Anda di halaman 1dari 2

Belajar untuk Belajar

Publikasi: 01/09/2004 08:22 WIB

eramuslim - Hakikatnya hidup ini merupakan rangkaian proses belajar dan menempa diri

agar menjadi lebih baik senantiasa. Sungguh, begitu banyak hal dapat disarikan dari

perjalanan detik demi detik kehidupan kita. Hal-hal yang kita rasakan, kita lihat, kita dengar,

kita keluarkan melalui lisan, semuanya bisa menjadi sesuatu yang sarat makna dan dapat

memperkaya khazanah pengalaman kita untuk selanjutnya dijadikan modal bagi proses

perbaikan diri, jika kita mau tentunya.

Little things mean a lot, ya, banyak hal kecil yang sesungguhnya memiliki makna yang begitu

besar, jika saja kita mau sedikit lebih memperhatikan, sedikit melihat lebih ke dalam, dan

sedikit saja berpikir. Ketika kita hanya memandang sesuatu dengan cara biasa, semuanya

akan tampak biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa, seakan memang demikianlah

seharusnya.

Ketika peristiwa-peristiwa yang kita temui atau kita jalani hanya lewat begitu saja, maka ia

hanya akan menjadi masa lalu hampa nilai yang tidak dapat memberikan pengaruh apa-apa.

Padahal jika kita mau sedikit saja menggali lebih dalam, mungkin tidak sedikit bekas-bekas

berharga yang tertinggal di sana. Sebagaimana halnya mutiara, sebelum ada yang

mengeluarkannya dari cangkang sang kerang, tidak ada yang dapat merasakan pancaran

keindahannya.

Menjadi pembelajar sejati, hal yang cukup sulit dilakukan saya rasa. Bagi saya, seorang

pembelajar sejati akan selalu mencoba mencari celah pembelajaran dari setiap kejadian yang

dialaminya maupun kejadian yang dialami oleh orang lain. Sungguh saya ingin menjadi orang

seperti itu: yang senantiasa dapat memaknai hidup dari sudut pandang positif, yang mampu

melihat nilai-nilai yang belum tersingkap, serta mampu memunculkan keberhargaan walaupun

begitu tersembunyi adanya. Siapa yang tahu di dalam cangkang kerang yang gelap tersimpan

mutiara yang begitu indah jika tidak ada yang mencoba menyelam ke dasar lautan dan

mendapatkannya. Ya, mutiara itu akan tetap ada, terlepas dari apakah ada yang berusaha

membuka cangkang kerang tempatnya bersemayam atau tidak.

Belajar, belajar, dan belajar, menunjukkan bahwa manusia benar-benar makhluk yang

memiliki banyak kelemahan dalam dirinya. Belajar, bagi saya merupakan bagian dari proses
menyaya (diambil dari istilah seseorang dalam sebuah tulisan *meng-aku), menjadi saya,

saya yang benar-benar saya, saya yang benar-benar dapat memberikan banyak manfaat bagi

orang lain, semoga. Dan proses ini belum akan berhenti sampai ajal menjelang, dan maut

datang menjemput. Saat itulah saya baru dapat menunjukkan dan mengatakan "Inilah saya,

saya seutuhnya, saya yang sesungguhnya".

ftz12@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai