Bahasa memiliki peran yang sangat penting sebagai alat komunikasi untuk seseorang
sederhana yang dapat dimengerti oleh orang lain. Pada era globalisasi ini, masyarakat
Inggris. Seiring berjalannya waktu bahasa Inggris tidaklah lagi dianggap sebagai
bahasa asing bagi masyarakat Indonesia, karena bahasa Inggris sudah diresmikan
berkomunikasi.
Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia, New Zealand, Afrika Selatan, dan di
negara lainnya. Bahasa Inggris (English) merupakan bahasa resmi dari banyak
Bahasa Inggris dipergunakan di lebih banyak negara di dunia dibanding bahasa yang
lain serta dibanding bahasa yang lain kecuali bahasa Cina, bahasa ini juga
untuk memahami dan atau menghasilkan lisan dan / atau teks tertulis yang
masyarakat Indonesia untuk dapat menguasai bahasa Inggris. Oleh karena itu
mempelajari dan menguasai bahasa Inggris sebagai alat komunikasi adalah hal yang
sangat penting bagi masyarakat Indonesia untuk merespon tuntutan kemajuan zaman.
Awalnya pelajaran bahasa Inggris mulai diperkenalkan dari siswa kelas SMP, tetapi
sekarang pelajaran bahasa Inggris sudah mulai diperkenalkan dari siswa kelas SD
bahkan siswa yang masih duduk di usia Taman Kanak-kanak atau Play Group juga
Dari beberapa penelitian yang dilakukan pada anak usia 4-6 tahun dan
orangtua dari keluarga imigrasi yang menetap di Australia menyatakan bahwa “Anak
usia 4-6 tahun dapat berbicara dalam bahasa Inggris dengan pronunciation yang
bagus seperti native speaker (penduduk asli), sedangkan orang tua mereka dapat
berbahasa Inggris dengan lancar tetapi tidak mencapai kemampuan anak-anak,
mereka mengalami kesulitan dalam pronunciation, pemilihan kata dan grammar yang
Berkaitan dengan hasil penelitian menunjukan bahwa anak usia dini lebih
mudah mempelajari bahasa asing dari pada orang dewasa. Hal ini membuktikan
kemampuan otak anak usia 4-6 tahun dua kali lebih aktif, berkesinambungan dan
fleksibel dari pada kemampuan otak orang dewasa (Shore, 1997) dalam (Dianne,
2008:3). Oleh karena itu usia dini merupakan usia emas yang paling peka dan sangat
is no longer possible, because it will end around the onset of puberty. That is why
learning English as the second language must be started early. Maksudnya individu
mempunyai masa penting (periode sensitif) untuk dapat dengan mudah dan cepat
menguasai bahasa yang disebut dengan “critical period” yaitu saat usia seseorang
belum memasuki masa pubertas. Ketika masa pubertas itu datang maka “critical
period” akan memudar dan ada banyak kendala yang dihadapi sehingga hasil yang
diperoleh tidak maksimal, terutama dalam menguasai pronunciation atau lafal dalam
mengucapkan kosa kata bahasa asing. Oleh karena itu mempelajari bahasa Inggris
sebagai bahasa kedua sangatlah penting diajarkan dari sejak usia dini.
2.2.1.2 Kosa Kata
Hatch dan Brown (1995: 1) menyatakan bahwa kosakata adalah suatu daftar
atau rangkaian kata untuk suatu bahasa tertentu yang mungkin digunakan oleh
pembicara perseorangan. Richards dan Renandya (2002: 81) kosakata adalah salah
satu komponen utama dalam penguasaan bahasa yang memberikan banyak dasar
Menurut Ur (1998: 60) kosakata dapat didefinisikan sebagai kata yang diajarkan
dalam bahasa asing. Berdasarkan Hatch dan Brown, kosakata merupakan serangkaian
kata yang terdapat dalam suatu bahasa tertentu. Richards dan Renandya menyatakan
bahwa kosa kata adalah komponen penting dalam bahasa. Sementara itu, Ur
menambahkan bahwa kosakata berkaitan dengan kata yang diajarkan dalam bahasa
asing. Berdasarkan empat definisi diatas, kosakata merupakan inti penting dari suatu
bahasa yang dibagun dalam serangkaian kata dalam bahasa asing yang digunakan
untuk mengekspresikan sebuah arti. Sebuah kata disini adalah simbol dalam bentuk
serangkaian alfabet yang melambangkan sebuah objek dalam bentuk fisik atau ide.
