Anda di halaman 1dari 6

• BAM 001 ‘Mengerti Kata Yang Bermakna’ (Amsal 1:1-2)

Bijaksana, Amsal memberikan uraian yang sangat luarbiasa pada kita tentang bijaksana. Kata yang
mengandung makna, kata adalah bunyi tapi bukan asal. Bunyi yang tersusun rapi menjadi sebuah kata
mengandung makna. Karena itu kata tanpa makna akan menjadi sesuatu yang sia-sia. Amsal
mengajarkan kepada kita kata yang mengandung makna artinya bagaimana kita memikirkan dan dengan
teliti mencermati tiap bagian yang mesti menerima didikan dan bertumbuh disana, sehingga kita makin
meningkatkan diri dalam kehidupan keseharian ini. Amsal, untuk mengerti kata yang bermakna bukan
yang sia-sia. Betapa pentingnya kita meneliti diri supaya jangan mengucapkan terlalu banyak kata
namun tanpa makna. Akan sangat mengesalkan jika berbicara tak dipahami orang, lebih mengesalkan
jika bicara disalah mengerti orang dan paling mengesalkan ketika berbicara nyaris taka da guna. Seperti
batu yang dilempar ke laut tak jelas kapan mendaratnya dan tak tahu apa yang terjadi di dalam laut
sana. Belajarlah untuk mengerti bijaksana Amsal, bekali diri sehingga kata yang kita ucapkan
mengandung makna. Sehingga kita bisa dipandang berwibawa, tak diremehkan orang tetapi mendapat
respect yang tinggi. Semoga anda menemukan bijaksana.

• BAM 002 ‘Pendidikan Untuk Pandai, Benar, Adil dan Jujur’ (Amsal 1:3)

Pendidikan tak hanya bertujuan untuk membuat seseorang menjadi pandai tetapi juga adil, benar dan
jujur. Tidakkah itu menjadi satu pikiran penting bagi kita di kehidupan ini? Karena dunia sedang
mengalami krisis yang sangat luar biasa, bukan sekedar moneter atau pasar modal tetapi krisis kita
justru menyangkut pada moral yang paling penting. Karena moral yang baik bisa menjaga ekonomi baik.
Adil akan menciptakan kenyamanan ketenangan bersama berarti itu rendah biaya untuk keamanan
karena anda tak perlu. Mengingat adil dan benar sudah ada semua orang rasa nyaman dan saling
menjaga. Karena itulah Pendidikan menjadi gugatan serius untuk mengajarkan menanamkan nilai benar,
adil dan jujur. Pandai bisa membuat seorang yang tidak jujur untuk juga pandai memainkan cara
mencuri kerja orang lain atau kerjasama mengarap sebuah soal dan menyelesaikannya. Pandai, bisa saja
anda pantai tanpa menyontek tetapi tak bermoral anda menghabisi yang lainnya. Pandai bisa saja
intelektual justru menjadi pandai merangsang dan merancang korupsi, tidakkah itu mengerikan? Tetapi
amat sangat menjanjikan kalau ada orang pandai tetapi juga benar adil jujur. Alangkah indahnya dunia
dan terjaminnya masa depan kita. Jangan lupa, pendidikan bukan hanya pandai tapi benar adil dan jujur.

• BAM 003 ‘Kecerdasan Bagi Yang Tak Berpengalaman’ (Amsal 1:4)

Bijaksana amsal memang sangat luar biasa. Amsal memberikan nilai-nilai tinggi dalam kehidupan anak
manusia. Ia memberikan kecerdasan bagi yang tidak berpengalaman, dan ia memberi bijaksana bagi
orang muda. Tak berpengalaman selalu menjadi gambar sederhana untuk dengan segera bisa
dimengerti . orang tak berpengalaman tentu karena kurang dalam belajar, kurang memahami banyak
aspek dikehidupan. Amsal memberikan kecerdasan, kecerdasan bukan hanya untuk tahu 1 + 1 =2
sebagai sebuah ilmu, lebih daripada itu. Untuk apa kita tahu? Bagaimana mengunakan apa yang kita
tahu? Apa baik dan bahayanya? Amsal bagaikan frame besar yang diberikan kepada kita dan kita tinggal
mengambar dengan tetap terjaga garis tepi sudah ada. Sementara bagi yang muda yang selalu ingin
memuaskan rasa mengikuti suara hati yang muda, yang penuh dengan nafsu dan gairah yang berpusat
pada diri. Amsal memberinya bijaksana, amsal mengajarkan apa hidup ini jika salah melangkah apa yang
akan terjadi? Amsal menunjukan ada apa jalan di depan sana sehingga yang muda tak akan menjadi
celaka. Amsal mengingatkan dan menggugat, tidakkah yang muda akan tertolong? Karena itu cintailah
amsal, maka dia akan memberikan bijaksana dan bagi yang bijaksana semakin bertambah-tambah
• BAM 004 ‘Bijak Menambah Ilmu, Pengertian Bahan Pertimbangan’ (Amsal 1:5)

