Anda di halaman 1dari 19

Perkembangan Bahasa

Lisan AUD

Puput Trie Utami 1631511002


Siti Alifi Istighfari D 163151100
Hakikat Perkembangan Bahasa Lisan

 Bahasa lisan secara umum dapat di artikan suatu


penyampaian maksud (ide, pikiran, gagasan atau isi hati)
seseorang terhadap orang lain dengan menggunakan
bahasa sehingga maksud tersebut di pahami orang lain

Hariadi dan ZamZami (1996)/ 19967:54)


Suatu proses berkomunikasi sebab di dalamnya terjadi pesan
dari suatu sumber ketempat lain. Berbicara juga merupakan
bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor
fisik, psikologis, neurologis, simantik dan linguistik.
Hakikat Perkembangan Bahasa Lisan

Tarigan (1983:15) suhartono 2005


Bicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,
menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan
perasaan.

Stewart dan Kenner Zimer (DEBDIBUD (1984/1985:8)


dalam suhartono 2005
Memandang kebutuhan atau komunikasi yang efektif di anggap
suatu yang esensial untuk mencapai keberhasilan dalam setiap
individu, baik aktifitas individu maupun kelompok.
Tujuan Pengembangan

 Agar anak dapat melafalkan bunyi


bahasa yang digunakan secara tepat

 Agar anak mempunyai


pembendaharaan kata yang memadai
untuk keperluan berkomunikasi

 Agar anak mampu menggunakan


kalimat secara baik untuk
berkomunikasi secara lisan.
Tujuan Pengembangan

Hartono(1992:58) Suhartono(2005:123)

 Memiliki pembendaharaan kata yang cukup yang di


perlukan untuk berkomunikasi
 Mau mendengarkan dan memahami kata-kata serta kalimat.
 Mampu mengungkapkan pendapat dan sikap dengan lapal
yang tepat
 Berminat mengunakan bahasa yang baik
 Berminat untuk menghubungkan antara bahasa lisan dan
tulisan.
Tahap – tahap Perkembangan

Mengoceh dan Tertawa


Bulan ke-2

Anak mulai mengembangkan kemampuan mendengar serta


mengkaitkannya dengan sumber suara yang ada disekitarnya, anak mulai
mengarahkan matanya untuk mencari sumber suara yang didengarnya
dan mulai memunculkan reaksi sosial seperti tersenyum dsb

Pada saat ini juga anak-anak sudah mulai merespon bunyi-bunyian


yang di dengarnya. Suara musik biasanya akan membuat anak
tenang. Tetapi apabila suara hentakan, anak akan cenderung kaget
dan ketika sedang tidak enak, kemudian mendengar suara gaduh,
maka anak akan menangis.
Tahap – tahap Perkembangan

Mengoceh dan Tertawa


Bulan ke-2
Anak mulai mengeluarkan bunyi yang sederhana. Umumnya,
suara itu ditiru anak adalah suara yang didengarnya ketika di
gendong atau diajak main oleh orang dewasa yang ada di
sekitarnya. Anak pada saat ini sudah bisa mengeluarkan suara
vokal, seperti “ aaaah” atau “ooooh”. Suara inilah yang dikenal
dengan istilah mengoceh
Tahap – tahap Perkembangan

Babling (meraba)
Awal bulan ke-6
 Anak sudah menghasilkan bunyi dasar vocal, seperti “aaaah”atau
“uuuuh”.
 Anak akan membalas ucapan anda, akan berucap walaupun tidak
diajak bicara,
 Mulai mengeluarkan suara konsonan. Biasanya yang paling
mudah diucapkan adalah : (B, M, P) tidak heran pada usia ini
anak mulai mengucapkan “baaa”,”maaa”, atau “paaa”.
 Seiring dengan mahirnya ia memadukan antara vokal dengan
vokal, misalnya “aaaaooo” dan panduan vocal dengan konsonan
“aaaaggh”
Tahap – tahap Perkembangan

Memahami arti kata


Usia 9 bulan

 Anak mulai memahami perintah dan larangan sederhana,


umumnya anak sudah bisa memahami kata “tidak”,
meskipun dia tidak selalu mematuhinya.
 Anak mulai bereaksi ketika dipanggil namanya dan
mencari sumber panggilan.
 Pemahaman bayi semakin berkembang seiring dengan
kemampuannya mengingat kata-kata tertentu yang anda
ucapkan. Anak mulai menghubungkan kata-kata dengan
benda-benda atau sosok.
Tahap – tahap Perkembangan

Mulai menirukan suara


Usia awal 11 bulan

Kemampuan berbahasa anak mulai matang, anak


sudah mahir mengucapkan paduan suku kata yang 
mengandung makna tertentu, dan terampil
menggunakan bahasa tubuhnya, mulai
mengembangkan keterampilan membunyikan kata-
kata sebagaimana mestinya. Misalnya,
mengembangkan tangannya dengan mengatakan
“mama”, ketika si kecil ingin ibu menggendongnya.
Prinsip Pengembangan

