Anda di halaman 1dari 9

MODUL 7

PENGEMBANGAN BAHASA UNTUK ANAK USIA 3 – 4 TAHUN

Kegiatan Belajar I

BATASAN DAN TUJUAN PENGEMBANGAN BAHASA

A. BATASAN PENGEMBANGAN BAHASA


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa dapat didefinisikan sebagai
perkataan-perkataan yang dipakai oleh suatu bangsa (suku bangsa, negara,daerah, dan
sebagainya) dapat diartikan juga sebagai percakapan. Jalongo (2007:52)
Mendeskripsikan bahwa bahasa pada manusia memiliki beberapa karakteristik seperti
berikut:
1. Bahasa adalah komunikasi, yaitu proses menyampaikan dan menerima pesan yang
berupa pikiran , emosi, ide, dan nilai-nilai.
2. Bahasa bersifat abstrak, yakni terdiri atas simbol-simbol untuk menunjukkan
sebuah makna, seperti huruf braille, huruf arab, dan huruf alphabet.
3. Bahasa dilengkapi serangkaian aturan yang ditandai dengan sebuah system aturan
untuk membedakan arti, perintah, dan bentuk kata-kata yang berbeda.
4. Bahasa bersifat sosial dan dicirikan dengan menggunakan bahasa untuk
memfasilitasi interaksi antar orang.
5. Bahasa bersifat adaptif dan fleksibel, yaitu bahasa dapat ditata dan
dikombinasikan dengan cara yang tidak terbatas.

Bahasa adalah alat komunikasi antar manusia dan dapat berbentuk lisan,
tulisan, atau isyarat. Dengan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang
lain, anak akan mendapat banyak sekali kosa kata sekaligus dapat mengekspresikan
dirinya. Ketika anak belajar untuk menyimak dan berbicara, anak akan berlatih
mengontrol dirinya sendiri dan lingkungannya, berhubungan secara efektif dengan
orang lain, serta mendapatkan menyimpan lebih banyak informasi. Sementara itu
dengan kegiatan menulis dan membaca, anak akan dilatih untuk memiliki kepekaan
dalam bahasa tulis, mencoba memahami suatu tulisan, memperoleh pengetahuan yang
bersifat alfabetis, serta menulis huruf dan kata.
Menurut Howard, Shaughnessy (et al) dalam Jalongo (2007) anak yang belajar
berbicara serta berinteraksi baik dengan orang lain cenderung lebih berkembang
dalam kemampuan keaksaraan dan belajar beragam pengalaman.

Fungsi utama dari bahasa adalah berkomunikasi. Conger ( 1995) menyatakan


bahwa komunikasi adalah sebuah proses pertukaran bahasa yang menuntut pihak lain
memahami makna yang disampaikan oleh pihak lain. Saat kurang dari satu tahun,
bayi mengembangkan kemampuan prespeech yang lebih mengutamakan kegiatan
menyimak. Kemampuan berbicara ditunjukkan dengan menangis, meraban,
mengoceh, dan diawal umur satu tahun pertama mereka sudah dapat mengucapkan
satu suku kata. Pada masa toddler (1-3 tahun), anak mengembangkan kemampuan
berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata yang singkat. Pada masa pra sekolah
diawali usia 3 tahun, kemampuan bahasa anak berkembang sangat pesat. Pemahaman
terhadap kosa kata semakin meningkat dan kalimat yang dibuat semakin kompleks.

Pengembangan bahasa memiliki empat cakupan, yaitu 1) Menyimak, 2)


berbicara, 3), membaca, 4) menulis. Menyimak memiliki makna mendengar dengan
teliti kata-kata yang diucapkan oleh orang yang berbicara. Menyimak dan berbicara
termasuk bahasa lisan atau reseptif.

Dodge memaparkan ada tujuh komponen penting dalam pembelajaran bahasa


dan keaksaraan untuk anak, yaitu :

 Peningkatan kosakata dan bahasa


Anak memerlukan kosa kata untuk membangun pemahaman terhadap bacaan.
Anak yang memiliki banyak kosa kata dan memiliki banyak
pengalamanmenggunakan bahasa akan lebih sukses dalam kegiatan di sekolah
(Hart &Risley, 1995 dalam Dodge 2009)
 Kesadaran Fonologis (phonological awareness)
Yaitu mendengar dan memahami perbedaan suara yang diucapkan, mencakup
kemampuan untuk mendeteksi, memanipulasi, atau menganalisis aspek auditori
bahasa lisan, seperti perbedaan bunyi dan suku kata.
 Pemahaman terhadap cetakan
Komponen literasi ini mencakup bagaimana anak menghubungkan sesuatu yang
tercetak dengan maknanya. Anak memahami bahwa sesuatu yang tercetak
dilihatnya dari lingkungan dan menggunakannya dalam bermain.
 Huruf-huruf dan kata
Anak yang benar-benar memahami huruf melibatkan pemahaman bahwa huruf
adalah symbol yang mewakilkan satu atau lebih suara, yang jika huruf-huruf ini
dikelompokkan akan menjadi sebuah kata dan kata memiliki sebuah arti.
 Pemahaman (comprehension)
Yaitu pemahaman terhadap makna dari bahasa lisan dan bahasa tertulis.
 Keaksaraan sebagai sesuatu yang menyenangkan
Minat membaca merupakan sebuah hal yang sangat penting untuk membangun
kekayaan bahasa.

Morrison dalam bukunya Early Childhood Education Today (2007: 296)


bahwa anak usia 3 – 4 tahun perlu dibimbing dan didampingi untuk mempelajari
kemampuan berbahasa yang berkaitan dengan keaksaraan. Untuk mengembangkan
kemampuan bahasa dan keaksaraan, anak-anak perlu diberikan kegiatan yang
mendukung antara lain: (a) Ketrampilan berbahasa lisan (oral language skills), (b)
Kosa kata, (c) huruf-huruf alphabet, (d) keterampilan keaksaraan yang berhubungan
dengan menulis dan membaca, (f) kemampuan menyimak, (g) minat membaca, (h)
kesadaran akan bahan yang tercetak, dan (i) cara untuk menggunakan dan
mengapresiasi beragam buku.

B. PRINSIP PENGEMBANGAN BAHASA


Gartrell menekankan bahwa kegiatan membaca dan menulis akan dapat
distimulasi dengan baik jika kita menerapkan prinsip-prinsip berikut:
1. Lakukan percakapan dan diskusi setiap hari.
2. Buatlah cerita dikertas melalui kegiatan seni dan menulis permulaan.
3. Ajak anak memahami berbagai suara yang mirip, tetapi memiliki arti berbeda,
seperti lapar dan lapor.
4. Bacakan buku dan jadikan kegiatan membaca sebagai bagian dari aktivitas harian.
Adapun The National Association for The Education of Young Children
(NAEYC) yang dikutip oleh Eliason dan Jenkins (2012) memaparkan beberapa
kriteria yang mendukung pengembangan bahasa anak sebagai berikut:
1. Anak harus diberikan pengalaman untuk menggunakan buku sesuai dengan cara
mereka sendiri.
2. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru adalah membacakan secara individual
untuk anak.
3. Fondasi dari kesiapan membaca dikembangkan dengan membangun kesenangan
anak terhadap bacaan, nyanyian, syair, dan games serta melalui kesempatan anak
harian yang terencana bagi setiap anak untuk menyimak dan merespons berbagai
jenis buku, termasuk buku bergambar, buku dengan sedikit kata, dan buku-buku
dengan syair.
4. Anak berpartisipasi dalam aktivitas yang mengijinkan mereka menjadi lebih akrab
dengan tulisan.
5. Anak diberikan beragam kesempatan untuk belajar membaca dengan huruf-huruf
yang sudah dikenali, kalimat, dan buku sederhana.
6. Anak memilih dan memiliki banyak kesempatan untuk menulis atau
menyampaikan ide-ide mereka.
7. Anak secara rutin di siapkan dengan beragam pilihan kesempatan untuk
mengembangkan kesadaran fonologis (phonological awareness).
8. Anak diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi fonem dalam kata-kata melalui
aktivitas beragam termasuk menulis dan games.
9. Buku-buku di display dan kegiatan menulis terus di semangati pada kegiatan di
kelas.
Adapun beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan bahasa
anak, khususnya pada saat anak berbicara, sebagai berikut:
1. Ketika anak berbicara, ulangi apa yang dikatakan oleh anak dengan menggunakan
bahasa yang baik dan pelafalan yang tepat. Anak usia 3-4 tahun seharusnya sudah
mampu mengucapkan hampir 75 % jelas pelafalannya.
2. Tambahkan kata atau gagasan baru terhadap apa yang dikatakan oleh anak.
Gunakan Kata yang berbeda untuk memberikan makna yang sama.
3. Bertanyalah kepada anak dengan kalimat Tanya yang membuat anak menjawab
lebih dari satu atau dua kata jawaban.
4. Karena membaca dan bahasa berjalan bersama, membaca membantu anak untuk
mempelajari bahasa. Bahasa yang baik membantu anak belajar membaca dan
menulis.
5. Dalam kegiatan membaca, buatlah cerita sendiri melalui buku-buku bergambar,
tanpa atau dengan buku yang ada teksnya.