Kosakata dapat didefinisikan sebagai '' kata-kata yang harus kita ketahui untuk
berkomunikasi secara efektif; kata-kata dalam berbicara (kosa kata ekspresif) dan
kata-kata dalam mendengarkan (kosa kata reseptif) ''. Selain itu, Burns dalam
(Mappiasse. dkk. 2014) mendefinisikan kosakata sebagai stok kata kata yang
digunakan oleh seseorang, kelas atau profesi sedangkan menurut Zimmerman dalam
(Nurjanna & Pratama, 2018) kosakata adalah pusat dari bahasa dan sangat penting
bagi pembelajaran bahasa tipikal. Lebih lanjut, Diamond dan Gutlohn dalam
(Alqahtani, M. 2015) bahwa kosakata adalah pengetahuan kata dan makna kata.
Beberapa ahli membagi kosa kata menjadi dua jenis: kosa kata aktif dan pasif.
Harmer dalam (Putri & Ariati, 2018) membedakan antara kedua jenis kosakata ini.
Jenis kosakata pertama mengacu pada yang telah diajarkan oleh siswa dan yang
diharapkan dapat mereka gunakan. Sementara itu, yang kedua merujuk pada kata-kata
yang akan dikenali oleh siswa ketika mereka bertemu dengan mereka, tetapi yang
pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris untuk anak usia dini masih banyak
Inggris, kosa kata (vocabulary) merupakan salah satu faktor yang sangat penting.
Kosa kata bahasa Inggris akan lebih mudah diterima dan dipahami oleh anak jika
Masalah pembelajaran secara umum dalam penelitian ini adalah ketika anak memulai
pelajaran dan mendengar kosa kata yang tidak dimengerti, maka hal itulah yang
membuat anak menjadi malas belajar, apalagi dengan penggunaan teknik yang
monoton dan tidak menarik sehingga anak merasa sangat bosan pada saat
Mengingat bahasa adalah merupakan salah satu bahasa asing yang ada di
sesuai dan efektif. Faktor emosi sangatlah berperan penting dalam pembelajaran
Kanak-kanak atau Pendidikan Anak Usia Dini serta dapat menguasai metode-metode
yang benar dalam proses pembelajaran bahasa Inggris pada anak, sehingga dapat
bagi anak.
yang senang bernyanyi dan aktif bergerak, maka akan dapat mengurangi tekanan atau
perasaan bosan pada anak saat belajar kosa kata bahasa Inggris. Dengan keceriaan
yang muncul dari dalam diri anak (positive mood) akan memberikan pengaruh yang
baik bagi anak saat mempelajari kosa kata bahasa Inggris. Selama masa kanak-kanak,
menengah dan akhir, anak-anak membuat banyak kemajuan dalam kosakata serta tata
bahasa mereka. Kosa kata dan tata bahasa cara anak memikirkan kata-kata yang
berubah selama masa kanak-kanak menengah dan akhir. Kosakata adalah himpunan
pada anak usia dini adalah 1) Berkomunikasi secara non verbal melalui isyarat,
bersajak dalam kosakata yang familiar, bergabung dengan permainan sajak, dan
menirukan lagu atau puisi bersajak. 5) Mulai memaparkan kembali isi cerita. 6) Mulai
mencermati bunyi awal pada kosakata familiar dengan menyadari bahwa pengucapan
beberapa kata dimulai dengan cara yang sama. 7) Menunjukkan kemajuan tetap
perhatian pada pembicara. 10) Mendengarkan dan terlibat dalam percakapan pada
teman.
memungkinkan para siswa untuk mempelajari kosakata bahasa inggris baru dengan
tantang definisi TPR sebagai metode pembelajaran bahasa yang efektif dan
San Jose California yang telah sukses dalam pengembangan metode pembelajaran
langsung pada anak mengandung suatu perintah, sehingga anak tersebut akan
“Total Physical Response (TPR) atau Respon Fisik Total ini merupakan metode
pembelajaran bahasa Inggris yang sesuai untuk anak usia dini dimana
bahasa asing dengan perintah atau instruksi”. Richards & Rodgers (1999:87) juga
disusun pada koordinasi perintah (command), ucapan (speech) dan gerak (action);
Hal ini juga diperkuat oleh Richard (2001:73) yang juga menyatakan bahwa
Total Physical Response atau Respon Fisik Total merupakan metode pengajaran
bahasa yang menggunakan kerjasama ucapan dan gerak tubuh yang merupakan usaha
untuk mengajarkan bahasa melalui sebuah aktifitas. Metode TPR merupakan metode
pembelajaran bahasa yang berhubungan antara koordinasi perintah, ucapan dan gerak.
Sehingga seorang guru berusaha mengajarkan bahasa melalui aktifitas fisik. Begitu
juga dengan Tarigan (2009, :133) yang berpendapat bahwa “dalam metode TPR
pemahaman dan ingatan diperoleh dengan baik melalui gerakan tubuh para siswa
bahasa merupakan sarana ampuh untuk memanipulasikan tingkah laku para siswa dan
dini”.
Dari berbagai definisi TPR di atas dapat disimpulkan bahwa metode TPR
merupakan metode yang sangat mudah diaplikasikan dalam pengajaran bahasa karena
pada anak didik dalam pembelajaran bahasa khususnya pada saat mempelajari bahasa
asing yang dalam hal ini adalah bahasa Inggris. Metode TPR juga dapat menciptakan
suasana hati yang positif pada anak didik yang dapat memfasilitasi pembelajaran
3. Pemahaman dan retensi paling baik dicapai melalui gerakan tubuh siswa
5. siswa tidak boleh dipaksa untuk berbicara sebelum mereka siap. Kemampuan
berbicara akan muncul secara alami sejalan dengan liternasi bahasa target.
ada beberapa langkah untuk mengajarkan metode TPR yang harus diketahui
dan dilakukan guru sebelum mengajar dengan menggunakan TPR. TPR menjadi
metode yang efektif jika guru mengetahui langkah-langkah dasar TPR. Proliteracy
2. Sebelum sesi pelajaran, guru membuat daftar perintah lengkap sesuai rencana
4. jika guru mengajar siswa yang berkelompok, pilih dua atau tiga siswa untuk
demonstrasi.
perintah yang telah diajarkan dengan urutan yang sama seperti yang
Menurut Larsen & Freeman (2000:111-113), ada tiga belas aspek di dalam
1) Bahasa target harus disajikan secara utuh, tidak hanya kata demi kata.
berbicara.
3) Siswa pada awalnya memanggil satu bagian bahasa dengan cepat dengan
sendiri.
6) Sangat penting agar siswa merasa sukses. Perasaan sukses dan rendahnya
dari potongan bahasa target. Mereka perlu memahami lebih dari kalimat yang
13) Siswa diharapkan membuat kesalahan saat pertama kali mulai berbicara. Guru
harus toleran terhadap mereka. Bekerja pada detail bahasa yang bagus harus
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Hartini (2018) dengan judul penelitian
“Pengaruh metode total physical response terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran bahasa inggris di kelas III MI Nurul Islam Sukarbela tahun
pengeruh metode total physical response terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran bahasa inggris di kelas III MI Nurul Islam Sukarbela tahun
2. Penelitian yang dilakukan oleh Aida Fitriyani Khusniyati (2020) dengan judul
3. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Luh Suantari, Putu Aditya Antara, dan Putu
Bahasa Inggris antara anak yang diberikan pembelajaran dengan metode Total
4. Penelitian yang dilakukan oleh Yuli Astutik dan Choirun Nisak Aulina (2017)
bahasa inggris siswa taman kanak-kanak”. Tujuan penelitian ini untuk melihat
5. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu Lilis Suryani, Setiyo Utoyo, Nunung
kosakata pada anak usia 4-5 tahun di TK Nusa Indah”. Tujuan penelitian ini
Total Physical Response (TPR) dalam mengenalkan kosakata pada anak usia
4-5 tahun di TK Nusa Indah. Hasil penelitian ini bahwa uji validasi ahli
dengan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian Hartini, Aida
Fitriyani Khusniyati, Ni Luh Suantari, Putu Aditya Antara, Putu Rahayu Ujianti, Yuli
Astutik dan Choirun Nisak Aulina, Ni Putu Lilis Suryani, Setiyo Utoyo, Nunung
Surya Jamin Dan Yenti Juniarti terletak pada judul penelitian yang dilakukannya itu
tentang pengaruh metode total physical response pada anak. Sedangkan perbedaan
terletak pada waktu dan lokasi penelitian, tehnik pengumpulan data yang digunakan
anak TK. Saat ini pengaruh penggunaan bahasa Inggris di TK sangat besar, tidak
hari. Kemampuan kosakata merupakan kemampuan paling awal sebelum anak bisa
antara umur dua sampai tujuh tahun. Segala macam aspek dalam berbahasa harus
diperkenalkan kepada anak sebelum masa sensitif ini berakhir. Pada periode sensitif
ini sangat penting diperkenalkan cara berbahasa yang baik dan benar, karena keahlian
Montessori,1991). Berdasarkan teori tersebut, adalah tepat jika bahasa Inggris mulai
secara bertahap. Pemilihan materi yang sesuai dengan usia anak dan juga efektif
untuk perkembangan kognitif bahasa anak serta situasi belajar yang menyenangkan
dibutuhkan agar proses belajar mengajar dapat berjalan lebih baik. Metode dan proses
pengajaran dalam konteks yang komunikatif meliputi konteks situasi sosial, kultural,
kesenian, kerajinan dan mengutamakan gerakan fisik adalah metode yang sangat
sesuai dan efektif jika digunakan dalam proses belajar bahasa Inggris khususnya bagi
hanya pada permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini penerapan metode
total physical response (TPR) merupakan sebuah metode bahasa asing yang
diterapkan melalui perintah dari Pendidik dan dilaksanakan dengan respon fisik oleh
Peserta Didik. Pada dasarnya tujuan metode total physical response (TPR) adalah
berkomunikasi secara baik dan benar menggunakan bahasa Asing khususnya bahasa
Inggris.
Penerapan metode total physical response (TPR) pada penelitian ini akan
diterapkannya metode total physical response (TPR) pada materi kosakata. Penerapan
metode total physical response (TPR) tidak luput dari berbagai faktor yang akan
menghambat pelaksanaan metode tersebut. Faktor yang dapat mempengaruhi
penerapan metode total physical response (TPR) yaitu faktor psikologi pada Anak
atau Peserta Didik yang mempunyai rasa malu atau merasa stres dan keterbatasan
dalam pengucapan. Dalam mengatasi faktor yang ada, perlu adanya tindakan dari
Pendidik untuk menciptakan suasana atau kondisi belajar mengajar yang baik dan
menyenangkan dapat menghilangkan rasa malu, stres dan tertekan bagi Peserta Didik.
Berdasarkan penelitian terdahulu dan para ahli peneliti yang telah menerapkan
metode total physical response (TPR) menunjukkan bahwa hasil yang didapat telah
Peserta Didik dalam berbahasa Asing khususnya bahasa Inggris. Maka dalam
penelitian kali ini, Peneliti dalam penerapan metode total physical response (TPR) di
Kemampuan Kosakata
Bahasa Inggris