Ekspresi
Mengekspresikan kemampuan
Interaksi bahasa. Ekspresi kemampuan
Interaksi anak dengan bahasa anak dapat di salurkan
lingkungan sekitarnya, melalui pemberian kesempatan
membantu anak memperluas pada anak untuk
kosa katanya dan mengungkapkan pikiran dan
memperoleh contoh dalam perasaannya secara tepat.
menggunakan kosa kata
tersebut secara tepat.
Fungsi Perkembangan Bahasa

Fungsi Instrumental; Fungsi Regulative; Fungsi


Interaksional;
bahasa di gunakan bahasa di gunakan
sebagai alat untuk mengatur orang bahasa di gunakan
perpanjangan lain” jangan ambil untuk bersosialisasi “
tangan”tolong buku ku!” apa kabar?”
ambilkan pensil’’.

Fungsi Personal; Fungsi Heuristic / Fungsi Imajinatif;


mencari informasi; bahasa digunakan
bahasa di gunakan untuk memperoleh
untuk mengungkapkan bahasa di gunakan kesenangan,
perasaan, pendapat, untuk bertanya. “Apa misalnya, bermain-
dan sebagainya. “saya itu?” main dengan bunyi,
senang sekali!” irama.

Fungsi Representative;
bahasa di gunakan untuk memberikan informasi atau fakta. “sekarang hujan”.
Fungsi Perkembangan Bahasa
untuk Anak

DEPDIKNAS (2000)

 Sebagai alat untuk berkomunikasi dengan lingkungan


 Sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan
intelektual anak
 Sebagai alat untuk mengembangkan ekspresi anak
 Sebagai alat untuk menyatakan perasaan dan buah pikiran
kepada orang lain
Tujuan Komunikasi untuk
AUD
1. Bahasa Reseptif 2. Bahasa Ekspresif
 Membantu anak mengekspresikan
kebutuhan, keinginan dan perasaan
 Membantu anak secara verbal.
mengembangkan kemampuan
mendengarkan  Mendorong anak untuk berbicara
secara lebih jelas dan tegas sehingga
 Membantu anak mudah dipahami.
mengindentifikasi konsep  Mendorong kepasihan berbahasa.
melalui pemahaman pelabelan
kata-kata.  Membantu anak memahami bahwa
komunikasi dapat berpengaruh lebih
efektif terhadap lingkungan sosial
 Meningkatkan kemampuan untuk dan lingkungan anak.
merespon pembelajaran langsung
Membantu anak untuk mereaksi
setiap komunikasi lainnya

3. Komunikasi Verbal 4. Mengingat dan membedakan


Strategi Pengembangan
Bahasa Lisan

• Dimulai dari penampilan prinsip-prinsip yang diketahui


Strategi Deduktif ke prinsip-prinsip yang belum diketahui

• Pembelajaran dimulai dari prinsip-prinsip yang belum


Strategi Induktif diketahui

• Kesempatan belajar secara individual sampai


Strategi Belajar menuntaskan pelajaran sesuai irama belajar masing-
Tuntas masing.

Strategi Ekspositori • Berpusat pada guru


Langsung
Metode Pembelajaran Lisan

 Ulang-ucap;
 Lihat-ucapkan;  Reka cerita gambar;
 Menjawab pertanyaan;  Bercerita
 Bertanya;  Memberi petunjuk;
 Pertanyaan menggali;  Melaporkan;
 Melanjutkan cerita;  Bermain peran;
 Menceritakan kembali;  Wawancara;
 Percakapan;  Diskusi;
 Parafrase;  Bertelepon;
 Dramatisasi.
Faktor Penunjang

2. Faktor NonKebahasaan
1. Faktor Kebahasaan  Sikap yang wajar
 Tenang dan tidak kaku
• Ketepatan ucapan
 Pendangan harus diarahkan
• Penempatan tekanan ke lawan bicara
nada, sendi atau durasi  Kesediaan menghargai
yang sesuai orang lain
• Pilihan kata  Gerak-gerik dan mimik yang
• Ketepatan penggunaan tepat kenyaringan suara
kalimat serta tata  Kelancaran
bahasanya  Relevansi, penalaran
• Ketepatan sasaran  Penguasaan topik.
pembicaraan.
Faktor Penghambat

Kesehatan
Kecerdasan
Jenis
Kelamin

Keluarga

Keinginan dan
Dorongan
Kepribadian
Kesimpulan

Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, produk bahasa


mereka juga meningkat dalam kuantitas, keluasan dan kerumitan.
Anak-anak secara bertahap berubah dari  melakukan ekspresi
menjadi melakukan ekspresi dengan berkomunikasi, yang juga
berubah dari komunikasi melalui gerakan menjadi ujaran. Anak usia
dini biasanya telah mampu mengembangka keterampilan berbicara
melalui percakapan yang dapat memikat orang lain. Mereka dapat
menggunakan bahasa dengan berbagai cara seperti bertanya,
berdialog dan bernyanyi.

Anda mungkin juga menyukai