Buku sebaiknya mencerminkan identitas, bahasa utama dan budaya anak.


Dalam menggembangkan kemampuan membaca, berikan kesempatan kepada anak
untuk membaca, menulis, dan komunikasi verbal melalui aktivitas harian di kelas.
Kita dapat menyediakan banyak buku baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam
bahasa lainnya, karena anak mencoba menangkap makna dari gambar-gambar yang
ada pada buku, bukan dari tulisan yang tercetak.

Eliason dan Jenkins (2012) jenis buku yang dapat digunakan untuk
mengembangkan kemampuan bahasa anak sebagai berikut :

1. Buku informasi atau non fiksi (informational or nonfiction book), yaitu buku yang
dapat memberikan informasi yang realistis dan autentik tentang berbagai hal yang
berkaitan dengan lingkungan sekitar.
2. Contoh buku informasi: ensiklopedia, atlas bergambar, dan buku resep masakan.
3. Cerita rakyat tradisional (traditional tales and stories) dan cerita rakyat (folktales).
4. Buku tentang keragaman budaya (multicultural books).
5. Fabel, cerita dengan tokoh utama binatang dan terdapat pesan moral di dalamnya.
6. Mitos (myths), diciptakan untuk menjelaskan sebuah kejadian.
7. Fiksi sejarah (historical fiction)
8. Biografi atau auto biografi , buku mengenai riwayat kehidupan yang dialami oleh
seseorang, baik ditulis sendiri atau orang lain.
Menurut Neuman (2000), beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan oleh
guru dalam pengembangan bahasa anak sebagai berikut:
1. Berbicara dua arah (interaksi timbal balik) dengan anak, dalam percakapan
sehari-hari.
Melalui pengalaman ini, anak akan belajar kosa kata baru dan berbicara dalam
konteks yang sangat penting bagi anak dalam memperluas pengalaman.
2. Bacakan dan ulangi bacaan Cerita dengan Teks yang dapat diprediksi oleh anak.
Anak akan belajar memahami sebuah symbol dan memprediksi kelanjutan
sebuah cerita.
3. Semangati anak untuk menceritakan pengalaman dan Mendiskripsikan Ide dan
Kejadian yang penting bagi mereka.
4. Kunjungi Perpustakaan secara teratur.
Mengunjungi perpustakaan akan menumbuhkan kesadaran akan budaya
keaksaraan dan mempelajari dunia disekitarnya.
5. Sediakan kesempatan bagi anak untuk menggambar dan mencetak serta
menggunakan alat-alat menulis.

C. TUJUAN PENGEMBANGAN BAHASA ANAK USIA 3 – 4 TAHUN


Penggunaan bahasa oleh anak sangat berhungungan dengan persepsi mereka
terhadap dunia sekelilingnya. Menurut Neuman, Copple dan Bredekamp (2000:20),
adalah kesadaran dan eksplorasi. Anak menjelajahi lingkungan sekitarnya dan
membangun fondasi untuk belajar membaca dan menulis. Pada usia pra sekolah anak
diharapkan dapat :
1. Menikmati, menyimak dan mendiskusikan buku cerita.
2. Memahami bahwa huruf yang tercetak membawa sebuah pesan.
3. Terlibat dalam kegiatan membaca dan menulis.
4. Mengidentifikasi label dan tanda yang pada lingkungan sekitarnya,
5. Ikut serta dalam kegiatan games berirama.
6. Mengidentifikasi beberapa huruf dan mencocokkan beberapa huruf dengan
suaranya.
7. Menggunakan huruf yang mudah dikenali atau huruf yang tepat untuk
mencerminkan bahasa tulisan (khususnya kata-kata yang bermakna, seperti nama).

Dalam permendiknas No. 58 tahun 2009 mengenai Standar PAUD, pada anak usia 3 –
4 Tahun , khususnya pada bidang pengembangan bahasa , anak diharapkan mampu :
(1). Menerima bahasa, (2). Mengungkapkan bahasa.
MODUL 7

Kegiatan Belajar 2

IMPLEMENTASI DAN PENILAIAN PENGEMBANGAN BAHASA

A. IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN BAHASA MELALUI BERBAGAI


METODE
Implementasi pengembangan bahasa anak untuk anak usia 3-4 tahun melalui berbagai
metode berikut:
1. Menyusun Kereta Alfabet
2. Menyusun Gambar Seri
3. Tebaklah Aku! Aku Berguna Untuk Apa?
4. Mencocokkan antara Gambar, Benda dan Tulisan
5. Menulis Huruf Ampelas
6. Puzzle Huruf
7. Bermain Telepon-teleponan
8. Tebaklah Aku! Binatang Apakah Aku?
9. Menyusun Benda Kecil Menjadi Huruf
10. Bercerita dengan Boneka Jari
11. Bercerita dengan Boneka Tangan
12. Membuat Buku tentang Makanan Kesukaanku
13. Kuda Bisik
14. Melabel Meulair (Furniture) di Kelas
15. Mencari Huruf
16. Bercerita dengan Tas Misteri
17. Menyusun Nama
18. Menjiplak Huruf
19. Membuat Triarama
20. Menjahit Huruf Awal Nama Sendiri
21. Boneka Stik Es Krim
22. Boneka sendok dan Centong
23. Bermain Simon Say

B. PENILAIAN PENGEMBANGAN BAHASA


Kemampuan berbahasa anak perlu dinilai setiap hari melalui sebuah cara yang
disebut asesmen perkembangan. Asesmen merupakan proses mengamati, merekam,
dan mendokumentasikan pekerjaan yang dibuat anak.
Kemampuan bahasa anak dapat dinilai melalui observasi/ pengamatan dan
melakukan wawancara sederhana. Jika tujuannya adalah mengetahui pemahaman
anak, kita dapat meminta anak untuk menceritakan kembali sebuah cerita dengan
bahasa mereka. Jika tujuannya adalah mengetahui kesadaran fonetis anak, kita dapat
meminta anak untuk menggambar dan menulis dengan kata-kata mereka. Jika tujuan
ingin mengevaluasi konsep anak tentang bahan yang tercetak, kita dapat mengamati
anak membaca buku sendiri.
Teknik asesmen yang dapat digunakan menilai kemampuan bahasa anak usia 3-4
tahun:
1. Catatan Anekdot
Catatan anekdot merupakan sebuah bentuk penilaian yang digunakan untuk
mencatat kejadian atau peristiwa penting dalam pengembangan bahasa anak. Guru
harus melakukan pengamatan rutin setiap hari terhadap kegiatan berbahasa,
terutama dalam perilaku anak yang menunjukkan hal berikut : (1) dapat
menyimak, (2) dapat mengenal bentuk visual dan nama huruf alfabet, (3) dapat
mengetahui perbedaan antara gambar dan tulisan, (4) memahami bagian “depan”
dan “belakang” dari sebuah buku, (5) memahami cara membaca sebuah teks, dari
kanan ke kiri atau dari atas ke bawah.
2. Checklist Perkembangan
Checklist perkembangan merupakan daftar sejumlah kriteria yang telahditetapkan
sebelumnya untuk merekam pengamatan yang akan diklakukan oleh guru.
3. Skala Rating
Skala rating merupakan sebuah tehnik asesmen menurut tingkaan keberadaan
perkembangan anak. Teknik ini hampir sama dengan daftar cek (checklist)
perkembangan, tetapi lebih berfokus pada tingkatan keberadaan perkembangan
anak yang disusun dalam daftar sistematis untuk merekam serangkaian perilaku
dan tindakan anak yang sangat spesifik.
4. Portopolio
Portopolio merupakan koleksi yang sistematis dan tertata yang digunakan oleh
guru dan anak untuk memantau pengetahuan, ketrampilan dan sikap anak dalam
salah satu objek yang spesifik.
Portopolio anak dapat berupa sebagai berikut:
a . Kumpulan hasil penilaian menggunakan teknik asesmen yang lain
seperti chhecklist perkembangan bahasa, hasil pengamatan dengan
skala rating atau catatan anekdot.
b . Rekaman radio tape tentang kegiatan membaca syair,berdiskusi
dengan guru atau membaca buku cerita.
c . Rekaman video tentang kegiatan bermain peran atau bercerita dengan
media.
d . Hasil karya anak dalam mencoret menggunakan beragam media
seperti krayon, pensil, spidol.

Anda mungkin juga menyukai