Anda di halaman 1dari 30

MENDENGARKAN INFORMASI DAN MEMBERIKAN TANGGAPAN

MENDENGARKAN INFORMASI DAN MEMBERIKAN TANGGAPAN


endengarkan: v. 1. Mendengar akan sesuatu dengan sungguh-sungguh; memsang telinga baik-baik untuk
mendengar. Bapak sedangkan mendengarkan warta berita. 2. Memperhatikan; mengindahkan;
menurut (nasihat, bujukan, dsb.) Kita tidak usah mendengarkan desas-desus yang belum tentu
benar tidaknya. KBBI (1999: 222)
formasi: n 1. Penerangan; 2. Keterangan; pemberitahuan; kabar atau berita tentang sesuatu; 3. Ling keseluruhan
makna yang menunjang amanat yang terlihat di dalam bagian-bagian amanat itu. KBBI (1999:
378)
nggapan: n 1. Sambutan terhadapan ucapan (kritik, komentar,dsb); 2. Apa yang diterima oleh pancaindera;
bayangan dalam angan-angan. KBBI (1999: 1005)

Bacalah artikel di bawah ini, catat pokok-pokok isinya dan berikanlah tanggapan secara tertulis!
Membangun Rasa Percaya Diri
Pendahuluan
Setiap manusia dilahirkan dengan berbagai potensi yang luar biasa. Saya begitu
meyakininya. Itu yang juga harus anda yakini. Setelah itu, Anda harus menyadari bahwa
di dalam kepala Anda, dalam pikiran Anda, begitu banyak hambatan dan rintangan yang
terasa membonsai berbagai potensi Anda. Mau betindak, takut gagal. Mau memutuskan,
takut salah. Mau mencoba, takut resiko. Hasil sebuah survei di Selandia Baru
menyebutkan bahwa 90 persen kekhawatiran manusia tidak pernah terbukti.
Apa yang harus Anda lakukan? Yang pertama, buang jauh-jauh rasa takut dan berbagai rintangan dan
hambatan yang timbul dari diri Anda sendiri, yang telah membelenggu pikiran Anda. Rasa takut dan
kawatir itu mungkin berupa lingkungan kawan-kawan yang berpikiran negatif. Bisa juga kondisi nyaman
Anda yang sulit ditinggalkan. Bisa juga perasaan-perasaan Anda sendiri, atau tingkat pendidikan Anda.
Mulai sekarang, mari, jangan batasi potensi dan kemampuan Anda. Bergaullah dengan orang-orang
yang berpikiran positif. Jangan pernah berpikir gagal sebelum mencoba.

Pentingnya Rasa percaya diri


Ada satu kisah yang menceritakan tentang seorang gadis buta. Suatu hari ia bertemu seorang pesulap
yang kemudian mengajaknya bermain sulap. Ajaib sekali bahwa sang Gadis bisa menebak seluruh
kartu yang diberikan sang Pesulap. Kok bisa?
Ternyata rahasianya ada pada kecerdikan sang Pesulap. Dengan
menggunakan beberapa tipuan, ia berhasil mengeluarkan potensi
sang Gadis untuk bermain sulap bersamanya. Tanpa ragu sang
Pesulap mengajak sang Gadis bermain di hadapan keluarganya, di
hadapan orang banyak. Kepercayaan diri sang Pesulap yang begitu
tinggi menular pada sang Gadis buta. Sejak saat itu sang Gadis
merasa telah menjadi seorang bintang di rumahnya. Ini terjadi hanya
karena ada orang yang memberinya kesempatan untuk bersinar
sejenak dan merasa istimewa di depan keluarganya. Ia yang selama
ini merasa menjadi beban dalam keluarganya kini merasa sejajar
dengan mereka karena peristiwa itu.

Cerita tersebut menggambarkan bagaimana pentingnya rasa percaya


diri (PD). Tapi, sebenarnya kita perlu tahu dulu kenapa ada orang,
ada teman kita yang sepertinya sangat tidak percaya kepada dirinya
sendiri? Coba analisis juga, kira-kira hal apa sih yang membuat kita
jadi minder? Apa sih yang menghambat diri untuk maju dan
mengeluarkan seluruh potensi diri kita? Kenapa harus ada rasa ragu
tiap kali ada keinginan untuk melakukan sesuatu?

Pengaruh lingkungan terhadap Percata Diri


Ternyata sikap tidak percaya diri ini muncul akibat kebiasaan-kebiasaan kita mengembangkan sikap
dan pendapat negatif tentang diri kita. Mungkin juga sikap tidak percaya diri ini muncul sebagai akibat
dari pengaruh lingkungan kita. Pengaruh yang seperti apa? Antara lain sikap lingkungan yang membuat
kita takut untuk mencoba. Takut untuk berbuat salah. Semua harus seperti yang sudah ditentukan.
Karena ada rasa takut, kita jadi malas untuk melakukan hal-hal yang berbeda dari orang kebanyakan.
Mau tunjuk tangan waktu guru melemparkan pertanyaan di dalam kelas... takut! Kadang malah mau
jalan di hadapan orang banyak saja, malu setengah mati! Apalagi mau mengajak orang kenalan, mau
menyapa orang lain, mau ikutan kursus, bergaul... takut! Wah... kalau serba takut, serba ragu, serba
malas begini, apa jadinya kita nanti?
Sebelum terlalu jauh, tentu kita tahu berapa kali Thomas Alva Edison melakukan kesalahan sebelum
akhirnya berhasil menemukan formula hebat untuk membuat lampu pijar. Dia kan tidak langsung
berhasil ketika pertama kali mencoba, ya enggak?
Lalu apa kuncinya? Mungkin perlu ratusan kali gagal sebelum mencapai satu keberhasilan. Kesalahan
bukan akhir hidup kita. Kesalahan sebenarnya hanya merupakan langkah menuju keberhasilan. Setiap
kesalahan membawa kita semakin dekat dengan keberhasilan. Kalau kita meyakini hal ini, pastinya
percaya diri kita juga enggak gampang terpengaruh oleh pandangan atau sikap negatif dari lingkungan
kita.
Sebenarnya ada banyak cara untuk bisa meningkatkan
kepercayaan diri kita. Apa saja? Yang paling penting
adalah banyak berhubungan sama orang-orang yang kita
nilai punya percaya diri tinggi. Percaya diri ini bisa
menular, lho! Kok bisa begitu? Ya, ternyata banyak-
banyak bergaul dengan orang-orang yang pede bisa kita
jadikan contoh buat kehidupan kita sehari-hari. Coba saja,
kalau sehari-hari kita gaul sama mereka yang percaya
dirinya tinggi, kita jadi tahu bagaimana ia bicara,
bagaimana ia mengambil keputusan, dan perilaku-perilaku
lain yang membuat ia tampak begitu meyakinkan.
Kalau kita enggak gaul sama mereka, bagaimana kita tahu aturannya? Bagaimana kita bisa dapat
contoh untuk bersikap?Jadi kerasa banget kan kalau sebenarnya kita perlu banget bergaul dengan
orang-orang yang PD kalau kita ingin meningkatkan rasa percaya diri kita.
Sayangnya, banyak di antara kita yang enggak bisa bangkit, atau merasa sudah cukup puas dengan
dirinya saat ini. Padahal, rasanya dia punya potensi yang jauh lebih besar andai saja ia berani berubah.
Alasannya enggak beda jauh sama yang sebelumnya: ada faktor lingkungan yang berperan cukup
besar di sana . Coba kita perhatikan, biasanya sikap ini muncul karena ia berada dalam satu lingkungan
yang sepertinya enggak merasa PD.
Meski begitu, cara yang paling utama untuk bisa meningkatkan kepercayaan diri kita adalah kemauan
untuk mengubah diri kita yang muncul tanpa ada paksaan. Fight to our live! Hanya kita yang bisa
mengubah diri kita. Kalau kita mau meningkatkan percaya diri, coba bangkit dan keluarkan semua
potensi diri Anda. Yang penting, mau! Berikutnya cari lingkungan yang kondusif. Sama persis seperti
cerita di atas bahwa yang kemudian bisa membantu kita meningkatkan rasa percaya diri adalah
bantuan orang lain. Coba bayangkan, seandainya sang gadis enggak ketemu tukang sulap, mungkin dia
akan selamanya merasa bahwa dirinya adalah beban buat keluarganya. Padahal, keluarganya kan
enggak merasa begitu. Karena ada bantuan orang lain, ia jadi tahu bahwa ia juga punya kemampuan
berharga buat keluarganya. Jadi, kalau kita memang ingin mendapatkan sesuatu, kenapa harus
ditunda? Mulai aja dari sekarang .

Kiat Sukses Membangun Percaya Diri


Banyak ahli menilai, percaya diri merupakan faktor penting yang menimbulkan perbedaan besar antara
sukses dan gagal. Karenanya, tidak sedikit pula yang memberikan pandangannya mengenai teknik-
teknik membangkitkan rasa percaya diri.

Dalam dimensi yang sangat luas, sukses adalah milik semua orang. Tetapi, tidak semua orang tahu
bagaimana cara mendapatkan atau meraih kesuksesan. Kebanyakan orang menilai bahwa kesuksesan
adalah milik orang-orang yang ber-IQ tinggi, lulusan sekolah terbaik dan memilih spesialisasi yang
paling terkenal.
Dalam dimensi yang sangat luas, sukses adalah milik semua orang. Tetapi, tidak semua orang tahu
bagaimana cara mendapatkan atau meraih kesuksesan. Kebanyakan orang menilai bahwa kesuksesan
adalah milik orang-orang yang ber-IQ tinggi, lulusan sekolah terbaik dan memilih spesialisasi yang
paling terkenal.

Penilaian ini memang tidak sepenuhnya salah, tetapi kita juga harus melihat fenomena yang lebih luas,
bahwa tidak sedikit orang-orang sukses yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Dengan kata lain, IQ
tinggi, lulusan sekolah terbaik dan spesialisasi yang terkenal hanyalah bagian dari penunjang
kesuksesan.
Di luar kemampuan itu, ada faktor lain yang tidak kalah
pentingnya dalam memprediksi kesuksesan seseorang; itulah
yang kita sebut, antusiasme, hasrat, ketekunan, kerja keras,
serta kebulatan tekad seumur hidup yang dimilikinya.

Sebagian pakar menilai bahwa untuk mencapai sukses,


kematangan pribadi seseorang sangat dibutuhkan. Sebab
kematangan pribadi akan mengantarkan seseorang pada sikap
optimis dan kesadaran bahwa apa yang dicita-citakannya akan
mudah diraih.

Di sisi lain, meraih kesuksesan jelas bukanlah perkara


gampang. Ketika kita berusaha untuk meraih apa yang kita
inginkan, tentu banyak tantangan yang harus dihadapi.

Ada kalanya seseorang begitu tegar, tetapi tidak sedikit juga yang patah semangat bahkan menyerah
karena merasa tidak sanggup menghadapi tantangan yang ada di depannya.

Pada saat semacam inilah, rasa percaya diri sangat penting ditumbuhkan. Banyak ahli menilai bahwa
percaya diri merupakan faktor penting yang menimbulkan perbedaan besar antara sukses dan gagal.
Karenanya, tidak sedikit pula yang memberikan pandangannya mengenai teknik-teknik membangkitkan
rasa percaya diri.

Teknik-teknik Membangkitkan Percaya Diri


Berani menerima tanggung jawab
Salah satu kunci untuk menumbuhkan rasa percaya diri yaitu berani menerima resiko dampak atau
akibat yang akan terjadi. Gerald Kushel, Ed.D., direktur The Institute of Effective Thinking , pernah
mengadakan penelitian terhadap sejumlah manajer. Dari penelitian tersebut, Kushel menyimpulkan
bahwa ia menemukan sifat terpenting yang dimiliki oleh hampir semua manajer yang memiliki kinerja
tinggi.
Dan sifat tersebut adalah rasa tanggung jawab yang mendorong mereka untuk tampil "sempurna" tanpa
peduli pada hambatan apapun yang menghadangnya. Sebaliknya, manajer yang berkinerja buruk dan
gagal mencapai kapasitas maksimumnya cenderung melimpahkan kesalahannya pada siapa saja.

1. Kembangkan nilai positif.


Jalan menuju kepercayaan diri akan
semakin cepat manakala kita
mengembangkan nilai-nilai positif pada
diri sendiri. Menurut psikolog Robert
Anthony, PhD., salah satu cara untuk
mengembangkan nilai-nilai positif adalah
dengan menghilangkan ungkapan-
ungkapan yang mematikan dan
menggantinya dengan ungkapan-ungkapan
kreatif. Dia menganjurkan membuat
peralihan bahasa yang sederhana tapi
efektif dari pernyataan negatif ke
pernyataan positif. Misalnya, mengganti
kata, "Saya tidak bisa," menjadi, "Saya
bisa!"

2. Lakukan apapun secara maksimal

3. Bacalah potensi diri.


Segeralah lacak, gali, dan eksplorasi potensi sukses yang ada pada diri kita. Misalnya dengan
bertanya kepada orang-orang terdekat. Termasuk juga mengikuti psikotes dan mendatangi para
ahli seperti psikiater, dokter bahkan kiai untuk melacak potensi kita. Karena bisa jadi sangat
banyak potensi yang kita miliki tanpa kita sadari, sehingga tidak berhasil kita gali.

4. Berani mengambil risiko.


Keberanian dalam mengambil risiko ini penting, sebab daripada menyerah pada rasa takut
alangkah lebih baik belajar mengambil risiko yang masuk akal. Cobalah menerima tantangan,
kendati terasa menakutkan atau menciutkan hati. Cari dukungan sebanyak mungkin.
Dengan melakukan hal ini, kita akan mendapat banyak peluang yang tak ternilai harganya.
Namun jangan lupa, ketika mencoba sesuatu kita harus siap dengan hasil yang sesuai atau
tidak sesuai dengan keinginan.
Kalau hasilnya tak sesuai dengan keinginan, bisa jadi itulah yang terbaik menurut Allah Azza wa
Jalla . Kalau kita sudah mencoba, maka niatnya saja sudah menjadi amal. Orang yang gagal
adalah orang yang tak pernah berani mencoba. Bukankah menaiki anak tangga kelima puluh
harus diawali dengan tangga pertama?

5. Tolaklah saran negatif .


Bisa jadi, tidak semua orang di sekitar kita memberikan dorongan, dukungan, dan bersikap
positif pada kita. Sebagian dari orang yang ada di sekitar kita mungkin berpikiran negatif. Hal
inilah yang tak jarang malah melunturkan rasa percaya diri kita dengan mempertanyakan
kemampuan, pengalaman, dan aspirasi-aspirasi kita.
Dengan demikian, mungkin ada baiknya jika kita sedikit mengambil jarak dengan sebijak
mungkin bila ada pihak-pihak yang mencoba melunturkan kepercayaan diri kita.

6. Ikuti saran positif.


Rasa percaya diri merupakan sifat "menular". Artinya, jika kita dikelilingi oleh orang-orang yang
memiliki cara pandang positif, bersemangat, optimis, dsb, maka kita memiliki kecenderungan
untuk meniru sifat tersebut.
Karena itu, carilah lingkungan yang bisa memotivasi kita untuk sukses. Kita harus mulai senang
bergaul dengan orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk bangkit. Bergaul dengan
orang-orang yang percaya diri akan berbeda dibandingkan bergaul dengan orang-orang yang
gagal. Sebab bergaul dengan orang-orang yang percaya diri, Insya Allah semangatnya akan
menular kepada diri kita.

7. Jadikan keresahan sebagai kawan .

Banyak peristiwa atau saat-saat dalam kehidupan yang


dapat membuat kita mengalami rasa cemas atau gelisah.
Akibatnya, kita mengalami krisis percaya diri. Saat itulah
kita harus mulai mengingatkan diri sendiri bahwa rasa
cemas dan gelisah merupakan kawan. Tingkatkan energi,
tajamkan kecerdasan, tinggikan kewaspadaan, dan
kembangkan pancaindera. Daripada menyia-nyiakan energi
untuk kecemasan yang sia-sia, lebih baik menghadapi
tantangan itu secara tegas dan efektif.

8. Sesudah perhitungan kita matang, selanjutnya kepercayaan diri akan bertambah dengan
memperkokoh ibadah dan doa, karena doa dan ibadah dapat mengundang pertolongan Allah.
Semakin kokoh ibadah kita, shalat kita, makin kuat doa-doa kita, dan keyakinan kita dengan
pertolongan Allah, maka itu bisa meningkatkan percaya diri.
Kita harus benar-benar menyadari bahwa Allah menciptakan kita benar-benar dengan
perhitungan dan pertimbangan Yang Mahacermat. Seperti di firmankan Allah SWT dalam Quran
surat at-Tiin ayat 4, " La qad khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim " (Sungguh Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya)

Tip-Tip Tampil Percaya Diri


Andapun bisa tampil percaya diri dengan menguasi beberapa skill berikut dalam setiap situasi:
Masuk ruangan dengan mengesankan
Buat nyaman dengan diri sendiri dan perhatikan keadaan Anda ketika masuk . Buatlah seolah-olah
ruangan tersebut milik Anda dan menghadap ke belakang jika Anda tidak mengenal seseorang.
Kesempatan Anda untuk berpapasan dengan wajah ramah. Dan jika tidak inilah waktunya untuk menilai
orang tersebut sebelum mendekati mereka.

Kuasai ruangan
Jika Anda gugup untuk bergaul, atasi dengan menjiwai diri sendiri
ketika masuk ruangan. Jika Anda tidak kenal siapapun
dikerumunan, carilah suatu kelompok, senyum lebar-lebar,
kenalkan diri, dan katakan: “Saya tidak kenal siapun disini,
bolehkah saya bergabung?” Ini biasanya mendapat tanggapan
hangat dan simpatik dan orang akan mengajak ngomong Anda
segera.

Imbangi kembali dengan indah


Jika Anda membuat kesalahan dalam berbicara, tetapi hal penting adalah mengetahui bagaimana
mengimbanginya. Jika Anda lupa nama seseorang, ingat ini terjadi pada setiap orang, dan merasa
malu.

Hal pertama yang dilakukan adalah mengakui bahwa Anda lupa nama orang tersebut, kedua, Anda
katakan : “saya ingat wajah Anda, tetapi saya lupa dengan nama.” Ini biasanya mendorong orang lain
untuk mengatakan nama mereka. Janjilah untuk tidak pernah lupa kembali.
Belajar mengatakan cerita
Ketika Anda mengatakan suatu cerita, ceritakan dan hindari mencoba untuk mengutarakannya sebagai
sebuah guyonan. Anda tidak perlu terlalu banyak menggunakan tangan saat bercerita, ini biasanya
menunjukkan ketidaktenangan. Katakan suatu cerita dengan baik dan penuh pendirian.
Tetap tenang
Orang yang terlalu gugup cenderung membuat orang lain merasa sakit karena mereka tidak cukup
tenang dan santai untuk berhubungan dengan seseorang. Buang energi tersebut dengan melakukan
aktivitas peregangan, kemudian fokuskan. Tarik napas dan tersenyum. Ini artinya Anda telah menguasai
setengah dari ruangan.

Penutup
Orang bilang, dengan percaya diri rasanya semua bisa dilakukan. Tetapi dengan percaya diri saja
semua itu tidaklah cukup, harus ditambah dengan usaha yang sungguh-sungguh baru kemudian timbul
percaya diri. Banyak orang yang sudah berusaha dengan sungguh-sungguh tetapi masih merasa takut
untuk tampil. Hal ini biasa terjadi. Anda kalau mengalamai hal tersebut tidak perlu kawatir. Yang penting
rasa takut itu justru menjadkan Anda untuk hati-hati sehingga tidak melakukan kesalahan. Jadi rasa
takut tersebut dianggap sebagai pendorong, bukan penghambat.

Copyright © 2010 Edukasi.net. All rights reserved.

Diposkan oleh Asmas V Alfa di 08.09


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)
2.

Pengikut
Arsip Blog
 ▼ 2012 (5)
o ► Februari (2)
o ▼ Januari (3)
 Menulis cerpen
 MENDENGARKAN INFORMASI DAN MEMBERIKAN
TANGGAPAN
 silabus 12 SMAN 27 Garut
Mengenai Saya

Asmas V Alfa
HARUS BISA MENJADI LEBIH BAIK, SEMUA DIMULAI DARI YANG BIASA,
NAMUN BILA YANG BIASA TERUS DIASAH, DIASUH, MAKA SEMUA
BERPOTENSI MENJADI LUAR BIASA!
Lihat profil lengkapku

Amazon Deals
Ada kesalahan di dalam gadget iniAda kesalahan di dalam gadget ini
Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.
O
T
N
A
M
I
D
A
H
N
A
Memberikan Tanggapan, Alasan dan Saran

Tanggapan adalah pendapat ataupun reaksi seseorang setelah melihat,mendengar ataupun


merasakan sesuatu. Tanggapan dapat berupa persetujuan, sanggahan, pertanyaan, atau pendapat.
Semua tanggapan harus disampaikan dengan sopan. Dalam menanggapi suatu permasalahan
harus disertai jalan keluar (solusi).

Alasan adalah suatu hal yang diungkapkan untuk mengokohkan pendapat yang bersifat opini yg
dipakai untuk menguatkan pendapat.

Saran sama dengan usulan, yakni menanggapi tindakan atau pendapat orang lain berupa usulan
yang menurut pemberi saran adalah yang terbaik atau lebih baik dari sebelumnya.
Untuk memberikan pendapat yang terdapat pada sebuah permasalahan atau yang disampaikan
oleh seseorang, kamu dapat menanyakannya dengan pertanyaan berikut.
1. Apa yang menjadi permasalahan?
2. Siapa yang menjadi pokok pembicaraan?
3. Di mana hal itu terjadi?
4. Kapan hal itu terjadi?
5. Mengapa hal itu terjadi?
6. Bagaimana penyelesaiannya?
Contoh :
Peristiwa
Beberapa orang laki-laki sedang menebang pohon di hutan.
Tanggapan
Saya tidak setuju dengan apa yang dilakukan laki-laki tersebut.
Alasan
Penebangan hutan secara sembarangan dapat menyebabkan banjir.
Saran
Sebaik mereka tidak menebang pohon dengan sembarangan. Kalau perlu mereka hendaknya
menanm pohon untuk keletarian lingkungan.

Sekarang cobalah mengerjakan beberapa soal berikut pada bukumu.

1. Peristiwa : Roni membuang plastik makanannya sembarangan.


Tanggapan saya : ............................
Alasan : ............................
Saran : ............................

2. Peristiwa : Seseorang yang sedang membakar hutan.


Tanggapan saya : ..........................
Alasan : ...........................
Saran : ...........................

3. Peristiwa : Keluarga Wiwid tidak pernah membersihkan rumah mereka,


sehingga menjadi kotor.
Tanggapan saya : ...........................
Alasan : ...........................
Saran : ..........................

4. Peristiwa : Rini setiap pagi menyapu halaman rumahnya.


Tanggapan saya : ..........................
Alasan : ..........................
Saran : ...........................

5. Peristiwa : Anak-anak sedang menyiram pohon-pohonagar tumbuh baik.


Tanggapan saya : ...........................
Alasan : ............................
Saran : ...........................
Mendengarkan Informasi Dari Radio/Televisi Dan
Mengajukan Saran Perbaikan
Teknologi komunikasi berkembang begitu pesat dizaman ini. Tidak mengherankan jika
orang dapat dengan mudah menyerap informasi dengan memanfaatkan teknologi
komunikasi.cukup dengan mendengarkan radio atau melihat televisi, seseorang sudah
mendapatkan informasi yang beragam. Tentu saja untuk memperoleh informasi yang
akurat, kemampuan menyimak sangat dibutuhkan. Suatu informasi pun kadang
memiliki kesalahan baik dalam segi penyampaian atau dari segi materi yang
diinformasikan. Untuk itu diperlukan saran yang baik uuntuk perbaikan dimasa
depannya.
Hal-hal yang perlu dilakukan sebelum mengajukan saran:
1. Menangkap dan Mencatat pokok-pokok isi berita.
Saat mendengarkan pembacaan berita, ada beberapa hal yang kita tangkap. Salah
satunya adalah menangkap isi pesan atau pokok-pokok isi berita. Kita perlu untuk
mencatat pokok-pokok isi berita karena isi berita sudah sebagian besar tercakup dalam
pokok-pokoknya dan selebihnya hanya merupakan tambahan. Untuk memudahkan kita
semua dalam mencatatnya perhatikan 5W + 1H atau MeDiSiABaKa (apa, bagaimana,
dimana, siapa, mengapa, kapan)

• (what) peristiwa apa yangterjadi dalam berita?


• (who) siapa pelaku dan perannya dalam peristiwa yang diberitakan?
• (when) kapan waktu terjadinya peristiwa tersebut?
• (where) di mana tempat terjadinya peristiwa?
• (why) alasan atau penyebab terjadinya peristiwa?
• (how) bagaimana proses terjadinya peristiwa tersebut?

Perbedaan antara gagasan pokok dan gagasan penjelas


gagasan pokok gagasan penjelas
cakupan umum dan luas cakupan khusus dan sempit
bagian yang dijelaskan oleh gagasan-gagasan lain bagian yang menjelaskan bagian
lain
terdapat dalam kalimat utama terdapat dalam kalimat penjelas
biasanya ada bagian yang dirujuk oleh kalimat lain dalam kalimat penjelas, biasanya
terdapat kata ganti yang merujuk kalimat lain (misalnya ini, itu, tersebut, dsb.)
jika gagasan tersebut di akhir paragraf (induktif), merupakan pernyataan penyimpul dari
gagasan-gagasan sebelumnya. berupa kalimat ilustratif (kalimat berupa
gambaran/penjelas)
biasanya mengandung konjungsi penyimpul (misalnya, jadi, dengan demikian, oleh
karena itu, dsb) mendahului gagasan utama yagletaknya di akhir paragraf berupa
pendapat-pendapat penunjang
2. Membedakan fakta dan opini.
Fakta adalah tulisan (data) yang bertujuan memberikan atau menginformasikan sesuatu
kepada pembaca. Biasanya didukung oleh informasi yang akurat dan dapat dibuktikan
keberadaan dan kebenarannya. Sedangkan opini adalah informasi yang hanya berupa
gagasan dan tanggapan dari penulis atau narasumber.

3. Memberikan tanggapan atas isi berita.


Dalam menanggapi isi berita, hal pertama yang harus dilakukan yaitu mendenngarkan
berita tersebut. Dengan mendengarkan berita tersebut, dapat ditentukan kualitas
(baik/buruk) berita tersebut.

Menurut buku Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas XII berita dapat
dikatakan baik apabila:
a. Baru/hangat
b. Berdekatan dengan pendengar/pembaca berita
c. Penting. Kriterianya adalah memenuhi tingkat keluasan, kehebatan, atau
kemenonjolan peristiwa
d. Konflik, yaitu kriteria/ kejadian yang mengandung konflik adalah suatu dramatik dan
penuh misteri sehingga seseorang inginn mengetahui akhir dari peristiwa yang
diberitakan
e. Nama tokoh, maksudnya peristiwa yang diberitakanmelibatkan orang-orang terkenal
atau ternama atau pejabat merupakan berita yang menarik dan
f. Variasi, kejadian/peristiwa yang luar biasa, aneh, belum pernah terjadi sebelumnya,
tidak terjadi setiap hari, dan tidak akan mungkin terjadi lagi menjadi daya tarik sendiri.
Berikut adalah contoh dari sebuah tanggapan:
Berita
Menyikapi krisis energi nasional akibat melambungnya harga minyak mentah dunia,
pemerintah berkeinginan untuk menggunakan energi nuklir sebagai salah satu energi
alternatif. Kepala Badan Atom Nasional (Batan), Soedyartomo Soentonon, mengatakan,
nuklir (PLTN) merupakan satu-satunya pilihan untuk bisa keluar dari krisis energi listrik.
Tanggapan dan saran
saya kurang sependapat dengan pernyataan bahwa, nuklir merupakan satu-satunya
pilihan untuk dapat keluar dari krisis energi listrik. Masyarakat kita masih khawatir akan
keamanan PLTN. Menurut saya, nuklir bukanlah satu-satunya alternatif untuk
mengatasi krisis energi listrik di tanah air. Dengan kekayaan alamnya, Indonesia
berpotensi mengembangkan bahan bakar alternatif untuk memenuhi kebutuhan listrik
nasional. Tengok saja penggunaan energi tenaga surya yang lebih terjamin
keamanannya.


 Kalimat
 paragraf
 teks
 puisi
Home » kalimat tanggapan » Contoh Kalimat Tanggapan dalam Diskusi yang Baik dan Benar

Contoh Kalimat Tanggapan dalam Diskusi yang Baik dan Benar


Bahasa Indonesiaku - Contoh kalimat tanggapan dalam Diskusi – Dalam kesempatan kali ini, saya akan
memberikan beberapa contoh kalimat tanggapan yang baik dan benar. Namun sebelumnya, alangkah
baiknya jika kita memahami dulu apa itu makna kata tanggapan. Sehingga kita benar-benar mengerti
apa yang dimaksud dengan kalimat tanggapan. Kalimat tanggapan biasanya digunakan dalam diskusi
yang berfungsi untuk menanggapi apa yang sedang didiskusikan. Selain kalimat tanggapan, ada juga
kalimat sanggahan dan kalimat persetujuan dalam diskusi. Namun untuk contoh kalimat sanggahan dan
contoh kalimat persetujuan akan dibahas pada artikel selanjutnya. Dalam artikel ini saya akan fokus
menjelaskan tentang cara menyampaikan tanggapan yang baik dan benar sesuai dengan aturan yang
berlaku.

Tanggapan adalah sambutan terhadap ucapan (kritik, komentar, dsb.) (KBBI, 2005 : 1138). Dalam
memberikan tanggapan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu materi, metode, tata tulis, dan
penyampaian. Adapun bentuk-bentuk tanggapan ada berbagai macam, seperti pertanyaan, kritikan,
perintah, masukan dan lain-lain. Tanggapan bisa disampaikan kapanpun, seperti saat seminar,
penyampaian makalah, diskusi, atau debat.

Selain hal di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan atau mengungkapkan
tanggapan baik, yaitu :

1. Tanggapan harus sesuai dengan materi yang disampaikan oleh pembicara.

2. Menggunakan kalimat yang efektif.

3. Utarakan tanggapan secara runtut

4. Sampaikanlah tanggapan dengan menggunakan kalimat yang santun.

Contoh Kalimat Tanggapan dalam Diskusi yang Baik dan


Benar
Berikut ini adalah contoh kalimat tanggapan yang baik dan benar.

1. Apa latar belakang yang dapat Anda ungkapkan tentang topik penelitian yang Anda pilih?

2. Apakah sampel yang Anda gunakan dapat menggambarkan populasi yang sebenarnya?
3. Jelaskan kerangka teoritis yang Anda gunakan sebagai pijakan dalam penelitian tersebut!

4. Seharusnya, Anda hanya menyampaikan pokok-pokoknya saja dalam bentuk skema!

5. Kami merasa instrumen yang Anda gunakan untuk mengumpulkan data kurang lengkap.

6. Mengapa atau apa alasan Anda tidak menyantumkan daftar pustaka dalam penelitian Anda?

7. Saya pikir, tujuan penelitian Anda kurang spesifik.

8. Kutipan yang Anda cantumkan seharusnya disertai dengan sumbernya.

9. Paparan Anda terlalu panjang lebar. Seharusnya Anda bisa menggunakan kalimat yang lebih efektif,
sehingga tidak lebih dari lima menit Anda menyelesaikannya.

10. Latar belakang yang Anda tulis kurang tajam, sehingga belum menyentuh substansi yang
sebenarnya.

11. Saya setuju dengan apa yang Anda sampaikan.

12. Penjelasan yang Anda sampaikan sangat tepat sekali dengan apa yang terjadi sekarang ini di
masyarakat.

13. Ada baiknya jika Anda melengkapi paparan Anda dengan berbagai contoh dari sudut pandang yang
berbeda-beda.

Tanggapan baik dan benar dapat berupa pembelaan, penerimaan, saran, atau penjelasan. Dalam
membuat kalimat tanggapan ada dua kata hubung antar kalimat yang sering digunakan yaitu akan tetapi
dan sebaliknya. Kata penghubung akan tetapi digunakan untuk menyatakan pertentangan dengan
keadaan yang disebutkan sebelumnya. Adapun kata hubung sebaliknya digunakan atau mengacu pada
kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya.

Untuk lebih jelas mengenai contoh kalimat tanggapan yang baik dan benar perhatikan contoh-contoh
berikut ini.

1. Pemerintah akan menindak tegas pelaku perusakan hutan. Akan tetapi, pelaku perusakan hutan
nampaknya tidak begitu memperhatikan atau bahkan memperdulikannya. Mereka justru terus saja
melakukan hal yang sama.
2. Masyarakat tidak menghiraukan terjadinya bencana alam tanah longsor. Sebaliknya, mereka justru
mendirikan bangunan di area yang rawan terhadap bencana tanah longsor.

3. Pihak kepolisian terus gencar melakukan razia terhadap narkoba dan minuman keras. Pihak kepolisian
akan menghukum mati siapa saja yang tertangkap tangan mengedarkan narkoba dengan jumlah yang
banyak. Akan tetapi, pelaku pengedar narkoba tetap saja memiliki cara lain untuk menghindari
penangkapan tersebut.

4. Masyarakat sepertinya sudah tidak peduli lagi terhadap kebersihan lingkungan. Sebaliknya, mereka
justru terus saja membuang sampah sembarangan.

5. Kerusakan hutan dapat diatasi dengan melakukan penanaman kembali pohon-pohon di hutan yang
telah rusak. Akan tetapi, apakah masyarakat di sekitar hutan peduli dengan keadaan hutan atau
kerusakan lingkungan hutan tersebut?

6. Pemerintah berniat untuk mengurangi angka titik pemukiman kumus di Jakarta. Sebaliknya,
masyarakat justru semakin gencar membangun rumah-rumah kumuh dipinggir-pinggir sungai atau di
bawah-bawah jembatan.

Demikian penjelasan tentang contoh kalimat tanggapan dalam diskusi yang Baik dan Benar diharapakan
dapat membantu adik-adik dalam menyelesaikan tugas sekolahnya. Terima kasih telah membaca artikel
kami dan jangan lupa kunjungi blog kami di bahasaindonesiaku.net ya. Ada banyak sekali artikel tentang
materi bahasa Indonesia yang sangat rugi apabila kalian tidak membacanya, hehe.. Semoga bermanfaat
manteman..

Mendengarkan Efektif

Pada setiap komunikasi yang berjalan secara berhasil dan sesuai dengan rencana, karena
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu pembicara dan pendengar. Keduanya memiliki peran masing-
masing sehingga terjadi komunikasi efektif. Dapat dikatakan efektif apabila komunikasi yang
dilakukan mempunyai sama pengertian. Maksudnya ketika seorang pembicara mengatakan ”A”
demikian pula mengenai pendengar menangkap informasi berupa ”A”. Sebaliknya, komunikasi
dikatakan tidak efektif apabila pembicara mengatakan ”A”, tetapi yang didengarkan oleh
pendengar yaitu ”B”. Oleh karena itu, dalam mendengarkan merupakan bagian yang tak kalah
pentingnya dengan berbicara efektif dalam setiap presentasi.

Pada setiap presentasi bagi seorang pendengar bukan hanya duduk yang sopan dan pandangan
mata ke arah pembicara serta menganggukan kepala. Tetapi lebih dari itu, pendengar dan
pembicara memainkan peranan penting dalam proses mendengarkan. Pembicara menyampaikan
pendapatnya dan pendengar dapat melakukan feed back berupa tanggapan sehingga informasi
yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh pendengar.

Bukan hanya bagi pendengar untuk mengetahui pelajaran ini, seorang pembicara juga harus
mengetahui cara mendengarkan yang efektif ketika presentasi berlangsung. Misalnya ketika
seseorang bertanya kepada pembicara mengenai informasi yang disampaikan, kemudian
pembicara harus menjawabnya secara jelas. Tanpa menggunakan teknik pendengaran yang
efektif, seorang pembicara tidak akan mungkin menjawab dengan jelas atau menjawabnya
menyimpang dari pertanyaan yang dilontarkan, atau bahkan pembicara meminta pendengar
untuk mengulang kembali pertanyaan-pertanyaan yang dilemparkan. Untuk itu, perlu dipahami
bagaimana cara seseorang mendengarkan pembicaraan dengan efektif.

Proses Mendengarkan Efektif

Seseorang dalam mendengarkan informasi secara efektif memiliki prosesnya, yaitu


mendengarkan, pemahaman, mengingat, penafsiran dan mengevaluasi.

1. Mendengarkan

Mendengarkan melibatkan pemrosesan suara di dalam setiap otak manusia. Ada beberapa cara
mendengarkan, yaitu:

 Menangkap, dapat mengenal dan mengetahui maksud yang terucapkan lewat nada, raut wajah,
gerak dan lain-lain.
 Memperhatikan, memusatkan perhatian penuh terhadap informasi yang disampaikan oleh pihak
pembicara.

2. Pemahaman

Pemahaman merupakan proses penerimaan arti kata-kata yang disampaikan sehingga dapat
sesuai dengan kata-kaa yang keluar dari pihak pembicara. Dengan kata lain topik pembicaraan
yang disampaikan, disusun dan diulang kembali sehingga informasi yang disampaikan dapat
lebih memahaminya.

3. Mengingat

Setelah memahami informasi yang telah disampaikan, kemudian melakukan pengujian


kemampuan berapa besar informasi tersebut dapat disimpan dan dicatat ke dalam suatu memori.
Agar informasi dapat disimpan dalam jangka waktu lama, pendengar perlu melakukan
konsentrasi penuh terhadap pesan yang dibicarakan. Hal ini bertujuan bahwa apabila sewaktu
informasi dibutuhkan kembali, dapat digunakan sesuai apa yang telah didengarkan dan
meminimalisir kesalahpahaman.

4. Menafsirkan

Penafsiran merupakan proses memahami pesan yang disampaikan sesuai dengan ide, harapan
dan pengalaman pribadi. Maksudnya Informasi/pesan yang disampaikan dihubungankan dengan
informasi/pesan yang telah kita dengar, baca/lihat sebelumnya dari beberapa sumber. Sumbernya
misalkan dari televisi, pengalaman pribadi, perbincangan, radio dan lain-lain.

5. Mengevaluasi

Setelah melakukan penafsiran, kemudian langkah selanjutnya mengevaluasi mengenai pesan


yang disampaikan. Dengan kecakapan berpikir pendengar menilai yang diungkapkan oleh
pembicara, membedakan fakta dan opini, serta mengevaluasi bukti yang dikemukakan
pembicara. Apabila pembicaraan tidak sesuai dengan penafsiran pendengar, hal ini akan
menimbulkan tanggapan kepada pembicara.

Penelitian menunjukkan bahwa setiap manusia menghabiskan waktunya untuk bekerja dengan
mendengarkan sekitar 50%. Nilai ini sama besarnya dengan nilai gabungan waktu yang
dihabiskan untuk membaca, menulis dan berbicara. Dengan demikian agar proses mendengarkan
informasi dilakukan secara efektif, maka kita perlu menggunakan teknik sesuai dengan langkah-
langkahnya.

Mendengarkan Efektif

Pada setiap komunikasi yang berjalan secara berhasil dan sesuai dengan rencana, karena
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu pembicara dan pendengar. Keduanya memiliki peran masing-
masing sehingga terjadi komunikasi efektif. Dapat dikatakan efektif apabila komunikasi yang
dilakukan mempunyai sama pengertian. Maksudnya ketika seorang pembicara mengatakan ”A”
demikian pula mengenai pendengar menangkap informasi berupa ”A”. Sebaliknya, komunikasi
dikatakan tidak efektif apabila pembicara mengatakan ”A”, tetapi yang didengarkan oleh
pendengar yaitu ”B”. Oleh karena itu, dalam mendengarkan merupakan bagian yang tak kalah
pentingnya dengan berbicara efektif dalam setiap presentasi.

Pada setiap presentasi bagi seorang pendengar bukan hanya duduk yang sopan dan pandangan
mata ke arah pembicara serta menganggukan kepala. Tetapi lebih dari itu, pendengar dan
pembicara memainkan peranan penting dalam proses mendengarkan. Pembicara menyampaikan
pendapatnya dan pendengar dapat melakukan feed back berupa tanggapan sehingga informasi
yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh pendengar.

Bukan hanya bagi pendengar untuk mengetahui pelajaran ini, seorang pembicara juga harus
mengetahui cara mendengarkan yang efektif ketika presentasi berlangsung. Misalnya ketika
seseorang bertanya kepada pembicara mengenai informasi yang disampaikan, kemudian
pembicara harus menjawabnya secara jelas. Tanpa menggunakan teknik pendengaran yang
efektif, seorang pembicara tidak akan mungkin menjawab dengan jelas atau menjawabnya
menyimpang dari pertanyaan yang dilontarkan, atau bahkan pembicara meminta pendengar
untuk mengulang kembali pertanyaan-pertanyaan yang dilemparkan. Untuk itu, perlu dipahami
bagaimana cara seseorang mendengarkan pembicaraan dengan efektif.

Proses Mendengarkan Efektif

Seseorang dalam mendengarkan informasi secara efektif memiliki prosesnya, yaitu


mendengarkan, pemahaman, mengingat, penafsiran dan mengevaluasi.

1. Mendengarkan

Mendengarkan melibatkan pemrosesan suara di dalam setiap otak manusia. Ada beberapa cara
mendengarkan, yaitu:

 Menangkap, dapat mengenal dan mengetahui maksud yang terucapkan lewat nada, raut wajah,
gerak dan lain-lain.
 Memperhatikan, memusatkan perhatian penuh terhadap informasi yang disampaikan oleh pihak
pembicara.

2. Pemahaman

Pemahaman merupakan proses penerimaan arti kata-kata yang disampaikan sehingga dapat
sesuai dengan kata-kaa yang keluar dari pihak pembicara. Dengan kata lain topik pembicaraan
yang disampaikan, disusun dan diulang kembali sehingga informasi yang disampaikan dapat
lebih memahaminya.

3. Mengingat

Setelah memahami informasi yang telah disampaikan, kemudian melakukan pengujian


kemampuan berapa besar informasi tersebut dapat disimpan dan dicatat ke dalam suatu memori.
Agar informasi dapat disimpan dalam jangka waktu lama, pendengar perlu melakukan
konsentrasi penuh terhadap pesan yang dibicarakan. Hal ini bertujuan bahwa apabila sewaktu
informasi dibutuhkan kembali, dapat digunakan sesuai apa yang telah didengarkan dan
meminimalisir kesalahpahaman.

4. Menafsirkan

Penafsiran merupakan proses memahami pesan yang disampaikan sesuai dengan ide, harapan
dan pengalaman pribadi. Maksudnya Informasi/pesan yang disampaikan dihubungankan dengan
informasi/pesan yang telah kita dengar, baca/lihat sebelumnya dari beberapa sumber. Sumbernya
misalkan dari televisi, pengalaman pribadi, perbincangan, radio dan lain-lain.

5. Mengevaluasi
Setelah melakukan penafsiran, kemudian langkah selanjutnya mengevaluasi mengenai pesan
yang disampaikan. Dengan kecakapan berpikir pendengar menilai yang diungkapkan oleh
pembicara, membedakan fakta dan opini, serta mengevaluasi bukti yang dikemukakan
pembicara. Apabila pembicaraan tidak sesuai dengan penafsiran pendengar, hal ini akan
menimbulkan tanggapan kepada pembicara.

Penelitian menunjukkan bahwa setiap manusia menghabiskan waktunya untuk bekerja dengan
mendengarkan sekitar 50%. Nilai ini sama besarnya dengan nilai gabungan waktu yang
dihabiskan untuk membaca, menulis dan berbicara. Dengan demikian agar proses mendengarkan
informasi dilakukan secara efektif, maka kita perlu menggunakan teknik sesuai dengan langkah-
langkahnya.

Bab 1 Memahami wacana lisan melalui kegiatan mendengarkan berita

Mendengarkan Pembacaan Teks Berita

Kegiatan mendengarkan sering disebut dengan kegiatan menyimak. Mendengarkan merupakan


salah satu kegiatan berbahasa yang menggunakan indra telinga. Dalam kegiatan menyimak
dibutuhkan kemampuan untuk merekam informasi yang disampaikan seseorang. Misalnya, saat
mendengarkan sebuah berita, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah menemukan inti
sari berita tersebut.
Cara yang dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Mendengarkan dengan penuh konsentrasi sehingga mampu merekam
penyampaian berita tersebut.
b. Mendengarkan sambil melakukan pencatatan pokok-pokok isi berita.
c. Merekam dengan alat bantu, misalnya foto/kamera, video, tape recorder, dan sebagainya.
Berita adalah informasi seputar peristiwa yang terjadi pada suatu waktu. Jika
disampaikan dengan cara dibacakan, baik melalui media televisi, radio, maupun dibacakan oleh
teman, berita tersebut merupakan ragam bicara yang diterima informasinya dengan cara
didengarkan atau disimak. Ciriciri sebuah berita yang baik antara lain menarik perhatian, aktual
(terkini), segera, singkat, lugas, dan sederhana.
Masalah-masalah aktual adalah masalah yang menjadi perbincangan hangat orang banyak
saat ini. Permasalahan aktual dapat berupa kejadian massal, seperti bencana alam, demonstrasi,
tawuran, dan wabah penyakit. Selain itu, dapat pula kejadian yang menimpa seseorang, seperti
tragedy akibat kasus tertentu dan kriminalitas.
Kamu dapat dengan cepat menangkap dan memahami isi berita dengan menjawab 5W + 1H,
what, who, when, where, why, dan how, yaitu apa yang terjadi, siapa yang terlibat, kapan terjadi,
di mana terjadi, mengapa terjadi, dan bagaimana kejadiannya. Setelah menjawab pertanyaan
tersebut, diharapkan kamu akan mampu menyimpulkan isi berita dengan mudah.

Menceritakan Pengalaman
Pengalaman adalah segala sesuatu yang kamu lihat, amati, teliti, dengar, dan sebagainya.

Memilih Pengalaman yang Berkesan


Bagaimanakah cara membuat orang lain terkesan dengan cerita pengalamanmu?
a. Ingat-ingatlah pengalamanmu yang menurutmu menarik dan tidak terlupakan,
misalnya:
1) Pengalaman menggelikan
Pada waktu peringatan hari Kartini di sekolah, ada seorang teman yang kondenya terlepas dan
menggelinding. Teman tersebut kemudian mengejar kondenya sambil menaikkan kain jaritnya.
2) Pengalaman konyol
Saat kamu berulang tahun, pamanmu memberikan hadiah berupa satu bua cabe yang dimasukkan
dalam kardus besar dan dibungkus dengan rapi.
3) Pengalaman menyenangkan
Ketika ulangan bahasa Indonesia, kamu merasa tidak bias mengerjakan soal-soal yang diberikan,
tetapi ketika hasil ulangan dibagikan kamu mendapat nilai bagus.
b. Memilih salah satu pengalaman yang menurutmu sangat menarik.
c. Kembangkanlah pengalamanmu menjadi cerita yang sangat menarik

Bercerita tentang Perasaan atau Ungkapan Hati


Ketika menceritakan pengalaman, kita dituntut untuk mengungkapkan perasaan hati saat
mengalami kejadian itu. Waktu bercerita, kamu dapat menggunakan kata yang menguatkan
pengalaman itu, misalnya sungguh luar biasa, sungguh mengasyikkan, memang tiada duanya.
Lengkapilah kolom berikut dengan kata-kata yang sering kamu gunakan untuk mengungkapkan
perasaan hatimu!
Mempersiapkan Pokok Pengalaman atau Isi Pembicaraan
Untuk menceritakan pengalaman, kita harus ingat betul urutannya, kalau perlu kita dapat
menulisnya terlebih dahulu supaya tidak ada satu bagian cerita yang terlupakan. Terlebih jika
bagian itu bagian yang paling mengesankan. Hal-hal yang harus ada:
a. bagian pembukaan atau kata pembuka,
b. bagian isi atau pokok pembicaraan,
c. bagian penutup.
Menceritakan Pengalaman di Depan Kelas
Setelah kamu mempersiapkan pengalaman yang akan kamu ceritakan, coba berlatih di
depan cermin. Anggaplah bayangan kamu sebagai pendengar. Ingatlah secara urut bagian-bagian
dari ceritamu, kemudian kembangkanlah pokok-pokok pembicaraan tersebut dengan kata-
katamu sendiri!

Membaca Cepat 200 Kata Per Menit


1. Teknik Membaca Cepat
Salah satu kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi adalah membaca. Kemahiran
membaca merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pembaca. Kemahiran
membaca mencakup dua aspek, yaitu aspek mekanik dan aspek pemahaman. Aspek mekanik
atau visual berkaitan dengan kemahiran pembaca dalam menggerakkan mata pada waktu
membaca. Mata dalam membaca dapat digerakkan secara lamban atau cepat dan dengan pola
membaca tertentu. Kecepatan mata dan pola membaca yang digunakan bergantung pada
kemahiran yang dimiliki dan kebiasaan seseorang. Aspek pemahaman berhubungan dengan
kemahiran pembaca dalam menangkap isi bacaan yang dibaca. Kemahiran mekanik berkaitan
dengan indra mata, sedangkan kemahiran pemahaman berkaitan dengan otak pembaca (Haryadi,
2007, hlm. 4-5) Kemampuan membaca dengan kecepatan yang tinggi sangat berpengaruh dalam
memahami isi bacaan. Untuk itu, berlatih membaca dengan kecepatan tertentu perlu
dikembangkan. Berikut ini beberapa kebiasaan yang dapat menghambat kecepatan membaca.
a. Membaca kata demi kata.
Seorang pembaca yang baik tentu tidak akan membaca kata demi kata.
b. Membaca dengan bersuara.
Membaca termasuk proses berpikir bagi seseorang sehingga lebih jauh melampaui kecepatan
orang dalam berbicara. Oleh karena itu, jika seseorang membaca dan diikuti dengan bersuara,
tentu kecepatan membaca menjadi terhambat.
c. Membaca dengan bantuan alat tertentu (ujung jari, ujung pensil) untuk menelusuri baris-baris
bacaan.
d. Kebiasaan berhenti lama di awal kalimat, paragraf, atau di tengahtengah kalimat.
e. Menggerakkan kaki atau anggota tubuh lainnya.
f. Konsentrasi terpecah dengan hal-hal di luar bacaan.
g. Bergumam atau bersenandung.
h. Kebiasaan mengulang bacaan yang telah dibaca.
Untuk mengatasi beberapa kebiasaan yang dapat menghambat kecepatan dalam membaca,
diperlukan upaya untuk meningkatkan kecepatan dalam membaca. Berikut ini hal-hal yang dapat
kamu pelajari.
a. Mengetahui beberapa variasi kecepatan membaca sesuai tujuannya.
b. Mengetahui dan menerapkan metode dan teknik kecepatan membaca.
c. Mengetahui faktor yang dapat menghambat kecepatan membaca.
d. Mampu mengukur tingkat pemahaman terhadap bacaan.
e. Mengetahui cara mengukur kecepatan membaca.
f. Memahami hakikat membaca.
Membaca cepat merupakan ragam kegiatan membaca dalam hati yang dilaksanakan dalam waktu
yang relatif singkat dan cepat untuk memahami isi bacaan secara benar menurut garis besarnya
saja. Membaca cepat ini dilakukan untuk memilih unsur-unsur tertentu dalam sebuah teks. Pada
kegiatan membaca cepat, pandangan mata langsung meluncur dan
menyapu halaman-halaman teks. Gerak mata pada saat proses membaca berlangsung dibagi atas
tiga jenis.
a. Pembaca yang baik, yaitu ditandai oleh tindakan melihat kelompok kata demi kelompok kata
(melihat per satuan pikiran) yang ada dalam kalimat.
b. Pembaca yang jelek, ditandai oleh tindakan melihat kata demi kata (memahami setiap kata
yang, lalu dikelompokkan.
c. Pembaca yang paling jelek, ditandai oleh tindakan melihat huruf demi huruf atau suku kata
demi suku kata.

MENULIS BUKU HARIAN

Buku harian berisi tulisan pribadi. Kamu dapat menuliskan semua pengalaman dan peristiwa
yang kamu alami dengan bebas. Kamu juga dapat mencurahkan semua pikiran dan perasaan.
Perasaan senang, marah, sedih, sayang, jengkel, atau cinta dapat kamu tuliskan apa adanya
secara jujur. Buku harian bersifat rahasia sehingga apa yang kamu tulis tidak akan diketahui oleh
orang lain. Seseorang tidak boleh membaca buku harian orang lain tanpa seizin pemiliknya. Oleh
karena itu, rahasia kamu akan terjaga aman. Tidak jarang kamu akan merasa lega setelah
mencurahkan perasaan kamu dalam buku harian. Sebagai contoh, ketika kamu merasa jengkel
kepada seseorang, kamu dapat mencurahkan kejengkelan tersebut dalam buku harian. Dengan
mencurahkannya dalam buku harian, kamu akan merasa lega karena perasaan jengkel itu
tersalurkan dan menjadi berkurang. Buku harian juga dapat membantu kamu menjadi pribadi
yang lebih baik. Dengan menulis semua pengalaman, kejadian, pikiran, dan perasaan yang
dialami, kamu dapat mengambil hikmah dari semua itu dan dapat menjadi pelajaran untuk waktu
yang akan datang. Selain itu, kamu juga dapat mengetahui kekurangan atau kesalahan yang
kamu perbuat
sehingga kamu pun belajar untuk memperbaikinya.
Menulis buku harian sangat menyenangkan karena kamu dapat menuliskan dengan gaya
bahasamu sendiri. Kamu tidak harus menggunakan kalimat yang baik, tetapi boleh menulis
dengan menggunakan "bahasa gaul". Penulisan buku harian sering menggunakan kalimat
ekspresif. Kalimat ekspresif adalah kalimat yang mampu mengungkapkan gambaran, maksud,
gagasan dan perasaan. Kalimat ekspresif merupakan kalimat yang spontan keluar dari pikiran
dan perasaan yang dalam. Jika kamu menulis buku harian, cantumkan hal-hal berikut.
1. Tempat.
2. Waktu.
3. Peristiwa.
4. Perasaan yang dialami.

Mendengarkan Dongeng dan Menemukan Hal-hal yang Menarik


Pengertian Dongeng dan Unsur-unsurnya

Dongeng merupakan salah satu bentuk karya sastra lama yang berjenis prosa. Dongeng juga
merupakan cerita rekaan, khayal, atau fiksi. Dalam dongeng juga terdapat unsur-unsur yang
membangun cerita seperti jenis prosa lain, misalnya cerpen dan novel. Unsur-unsur tersebut
meliputi tokoh, watak tokoh, alur, latar, tema, dan amanat. Perbedaan antara dongeng dan cerpen
atau novel adalah tingkat rekaannya. Oleh karenanya, dongeng mempunyai daya tarik tersendiri
bagi anak-anak. Selain itu, cerita dalam dongeng juga menjadi daya tarik bagi orang tua untuk
bercerita karena mengandung nilai-nilai moral yang dapat diajarkan kepada anak-anak.
Hendaknya kamu pahami dahulu unsur-unsur dalam sebuah dongeng berikut.
a. Tema, yaitu pokok pembicaraan yang disampaikan dalam cerita dongeng.
b. Tokoh, yaitu para pelaku yang mendukung cerita dalam dongeng.
c. Watak tokoh atau penokohan, yaitu gambaran perilaku atau watak para pelaku dalam cerita
dongeng.
d. Latar, yaitu tempat, waktu, dan suasana yang terjadi dalam cerita dongeng.
e. Alur, yaitu rangkaian kisah cerita yang disusun secara logis sebagai jalan cerita dalam
dongeng.
f. Amanat, yaitu pesan yang akan disampaikan dalam cerita dongeng yang mengandung ajaran
atau nilai-nilai moral.

Bercerita dengan Urutan yang Baik


Bercerita dengan Baik
Banyak sekali hal yang dapat dijadikan bahan cerita. Kamu dapat bercerita tentang
kegemaranmu, kegiatanmu sehari-hari, pengalamanmu, perasaanmu, atau seorang yang menjadi
idolamu. Segala sesuatu yang kamu alami atau ketahui dapat dijadikan bahan cerita.
Kepada siapa pun kamu bercerita, pasti kamu ingin orang yang mendengarkan ceritamu menjadi
tertarik dan memerhatikan sampai selesai.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyampaikan cerita adalah sebagai berikut.
a. Suara
Suara merupakan modal utama dalam bercerita. Usahakan suaramu disesuaikan dengan
pendengar dan ruangan yang ada.
b. Pelafalan dan artikulasi
Pelafalan setiap kata harus tepat dengan artikulasi yang sesuai sehingga cerita dapat ditangkap
dengan jelas oleh pendengar.
c. Intonasi
Gunakan intonasi yang menarik. Sesekali berikan penekanan pada katakata tertentu saat ada
pendengar yang terlihat bosan, gaduh, atau mengantuk.
d. Gerak dan mimik
Gerak dan ekspresi muka yang sesuai dengan apa yang diceritakan, membuat cerita terasa lebih
menarik dan dapat mendukung penyampaian cerita. Apabila kamu ingin berhasil dalam bercerita,
maka lakukan hal-hal berikut.
a. Baca dan kuasai naskah asli cerita yang akan kamu ceritakan.
b. Berlatihlah menceritakan kembali cerita yang kamu baca.
c. Bersikaplah wajar dan tidak terlihat gugup saat bercerita.
d. Sikap yang tenang dapat mendukung kelancaran bercerita.
e. Gunakan pelafalan yang jelas.
f. Jangan tergesa-gesa

Menceritakan Kembali Cerita Anak


Cerita anak atau yang lebih dikenal dongeng biasanya dibuat untuk menghibur atau
memberi manfaat. Dongeng berguna untuk mendidik anak-anak melalui pesan yang terkandung
di dalamnya. Melalui tokoh dalam dongeng ditanamkan nilai yang baik dan bermanfaat.
Dongeng pada zaman dahulu diceritakan dari mulut ke mulut.
1. Pokok Cerita yang Menarik dari Dongeng
Dongeng yang menarik biasanya akan dikenal banyak orang. Dongeng yang kita kenal ada yang
berasal dari Nusantara, seperti Si Kancil, dan ada pula yang diterjemahkan dari bahasa asing.
Dengan membaca dongeng, kamu juga dapat mengetahui kebudayaan yang terdapat dalam
dongeng tersebut, misalnya tentang kebiasaan hidup sehari-hari yang diceritakan dalam kisah
dongeng itu.
2. Membaca Dongeng
Membaca adalah suatu kegiatan yang sangat mengasyikan, apalagi membaca sebuah cerita.
Cerita apa yang kamu sukai? Dapatkah kamu menyebutkan hal-hal yang menarik atau tidak
menarik dalam suatu cerita? Ketika seseorang membacakan sebuah cerita dongeng, selain untuk
diri sendiri juga untuk orang lain. Pembaca dan pendengar bersama-sama menikmati cerita
dongeng tersebut.
Untuk dapat menceritakan kembali cerita anak di atas, perhatikan haL-hal berikut!
1. Judul cerita.
2. Hal-hal yang menarik dari cerita-cerita tersebut.
3. Hal-hal yang tidak menarik dari cerita.
4. Tokoh-tokoh dalam cerita.
5. Watak para tokoh.
6. Runtutan cerita, yaitu kapan terjadinya dan di mana kejadiannya.
7. Konflik dalam cerita.
8. Penyelesaian dalam cerita.

SEMESTER II

Menyimpulkan Gagasan dan Pendapat dari Narasumber

Pengertian dan Jenis Wawancara


Wawancara merupakan bentuk percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara dan orang yang diwawancarai. Pewawancara adalah orang yang
mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada orang yang diwawancarai. Kegiatan wawancara
seringkali dilakukan oleh seorang wartawan atau reporter suatu media pemberitaan dengan
seseorang yang dianggap layak diwawancarai karena keahliannya, untuk suatu kasus, kejadian,
dan sebagainya. Orang yang diwawancarai disebut dengan narasumber.
Wawancara dengan seorang narasumber atau seorang tokoh dapat dilakukan untuk mengungkap
pendapat atau gagasannya tentang sesuatu hal. Misalnya, tokoh di bidang perfilman seperti pada
contoh teks wawancara di atas, tokoh di bidang olahraga, politik, ekonomi, budaya, dan
sebagainya.
Dalam pelaksanaan wawancara, hendaknya bersikap sopan, tertib, dan percaya diri agar
wawancara berjalan dengan baik dan lancar. Usahakan menghindari kata-kata dan sikap yang
menyinggung atau memberi kesan memojokkan narasumber.
Menurut jenisnya, wawancara dapat dibedakan menjadi tiga macam.
a. Wawancara secara Spontan
Wawancara ini dilakukan secara alamiah dan spontan. Oleh karena itu, hubungan antara
pewawancara dengan orang yang diwawancarai berlangsung secara alami, spontan, dan wajar.
Penyampaian pertanyaannya pun harus berjalan sebagaimana dalam percakapan sehari-hari.
b. Wawancara dengan Petunjuk Umum
Wawancara ini menuntut terlebih dahulu pewawancara membuat kerangka atau pokok masalah
yang akan ditanyakan dalam proses wawancara.
c. Wawancara dengan Seperangkat Pertanyaan yang Telah Dibakukan
Wawancara jenis ini sudah menetapkan urutan, kata-kata, dan cara penyajian pertanyaannya.
Dengan demikian, pihak pewawancara hanya membacakan sejumlah pertanyaan yang telah
disiapkan tersebut. Setelah mengamati contoh teks percakapan dan mengetahui pengertian
percakapan, lakukan kegiatan berbahasa berikut.
Berbicara untuk Menceritakan Tokoh Idola
Berdiskusi tentang Tokoh Idola
Jika kamu mengidolakan seseorang, pasti kamu akan berusaha untuk mendapatkan
informasi sebanyak-banyaknya mengenai idolamu. Dapat dipastikan pula bahwa kamu memiliki
rasa ingin tahu yang sangat besar mengenai tokoh idolamu itu. Memiliki tokoh idola memang
perlu dan penting agar kamu termotivasi untuk mengikuti jejak dan langkah tokoh idolamu itu.
Tentu saja yang diikuti dan diteladani adalah keistimewaan-keistimewaan tokoh.
Memahami dan Menggunakan Kata Sifat Perbandingan dalam Menceritakan Tokoh
Idola
a. Ajektiva tingkat perbandingan ekuatif (biasa) menyatakan dua hal yang dibandingkan sama.
Contoh:
1) Dian sama cantiknya dengan Mulan.
2) Rumah selebritis itu sebagus istana.
b. Ajektiva tingkat perbandingan komparatif menyatakan dua hal yang dibandingkan yang satu
lebih dari yang lain.
Contoh:
1) Saya lebih suka penampilan Maudy daripada Dessy.
2) Taufik Hidayat kurang semangat daripada Raymon.
c. Ajektiva tingkat perbandingan superlatif, yaitu dari beberapa hal yang dibandingkan, ada satu
yang melebihi dari yang lain.
Contoh:
1) Saat ini Pasha merupakan salah satu artis terpopuler.
2) Dessy pernah mendapat honor tertinggi di antara para artis.

Membaca Tabel atau Diagram


Tabel merupakan daftar berisi ikhtisar data atau informasi yang tersusun urut ke bawah dalam
lajur dan deret tertentu dengan garis pembatas sehingga mudah dibaca dan dipahami.
Cara membaca tabel adalah
1. membaca judul tabel terlebih dahulu,
2. membaca bagian-bagian dalam kolom tabel,
3. membaca bagian-bagian dalam baris tabel, dan
4. membuat kesimpulan berdasarkan isi tabel.
Diagram merupakan sketsa untuk menunjukkan atau menerangkan sesuatu. Data disampaikan
melalui gambar. Diagram memiliki bentuk yang beraneka ragam. Bentuk diagram, antara lain
diagram gambar, diagram lingkaran, diagram batang, diagram garis, dan diagram pohon.
Cara membaca diagram adalah:
1. membaca judul diagram,
2. membaca informasi/data yang terdapat pada diagram,
3. mengajukan pertanyaan tentang isi diagram, dan
4. membuat simpulan isi diagram berdasarkan jawaban pertanyaan
tentang diagram.
Menulis Pesan Singkat
Menulis pesan masih menjadi kebiasaan yang berlangsung ketika kita kesulitan bertemu orang
yang kita cari. Saat ini, menulis pesan dapat dilakukan melalui pengiriman SMS atau pesan
pendek (sandek). Meskipun demikian, meninggalkan pesan pada secarik kertas pun masih
banyak dilakukan karena alasan kepentingan dan keterbatasan waktu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis pesan adalah sebagai berikut.
1. Jelas, baik nama yang dituju, isi pesan, maupun pengirim pesan.
2. Singkat isinya, tidak bertele-tele.
3. Diletakkan di tempat yang mudah dijangkau oleh pandangan mata penerima. Misalnya, di
depan pintu, di atas meja, di pintu lemari es, maupun di dekat televisi.
Pesan biasanya ditulis dengan kalimat sederhana dengan bahasa yang tidak formal. Hal ini
menandakan bahwa kita dapat menulis pesan tanpa terikat kaidah penulisan yang baku.
Perhatikan penulisan pesan berikut!
1. Buat Vina
Vin, besok kutungu di garis finish, Senayan. Dari Tina
2. San, sudah siap obornya? Besok malam keliling sama-sama ya!
Kedua pesan tersebut disampaikan karena tidak mendapati orang yang dicari. Pesan nomor (1)
menandakan adanya tantangan adu lari di Senayan. Hal ini ditandai dengan garis finish. Adapun
pesan (2) menanyakan kesiapan Sandra akan obor untuk takbir keliling besok malam.

Menanggapi Cara Pembacaan Puisi


Puisi merupakan sarana penyaluran perasaan dan pikiran. Ada beberapa bentuk mengapresiasi
puisi, yaitu pembacaan, deklamasi, dramatisasi, dan musikalisasi puisi. Dapatkah kamu
membedakan bentuk-bentuk tersebut? Idealnya, menikmati puisi adalah menyimak pembacaan
puisi tersebut. Oleh karena itu,
pembaca puisi harus dapat menggambarkan perasaan, situasi, kondisi, dan peristiwa dalam puisi.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak pembacaan puisi adalah
a. pelafalan, yaitu cara membunyikan atau melafalkan huruf
b. volume suara, yaitu tingkat kenyaringan atau kekuatan suara
c. intonasi, yaitu perubahan nada (naik-turun, tinggi-rendah)
d. ekspresi, yaitu perubahan raut wajah untuk memperlihatkan perasaan tertentu.

Menanggapi Cara Pembacaan Cerpen


Cerpen atau cerita pendek, yaitu cerita rekaan yang memusatkan diri pada satu tokoh
dalam satu situasi dan satu waktu hingga memberikan kesan tunggal terhadap pertikaian yang
mendasari cerita tersebut. Jika kamu membaca cerpen, harus memerhatikan beberapaunsur.
Unsur-unsur yang termuat dalam cerpen adalah sebagai berikut.
1. Tema, yaitu sumber gagasan atau ide cerita yang dikembangkan menjadi sebuah karangan.
2. Alur, yaitu unsur peristiwa sebab-akibat yang menjalin suatu cerita.
3. Penokohan, yaitu pelaku-pelaku dalam cerita.
4. Setting atau latar, yaitu waktu dan tempat serta keadaan sosial yang digunakan pengarang
dalam menyusun cerita.
5. Sudut pandang, yaitu tempat atau letak di mana seseorang melihat objek karangan.
Apabila pengarang dalam bercerita menyebutkan nama aku, berarti menggunakan sudut
pandang orang pertama. Apabila pengarang menyebut dia, berarti menggunakan sudut
pandang orang kedua, sedangkan jika pengarang bebas menceritakan apa yang dialami
oleh semua tokoh, berarti menggunakan sudut pandang serba tahu.
Membaca cerpen merupakan membaca indah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
membaca indah, yaitu:
1. memahami karya sastra yang akan dibaca,
2. membaca dengan lafal yang jelas dan intonasi yang tepat,
3. membaca dengan wajar sebagaimana layaknya orang berbicara,
4. kesesuaian ekspresi dengan pokok-pokok gagasan yang terkandung dalam teks.

Membaca Indah Puisi


Keindahan puisi selain terletak pada syair-syairnya juga terletak dari cara membacanya.
Puisi dengan kata-kata yang indah tidak akan terlihat indah jika dibaca secara asal. Puisi yang
kata-katanya terkesan biasa saja, akan terdengar sangat indah apabila orang yang membaca puisi
itu bisa membaca dan mendeklamasikannya. Lalu, bagaimana cara membaca puisi yang baik?
Beberapa hal yang perlu dilakukan ketika kamu membaca puisi, antara lain:
1. pahami isinya dan bacakan sesuai tema puisi tersebut,
2. lafalkan tiap kata dengan jelas,
3. berikan penekanan pada kata-kata tertentu (intonasi),
4. apabila membawa naskah atau teks, pandangan mata jangan hanya tertuju pada naskah,
usahakan pandangan mata tertuju ke depan atau melihat pendengar,
5. jangan terlihat gemetar dan gugup,
6. apabila diperlukan, gunakanlah gaya tetapi jangan berlebihan,
7. jangan tergesa-gesa saat membaca, berikan jeda pada tiap baris,
8. bacalah puisi tersebut dengan penuh perasaan, bayangkan bahwa kamu benar-benar
mengalami kisah yang diceritakan puisi tersebut,
9. jangan monoton, maksudnya jangan membacanya dengan suara keras terus, sesekali
bacalah dengan suara lembut.

Anda mungkin juga menyukai