Bijak bersikap dalam kehidupan akan menambah ilmu, tak salah. Apa korelasi ilmu dan bijak? Orang
bijak selalu memberi telinga untuk mendengarkan pendapat dan orang bijak akan mengolah berbagai
pendapat dan dapat satu nilai baru dalam hidupnya. Sudahkah kita menjadi orang yang bijak dalam
kehidupan kita? Menerima berbagai pendapat dan mampu mengolahnya dengan bijaksana, menjadi
sebuah pemahaman baru dan terus bertambah dalam hidup ini. Pikirkanlah bagaimana kehidupan jika
kita bijak memainkan peran. Akan sangat indah dan menyenangkan dan itulah bijak yang menambah
ilmu. Tak pernah berhenti sehingga kita terus bertumbuh dan berkembang dari hari ke hari. Semakin
limpah dengan ilmu dan semakin luas wawasan tentang kehidupan. Tak hanya piawai dalam mengerti
ilmu pengetahuan tetapi juga ilmu kehidupan. Karena banyak orang menjadi amat sangat pintar dan
punya ilmu yang tinggi tentang satu bidang disiplin yang digeluti tetapi seringkali kurang
berpengetahuan bagaimana hidup berumah tangga, tidakkah itu menyedihkan? Banyak orang piawai
dan berhasil mencapai posisi tertinggi namun saat bersamaan sangat rendah nilai hidup yang dijalani,
tidakkah itu tragedi? Karena itu bijaksanalah, tambahkan ilmu dan terus menggalinya. Jangan pernah
berhenti supaya batinmu puas menjalani hari-hari hidup ini.

• BAM 005 ‘Mengerti Perkataan dan Teka-teki Orang Bijak’ (Amsal 1:6)

Teka-teki orang bijak selalu mencekam. Merangsang kita untuk mengerti dan kita berusaha namun sulit
untuk dipahami, maklum teka-teki dari orang bijak. Karena itulah amsal mengurai berbagai nilai dan
perkara dalam hidup supaya dengannya kita tertolong untuk mengerti apa yang dimaksud dalam ibarat
dan teka-teki orang bijak. Sehingga teka-teki orang bijak yang sulit untuk dipahami karena ada hikmat
yang diberi. Bagaimana kita belajar untuk menjelajah sehingga hikmat mengajari, membuat yang sulit
terasa menyenangkan karena menemukan intisari dari apa yang dimaksud di dalamnya. Tidakkah itu
mengairahkan karena itu semangatilah diri untuk memiliki hikmat mengerti amsal ibarat teka-teki orang
bijak. Semuanya punya nilai-nilai tinggi akan diwarisi dan membawa kita mengayunkan langkah di
kehidupan ini, menemukan nilai-nilai yang tinggi, yang luar biasa dan itu pasti menyenangkan rasa.
Tidakkah anda rindu untuk sampai disana? Ayunkan langkah, pastikan anda tak berhenti berjalan di
tempat. Tapi terus menjelajah menemukan kemenangan yang penuh dengan gegap gempita yang
menyenangkan. Hidup memang indah namun teka-teki orang bijak akan menjadi kegairahan yang luar
biasa. Semakin menemukan dan memahami kesulitan. Menyibak misteri kehidupan dan dapatkan
kepuasan, hikmat menolong kita.

• BAM 006 ‘Iman dan Pengetahuan, Kebodohan dan Penolakan’ (Amsal 1:7)

Takut akan tuhan permulaan pengetahuan, menarik ketika ungkapan ini disampaikan amsal. Memikirkan
takut akan Tuhan permulaan pengetahuan ternyata keberimanan tak sama dengan kebodohan,
seringkali orang meremehkan jika engkau beriman jangan pikirkan justru Alkitab mengajarkan amsal
mengungkapkan pengetahuan yang tepat, pengetahuan yang bertanggungjawab justru menjadi buah
daripada iman. Berimanlah dan berpengetahuanlah, sehingga pengetahuan bukan sekedar pengetahuan
yang luluh lantah dalam perjalanan waktu. Tetapi mempunyai kekuatan yang memberi kegairahan,
menolak didikan itu kebodohan. Cintailah didikan dan beri telinga untuk mendengarkannya, buka hati
untuk menyimpannya. Supaya tiap langkah dikehindupan menjadi indah. Takut akan Tuhan permulaan
pengetahuan membuat kita tak sekedar berilmu tetapi beradab dalam kehidupan, perilaku yang
mengagumkan. Tidakkah itu menjadi indah? Orang yang cerdas tapi bermoralitas. Tidakkah itu
menyenangkan karena kehadiranmu akan menjadi harapan banyak orang. Tapi awas jangan bebal,
jangan menolak didikan, menutup telinga terhadap hardikan. Kalau memang ada kesalahan mengapa
malu untuk mengakui. Berubah dalam perjalanan waktu akan membangun masa depan. Takut akan
Tuhan permulaan pengetahuan.

• BAM 007 ‘Ajaran Ayah dan Ibu, Karangan Bungamu’ (Amsal 1:8-9)

Anak-anak jangan pernah menyia-nyiakan ajaran ayah dan ibumu, karena ajaran ayah dan ibu adalah
karangan bunga yang ditaruh pada diri seseorang tanda penghargaan, ada kehormatan karena sudah
memenangkan pertandingan. Ajaran ayah dan ibu jangan abaikan, karena itu akan menolong kita dalam
tiap langkah kehidupan dan membawa kita mencapai nilai-nilai tinggi dalam hari-hari hidup yang
dijalani. Ayah dan ibu tak kebetulan dalam kehidupan, mereka adalah rancangbangun sang pencipta,
yang merancang kehidupan keluarga. Ayah dan ibu yang bijak pasti mewariskan ajaran kepada anak
cucunya, generasi demi generasi yang takut akan sang pencipta aka nada. Dan generasi demi generasi
akan mendapatkan nilai-nilai ajaran yang tinggi tentang kehidupan ini. Tidakkah itu menyenangkan?
Karena itu anak-anak perhatikanlah ajaran ayah dan ibu, orang yang lebih tua darimu. Kata-kata mereka
bijaksana karena dilatarbelakangi perjalanan hidup yang tak sederhana. Mereka berpengalaman jatuh
bangun dikeseharian dan si muda anak-anakku, kau mendapakan intisari kehidupan. Bukankah
kegagalan ayah dan ibu yang diceritakan menjadi peringatan supaya jangan salah melangkah dan
keberhasilan menjadi rangsangan untuk juga engkau menggapainya. Selamat menjadi anak yang
bijaksana, mendengarkan ajaran orangtua.

• BAM 008 ‘Tolak Bujukan Dosa, Jangan Ikut Jalan Berdarah’ (Amsal 1:10-12)

Bujukan dosa selalu terasa nyaman, mengairahkan bagaikan rangsangan yang terlalu sulit untuk ditolak.
Mengatakan tidak pada bujukan itu bukan persoalan sederhana. Bujukan dosa, ribuan janji ada di sana.
Kenikmatan yang tak bertepi ditawarkannya. Membuat kita tergoda dan ingin segera meraupnya karena
dosa memberikan jaminan engkau bukan saja menikmati tetapi engkau akan mempunyai kehidupan
yang luar biasa. Namun jangan lupa dosa tetap dosa, ia punya perangkap yang memikat. Tapi awas,
perangkap tetap perangkap. Memikat hanyalah embel-embel tampilan luar yang ada namun di dalam
sangat membinasakan. Nah, coba pikirkan jalan berdarah yang sedang menanti karena kemana kaki
melangkah jika diwarnai dosa berdarah disana-sini. Darah orang tak salahpun bisa tumpah. Gambaran
darah adalah gambaran kekejian yang dimunculkannya tapi darah sendiri pun ikut tertumpah. Bunuh diri
mungkin itu kata yang pas untuk diucapkan, tapi tak segera mendapatkan kematian karena tercicil di
kehidupan. Artinya sepanjang jalan kehidupan hanyalah penderitaan. Jadi jangan beri telinga pada dosa,
arahkan hati pada amsal yang bijaksana yang mengajak kita bertuhan dan ingat sang pencipta supaya
dalam hidup ini menjadi sempurna.

• BAM 009 ‘Kemenangan Karena Menolak Ajakan Dosa’ (Amsal 1:13-14)

Menang adalah sebuah pertarungan yang harus diselesaikan, perkelahian dimana kita unggul dan diakui
sebagai pemenang. Tetapi itu kemenangan biasa, kemenangan diatas panggung arena. Namun
kemenangan yang dibicarakan amsal adalah kemenangan yang dosa, panggungnya adalah kehidupan.
Orang yang menang atas dosa bagaikan orang yang menang atas perkelahian dalam keseharian. Seperti
orang yang menguasai sebuah rumah dan mengambil apa saja yang diinginkannya. Seperti itulah
pemenang, ia akan mendapatkan gairah hatinya karena dia sudah menyelesaikan perkelahiannya. Tapi
perkelahian bukan soal urusan dengan daging dan darah tetapi hawa nafsu yang salah. Iya, dosa itu
namanya. Karena itulah hidup kita tiap hari adalah perkelahian sengit, bangun pagi mata terbuka dan
perkelahian sudah dimulai. Seribu satu godaan selalu ada untuk berbuat salah dan berbuat dosa.
Berjalan ke tempat kerja, di tempat kerja semakin menggila. Dosa mengincar menawarkan berbagai
aneka ragam kenikmatan yang seringkali tak tertolak karena terlalu menyenangkan. Disitulah
perkelahian sengit, seperti anda sudah kena pukul tapi jangan jatuh KO dan tak bangun lagi. Berusaha
bergerak bertindak memulihkan kesadaran dan mulai balas menyerang. Seranglah dosa dengan hidup
benar dan melakukan kebaikan. Engkau pemenangnya, selamat mengambil piala kebenaran.

• BAM 010 ‘Berani Berbeda, Jangan Sama Dengan Orang Bersalah’ (Amsal 1:15-16)

Orang bersalah ada banyak di sekitar kita, tak mungkin dunia membersihkannya. Orang bersalah tak
pernah habis dari hari ke hari. Justru cenderung bertambah, itu adalah realita. Memimpikan dunia tanpa
orang bersalah nyaris tak ada, itu utopia. Mimpi yang berlebihan yang sangat ideal yang sangat tak
mungkin diwujudkan. Namun orang bersalah yang ada disekitar diri bukanlah masalah kalau saja kita
berani tampil beda. Tampil beda bukan hanya sekedar fashion, tampil beda bukan hanya model rambut,
tampil beda bukan hanya tentang nilai-nilai dan lirik lagu ataupun nada musik yang ada. Tapi tampil
beda yang betul-betul berkelahi dalam ranah moral yang tinggi, bagaimana membangun diri menjadi
nilai-nilai yang luar biasa. Justru melihat yang salah, tampil beda membuat kita semakin jauh dari sana.
Mereka mencaci kita memuji, mereka berdusta kita berkata jujur, mereka mnghalalkan segala cara
sedangkan kita memilih-milih cara yang bijaksana. Sehingga yang bersalah yang ada di sekitar diri justru
terinspirasi bagaimana hidup yang mesti. Tidakkah itu menyenangkan? Karena itu jangan jadi
pecundang, yang kemudian menyerah kalah dan ikut menjadi orang bersalah. Jadilah pemenang yang
berani tampil beda, berkelahi tanpa henti dan mencapai nilai tinggi. Beda dari yang ada disekitarnya,
luar biasa anda layak mendapatkannya.

• BAM 011 ‘Dosa Hanyalah Perjalanan Sia-sia’ (Amsal 1:17-19)

Dosa tampak menyenangkan pada awalnya karena memuaskan menumpahkan selalu keinginan rasa.
Dosa memenuhi kepuasan lahiriah, fisik yang bersifat sementara. Namun ketika kenikmatan usai
penyesalan tak berhenti, celakanya tak cukup sehari bahkan bisa menghantui sepanjang kehidupan.
Karena itu berhati-hatilah, jangan menjadi bodoh dan jatuh ke dalam dosa, jangan berusaha menjaring
angina atau seperti orang yang coba bekerja dan berkarya namun sebelum ia menyelesaikan bahkan dia
sudah menumpahkan darahnya sendiri. Sebuah ironi, itulah ketika kita memenuhi seluruh godaan dosa
dan berjalan disana. Jangan menepuk dada apalagi mendiskusikannya dengan gembira ketika anda
terlibat dalam dosa. Banyak orang memang bangga dan jadi besar kepala, tertawa menceritakan
keberhasilannya mewujudkan dosa. Bagaikan kisah-kisah heroic dia mengumandangkan dosa yang
dilakukan. Tapi dia lupa jika dia sedang membenamkan dirinya sendiri, menumpahkan darahnya dan
penyesalan tidak akan kunjung usai. Memperbaiki pun seringkali tak mempunyai waktu yang cukup.
Bukankah itu hidup yang menyedihkan? Mengayunkan langkah hanya untuk menuju titik nadir
kehancuran. Jadi bijaksanalah, jangan dengarkan apa kata dosa.

• BAM 012 ‘Hikmat Menembus Tembok, Menguasai Kota’ (Amsal 1:20-21)

Hikmat selalu mengagumkan. Hikmat memberi orang jutaan ide, tak pernah kehabisan. Orang yang
berhikmat dan orang terus mencari hikmat, mereka akan digambarkan orang yang sangat luar biasa. Tak
ada tembok yang bisa membatasinya, setebal apapun akan ditembusnya. Hikmat, ingat ia punya sejuta
ide. Kota-kota besar yang kokoh akan dikuasainya, hanya orang berhikmat yang akan menjadi raja sang
penguasa. Dimanapun dia ada, kota setangguh apapun tak akan mampu melawannya. Tidakkah anda
ingin bergairah dalam hidup ini untuk menjadi orang berhikmat? Memainkan peran dimana kita ada
sehingga menjadi maksimal. Guru yang terbaik, manager yang terbaik, pengusaha yang terbaik, bahkan
ketika kita ada di bawah sebagai office boy pun yang terbaik. Tak menjadi penting strata kerja
seseorang, karena tuan Sang Pencipta tak pernah memandangnya. Tapi menjadi penting ketika
seseorang ada pada posisinya, menjadi orang yang terbaik di tempatnya. Hikmat akan menolongnya.
Menembus tembok menguasai kota adalah kualitas kehidupan yang bermutu dan tak terbantah, tak
sekedar sebuah teori. Anda tak diminta untuk menjadi kaya raya atau posisi yang tertinggi, tapi anda
diminta untuk hidup mengerti apa yang menjadi hakekat diri dan tujuan langkah ini. Seniman akan puas
dengan karya yang dihasilkannya bukan harta yang ditumpuknya. Semoga anda berhikmat untuk bisa
mengerti.

• BAM 013 ‘Malangnya Si Pencemooh, Telinga Menjadi Tuli’ (Amsal 1:22-27)

Si pencemooh digambarkan sebagai orang yang malang. Mencemooh terus menerus memang menjadi
warna kehidupannya. Sehingga dia tak punya ruang untuk mendengar apapun yang ada disekitarnya. Dia
tak punya waktu menelusuri diri karena cemooh selalu keluar dari mulutnya. Ia hanya tahu
menumpahkan sumpah serapah, tapi tak memberi telinga untuk kata-kata bijaksana. Amsal,
pertolongan akan diabaikannya. Apa yang dilakukan lagi-lagi hanya menumpahkan apa yang ada. Maka
celakalah jalan si pencemooh yang selalu menumpahkan sumpah serapah, tak ada warna indah dalam
hidupnya karena siapapun yang ada didekatnya tak pernah berakhir menjadi persahabatan, justru hanya
berujung pada permusuhan. Mengenal sesaat, dua saat tak menyenangkan dan saat ketiga yang ada
adalah perpisahan. Pencemooh hanya menumpahkan kata-kata yang ada di dalam hatinya dan yang
ingin disampaikannya pada siapa saja. Saying kata-kata itu cemooh yang menyakitkan. Tak memberi
telinga untuk apa saja, masa bodoh. Hati-hati jangan sampai anda tiba disana lalu menjadi orang yang
suka mencemooh, tapi tak pernah memberi telinga untuk mendengar kata yang semestinya. Telinga kita
perlu sarapan, sarapan kata-kata yang benar dan kata-kata yang bijak. mencemooh bagai mengeluarkan
energi yang tak pernah kembali. Tidakkah itu membahayakan? Semoga bijaksana memikirkan.

• BAM 014 ‘Awas Jangan Terlambat, Menyesal Tiada Guna’ (Amsal 1:28-31)

Orang bebal terus melangkah kemana dia mau. Tak peduli kata-kata bijaksana yang datang padanya,
terus pergi dan mengayunkan langkah. Mencari yang tak jelas, entah apa ukurannya. Tapi si bebal selalu
merasa benar, itulah celakanya. Apapun yang baik yang sejatinya benar ditolaknya, karena kebenaran
menurutnya adalah dirinya, apa yang diinginkannya dan apa yang dipahaminya. Dia terus mengayunkan
langkah dan sudah bisa kita duga, langkahnya salah dan semakin menggila. Dia seperti orang yang
sedang pergi ke satu titik ingin membunuh diri lalu sesaat kemudian dia sadar salah melangkah dan coba
berteriak dengan nyaringnya. Menyesal namun sayang, seringkali pula tak cukup waktu berbalik dan
mencari hikmat. Berbalik dan berteriak kepada hikmat. Waktu hilang sudah dan penyesalan tiada guna.
Karena itu sebelum kata penyesalan terucap dari mulut, berpikirlah sebelum bertindak supaya tiap
hidup tak membuang waktu percuma. Sebaliknya dari tiap tindakan yang dipikirkan matang-matang
akan melahirkan tindakan baru dan tak membuang waktu. Melainkan menjadi investasi yang bernilai
tinggi, yang tak bisa diambil oleh siapapun dan dengan alat apapun karena patri dalam hati. Bijaksana
amsal mengajarkan kita nilai-nilai tinggi yang abadi. Pegang dan jangan lepaskan, semoga tak ada kata
menyesal dikehidupan. Kalaupun terjadi selalu tepat waktu.
• BAM 015 ‘Bijak Memiliki Hikmat, Tempat Berlindung Diri’ (Amsal 1:32-33)

Orang tak berpengalaman akan dibunuh oleh keengganannya, tetapi orang bebal akan dibunuh oleh
kelalaiannya. Orang yang tak belajar dari kehidupan itu akan menjadi sangat mengerikan. Oleh karena
itulah supaya tak terjebak dan menjadi pecundang, patut telinga diberikan untuk mendengar kata-kata
amsal yang bijaksana. Bijaksana amsal bukan sekedar satu moto, tetapi nilai yang abadi. Tak lekang oleh
waktu, bahkan terus bergerak menunjukan mutu. Hati-hati, jika tidak berpengalaman belajarlah supaya
menimba ilmu. Bebal? Berubahlah, jangan seperti itu. Berilah telinga untuk dengarkan amsal dan hati
untuk memahaminya sehingga hari-hari hidup kita jadi terasa lebih indah. Bijaksana amsal teruji sudah,
taka da yang bisa membantah karena waktu sudah membuktikannya. Dapatkan nilai-nilai tinggi dalam
hidup ini, selagi kita masih bisa mengukirnya. Supaya indahlah hari-hari kita, nikmatlah hidup kita.
Namun tak sementara, tapi abadi dan selama-lamanya. Bukan hanya di dunia yang fana, tapi di
kebakaan semesta. Tidakkah itu sangat indah? Warisan yang luar biasa. Tak berpengalaman? Awas
jangan sampai terjebak. Bebal? Jangan disitu. Pilihlah bijaksana amsal, itu yang perlu.

Anda mungkin juga menyukai