Anda di halaman 1dari 6

MEMAHAMI DIRI SENDIRI UNTUK MEMBANGUN RASA

PERCAYA DIRI DALAM BERBAGAI SITUASI


Oktafiany Situmorang

LATAR BELAKANG
“Minder” satu kata yang menggambarkan ketidakpercayaan diri seseorang.
Hal ini terjadi ketika mereka terbiasa melibatkan diri sendiri secara negatif sejak
kecil, mereka merasa bahwa diri mereka itu kecil dan tidak berguna. Orang yang
minder hanya membutuhkan sebuah cinta, pujian, pengakuan atau bahkan
pencapaian tanpa akhir yang membuat mereka bersemangat lagi (percaya diri).
“Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting
dalam kehidupan, orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri
serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan ketika harapan mereka tidak
terwujud, mereka tetap berpikir positif dan dapat menerimanya” (Fanun, 2019: 33).
Rasa percaya diri datang ketika kita memahami diri sendiri. Dengan memahami diri
sendiri, maka rasa percaya diri pun bisa dibangun atau dibentuk.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian tentang cara
memahami diri sendiri untuk membangun rasa percaya diri dalam berbagai situasi.

HAL-HAL YANG MEMBENTUK RASA PERCAYA DIRI


Rasa tidak percaya diri bisa terjadi melalui proses panjang yang dimulai dari
pendidikan dalam keluarga. Perlu kita ketahui bahwa pendidikan yang pertama dan
utama adalah lingkungan keluarga. Keadaan keluarga, sebagai lingkungan hidup
yang pertama dan utama dalam kehidupan setiap orang sangat mempengaruhi
pembentukan rasa percaya diri. Dengan demikian awal dari proses pembentukan
rasa tidak percaya diri bisa terjadi karena:
1. Terbentuknya berbagai kekurangan atau kelemahan dalam berbagai aspek
kepribadian seseorang yang dimulai dari kehidupan keluarga dan meliputi
berbagai aspek seperti aspek mental, fisik, sosial, atau ekonomi.
2. Pemahaman negatif seseorang terhadap dirinya sendiri yang cenderung
selalu memikirkan kekurangan tanpa pernah meyakini bahwa ia juga memiliki
kelebihan.
3. Kehidupan sosial yang dijalani dengan sikap negatif seperti merasa rendah
diri, suka menyendiri, lari dari tanggung jawab, mengisolasi diri dalam
kelompok, dan reaksi negatif lainnya yang justru semakin memperkuat rasa
tidak percaya diri.

Gejala rasa tidak percaya diri dimulai dari adanya kelemahan-kelemahan


tertentu yang memunculkan rasa takut dalam diri seseorang.

1
Menurut Wiranegara (2019:11), ketakutan adalah musuh alami dari
kepercayaan diri. “Pikiran tentang ketakutan” adalah sebuah penyakit yang
dapat dilihat dan diidentifikasikan. Hal ini muncul dari pola pikir yang kerap di
mana pikiran dibiarkan mengembara dalam keraguan, ketidaktepatan, dan
kegagalan. Ketika kekuatan ketakutan menjadi lebih besar dan dibiarkan, hal
ini akan memengaruhi hidup Anda dalam setiap langkah.
Rasa tidak peduli adalah dasar dan penyebab utama dari ketakutan. Sebuah
pene- litian mengatakan bahwa ketika seseorang yakin pada rasa yang tidak
terkalahkan yang disebut sebagai “soul-nature”, dia tidak akan merasa takut.
Meskipun demikian, banyak orang tidak dapat menerimanya, sehingga mereka
merasa terpisah, rentan, mudah tersinggung, dan terisolasi.

MENGENALI DIRI SENDIRI


Sebagian besar orang ketika ditanya siapa dirinya hanya menjawab dengan
memberikan nama saja. Akan tetapi, ketika diminta untuk menceritakan karakter,
potensi, kekuatan, kelemahan, kegemaran, serta kepribadiannya, maka dia akan ragu
dan mengatakan bahwa dia tidak yakin dengan jawabannya itu. Banyak juga orang
yang menyatakan bahwa dia akan menjadi diri sendiri. Bahkan menasihati temannya
dengan sangat meyakinkan, “be yourself!”. Akan tetapi ketika hal itu ditanyakan ke
diri mereka sendiri, mereka bahkan tidak tahu bagaimana menjawabnya.
Menurut Koentjoro, (dalam Mudrika, 1989) “mengenali diri berarti kemampuan
untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya, hal ini berguna untuk
melakukan respon yang tepat terhadap tuntutan yang muncul dari dalam maupun
dari luar”.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana cara seseorang
mengenal dirinya? Salah satu cara untuk mengenali diri adalah dengan introspeksi
diri. Melihat ke dalam diri sendiri apa kelebihan dan apa kekuatan sendiri. Caranya
adalah dengan bertanya kepada diri sendiri. Apa kelebihan saya? Apakah saya sabar?
Apakah saya periang? Apakah saya berani? Apakah saya orang yang tenang? Dan
seterusnya. Lalu apa hasil yang akan didapatkan? Hasil yang hendak didapat dari
proses pengenalan diri adalah konsep diri (self concept). Mengenali diri adalah salah
satu cara untuk membentuk konsep diri.
Konsep diri merupakan persepsi diri kita tentang keseluruhan aspek diri kita
sendiri seperti aspek fisik, sosial, dan psikologis yang kita dapatkan dari pengalaman
dan interaksi kita dengan orang lain. Konsep diri yang diharapkan adalah konsep diri
yang positif. Rasa percaya diri bisa dimiliki oleh seseorang dengan mudah apabila ia
memiliki konsep diri yang positif.
Konsep diri kita terbentuk dari pengalaman dan interaksi kita dengan orang-
orang terdekat dalam kehidupan kita. Orang-orang terdekat ini dinamakan sebagai
significant others seperti ayah, ibu, kakak, adik, saudara, atau teman dekat kita. Jika
kebanyakan orang-orang terdekat kita menilai diri kita secara positif, maka kita pun
akan mengembangkan konsep diri yang positif pula. Selain dari orang-orang terdekat
kita, kelompok rujukan juga ikut mempengaruhi konsep diri kita. Kelompok rujukan
misalnya kelompok organisasi yang kita ikuti. Sebagai contoh, seorang anak yang

2
hidup ditengah-tengah keluarga akan sangat dipengaruhi penilaian-penilaian dari
orang-orang terdekatnya.

KEPERCAYAAN DIRI
Setiap orang harus memiliki suatu kekuatan dalam dirinya untuk mencapai
kesuksesan. Kekuatan tersebut menegaskan bahwa kita telah diberi karunia oleh
Yang Maha Esa berupa bakat dan potensi terpendam. Contohnya Bill Gates pada
masa mudanya cenderung minder, tetapi dimasa dewasa mampu menemukan bakat
dan potensinya sehingga berhasil menjadi konglomerat dunia dalam bisnis IT dan
komputer.
Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang penting
dalam kehidupan manusia dan mengantarkan seseorang dalam mencapai
kesuksesan. Karena kepercayaan diri itu merupakan keyakinan akan kemampuan diri
sendiri untuk mencapai suatu yang dicita-citakan. Menurut Thantaway (dalam Fanun,
2005: 87) “percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang
memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat”.
Menurut Lauster (2002:4) kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau
keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak
terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan
tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain,
memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri
sendiri.
Kepercayaan diri tumbuh berawal dari penerimaan diri. Penerimaan diri berarti
kemampuan individu untuk menerima bahwa dia memiliki kelebihan sekaligus juga
kekurangan, dan dia dapat menerimanya dengan rasa syukur yang mendalam.
Hakikat kepercayaan diri bersumber dari prinsip-prinsip dan nilai-nilai luhur yang
diyakini oleh individu, bukan merupakan kelebihan fisik, materi, atau prestasi semata.
Orang yang percaya diri merasa bahwa dia telah melakukan yang terbaik dengan
usahanya dan berusaha mengaktualkan nilai-nilai luhur dalam hidupnya.

MEMBANGUN RASA PERCAYA DIRI


Dalam kehidupan, pergaulan merupakan syarat seseorang bisa diterima orang
lain. Tidak mungkin kita bisa berbisnis, bernegosiasi, dan melakukan deal tertentu
tanpa kontak langsung. Sikap kita dalam bergaul menunjukkan kepribadian. Percaya
diri merupakan syarat utama agar kita bisa diperhatikan. Kepercayaan diri dan
kepribadian yang kuat bisa menunjang seseorang untuk menjalin hubungan dengan
orang di sekitarnya. Sayangnya tidak semua orang secara lahiriah mempunyai
kemampuan itu. Hanya orang yang mempunyai kepercayaan diri dan kepribadian
kuat akan lebih diterima oleh semua orang dan terkesan berkarisma. Semua orang
berpotensi mempunyai kharisma, dan bisa di pelajari untuk kehidupan sehari-hari.
Bagi sebagian kita yang punya masalah seputar rendahnya kepercayaan diri
atau merasa telah kehilangan kepercayaan diri, berikut ini merupakan teknik dan
cara meraih pribadi yang percaya diri:

3
1. Cintailah Dirimu
Ketika seseorang merasa harga dirinya rendah, tentu hal itu akan
berpengaruh terhadap emosinya. Seseorang yang rendah diri, akan selalu
merasa tidak puas terhadap dirinya sendiri, tidak menerima apa yang ada
dalam dirinya sendiri, tidak merasa nyaman dan bahagia dengan dirinya. Hal
ini akan menyebabkan rasa marah dan benci terhadap dirinya sendiri, tidak
menghormati dirinya dan kadang-kadang secara tidak sadar menghukum diri
sendiri. Sifat-sifat seperti ini dapat mengurangi keyakinan seseorang untuk
mencoba sesuatu hal yang baru dalam hidupnya. Hal ini akan membuat
seseorang sering menyalahkan diri sendiri. Akhirnya ia merasa tidak ada
kebanggaan dalam dirinya dan menjadi tertekan.
Jika hal itu terjadi, bagaimana Anda dapat meningkatkan harga diri dan
merasa nyaman dengan diri sendiri. Anda harus sadar bahwa setiap orang
mempunyai kelebihan masing-masing. Tidak ada manusia biasa yang
diciptakan oleh Tuhan itu sempurna dalam semua segi. Kamu harus menata
hati agar menerima diri seadanya dan berdamai dengan diri sendiri walaupun
tidak sempurna. Jika Anda berhenti membenci diri sendiri serta menghargai
dan menyayangi diri sendiri, barulah pikiran Anda menjadi lebih terbuka
menerima semua perubahan. Hargailah setiap keberhasilan yang Anda
dapatkan sekecil apa pun sehingga Anda akan terus berusaha. Hindari
mengkritik dan menghukum diri apabila gagal sebaliknya belajarlah dari
kegagalan dengan tenang dan teruslah berusaha.
2. Hadapi Dunia Nyata
Keberanian dalam mengambil risiko ini penting, sebab daripada
menyerah pada rasa takut alangkah lebih baik belajar mengambil risiko yang
masuk akal. Hadapilah dunia ini berdasarkan pemahaman diri yang objektif
atau membaca diri sendiri, Anda bisa memprediksi risiko setiap tantangan
yang dihadapi. Dengan demikian, Anda tidak perlu menghindari setiap risiko,
melainkan lebih menggunakan strategi-strategi untuk menghindari, mencegah,
ataupun mengatasi risikonya. Jika Anda ingin mengembangkan diri sendiri,
pasti ada risiko dan tantangannya. Namun, lebih buruk berdiam diri daripada
maju bertumbuh dengan mengambil risiko.
3. Jadilah Diri Sendiri dan Mandiri
Dalam hidup ini kita pasti membutuhkan orang lain. Bercermin pada
orang lain yang memiliki kelebihan juga merupakan anjuran untuk bisa
meneladaninya. Tetapi, bukan berarti kita menjadi sama persis dan
menjadikan diri kita sama dengannya. Setiap orang dilahirkan unik dan spesial,
dan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Menjadi manusia mandiri
adalah manusia yang akan memiliki harga diri.
Orang-orang terlatih mandiri dan menyelesaikan masalahnya sendiri,
akan berbeda semangatnya dalam mengarungi hidup ini dibanding orang yang
selalu bersandar dan bergantung kepada orang lain. Orang mandiri cenderung
akan lebih tenang dan lebih tenteram dalam menghadapi hidup ini. Selain dia
siap mengarungi, dia juga memiliki mental yang mantap. Mandiri itu adalah
sikap mental, jadi buat apa harus menjadi orang lain.

4
4. Masuki Lingkungan Orang-orang yang Percaya Diri
Rasa percaya diri merupakan sifat menular. Artinya jika kita dikelilingi
oleh orang-orang yang memiliki cara pandang yang positif, bersemangat,
optimis, dan sebagainya, maka kita memiliki kecenderungan meniru sifat
tersebut. Karena itu carilah lingkungan yang bisa memotivasi kita untuk
menjadi sukses, Kita harus mulai senang bergaul dengan orang-orang yang
kemampuan untuk bangkit. Bergaul dengan orang yang percaya diri akan
berbeda di bandingkan dengan orang-orang yang gagal.
5. Belajar untuk Lebih Komunikatif
Berkomunikasi adalah hal yang penting yang harus kita lakukan kapan
dan dimana saja. Banyak cara berkomunikasi yang dipilih untuk dilakukan
masing-masing orang. Salah satunya adalah berkomunikasi dengan cara
asertif. Selain itu, komunikasi asertif digunakan sebagai feedback yang efektif.
Tujuan cara berkomunikasi asertif adalah menerima hubungan tanpa
melakukan penolakan terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.
Singkatnya, Anda harus menaburkan aura percaya diri saat bicara.
Karena dari situlah segala hasil akhir akan ditentukan. Jadi, titik awal Anda
untuk semua aktivitas itu adalah rasa percaya diri yang lebih baik.
6. Buang Prasangka Buruk
Jangan biarkan pikiran negatif berlarut-larut karena tanpa sadar pikiran
tersebut akan terus berakar, bercabang dan berdaun. Semakin besar dan
menyebar, makin sulit dikendalikan dan dipotong. Jangan biarkan pikiran
negatif menguasai pikiran dan perasaan kamu. Untuk memerangi negatif
thinking, selalulah berpikir yang optimis dan gunakan self affirmation yaitu
berupa kata-kata yang membangkitkan rasa percaya diri seperti "saya pasti
bisa!".

PENUTUP
Perkembangan rasa percaya diri seseorang sangat dipengaruhi oleh latar
belakang kehidupannya dimasa lalu. Itulah sebabnya tidak semua orang bisa dengan
mudah memiliki rasa percaya diri yang kuat. Meskipun demikian, selama seseorang
masih memiliki kemauan yang kuat dan stabil, selama itu pula usaha untuk
mengatasi rasa tidak percaya diri, terutama yang parah dan usaha untuk
membangun rasa percaya diri yang ideal masih tetap bisa dilakukan.
Usaha untuk membangun rasa percaya diri secara cepat dalam berbagai
situasi bisa lakukan dengan memahami diri sendiri tentang kelemahan-kelemahan
yang ada dan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya sehingga dapat melahirkan
keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan-
kelebihannya.

5
DAFTAR PUSTAKA
Fanun, Denieda. 2019. Percaya Diri Harga Mati. Yogyakarta: Araska.
Gyun, Yoon Hong. 2020. How to Respect Myself (Seni Menghargai Diri Sendiri).
Jakarta Selatan: TransMedia Pustaka.
Lautster,P. 2002. Tes Kepribadian (ahli bahasa: D.H. Gulo). Jakarta: Pt. Bumi Aksara
Mukrika, Natis. 2011. Kenali Diri Sendiri. Jakarta Timur: Balai Pustaka.
Wiranegara, Chibita. 2019. Dahsyatnya Rasa Percaya Diri. Jawa Tengah: Desa
Pustaka Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai