ini piring, ini sendok”.

3. Tahap berbicara internal : dimana dalam proses berpikir, anak telah memiliki penghayatan
sepenuhnya. Contoh: ketika anak akan menggambar sebuah biskuit, anak menggunakan
pemikirannya sendiri: “Apa yang akan saya gambar? Saya akan menggambar biskuit
cokelat”.
B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
TIPE PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

▪ Perkembangan bicara anak bertujuan untuk


menghasilkan bunyi verbal.
▪ Kemampuan mendengar dan membuat bunyi-
bunyi verbal merupakan hal pokok untuk
menghasilkan bicara.
▪ Kemampuan berbicara anak akan berkembang
melalui pengucapan suku kata yang berbeda-
beda yang diucapkan secara jelas.
▪ Kemampuan berbicara akan meningkat ketika
anak dapat mengartikan kata-kata baru,
menggabungkan kata-kata baru dan
memberikan pernyataan dan pertanyaan.
B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
TIPE PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
▪ Belajar berbicara dapat dilakukan anak dengan
bantuan dari orang dewasa melalui percakapan.
Dengan bercakap-cakap anak akan menemukan
pengalaman dan meningkatkan pengetahuannya
dan mengembangkan bahasanya.
▪ Anak membutuhkan reinforcement (penguat),
reward (hadiah, pujian), stimulasi, dan model atau
contoh yang baik dari orang dewasa agar
kemampuannya dalam berbahasa dapat
berkembang secara maksimal.
▪ Anak yang memiliki hambatan bahasa dapat
distimulasi untuk memahami bahasa yang
sederhana.
▪ Pendidik perlu lebih menekankan penggunaan
penguat dibandingkan pengoreksian terhadap kata-
kata yang mereka ucapkan.
B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
UNSUR-UNSUR KEMAMPUAN BERBICARA
▪ Kemampuan berbicara berhubungan dengan fonologi, morfologi, sintaksis, dan
semantik.
▪ Anak berbicara sangat erat kaitannya dengan aktivitas mendengarkan bunyi-bunyi,
termasuk mendengarkan orang berbicara.
▪ Meniru apa-apa yang didengarkan sebagai awal dari aktivitas berbicara.
▪ Cara terbaik untuk mendorong perkembaangan bahasa anak-anak adalah menyisihkan
waktu untuk berbicara dengan anak-anak.
▪ Doronglah anak-anak untuk mengungkapkan pendapat, melontarkan pertanyaan, dan
mengambil keputusan.
▪ Hal yang perlu diperhatikan oleh orang dewasa saat berbicara dengan anak dalah
menghindari mengkritik, menyalahkan, dan mengoreksi apa yang anak-anak katakan
atau mengkritik cara mereka mengungkapkan diri.
▪ Bila anak melakukan kekeliruan saat meniru atau mengucapkan kata atau kalimat,
orang dewasa cukup mengulang dengan memperbaikinya tanpa memberi komentar
apapun
B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
UNSUR-UNSUR KEMAMPUAN BERBICARA
Unsur-unsur kemampuan berbicara meliputi:

Perkembangan Ekspresi Lafal Ucapan


kosa kata
B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
UNSUR-UNSUR KEMAMPUAN BERBICARA
Unsur-unsur kemampuan berbicara meliputi:
1. Perkembangan kosakata
• Untuk menambahkan pembendaharaan kata, anak dapat diajak untuk membaca
sedini mungkin.
• Riset menunjukkan bahwa anak-anak yang kaya dengan kosakata dan mempunyai
pengalaman banyak dalam menggunakan bahasa akan lebih berhasil di sekolah dari
pada yang tidak mempunyai pengalaman sama sekali (Hart & Risley, 1995).
• Dodge mengemukakan bahwa anak dapat menambah kosa kata dengan berbagai
cara antara lain:
a. Melibatkan anak pada pembicaraan yang bersifat informal, bercakap-cakap baik
dengan teman maupun orang dewasa.
b. Mengajak anak bernyanyi, membaca puisi, bermain dengan jari jemari atau
gerakan fisik.
c. Memberikan pengalaman pertama dalam mendengarkan kata-kata baru
khususnya dalam menggambarkan apa yang sedang mereka lakukan
d. Membaca dengan jelas- mendengarkan cerita dari buku dan membahas kata-kata
baru dalam cerita tersebut.
e. Melihat gambar, anak dapat megekspresikan serta ada dialog antara orang tua
dan anak.
B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
UNSUR-UNSUR KEMAMPUAN BERBICARA
Unsur-unsur kemampuan berbicara meliputi:

2. Ekpresi
• Gunakan bahasa yang singkat, jelas, dan benar (jangan gunakan bahasa
kekanakan).
• Berbicara dengan pelan dan dibantu dengan ekspresi wajah atau gerakan tubuh. Ini
membantu anak untuk mengulangi kata-kata yang diucapkan. Sebab, sebelum
mereka bisa bicara sebenernya mereka telah paham makna kata-kata tersebut.
• Walaupun anak belum bisa bicara, namun perhatikanlah suara, bahasa tubuh, dan
ekspresi wajah. Sehingga, kita akan memahami perasaan anak dan mereka juga
akan merasa dihargai. Dengan demikian, anak akan memahami bahwa ia memiliki
“power” melalui kata-katanya.
3. Lafal Ucapan
Ketika anak menggunakan bahasa kanak-kanaknya, jangan ditirukan atau diolok-olok.
Jangan disalahkan. Yang penting, gunakan kata-kata anak, kemudian ikuti dengan kata-
kata yang benar. Contoh: “Ade mau cucu? Iya, mama ambilkan susunya ya”.

(Nurbiana Dhieni, dkk., 2018).


B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
STRATEGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
Kemampuan bahasa anak akan berkembang lebih cepat jika:

1. Anak berada di lingkungan yang positif dan bebas dari tekanan. Anak selalu dibiasakan
untuk ikut dalam pembicaraan. Lingkungan yang kaya akan bahasa akan menstimulasi
perkembangan bahasa anak.Stimulasi tersebut akan optimal jika anak tidak merasa tertekan.
2. Pandang mata anak saat berbicara. Kontak tersebut mendorong anak aktif berbicara,
menunjukkan sikap dan minat yang tulus pada anak.
3. Anak usia dini emosinya masih kuat, karena itu pendidik harus menunjukkan minat dan
perhatian tinggi kepada anak. Orang dewasa perlu merespon anak dengan tulus.
4. Menyampaikan pesan verbal dengan diikuti pesan non verbal. Dalam bercakap-cakap
dengan anak, orang dewasa perlu menunjukkan ekspresi yang sesuai dengan ucapannya.
Perlu diikuti gerakan mimik muka, dan intonasi yang sesuai.
5. Melibatkan anak dalam komunikasi
6. Orang dewasa perlu melibatkan anak untuk membangun komunikasi. Kita menghargai ide-
idenya dan memberikan respons yang baik terhadap bahasa anak.
B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
STRATEGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
Kemampuan bahasa anak akan berkembang lebih cepat jika:

7. Gunakan ejaan yang benar. Hindari ejaan yang dibuat-buat, seperti cayang, antik ya (cantik
ya).
8. Bicarakan apa yang benar-benar dilakukan dan dialami anak. Misalnya: “Ayo kita makan ya”,
“wah adik kepanasan”.
9. Beri respon yang lebih banyak atas pertanyaan anak. Misalnya: saat anak bertanya “dari
mana ma?”, jawab dengan “mama dari toko di sebelah, ini beli gula untuk membuat teh
manis ayah”.
10. Gunakan tata bahasa yang benar dalam berbicara. Hal ini penting karena anak peniru yang
unggul. Ia akan terbiasa dengan percakapan sehari-hari. Misalnya: “Ibu akan memandikan
kamu/adik”.
11. Betulkan kesalahan bahasa anak dengan lembut, baik dalam pengucapan maupun susunan.
Misalnya, mama, mam adik nasi. Dengan lembut orang tua mengatakan “adik mau makan
nasi ya”. Hindari menertawakan ucapan dan dialeg anak.
12. Hindari memaksa anak untuk menghafal kata. Sebenarnya anak suka mengulang-ngulang
kata yang baru dikenal. Orang tua dapat mendukung aktivitas ini. Tetapi bila anak tidak mau,
orang tua tidak perlu mendorongnya lagi.
B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
AKTIVITAS YANG DAPAT MEMBANTU ANAK AKTIF BERBICARA
Beberapa contoh aktivitas yang dapat dilakukan oleh guru / orang tua dalam membantu
mengembangkan kemampuan berbicara anak:

1. Dislkusi kelompok
Sering kali guru menemui kesulitan dalam diskusi kelompok secara langsung, Hendrick
dalam Nurbiana Dhieni., dkk (2018:10:40) memberikan beberapa petunjuk dalam diskusi
kelompok:
a. Menyampaikan dengan antusias dan jadikan hubungan yang menyenangkan.
b. Jaga kestabilan dalam kelompok kecil.
c. Hindari ketegangan dan gangguan.
d. Rencanakan secara fleksibel.
e. Mulai dengan tepat ketika anak sudah mulai dan berkumpul.
f. Dorong diskusi berjalan sportif.
g. Dibuka dengan keterampilan, membuka dan menutup pertanyaan.
h. Ijinkan anak-anak untuk memimpin, berkata yang ingin disampaikan, dari pada menekan
mereka.
B. PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK
AKTIVITAS YANG DAPAT MEMBANTU ANAK AKTIF BERBICARA
Beberapa contoh aktivitas yang dapat dilakukan oleh guru / orang tua dalam membantu
mengembangkan kemampuan berbicara anak:

2. Wawancara
Melatiha anak mengungkapkan pertanyaan dengan jelas dan teratur
3. Menggunakan cerita dalam membantu kemampuan berbicara mengungkapkan ide, gagasan
sebagai cara baik untuk mengembangkan otak. Dengan menggunakan cerita/narasi dapat
membantu anak :
a. Menstimulasi berpikir anak
b. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman era, budaya dan tempat.
c. Menghubungkan dengan budaya yang dimiliki anak.
d. Mengajarkan anak tentang struktur dan bermacam-macam model naskah.
e. Memperkaya anak dengan kemampuan berbahasa dengan cerita dan informasi.
f. Menantang anak membeikan ide baru.
g. Mengembangkan kemampuan berpikir dan strategi pemecahan masalah.
METODE PENGEMBANGAN
KEMAMPUAN MEMBACA
PERMULAAN
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
▪ Abad 21 bagi bangsa Indonesia adalah abad industri yang didukung
dengan teknologi informasi yang semakin canggih. Kemajuan
tersebut menuntut dukungan budaya baca tulis, yaitu perwujudan
perilaku yang mencakup kemampuan, kebiasaan, dan kebutuhan
baca tulis.
▪ Namun, budaya baca tulis tersebut, sampai penggal pertama
dekade terakhir abad ke-20 belum berkembang di masyarakat
Indonesia. Oleh karena itu jika bangsa Indonesia ingin berhasil
dalam pembangunan pada masa yang akan datang,
pengembangan budaya baca tulis itu mutlak segera dilaksanakan.
▪ Akan tetapi yang menjadi pertanyaan adalah “kapan kemampuan
membaca dan menulis itu diajarkan?”. Jawaban pertanyaan ini
sebenarnya masih dalam polemik. Ada sebagian pendapat yang
menyatakan bahwa membaca dan menulis baru diajarkan pada
saat anak sudah di SD. Tetapi banyak juga ahli yang mengatakan
bahwa membaca dan menulis harus diajarkan sejak dini.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
▪ Banyak penelitian mutakhir membuktikan bahwa anak dapat
diajar membaca sebelum dia mencapai usia sekolah.
▪ Durkin (1966) tealah mengadakan penelitian tentang
pengaruh membaca dini pada anak-anak.
▪ Durkin menyimpulkan bahwa tidak ada efek negatif pada
anak-anak dari membaca dini.
▪ Anak-anak yang telah diajar membaca sebelum masuk SD
pada umumnya lebih maju di sekolah dari anak-anak yang
belum pernah memperoleh membaca dini.
▪ Steinberg telah berhasil dalam eksperimennya tentang
mengajar membaca dini untuk anak-anak usia 1-4 tahun.
▪ Steinberg menemukan bahwa anak-anak yang telah
mendapat pelajaran membaca dini pada umumnya lebih maju
di sekolah.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN

▪ Steinberg (1982:214-215) mengemukakan


bahwa setidaknya ada empat keuntungan
mengajar anak membaca permulaan dilihat
dari segi proses belajar-mengajar berikut ini:
1. Belajar membaca dini memenuhi rasa ingin
tahu anak.
2. Situasi akrab dan informal di rumah dan di
lembaga PAUD, seperti KB atau TK merupakan
faktor yang kondusif bagi anak untuk belajar.
3. Anak-anak yang berusia dini pada umumnya,
perasa dan mudah terkesan serta dapat diatur.
4. Anak-anak yang berusia dini dapat
mempelajari sesuatu dengan mudah dan
cepat.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
PENTINGNYA KEMAMPUAN MEMBACA
Mary Leonhardt (1999:27) menyatakan ada beberapa alasan mengapa kita perlu
menumbuhkan cinta membaca pada anak. Alasan-alasan tersebut berikut ini:
1. Anak yang senang membaca akan membaca dengan baik, sebagian besar waktunya
digunakan untuk membaca.
2. Anak-anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan yang lebih
tinggi. Mereka akan berbicara, menulis, dan memahami gagasan-gagasan rumit
secara lebih baik.
3. Membaca akan memberikan wawasan yang lebih luas dalam segala hal dan membuat
belajar lebih mudah.
4. Kegemaran membaca akan memberikan beragam perspektif kepada anak.
5. Membaca dapat membantu anak-anak untuk memiliki rasa kasih sayang.
6. Anak-anak yang gemar membaca dihadapkan pada suatu dunia yang penuh dengan
kemungkinan dan kesempatan.
7. Anak-anak yang gemar membaca akan mampu mengembangkan pola berpikir kreatif
dalam diri mereka
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
KEMAMPUAN-KEMAMPUAN KESIAPAN MEMBACA
▪ Sebelum mengajarkan membaca pada anak, dasar-
dasar kemampuan membaca atau kemampuan
kesiapan membaca perlu dikuasai oleh anak terlebih
dahulu.
▪ Dasar-dasar kemampuan membaca ini diperlukan
agar anak berhasil dalam membaca maupun
menulis.
▪ Seperti dikemukakan oleh Miller bahwa sebelum
anak diajarkan membaca perlu diketahui terlebih
dahulu kesiapan membaca anak. Hali ini bertujuan
agar kita dapat mengetahui apakah anak sudah siap
diajarkan membaca.
▪ Disamping itu juga bertujuan agar dapat diketahui
kemampuan kesiapan membaca khusus apa yang
sebaiknya diajarkan atau dikuatkan pada anak.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
KEMAMPUAN-KEMAMPUAN KESIAPAN MEMBACA
Adapun kemampuan-kemampuan kesiapan membaca yang akan dikembangkan itu adalah
sebagai berikut:

1. Kemampuan membedakan auditorial


2. Keamampuan diskriminasi visual
3. Kemampuan (membuat) hubungan suara – simbol
4. Kemampuan perseptual motoris
5. Kemampuan bahasa lisan
6. Membangun sebuah latar belakang pengalaman
7. Interpretasi gambar
8. Progresi dari kiri ke kanan
9. Kemampuan merangkai
10. Penggunaan bahasa mulut
11. Pengenalan melihat kata
12. Lateralisasi
13. Koordinasi gerak
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
KEMAMPUAN-KEMAMPUAN KESIAPAN MEMBACA
Adapun kemampuan-kemampuan kesiapan membaca yang akan dikembangkan itu adalah
sebagai berikut:
1. Kemampuan membedakan auditorial
▪ Anak-anak harus belajar suara-suara umum di lingungan mereka dan membedakan diantara
suara-suara tersebut
▪ Anak-anak harus memahami konsep volume, lompatan, petunjuk, durasi, rangkaian, tekanan,
tempo, pengulangan, dan kontras (suara) membedakan suara-suara huruf dalam alfabet di
Taman Kanak-kanak, terutama suara-suara yang dihasilkan oleh konsonan awal dalam kata.
(Anak harus mampu membedakan huruf d dari suara t, suara m dari suara n).
▪ Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru diantaranya adalah:
1) Mintalah anak-anak untuk memberi nama sesuatu yang dimulai dengan suara yang sama
dengan namanya.
2) Ucapkan sekumpulan kata dan mintalah anak-anak untuk memberi tahu Anda kata mana
yang daftar dimulai dengan suara yang berbeda dengan yang lain.
3) Tugaskan anak untuk meberi nama setiap benda yang ada di kelas yang dimulai dengan
huruf tertentu. Msalnya d.
4) Tugaskan anak beranjak dengan kata-kata, seperti lari, melompat, terbang.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
KEMAMPUAN-KEMAMPUAN KESIAPAN MEMBACA
Adapun kemampuan-kemampuan kesiapan membaca yang akan dikembangkan itu adalah
sebagai berikut:

2. Kemampuan Diskriminasi Visual


▪ Anak-anak harus belajar untuk memahami objek dan pengalaman umum dengan
gambar-gambar pada foto, lukisan, dan pantomim
▪ Anak-anak harus belajar untuk melakukan identifikasi warna-warna dasar dan bentuk-
bentuk geometris serta mampu menggabungkan objek-objek berdasarkan warna,
bentuk, atau ukuran.
▪ Anak-anak harus mampu membedakan kiri dan kanan, warna, bentuk maupun atas
dan bawah, serta mengikuti gerakan dari kiri ke kanan maupun dari atas ke bawah,
serta mengikuti gerakan dari kiri ke kanan maupun dari atas ke bawah.
▪ Mereka harus mampu mengatakan bentuk dari gambar latar belakang,
mengemukakan detail pada sebuah gambar, dan mengetahui pola-pola visual
sederhana.
▪ Akhirnya mereka harus mampu untuk memahami dan menamai huruf besar dan huruf
kecil.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
KEMAMPUAN-KEMAMPUAN KESIAPAN MEMBACA
Adapun kemampuan-kemampuan kesiapan membaca yang akan dikembangkan itu adalah
sebagai berikut:

2. Kemampuan Diskriminasi Visual


▪ Untuk mewujudkan hal ini dapat melalui kegiatan-kegiatan berikut
a. Suruhlah anak untuk menyelesaikan berbagai macam puzzle.
b. Buatlah anak menulis berbagai tulisan nama dan kata yang telah dipelajari.
c. Buatlah anak menyalin bentuk-bentuk geometris seperti lingkaran, bujur sangkar,
segitiga dan busur.
3. Kemampuan (membuat) Hubungan Suara-Simbol
▪ Anak harus mampu mengaitkan huruf besar dan huruf kecil dengan nama mereka
serta dengan suara yang mereka representasikan.
▪ Anak harus tahu bahwa d disebut de dan menetapkan suara pada awal kata ‘daging’.
▪ Sebagian besar anak akan membuat kemajuan awal yang bagus pada kemampuan-
kemampuan ini selama masa Taman Kanak-kanak. Sedikit diantaranya akan
menguasai semua kemampuan (menghubungkan) suara simbol hingga masa
selanjutnya di kelas (sekolah dasar).
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
KEMAMPUAN-KEMAMPUAN KESIAPAN MEMBACA
Adapun kemampuan-kemampuan kesiapan membaca yang akan dikembangkan itu adalah
sebagai berikut:

4. Kemampuan Perseptual Motoris


▪ Anak-anak harus cukup dewasa untuk menggunakan otot halus tangan dan jari
mereka dan untuk melakukan koordinasi gerakan dengan apa yang mereka lihat.
▪ Anak-anak harus melatih kemampuan ini sehingga mereka mampu menyusun puzzle
sederhana, gambar lukisan-tangan, membentuk tanah liat, merangkai manik-manik,
menuangkan benda cair, dan atau menggunakan gunting.
▪ Anak-anak harus belajar memegang krayon, spidol ajaib, dan pensil untuk mewarnai
gambar-gambar sederhana dalam garis-garis, untuk menjiplak garis dan bentuk di
udara dan kertas, untuk menyalin garis, dan bentuk tanpa menjiplak.
▪ Akhirnya, mereka harus mampu menyalin huruf dan kata, menulis nama mereka,
menulis huruf dan memadukan suara.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
KEMAMPUAN-KEMAMPUAN KESIAPAN MEMBACA
Adapun kemampuan-kemampuan kesiapan membaca yang akan dikembangkan itu adalah
sebagai berikut:

5. Kemampuan Bahasa Lisan


▪ Anak-anak harus belajar mendengarkan, mengingat, mengikuti pentunjuk, mencatat
detail, dan memahami ide-ide utama.
▪ Anak-anak harus menggunakan dan memperluas kosa kata bahasa lisan mereka
untuk menjelaskan ide-ide, untuk mendeskripsikan objek dan peristiwa, untuk
mengekspresikan perasaan mereka sendiri, atau orang imajiner mereka.
▪ Anak-anak hendaknya menjadi senang berbagi pengalaman dengan bahasa dan
gembira dalam belajar serta menggunakan kata-kata baru.
6. Membangun Sebuah Latar Belakang Pengalaman
▪ Hal ini bisa dilakukan misalnya melalui bermacam-macam kegiatan berikut:
a. Ceritakanlah sebuah kisah menarik di kelas paling kurang satu kali sehari, hal ini
dapat menimbulkan minat membaca anak.
b. Buatlah pusat minat di kelas.
c. Ajaklah anak menonton film dan mendengarkan rekaman untuk membangun latar
belakang pengalaman mereka.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
KEMAMPUAN-KEMAMPUAN KESIAPAN MEMBACA
Adapun kemampuan-kemampuan kesiapan membaca yang akan dikembangkan itu adalah
sebagai berikut:

7. Interpretasi Gambar
▪ Tunjukkan sebuah gambar kepada anak dari buku atau file Anda. Ajaklah anak
menginterpretasikan gambar secara kreatif.
8. Progres dari Kiri ke Kanan
▪ Buatlah kalender kelas bertumpuk.
▪ Tunjukkan kepada anak bahwa membaca dimulai dari sisi tangan kiri ketika membaca
keras kepada anak.
▪ Buatlah anak meletakkan potongam komik dengan rangkaian dari kiri ke kanan.
9. Kemampuan Merangkai
▪ Buatlah anak merangkai gambar seri dengan benar.
▪ Buatlah anak mengulang cerita yang baru saja didengar atau dibaca dengan benar.
10. Penggunaan Bahasa Mulut
▪ Buatlah sekelompok anak-anak ikut serta dalam kegiatan, seperti membagi waktu,
percakapan, bermain drama, dan bermain peran.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
KEMAMPUAN-KEMAMPUAN KESIAPAN MEMBACA
Adapun kemampuan-kemampuan kesiapan membaca yang akan dikembangkan itu adalah
sebagai berikut:

11. Pengenalan Melihat Kata


▪ Ajarkan kata-kata yang umum dipakai. Anjurkan tiap anak untuk
memperhatikan bentuk yang unik atau karakter khusus tiap melihat kata.
12. Lateralisasi
▪ Banyak jenis kegiatan berbeda yang bisa menolong anak-anak belajar untuk
membedakan antara kanan dan tangan kiri serta antara kaki kiri dan kaki
kanan. Misalnya, mereka bermain game “Simon says”.
13. Koordinasi Gerak
▪ Kebanyakan kegiatan dan games yang dimasukkan dalam program
pendidikan fisik di sekolah akan membantu meningkatkan koordinsi gerak
anak.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
TANDA-TANDA KESIAPAN MEMBCA
Tanda-tanda kesiapan anak sudah dapat diajarkan membaca sebagai berikut:

1. Apakah anak sudah dapat memahami bahasa lisan?


2. Apakah anak sudah dapat mengujarkan kata-kata dengan
jelas?
3. Apakah anak sudah dapat mengingat kata-kata?
4. Apakah anak sudah dapat mengujarkan bunyi huruf?
5. Apakah anak sudah menunjukkan minat membaca?
6. Apakah anak sudah dapat membedakan dengan baik.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
TANDA-TANDA KESIAPAN MEMBCA
Tanda-tanda kesiapan anak sudah dapat diajarkan membaca sebagai berikut:

1. Apakah anak sudah dapat memahami bahasa lisan?


▪ Kemampuan ini dapat diamati pada waktu bercakap-
cakap dengan anak atau apabila dia disuruh melakukan
sesuatu atau diberi pertanyaan tentang sesuatu.
▪ Pemahaman di sini sudah tentu adalah pemahaman
yang dasar, yaitu kalimat-kalimat sederhana dalam
konteks komunikasi dan sesuai dengan perkembangan
anak
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
TANDA-TANDA KESIAPAN MEMBCA
Tanda-tanda kesiapan anak sudah dapat diajarkan membaca sebagai berikut:
2. Apakah anak sudah dapat mengajurkan kata-kata dengan jelas?
▪ Inipun dapat diamati pada waktu bercakap-cakap dengan
anak atau ketika anak itu mengatakan atau menanyakan
sesuatu.
▪ Dapat juga diuji secara informasi dengan menanyakan nama
beberapa objek, misalnya:
Ibu : Apa ini? (Sambil memegang kuping)
Anak : Kuping
Ibu : Apa ini? (Sambil memegang meja)
Anak : Meja
▪ Kalau kata kuping, meja, dan lain-lain diujarkan dengan baik,
berarti anak itutelah dapat mengujarkan kata-kata dengan
baik.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
TANDA-TANDA KESIAPAN MEMBCA
Tanda-tanda kesiapan anak sudah dapat diajarkan membaca sebagai berikut:

3. Apakah anak sudah dapat mengingat kata-kata ?


▪ Percakapan pada point dua tadi, dapat dipergunakan
untuk melihat objek kemampuan ini, terutama dengan
menanyakan nama objek-objek tertentu, Misalnya:
Pada suatu hari anak ditanya “apa ini?” sambil
memegang rambutnya, Anak menjawab “Rambut”.
Besoknya, pertanyaan yang sama ditanyakan lagi. Jika
jawabannya benar maka dia telah dapat mengingat
kata.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
TANDA-TANDA KESIAPAN MEMBCA
Tanda-tanda kesiapan anak sudah dapat diajarkan membaca sebagai berikut:

4. Apakah anak sudah dapat mengujarkan bunyi huruf?


▪ Kemampuan ini sesungguhnya dapat dikatakan sudah
tercakup dalam pertanyaan-pertanyaan di point 2 dan 3.
Namun, baik juga diperhatikan secara khusus. Ini dapat
dilihat, misalnya dengan meminta anak meniru
mengujarkan bunyi huruf-huruf yang diujarkan oleh Ibu,
misalnya:
Ibu : /a/ (bunyi huruf a)
Anak : /a/
Ibu : /b/ (bunyi huruf b)
Anak : /b/
dan lain-lain
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
TANDA-TANDA KESIAPAN MEMBCA
Tanda-tanda kesiapan anak sudah dapat diajarkan membaca sebagai berikut:

5. Apakah anak sudah menunjukkan minat membaca?


▪ Hal ini dapat dilihat, misalnya dari keinginan anak
memegang buku, membuka-buka bacaan lain,
dan meniru-niru membaca, serta mencoret-coret
kertas. Ini berkaitan erat dengan usaha-usaha
yang telah dibicarakan terdahulu.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
TANDA-TANDA KESIAPAN MEMBCA
Tanda-tanda kesiapan anak sudah dapat diajarkan membaca sebagai berikut:
6. Apakah anak sudah dapat membedakan dengan baik?
▪ Yang dimaksud dengan membedakan di sini terutama ialah
membedakan suara (bunyi) dan objek-objek. Jadi, kemampuan
yang dimaksud adalah kemampuan pendengaran dan penglihatan.
▪ Kemampuan ini dapat dilihat misalnya dari perilaku anak
menanggapi kata-kata suruhan yang berbeda-beda.
▪ Dapat juga dilihat apakah anak dapat membedakan berbagai suara
dan bunyi di sekitarnya, dengan bertanya “suara (bunyi) apa itu?”,
misalnya.
▪ Kemampuan membedakan objek-objek dapat dilihat melalui
berbagai alat permainannya.
▪ Kemampuan membedakan huruf-huruf juga dapat diuji dengan
menunjukkan dua huruf yeng berbeda dan menanyakan “sama atau
berbeda?”.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA

▪ Kemampuan membaca, seperti juga kemampuan menulis merupakan


kegiatan yang kompleks, artinya banyak segi dan banyak faktor yang
mempengaruhinya.
▪ Anderson (1990:34) mengemukakan faktor motivasi, lingkungan, keluarga dan
guru sebagai faktor yang sangat berpengaruh.
▪ Pendapat senada juga dikemukakan oleh Tampubolon (1990:90-91) bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca dan menulis terbagi
atas dua bagian, yaitu faktor endogen dan eksogen.
▪ Faktor edogen adalah faktor-faktor perkembangan baik bersifat biologis,
maupun psikologis, dan linguistik yang timnbul dari diri anak.
▪ Sedangkan eksogen adalah faktor lingkungan.
▪ Kadua faktor ini saling terkait, dengan kata lain bahwa kemampuan membaca
dan menulis dipengaruhi secara bersama.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca:

Motivasi Lingkungan Keluarga Bahan Bacaan


C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca:

1. Motivasi
▪ Faktor motivasi akan menjadi pendorong semangat anak untuk membaca.
▪ Motivasi merupakan faktor pendorong yang cukup besar pengaruhnya terhadap
kemampuan membaca, dalam situasi untuk membaca dapat dibedakan berdasarkan
sumbernya. Ada motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
▪ Motivasi intrinsik yaitu yang bersumber pada pembaca itu sendiri.
▪ Motivasi ekstrinsik yang sumbernya terletak di luar pembaca itu sendiri.
▪ Seseorang yang memiliki motivasi tinggi atau kuat, tanpa didorong atau disuruh
membaca, giat belajar membaca, sedangkan yang tidak bermotivasi atau
motivasinya rendah tentunya enggan membaca.
▪ Motivasi adalah sebuah ketertarikan untuk membaca, hal ini penting karena jika ada
motivasi akan menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan belajar yang lebih
baik.
▪ Cara agar anak termotivasi dan tertarik untuk membaca adalah dengan menyediakan
bahan bacaan yang berkualitas tinggi dam memiliki hubungan dengan kehidupan
mereka.
▪ Guru bertindak sebagai katalisator motivasi dan ketertarikan serta model bagi siswa.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca:

2. Lingkungan Keluarga
▪ Leonhardt mengemukakan bahwa anak sangat memerlukan keteladanan dalam membaca.
Keteladanan itu harus sesering mungkin ditunjukkan kepada anak oleh orang tua, seperti
yang dialaminya dengan menunjukkan perilaku membaca sesering mungkin pada anak,
membuat anak gemar membaca. Seperti kita ketahui bahwa anak-anak memiliki potensi untuk
meniru secara naluriah.
▪ Menurut Leichter (1984) perkembangan kemampuan membaca dan menulis dipengaruhi oleh
keluarga dalam hal:
a. Interaksi interpersonal
Interaksi interpersonal terdiri atas pengalaman-pengalaman baca tulis bersama orang
tua, saudara, anggota keluarga lain di rumah.
b. Lingkungan fisik
Lingkungan fisik mencakup bahan-bahan bacaan di rumah.
c. Suasana yang penuh perasaan (emosional) dan memberikan dorongan (motivasional)
yang cukup hubungan antat individu di rumah, terutama yang tercermin pada sikap
membaca.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MEMBACA
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca:

3. Bahan Bacaan
▪ Minat baca serta kemampuan membaca seseorang juga dipengaruhi oleh bahan bacaan.
▪ Bahan bacaaan yang terlalu sulit untuk seseorang dapat mematikan selera untuk membaca.
▪ Sehubungan dengan bahan bacaan ini ada beberapa faktor yang perlu diprhatikan, yaitu topik
atau isi bacaan dan keterbacaan bahan.
▪ Bromley (1990) menyatakan bahwa bacaan anak-anak adalah bahan kritis dan media dalam
mengajar komunikasi secara efektif.
▪ Bahan bacaan biasanya mengembangkan semua aspek pelajaran literatur:
Memberikan anak-anak kesenangan… untuk anak usia dini penyajian bahan bacaan disertai
dengan gambar-gambar yang menarik. Gambar lebih dominan dari pada tulisan.
▪ Sehubungan dengan topik bacaan, anak harus dikenalkan dengan bermacam-macam topik
bacaan sehingga dapat menambah wawasan anak, namun topik itu harus menarik bagi anak
baik secara seigi isi maupun dai segi penyajiannya.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
PROSES MEMBACA

▪ Ketika orang berpikir tentang bagaimana anak


kecil membaca, mereka biasanya berpikir
tentang alat yang mendukungnya, seperti
buku, kertas-kertas, dan buku kegiatan yang
ditata di ruangan kelas berupa perpustakaan
atau kegiatan, seperti membaca kata-kata,
membaca nyaring atau membaca bebas.
▪ Walaupun itu semua tidak diragukan, tetapi
tidak cukup menggambarkan proses dari
belajar membaca karena membaca tidak hanya
diartikan debagai kumpulan dari beberapa
tulisan atau cetakan (Jalongo, 2022).
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
PROSES MEMBACA
Yang Dibutuhkan Anak untuk Menjadi Pembaca

▪ Secara khusus, anak belajar membaca memerlukan beberapa hal diantaranya


berikut ini.
1. Waktu untuk belajar dan membaca
2. Akses kepada teks dari berbagai macam dan kaya sumber untuk belajar
membaca.
3. Berinteraksi dengan pembaca lain.
4. Instruksi yang efektif dalam keterampilan dan strategi yang digabungkan
pada tingkat perkembangan anak.
5. Demonstrasi tentang bagaimana membaca, menulis.
6. Kesadaran tentang proses membaca mereka sendiri.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
PROSES MEMBACA
Berbagai kesulitan membaca diantaranya

1. Kelambatan dan kekacauan bahasa.


2. Kurang percaya diri dengan kemampuannya.
3. Sedikit kesempatan membaca di lingkungan sekolah maupun di
rumah mereka.
4. Motivasi yang kecil untuk membaca atau kurang tertarik dalam
membaca.
5. Sedikit dukungan untuk usaha membaca pada anak.
6. Sedikit atau tidak ada kesempatan untuk menggunakan daftar
kemampuan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepada
anak.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN

STRATEGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN

▪ Strategi yang dapat digunakan dalam mengembangkan kemampuan membaca permulaan di


lembaga PAUD, seperti Tamak Kanak-kanak adalah dengan pendekatan pengalaman
berbahasa.
▪ Pendekatan ini diberikan dengan menerapkan konsep DAP (Developmentally Aproppriate
Practice). Pendekatan ini disesuaikan dengan karakteristik pembelajar di Taman Kanak-
kanak, yakni melalui bermain dengan menggunakan metode mengajar yang tepat untuk
mengembangkan kemampuan membaca serta melibatkan anak dalam kegiatan yang dapat
memberikan berbagai pengalaman bagi anak.
▪ Selain itu perlu juga memperhatikan motivasi dan minat anak sehingga kedua faktor itu betul-
betul memberikan pengaruh yang besar dalam pengembangan kemampuan membaca.
▪ Strategi ini dilaksanakan dengan memberikan beragam aktivitas yang memperhatikan
perkembangan kemampuan membaca yang dimiliki anak.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
STRATEGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
Dodge dalam Nurbiana Dhieni, dkk., (2018:11.6) mengemukakan tahap-tahap pengembangan
membaca melalui penggunaan buku sebagai berikut:

1. Mengeksplorasi buku
Anak meniru kebiasaan orang orang tua dalam membaca buku, anak melakukannya lebih untuk
bermain membaca, anak juga meminta kepada orang tua untuk memilih buku yang mereka
sukai.
2. Memahami urutan
Anak dapat mengenali tahapan-tahapan cerita dimulai dari awal, pertengahan dan akhir cerita.
3. Mengenali bahwa kata-kata adalah simbol
Anak dapat memahami hubungan antara gambar-gambar di buku dengan kata-kata yang
tertulis di halaman buku.
4. Mencocokkan kata dengan teks
Anak mulai memahami huruf-huruf tertulis mewakili kata-kata tertentu.
5. Mengenali kata-kata tertulis
Anak mulai memiliki rasa keingintahuan mengenai buku.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
TUJUAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA

1 2

Pengembangan Pengembangan
sikap positif konsep tentang
terhadap buku dan
pemahaman teks
kemampuan
membaca
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
TUJUAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA

1. Pengembangan Sikap Positif Terhadap Membaca


Sikap positif terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca dapat
ditingkatkan melalui strategi berikut:
a. Manciptakan lingkungan baca tulis yang kaya
b. Menciptakan kegiatan membaca cerita yang menyenangkan dengan
menggunakan teknik dan sarana yang menarik.
c. Merancang kegiatan membaca dan menulis mandiri yang memberikan
kesenangan pada anak-anak dalam kesibukan yang dipilihnya sendiri.

(Morrow, 1993, dalam Nurbiana Dhieni, dkk., 2018:11.16-11.17)


C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
TUJUAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA

2. Pengembangan Konsep Tentang Buku dan Pemahaman Teks


Konsep tentang buku mencakup konsep tentang:
a. Fungsi buku (untuk membaca)
b. Bagian buku (depan-belakang, atas-bawah)
c. Cara membuka, membalik halaman.
d. Isi buku (tulisan-gambaran)
e. Hubungan antar gambar pada satu halaman dengan tulisannya
f. Permulaan tulisan pada setiap halaman
g. Makna judul
h. Penulis
i. Ilustrator

(Morrow, 1993, dalam Nurbiana Dhieni, dkk., 2018:11.17)


C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
METODE PENGEMBANGAN MEMBACA PERMULAAN
Ada beberapa metode yang dapat dipilih guru dalam mengembangkan membaca permulaan
anak usia dini, diantaranya berikut ini:

1 Pendekatan Pengalaman
Bahasa 3 Lihat dan Katakan

2 Fonik
4 Metode Pendukung Konteks
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
METODE PENGEMBANGAN MEMBACA PERMULAAN
Ada beberapa metode yang dapat dipilih guru dalam mengembangkan membaca permulaan
anak usia dini, diantaranya berikut ini:
1. Pendekatan Pengalaman Bahasa
▪ Dalam pendekatan ini guru menggunakan kata-kata anak sendiri untuk
membantunya belajar membaca.
▪ Kata-kata itu dapat berupa penjelasan suatu gambar atau suatu cerita
pendek yang dimasukkan ke dalam suatu buku.
▪ Mula-mula anak itu mengatakan kepada guru apa yang harus ditulis.
Setelah beberapa waktu anak-anak dapat menyalin tulisan guru dan
akhirnya dapat direalisasikan kata-kata mereka sendiri.
▪ Membaca kata-kata mereka sendiri membantu anak-anak memahami
bahwa kata yang tertulis adalah untuk komunkikasi makna.
▪ Kakuatan dari pendekatan pengalaman bahasa yang utama adalah dapat
membuat anak menggunakan pengalaman mereka sendiri sebagai bahan
utama pelajaran membaca.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
METODE PENGEMBANGAN MEMBACA PERMULAAN
Ada beberapa metode yang dapat dipilih guru dalam mengembangkan membaca permulaan
anak usia dini, diantaranya berikut ini:
2. Fonik
▪ Metode ini mengandalkan pada pelajaran alfabet yang diberikan
terlebih dahulu kepada anak-anak, mempelajari nama-nama huruf,
dan bunyinya.
▪ Setelah mempelajari bunyi huruf mereka mulai merangkum
beberapa huruf tertentu untuk membentuk kata-kata.
b-a-k r-a-k p-a-k t-a-k
3. Lihat dan Katakan
▪ Dalam metode ini anak belajar mengenali kata-kata atau kalimat-
kalimat keseluruhan, bukannya bunyi-bunyi individu.
▪ Mereka memandangi kata-kata, mereka mendengar kata itu
diucapkan, dan kemudian mereka mengulangi ucapan itu.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
METODE PENGEMBANGAN MEMBACA PERMULAAN
Ada beberapa metode yang dapat dipilih guru dalam mengembangkan membaca permulaan
anak usia dini, diantaranya berikut ini:
4. Metode Pendukung Konteks
▪ Bila anak-anak sedang belajar membaca, sangatlah penting
bahwa mereka menggunakan buku yang benar-benar menarik
bagi mereka.
▪ Berikut ini dijelaskan tentang bagaimana menyusun program
membaca yang dikemukakan oleh Bromley. Dia menyatakan
bahwa kita dapat mempercepat/mendorong pertumbuhan bahasa
pada anak dengan menyediakan kesempatan untuk menggunakan
bahasa dan meningkatkan interaksi mereka dengan sesama dan
keterlibatan mereka, antara lain mengaitkan dengan hal yang
dekat dengan mereka.
C. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
METODE PENGEMBANGAN MEMBACA PERMULAAN
Ada beberapa metode yang dapat dipilih guru dalam mengembangkan membaca permulaan
anak usia dini, diantaranya berikut ini:
4. Metode Pendukung Konteks
▪ Program seni berbahasa yang efektif mempunyai beberapa ciri sebagai berikut ini:
a. Buku-buku
Keterampilan berbahasa akan diajarkan lebih efektif jika buku-bukunya
berkualitas yang ditulis untuk dan tentang anak-anak.
b. Interaksi dan keterlibatan
Anak belajar bahasa paling baik apabila mereka terlibat secara aktif
menggunakan bahasa dalam situasi nyata dan bermakna
a. Instruksi
Instruksi yang efektif meliputi bimbingan yang hati-hati dan penunjukkan model
yang tepat. Guru harus mengetahui apa yang mereka nilai dan harapkan dari
anak. Guru harus menunjukkan kepada anak bagaimana belajar, dan juga harus
memfasilitasi belajar untuk mengetahui apa yang harus dikerjakan.
METODE PENGEMBANGAN
KEMAMPUAN MENULIS
PERMULAAN
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
PENTINGNYA MENULIS BAGI ANAK

▪ Menulis merupakan salah satu media untuk berkomunikasi ketika anak dapat
menyampaikan makna, ide, pikiran, dan perasaannya melalui untaian kata-kata
yang bermakna.
▪ Menurut Poerwadarminta (1982), menulis memiliki batasan sebagai berikut:
1. Membuat huruf, angka, dan lainnya dengan pena, kapur, dan sebagainya.
2. Mengekspresikan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat,
dan lainnya dengan tulisan.
▪ Badudu (1982) mengemukakan bahwa menulis adalah menggunakan pena, potlot,
ball point di atas kertas, kain ataupun papan yang menghasilkan huruf, kata,
maupun kalimat.
▪ Manulis bukanlah sekedar membuat huruf-huruf ataupun angka pada selembar
kertas dengan menggunakan alternatif media, melainkan merupakan upaya untuk
mengekspresikan perasaan dan pikiran yang ada pada diri individu.
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
PENTINGNYA MENULIS BAGI ANAK

▪ Kegiatan menulis untuk anak harus memperhatikan kesiapan dan


kematangan anak.
▪ Kegiatan menulis dapat dilakukan jika perkembangan motorik halus
anak telah matang yang terlihat dari kemampuannya dalam
memegang pensil.
▪ Pada awalnya anak hanya memegang pensil untuk coret-coret,
namun seiring perkembangannya anak akan mengkonsentrasikan
jari-jarinya untuk menulis lebih baik.
▪ Ada dua kemampuan yang diperlukan anak untuk menulis, yaitu
kemampuan meniru bentuk, dan kemampuan menggerakkan alat
tulis.
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
HUBUNGAN MENGGAMBAR DENGAN MENULIS

▪ Perkembangan menulis berkaitan dengan menggambar.


▪ Sebagian ahli menyatakan menggambar sebagai bagian dari menuls terutama pada saat
awal. Pada saat itu anak lebih cenderung mencoret.
▪ Kaitan antara menggambar dan menulis antara lain:
1. Menulis dan menggambar sama-sama memerlukan keahlian psikomotor.
2. Manulis dan menggambar mempunyai kemampuan kognitif yang sama.
3. Menulis dan menggambar sesuai dengan tahap perkembangan anak.
4. Menulis dan menggambar mempunyai manfaat/tujuan/kegunaan.
▪ Bagi anak usia dini, menggambar dan menulis dilakukan secara bersaman dan merupakan
cara anak untuk mengekspresikan ide dan perasaannya.
▪ Gambar yang dibuat anak biasanya menjelaskan “komunikasi berpikir dari pada gambar itu
sendiri” (Hipple, 1985).
▪ Banyak ahli melihat bahwa mengambar dan menulis adalah merupakan proses yang akan
dilewati oleh setiap anak.
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
HUBUNGAN MENGGAMBAR DENGAN MENULIS
Pictorial signs (menggambar) dan graphic sign (menulis) mempunyai beberapa atribut penting,
diantaranya (Jalongo, 2002):

1. Menggambar dan menulis melibatkan psikomotor yang sama


Keduanya melibatkan keterampilan motorik halus baik itu dalam memegang alat tulis
saat menulis ataupun membuat tanda di kertas. Ketika kita meminta anak usia 2 tahun
untuk menggambar maupun menulis, pasti yang akan ditulis atau digambar hanyalah
coretan. Jadi, antra menulis dan menggambar memiliki tahap awal yang sama, yaitu
mencoret.
2. Mengambar dan menulis tergantung pada kemampuan kognitif yang sama
Jadi apa yang digambar ataupun ditulis oleh anak merupakan representasi dari
pemikiran si anak.
3. Menggambar dan menulis merupakan ekspresi dari seni
apa yang digambar atau ditulis oleh anak merupakan ekspresi dari dalam diri anak.
Walaupun yang digambar atau ditulis hanya berupa titik-titik ataupun bulatan yang
tidak terarah namun itu mempunyai arti khusus untuk anak.
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
HUBUNGAN MENGGAMBAR DENGAN MENULIS
Pictorial signs (menggambar) dan graphic sign (menulis) mempunyai beberapa atribut penting,
diantaranya (Jalongo, 2002):

4. Menggambar dan menulis keduanya merupakan perkembangan


Keduanya mengikuti dasar, pola umum, yang mempengaruhi kecepatan individual anak dan
gaya dari perkembangan mereka. Dengan kata lain menulis dan mengambar merupakan alat
yang dapat merefleksikan tahapan anak dalam memahami dunia.
5. Menggambar dan menulis mempunyai tujuan
Ada 4 tujuan dalam pengajaran menulis dan seni seperti berikut:
a. Practical, dengan anak mampu menulis dan memahami simbol graphic memberikan cara
untuk anak dalam melewati bentuk kebudayaan dan fungsi dalam masyarakat.
b. Cognitive developmental, membantu anak dalam mengembangkan pertumbuhan intelektual
dan pembelajaran seumur hidup mereka.
c. Emancipatory, keduanya memberikan cara kepada anak untuk dapat berekspresi.
d. Self-concept enhancing, keduanya mampu menyusun proses perkembangan anak
mengenai konsep diri mereka.
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
HUBUNGAN MENGGAMBAR DENGAN MENULIS
Kontribusi menggambar terhadap ekspresi diri dan menulis anak (Jalongo, 2002)

Menggambar memberikan kontribusi yang sangat besar dalam pengembangan


kemampuan menulis anak seperti berikut:
1. Filling in, sebelum anak dapat mempresentasikan ide atau gagasan yang ia
miliki melalui tulisan, hal yang pertama dilakukannya adalah menggambar.
2. Warning up, melalui gambar, anak dapat menuangkan ide-ide yang ingin
ditulisnya. Drawing merupakan kegiatan pra menulis.
3. Planning with, anak mampu menggunakan gambar dalam menyusun pemikiran
mereka dan mengingat apa yang mereka ingin tulis.
4. Talking about, gambar dapat menjadi bahan diskusi dan dramatisasi anak,
tidak hanya gambarnya saja, melainkan tulisan yang ada di teks.
5. Evaluating with, anak dapat mengevaluasi apakah gambar yang ia lihat dapat
terjadi dalam kehidupan nyata atau hanya sebagai fantasi belaka.
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
HUBUNGAN MENGGAMBAR DENGAN MENULIS

Tahap Menggambar dan Menulis Anak (Jalongo, 2002)

Menurut Jalongo, Ada beberapa tahap menggambar dan menulis yang dilalui
oleh anak sebagai berikut:
1. Prealphabetic Writing and Nonrepresentational Drawing
2. Random Scribbling
3. Controlled Scribbling
4. Naming of Scribbling
5. Alphabetic Writing and Representational Drawing
6. Early Representational Drawing, Mock Letters, and Letters
7. Preschematic Drawing and Semiconventional Alphabetic Writing
8. Schemati Drawing and Conventional Writing
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
HUBUNGAN MENGGAMBAR DENGAN MENULIS
Tahap Menggambar dan Menulis Anak (Jalongo, 2002)

Menurut Jalongo, Ada beberapa tahap menggambar dan menulis yang dilalui oleh anak
sebagai berikut:
1. Prealphabetic Writing and Nonrepresentational Drawing
Tahap awal dalam menulis disebut prealphabetic, diartikan bahwa tidak ada huruf-huruf
yang dapat dikenal. Hasil dari tahap ini dalam menggambar adalah nonrepresentational,
diartikan bahwa objek yang digambar oleh anak tidak sama seperti aslinya, bahkan
pada tahap mencoret, anak lebih menunjukkan konsep komunikasi melalui simbol.
2. Random Scribbling
Coretan pada tahap ini masih acak dan tidak terarah, dia hanya membuat garis-garis
dengan gerakan tangan yang sederhana. Ini adalah tahap awal untuk semua anak
dalam mengembangkan kemampuan mereka dalam mengontrol alat tulis dn menulis
tanda hanya di tempat yang mereka inginkan.
3. Controlled Scribbling
Kebanyakan anak usia 3 tahun mempunya kontrol yang lebih baik dalam menulis.
Mereka tetap berada menulis di kertas, dan coretan mereka menambah jelas
penempatan pola. Kemudian, coretan mereka lebih lurusKemudian, coretan mereka
lebih lurus.
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
HUBUNGAN MENGGAMBAR DENGAN MENULIS
Tahap Menggambar dan Menulis Anak (Jalongo, 2002)

Menurut Jalongo, Ada beberapa tahap menggambar dan menulis yang dilalui oleh
anak sebagai berikut:
4. Naming of Scribbling
Anak usia 4 tahun sering menjelaskan coretan mereka dan melihat hubungan
antara tanda yang dia buat di kertas, ide, objek, maupun kata-kata.
5. Alphabetic Writing and Representational Drawing
Pada tahap ini gambar anak sudah mulai terlihat sama dengan gambar yang asli
dan tulisannya pun sudah lebih terbaca.
6. Early Representational Drawing, Mock Letters, and Letters
Biasanya anak usia 4 tahun ketika menggambar merepresentasikan orang atau
objek lain yang mempunyai ciri khusus.
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
HUBUNGAN MENGGAMBAR DENGAN MENULIS
Tahap Menggambar dan Menulis Anak (Jalongo, 2002)

Menurut Jalongo, Ada beberapa tahap menggambar dan menulis yang dilalui oleh
anak sebagai berikut:
7. Preschematic Drawing and Semiconventional Alphabetic Writing
Mayoritas pada anak usia 5 tahun mulai muncul keterampilan motorik
halusuntuk merancang gambar. Anak mencoba menggambar sampai mereka
menegmbangkan gaya mereka sendiri untuk merepresentasikan orang. Bentuk
geometri sering mereka tampilkan dalam bentuk gambar.
8. Schemati Drawing and Conventional Writing
Saat anak memsuki kelas 1 SD, mereka membuat gambaran yang
merefleksikan pengamatan mereka. Dalam menulis, anak mulai membuat huruf
dengan ukuran yang sama, dan terus memperbaiki bentuk huruf serta angka,
mencoba menggunakan huruf sambung, huruf besar, dan huruf kecil secara
benar.
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
HUBUNGAN MENGGAMBAR DENGAN MENULIS
Menurut Brewer, ada 4 Tahapan dalam Kemampuan Menulis sebagai berikut:

1. Scribble stage, yaitu tahap mencoret atau membuat goresan. Pada tahap ini,
anak mulai membuat tanda-tanda dengan menggunakan alat tulis. Pada tahap
ini, mereka mulai belajar tentang bahasa tulis dan cara mengerjakan tulisan
tersebut.
2. Linear Repetitive Stage, yaitu tahap pengulangan linear. Pada tahap ini, anak
menelusuri bentuk tulisan yang horizontal
3. Random Letter Stage, yaitu tahap menulis random. Pada tahap ini anak belajar
tentang berbagai bentuk yang merupakan suatu tulisan dan mengulang berbagai
kata ataupun kalimat.
4. Letter Name Writing or Phonetic Writing, yaitu tahap menulis nama. Pada
tahap ini, anak mulai menyusun dan menghubungkan antara tulisan dan
bunyinya. Anak mulai menulis nama dan bunyi secara bersamaan.
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
HUBUNGAN MENGGAMBAR DENGAN MENULIS
Morrow (1993) membagi kemampuan menulis anak menjadi 6 tahapan, sebagai berikut:

1. Writing via Drawing, yaitu menulis dengan cara menggambar.


2. Writing via Scribbling, yaitu menulis dengan cara menggores. Anak sering kali
mencoret dari arah kiri ke arah kanan seakan mencontoh tulisan orang dewasa.
3. Writing via Making Letter-Like Forms, yaitu menulis dengan cara membuat bentuk
seperti huruf. Anak tidak hanya membuat goresan, tetapi sudah melibatkan unsur
kreasinya.
4. Writing via Reproducing Well-Learned Unit or Letter Stings, yaitu menulis dengan
cara menghasilkan huruf-huruf atau unit yang sudah baik. Anak menulis huruf-huruf
dengan mencontoh, misalnya mencoba menuliskan namanya.
5. Writing via Invented Spelling, yaitu menulis dengan cara mengeja satu persatu. Dalam
tahap ini anak mencoba mengeja dengan cara coba-salah (Trial and error).
6. Writing via Conventional Spelling, yaitu menulis dengan cara mengeja langsung.
Dalam tahap ini, anak telah dapat mengeja secara benar baik dari segi susunan
maupun ejaannya.
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
HUBUNGAN MENGGAMBAR DENGAN MENULIS
Feldman (1991) memberikan batasan tentang tahapan kemampuan menulis pada anak:

1. Scribble on The Page, yaitu membuat goresan pada kertas. Dalam


tahap ini, anak membuat gambar ataupun huruf-huruf yang
terpisah.
2. Copy Word, yaitu mencontoh huruf. Anak mulai tertarik untuk
mencontoh huruf-huruf, seperti dalam kata mama, papa, dan
sebagainya.
3. Invented Spelling, yaitu belajar mengeja. Dalam tahap ini, anak
mulai menemukan cara mengeja dan menuliskan huruf sesuai
dengan bunyinya.
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
STRATEGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS

▪ Menulis merupakan cara anak mengekspresikan


pengalaman, perasaan, pikiran, dan pendapat
dengan tulisan.
▪ Kemampuan menulis anak pada mulanya
ditunjukkan melalui menggambar.
▪ Anak usia dua tahun biasanya sudah mulai
tertarik dengan alat tulis (biasanya crayon atau
spidol, dan sebaiknya spidol besar) dan mulailah
anak menggambar dengan bentuk coretan-
coretan yang sepertinya tak putus. Bentuk
coretan tidak jelas.
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
STRATEGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS

Kemampuan menulis dipengaruhi oleh beberapa hal seperti berikut:


1. Perhatian dan pengenalan terhadap huruf (visual
attention/recognition)
2. Kemampuan motorik terutama motorik halus (fine
motor).
3. Kemampuan koordinasi gerakan tangan/jari (visual
senso motorik) yang dikoordinasikan dengan mata dan
perasaan.
4. Kemampuan menempatkan posisi tubuh dalam ruang
atau posisi alat gerak terhadap tubuh (visual spasial).
5. Kemampuan mengenal kembali apa yang ditulis dan
didengar (visual auditori memori).
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
STRATEGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS

Ada lima kemampuan yang diperlukan untuk dapat menulis seperti berikut:
1. Mengenal bentuk
2. Mengenal perbedaan bunyi huruf
3. Mengenal rangkaian (pola)
4. Kekuatan jari-jari tangan
5. Kelenturan gerakan pergelangan tangan.
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
STRATEGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS
Kemampuan menulis dibentuk melalui suatu proses. Ada delapan tahap yang dilalui anak dalam
pembentukan kemampuan menulis, yaitu:

No Tahapan Usia
Coretan acak atau tidak terkendali
1 Coretan acak; coretan-coretan yang dibuat seolah-olah 2 tahun
tidakputus dan berhenti

Coretan terarah atau terkendali


Coretan terarah; tanda-tanda tertentu (seperti garis-garis 2,5-3
2
atau titik-titik) diulang-ulang; biasanya bentuk bulat, tahun
melingkar, tanda-tanda itu belum berhubungan

Pengulangan garis menjadi suatu bentuk 3-3.5


3
Coretan mulai menunjukkan suatu bentuk atau rancangan. tahun
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
STRATEGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS
Kemampuan menulis dibentuk melalui suatu proses. Ada delapan tahap yang dilalui anak dalam
pembentukan kemampuan menulis, yaitu:

No Tahapan Usia
Membuat suatu bentuk yang lebih jelas
3,5-4
4 Dari hasil pengulangan akan semakinjelas bentuk yang
tahun
dihasilkan. Misalnya gambar ikan atau huruf.

Menulis nama
Semakin ada kemajuan bentuk tulisan yang dibuat anak. 4,5-5
5
Anak mulai menunjukkan identitasnya, melalui nama dan tahun
gambar.

Meniru tulisan
5-6
6 Anak mulai suka meniru tulisan yang dilihatnya, misalnya
tahun
dari koran atau majalah.
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
STRATEGI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS
Kemampuan menulis dibentuk melalui suatu proses. Ada delapan tahap yang dilalui anak dalam
pembentukan kemampuan menulis, yaitu:

No Tahapan Usia
Menemukan ejaan atau kata
5,5-6,5
7 Menulis respon pada sesuatu. Dengan ditunjukkan
tahun
sejumlah benda, anak menuliskan nama-nama benda itu

Ejaan standar
8 Anak dapat mengeja kata dengan benar dan mampu
mengabungkan kata-kata menjadi kalimat
D. METODE PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN
AKTIVITAS DI KELAS YANG MENDUKUNG PENGEMBANGAN
KEMAMPUAN MENGGAMBAR DAN MENULIS PADA ANAK

Seorang guru hendaknya dapat membuat rancangan kegiatan/aktivitas yang menarik


untuk mengembangkan kemampuan menulis permulaan untuk anak. Berikut ini
beberapa contoh aktivitas yang dapat dilakukan:
1. Sign in
Meletakkan selembar kertas berukuran besar pada pintu luar kelas yang
bertuliskan “Selamat Datang”. Hal tersebut menjadi sumber informasi (kosakata
baru) untuk anak.
2. Finger painting / Writing
▪ Finger painting menawarkan cara yang baik untuk mendukung kemampuan
menulis awal anak.
▪ Finger painting memungkinkan anak usia dini bereksplorasi dalam membuat
bentuk di kertas karena tidak mengatur anak dalam menggunakan alat tulis.
▪ Finger painting memberi kebebasan kepada anak untuk melatih berbagai
macam tipe gerakan jari, tangan, dan lengan untuk bekal menulisnya nanti.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai